BEP, TS and Revenue KLP 5
BEP, TS and Revenue KLP 5
BEP, TS and Revenue KLP 5
Oleh
KELOMPOK 5
Asriani. N
Hafian Djahilape
Nur Wahidah
Mata Kuliah
Matematika Keuangan
Dosen Pengampuh
Tri Fira Yuniza, S.E., M.Ak
POLITEKNIK INDONESIA
2020/2021
ii
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Break even point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya
tidak mendapat keuntugan dan juga tidak menderita kerugian,Dengan kata lain,antara pendapatan dan
biaya pada kondisi yang sama,sehingga labanya adalah nol.Analisa Break Even Point (BEP) adalah teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.
Analisis impas (Break event Point) juga merupakan suatu cara untuk mengetahui volume
penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi,tetapi juga belum memperoleh laba (dengan
kata lain labanya sama denhgan nol).Dalam analisa break event point memerlukan informasi mengenai
penjualan dan biaya yang dikeluarkan.Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan melebihi biaya
yang harus dikeluarkan,sedangkan perusahaan akan menderita kerugian bila penjualan hanya cukup untuk
menutup sebagian biaya yang dikeluarkan,dapat dikatakan dibawah titik impas.Analisis break event point
tidak hanya memberikan informasi mengenai posisi perusahaan dalam keadaan impas atau tidak,namun
analisi Break Even Point sangat membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Tujuan analisis titik impas adalah untuk mengetahui titik impas tingkat aktifitas dimana
pendapatan hasil penjualan sama denganh jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya.Apabila suatu
perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja,maka tidak akan muncul masalah break event dalam
perusahaan tersebut.
Analisis Break Event Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.Dalam kenyataan
yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi.Namun demikian perubahan asumsi ini
tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai alat bantu pengambilan keputusan.Hanya
saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.
Analisa ini penting dalam tahap perencanaan manajemen keuangan.karena hubungan antara biaya-
volume-laba-(oleh karenanya,analisa BEP juga disebut sebagai Cost-Profit-Volume Analysis) dapat
dipengaruhi oleh proporsi investasi dalam aktiva tetap,dan perubahan rasio aktiva tetap terhadap aktiva
variable ditentukan saat rencana keuangan disusun.Dengan kata lain,bila perusahaan hanya mempunyai
biaya variabel saja,maka tidak akan muncul,masalah break even,ini terkait dengan sifat dari biaya variabel
dan tetap itu sendiri.
Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam analisa impas adalah biaya-biaya operasi seperti gaji
staf,biaya penyusutan/depresiasi (yang termasuk biaya operasi tetap).dan komisi penjualan,bahan
baku&upah tenaga kerja langsung (sebagai contoh biaya operasi variabel).Oleh karenanya sebagai
langkah awal pembahasan difokuskan pada rencana operasi perusahaan,yaitu perhitungan BEP
Operasional.Tahap selanjutnya adalah pembahasan tentang rencana pembiayaan atau BEP
Finansial.Dengan demikian pula,analisa break even ini terkait dengan konsep Degree of Operating
Leverage (DOL) & Degree Of Financial Leverage (DFL).
1
Karena adanya unsur variabel di satu pihak dan unsure tetap di lain pihak,maka dapat terjadi
bahwa suatu perusahaan denganvolume produksi tertentu menderita kerugian,karena penghasilan
penjualannya hanya menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.Penghasilan penjualan setelah
dikurangi biaya variabel merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya
tetap biasanya dinamakan”contribution margin” atau “contribution to fried cost”.
1.2 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Asumsi yang mendasari analisis Break Even Point menurut Hongren et all adalah sebagai berikut:
1. Satu-satunya factor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.
2. Manajer menggolongkan setiap biaya (atau komponen biaya gabungan) baik
sebagai biaya variabel maupun biaya tetap.
3. Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya.
4. Tingkat persediaan tidak akan berubah.
5. Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah.Penjualan gabungan
merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan.
Sedangkan Menurut Muliyadi beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa break
even poin adalah sebagai berikut:
1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.
2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
4. Harga factor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
5. Efesiensi produksi dianggap tidak berubah.
6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifan.
7. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
8. Volume merupakan factor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi,Dalam kenyataan yang
sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi.Namun demikian perubahan asumsi ini tidak
mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan.Hanya
saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.
3
7. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.
8. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal
berikut:
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.
Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan,tetapi tidak dapat
dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan.Kelemahan utama dari analisa break
event point ini antara lain : Asumsi tentang linearity Klasifikasi cost dan penggunaannya terbatas
untuk jangka waktu yang pendek.
1. Asumsi tentang linearity
Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit,tidaklah berdiri sendiri
terlepas dari volume penjualan.Dengan perkataan lain,tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu
hanya akan dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per unit.Hal ini tentu saja akan menyebabkan
garis renevue tidak akan lurus,melainkan melengkung.
2. Klasifikasi Biaya
Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan
biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan
kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.
3. Jangka Waktu Penggunaan
Kelemahan dari analisa Break event point yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang
yang diproduksi atau dijual.jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya
(sales mix) akan tetap konstan.Jika dilihat dijaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan
daya saingnya mereka menciptakan banyak produk,jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga
jual persatuan barang tidak akan berubah beberapa pun.
4
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan
laporan
Penghasilan total=Biaya total
Penghasilan total=Biaya variabel+biaya tetap
Persamaan tersebut dapat diuraikan dalam rumus berikut:
Px=a+bx
Keterangan:
P=Harga jual per unit produk
x=Unit produk yang dijual/yang diproduksi
a=total biaya tetap
b=Biaya variabel setiap unit produk
2. Metode Kontribusi Unit
Menurut Simamora Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan.Setiap
unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah mungkin kontribusi tertentu
yang akan menutup biaya tetap.metode .
3. Metode Grafis
Manajer dapat menggambarkan titik impas melalui grafis.Grafis titik impas akan
menunjukkan volume penjualan pada sumbu X atau garis horizontal dan biaya akan terletak pada
sumbu y atau garis vertical.Sedangkan titik impas akan terletak pada perpotongan antara garis
pendapatan dan garis biaya.
Dengan menggunalan metode grafis manajer dapat menghindari metode matematis pada
waktu tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan.Metode grafis akan membantu
manajer dalam mengevaluasi akibat perubahan volume tahun lalu dan dapat memproyeksikan
colume penjualan pada tahun yang akan datang.
5
Menurut Noor (2007:h.189)”Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan,sementara itu nilai
penjualan ditentukan oleh jumlah atau unit yang terjual (quantity) dan harga jual (Price),atau lebih
sederhana dikatakan pendapatan fungsi (Quantyty Price) sedangkan pendapatan industry kecil
diartikan sebagai hasil yang diperoleh pengusaha dalam mengorganisasikan factor produksi yang
dikelolanya”.
Suatu usaha yang bergerak dalam sector formla maupun informal dalam penentuan tingkat
produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan dihasilkan dalam suatu
produksi.Dengan Efesiensi biaya produksi maka akan mencapai profit/keuntungan yang maksimun
karena provit merupakan salah satu tujuan penting dalam berusaha.
Menurut Sukirno (2006,h.47) Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterrima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu,baik harian,mingguan,bulanan maupun
tahunan.Pengertian pendapatan didefinisikan oleh sofyan (2002,h.58) sebagai”kenaikan gross didalam
asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal
dari kegiatan mencari laba.”
6
b. Current Purchase Excange atau harga pertukaran pembelian sekarang,digunakan misalnya
dalam menerapkan metode penilaian persediaan nilai yang terendah Dario harga pokok dan
pasar.
c. Current Sale Excange atau harga penjualan pertukaran sekarang yang dapat digunakan
misalnya dalam mengukur barang jenis logam yang memiliki harga stabil yang tetap dimana
tidak begitu ada biaya pemasarannya.
d. Future Excange,Harga didasarkan pada pertukaran dimasa yang akan datang,misalnya
digunakan untuk menaksir biaya yang akan datang jika diakui hasil berdasarkan presentasi
siap.
7
Menurut Smith (2002,h.297) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan didasarkan
kepada:
1. Harga jual telah dapat ditentukan dengan agak pasti.
2. Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang
lain.
3. Untuk kebanyakan perusahaan,penjualan merupakan peristiwa keuangan yang paling
penting dalam kegiatan ekonominya.
4. Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah dikeluarkan atau
dapat ditentukan dengan mudah.
Upaya dalam meninjau pengaruh peningkatan produksi dan pendapatan didalam kegiatan ekonomi
maka dapat dijelaskan pada factor pertumbuhan ekonomi yang mana tergantung pada modal,tenaga kerja
dan teknologi,sedangkan komponen pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa didunia yaitu:
a. Akumulasi Modal
b. Pertumbuhan Penduduk.
c. Kemajuan Teknologi
Akumulasi Modal (Capital Accumulation) terjadi apabila sebagian pendapatan ditabungan dan
investasi kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan kemudian hari.
Teori ekonomi pendapatan atau penerimaan keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda
dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan.di tinjau dari sudut pandangan perusahaan atau
pembukuan seperti telah diterangkan diatas.
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikomsumsi.Secara
teoritis,peningkatan pendapatan akan meningkatkan komsumsi.Namun bertambahnya pendapatan suatu
usaha sangat mempengaruhi permintaan akan barang”maka hal ini perlu melihat berbagai factor yang
mempengaruhi permintaan antara lain:
a. Harga
b. Harga barang lain
c. Selera
d. Jumlah Penduduk
e. Tingkat Pendapatan
Pendapatan usaha dibandingkan dengan biaya produk,namun yang diarahkan pada suatu tujuan
bisnis memang sudah semestinya berorientasi pada pasar semakin besar pula.
➢ Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
Banyak hal yang ikut berperan dan berpengaruh terhadap pendapatan usaha dalan kegiatan
usahanya ini diantaranya,modal usaha/biaya produksi,lokasi usaha.Semakin besar selisih antara nilai
produksi dengan biaya,maka akan memberikan keuntungan besar pula.
8
a. Modal usaha
Modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,melepas uang
dan sebagainya;Harta benda (uang,barang,dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan.
Sumber dana perusahaan (Modal) dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sumber dana dari dalam perusahaan itu sendiri meliputi:
Penggunaan laba perusahaan.
Penggunaan cadangan.
Penggunaan laba yang ditak dibagi
2. Sumber dana dari luar perusahaan meliputi:
Dari pemilik,dalam bentuk saham,dan
Dari pinjaman (baik pinjaman pendek maupun jangka panjang).
b. Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan perusahaan.Ada beberapa langkah
dalam penetapan harga menurut kotler dan Kevin (2007;84):
1. Memilih tujuan penetapan harga
Perusahaan tersebut memutuskan dimana memposisikan tawaran pasarnya.
2. Menentukan Permintaan
Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dank arena itu
mempunyi pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.
3. Memperkirakan Biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk
produknya.
4. Menganalisis biaya,harga,dan tawaran bersaing
Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan proses dan
biaya perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya harga dan kemungkinan reaksi
harga pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga
9
6. Memilih harga Akhir
Strategi pemasaran adalah”rencana tindakan” yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran.yang
dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaannya yaitu:
a. Faktor yang dapat dikendalikan misalnya,manajer dapat memutuskan apakah memakai iklan
atau tidak,berapa banyak dan apa jenisnya.Manajer harus pula mengambil keputusan yang
sama untuk garis produk,distribusi,harga promosi penjualan,dan penggunaan penjualan
perorangan.
Manajer harus dapat menyusun ini kedalam suatu program pemasaran yang menyeluruh dengan
cara-cara yang tak terbatas jumlahnya,faktor yang dapat dikendalikan dalam strategi pemasaran adalah:
• Produk:”adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer
pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang efektif bagi manjer pemasaran.
• Distribusi:”Berkenan dengan tersedianya produk,dimana konsumen dari pasar sasaran
bisa membelinya,sehingga pembeli akan mudah menemukan.
• Harga:”Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat dikendalikan
dalam batas-batas tertentu.Seorang penjual dapat memilih untuk bersaing dalam harga dan
menetapkan harganya lebih rendah dari harga pesaingnya.
• Promosi:”Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam
berbagai jumlah dan kombinasi.Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai metode
utama untuk komunikasi dengan konsumen,atau ia dapat memakainya hanya sebagai
pelengkap untuk bentuk komunikasi lainnya.
b. Faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu yang terdapat dalam lingkungan dimana strateginya
itu haruslah dilaksanakan.Contohnya manajer dihadapkan pada cirri-ciri tertentu dari
permintaan yang terdapat dipasar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan dan juga tidak mendapat kerugian.Analisa Break Even Point (BEP) merupakan sebuah analisa
untuk menentukan pada produksi atau tingkat penjualan berapa sehingga suatu perusahaan berada pada
posisi tidak untung dan tidak rugi,atau dengan kata lain berada pada titik impas.
Titik Impas atau titik Break Even Point (BEP) ini berguna bagi manajemen dalam membuat
keputusan bisnis,yaitu harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa sehingga perusahaan tidak
mengalami kerugian.Sehingga manajemen tau,apabila ingin jumlah keuntungan tertentu maka harus
memproduksi atau dapat menjual suatu jumlah yang dihitung berdasarkan titik impas tersebut.
Analisa Break Even Point (BEP) mempunyai manfaat sebagai dasar perencanaan produksi dan
penjualan bagi manajemen.Akan tetapi dibalik kegunaannya,analisa ini juga menyimpan kekurangan-
kekurangan berkaitan dengan linierty,klasifikasi biaya,dan jangka waktu penggunaan.Metode menghitung
Break Even Point (BEP) ada beberapa cara,yaitu metode persamaan,metode kontribusi,metode kontribusi
unit,dan metode grafis.Ketiga Metode apabila diterapkan akan menghasilkan angka yang sama.
11
DAFTAR PUSTAKA
A.Rusdiana,Manajemen Operasi.(Jakarta:Pustaka Setia.2014)
Abdul Halim dan Bambang,Supomo,Akuntansi Manajemen.(Yogyakarta:BPFE.2005)
Budisantoso Totok,Triandaru Sigit..Bank dan lembaga Keuangan Lain.(Jakarta:Salemba
Empat,2006)
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.(Yogyakarta:BPFE,ed.4,2010)
Hansen et.all,Akuntansi Manajerial.(Jakarta:Salemba Empat,2011)
Helmi Rony,Akuntansi Biaya Pengantar Untuk Peren can dan Pengendalian Biaya
Produksi.(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia.1990)
Henry Simamora,Akuntansi Manajemen.(Riau:Star Gate Publisher,Edisi ketiga,2012)
Horngren et.all,Akuntansi.(Jakarta:PT.Indeks Kelompok Gramedia,Edisi ke-6,2006)
12