Uji Benedict

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI BENEDICT

OLEH : DINASTI DADA WUNDA


NIM : 202051121008

DOSEN PEMBERI PRAKTIKUM :


NIH LUH PUTU PUTRI SETIANINGSIH,S.Si.,M.Si
NIK: 230500477

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVESITAS WARMADEWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter
Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di
University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami
Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus
aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi,
namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi
glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict.
Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram sodium
carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate,
kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample
makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam
waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa
adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa
tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak
bersifat pereduksi.

B.Dasar
Gula yang mempunyai gugus aldehida dan keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dan keton
dalam suasan alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata
C.Tujuan
Membuktikan adanya gula reduksi (glukosa,fruktosa,galaktosa,laktosa,maltosa)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O.Karbohidrat
memiliki rumus umum Cn(H2O)m.Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah
atom H harus dua kali jumlah atom O. Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :1).Banyaknya
isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C
simetri.2).Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidrosksida logam dan karbohidrat itu sendiri
akan teroksidasi.3).Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2(gas).Sifat-sifat fisik karbohidrat
ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (missal:
sukrosa dan glukosa ), zat padat amorf atau pati dan basa serat/selulosa. Sebagian besar
karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya. Sebagai patokan, dapat
dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir. Apabila OH terletak disebelah kanan
berarti memutar bidang polarisasi ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri
diberi awalan l (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.
Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton yang disusun oleh dua sampai delapan
monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Dalam tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan,
karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidratyaitu untuk sumber
energi,pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolism lemak, penawar racun,
baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak manfaat lainnya. Pada
umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut
organic tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam 3
golongan yaitu:
1. Monosakarida: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribose
2. Oligosakarida: maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida: glikogen dan amilum (pati)
Percobaan benedict kali ini bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi langsung dengan benedict,
contohnya semua golongan monosakarida, sedangakn gula nonpereduksi strukturnya berbentuk
siklik yang berarti hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada pada kesetimbangannya,
contohnya yaitu fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3
pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas,sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat
mereduksi larutan benedickt
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
 alat
1. tabung reaksi
2. rak tabung
3. pipet tetes
4. pengatur waktu ( stopwatch)

 bahan
1. amilum / pati 1 %
2. glikosa 1%
3. fruktosa 1%
4. sukrosa 1%

B. Cara kerja

1.masukan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung


reaksi

2.tambahkan 15 tetes pereaksi ( 1ml )pereaksi


benedict, campur dengan baik

Prosedur 3.didihkan diatas penangas selaama 5 menit

4.dinginkan perlahan - lahan

Perhatikan warna / endapan yang terbentuk


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
a.gambar larutan praktikum
1.gambar larutan sampel / bahan uji

2.gambar larutan sampel + reagent benedict


( sebelum dipanaskan )
3.gambar sampel + geagent benedict
( setelah dipanaskan )

b.Pengamatan
Reaksi
N0 Sampel / bahan uji
Sebelum pemanasan Sesudah pemanasan

1 Amilum/pati Biru mudah Tidak ada perubahan warna ( - )


2 fruktosa Biru muda Berubah warna menjadi merah
bata dan berisi endapan ( + )

3 sukrosa Biru muda Tidak ada perubahan warna ( - )


4 glukosa Biru muda Berubah menjadi hijau
kecoklatatan ( + )
B.Pembahasan
Dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui jenis karbohidrat mana saja yang menunjukan
positif (+) dan negatif (-) terhadap benedict, antara lain yaitu :
1. Hasil positif (+) yaitu : glukosa, dan fruktosa.
2. Hasil negatif (-) yaitu : amilum dan sukrosa

Perubahan warna pada glukosa dan fruktosa, ini merupakan gula pereduksi. Dalam hal ini
glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah ujung
yang mengandung aldehida.

Pada sukrosa dan amilum tidak menunjukan adanya perubahan sehingga karbohidrat ini tidak
merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer
bebas, karena atom karbon kedua anomernya yatiu yang terdapat pada glukosa & fruktosa yang
berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak.

Pada uji benedict ini sukrosa memberikan hasil negatif, yaitu tidak terbentuk endapan berwarna


merah bata. Ion Cu2+ yang berwarna biru tidak tereduksi menjadi Cu+ hal itulah yang
menyebabkan warna larutannya tetap berwarna biru.
Uji benedict yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida

Pereaksi benedict mengandung CuSO4, Na2CO3, dan Na.Sitrat.Pada percobaan


dilakukan dengan 1 % ml larutan uji yaitu sukrosa dan glukosa dan dimasukan 2 ml pereaksi
benedict ke dalam tabung reaksi dan campurkan dengan baik setelah itu dipanaskan pada bunsen
selama 5 menit. Setelah dirasa cukup dipanaskan lalu setelah dingin perlahan-lahan akan terjadi
perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Setelah diamati terjadi perubahan warna dan
endapan itu membuktikan adanya gula pereduksi.

Pada uji benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap
sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Uji Benedict menunjukkan bahwa senyawa uji memiliki gugus fungsi aldehida atau
gugus fungsi hemiasetal yang dapat membuka menjadi aldehida maka karbohidrat tersebut
merupakan gula pereduksi. Cu2+ yang terkompleks dengan benedict dapat direduksi menjadi
endapan merah bata (Cu2O)
daftar pustaka
http://cangkulmania.blogspot.com/p/laporan-biokimia-uji-benedict.html?m=1
https://docplayer.info/72927690-Laporan-pratikum-uji-benedict-dicoret-com.html
https://www.slideshare.net/fauziahkn/laporan-praktikum-biokimia-uji-molish-uji-benedict-uji-
seliwanoff-uji-iodine-dan-uji-karbohidrat-buah
lampiran

Anda mungkin juga menyukai