BAB II Revisi Sidang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan

perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi,

sosial-budaya, ekonomi dan estetika1.

Menurut Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2008 tujuan dari Penyelanggaran

Ruang Terbuka Hijau sebagai berikut2:

1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air.

2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antar

lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan

masyarakat.

3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar indah dan bersih.

Adapun fungsi dari ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan yaitu antara

lain sebagai berikut3 :

1. Fungsi utama (instrinsik) yaitu:

a. Memberi jaminan pengadaan ruang terbuka hijau menjadi bagian dari

sistem sirkulasi udara (paru-paru kota).


1
https://medcofoundation.org /2013/12/11/fungsi-kegunaan-ruang-terbuka-hijau/ (17:00. 19-11-2017)
2
Anggi Pratama.2018.Persepsi Pengunjung Terhadap Fungsi Ruang Terbuka Hijau Tunjuk Ajar
Integritas,Skripsi: Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau. (Hal 14-15)
3
Ibid.(Hal 15)

10
b. Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami

dapat berlangsung lancar

c. Sebagai peneduh

d. Produsen oksigen

e. Penyerap air hujan penyedia habitat satwa

f. Penyerap polutan media uadara, air, tanah

g. Penahan angina

2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

a. Fungsi sosial dan budaya

● Menggambarkan ekspresi budaya lokal

● Merupakan media koomunikasi warga kota

● Tempat rekreasi

● Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam

mempelajari alam

b. Fungsi ekonomi:

● Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah dan

sayur- mayor

● Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan

lain-lain.

c. Fungsi estetika :

● Meningkatkan kenyamana, memperindah lingkungan kota baik dari

skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukiman maupun makro:

lanskep secara keseluruhan.

11
● Mentimulasi kreativitas produktivitas warga kota

● Pembentuk faktor keindahan arsitektural

● Menciptakan suasana serasi dan seimbangantara area terbangun dan

tidak terbangun.

Dalam suatu wilayah perkotaan, fungsi diatas dapat dikombinasikan sesuai

dengan kebutuhan, kepentingan dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,

keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008

terdapat pembagian jenis ruang terbuka hijau sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan

Ruang RTH Alami Ekologis Pola RTH Publik


Terbuka Ekologis
Sosial Budaya
Hijau
(RTH) RTH Non Estetika Pola RTH Privat
Alami Planologis
Ekonomi
Sumber: Peraturan Menteri PU. NO5/PRT/M2008

Terlihat bahwa ada dua pembagian kepemilikan ruang terbuka hijau (RTH)

yaitu publik dan privat. Yang dimaksud dengan kepemilikan publik yaitu RTH pada

kawasan perkotaan atau umum yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum

sedangkan kepemilikan privat merupakan RTH yang bersifat pribadi seperti taman

yang ada didepan rumah, sekolah, kantor dan sebagainya.

Secara etimologi, Laurie menyebutkan asal mula pengetian kata taman

(garden, Inggris) berasal dari bahasa Ibrani gan yang berarti melindungi atau

12
mempertahankan: menyatakan secara tak langsung hal pemagaran atau lahan

berpagar atau lahan dengan batas-batas tertentu; dan oden atau eden yang berarti

kesenangan atau kegembiraan, jadi kata garden m emiliki gabungan kedua kata-kata

tersebut yang berarti sebidang lahan yang memiliki batas tertentu yang digunakan

untuk kesenangan dan kegembiraan4

Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata

sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi

penggunanya. Berdasarkan skala dan bentuknya taman dapat disebut sebagai garden,

park, dan landscape. Pada masyarakat perkotaan taman-taman yang indah selain

bernilai estetika juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau5.

Perancangan taman tentunya menyesuaikan berdasarkan dengan kegunaan dan

fungsinya, mengetahui betul potensi dan kendala suatu tapak sehingga taman yang

dirancang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan penggunanya, yaitu mampu

mengintegrasikan semua elemen antara elemen lunak (tanaman) dengan elemen keras

(bangunan taman, bangku, kolam, jalan setapak,dan lampu taman) dan integrasi

dengan lingkungan sekitarnya yang meliputi fasilitas tempat pejalan kaki (jalur

pedestrian), jalan-jalan besar, areal parkir, pagar, serta jaringan utilitas (pipa air,pipa

gas, kabel listrik,telephone dan saluran drainase)6.

Bentuk ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi paling penting bagi

perkotaan saat ini adalah kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olah

4
Paulus Hariyono. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: PT. Bumi Aksara. (hal 151)
5
Hadi Susilo Arifin Dan Nurhayati. 2005. Pemeliharaan taman (edisi revisi). Jakarta : penebar
swadaya (hal 7)
6
Ibid (hal 31)

13
raga. Taman kota dibutuhkan karena memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan

lapangan olah raga hijau memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan

kesehatan masyarakat selain itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya7.

Taman umum merupakan taman yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka

hijau untuk umum. Masyarakat dapat memanfaatkan taman umum untuk aneka

keperluan, diantaranya sebagai tempat bersantai, berjalan-jalan, membaca, dan

sebagainya. Lokasi taman umum atau taman kota biasanya digelar di lokasi strategis

yang banyak dilalui orang. Lokasi ini bisa di pusat kota, dekat perkantoran, atau

bahkan di tengah pemukiman penduduk. Ditaman biasanya di temui beberapa pohon

besar, semak atau perdu dan tanaman hias yang ditata rapi, bangku taman untuk orang

duduk melepas lelah, jalan setapak, kolam, air mancur, serta tempat bermain anak8.

Menurut Tilbbalds taman merupakan bagian dari bidang publik dalam ruang

perkotaan, sedangkan Madanipour mengatakan taman kota sebagai ruang publik

seharusnya dapat diakses oleh masyarakat yang berbeda kelas9. Berdasarkan pendapat

diatas berarti taman merupakan bagian dari perkotaan yang dapat diakses oleh seluruh

kalangan masyarakat dari kalangan bawah, menengah dan atas, tidak ada pembagian

ataupun pengasingan stratifikasi masyarakat yang datang berkunjung ke taman.

Begitu juga dengan aktivitas masyarakat yang berada di taman, masyarakat dapat

menikmati fasilitas taman sesuai dengan kebutuhan.

7
http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.co.id/2012/01/ruang-terbuka -hijau.html?m=1 (16:00. 05-
11-2017)
8
Nazaruddin. 1994. Penghijauan Kota. Jakarta : PT Penebar Swadaya (Hal 26,28)
9
Paulus Hariyono. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: PT. Bumi Aksara. (hal 150)

14
Ruang terbuka menurut Plato merupakan wadah yang menampung aktivitas

manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik

dan tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional ataupun

dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak menghayati dan berpikir juga

membuat ruang untuk menciptakan dunianya10.

Kota taman merupakan kota yang dirancang dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu lingkungan hidup kota yang dirasakan semakin memburuk

(pencemaran udara) dimana kawasan permukiman perkotaan yang tersebar dikelilingi

oleh jalur hijau. kota taman mengandung didalamnya jalur hijau dan kantong-kantong

fasilitas taman umum, perkarangan hijau, selain terdapat fasilitas-fasilitas lengkap

untuk kehidupan sosial beserta kemudahan-kemudahan lainnya11.

Keberadaan ruang terbuka hijau maupun taman dalam perkotaan sangat

berpengaruh pada kehidupan masyarakat, hilangnya suatu ruang terbuka pada kota

dapat menimbulkan masalah yaitu kepanikan tersendiri bagi masyarakat tidak adanya

tempat atau wadah lain yang bisa dijadikan sebgai tempat rekreasi, bermain, hiburan,

olahraga, tongkrongan bahkan dijadikan sebagai sarana tempat menunggu bagi

penggunanya. selain memiliki nilai estetika ruang terbuka hijau memiliki daya tarik

tersendiri bagi pengunjungnya untuk dikunjungi.

Masyarakat sebagai pengunjung dapat melakukan pemanfaatan pada ruang

terbuka hijau. Pemanfaatan ruang terbuka hijau merupakan suatu tindakan yang

diterima atau yang didapat oleh pengunjung dengan ketika berada di ruang terbuka

10
Hestin Mulyandari. 2011.Pengantar Arsitektur Kota.Yogyakarta: C.V Andi Offset. (hal 189)
11
Rahardjo Adisasmita. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. (Hal
142)

15
hijau atau taman pengunjung dapat melakukan suatu tindakan yang dianggab bernilai

dan memiliki kegunaan manfaat seperti melakukan hal berrekreasi, bermain,

bersenag-senang, berolahraga dan sebagaimana yang membuat taman tersebut

bernilai bagi pengunjungnya.

2.2 Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Dalam Perspektif Pertukaran Sosial

Teori pertukaran adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang

saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar-individu

berdasarkan tatanan sosial tertentu. Adapun objek yang dipertukarkan itu bukanlah

benda yang nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata. Ide tentang pertukaran itu juga

menyangkut perasaan sakit, beban hidup, harapan, pencapaian sesuatu dan

pernyataan-pernyataan antar-individu. Dengan demikian, ide tentang pertukaran itu

sangat luas tetapi inklusif 12.

Teori-teori pertukaran sosial di landaskan pada prinsip transaksi ekonomis

yang elementer dalam artian pilihan rasional. Ahli teori pertukaran memiliki asumsi

sederhana bahwa interaksi sosial itu mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi,

mereka mengakui bahwa pertukaran sosial tidak selalu dapat diukur dengan uang,

sebab dengan berbagai transaksi sosial dipertukarkan juga hal-hal yang nyata dan

tidak nyata. Imbalan yang tidak nyata dapat berupa penghargaan dan penerimaan atas

nilai yang dianut bersama, sehingga individu yang melakukan mendapatkan

kepuasan. Dari beberapa asumsi teoritisnya, tampak memiliki kesamaan tentang

hakikat interaksi sosial dengan interaksi ekonomi. Tentu saja tidak mengherankan,

12
Wirawan.2015.Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma(Fakta Sosial, Defenisi Sosial, Dan
Perilaku Sosial).Jakarta: Prenada Media Group. (Hal 171)

16
karena teori pertukaran sosial dibangun atas dasar asumsi individualistik yang

diperoleh oleh psikologi perilaku dan ilmu ekonomi elementer13.

Teori pertukaran tidak hanya berlaku pada dunia ekonomi yang berbicara

mengenai barang dan jasa, namun teori ini juga berlaku pada ide-ide atau hal yang

tidak nyata seperti tindakan masyarakat dalam mengunjungi suatu taman dimana

pengunjung bertindak sebagai nilai pertukaran dengan melakukan pemanfaatan pada

taman.

Pemanfaatan ruang terbuka hijau bagi masyarakat merupakan suatu fenomena

dimana pengunjung dapat mengaplikasikan teori pertukaran tersebut dengan suatu

tindakan berkunjung mendatangi RTH Putri Kaca Mayang dengan melakukan suatu

pemanfaatan yang mereka anggap memiliki nilai tersendiri bagi dirinya, sehingga

pengunjung akan berkunjung kembali jika pemanfaatan yang mereka lakukan sesuai

dengan imbalan atau harapan yang mereka inginkan.

George C. Homans berpendapat bahwa pertukaran yang berulang-ulang

mendasari hubungan sosial yang berkesinambungan antara orang-orang tertentu.

Pandangan Homans ini dituangkan dalam sejumlah proposisi; salah satu diantaranya

berbunyi demikian: For all actions taken by persons, the more often a particular

action is rewarded, the more likely the person is to perfom that action. menurut

proposisi ini seseorang akan semakin cenderung melakukan suatu tindakan manakala

tindakan tersebut makin sering disertai imbalan. dari proses pertukaran semacam

13
Ambo Upe. 2010. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post
Positivistik.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. (Hal 170-171)

17
inilah, menurut pendapat Homans muncul organisasi sosial, baik yang berupa

kelompok, institusi, maupun masyarakat14.

Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam

perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman15. pengunjung yang

melakukan pemanfaatan di ruang terbuka hijau demi mencapai tujuan-tujuannya

seperti bermain, merefleksikan diri atau berolahraga dengan tindakan tersebut

pengunjung merasa senang atau puas karena dengan tujuan mengunjungi ruang

terbuka hijau tersebut dapat terlaksanakan, maka tindakan tersebut merupakan suatu

nilai pertukaran sosial bagi pengunjung.

Jika seseorang berbuat baik terhadap orang lain misalnya, memberikan

nasehat yang berharga pada rekan, suatu waktu mereka harus menemukarnya dengan

dengan kebaikan lain. Jika kewajiban tersebut tidak terpenuhi akan terjadi tuduhan

bahwa orang tersebut tidak mempunyai rasa terimakasih, ini membuktikan bahwa

suatu imbalan tersebut harus ada, jika tidak seseorang akan enggan untuk berbuat

baik kembali dimasa yang akan datang. Jadi kepentingan diri (self interest) menuntut

pembalasan (reciprocation)16.

Teori pertukaran (exchange theory) Homans juga dikenal dengan teori yang

mengkaji antarpribadi. Antar-pribadi terjadi pertukaran karena keadaan internal (tidak

mampu mengatasi keinginan atau kondisi), dan keadaan eksternal (ada konsensus

nilai, pelembagaan). Dasar psikologis pertukaran, karena dukungan sosial dan faktor

14
Kamanto Sunarto.1993. Pengantar Sosiologi.Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.(hal
244)
15
Margaret M. Poloma.2007. Sosiologi Kontemporer.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. (Hal 59)
16
Bert F. Hoselitz. 1988. Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial diterjemahkan oleh Achmad fedyani
saifuddin. Jakarta: CV. Rajawali. (Hal 38)

18
penguat, sehingga terjadi transaksi atau saling memberi, timbal balik, memperoleh

keseimbangan emosional atas dasar pribadi17.

Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan dengan lima

pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi

Skinnerian. Lima proposisi tersebut yaitu:18

a. Proposisi sukses

Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh

ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu. Dalam proposisi ini

Homans mengatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran

(atau menghindari hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi

tindakan tersebut. Jika pemanfaatan ruang terbuka hijau dapat memberikan nilai

kepuasan yang sesuai dengan keinginan pengunjung maka ia akan cenderung

kembali ke ruang terbuka hijau dikemudian hari sebagai rasanya kepuasannya.

b. Proposisi stimulus

Jika di masa lalu terjadi stimulus khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan

peristiwa di mana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip

stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin

seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama. Stimuli dapat kurang

lebih sama dengan di masa lalu, dan proposisi Homans menyatakan bahwa

stimuli yang hampir sama akan dipilih untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

pengunjung merasa memiliki suatu rangsangngan atau ketertarikan pada


17
Moenandar Soelaeman. 2011. Ilmu Sosial Dasar-Teori Dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT
Refika Aditama. (Hal 56-57)
18
Margaret M. Poloma.2007. Sosiologi Kontemporer,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. (Hal 61-65)

19
pemanfaatan ruang terbuka hijau yang mana sebelumnya pernah ia kunjungi

sehingga pengunjung kembali mendatangi ruang terbuka hijau dengan rasa

ketertarikan yang ia miliki dan berharap dengan mendapatkan apa yang

diinginkan kembali.

c. Proposisi nilai

Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka semakin kian senang orang melakukan

tindakan itu. Proposisi ini berhubungan dengan hasil tindakan dan apa yang

diketengahkan proposisi nilai yaitu tingkat di mana orang menginginkan ganjaran

yang diberikan oleh stimulus. Pada proposisi ini jika pengunjung mendapatkan

pemanfaatan yang bernilai tinggi baginya, maka ia akan merasa senang dan

perasaan senang tersebut akan membuat pengunjung sering melakukan

pemanfaatan tersebut kembali.

d. Proposisi deprivasi-satiasi (deprivation satiation)

Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran

tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap

unit ganjaran itu. Proposisi ini selanjutnya menyempurnakan kondisi-kondisi

dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi. Pada proposisi ini

pengunjung akan mulai merasakan nilai dari tingkat pemanfaatan ruang terbuka

hijau, jika nilai pemanfaatan tersebut mulai memiliki tingkatan nilai yang

menurun karena sudah sering dilakukan maka pengunjung akan cenderung

membandingkan pemanfaatan dari ruang terbuka hijau satu dengan ruang terbuka

hijau lainnya, dari tingkat kenyamanan, kepuasaan dan sebagainya. pengunjung

20
akan mulai membedakan-bedakan tingkat pemanfaatan ruang terbuka hijau

dengan ruang terbuka hijau lainnya.

e. Proposisi restu-agresi (approval-agression)

Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau

menerima hukuman yang tidak diinginkan, maka dia akan marah dan menjadi

sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif dan hasil perilaku demikian

menjadi lebih bernilai baginya, bilamana tindakan seseorang memperoleh

ganjaran yang diharapkan dan tidak memperoleh hukuman yang diharapkan,

maka dia akan merasa senang ia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang

disenangi, dan hasil perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai baginya.

Dalam proposisi ini jika pengunjung tidak menyukai atau merasa tidak

mendapatkan imbalan yang sesuai maka ia akan mengeluarkan sifat ketidak

sukaannya pada keadaan tersebut seperti membuang sampah sembarangan,

melanggar peraturan yang ada dan sebagainya, dan sebaliknya jika pengunjung

merasa puas dan mendapatkan imbalannya pada pemanfaatan ruang terbuka hijau

tersebut maka ia akan bertingkah laku baik selama berada di lokasi tersebut dan

bahkan turut menjaganya sesuai dengan peraturan yang ada.

Teori dari Homans ini analisis dasarnya ialah face to face pertukaran sosial

antar dua individu, dengan konsep prinsp-prinsip ekonomi. Dua orang individu

mengadakan interaksi akan selalu mementingkan keuntungan dan meminimalkan

kerugian. Atau dalam kalimat lain juga sering disebut sebagai bahwa dalam setiap

perilaku individu senantiasa memaksimalkan profit dan meminimkan loss. Secara

umum dapat disimpulkan bahwa pada pokoknya teori Homans tidak mengakui bahwa

21
yang disebut interaksi itu hanya face-to-face saja dan berlangsung secara spontan,

tetapi yang dipentingkan adanya operant reinforcement serta dasar yang paling utama

dalam interaksi itu adalah adanya prinsip ekonomis yang selalu melihat adanya profit

dan loss. Justru yang membuat kompleksnya struktur sosial itu dilihat, diukur dari

sejauh mana prinsip-prinsip itu tercemin dalam kehidupan19.

Teori pertukaran sosial mempunyai keunggulan karena memiliki model aktor

tunggal yang membuat pilihan berdasarkan manfaat yang mungkin diraih, namun

mempunyai kekurangan karena ia melihat struktur sosial terutama sebagai hasil dari

pilihan individu ketimbang sebagai suatu determinan pilihan-pilihan tersebut. Teori

pertukaran memandang relasi sosial yang membentuk struktur hanya pada term

pertukaran aktual20.

Inti dari teori ini ialah bahwa manusia adalah makhluk yang mencari

keuntungan (benefit) dan menghindari biaya (cost); manusia, dalam perspektif para

penganut teori pertukaran, merupakan makhluk yang mencari imbalan(reward-

seeking animal)21.

19
Ambo Upe. 2010. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post
Positivistik.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. (Hal 180)
20
George Ritzer Dan Dougles J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern Diterjemahkan Oleh :
Alimandan. Jakarta: Prenada Media Group. (Hal 387-388)
21
Kamanto Sunarto. 1993.Pengantar Sosiologi.Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (Hal
243-244)

22
2.3 Kajian Terdahulu

Berdasarkan kajian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai referensi, peneliti mengambil beberapa bentuk referensi

berupa kajian terdahulu sebagai panduan atau pedoman yang dijadikan sebagai tolak ukur acuan untuk menambah referensi

penelitian yang sedang peneliti lakukan. Adapun yang menjadi referensi dalam kajian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kajian Terdahulu

No Judul Penelitian Keterangan Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian


.
1. Pemanfaatan dalam penelitian skripsi ini penulis menuliskan Penelitian ini memiliki Dalam penelitian kajian
Ruang Terbuka bahwa pengunjung Science Park tidak hanya konsep yang sama, yaitu terdahulu membahas
Science Park datang dari kalangan mahasiswa universitas mengenai pemanfaatan taman yang berada
(Taman Ilmu) Riau saja namun juga di manfaatkan oleh warga taman bagi dalam ruang lingkup
Universitas Riau sekitar sebagai tempat rekreasi dengan pengunjungnya. cukup sempit karena
Bagi membawa anak-anak mereka. Selain sebagai lokasi penelitian
Masyarakat tempat rekreasi taman tersebut dijadikan terletak di pinggir kota,
sekitarnya22 sebagai tempat hiburan seperti foto-foto (selfie) sedangkan penilitian ini
bahkan ada yang menjadikan sebagai lokasi memiliki ruang lingkup
pemotretan wedding. Taman Science Park juga taman yang lebih besar
bernilai edukasi untuk memperkenalkan karena lokasi taman
masyarakat dengan alam serta nilai edukasi bagi berada di tengah kota
mahasiswa untuk mengerjakan tugas kuliah. sehingga memiliki
22
Mia Mariska.2017. Pemanfaatan Ruang Terbuka Science Park (Taman Ilmu) Universitas Riau Bagi Masyarakat sekitarnya, Skripsi : Jurusan
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau.

23
Selain itu Science Park juga memiliki nilai pengunjung yang lebih
ekonomi bagi para pedagang yang berjualan di bervariasi, serta
sekitaran lokasi taman di sore hari. membahas faktor
pendorong dan faktor
penghambat apa saja
pada taman.
2 Ruang Terbuka Dalam tulisan ini penulis menganalisis Dalam penelitian ini Analisa Penelitian
Hijau keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) dalam penulis sama-sama kajian terdahulu
Kebutuhan Tata tatanan ruang perkotaan Surakarta dalam mengkaji keberadaan mengenai tata ruang
Ruang mewujudkan keseimbangan, keserasian, dan ruang terbuka hijau RTH yang berkaitan
Perkotaan Kota keselamatan bangunan gedung dengan (RTH) di dalam dengan tata ruang
Surakarta23. lingkungan disekitarnya, serta terciptanya ruang kawasan perkotaan. kawasan perkotaan,
luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau sedangkan dalam
yang seimbang, serasi dan selaras dengan penulisan ini penulis
lingkungan perkotaan. Rencana tata ruang membahas
menjadi landasan dalam mengantisipasi pemanfaatan ruang
pesatnya perkembangan ruang-ruang terbangun terbuka hijau bagi
yang harus diikuti dengan kebijakan penyediaan masyarakat kota serta
ruang terbuka. Keberadaan tata ruang kota membahas faktor
dilihat dalam skala dan kedudukan ruang pendorong dan faktor
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau dari penghambat apa saja
keseluruhan arah dan bentuk penyediaan ruang pada RTH.
terbuka yang harus direncanakan pada suatu
kota. Dengan demikian keberadaan RTH
berkaitan erat terhadap potensi spesifik pada
kawasan kota.
3 Pengelolaan Penulis skripsi ini menjelaskan bagaimana Penelitian ini memiliki Dalam kajian terdahulu
23
Samsudi. 2010. Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta. Jurnal :Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Pada URL
: https//scholar.google.co.id/scholar?hl=in-ID&oe=utf-8&safe (12:00. 05-11-2017)

24
kawasan kurangnya pengelolaan dan penanganan yang kesamaan dalam penulis menjelaskan
konservasi tegas dalam pengawasan pengelolaan kawasan membahas masalah kurang baiknya
taman hutan konservasi taman hutan raya Sultan Syarif ruang terbuka dalam pengelolaan dan
raya Sultan Hasyim di Minas, dimana hutan tersebut bentuk taman atau hutan pengawasan dari pihak
Syarif Hasyim sebenarnya merupakan kawasan pelestarian yang mana taman kawasan konservasi
di kecamatan alam yang bertujuan untuk koleksi tumbuhan tersebut dapat taman hutan raya
Minas dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan dikunjungi oleh Sultan Syarif Hasyim
kabupaten Siak bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan pengunjungnya dengan yang mana akibat dari
provinsi Riau24. penelitian, ilmu pengetahuan, budidaya, berbagai manfaat . kurang tegasnya
pariwisata dan rekreasi. Namun pengelolaan tersebut
permasalahannya taman hutan tersebut ditanami menyebabkan
tumbuhan sawit oleh oknum-oknum tertentu, terganggunya tanaman
untuk mengatasi tindakan tersebut pihak UPT lain dalam taman hutan
KPHP Model Minas Tahura melakukan patroli tersebut. Sedangkan
ke dalam kawasan dan mencabut sawit karena dalam penelitian ini
dilarang menanam sawit sebab kawasan penulis menjelaskan
tersebut merupakan pelestarian alam dan bagaimana
menanam tumbuhan taman hutan kembali. pemanfaatan taman
bagi masyarakat dan
faktor pendorong dan
faktor penghambat apa
saja yang terdapat pada
RTH.
4 Analisis Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Objek dalam kajian ini Kajian terdahulu
perbedaan iklim perbedaan iklim mikro yang mempengaruhi sama yaitu menjadikan menilai RTH dalam
mikro terhadap suhu udara, kelembapan udara dan intensitas ruang terbuka hijau aspek suhu iklim mikro
kenyamanan cahaya di setiap RTH. unsur-unsur tersebut (RTH) sebagai tempat dengan

Retno Novita. 2017. Pengelolaan kawasan konservasi taman hutan raya Sultan Syarif Hasyim di kecamatan Minas kabupaten Siak provinsi Riau.
24

Skripsi : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau.

25
pengunjung akan berpengaruh pula pada indeks kenyaman penelitian. membandingkan
pada ruang pengunjung yang berada disana, Lokasi RTH beberapa RTH di
terbuka hijau di penelitian sebagai pembanding yaitu taman kota Pekanbaru dan tingkat
kota (jl.Diponegoro), hutan kota (jl.Thamrin) dan kenyamanan
Pekanbaru25 Taman PCR (jl.Umbansari). Nilai indeks pengunjung dari segi
kenyamanan RTH berbeda-beda tergantung iklim mikro. sedangkan
keadaan taman itu sendiri maka yang menjadi penelitian ini melihat
pembeda diantara ketiga RTH tersebut adalah bagaimana
kualitas RTH dengan banyaknya pohon-pohon pemanfaatan RTH bagi
yang rindang dan cukup rapat sehingga masyarakat Pekanbaru,
membuat tingkat kenyaman semakin tinggi dan serta membahas faktor
semakin baik kondisi taman. Dari hasil pendorong dan faktor
penelitian tersebut Taman PCR memiliki penghambat apa saja
kelembapan 64.30% intensif cahaya sebesar pada RTH.
16567.67 Lux dan suhu rata-rata 30.61ºC, maka
Taman PCR termasuk kategori tidak nyaman
dibandingkan dua RTH lainnya.
5 Strategi Penelitian ini mengkaji masalah pengembangan Persamaan dalam Penulis dalam kajian
pemerintah Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di penelitian ini ialah terdahulu ini mengkaji
dalam wilayah Indragiri Hulu Provinsi Riau dimana penulis membahas sebuah kawasan taman
pengembangan rusaknya ekosistem dan infrastruktur yang tidak tentang sebuah kawasan yang bermasalah pada
ekowisata (studi memadai. Penelitian ini berupaya mengkaji taman, dimana kawasan sistem pengelolaan dan
di kawasan strategi pemerintah dalam pengawasan TNBT. tersebut harus tetap pengembangannya
Taman Nasional Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa dijaga agar bisa yang dinaungi oleh
Bukit Tiga pengembanganan Taman Nasional Bukit bermanfaat bagi orang pemerintahan dan
Puluh Tigapuluh meliputi perencanaan, pemanfaatan lain. provinsi, sehingga
25
Miranti Putri Ridwan, Gucci dkk.2016. Analisis perbedaan iklim mikro terhadap kenyamanan pengunjung pada ruang terbuka hijau di kota Pekanbaru.
Jurnal : Jurusan Pascasarjana Ilmu Lingkungan, Universitas Riau. Pada URL : https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/view/3582 (15:25. 15-11-
2017)

26
Kabupaten dan pengendalian belum berjalan dengan pertumbuhan taman
Indragiri Hulu optimal. Sinergitas dan kerjasama antara tersebut mengalami
provinsi Riau)26 instansi pemerintah seperti Balai Taman penurunan. Sedangkan
Nasional Bukit Tigapuluh (BTNBT), dalam penelitian ini
pemerintah daerah provinsi Riau, pemerintah penulis mengkaji
daerah kabupaten Indragiri Hulu belum berjalan fenomena pemanfaatan
dengan baik sehingga pengembangan daerah taman pada
ekowisata Taman Nasional Bukit Tigapuluh masyaraakat kota
cenderung lambat. Pekanbaru serta
membahas faktor
pendorong dan faktor
penghambat apa saja
pada taman.

26
Hayat. 2014. Strategi pemerintah dalam pengembangan ekowisata (studi di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Kabupaten Indragiri Hulu
provinsi Riau). Jurnal : Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang. Pada URL :
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JIPN/article/view/3222/3136 (15:30. 15-11-2017)

27
2.4 Kerangka Berfikir

Berikut adalah bagan kerangka berpikir dalam penelitian yang dilakukan :

Faktor Pendorong Faktor Penghambat


1. Lokasi strategis 1. Parkir di ruas
2. Bebas biaya jalan
2. Macet disore
3. Fasilitas taman
hari
3. Bentuk taman
yang terpisah
dapat
mengganggu

Alasan Pemanfaatan RTH

1. Proposisi sukses
2. Proposisi stimulus
3. Proposisi nilai
4. Proposisi deprivasi-
satiasi
5. Proposisi restu-agresi

Pemanfaatan RTH Putri Kaca Mayang

1. Sarana rekreasi dan hiburan


2. Sarana olahraga

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

28
Struktur bagan kerangka berpikir diatas dapat memudahkan penulis dalam

meninjau arah penelitian dengan lebih jelas dan rinci. Menurut Undang-Undang yang

berlaku mengenai fungsi ruang terbuka hijau yaitu meliputi ruang terbuka hijau

secara ekologis, sosial-budaya, arsitektural dan ekonomi namun pada penelitian ini

peneliti hanya memfokuskan pembahasan pada pemanfataan ruang terbuka hijau

sebagai sarana rekreasi hiburan dan sarana olahraga. Hal tersebut menyesuaikan

dengan situasi kondisi taman di lokasi dan selebihnya menyesuaikan pada bidang

kajian Sosiologi. Penulis mengetahui informasi mengenai pemanfaatan RTH Putri

Kaca Mayang serta faktor pendorong dan faktor penghambat dalam mengunjungi

taman tersebut dengan cara menyebarkan angket kapada pengunjung yang berada di

RTH Putri Kaca Mayang.

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam

penelitian dan masih lemah dalam tingkat kebenarannya sehingga harus di uji

menggunakan teknik tertentu. Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima

berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu. Analisis uji hipotesis

tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji dapat diterima atau ditolaknya

hipotesis yang bersangkutan27.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesa sebagai berikut

“Diduga RTH Putri Kaca Mayang bermanfaat bagi masyarakat Kota Pekanbaru”.

2.6 Konsep Operasional


27
W. Gulo.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia. (Hal 153)

29
Secara umum dapat dijelaskan bahwa konsep adalah sesuatu yang

mengungkapkan pentingnya gejala, memperjelaskan gejala tersebut dan terbentuk

secara sistematis. Operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Bertujuan untuk memudahkan peneliti

dalam menjalankan penelitian di lapangan. Maka perlu dioperasionalkan dari konsep

tersebut yang bertujuan untuk menggambarkan gejala yang dapat diamati dengan

kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain28. maka penulis

merasa perlu membatasi konsep-konsep yang dipakai sebagai berikut:

1. Ruang terbuka hijau merupakan ruang terbuka yang diisi oleh tumbuhan dan

tanaman dan mampu menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan,

dimana terdapat hubungan sosial dan berbagai aktivitas manusia yang

bemanfaat.

2. Pendidikan merupakan suatu status secara formal yang dimiliki oleh

pengunjung. pendidikan memiliki suatu tingkatan ukuran sebagai berikut :

Tinggi : Apabila berpendidikan ditingkat Sarjana.

Sedang : Apabila berpendidikan ditingkat SMA sederajat.

Rendah : Apabila berpendidikan ditingkat SMP-SD.

3. Pekerjaan merupakan suatu profesi yang dimiliki oleh pengunjung. Pekerjaan

memiliki suatu tingkatan ukuran sebagai berikut :

Tinggi : Apabila pekerjaan memiliki penghasilan tetap dan

adanya jaminan dihari tua.


28
Tri Sugiyatmi. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Santri Bersekolah Di Pondok
Pesantren Bahrul Ulum Kampung Sawit Permai Kecamatan Dayun Kebupaten Siak,Skripsi : Jurusan
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Riau. (hal 31)

30
Sedang : Apabila pekerjaan memiliki penghasilan tetap tetapi

tidak memiliki jaminan dihari tua.

Rendah : Apabila pekerjaan tidak memiliki penghasilan tetap

dan tidak memiliki jaminan dihari tua.

4. Penghasilan merupakan suatu nilai ekonomi yang diterima oleh pengunjung

sebagai nilai penghasilan dari ia bekerja. penghasilan memiliki suatu

tingkatan ukuran sebagai berikut :

Tinggi : Apabila penghasilan berada di atas Rp.3.000.000.

Sedang : Apabila penghasilan berada di antara Rp.2.000.000-

3.000.000

Rendah : Apabila penghasilan berada di bawah Rp. 2.000.000.

5. Pemanfaatan taman bagi masyarakat ataupun pengunjung memiliki beberapa

fungsi, yaitu sebagai sarana rekreasi hiburan, dan sarana olahraga.

6. Sarana rekreasi dan sarana hiburan merupakan salah satu fungsi RTH yang

dapat dimanfaatkan oleh pengunjung. Maka pengkuran taman sebagai Sarana

rekreasi dan sarana hiburan dalam pemanfaatan RTH dapat dinyatakan

sebagai berikut :

Bermanfaat : Jika pengunjung dapat menggunakan fasilitas taman

yang telah tersedia, bermain dengan anak dan

menggunakan berbagai jasa penyewaan permainan

anak.

Kurang Bermanfaat : Jika pengunjung hanya memanfaatkan fasilitas taman

yang tersedia dan bermain dengan anak saja.

31
Tidak Bermanfaat : Jika pengunjung hanya duduk-duduk saja saat berada

di RTH Putri Kaca Mayang.

7. Taman sebagai sarana olahraga yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung

untuk menyehatkan badan. Maka pengkuran taman sebagai sarana olahraga

dalam pemanfaatan RTH dapat dinyatakan sebagai berikut :

Sering : Jika pengunjung melakukan aktivitas olahraga seperti

jogging atau berjalan diatas batu refleksi 3-4 kali

dalam sebulan.

Jarang : Jika pengunjung melakukan aktivitas olahraga seperti

jogging atau berjalan diatas batu refleksi 1-2 kali

dalam sebulan

Tidak pernah : Jika pengunjung datang ke taman namun tidak pernah

melakukan aktivitas olahraga.

8. Pemanfaatan ruang terbuka hijau Putri Kaca Mayang memiliki beberapa

faktor pendorong dalam mengunjungi taman seperti lokasi taman yang

strategis, taman yang bebas biaya dan fasilitas taman, sedangkan pada faktor

penghambat yaitu terdapat beberapa faktor seperti parkir yang berada di ruas-

ruas jalan, macet disekitar taman pada sore hari dan bentuk taman yang

terpisah yang dapat mengganggu.

9. Proposisi teori pertukaran sosial

32
a. Proposisi sukses yaitu dimana seseorang akan kian kerap melakukan suatu

tindakan jika ia memperoleh ganjaran. Maka pengkuran sukses dalam

pemanfaatan RTH dapat dinyatakan sebagai berikut :

Puas : Jika pengunjung merasa puas dengan

kenyamanan, pengelolaan dan fasilitas di taman.

Kurang puas : Jika pengunjung hanya puas terhadap pengelolaan dan

fasilitas RTH.

Tidak puas : Jika pengunjung merasa tidak puas terhadap

kenyamanan,Pengelolaan serta fasilitas taman.

b. Proposisi stimulus yaitu adanya sebuah ketertarikan atau rangsangan yang

dimiliki untuk melakukan suatu tindakan. Maka pengukuran stimulus

dalam pemanfaatan RTH dapat dinyatakan sebagai berikut :

Tertarik : Jika pengunjung tertarik berkunjung ke taman

karena kondisi taman yang indah, bersih dan tertata

rapi.

Kurang tertarik : Jika pengunjung merasa kurang tertarik dengan kondisi

taman .

Tidak tertarik : Jika kondisi taman kotor, berantakan dan tidak terawat

c. Proposisi nilai yaitu semakin tinggi nilai ganjaran maka semakin kian

senang pula ia melakukannya. Maka pengkuran nilai dalam pemanfaatan

RTH dapat dinyatakan sebagai berikut :

33
Puas : Jika pengunjung merasa puas dengan tingkat

keamanan, kebersihan dan kenyamanan fasilitas

taman.

. Kurang puas : Jika pengunjung hanya merasakan kenyamanan

fasilitas dan keamanan dari taman tersebut.

Tidak puas : Jika pengunjung hanya merasakan keamanan taman

saja. .

d. Proposisi deprivasi-satiasi yaitu suatu kondisi dimana pengunjung mulai

membanding-bandingkan secara pengelolaan, fasilitas dan kenyamanan

taman dengan taman lain. Maka pengkuran Deprivasi-Satiasi dalam

pemanfaatan RTH dapat dinyatakan sebagai berikut :

Baik : Jika pengunjung merasa tingkatan pengelolaan,

fasilitas dan kenyaman taman yang lebih baik dari

taman lainnya.

Kurang baik : Jika pengunjung merasa hanya tingkat pengelolaan

dan kenyaman saja yang baik dari taman lainnya.

Tidak baik : Jika pengunjung merasa tingkat pengelolaan,

fasilitas dan kenyamanan tidak lebih baik atau buruk

dibandingkan dengan taman lain.

e. Proposisi restu-agresi yaitu bila tindakan seseorang tidak memperoleh

ganjaran atau hukuman maka ia akan marah, ia akan menunjukkan prilaku

agresif dan prilaku tersebut yang dianggab wajar. namun jika ia

mendapatkan ganjaran yang diharapkan maka ia akan merasakan senang

34
dengan menujukkan prilaku yang disenangi. Maka pengukuran Restu-

Agresi dalam pemanfaatan ruang terbuka hijau dapat dinyatakan sebagai

berikut :

Setuju : Jika pengunjung merasa senang atau puas terhadap

RTH maka ia melakukan tindakan yang baik seperti

ikut merawat, menjaga dan tertib pada aturan yang ada,

jika pengunjung merasa tidak senang atau tidak puas

maka ia bertindak merusak, membuang sampah sembarang

dan melanggar peraturan yang ada.

Kurang setuju : Jika pengunjung merasa senang atau puas maka ia

belum tentu akan melakukan tindakan yang baik, jika

pengunjung merasa tidak senang maka ia juga belum

tentu akan berperilaku buruk selama berada di taman.

Tidak setuju : Jika pengunjung merasa senang atau puas maka ia

melakukan tindakan merusak atau melanggar

peraturan yang ada. Jika pengunjung merasa tidak

senang maka ia akan menjaga dan merawat lingkungan

taman.

35

Anda mungkin juga menyukai