Bab 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

ABSTRACT

Maju atau tidaknya suatu daerah ditentukan oleh


kemauan dan kemampuan daerah. Upaya
pemerintah adalah dengan membangun fasilitas-
fasilitas umum seperti pasar. Fasilitas umum yang
ada dapat mempermudah kegiatan masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari.

Konsultan Kajian
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat

BAB 2
KAJIAN TEORI
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Tahun 2021

BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Manajemen Pengelolaan


2.1.1. Pengertian Manajemen
Menurut Brantas (2009:4) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah
suatu kegiaatan, pelaksanaannya adalah managingatau pengelolaan sedangkan
pelaksananyadisebut manager atau pengelola. Dalam bahasa Inggris manajemen
berasal dari kata kerja to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti
mengurus, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina, dan memimpin.
Berdasarkan pendapat para ahli di bidang ilmu manajemen, akar katanya dari
bahasa latin yaitu, mano berarti tangan, menjadi manus artinya bekerja berhati-hati
dengan mempergunakan tangan dan agree artinya melakukan sesuatu, sehingga
menjadi managiare yang berarti melakukabn sesuatu berkali-kali dengan
mempergunakan tangan-tangan. Artinya dalam mengerjakan sesuatu, pimpinan tidak
hanya bekerja sendiri tanpa melalui kegiatan orang lain yang merupakan tangan-
tangan pembantu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai tuntas.
Adapun definisi-definisi yang dikemukakan para ahli tentang manajemen
(Brantas, 2009: 8) adalah sebagai berikut:
1) G. R Terry “Manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain”.
2) Albert Lepawsky “Manajemen adalah tenaga atau kekuatan yang memimpin,
memberi petunjuk dan membimbing suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan
yang ditentukan terlebih dahulu”.
3) John D. Millett “Manajemen adalah proses pembimbingan, pengarahan serta
pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang diorganisir dalam kelompok-
kelompok jurnal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
4) Dalton E. MC Farland “Manajemen adalah suatu proses yang mana manajer sebagai
mencipta, mengarahkan, memelihara dan melaksanakan tujuan organisasi melalui
koordinasi dan kerjasama dari usaha manusia”.

Bab 2 - hal | 18
Dari pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah
suatu proses atau usaha untuk mencapai kepentingan bersama dengan menggunakan
fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan di dalamnya.

2.1.2. Unsur Manajemen


Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting. Manajemen tidak
saja mengidentifikasikan, menganalisis dan mengkombinasikan secara efektif bakat
orang-orang dan mendayagunakan sumber-sumber tersebut dinyatakan enam M dari
manajemen, yaitu:
1) Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun tenaga kerja
koperatif;
2) Money, uang atau modal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan;
3) Methods, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan;
4) Materials, bahan-bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan;
5) Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan;
6) Markets, pasar untuk menjual barang dan jasa yang dihasilkan.
Sumber-sumber tersebut dipertsatukan dan ditetapkan secara harmonis
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan
ketentuan bahwa segala sesuatu berlangsung dalam batas-batas waktu, usaha, serta
biaya yang ditetapkan. (Brantas, 2009: 13)

2.1.3. Fungsi-fungsi Manajemen


Dikalangan para ahli belum terdapat adanya consensus keseragaman dalam
membagi jumlah fungsi manajemen. Tetapi pada umumnya fungsi manajemen dapat
terbagi dalam klasifikasi utama, yaitu:
a. Fungsi-fungsi Organik, yaitu semua fungsi yang mutlak dijalankan oleh manajemen;
b. Fungsi-fungsi pelengkap, yaitu semua fungsi yang meskipun tidak mutlak dijalankan
oleh organisasi, namun sebaiknya dilaksankan karena pelaksanaan fungsi-fungsi itu
dengan baik akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.
Teori Fungsi Manajemen menurut Henry Fayol dalam Athoillah (2010:95),
diantaranya: Planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding
(pengarahan), coordinating (pengkordinasian), controlling (pengawasan).
Beberapa fungsi manajemen secara umum terbagi menjadi 5 fungsi, yaitu:
1) Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bab 2 - hal | 19
2) Pengorganisasian
Pengoorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3) Pengarahan
Pengarahan adalah gerak pelaksanaan dari kegiatan perencanaan dan
pengoordinasian.Pengarahan dapat diartikan sebagai suatu aspek hubungan
manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti
dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4) Pengkordinasian
Koordinasi merupakan daya upaya untuk menyatukan tindakan-tindakan
sekelompok manusia.Koordinasi merupakan otak di dalam batang tubug dari
keahlian manajemen. Perintah yang baik dan lazim dari bidang keahlian bidang
manajemen lainnya akan membuat koordinasi tidak begitu dibutuhkan. Akan tetapi,
pada organisasi yang dikelola dengan baik sekalipun, ada juga bidang yang
memerlukan koordinasi.
5) Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen
karena dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah tercapai. Dengan
pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.
Pengawasan adalah suatu kegiatan mendeterminasi segala sesuatu yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan untuk segera mengetahui kemungkinan terjadinya
penyimpangan dan hambatan, serta mengadakan koreksi untuk memperlancar
tercapainya tujuan. Fungsi pengawasan ini dapat menjamin bahwa kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang diinginkan.
Berikut ini akan dikemukakan pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut
para pakar, sebagai berikut:
Tabel 2.1 Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Para Ahli

No Penulis Judul Buku Pengertian

1 Charles B-Hicks & Irene Place Office Management 1. Planning


2. Organizing
3. Controlling

2 Clayton Reeser Management Function 1. Planning


and Modern Concept 2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Controlling

Bab 2 - hal | 20
No Penulis Judul Buku Pengertian

3 Georgr R. Terry Principle of 1. Planning


Management 2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling

4 Henry Fayol General and Industrial 1. Planning


Management 2. Organizing
3. Commanding
4. Coordinating
5. Controlling

5 H Koontz & Co Donnel Principle of 1. Planning


Management 2. Organizing
3. Staffing
4. Controlling

6 Henry L. Sick Management & 1. Planning


Organization 2. Organizing
3. Leading
4. Controlling

7 John D Millet Management in The 1. Directing


Public Service 2. Facilitating

8 Jomes H. Donnelly Jr. Cs Fundamental of 1. Planning


Management : Function, 2. Organizing
Behavior Models 3. Controlling

9 L. Hall Business Administration 1. Forecasting


2. Planning
3. Control
4. Motivation
5. Coordinating

10 L. A. Allen The Professional 1. Leading


Management 2. Planning
3. Organization
4. Controlling

11 LP. Urwick The Elements of 1. Porecasting


Management 2. Planning
3. Organizing
4. Commanding
5. Coordinating
6. Controlling

12 Michael J. Jucius Ph. D & The Pattern of 1. Planning


Management 2. Organizing
Wlliam E. Schlender Ph. D
3. Motivation
4. Controlling

13 Luther Gulick and LP Paper on the Science of 1. Planning


Administration 2. Staffing
Uwick
3. Organizing
4. Directing

Bab 2 - hal | 21
No Penulis Judul Buku Pengertian
5. Coordinating
6. Reporting
7. Budgeting

14 Milon Brown Effective Work 1. Planning


Management 2. Organizing
3. Directing
4. Controlling
5. Evaluating

15 Dr. SP. Siagian Filsafat Administrasi 1. Planning


2. Organizing
3. Directing
4. Controlling
5. Evaluating

16 Stephen P Robbins The Administrative 1. Planning


Process 2. Organizing
3. Leading

17 Drs. The Liang Gie I Ilmu Administrasi 1. Perencanaan


2. Pembuatan
Keputusan
3. Pembimbing
4. Pengkoordinasi
5. Pengendalian
6. Penyempurnaan

18 William H Newman Administrative Action 1. Planning


2. Organizing
3. Assembling
Resources
4. Supervising
5. Controlling
Sumber: Suwatno (1996:13-16)

2.2. Tinjauan Tentang Pasar


2.2.1. Pengertian Pasar
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua
belah pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumblah
(kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. 1 Kedua
pihak, pembeli dan penjual mendapatkan manfaat dari adanya memenuhi dan
memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan
untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi
produksi atau pedagang.2

1
Mari Elka Pangestu, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tentang Pasar Tradisional Yang modern ( Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing
Pasar Tradisional ), tahun 2004-2009, h. 3
2
Ibid

Bab 2 - hal | 22
Pengertian lain dari pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang
diandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelola pasar, sebagian besar pasar menjual kebutuhan
sehari-hari seperti bahan-bahan makan berupaikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain lain.3
Bedasarkan pemaparan pengertian pasar diatas dapat dijelaskan bahwa yang
dimaksut dengan pasar adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua belah pihak talah
mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan
kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi, dimana bentuk bangunannya terdiri
terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar dan sebagian besar pasar menjual kebutuhan sehari-
hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.

2.2.2. Jenis-Jenis Pasar


a. Jenis-jenis pasar bedasarkan Hierarki pasar dibagi menjadi tiga:
1) Pasar Kawasan 30.000 Penduduk (Pasar Kelurahan /Desa)
Fungsi utama sebagai pusat perbelanjaan di lingkungan yang menjual keperluan
sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras tepung-tepungan,
bahan-bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat pendidikan,
alat-alat rumah tangga dan lain-lain.4 Lokasinya berada pada jalan utama
lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkngan dan mempunyai terminal
kecil untuk pemberhentian kendaraan. Penduduk minimun yang dapat
mendukung sarana ini adalah 30.000 penduduk. Luas tanah yang dibutuhkan
adalah 13.500 m2.
2) Pasar Kawasan 120.000 Penduduk (Pasar Kecamatan)
Fungsi utama sama dengan pasar lingkungan lain hanya dilengkapi saran-
sarana niaga lainnya seperti kantor-kantor, bank, industry-industri kecil seperti
konveksi dan lain-lain. Lokasinya mengelompok dengan pusat kecamatan dan
mempunyai pangkalan transportasi untuk kendaraan-kendaraan jenis angktuan
penumpang kecil.Jumlah minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini
adalah 120.000 penduduk.Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2.
3) Pasar Kawasan 480.000 Penduduk (Pasar Kabupaten/Kota)
Fungsi utama sama dengan pasar yang lebih kecil dengan skala usaha yang
lebih besar dan lengkap. Lokasinya dikelompokan dengan pusat wilayah dan

3
Dyah Arum Istiningtys, “Analisis Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Pasar Tradisioanal Di Kota Bogor”, Program Studi Ekonomi Pertanian dan
Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, (Skripsi), h. 22
4
Satria, Pasar Modern Dan Pasar Tradisional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 9

Bab 2 - hal | 23
mempunyai terminal bis, oplet dan kendaraan-kendaraan jenis angkutan
penumpang kecil lainnya.Penduduk minimum yang dapat mendukung sarana ini
adalah 480.000 penduduk.Luas tanh yang dibutuhkan adalah 96.000 m 2
b. Jenis-jenis pasar menurut pengelolanya adalah sebagai berikut:
1) Pasar Pemerintah
Yaitu pasar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
2) Pasar Swasta
Yaitu pasar yang diselenggarakan atau dikelola oleh orang pribadi atau badan.
c. Jenis-Jenis Pasar Menurut Tingkat Pelayanannya:
1) Pasar Regional
Yaitu pasar dengan komponen bangun-bangunan yang lengkap, sistem arus
barang dan orang, baik di dalam maupun di luar bangunan, dan melayani
perdagangan tingkat regional.
2) Pasar Kota
Yaitu pasar dengan komponen bangunan-bangunan, sistem arus barang dan
orang baik didalam maupun di luar bangunan, dan melayani perdagangan
tingkat kota.
3) Pasar Wilayah
Yaitu pasar dengan komponen bangun-bangunan, sistem arus barang dan
orang, baik di dalam maupun di luar bangunan, dan melayani perdagangan
tingkat kota
4) Pasar Lingkungan
Yaitu pasar dengan komponen bangun-bangunan, sistem arus barang dan orang
terutama di dalam bangunan, dan melayani perdagangan tingkat lingkungan.
d. Jenis-Jenis Pasar Menurut Kelas Mutu Pelayanan
1) Pasar Tradisional
Yaitu pasar yang dibangun dengan fasilitas sederhana, dikelola dengan
manajemen sederhana dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, ataupun
tenda yang diisi oleh pedagang keci, menengah dan koperasi dengan proses jual
beli melalui tawar menawar.
2) Pasar modern
Yaitu pasar yang dibangun dan dikelola dengan menggunakan metode
manajemen modern, didukung dengan teknologi modern serta mengutamakan
pelayanan dan kenyamanan berbelanja.5
3) Pasar Tradisional

5
Ibid, h. 18

Bab 2 - hal | 24
a. Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan sebuah tempat yang terbuka dimana terjadi
proses transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar menawar.6 Di
pasar tradisional pengunjung tidak selalu menjadi pembeli, namun ia bisa
menjadi penjual. Bahkan setiap orang bisa menjual dagangannya di pasar
tradisional.
Pasar tradisional biasanya terhubung dengan toko-toko kecil di dusun-dusun
sebagai tempat kulakan. Pasar tradisional di pedesaan juga terhubung
dengan pasar trasional di perkotaan yang menjadi sentral kulakan bagi
pedagang pasar-pasar pedesaan di sekitarnya. Pasar tradional merupakan
penggerak ekonomi masyarakat.7
Pasar tradisional juga memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
pasar modern, kelebihan tersebut diantaranya adalah dipasar tradisioanal
pembeli dapat melakukan tawar menawar harga dengan pedagang, harga
yang ditawar cukup terjangkau, secara budaya pasar tradisioonal
merupakan tempat publik dimana terjadi interaksi sosial. 8

Pasar tradisioanl merupakan sektor perekonomian yang sangat penting bagi


mayoritas penduduk di Indonesia Masyarakat miskin yang bergantung
kehidupannya pada pasar tradisional tidak sedikit, menjadi pedagang
dipasar tradisional merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya
pengangguran di Indonesia.
Dari berbagai pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa pengertian pasar
tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka dimana terjadi proses
transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar, biasanya
terhubung dengan took-toko kecil di dusun-dusun sebagai tempat kulakan
dan merupakan sector perekonomian yang sangat penting bagi mayoritas
penduduk Indonesia.
b. Klarifikasi Pasar Tradisional
1) Pasar Umum
Yaitu pasar yang berisi barang-barang yang beraneka ragam. Dalam
pasar umum terd40pat dua kriteria pasar di dalamnya, kriteria pasar
umum dibagi sesuai dengan kelasnya diantara lain:
a) Kelas I
Luas lahan dasaran minimal 200m2. Tersedia fasilitas tempat parkir,
tempat bongkar muat, tempat promosi, tempat pelayanan
kesehatan, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, saran

6
Eis Al Masitoh, “Upaya Menjaga eksistensi Pasar Tradisional (Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul)”, Jurnal PMI Vol.X.No.2, Maret 2-13, h. 66.
7
Ibid
8
Tim Pengelola Pasar Kabupaten Bantu.“ Konsep Pengelolaan Pasar Tradsional Di Kabupaten Bantul”. 2010, Pasar Pengelolaan Pasar bantul, h.3

Bab 2 - hal | 25
pengamanan, sarana pengelola kebersihan, sarana air bersih,
Instalasi listrik, dan penerangan umum.
b) Kelas II
Luas lahan dasaran minimal 1500m2. Tersedia fasilitas: tempat parkir,
tempat promosi,tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, kantor
pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana pengelola
kebersihan, sarana air bersih,instalasi listrik, dan penerangan umum.
c) Kelas III
Luas lahan dasaran minimal 1000 m 2. Tersedia fasilitas: tempat
promosi, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana
pengamanan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan
umum.
d) Kelas IV
Luas dasaran minimal 500m2. Tersedia fasilitas: tempat promosi,
kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan dan sarana
pengelolaan kebersihan.
e) Kelas V
Luas dasaran minimal 50 m2. Tersedia fasilitas: sarana pengamanan
dan sarana pengamanan.
2) Pasar bedasarkan jenis dagangannya.
a) Golongan A
Barang: logam mulia, batu mulia, permata tekstil, kendaraan
bermotor, kebutuhan sehari-hari dan yang dipersamakan jasa:
penukaran uang (money charger), perbankan dan yang
dipersamakan.
b) Golongan B
Barang: pakaian/sandang, pakaian tradisional, pakaian pengantin,
aksesoris pengantin, sepatu sandal, tas, kacamata, arloji, aksesoris,
souvenir, kelontong, barang pecah belah,barang plastik, obat-obatan,
bahan kimia, bahan bangunan bekas/baru, alat tulis, daging, bumbu,
ikan basah, ikan asin, dan yang dipersamakan. Jasa: wartel, titipan
kilat, salon, kemasan, agen tiket, koperasi, penitipan barang, jasa
timbang, dan yang dipersamakan.
c) Golongan C
Barang: beras, ketan, palawija, jagung, ketela, terigu, gula, telur,
minyak goreng, susu, garam, bumbu, berbagai jenis makanan,
melinjo, keripik emping, kering-keringan mentah, mie, minuman, teh,
kopi, buah-buahan, kolang kaling, sayur mayur, kentang, jajanan,
bahan jamu tradisional, tembakau, bumbu rokok, kembang, daun,

Bab 2 - hal | 26
unggas hidup, hewan peliharaan, makanan hewan, sangkar, obat-
obatan hewan, tananman hias, pupuk, obat tanaman, pot, ikan hias,
akuarium, elektronik baru/bekas, onderdil baru/bekas, alat
pertukangan baru/bekas, alat pertanian baru/bekas, kerajinan
anyaman, gerabah, ember, seng, kompor minyak, sepeda,
baru/bekas, majalah, koran, arang, dan yang dipersamakan. Jasa:
penjahit, tukang cukur, sablon, gilingan dan yang dipersamakan.
d) Golongan D
Barang: rombengan, rongsokan, kertas bekas, koran bekas, dan yang
dipersamakan. Jasa: sol sepatu, jasa patri, dan yang dipersamakan.

2.2.3. Aktivitas Pengelolaan Pasar oleh Pemerintah Daerah


Dalam rangka pembinaan pasar tradisional, Pemerintah Daerah melakukan
sejumlah pengelolaan dan pemberdayaan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Menciptakan pasar tradisional yang tertib, teratur, aman, bersih dan sehat;
b. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
c. Menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak roda perekonomian daerah; dan
d. Menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat perbelanjaan dan
toko modern.9

2.2.4. Kriteria dan Indikator Penataan Pasar Tradisional


Menurut Peraturan Mendagri, pengelolaan pasar yang baik seyogyanya diikuti
oleh suatu ukuran keberhasilan, karena itu indikator pengelolaan pasar yang berhasil
perlu manajemen operasional,10 di antaranya:
a. Manajemen yang transparan, meliputi:
1) Pengelolaan manajemen pasar yang transparan dan profesional.
2) Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam
menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.
b. Keamanan
c. Sampah
Para pedagang membuang sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di
banyak tempat, sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membung sampah.
d. Ketertiban
Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang telah mematuhi
semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin serta bertanggung
jawab atas kenyamanan para pengunjung atau pembeli.

9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pasar Tradisional.
10
Ibid. Pasal 10

Bab 2 - hal | 27
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan baik oleh pedagang maupun
pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi dari pedagang untuk
membantu manajemen pasar memelihara sarana dan prasarana pasar seperti
saluran air, ventilasi udara, lantai pasar, kondisi kios dan lain sebagainya.
f. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial
Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku di
tanah air menjadi sarana yang penting untuk berinteraksi dan berekreasi. Tercipta
suasana damai dan harmonis di dalam pasar.
g. Pemeliharaan pelanggan.
h. Produktifitas pasar cukup tinggi
Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal.
Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib. Untuk mencapai indikator
keberhasilan diatas, maka pengelola pasar wajib memperhatikan peningkatan mutu
dan pembenahan pengaturan sarana fisik pasar,11 di antaranya:
a. Perencanaan Tata Ruang
Pola perletakan berbagai prasarana dan sarana yang ada telah mempertimbangkan
beberapa pendekatan antara lain:
1) Ada pengaturan yang baik terhadap pola sirkulasi barang dan pengunjung di
dalam pasar dan ada tempat parkir kendaraan yang mencukupi. Keluar
masuknya kendaraan tidak macet.
2) Dari tempat parkir terdapat akses langsung menuju kios di pasar.
3) Distribusi pedagang merata atau tidak menumpuk disatu tempat.
4) Sistem zoning sangat rapi dan efektif sehingga mempermudah konsumen
dalam menemukan jenis barang yang dibutuhkan.
5) Penerapan zoning mixed-used, menggabungkan peletakan los dan kios dalam
satu area, yang saling menunjang.
6) Fasilitas bongkar muat (loading-unloading) yang mudah dan meringankan
material handling.
7) Jalan keliling pasar, mencerminkan pemerataan distribusi aktifitas
perdagangan.
8) Ada tempat penimbunan sampah sementara (TPS) yang mencukupi.
9) Terdapat berbagai fasilitas umum: ATM Centre, Pos Jaga kesehatan, mushola,
toilet, dll.
10) Tempat pemotongan ayam yang terpisah dari bangunan utama
11) Ada bangunan kantor untuk pengelola pasar, Keamanan, Organisasi
Pedagang.

11
Ibid

Bab 2 - hal | 28
b. Arsitektur bangunan
Dibutuhkan lahan atau ruang yang besar dengan rencana bangunan yang memadai.
c. Pengaturan Lalu Lintas
Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi para pengunjung pasar maka
pengaturan lalu lintas dilakukan sebagai berikut:
1) Kendaraan Pengunjung harus dapat parkir di dalam area pasar.
2) Terdapat jalan yang mengelilingi pasar dan mencukupi untuk keperluan bongkar
muat dan memiliki 2 lajur guna menghindari penumpukan/antrian.
d. Kualitas Konstruksi
1) Prasarana jalan menggunakan konstruksi rigid
2) Konstruksi bangunan menggunakan bahan yang tahan lama dan mudah dalam
maintenancenya.
3) Lantai pasar keramik.
4) Rolling door untuk kios dan dinding plester aci dengan finishing cat.
5) Drainase dalam menggunakan buis beton sedangkan di luar dengan saluran
tertutup.
e. Air bersih & Limbah
1) Pengadaan air bersih menggunakan sumur dalam dan di tampung di reservoir.
2) Ada sumur resapan diberbagai tempat sebagai antisipasi terhadap
melimpahnya buangan air hujan.
3) Pembuangan limbah terdiri dari:
a) Buangan air kotor dapat disalurkan menuju drainase biasa.
b) Buangan limbah kotoran oleh karena pertimbangan higienis harus
ditampung dalam septic tank, baru kemudian cairannya dialirkan pada
resapan.
c) Pembuatan saluran pembuangan air rembesan dengan desain khusus pada
kios/los yang menjual dagangan yang harus selalu segar/basah (ikan dan
daging).
f. Sistem Elektrikal
g. Pencegahan Kebakaran
h. Penanggulangan Sampah

2.2.5. Karakteristik pasar Tradisional


Keberadaan pasar modern dewasa tidak bisa dipungkiri mengalami
perkembangan yang luar biasa di bandingkan dengan pasar tradisional. Tempat-tempat
tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah
menariknya. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan
dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya.12

12
Anung Pramudyo, Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional di Yogyakarta, JBMA, Vol. II, No. 1, Maret 2014, ISSN : 2252-5483 hlm, 88.

Bab 2 - hal | 29
a. Karakter/Budaya Konsumen.
Meskipun informasi tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi
tampaknya masyarakat masih memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan
berbelanja ke pasar tradisional. Perbedaan itulah adalah di pasar tradisional masih
terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti
ditandai dengan label harga.
b. Revitalisasi Pasar Tradisional.
Pemerintah arus serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar
tradisional. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai
pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Selama ini
pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek, dan
karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran
pasar seperti di atas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi
pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk
datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.
c. Regulasi.
Pemerintah mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional dan
pasar modern.50 Tetapi aturan yang dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif
dan seharusnya justru tidak membuat dunia usaha stagnan. Pedagang kecil,
menengah, besar, bahkan perantara ataupun pedagang toko harus mempunyai
kesempatan yang sama dalam berusaha.

2.3. Tinjauan Pasar Rakyat berdasarkan Peraturan


2.3.1. Tinjauan Pasar berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2
Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat

Dinamika perkembangan Kota Depok berpengaruh terhadap berbagai kegiatan


ekonomi, khususnya sektor perdagangan meliputi aspek distribusi, pelayanan maupun
fasilitas yang digunakan. Salah satu bentuk peningkatan pelayanan sektor
perdagangan adalah berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan dengan berbagai
bentuk, ukuran dan fasilitas sarana dan prasarana pelayanan yang keberadaannya
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil
dan menengah serta usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka
pemerintah perlu melakukan upaya perlindungan dan pemberdayaan terhadap
keberadaan Pasar Rakyat agar dapat tumbuh dan berkembang saling memperkuat dan
menguntungkan.
Pengaturan terhadap pengelolaan perpasaran di Kota Depok sebelumnya diatur
dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar
Tradisional Pemerintah Kota Depok. Dalam perkembangannya penerapan Peraturan

Bab 2 - hal | 30
Daerah ini dipandang perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Penyesuaian ini
perlu dilakukan dalam rangka sinkronisasi dan penyelarasan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku saat ini.
Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, merupakan bentuk
komitmen Pemerintah Kota Depok dalam upaya mengelola Pasar Rakyat yang
merupakan aset-aset penting agar dapat:
a. mewujudkan keberadaan Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman dan berkeadilan
secara bertahap dan berkesinambungan;
b. menjaga stabilitas perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat;
c. mewujudkan Pasar Rakyat sebagai entitas ekonomi, wahana interaksi sosial dan
sumber pendanaan; serta
d. memberikan perlindungan dan pemberdayaan baik kepada pedagang maupun
konsumen, serta penataan Pasar Rakyat.
Konsiderans yang dituangkan dalam peraturan daerah ini, Pasar Rakyat
merupakan salah satu entitas ekonomi strategis yang mendinamisasi dan
mengakselerasi percepatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor
perdagangan agar mampu berkompetisi dan berdaya saing, sehingga diperlukan
pengelolaan dan pemberdayaan Pasar Rakyat secara optimal. Selain itu juga Peranan
Pasar Rakyat sangat penting dalam meningkatkan pembangunan ekonomi daerah,
sehingga diperlukan keberpihakan Pemerintah Daerah dalam memberikan
kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat,
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Pasar
Rakyat pasal 1 menyebutkan bahwa 6. Pasar Rakyat adalah suatu area tertentu tempat
bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan proses jual beli berbagai jenis barang konsumsi melalui tawar menawar.
Pengelolaan Pasar Rakyat, dilaksanakan berdasarkan atas asas13:
a. kemanusian;
b. keadilan;
c. kesamaan kedudukan;
d. kemitraan;
e. ketertiban dan kepastian hukum;
f. kelestarian lingkungan;
g. kejujuran usaha; dan
h. persaingan sehat (fairness).

13
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pasal 2

Bab 2 - hal | 31
Pengelolaan Pasar Rakyat, bertujuan untuk14:
a. mewujudkan keberadaan Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman dan berkeadilan
secara bertahap dan berkesinambungan;
b. menjaga stabilitas perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan peran pasar rakyat sebagai entitas ekonomi yang produktif, wahana
interaksi sosial yang komunikatif, dan sumber pendanaan yang efektif bagi
terselenggaranya pelayanan publik di sektor perdagangan; dan
d. memberikan perlindungan, penataan, serta pemberdayaan terhadap pasar,
pedagang, konsumen, dan entitas ekonomi lainnya.
Pemanfaatan Pasar Rakyat15:
1. Pemanfaatan Pasar Rakyat yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota berupa
penyediaan toko, kios, los, tempat MCK, serta ruang/lahan dilaksanakan dengan
cara disewakan.
2. Dalam pelaksanaan pemanfaatan Pasar Rakyat sesuai dengan peruntukannya
dapat dibentuk forum komunikasi yang menjadi wadah bagi pedagang/penjual dan
pengelola Pasar Rakyat.
3. Forum komunikasi berfungsi sebagai sarana sosialisasi, informasi, serta pendidikan
dan pelatihan bagi pedagang/penjual dan pengelola Pasar Rakyat.
4. Penyewaan dikenakan retribusi pelayanan pasar.
5. Penyewaan toko, kios, los, tempat MCK, serta ruang/lahan dilaksanakan oleh Dinas.
Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian16:
1) Pembinaan pengelolaan Pasar Rakyat dilakukan oleh Wali Kota sesuai dengan
kewenangan dan ketentuan perundang-undangan.
2) Pembinaan terhadap Pengelolaan Pasar Rakyat meliputi:
a. peningkatan profesionalisme pengelola;
b. peningkatan kompetensi pelaku usaha;
c. pemeliharaan sarana dan prasarana fisik;
d. pemeliharaan keamanan dan kebersihan;
e. penerapan perlindungan konsumen; dan
f. pelaksanaan evaluasi kinerja pengelolaan.

14
Ibid. Pasal 3
15
Ibid. Pasal 11
16
Ibid. Pasal 34

Bab 2 - hal | 32
2.3.2. Pengelolaan Pasar Rakyat ditinjau dengan SNI 8152:201517
Prinsip pengelolaan suatu pasar rakyat adalah:
a) Efisien, dalam hal penggunaan sumber daya secara terukur, terkendali, rasional dan
wajar.
b) Efektif, dalam hal pelaksanaan kegiatan operasional sesuai dengan tujuan
pengelola.
c) Produktif, dalam hal meningkatkan pendapatan pedagang.
d) Akuntabel, dalam hal pengelolaan administrasi, teknis, maupun keuangan dengan
hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
e) Kepentingan umum, dalam hal pelaksanaan kegiatan untuk ikut mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
f) Berwawasan lingkungan, dalam hal pelaksanaan kegiatan operasional agar selaras
dengan pengelolaan lingkungan.
g) Tanggung jawab sosial, dalam hal alokasi dana untuk pemberdayaan komunitas
pasar.
h) Gotong royong, dalam hal menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan dan
kenyamanan pasar.
Pengelola pasar mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam hal melaksanakan
pelayanan umum di bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut
membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar. Fungsi
pengelola pasar mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar.
b) Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana kelengkapan area pasar.
c) Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar.
d) Pengelolaan dan pengembangan area pasar.
e) Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar.
f) Bantuan terhadap stabilitas harga barang.
g) Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
h) Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama.
i) Pengendalian keamanan dan ketertiban area pasar.
Pengelola pasar mempunyai tugas antara lain:
1. Melaksanakan tugas rutin, misalnya pendataan pedagang, pendaftaran wajib
retribusi pasar, penagihan retribusi pasar, potensi pendapatan, pembukuan,
pelaporan pendapatan pasar,
2. Memberikan pelayanan informasi kepada konsumen, seperti nama pedagang,
nomor dan letak los atau kios, jenis komoditi yang diperdagangkan di pasar,

17
SNI 8152:2015. Hal: 9-10

Bab 2 - hal | 33
3. Menyediakan informasi mengenai zonasi pasar yang dipampang secara jelas dan
terbuka,
4. Menyediakan informasi kisaran harga komoditas tertentu yang dipampang secara
jelas dan terbuka,
5. Menyelenggarakan program pengembangan dan aktivasi pasar melalui diversifikasi
kegiatan pasar seperti penambahan jam buka dengan aktivitas baru, festival pasar,
dan promosi.
6. Menyelenggarakan program pembinaan dan pemberdayaan pedagang serta
komunitas pasar.
7. Melakukan pengawasan terhadap produk sesuai ketentuan, berkoordinasi dengan
instansi terkait.
8. Menyelenggarakan sidang tera dan tera ulang minimal 1 kali dalam setahun,
berkoordinasi dengan instansi terkait.
Tersedia prosedur kerja atau Standard Operating Procedures (SOP) yang
mendeskripsikan tugas, cara kerja dan alur kerja setiap jabatan. SOP terdokumentasi
dengan baik dan mudah diakses meliputi:
a. Pengenaan retribusi dan pajak pasar,
b. Keamanan dan ketertiban,
c. Kebersihan dan penanganan sampah,
d. Pemeliharaan sarana pasar,
e. Penataan pedagang pasar,
f. Penanggulangan kebakaran,
g. Penataan parkir di area pasar,
h. Penataan reklame di area pasar,
i. Mekanisme pengaduan dan penanganan pengelolaan pasar,
j. Pemakaian ruang dagang,
k. Sanksi dan peringatan,
l. Pengawasan untuk memastikan tersedianya barang dagangan yang aman, sehat,
dan bebas dari bahan berbahaya serta memenuhi ketentuan yang berlaku.
Struktur pengelola pasar adalah sebagai berikut:
a) Kepala Pasar,
b) Bidang Administrasi dan Keuangan,
c) Bidang Ketertiban dan Keamanan,
d) Bidang Pemeliharaan dan Kebersihan,
e) Bidang Pelayanan Pelanggan dan Pengembangan Komunitas.

Bab 2 - hal | 34
2.4. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
2.4.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebelum membahas tentang pengertian MSDM, perlu diungkap tentang
pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen diadopsi dari kata management.
Perkembangan selanjutnya manajemen didefinisikan secara beragam oleh para pakar,
seperti yang sering ditemukan dalam beberapa tulisan dan literatur-literatur tentang
studi manajemen yang dikutip oleh Fathoni (2009) dalam buku Management Sumber
Daya Manusia. Beberapa pendapat tersebut antara lain :
a. Terry
Manajemen adalah melakukan pencapaian tujuan organisasi yang sudah
ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain.
b. Pfifner
Manajemen berhubungan dengan pengarahan orang dan tugas-tugasnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Stoner dan freeman
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain-lain
sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sumber Daya Manusia perlu dikelola secara baik dan professional agar dapat
tercipta keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan tututan serta kemajuan bisnis
perusahaan. Perkembangan bisnis perusahaan sangat tergantung pada produktivitas
tenaga kerja yang ada di perusahaan.
Menurut Nawawi (2000) yang dimaksudkan sebagai SDM adalah meliputi tiga
pengertian yaitu :
a. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi
(disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya.
c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai
modal (non material/non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan nonfisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi.
Pemahaman tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) berkiblat pada
pendapat-pedapat para pakar yang di kutib oleh Sulistiyani (2009) sebagai berikut :
a. Kiggundu
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pengembangan dan
pemanfaatan pegawai dalam rangka tercapainya tujuan dan sasaran individu,
organisasi, masyarakat, bangsa,dan internasional yang efektif.

Bab 2 - hal | 35
b. Flippo yang di kutip oleh Handoko
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan individu, organisasi dan
masyarakat.
c. Tulus
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaaan dan
pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai
tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Menurut Bernardin (2003) menyatakan MSDM berhubungan dengan rekruitmen
tenaga kerja, seleksi, pengembangan, kompensasi, retensi, evaluasi dan promosi dalam
suatu organisasi.
Noe (2006) mendefinisikan MSDM sebagai “kebijakan, praktik dan system yang
mempengaruhi perilaku, sikap maupun kinerja karyawan”
Dari empat definisi yang diutarakan diatas, benang merah yang dapat ditarik :
a. MSDM merupakan bagian dari manajemen yang meliputi antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan lain-lain.
b. MSDM menangani SDM, yaitu orang yang siap, bersedia dan mampu member
kotribusi terhadap tujuan stakeholders.
c. MSDM memperhatikan kesejahteraan manusia dalam organisasi agar dapat bekerja
sama secara efektif dan kontribusi terhadap kesuksesan organisas.
d. MSDM merupakan system yang mempunyai beberapa fungsi, kebijakan, ativitas,
atau praktik diantaranya recruitment, selection, development, compensation,
retention, evaluation, promotion, dan lain-lain.
Manajemen Sumber Daya Manusia yang dewasa ini dirasakan semakin penting
ialah penanganan informasi ketenagakerjaan. Informasi demikian mencakup banyak
hal, seperti :
a. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki
b. Masa kerja setiap pekerja
c. Status perkawinan dan jumlah tanggungan
d. Jabatan yang pernah dipangku
e. Tangga karir yang telah dinaiki
f. Jumlah penghasilan
g. Pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempuh
h. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki khusus
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Amstrong terdiri dari
empat suku kata, yaitu manajemen sumber daya manusia. Keempat suku kata tidak
sulit untuk dipahami artinya, dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia

Bab 2 - hal | 36
adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang
bersumber dari manusia.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Hadiwiryo,
menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber
daya manusia. Menurutnya, manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan,
pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang
berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya
dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai
dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun
instansi.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Nawawi,
mengemukakan bahwa MSDM adalah : “Proses mendayagunakan manusia sebagai
tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis yang dimiliki berfungsi
maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan”.
Menurut Hasibuan (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Dari definisi di atas sangatlah jelas bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah menyangkut ilmu dan seni untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai
dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Hal ini dapat
dipahami bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung
kepada manusia-manusia yang mengelola organisasi itu.

2.4.2. Tujuan Sumber Daya Manusia


Menurut Notoatmodjo (2003) tujuan utama dari sumber daya manusia adalah
untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam
rangka mencapai produktifitas organisasi yang bersangkutan.
a. Tujuan antara lain
Ditujukan untuk dapat menegenali keberadaan manajemen sumber daya manusia
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi.
b. Tujuan fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kotribusi bagian-bagian lain pada tingkat yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga
jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari
tingkat kebutuhuhan organisasi.
c. Tujuan social
Ditujukan untuk secara etis dan social merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan menimasi dampak negatif
terhadap organisasi.

Bab 2 - hal | 37
d. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu kayawan dan pencapaian, minimal tujuan-tujuan yang
dapat mempertiggi kontribusi individual mner kale. Tujuan personal karyawan harus
dipertahankan, dipensiunkan atau dimotivasi.

2.4.3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


Secara umum aktivitas MSDM meliputi tiga elemen pokok (schermerhorn) yaitu:
a. Pencarian tenaga kerja berkualitas
Kegiatannya meliputi perencanaan SDM, recruitment, seleksi, dan penempatan
karyawan.
b. Pengembangan tenaga kerja berkualitas
Kegiatannya meliputi program orientasi jabatan, pelatihan dan pengembangan
karier.
c. Pemeliharaan tenaga kerja.
Kegiatannya meliputi pengelolaan retensi dan turn over, performance appraisal
(penilaian hasil kerja), kompensasi, kesejahteraan dan hubungan manajemen
dengan tenaga kerja.
Menurut Hasibuan (2001) fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.
1. Perencanaan
Perencanaan (Human Recources Planning) adalah merencanakan tenaga kerja
secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujudnya tujuan.
Perencanaan dilakukan dengan menerapkan program kepegawaian. Program
kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan menbantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menerapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan
koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang kuat akan membantu terwujudnya
tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau
berkerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya

Bab 2 - hal | 38
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan
dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian (controling) adalah mengendalikan semua karyawan agar mau
mentaati peraturan- peraturan perusahaan dan mau bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga
situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi
untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengadaan yang baik akan terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan ketrampilan tehnis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini dan masa yang akan
datang.
7. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah penberian balas jasa langsung (direct) dan tidak
langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang
diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil
diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya.
Layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada
upah minimum pemerintah dan berdasarkan pada eksternal dan internal
konsistensi.
8. Pengintegrasiaan
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dengan kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerjasama yang serasi
dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang
penting dan sulit dalam MSDM karena mempersatukan dua kepentingan yang saling
bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara kondisi mental,
fisik, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang
berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada
eksternal dan internal konsistensi.

Bab 2 - hal | 39
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan
karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan- peraturan perusahaan
dan norma- norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan
dikarenakan kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab- sebab lainnya. Pelepasan
ini diatur oleh UU No. 12 tahun 1964.

2.4.4. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia


Menurut Mangkuprawira (2004) manfaat yang didapat dari analisis kebutuhan
SDM diantaranya, yaitu :
a. Optimalisasi System manajemen informasi utamanya tentang data karyawan
b. Memanfaatkan SDM seoptimal mungkin
c. Mengembangkan system perencanaan sumber daya manusia dengan efektif dan
efisien
d. Mengkoordinasi fungsi-fungsi manajemen SDM secara optimal
e. Mampu membuat perkiraan kebutuhan sumber daya manusia dengan lebih akurat
dan cermat.

2.4.5. Perencaaan Tenaga Kerja


Perencaaan Tenaga Kerja artinya sebagai salah satu cara untuk mencoba
menetapkan keperluan tenaga kerja untuk suatu periode tertentu baik secara kualitas
maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar
perusahan dapat terhindar dari kelangkaan sumber daya manusia pada saat
dibutuhkan maupun kelebihan sumber daya manusia pada saat kurang dibutuhkan.
Salah satu aspek program kerja adalah pengadaan tenaga kerja baru guna
memperkuat tenaga kerja yang ada demi peningkatan kemampuan organisasi
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.

2.4.6. Metode Kebutuhan Tenaga Kerja


Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah
berupa analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) yang terdiri atas. Analisis
Beban Kerja (Work Load Analysis) dan Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force
Analysis). Menurut Martoyo bahwa: “yang dimaksud dengan analisis kebutuhan tenaga
kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang sekarang
untuk memenuhi kebutuhan jumlah karyawan”, dan menurut Komaruddin bahwa:
“analisis kebutuhan tenaga kerja bertujuan untuk menetapkan kebutuhan akan

Bab 2 - hal | 40
personalia yang digunakan untuk dapat mempertahankan kesinambungan norma suatu
perusahaan”.

2.4.7. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja


Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah
berupa analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) yang terdiri atas :

2.4.7.1. Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)


Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang
yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu
tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan
berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang
tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pegawai yang
dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dan berapa jumlah tanggung jawab
atau beban kerja yang dapat dilimpahkan kepada seorang pegawai, atau dapat pula
dikemukakan bahwa analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam
kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam
waktu tertentu.

2.4.7.2. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis)


Menurut Martoyo (2011) menyatakan bahwa “analisis kebutuhan tenaga kerja
adalah untuk mengetahui tenaga kerja senyatanya yang diperlukan, ikut
diperhitungkan juga tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn
over)”.

2.5. Kerangka Pikir


Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kemajuan dari
kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca. Untuk mengetahui
bagaimana alur berpikir peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian, maka
dibuatlah kerangka berpikir sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah “Manajemen
Pengelolaan Pasar Rakyat di Kota Depok”. Sehingga peneliti dapat mengkaji dalam
ruang lingkup manajemen startegi dikaitkan dengan Disperindag dalam pengelolaan
pasar Rakyat di Kota Depok.

Bab 2 - hal | 41
Pengelolaan Pasar Rakyat
oleh Dinas Perindustrian
dan Perdagangan di Kota
Depok

RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana manajemen pengelolaan pasar
rakyat di Kota Depok dijalan (eksisting)?
• Apakah kebutuhan SDM/Pengelola Pasar
Rakyat Kota Depok sudah sesuai dengan
bobot pekerjaannya ?

• Jumlah Pengelola Pasar


• Upah/Honor ideal yg sesuai dengan
ANALISIS KEBUTUHAN
beban kerja
PENGELOLAAN PASAR
• SOP sesuai dengan jenis pengelolaan
pasar

Beban Tenaga Kerja Kurangnya Tenaga Kerja

Pengelolaan Pasar Rakyat


di Kota Depok Berjalan
Optimal

Gambar 2.1. Kerangka Pikir


Sumber : Penulis, 2021

Bab 2 - hal | 42

Anda mungkin juga menyukai