Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................2
Bab I...........................................................................................................3
Latar Belakang………................................................................................3
Rumusan Masalah.......................................................................................3
Tujuan Masalah............................................. ............................................4
Bab II.........................................................................................................5
Pengertian BEP..........................................................................................5
Komponen Pembentuk BEP......................................................................6
Asumsi Dasar BEP....................................................................................7
Manfaat BEP.............................................................................................8
Metode Perhitungan dan Rumus BEP.......................................................9
Contoh Perhitungan BEP.........................................................................11
Kelemahan BEP.......................................................................................17
Faktor-Fakto yang Meningkatkan dan Menurunkan BEP.......................19
Bab III....................................................................................................20
Kesimpulan.............................................................................................20
Daftar Pustaka…………………………………………………...……..21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan atau usaha bisnis didirikan untuk mencapai tujuan yaitu memperoleh
laba yang maksimal dan menjaga kontinuitas usahanya. Dibutuhkan peran dari
manajemen perusahaan untuk menyusun suatu perencanaan sehingga dapat melihat
kesempatan usaha dimasa yang akan datang. Faktor yang harus diperhatikan manajemen
perusahaan yaitu berhasil tidaknya satu perusahaan dilihat dari laba yang dihasilkan
selama periode tertentu. Disini dituntut untuk dapat melihat kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi maupun peluang-peluang dimasa yang akan datang, baik dalam jangka
pendek maupun panjang. Sehubungan dengan salah satu tugas manajemen yaitu
merencanakan serta menetapkan suatu keputusan terhadap kegiatan perusahaan dalam
mencapai laba dan menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi atas biaya
yang dikeluarkan, volume penjualan serta harga jual produk, maka dengan hal tersebut
manajemen perusahaan memerlukan suatu informasi yang dapat dijadikan acuan untuk
menilai berbagai macam kemungkinan. Perusahaan memerlukan adanya suatu teknik
analisis yang digunakan sebagai alat bantu untuk mempelajari dan mengetahui hubungan
antara biaya, volume dan laba dalam perencanaan penjualan dan laba yaitu berupa
analisis Break Even Point (BEP).
Dalam mendapatkan sebuah nilai BEP, terdapat empat kompone pembentuk, yaitu:
Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang nilainya akan tetap dan konstan
walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Perubahan yang dimaksud
adalah beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk memproduksi
barang pada periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan mesin,
biaya tenaga kerja, biaya sewa gedung atau gudang, dsb.
Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable
cost adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini
disebabkan oleh volume kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun
sesuai dengan permintaan pasar. Hubungan sejajar antara biaya variabel dan
kapasitas produksi akan saling berkaitan karena jika salah satu terjadi peningkatan
maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari biaya variabel adalah biaya listrik,
biaya baku, biaya transportasi, dsb.
Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang
ingin diperoleh. Biasanya harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.
Pendapatan (Revenue)
Pendapatan yaitu jumlah yang didapatkan dari semua penjualan produk. Jumlah
pendapatan diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual
di pasar. Nilai dari pendapatan dibutuhkan untuk memproyeksikan pendapatan
periode berikutnya dengan nilai margin dan/atau jumlah unit dan harga yang
berbeda.
Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus termasuk ke
dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Jumlah biaya tetap akan konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas produksi.
Jumlah biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kapasitas produksi.
Bahwa harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan
barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah
habis terjual.
Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat
atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan”
setiap produk tetap.
Sedangkan menurut Mulyadi beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa Break
Even Point adalah sebagai berikut:
Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan.
Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Dalam
kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun
demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP
sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan. Hanya saja diperlukan suatu
modifikasi tertentu dalam penggunaannya.
a
BEP (Rupiah)=
bx
1-
px
a
BEP (Unit) =
p - b
Pada keadaaan titik impas laba operasinya sama dengan nol, sehingga akan
menghasilkan jumlah produk (dalam satuan unit maupun satuan uang penjualan)
yang dijual mencapai titik impas ditambah biaya tetap. Jumlah margin kontribusi
tertentu yang akan menutup biaya tetap.
Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus diketahui
nilai margin kontribusi. Margin Kontribusi adalah hasil pengurangan
pendapatan dari penjualan dengan biaya variabel. Sedangkan rasio margin
kontribusi adalah margin kontribusi dibagi dengan penjualan. Untuk mencari
titik Impas rumusnya adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP (Unit) =
Margin Kontribusi per
Unit
Biaya Tetap
BEP (Rupiah) =
Rasio Margin Kontribusi
3. Metode Grafis
Manajer dapat menggambarkan titik impas melalui grafis. Grafis titik impas
akan menunjukkan volume penjualan pada sumbu x atau garis horizontal dan
biaya akan terletak pada sumbu y atau garis vertikal. Sedangkan titik impas
akan terletak pada perpotongan antara garis pendapatan dan garis biaya.
Garis sebelah kiri garis impas menunjukkan sisi kerugian, sebaliknya sisi
kanan menunjukkan sisi laba usaha. Dengan menggunakan metode grafis
manajer dapat menghindari metode matematis pada waktu tingkat penjualan
yang berbeda tengah dipertimbangkan. Metode grafis akan membantu
manajer dalam mengevaluasi akibat perubahan volume tahun lalu dan dapat
memproyeksikan volume penjualan pada tahun yang akan datang.
13
Dari data PT. Neo tersebut dapat dihitung Break Even Point sebagai berikut:
1. Metode Persamaan
Di mana:
BEP (Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah
a = Biaya Tetap
bx = Biaya Variabel per Unit x Kapasitas Produksi Penuh
px = Harga Jual per Unit x Kapasistas Produksi Penuh
140.000.000
BEP (Rupiah) =
75.000x15.000
1 -
95,000x15,000
140.000.000
=
1.125.000.000
1 -
1.425.000.000
140.000.000
=
1- 0,79
140.000.000
= = 665.000.000
0.21
14
Di mana:
BEP (Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah
a = Biaya Tetap
b = Biaya Variabel per Unit
p = Harga Jual per Unit
140.000.000 140.000.000
BEP =
(Unit) =
95.000-75.000 20.000
= 7000 unit
0.21
BEP (Unit)
15
Biaya Tetap
Unit
Biaya Tetap
140.000.000.
=
95.000-75.000
140,000,000.00
=
20.000
= 7000 Unit
Biaya Tetap
BEP (Rupiah) =
Rasio Margin Kontribusi
Biaya Tetap
=
Margin Kontribusi : Penjualan
140.000.000
=
20.000 : 95.000
= 665.000.000
3. Metode Grafis
Dalam menentukan titik Break Even Point (BEP) menggunakan metode grafis
dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:
16
• Tentukan sumbu x (harga) dan sumbu y (produksi).
• Gambarkan garis biaya tetap
• Gambarkan garis biaya variable yang diawali pada posisi biaya tetap
• Gambarkan garis penjualan yang dimulai dari tiitk nol
• Perpotongan antara garis biaya variable dengan garis penjualan
adalah titik BEP.
Maka dapat digambarkan Break Even Point (BEP) dalam bentuk grafis
sebagai berikut:
(rupiah)
1,600,000
1,500,000
1,400,000 S
1,300,000
VC
1,200,000 Laba
1,100,000
1,000,000
900,000
800,000
700,000
BEP
600,000 *
500,000
400,000
300,000
200,000 Rugi
100,000 FC
0
Produksi (y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
(ribuan)
17
Keterangan:
FC : Biaya Tetap dalam produksi penuh
VC : Biaya Variabel dalam produksi penuh
S : Penjualan dalam produksi penuh
Jumlah yang tertera dalam grafik, baik itu harga maupun jumlah produksi
diasumsikan dalam ribuan rupiah.
Contoh kasus di atas telah membuktikan ketiga metode yang digunakan
menghasilkan Break Even Point (BEP) rupiah sebesar Rp 665.000.000,00 dan
unit sebesar 7.000 unit.
Dari hasil hitungan Break Even Point (BEP) PT. Neo tersebut menunjukkan
bahwa apabila perusahaan mau mendapat keuntungan, maka harus memproduksi
atau menjual barang dalam jumlah di atas 7.000 unit sampai batas kapasitas
penuh yaitu 15.000 unit. Apabila perusahaan memproduksi atau menjual produk
di bawah jumlah 7.000 unit dipastikan perusahaan menderita kerugian. Misalnya
apabila perusahaan memproduksi sebanyak 8.000 unit maka dapat dihitung
sebagai berikut:
18
Dan jika memproduksi sebanyak 6.000 unit maka dapat dihitung sebagai
berikut:
Penjualan 6.000 unit x Rp 95.000 = Rp 570.000.000
Biaya = biaya tetap + biaya variabel
= Rp 140.000.000 + ( 6.000 x Rp 75.000)
= Rp 140.000.000 + Rp 450.000.000
= Rp 590.000.000
Sehingga kerugian yang diderita oleh peruahaan:
Penjualan – Biaya = Rp 570.000.000 – Rp 590.000.000
= (Rp 20.000.000).
Dalam dunia usaha tidak terkecuali unit perusahaan dari waktu ke waktu akan
mengalami perubahan yang dapat terjadi dalam bulan, triwulan maupun
perbedaan kondisi dari tahun ke tahun disebabkan oleh faktor internal perusahaan
maupun eksternal perusahaan termasuk pengaruh kebijaksanaan pemerintah.
Untuk mengatasi hal ini pimpinan perusahaan harus dinamis, peka terhadap
perubahan, mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam membuat alternatif
pemecahan masalah sehingga tepat dan akurat di dalam mengambil keputusan
khususnya dalam hal untung rugi perusahaan.
19
Klasifikasi biaya
Kelemahan kedua dari analisa Break Even Point adalah kesulitan didalam
mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini
tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah
melewati titik tersebut.
Jangka waktu penggunaan
Jangka waktu penerapanya terbatas, biasanya hanya digunakan didalam
pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan
mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang
cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi)
tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah
meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai
menurut analisa Break Even Point agar dapat menutup semua biaya-biaya
operasi yang bertambah besar juga.
Kelemahan dari analisa Break Even Point yang lain adalah bahwa hanya ada satu
macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka
kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika
dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya
saingnya mereka menciptakan banyak produk, jadi sangat sulit dan ada satu
asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa
pun, jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara
umum. Analisa Break Even Point jangka waktu penerapanya terbatas, biasanya
hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila
perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya
yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi)
tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah
meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai
menurut analisa Break Even Point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi
yang bertambah besar juga.
20
2.8 Faktor-Faktor Yang Meningkatkan dan Menurunkan Break Even Point
Ada kalanya BEP meningkat atau menurun, bergantung pada faktor-faktor tertentu.
Faktor-faktor yang meningkatkan BEP:
Peningkatan penjualan pelanggan
Ketika ada peningkatan penjualan pelanggan, itu berarti ada permintaan yang
lebih tinggi. Perusahaan kemudian perlu memproduksi lebih banyak
produknya untuk memenuhi permintaan baru ini yang pada gilirannya,
menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
Kenaikan biaya produksi
Bagian tersulit dalam menjalankan bisnis adalah ketika penjualan pelanggan
atau permintaan produk tetap sama sementara harga biaya variabel
meningkat seperti harga bahan baku. Ketika itu terjadi, BEP juga naik karena
adanya biaya tambahan. Selain biaya produksi, biaya lain yang mungkin
meningkat antara lain sewa gudang, kenaikan gaji karyawan atau tarif utilitas
yang lebih tinggi.
Perbaikan peralatan
Dalam kasus di mana jalur produksi terputus-putus atau bagian dari jalur
perakitan rusak, BEP meningkat karena jumlah target unit tidak diproduksi
dalam kerangka waktu yang diinginkan. Kegagalan peralatan juga berarti
biaya operasional yang lebih tinggi oleh karena itu impas yang lebih tinggi.
Agar bisnis menghasilkan keuntungan lebih tinggi, BEP harus diturunkan. Faktor-faktor
yang menurunkan BEP:
Naikkan harga produk
Ini adalah sesuatu yang tidak semua pemilik bisnis ingin lakukan tanpa ragu-
ragu, karena takut kehilangan beberapa pelanggan.
Lakukan outsourcing
Profitabilitas dapat meningkat ketika bisnis memilih outsourcing, yang dapat
membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi di mana suatu perusahaan tidak
mendapatkan keuantungan dan juga tidak mendapat kerugian. Analisa Break Even Point
(BEP) merupakan sebuah analisa untuk menentukan pada produksi atau tingkat
penjualan berapa sehingga suatu perusahaan berada pada posisi tidak untung dan tidak
rugi, atau dengan kata lain berada pada titik impas. Titik impas atau titik Break Even
Point (BEP) ini berguna bagi manajemen dalam membuat keputusan bisnis, yaitu harus
memproduksi atau menjual pada jumlah berapa sehingga perusahaan tidak mengalami
kerugian. Dalam menetukan titik impas tidak lepas dari penggunaan asumsi-asumsi
dasar yang harus dipenuhi. Paling tidak ada empat hal yang harus dipenuhi agar dapat
menghitung titik impas yaitu biaya tetap, biaya variable, harga jual per unit, dan
produksi/penjualan maksimum. Dalam menghitung Break Even Point (BEP) dapat
menggunakan metode persamaan, metode kontribusi unit, maupun metode grafis.
Apapun metode yang digunakan hasilnya akan sama.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dua, A. (2021, March 25). Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Hitungnya.
From RDN Rusdiono-Consulting: https://www.rusdionoconsulting.com/break-
even-point/
Kho, B. (2019, February 24). Pengertian BEP (Break Even Point) dan Cara Menghitung
BEP. From Ilmu Manajemen Industri:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-bep-break-even-point-dan-cara-
menghitung-bep/
Maruta, H. (2018). ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR
PERENCANAAN LABA BAGI MANAJEMEN. ejournal.stiesyariahbengkalis,
9-28.
Mekari. (n.d.). Analisa Break Even Point, Penjelasan dan Contoh Soal BEP. From Jurnal
Entrepreneur: https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-
dan-contoh-soal/
Priharto, S. (2020, June 23). Break Even Point: Pengertian, Analisis, Contoh, Cara
Hitung dan Optimasi Titik Impas. From Accurate: https://accurate.id/ekonomi-
keuangan/apa-itu-break-even-point/
Zahir, T. (2013, August 26). Pengertian Break Even Point (BEP) dalam Akuntansi. From
Zahiraccounting: https://zahiraccounting.com/id/blog/break-even-point-bep/
23