Skripsi Adita Rahmadillah
Skripsi Adita Rahmadillah
Skripsi Adita Rahmadillah
SKRIPSI
Oleh:
Adita Rahmadillah
201610415216
SKRIPSI
Oleh:
Adita Rahmadillah
201610415216
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 8
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 11
Tabel 4.9 Klasifikasi Responden berdasarkan Frekuensi Mengunjungi Media Sosial Twitter
Dalam Seminggu ............................................................................................. 51
Tabel 4.10 Klasifikasi Responden berdasarkan Frekuensi Berkontribusi pada Media Sosial
Twitter dalam Seminggu ................................................................................. 52
Tabel 4.11 Klasifikasi Responden berdasarkan Pernah Memberikan Likes, Comment dan
Retweet pada pengguna Twitter lainnya .......................................................... 52
Tabel 4.12 Klasifikasi Responden berdasarkan Seberapa Sering dalam membuat Cuitan pada
akun Twitter pribadi ........................................................................................ 53
Tabel 4.13 Klasifikasi Responden berdasarkan Aplikasi Twitter Sebagai Wadah Tempat
Curhat .............................................................................................................. 54
Tabel 4.35 Skor dan Rata-Rata Variabel Penggunaan Media Sosial Twitter 73
PENDAHULUAN
Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna
internet lebih banyak dibandingkan rata-rata pengguna internet di seluruh dunia. Rata-rata
penggunaan atau pentrasi internet di seluruh dunia yang mencapai 59% (We Are Social, 2020).
Keaktifan pengguna internet di Indonesia menurut data We Are Social (2020) menyebutkan
bahwa rata-rata pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan waktu yang digunakan
untuk bermain media sosial adalah tiga jam 26 menit.
Aktivitas yang dilakukan oleh pengguna ketika mengakses internet, yakni media sosial.
Media sosial yang kini beragam dan merupakan jenis media baru yang memungkinkan orang
dapat berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan jejaring secara online (Ardianto,
2011). Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu untuk dapat mengaksesnya,
mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Berdasarkan laporan We Are Social (2020), pada Januari 2019 hingga Januari 2020
sendiri penggunaan media sosial Indonesia naik hingga 12 juta atau 8,1%. Hingga awal tahun
ini, ada 160 juta masyarakat di Indonesia yang aktif menggunakan media sosial. Media sosial
pun menjadi wadah yang populer di Indonesia. Mulai dari remaja berusia 13 tahun hingga
mereka yang berusia lebih dari 65 tahun menggunakan media sosial.
Keaktifan pengguna di media sosial juga dapat terlihat dari rata-rata jumlah akun yang
dimiliki oleh pengguna, yakni 10,1 akun media sosial (We Are Social, 2020). Menurut Gunelius
(2011, h. 10) media sosial adalah penerbitan online dan alat-alat komunikasi, situs, dan tujuan
dari Web 2.0 yang berakar pada percakapan, keterlibatan, dan partisipasi. Media sosial menjadi
media interaksi baru yang menyalurkan ruang-ruang bagi masyarakat untuk saling berbagi,
bercerita, dan menyalurkan ide-ide.
Menurut Nasrullah (2017, h. 39) ada enam kategori besar untuk melihat pembagian
media sosial, yakni media jejaring sosial (social networking), jurnal online (blog), jurnal online
sederhana atau mikroblog (microblogging), media berbagi (media sharing), penanda sosial
(social bookmarking), dan media sosial bersama atau wiki.
Sementara, sepuluh media sosial yang paling banyak digemari oleh pengguna internet
Indonesia, YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger,
LinkedIn, Pinterest, dan We Chat (We Are Social, 2020). Ini menunjukkan masing-masing
media sosial mempunyai keunggulan khusus sendiri dalam menarik banyak pengguna media
sosial yang mereka miliki termasuk Twitter.
Keunikan Twitter, adalah media sosial berbasis teks. Marwick & Boyd (2010)
menjelaskan Twitter merupakan situs microblogging yang memungkinkan individu
mengunggah tes pendek yang disebut ‘tweet’ (cicitan) ke khalayak. Twitter memiliki model
pertemanan terarah, yakni khalayak memilih akun Twitter untuk ‘mengikuti’ mereka, dan
masing-masing memiliki kelompok ‘pengikut’ sendiri. Twitter memungkinkan individu untuk
mengirim pesan pribadi kepada orang yang mereka ikuti melalui pesan langsung (DM), tetapi
praktik komunikasi yang dominan adalah publik (Marwick & Boyd, 2010).
Dalam konteks sosial, individu belajar mengelola ketegangan antara bagian yang publik
dan bagian yang privat, orang dalam dan orang luar, dan pertunjukan di depan panggung dan
di belakang panggung. Bahkan, pengguna media sosial belajar menjadi mikro-selebritas untuk
mempertahankan minat audiens (Marwick & Boyd, 2010).
Marwick & Boyd (2010) menjelaskan perbedaan Twitter dan media berjaringan lainnya,
yakni Twitter membuat konflik intrinsik terlihat. Twitter menjadi ruang otentik untuk interaksi
pribadi, sekaligus memunculkan permasalahan oversharing dan masalah privasi. Pengguna
Twitter akan memiliki peluang baru, sekaligus ketegangan dan konflik baru ketika
menggabungkan interaksi kepada publik dan interaksi interpersonal.
Riset-riset sebelumnya soal penggunaan Twitter, media sosial berjenis microblog ini
dapat digunakan sebagai media berbagi informasi akademis dan untuk mengembangkan
koneksi dengan orang lain (Mohammadi, Thelwall, Kwasny, & Holmes, 2017), media
penyiaran atau berbagi berita (Kwak, Lee, Park, & Sue Moon, 2010), media pemasaran melalui
electronic word of mouth atau eWOM (Jansen, Zhang, Sobel, & Chowdury, 2009), dan bahkan
media propaganda seperti yang dilakukan Rusia dengan memunculkan bots dan troll
(Broniatowski, Kamison, Qi, AlKulaib, Chen, Benton, Quinn, & Dedze, 2018).
McQuail dan rekan (dalam Morissan, 2013, h 510) mengemukakan empat alasan
mengapa individu menggunakan media, yakni pengalihan (diversion) atau melarikan diri dari
rutinitas atau masalah sehari-hari, hubungan personal atau terjadi ketika orang menggunakan
media sebagai teman, identitas personal atau sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai
individu, dan pengawasan atau informasi mengenai bagaimana media membantu individu
mencapai sesuatu.
Penjelasan McQuail dan rekan tersebut merujuk pada penggunaan media secara umum.
Sementara terkait penggunaan media sosial di Indonesia, GlobalWebIndex (dalam Katadata,
2019) melakukan survei terhadap motivasi penduduk Indonesia menggunakan media sosial,
yakni Motivasi mereka, yakni mengisi waktu luang (61%), berjejaring dengan orang lain
(54%), mencari konten hiburan (54%), membagikan foto dan video (53%) dan banyak teman
yang menggunakan (51%).
Lucy Pujasari Supratman (2018) yang melakukan penelitian tentang penggunaan media
sosial oleh digital native menyebutkan bahwa pengguna media sosial menggunakan media
sosial untuk beragam tujuan dalam keseharian mereka. Tujuan atau motivasi atau kebutuhan
tersebut, yakni mendapatkan informasi (tentang makanan, tempat, orang, dan pengetahuan),
berkomunikasi secara virtual (chatting, video, dan foto), mengeksplorasi hobi, memperoleh
hiburan, menunjang tugas perkuliahan, melakukan pembelanjaan daring, serta pengadopsian
budaya melalui gaya busana dan gaya hidup (Supratman, 2018).
Adanya penggunaan media dari sisi keaktifan dan motivasi ini sesuai dengan Teori
Dependensi yang merupakan pengembangan dari Teori Uses and Gratification. Teori
ketergantungan media (depedency theory) membahas mengenai mengenai kekuatan media
massa dalam mempengaruhi khalayak secara terbatas karena adanya sifat ketergantungan
audien terhadap isi media massa. Ketergantungan pada media akan menimbulkan efek pada
media itu sendiri. Semakin besar ketergantungan seseorang terhadap media maka semakin
besar pula efek yang dapat ditimbulkan media terhadap orang bersangkutan (Morissan, 2013,
h. 517).
Terkait efek, menurut Sendjaja (2002, h. 201), ada tiga level efek terkait dengan media
massa, yakni efek kognitif di mana ada akibat bersifat informatif bagi pengguna media, efek
afektif yang memiliki kadar lebih tinggi daripada efek kognitif dan berkaitan dengan perasaan
seperti iba, terharu, gembira, sedih, marah, dan takut, efek behavioural terkait dengan akibat
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Berdasarkan pada level ketiga efek tersebut, terdapat sikap yang timbul dari efek tersebut.
Sikap kognitif ketika individu mulai memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak, sikap
afektif ketika individu mulai memiliki rasa suka terhadap hal yang bisa membuat mereka
merasa nyaman, dan sikap behavioral ketika dia mulai mempunyai kecenderungan yang
bersifat positif ataupun negatif terhadap sesuatu, baik dalam bidang dunia maya ataupun dalam
dunia nyata (Sendjaja, 2002, h. 203).
Media sosial kini dapat membantu remaja dalam berkomunikasi dan bersosialisasi,
karena internet memudahkan remaja menjalin relasi dengan teman ataupun lawan jenis. Jarak
dan waktu tidak lagi menjadi halangan dalam hal komunikasi. Akan tetapi sebaliknya, seorang
remaja yang kecanduan menggunakan media sosial cenderung mengalami penuruan keinginan
untuk berkomunikasi secara langsung, tatap muka, khususnya dengan keluarga maupun
lingkungan sosialnya. Kemampuan untuk berkomunikasi secara asertif sangat diperlukan untuk
mengurangi dampak negatif penggunaan media sosial pada remaja (Dewi, Oon & Januar,
2017).
Dewi Puspita Sari (2017) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan
Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal Masyarakat di Indonesia menyebutkan
terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan media sosial bagi komunikasi
interpersonal diantaranya; a) Dapat menjauhkan orang-orang terdekat begitu juga sebaliknya,
b) Interaksi secara tatap muka cenderung menurun, c) Membuat orang-orang menjadi
kecanduan terhadap media sosial, d) Rentan terhadap pengaruh buruk orang lain, e)
Menimbulkan konflik dan masalah privas (Dewi, Oon & Januar, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Vensy Vydia (2014) dengan judul Pegaruh Sosial Media
terhadap Komunikasi Interpersonal dan Cyberbullying pada Remaja menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan cyberbullying pada
remaja. Dampak situs jejaring sosial ini lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena
sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja (Vensy, Nursanti & Anna,
2014).
Berdasarkan hasil penelitian oleh Cecep Darmawan dan rekan (2019) mengenai
Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja dalam Penggunaan Media Sosial di Kota
Bandung diketahui bahwa dalam menggunakan media sosial, awal hubungan dapat terjalin
dengan ketertarikan terhadap hal yag sama. Faktor kenyamanan dapat menyebabkan hubungan
tersebut menjadi lebih erat. Efektivitas komunikasi interpersonal dipengaruhi pula oleh
seberapa besar keterbukaan dari remaja yang sedang berinteraksi, sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan hubungan antarpersonal remaja tersebut menjadi lebih dekat dan erat walaupun
berkomunikasi menggunakan media sosial (Cecep, Hana, Heni & Ridwan, 2019).
Fenomena ini mengindikasi bahwa hubungan sosial yang dibangun pada dunia maya
turut mewarnai hubungan interpersonal remaja pada dunia nyatanya. Secara positif, fenomena
yang muncul menandakan bahwa komunikasi dalam media sosial dapat membantu
meningkatkan hubungan sosial penggunanya baik itu di dunia maya ataupun di dunia nyata.
Secara negatif fenomena yang muncul memandakan bahwa komunikasi melalu media sosial
mengurangi tingkat keintiman hubungan sosial di dunia nyata.
Individu menggunakan media sosial Twitter mempunyai motif dan kebutuhan tertentu.
Semakin orang sering menggunakan media sosial Twitter, semakin banyak informasi yang
didapatkan sehingga akan berdampak pada keterampilan komunikasi interpersonal seseorang.
Secara umum, motif adalah kebutuhan, keinginan dan dorongan. Motivasi seseorang juga
tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang cukup besarlah yang akan
menentukan perilaku seseorang. Motivasi berkaitan erat dengan dorongan atau kekuatan yang
berada dalam diri seseorang. Terlihat jelas, bahwa media sosial saat ini dijadikan agen
kepentingan atau interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati
pesan yang disampaikan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingan umum ( Ardianto, 2007, h. 84).
Sementara memilih Kota Bekasi sebagai Objek penelitian karena pada semester I 2020,
provinsi yang memiliki jumlah penduduk paling banyak adalah Jawa Barat yakni sebesar
46.497.175 jiwa dan Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk paling banyak menurut SIAK
Provinsi Jawa Barat tahun 2020 sebesar 3.083.644 jiwa di bandingkan dengan kota-kota
lainnya yang berada di Provinsi Jawa Barat. Saat ini Kota Bekasi sudah berkembang menjadi
lokasi urbanisasi dan sentra industri yang secara administratif dibagi menjadi dua wilayah yaitu
kota dan kabupaten. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah
desa dan kelurahan dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,9 juta jiwa. Menurut dari data
(Badan Pusat Statistik Bekasi, 2020) terdapat 12 kecamatan di Kota Bekasi yang memiliki
jumlah penduduk paling banyak diantaranya Kecamatan Bekasi Utara.
2.873.484
Kota Bekasi 2.943.859 3.013.851 3.083.644
Pemilihan Kecamatan Bekasi Utara dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan
jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Kota Bekasi lainnya dan juga berdasarkan jumlah
usia antara 18-21 Tahun yang berada di Kecamatan Bekasi Utara dari hasil data Badan Pusat
Statistik Kota Bekasi (Badan Pusat Statistik Bekasi, 2020). Berdasarkan dari sumber Badan
Pusat Statistik bekasi, jumlah penduduk di Kota Bekasi berdasarkan umur dan jenis kelamin di
kecamatan Bekasi Utara sangat banyak. Peneliti fokus mengambil populasi remaja sekitar
umur 18 tahun sampai 21 tahun. Menurut Sarwono (2000) remaja yang berada dalam rentang
usia 18-21 tahun dimana pada masa-masa ini mereka sedang mengalami perkembangan secara
individu.
Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Bekasi Utara
Tahun 2018.
Sumber: Badan Pusat Statistik kota Bekasi
Gambar 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Bekasi Utara
Tahun 2018.
Sumber: Badan Pusat Statistik kota Bekasi
Penulis memilih penelitian pada kalangan remaja karena remaja sangat dekat dengan
penggunaan media. Mereka menggunakan media sosial Twitter sebagai media untuk dapat
berkomunikasi satu sama lain. Hubungan interperosnal remaja yang dilakukan melalui media
sosial tentunya memberikan pengaruh pada hubungan interpersonal remaja baik di duinia nyata
maupun di dunia maya. Remaja saat ini mengalami peralihan berbagai macam perubahan
termasuk perubahan sikap dan perilaku. Konsumsi media sosial merupakan salah satu
perubahan perilaku yang dialami oleh para remaja yang diakibatkan oleh perkembangan
internet. Setiap aspek dalam kehidupan seorang remaja dapat didokumentasikan dengan
kehadiran media sosial. Karena itu, remaja akan cenderung untuk mengeksplorasi media sosial
dan menghabiskan sebagian waktunya untuk terhubung di dunia (Jhon, 2003).
Peneliti memilih daerah kota Bekasi karena berdasarkan dengan data di atas, peneliti
mengambil populasi berdasarkan umur sekitar 18-21 tahun di Kecamatan Bekasi Utara dengan
jumlah penduduk sebesar 71.658. Kemudian, peneliti mengambil sampel penggunaan media
sosial khususnya Twitter terbanyak di Bekasi Utara sekitar dari 2020 dengan berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik Bekasi. Berdasarkan dengan masalah diatas maka peniliti memilih
judu “Pengaruh Pengunaan Media Sosial Twitter terhadap Keterampilan Komunikasi
Interpersonal di Kalangan Remaja Kecamatan Tambun Utara Bekasi Jawa Barat”
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini
meliputi :
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini meliputi:
1. Sejauh mana pengaruh penggunaan media sosial Twitter dilihat dari frekuensi
pemakaian tiap individu?
2. Sejauh mana motivasi yang timbul dari tiap individu dalam penggunaan media
sosial Twitter?
3. Sejauh mana pengaruh yang timbul dalam penggunaan media sosial Twitter
terhadap keterampilan komunikasi interpersonal individu?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk melihat sejauh mana penggunaan media sosial Twitter dilihat dari
frekuensi pemakaian tiap individu.
2. Untuk mengetahui sejauh mana motivasi yang timbul dari tiap inividu dalam
penggunaan media sosial Twitter.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dalam penggunaan
media sosial Twitter terhadap keterampilan komunikasi interpersonal individu.
b. Keguanaan Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian baru di bidang Ilmu
Komunikasi khususnya dalam pengaruh penggunaan media sosial twitter
terhadap keterampilan komunikasi interpersonal individu.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi
masyarakat umum dan bermanfaat dalam pengembangan teori-teori
komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal.
3. Penelitian ini diharapkan sebagai pijakan dan referensi bagi penelitian-
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan media sosial twitter dan juga
keterampilan komunikasi interpersonal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan McQuail dan rekan tersebut merujuk pada penggunaan media secara
umum. Sementara terkait penggunaan media sosial di Indonesia, GlobalWebIndex
(dalam Katadata, 2019) melakukan survei terhadap motivasi penduduk Indonesia
menggunakan media sosial, yakni Motivasi mereka, yakni mengisi waktu luang (61
persen), berjejaring dengan orang lain (54 persen), mencari konten hiburan (54 persen),
membagikan foto dan video (53 persen), dan banyak teman yang menggunakan (51
persen).
Hal yang pokok dari sebagian besar teori mengenai motivasi personal untuk
penggunaan media adalah gagasan bahwa media menawarkan imbalan yang diharapkan
(maka diprediksikan) oleh anggota khalayak potensial berdasarkan pengalaman di masa
lalu yang relevan. Imbalan-imbalan ini dapat dipikirkan lagi sebagai efek psikologis
yang dihargai oleh individu (Mc Quail, 2011 : 177).
Dalam penjelasan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa teori Uses and
Gratification merupakan sekelompok orang atau orang itu sendiri yan dianggap aktif
dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Teori
ini menitik beratkan pada yang dilakukan khalayak dalam penentu pemilihan pesan atau
media itu sendiri.
Dengan demikian, ketergantungan pada media merupakan hasil dari dua faktor
penting, yaitu motif audien untuk mendapatkan kepuasan dan ketersediaan alternatif
tontonan. Menurut model yang disebut dengan uses and dependency model (model
penggunaan dan ketergantungan) ini, beberapa elemen tertentu dalam sistem media,
seperti struktur masyarakat, perbedaan individu dan sistem media itu sendiri
menyebabkan orang menggunakan dan bergantung pada media. Ketergantungan pada
media akan menimbulkan efek pada media itu sendiri. Semakin besar ketergantungan
seseorang terhadap media, maka semakin besar pula efek yang dapat ditimbulkan media
terhadap orang bersangkutan (Morissan, 2017 : 87).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti berpendapat bahwa teori ketergantungan
media merupakan bahwa semakin orang tergantung pada media untuk memenuhi
kebutuhannya maka peran media dalam hidup seseorang dipandang menjadi sangat
penting dan karena itu media massa akan memiliki pengaruh yang besar terhadap orang
tersebut
2.4. Kerangka Pemikiran
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Teori Dependensi
Penggunaan Media:
Keaktifan Dan Motivasi Keterampilan komunikasi
interpersonal: 1) Keterampilan
Berbicara, (2) Keterampilan
Bertanya, (3) Keterampilan
Membuka Pintu Komunikasi, (4)
Keterampilan Menjaga Sopan
Santun, (5) Keterampilan
Meminta Maaf Pada Saat Merasa
Bersalah, (6) Cepat Tanggap dan
Bertanggung Jawab , (7)
Perhatian dan Kepedulian, (8)
Memiliki Empati, dan (9)
Keterampilan Mendengarkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan
generasi untuk populasi yang besar. Survei yang digunakan peneliti ingin mengetahui mengapa
situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya situasi. Penelitian
tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tetapi telah mencoba menjelaskan
mengapa fenomena itu terjadi dan pengaruhnya (Jalaludin, 2007).
Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif karena peneliti lebih mementingkan aspek
keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh
populasi. Berdasarkan pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif dalam jenis penelitian eksplanatif ini mengenai pengaruh media sosial Twitter yang
saat ini sedang populer sdi Indonesia dan jenis penelitian ini dianggap tepat karena dalam
penelitian eksplanatif ini dimaksudkan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi yang
membuktikan adanya hubungan dipengaruhi mempengaruhi dan sebab akibat untuk
mengetahui hubungan antar Pengaruh media sosial Twitter terhadap keterampilan komunikasi
interpersonal pada remaja.
a. Mampu berpendapat
dengan teman/keluarga
b. Mampu bercakap
Skala likert
dengan keluarga/teman
keterampilan c. Mampu berunding
berbicara dengan teman/keluarga
a. Mampu meminta
keterampilan keterangan/penjelasan Skala likert
bertanya kepada teman/keluarga
a. Mampu menyampaikan
pesan dengan baik
kepada teman/keluarga
Skala likert
keterampilan b. Mampu menyampaikan
Keterampilan
membuka pintu tujuan komunikasi
Komunikasi
komunikasi kepada teman/keluarga
Interpersonal
a. Mampu berkata-kata
(Y)
baik dengan
teman/keluarga
Skala likert
keterampilan b. Mempunyai budi pekerti
menjaga sopan yang baik dengan
santun teman/keluarga
a. Mampu meminta
permohonan maaf
apabila menyampaikan
informasi yang tidak
Skala likert
keterampilan benar kepada
meminta maaf teman/keluarga
pada saat merasa b. Mampu menjaga
bersalah hubungan baik dengan
lawan bicara kepada
teman/keluarga
a. Cepat dapat mengetahui
dan menyadari gejala
yang timbul antara
teman/keluarga
b. segera mengetahui Skala likert
(keadaan) dan
cepat tanggap memperhatikan
dan bertanggung sungguh-sungguh antara
jawab teman/keluarga
a. Mampu memahami
keadaan teman/keluarga
b. Kemampuan dalam
Skala likert
bertindak berdasarkan
perhatian dan perasaan kepeduliaan
kepedulian dengan teman/keluarga
a. Mampu memiliki
perasaan peduli kepada
teman/keluarga
Skala likert
b. Mampu merasakan apa
yang dirasakan
memiliki empati teman/keluarga
a. Mampu menerima
informasi dari orang lain
dengan baik dan benar
Skala likert
b. Mampu memahami
keterampilan informasi yang telah
mendengarkan didapatkan.
3.4.2. Sampling
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang sesuai dengan penelitian ini adalah
Nonprobability sampling. Nonprobability sampling memiliki beberapa teknik dalam
menentukan sampel diantaranya teknik sampling Aksidental. Menurut Sugiyono (2001,
h. 60) sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Menurut Kriyantono (2006, h.95) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh responden. Tujuan dari penyebaran kuesioner adalah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisisian daftar pertanyaan.
Pada penelitian ini menggunakan skala likert sebagai alat pengukur dalam
penelitian ini. Skala likert berupa pertanyaan yang sistematis untuk
menunjukkan bahwa masing-masing kategori pertanyaan memiliki intensitas
yang sama (Prasetyo, 2010, h.110). Untuk mengukur yang digunakan Skala
Likert sebanyak lima tingkat sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5
b. Setuju (S) dengan skor 4
c. Netral (N) dengan skor 3
d. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1
2. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membaca, serta mempelari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi dan
lain-lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
r: koefisien korelasi
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai indeks
valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016, h. 179). Oleh karena itu,
semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena
dianggap tidak valid.
3.6.2. Reliabilitas
Berdasarkan hasil analisis data program SPSS versi 24 diperoleh data sebagai
berikut:
Butiran Pearson
Keterangan
Pernyataan Corelation
1 0,334 Valid
2 0,386 Valid
3 0,477 Valid
4 0,591 Valid
5 0,224 Tidak Valid
6 0.403 Valid
7 0,413 Valid
8 0,558 Valid
9 0,483 Valid
10 0,688 Valid
11 0,551 Valid
12 0,714 Valid
13 0,58 Valid
14 0,586 Valid
15 0,563 Valid
16 0,648 Valid
17 0,658 Valid
18 0,745 Valid
19 0,639 Valid
20 0,606 Valid
21 0,636 Valid
Berdasarkan table 3.3 maka diperoleh hasil dari 21 pernyataan variabel X yang
memiliki tingkat validitas sebanyak 20 pernyataan yang dikatakan valid karena memiliki
tingkat validitas > 0,254 dan 1 pernyataan dikatakan tidak valid dan dihilangkan karena
dibawah < 0,254. Dalam buku (Sugiono, 2011:183), bila koefisien korelasi sama dengan 0,3
atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Dari uji pretest diatas
koefisien korelasi 20 butir dengan skor diatas 0,2 dan 1 butir dibawah 0,2 jadi hanya 20 butir
item instrument dinyatakan valid.
Sedangkan untuk hasil pretest uji validitas variabel Y diperoleh data sebagai berikut:
Butiran Pearson
Keterangan
Pernyataan Corelation
1 0,817 Valid
2 0,664 Valid
3 0,755 Valid
4 0,669 Valid
5 0,718 Valid
6 0,745 Valid
7 0,786 Valid
8 0,822 Valid
9 0,758 Valid
10 0,748 Valid
11 0,625 Valid
12 0,806 Valid
13 0,793 Valid
14 0,729 Valid
15 0,675 Valid
16 0,416 Valid
17 0,624 Valid
Berdasarkan table 3.4 maka diperoleh hasil dari 17 pernyataan variabel Y yang
memiliki tingkat validitas sebanyak 17 pernyataan. Maka tidak terdapat item pernyataan yang
dihilangkan guna untuk mempermudah penyebaran kuesioner.
N %
Cases Valid 60 100,0
a
Excluded 0 0,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Tabel 3.6 Uji Pretest Reliabilitas Variabel X (Penggunaan Media Sosial Twitter)
Cronbach's
Alpha N of Items
,882 21
Cronbach's
Alpha N of Items
,941 17
Dapat diketahui dari table 3.6 dan 3.7 dalam penelitian ini teknik pengujian reliabilitas
dengan menggunakan nilai koefisien reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya
yaitu apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat reliabel yang
cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang
reliabel.
Menurut Sunyoto (2016: 29) menyatakan bahwa Uji hipotesis atau uji beda bertujuan
untuk menguji harga-harga statistik, mean dan proporsi dari satu atau dua sampel yang diteliti.
Uji ini dikatakan hipotesis yang saling berlawanan yakni dapat diketahui hipotesis awal (nihil)
diterima atau ditolak. Dilakukan pengujian harga-harga statistik dari sampel sebab hipotesis
tersebut dapat seperti pernyataan benar ataupun pernyataan salah. Peneliti melakukan uji
hipotesis menggunakan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen apakaha positif atau negatif. Rumus regresi linear sederhana
sebagi berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
X = Variabel independen
Lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa
Barat 17121 yang memiliki 9 kelurahan diantaranya Jalenjaya, Karangsatria, Satria
Mekar, Sriamur, Srijaya, Srimahi, Srimukti, Gabus dan Pulo Puter
3.8.2. Waktu penelitian
Twitter merupakan salah satu media baru berjenis microblogging yang dapat
memudahkan dan mempercepat penggunanya dalam mendapatkan berita atau informasi
secara cepat dan singkat pada saat ini. Dengan menggunakan media sosial Twitter,
orang akan merasa terpenuhi dan tercukupi kebutuhannya. Microblog sendiri
merupakan salah satu bentuk blog yang membatasi ukuran pada setiap postinganya.
Sebagai salah satu media sosial penyedia layanan microblog, fungsi penulisan pesan
yang disediakan oleh Twitter hanya mampu menampung 140 karakter (Zarella, 2010,
h.31).
Sementara itu, ciri-ciri dari sebuah microblogging atau twitter dan di jadikan
indikator dalam variabel Twitter (Madcoms, 2010, h. 144-159) yaitu :
1. Update Status, Pesan sepanjang 140 karakter yang digunakan untuk berbagi kepada
teman di twitter.
2. Re-Tweet, merupakan fasilitas yang ada di twitter yang di pergunakan untuk
mengulang tweet yang dibuat oleh pengguna lain di twitter.
3. Direct Message, Dengan fasilitas direct message ini pengguna dapat langsung
mengirimkan pesan kepada pengguna lain di twitter secara langsung tanpa bisa di
baca oleh pengguna lain di twitter.
4. Mention, merupakan balasan dari percakapan agar sesama pengguna twitter bisa
langsung menandai orang yang akan diajak bicara.
5. Twitpic atau Twitter Pictures, memposting gambar ke halaman twitter. Jadi semua
follower yang sedang online saat kita posting, akan melihat foto yang pengguna
upload.
6. Trending Topic, Topik atau isu yang lagi hangat atau sedang ramai dibicarakan
orang di seluruh dunia maupun per negara.
Logo Twitter
Sumber : about.twitter.com
Berdasarkan hasil analisis data program SPSS versi 24 diperoleh data sebagai
berikut:
Butiran Pearson
Keterangan
Pernyataan Corelation
1 0,334 Valid
2 0,386 Valid
3 0,477 Valid
4 0,591 Valid
5 0,224 Tidak Valid
6 0.403 Valid
7 0,413 Valid
8 0,558 Valid
9 0,483 Valid
10 0,688 Valid
11 0,551 Valid
12 0,714 Valid
13 0,58 Valid
14 0,586 Valid
15 0,563 Valid
16 0,648 Valid
17 0,658 Valid
18 0,745 Valid
19 0,639 Valid
20 0,606 Valid
21 0,636 Valid
Berdasarkan table 4.1 maka diperoleh hasil dari 21 pernyataan variabel X yang
memiliki tingkat validitas sebanyak 20 pernyataan yang dikatakan valid karena
memiliki tingkat validitas > 0,254 dan 1 pernyataan dikatakan tidak valid dan
dihilangkan karena dibawah < 0,254. Dalam buku (Sugiono, 2011:183), bila koefisien
korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan
valid. Dari uji pretest diatas koefisien korelasi 20 butir dengan skor diatas 0,2 dan 1
butir dibawah 0,2 jadi hanya 20 butir item instrument dinyatakan valid.
Sedangkan untuk hasil uji validitas variabel Y diperoleh data sebagai berikut:
Butiran Pearson
Keterangan
Pernyataan Corelation
1 0,817 Valid
2 0,664 Valid
3 0,755 Valid
4 0,669 Valid
5 0,718 Valid
6 0,745 Valid
7 0,786 Valid
8 0,822 Valid
9 0,758 Valid
10 0,748 Valid
11 0,625 Valid
12 0,806 Valid
13 0,793 Valid
14 0,729 Valid
15 0,675 Valid
16 0,416 Valid
17 0,624 Valid
Berdasarkan table 4.2 maka diperoleh hasil dari 17 pernyataan variabel Y yang
memiliki tingkat validitas sebanyak 17 pernyataan. Maka tidak terdapat item
pernyataan yang dihilangkan guna untuk mempermudah penyebaran kuesioner.
N %
Cases Valid 60 100,0
a
Excluded 0 0,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
,882 21
Cronbach's
Alpha N of Items
,941 17
Sumber : Data Kuesioner, 2020
Dapat diketahui dari table 4.4 dan 4.5 dalam penelitian ini teknik pengujian
reliabilitas dengan menggunakan nilai koefisien reliabilitas alpha. Kriteria
pengambilan keputusannya yaitu apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item
tersebut memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi
dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.
a. Jenis kelamin.
Tabel 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 9 15,0 15,0 15,0
perempuan 51 85,0 85,0 100,0
b. Usia.
Tabel 4.7 Klasifikasi Responden berdasarkan Usia
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 tahun 1 1,7 1,7 1,7
19-21 36 60,0 60,0 61,7
Sumber tahun
: Data 22-24 23 38,3 38,3 100,0
tahun
Kuesioner,
Total 60 100,0 100,0
2020
Kelurahan
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Vali Jalenjaya 6 10,0 10,0 10,0
d Karangs 29 48,3 48,3 58,3
atria
Satria 11 18,3 18,3 76,7
mekar
Sriamur 1 1,7 1,7 78,3
Srijaya 4 6,7 6,7 85,0
Srimahi 2 3,3 3,3 88,3
Srimukti 3 5,0 5,0 93,3
Gabus 3 5,0 5,0 98,3
Pulo 1 1,7 1,7 100,0
puter
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sering 42 70,0 70,0 70,0
jarang 18 30,0 30,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sering 40 66,7 66,7 66,7
jarang 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid pernah 47 78,3 78,3 78,3
jarang 12 20,0 20,0 98,3
tidak 1 1,7 1,7 100,0
pernah
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 45 75,0 75,0 75,0
Tidak 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020
X1
media sosial Twitter dalam satu minggu terakhir.” untuk pernyataan pertama
responden lebih banyak menyatakan sangat setuju yaitu sebanyak 30 orang yang
X2
Hal ini berarti ukuran dalam mengunjungi akun pengguna media sosial
Twitter lainnya responden lebih banyak menyatakan setuju yaitu sebanyak 42
orang yang artinya responden cukup aktif menggunakan media sosial Twitter
untuk mengunjungi akun pengguna media sosial Twitter lainnya.
X4
X5
X6
X8
X9
X10
X11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Setuju 41 68.3 68.3 68.3
Sangat
Valid 19 31.7 31.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 36 60,0 60,0 60,0
Sangat 24 40,0 40,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Hal ini berarti ukuran dalam menggunakan media sosial Twitter dapat
menemukan banyak teman, responden lebih banyak menyatakan setuju yaitu
sebanyak 36 yang berarti 36 responden tersebut rata-rata menggunakan media
sosial Twitter dapat menemukan banyak teman.
X13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 35 58,3 58,3 58,3
Sangat 25 41,7 41,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
X14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 35 58,3 58,3 58,3
Sangat 25 41,7 41,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
X15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 31 51,7 51,7 51,7
Sangat 29 48,3 48,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Berdasarkan tabel 4.28 diatas, menunjukkan bahwa” dari jumlah
responden 60 orang yang diambil sebagai sampel terhadap “Menggunakan
media sosial Twitter dapat membentu untuk berinteraksi dengan teman” untuk
pernyataan kelima belas dapat dilihat yang memilih ketegori jawaban “sangat
setuju” menghasilkan sebanyak 29 orang atau sebesar 48,3% kategori jawaban
“setuju” menghasilkan sebanyak 31 orang atau sebesar 51,7%.
Hal ini berarti ukuran dalam menggunakan media sosial Twitter dapat
membentu untuk berinteraksi dengan teman, responden lebih banyak
menyatakan setuju yaitu sebanyak 31 yang berarti 31 responden tersebut rata-
rata menggunakan media sosial Twitter dapat membentu untuk berinteraksi
dengan teman.
X16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 27 45,0 45,0 45,0
Sangat 33 55,0 55,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Hal ini berarti ukuran dalam menggunakan media sosial Twitter dapat
memunculkan empati sosial dengan saling memberi dan menerima komentar
sesama pengguna Twitter lainnya, responden lebih banyak menyatakan sangat
setuju yaitu sebanyak 33 yang berarti 33 responden tersebut rata-rata
menggunakan media sosial Twitter dapat memunculkan empati sosial dengan
saling memberi dan menerima komentar sesama pengguna Twitter lainnya.
X17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 36 60,0 60,0 60,0
Sangat 24 40,0 40,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
X18
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 42 70,0 70,0 70,0
Sangat 18 30,0 30,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Hal ini berarti ukuran dalam menggunakan media sosial Twitter untuk
membantu menjalin kerjasama dengan pengguna lainnya, responden lebih
banyak menyatakan setuju yaitu sebanyak 42 yang berarti 42 responden tersebut
rata-rata menggunakan media sosial Twitter untuk membantu menjalin
kerjasama dengan pengguna lainnya.
X19
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 31 51,7 51,7 51,7
Sangat 29 48,3 48,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
X20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 26 43,3 43,3 43,3
Sangat 34 56,7 56,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
X21
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 21 35,0 35,0 35,0
Sangat 39 65,0 65,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Hal ini berarti ukuran dalam menggunakan media sosial Twitter untuk
membantu memberikan informasi mengenai tranding topik yang sedang hangat
dibicarakan oleh khalayak, responden lebih banyak menyatakan sangat setuju
yaitu sebanyak 39 yang berarti 39 responden tersebut rata-rata menggunakan
media sosial Twitter untuk membantu memberikan informasi mengenai
tranding topik yang sedang hangat dibicarakan oleh khalayak.
Tabel 4.35
Jumlah
Rata-
No Pernyataan Jawaban
Rata
Responden
Keaktifan penggunaan media sosial
1. Melalui tabel 4.35 yang disajikan diatas, dapat dilihat bahwa poin
tertinggi atau poin terbanyak dari indikator intensitas penggunaan media
sosial Twitter pada sub variabel keaktifan penggunaan media sosial
Twitter berada di poin pertama pada pernyataan “Saya aktif dalam
menggunakan media sosial Twitter dalam satu minggu terakhir” dengan
jumlah jawaban responden sebesar 201 dan skor rata-rata sebesar 3.50.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam indikator Intensitas penggunaan
media sosial Twitter dinyatakan sangat aktif yang diketahui dari
seberapa orang sering, tidak sering atau bahkan jarang dalam
menggunakan media sosial Twitter.
2. Kemudian point terbanyak dari indikator waktu yang dihabiskan dalam
menggunakan media sosial Twitter pada sub variabel keaktifan
penggunaan media sosial Twitter berada di point pertama dengan
pernyataan “Setiap log in di media sosial Twitter saya menghabiskan
waktu kira-kira selama kurang dari 30 menit dalam sehari” dengan
jumlah jawaban responden sebesar 202 dan skor rata-rata sebesar 3.37.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam indikator waktu yang dihabiskan
dalam menggunakan media sosial Twitter rata-rata menjawab sebesar
30 menit dalam sehari.
3. Kemudian point terbanyak dari indikator motif menghindari dari
rutinitas sehari-hari pada sub variabel motivasi penggunaan media sosial
berada di poin ketiga pada pernyataan “Saya menggunakan media sosial
Twitter untuk melampiaskan masalah yang sedang dihadapi” dengan
jumlah jawaban responden sebesar 199 dan skor rata-rata sebesar 3.32.
Maka dapat disimpulkan bahwa indikator motif menghindari dari
rutinitas sehari-hari banyak yang menjawab menggunakana media sosial
Twitter hanya untuk melampiaskan masalah yang sedang dihadapi.
4. Kemudian point terbanyak dari indikator menggunakan media sosial
untuk menjalin pertemanan pada sub variabel motivasi penggunaan
media sosial berada di point keempat pada pernyataan “Dengan
menggunakan media sosial Twitter dapat membantu saya untuk
berinteraksi dengan teman.” dengan jumlah jawaban responden sebesar
209 dan skor rata-rata sebesar 3.48. Maka dapat disimpulkan bahwa
indikator menggunakan media sosial untuk menjalin pertemanan dapat
membantu juga dalam berinteraksi dengan teman di media sosial
Twitter.
5. Kemudian point terbanyak dari indikator menggunakan media sosial
untuk menguatkan nilai-nilai individu pada sub variabel motivasi
penggunaan media sosial berada di point pertama pada pernyataan
“Twitter memunculkan empati sosial dengan saling memberi dan
menerima komentar sesama pengguna Twitter lainnya.” dengan jumlah
jawaban responden sebesar 213 dan skor rata-rata sebesar 3.55. Maka
dapat disimpulkan bahwa indikator menggunakan media sosial untuk
menguatkan nilai-nilai individu dengan saling memberi dan menerima
komentar dengan sesama pengguna Twitter lainnya.
6. Kemudian point terbanyak dari indikator mencari informasi untuk
membantu seorang individu untuk mencapai sesuatu pada sub variabel
motivasi penggunaan media sosial berada di point ketiga pada
pernyataan “Twitter memberikan informasi mengenai tranding topik apa
yang sedang hangat dibicarakan oleh khalayak.” dengan jumlah jawaban
responden sebesar 219 dan skor rata-rata sebesar 3.65. Maka dapat
disimpulkan bahwa indikator mencari informasi untuk membantu
seorang individu untuk mencapai sesuatu, media sosial Twitter dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.
Y1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 38 63,3 63,3 63,3
Y2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 39 65,0 65,0 65,0
Sangat 21 35,0 35,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 40 66,7 66,7 66,7
Sangat 20 33,3 33,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 1 1,7 1,7 1,7
Setuju
Setuju 36 60,0 60,0 61,7
Sangat 23 38,3 38,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71,7 71,7 71,7
Sangat 17 28,3 28,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 44 73,3 73,3 73,3
Sangat 16 26,7 26,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 37 61,7 61,7 61,7
Sangat 23 38,3 38,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75,0 75,0 75,0
Sangat 15 25,0 25,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 47 78,3 78,3 78,3
Sangat 13 21,7 21,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 42 70,0 70,0 70,0
Sangat 18 30,0 30,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75,0 75,0 75,0
Sangat 15 25,0 25,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71,7 71,7 71,7
Sangat 17 28,3 28,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 44 73,3 73,3 73,3
Sangat 16 26,7 26,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 47 78,3 78,3 78,3
Sangat 13 21,7 21,7 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Berdasarkan tabel 4.49 diatas menunjukkan bahwa” dari jumlah
responden 60 orang yang diambil sebagai sampel terhadap “dengan aktif
menggunakan media sosial Twitter mampu meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal dalam memiliki perasaan peduli kepada
keluarga/teman di kehidupan sehari-hari” untuk pernyataan ketiga belas dapat
dilihat yang memilih ketegori jawaban “sangat setuju” menghasilkan sebanyak
13 orang atau sebesar 21,7% kategori jawaban “setuju” menghasilkan sebanyak
47 orang atau sebesar 78,3%.
Y15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75,0 75,0 75,0
Sangat 15 25,0 25,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Y16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 51 85,0 85,0 85,0
Sangat 9 15,0 15,0 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71,7 71,7 71,7
Sangat 17 28,3 28,3 100,0
Setuju
Total 60 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Tabel 4.53
Jumlah
Rata-
No Pernyataan Jawaban
Rata
Responden
Dalam penelitian ini penulis melakukan uji hipotesis dengan analisis regresi
linier sederhana menggunakan Program SPSS Stastistik Versi 22. Berikut hasil uji
hipotesis penelitian
Correlations
Penggunaan Keterampilan
media sosial komunikasi
Twitter interpersonal
Penggunaan Pearson 1 .673**
media sosial Correlation
Twitter
Sig. (2-tailed) ,000
N 60 60
Keterampilan Pearson .673** 1
komunikasi Correlation
interpersonal
Sig. (2-tailed) ,000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Analisis data dilakukan untuk melihat apakah ada atau tidaknya pengaruh antara
Penggunaan Media Sosial Twitter terhadap Keteremapilan Komunikasi Interpersonal.
Analisis menggunakan regresi sederhana menggunakan program SPSS Versi 22.
Pengujian ini bertujuan untuk memperlihatkan kaitan fungsional atau disebut ialah
menyamakan atau tidak terdapat membedakan antara variabel terikat yaitu
Keterampilan Komunikasi Interpersonal dengan variabel bebas yaitu Penggunaan
Media Sosial Twitter.
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Penggunaan Enter
media sosial
Twitterb
Berdasarkan hasil tabel 4.55 di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode serta
variabel penelitian yang digunakan dalam analisis regresi, variabel independent-nya
yaitu Penggunaan Media Sosial Twitter sementara variabel dependent-nya adalah
Keterampilan Komunikasi Interpersonal. Analisis regresi menggunakan metode enter.
Tidak ada variabel yang dibuang sehingga pada kolom variabels removed tidak ada
angkanya atau kosong.
Model Summary
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate
1 .673a ,453 ,443 4,111
a. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial
Twitter
Sumber : Data Kuesioner, 2020.
Berdasarkan hasil uji hipotesis tabel 4.56, dapat diketahui korelasi/hubungan R
yaitu sebesar 0,673. Dari output statistik tersebut diperoleh koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,453. Nilai R Square 0,453 ini berasal dari pengkuadratan nilai
koefisien korelasi (R) yaitu 0,673 x 0,673 = 0,453. Besarnya angka koefisien
determinasi (R Square) adalah 0,453 atau sama dengan 45,3%. Angka tersebut
mengandung arti bahwa variabel Penggunaan Media Sosial Twitter (X) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Keterampilan Komunikasi
Interpersonal (Y) sebesar 45,3%. Sedangkan sisanya (100% - 45,3% = 54,7%)
dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak
teliti.
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 810,700 1 810,700 47,966 .000b
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 8,196 6,896 1,188 ,240
Pada tabel 4.58 Nilai thitung pada variabel Penggunaan Media Sosial Twitter (X) adalah
0,05
sebesar 6,926 dan ttabel ( ; 66) = 1,996 Jadi diperoleh thitung (6,926) < ttabel (1,996) dan nilai
2
signifikansi sebesar 0,000 < 0, 05. Sehingga dapat diinterprestasikan bahwa Penggunaan Media
Sosial Twitter (X) secara parsial berpengaruh dan signifikasi terhadap variabel Keterampilan
Komunikasi Interpersonal (Y), maka H1 diterima.
Hipotesis:
t t
tabel tabel
1,996 1,996 t hitung = 6, ,926
1.2. Pembahasan
Hasil dari penelitian selanjutnya diolah untuk digunakan menjawab rumusan
masalah dalam penelitian, yaitu Sejauh mana pengaruh Penggunaan Media Sosial
Twitter terhadap Keterampilan Komunikasi Interpersonal? Berikut uraian pembahasan
dalam penelitian ini
4.2.1. Sejauh mana pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter terhadap
Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Hipotesis dari peneliti adalah menolak H0 dan menerima H1,yang artinya hasil
pada penelitian ini ialah Penggunaan Media Sosial Twitter (Variabel X) berpengaruh
kuat terhadap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (Variabel Y).
Untuk melihat hubungan antara variabel X (Penggunaan media sosial Twitter)
dengan variabel Y (Keterampilan Komunikasi Interpersonal) digunakan perhitungan
Korelasi, untuk mengetahui hubungan antara Penggunaan Media Sosial Twitter dengan
Keterampilan Komunikasi Interpersonal remaja di Kecamatan Tambun Utara Bekasi
Jawa Barat. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi menyimpulkan bahwa korelasi
antara Penggunaan Media Sosial Twitter sebesar 0,673. Setelah diketahui koefisien
korelasi, maka hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa Penggunaan Media Sosial
Twitter (Variabel X) memiliki pengaruh atau hubungan yang kuat, yaitu berada di
interval 0,60 - 0,799 terhadap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (Variabel Y).
Pengaruh yang nyata atau signifikan variabel bebas (X) ke variabel terikat (Y),
dari output tersebut terlihat bahwa F hitung 47,966 dengan nilai signifikansi (Sig.)
dalam uji F adalah 0,000. Karena Sig. 0,000 < 0,05, maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji F bahwa Penggunaan Media Sosial Twitter (X)
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Keterampilan Komunikasi
Interpersonal (Y) atau berarti signifikan.
2. Usia.
Berdasarkan pada karaketeristik usia, dapat diketahui bahwa responden
dalam penelitian lebih dominan berumur 19-21 Tahun sebanyak 36 orang
atau sebesar 60 %, selanjutnya ke-2 terbanyak umur 22-24 tahun sebanyak
23 orang atau sebesar 38,3%, selanjutnya umur 18 tahun sebanyak 1 orang
atau sebesar 1,7%. Data ini menunjukan bahwa para responden yang yang
menggunakan media sosial Twitter di Kecamatan Tambun Utara Bekasi
Jawa Barat lebih banyak berumur 19-21 tahun berdasarkan kategori
penelitian ini yaitu 18-21 tahun. Penentuan pada umur ini perlu dilakukan
karena umur – umur tersebut merupakan umur kategori yang termasuk
kalangan dewasa remaja sesuai dengan penelitian ini.
3. Wilayah tempat tinggal.
Berdasarkan pada karakteristik wilayah tempat tinggal, dapat diketahui
bahwa responden lebih dominan tinggal di kelurahan Karangsatria yaitu
sebanyak 29 orang atau sebesar 48,3%, selanjutnya ke-2 dominan tinggal di
kelurahan Satria Mekar sebanyak 11 orang atau sebesar 18,3%, selanjutnya
yang tinggal di kelurahan Jalenjaya sebanyak 6 orang atau sebesar 10,0%,
selanjutnya kelurahan Srijaya sebanyak 4 orang atau 6,7%, selanjutnya
kelurahan Srimukti dan Gabus mempunyai nilai yang sama yaitu sebanyak
3 orang atau sebesar 5,0%, selanjutnya kelurahan Srimahi sebanyak 2 orang
atau sebesar 3,3% dan kelurahan Sriamur dan Pulo Puter mempunyai nilai
yang sama yaitu sebanyak 1 orang atau 1,7%. Data ini menunjukan bahwa
para responden yang yang menggunakan media sosial Twitter di Kecamatan
Tambun Utara Bekasi Jawa Barat lebih banyak tinggal di kelurahan
Karangsatria.
4. Frekuensi mengunjungi media sosial Twitter.
Berdasarkan pada karakteristik frekuensi mengunjungi media sosial
Twitter dalam seminggu terakhir, yang menjawab sering sebanyak 42 orang
atau sebesar 70,0 %, sedangkan yang menjawab jarang mengunjungi media
sosial Twitter sebanyak 18 Orang atau sebesar 30,0%. Data ini menunjukan
bahwa frekuensi responden mengunjungi media sosial Twitter dalam
seminggu lebih banyak yang menjawab sering.
4.2.3. Sejauh mana motivasi yang timbul dari tiap individu dalam pemggunaan
media sosial Twitter
Aktivitas komunikasi di dunia maya saat ini sudah semakin banyak dilakukan
oleh manusia. Penggunaan dan intensitasnya sudah semakin tinggi. Apalagi setelah
media komunikasi personal seperti telepon seluler (handphone) menyediakan fasilitas
untuk hal tersebut. Realitas komunikasi personal melalui internet sekarang ini sudah
merupakan aktivitas rutin sehari-hari sejumlah besar orang, terutama di kawasan
perkotaan dan kawasan lain di mana jaringan internet dapat ditangkap. Berdasarkan
hasil penelitian di lapangan diperoleh fakta bahwa terdapat beberapa motivasi dan juga
intensitas penggunaan media sosial yang timbul pada tiap individu.
Berdasarkan hasil penelitian, intensitas penggunaan media sosial Twitter pada
sub variabel keaktifan penggunaan media sosial Twitter jawaban responden dalam
penilaian pernyataan tentang “Saya aktif dalam menggunakan media sosial Twitter
dalam satu minggu terakhir” terdapat 30 responden atau sebesar 50,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam intensitas penggunaan media
sosial Twitter dinyatakan sangat aktif yang diketahui dari seberapa orang sering, tidak
sering atau bahkan jarang dalam menggunakan media sosial Twitter. Hal ini berkaitan
dengan definisi menurut Papacharisi dan Rubin (2000) seperti dikutip (West dan
Turner, 2014, h. 113) bahwa keaktifan penggunaan media sosial diukur melalui
beberapa hal diantaranya Intensitas penggunaan media sosial yang diketahui dilihat dari
seberapa sering, tidak sering atau jarang individu dalam menggunakan media sosial.
Berdasarkan hasil penelitian, waktu yang dihabiskan dalam menggunakan
media sosial Twitter pada sub variabel keaktifan penggunaan media sosial Twitter
berada di point pertama dengan pernyataan “Setiap log in di media sosial Twitter saya
menghabiskan waktu kira-kira selama kurang dari 30 menit dalam sehari” terdapat
sebanyak 22 orang atau sebesar 36,7%. Maka dapat disimpulkan bahwa waktu yang
dihabiskan dalam menggunakan media sosial Twitter rata-rata menjawab sebesar 30
menit dalam sehari. Hal ini berkaitan dengan data dari We Are Social (2020) yang
menyatakan bahwa rata-rata pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan waktu
yang digunakan untuk bermain media sosial adalah tiga jam 26 menit dan juga definisi
menurut Papacharisi dan Rubin (2000) seperti dikutip (West dan Turner, 2014, h. 113)
bahwa keaktifan penggunaan media sosial diukur melalui waktu yang dihabiskan dalam
sehari dalam menggunakan media sosial.
Berdasarkan hasil penelitian, motif menghindari dari rutinitas sehari-hari pada
sub variabel motivasi penggunaan media sosial berada di poin ketiga pada pernyataan
“Saya menggunakan media sosial Twitter untuk melampiaskan masalah yang sedang
dihadapi” terdapat 41 orang atau sebesar 68,3% menyatakan Setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa motif seseorang dalam menggunakana media sosial Twitter hanya
untuk melampiaskan masalah yang sedang dihadapi. Hal ini berkaitan dengan
penjelasan menurut Mc Quail dan rekan (1972, h. 135-165) mengemukakan motivasi
mengapa audien menggunakan media diantaranya yaitu sebagai pengalihan (diversion)
yaitu motif individu dalam mengkonsumsi media sebagai bentuk pelarian dari rutinitas
dan masalah, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu, serta
penyaluran emosi.
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan media sosial untuk menjalin
pertemanan pada sub variabel motivasi penggunaan media sosial berada di point
keempat pada pernyataan “Dengan menggunakan media sosial Twitter dapat membantu
saya untuk berinteraksi dengan teman.” terdapat 29 orang atau sebesar 48,3%
menyatakan Sangat Setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media sosial Twitter dapat menjalin pertemanan dan dapat membantu juga dalam
berinteraksi dengan teman. Hal ini berkaitan dengan penjelasan menurut Mc Quail dan
rekan (1972, h. 135-165) mengemukakan motivasi mengapa audien menggunakan
media diantaranya hubungan personal yaitu motif yang mendorong individu
menggunakan media sosial untuk menjalin hubungan secara personal dengan orang
lain.
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan media sosial untuk menguatkan
nilai-nilai individu pada sub variabel motivasi penggunaan media sosial berada di point
pertama pada pernyataan “Twitter memunculkan empati sosial dengan saling memberi
dan menerima komentar sesama pengguna Twitter lainnya.” dengan jumlah jawaban
responden sebesar 213 dan skor rata-rata sebesar 3.55. Maka dapat disimpulkan bahwa
indikator menggunakan media sosial untuk menguatkan nilai-nilai individu dengan
saling memberi dan menerima komentar dengan sesama pengguna Twitter lainnya. Hal
ini berkaitan dengan penjelasan menurut Mc Quail dan rekan (1972, h. 135-165) yang
mengemukakan motivasi mengapa audien menggunakan media diantaranya untuk
menguatkan nilai-nilai individu. Motif ini berkaitan dengan usaha untuk memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial, membantu menjalankan peran
sosial, dan mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
Berdasarkan hasil penelitian, mencari informasi untuk membantu seorang
individu untuk mencapai sesuatu pada sub variabel motivasi penggunaan media sosial
berada di point ketiga pada pernyataan “Twitter memberikan informasi mengenai
tranding topik apa yang sedang hangat dibicarakan oleh khalayak.” terdapat 39 orang
atau sebesar 65,0% menyatakan Sangat Setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa motif
seseorang dalam menggunakan media sosial Twitter salah satunya untuk mencari
informasi untuk membantu seorang individu mencapai sesuatu dan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan penjelasan menurut Mc Quail dan
rekan (1972, h. 135-165) yang mengemukakan motivasi mengapa audien menggunakan
media diantaranya untuk membantu seorang individu untuk mencapai sesuatu. Motif
ini berkaitan dengan penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari informasi-
informasi yang bersifat umum, memuaskana rasa ingin tahu dan minat umum serta
memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
4.2.4. Sejauh mana pengaruh yang timbul dalam penggunaan media sosial
Twiitter terhadap keterampilan komunikasi interpersonal individu
Keterampilan komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk melakukan
komunikasi secara efektif dengan orang lain (Devito, 2013). Keterampilan komunikasi
interpersonal berisi tentang pengetahuan tentang aturan – aturan dalam komunikasi non
verbal seperti sentuhan, kedekatan fisik, pengetahuan cara berinteraksi sesuai dengan
konteks, memperhatikan orang yang berkomunikasi dan memperhatikan volume suara.
Keterampilan komunikasi interpersonal diperlukan dalam semua jenis komunikasi
interpersonal, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
interpersonal tidak langsung adalah komunikasi yang terjadi melalui media, seperti
surat, telepon atau online (daring).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh fakta bahwa terdapat beberapa kaitan
penggunaan media sosial Twitter terhadap keterampilan komunikasi interpersonal
individu.
Berdasarkan hasil penelitian, mampu berkata-kata baik dengan keluarga/teman
pada sub variabel keterampilan dalam menjaga sopan santun berada di point pertama
dengan pernyataan “Bagi saya dengan aktif menggunakan media sosial Twitter mampu
meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal dalam berkata-kata baik dengan
keluarga/teman di kehidupan sehari-hari” terdapat 23 orang atau sebesar 38,3%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media sosial dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal individu salah
satu diantaranya yaitu dapat meningkatkan dalam berkata-kata dengan baik dengan
keluarga/teman dalam kehidupan sehari-hari. Dari pernyataan tersebut bahwa
penggunaan media sosial Twitter memiliki dampak baik yang dapat dijelaskan melalui
aspek-aspek keterampilan komunikasi interpersonal diantaranya cukup baik dalam
memiliki keterampilan dalam menjaga sopan santun tentang sikap dan perilaku mereka
dengan berkata-kata baik dan mempunyai budi pekerti yang baik dengan
teman/keluarga di kehidupan sehari-hari.
Kemudian keterampilan komunikasi interpersonal dalam mampu berpendapat
dengan keluarga/teman pada sub variabel keterampilan dalam berbicara berada di point
pertama dengan pernyataan “Bagi saya dengan aktif menggunakan media sosial Twitter
mampu meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal dalam berpendapat
dengan keluarga/teman di kehidupan sehari-hari” terdapat 22 orang atau sebesar 36,7%
menyatakan Sangat Setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
media sosial Twitter dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal
individu yaitu diantaranya dapat meningkatkan keterampilan berpendapat dengan
keluarga/teman di dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian keterampilan komunikasi interpersonal dalam mampu bercakap atau
berbiaca dengan keluarga/teman pada sub variabel keterampilan dalam berbicara
berada di point kedua dengan pernyataan “Bagi saya, dengan aktif menggunakan media
sosial Twitter mampu meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal dalam
bercakap/berbicara dengan keluarga/teman di kehidupan sehari-hari” terdapat 21 orang
atau sebesar 35,0 % menyatakan Sangat Setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media sosial Twitter dapat meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal individu yaitu dapat meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal dalam bercakap/berbicara dengan keluarga/teman di dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam fenomena ini mengindikasi bahwa hubungan sosial yang dibangun pada
dunia maya turut mewarnai hubungan interpersonal remaja pada dunia nyatanya.
Secara positif, fenomena yang muncul menandakan bahwa komunikasi dalam media
sosial dapat membantu meningkatkan hubungan sosial penggunanya baik itu di dunia
maya ataupun di dunia nyata. Secara negatif fenomena yang muncul memandakan
bahwa komunikasi melalu media sosial mengurangi tingkat keintiman hubungan sosial
di dunia nyata.
5.1 Kesimpulan
2. Ada 8 Faktor yang Mendorong Individu dalam Menggunakan Media Sosial Twitter
diantaranya:
• Usia : lebih dominan berumur 19-21 Tahun sebanyak 36 orang atau sebesar 60
%.
• Memberikan Like, Comment dan Retweet pada pengguna Twitter lainnya : yang
sering memberikan likes, comment dan retweet sebanyak 47 orang atau sebesar
78,3%
• Membuat cuitan pada akun pribadi : selama 1 kali dalam sehari sebanyak 23
Orang atau sebesar 38,3 %
Individu menggunakan media sosial Twitter mempunyai motif dan kebutuhan tertentu.
Semakin orang sering menggunakan media sosial Twitter, semakin banyak informasi yang
didapatkan sehingga akan berdampak pada keterampilan komunikasi interpersonal
seseorang.
Hal ini berkaitan dengan teori yang digunakan yaitu teori Uses and Gratifiaction. Teori
ini memiliki asumsi dasar bahwa pengaruh media ditentukan oleh hubungan antara sistem
sosial yang lebih luas, peran media dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan
media.
5.2 Saran
Dalam penelitian, peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau lembaga serta berbagai pihak yang berkaitan
dengan penelitian. Adapun saran-saran yang peneliti berikan setelah meniliti permasalahan ini:
1 Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi pengguna media
sosial Twitter diluar dari responden pada penelitian ini untuk dapat bijak dalam
menggunakan media sosial khususnya dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal individu.
Bekasi, B. P. (2020, April 7). Proyeksi Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bekasi.
Diambil kembali dari bekasikota.bps.go.id:
https://bekasikota.bps.go.id/statictable/2016/12/16/22/proyeksi-penduduk-menurut-
kecamatan-di-kota-bekasi-2010---2020-proyeksi-penduduk-menurut-kecamatan-di-
kota-bekasi-2010---2020-.html
boyd, A. E. (2010). I Tweet Honestly, I Tweet Passionately: Twitter Users, Context Collapse,
and the Imagined Audience. New Media & Society , 15-17.
Ganiem, B. d. (2011). Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Kencana Pranada Media
Group.
Jannah, B. P. (2011). Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Kriyantono, R. (2009). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pranada Media
Group.
Lidwina, A. (2019). Motivasi Utama Orang Indonesia Bermedsos Ternyata Bukan Cari
Teman. Jakarta: Katadata.
Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa . Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri.
Social, W. A. (2020, Februari 26). Digital In 2020. Diambil kembali dari wearesocial.com:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-sosial-yang-paling-
sering-digunakan-di-indonesia
Supratman, L. P. (2018). Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. Jurnal Ilmu
Komunikasi Volume 15 Nomor 1, 52.
Turner, R. W. (2014). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, terjemahan Bryan
Marswendy. Jakarta: Penerbit Salemba.
Zarella. (2010). The Social Marketing Book. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta .
Zhang, B. J. (2009). Twitter Power: Tweets as Electronic Word of Mouth. Journal Of The
American Society For Information Science And Technology, 1.
1
LAMPIRAN
Lampiran Uji Pretest Validitas dan Realibilitas
Correlations Variabel X
PT
indikator Pearson .344**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .007
tailed)
N 60
indikator Pearson .386**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .002
tailed)
N 60
indikator Pearson .477**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .591**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .224
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .086
tailed)
N 60
indikator Pearson .403**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .001
tailed)
N 60
indikator Pearson .413**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .001
tailed)
N 60
indikator Pearson .558**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .483**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .688**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .551**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .714**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .580**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .586**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .563**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .648**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .658**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .745**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .639**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .606**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .636**
pengguna Correlation
twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
PT Pearson 1
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Variabel X
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.882 .883 21
Correlations Variabel Y
indikator
KIP
indikator Pearson .817**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .664**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .755**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .669**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .718**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .745**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .786**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .822**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .758**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .748**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .625**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .806**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .793**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .729**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .675**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator Pearson .416**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .001
tailed)
N 60
indikator Pearson .624**
kom Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60
indikator KIP Pearson 1
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Variabel Y
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.941 .940 17
Frequency Table
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 9 15.0 15.0 15.0
perempuan 51 85.0 85.0 100.0
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 tahun 1 1.7 1.7 1.7
19-21 tahun 36 60.0 60.0 61.7
Kelurahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid jalenjaya 6 10.0 10.0 10.0
karangsatria 29 48.3 48.3 58.3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sering 42 70.0 70.0 70.0
jarang 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sering 40 66.7 66.7 66.7
jarang 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid pernah 47 78.3 78.3 78.3
jarang 12 20.0 20.0 98.3
tidak 1 1.7 1.7 100.0
pernah
Total 60 100.0 100.0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ya 45 75.0 75.0 75.0
tidak 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: Peneliti, 2020.
Uji Deskriptif Pernuyataan X
X1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 30 50.0 50.0 50.0
X2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 42 70.0 70.0 70.0
Sangat 18 30.0 30.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 1 1.7 1.7 1.7
Setuju
Setuju 42 70.0 70.0 71.7
Sangat 17 28.3 28.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 38 63.3 63.3 63.3
Sangat 22 36.7 36.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 37 61.7 61.7 61.7
Sangat 23 38.3 38.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 3 5.0 5.0 5.0
Setuju
Setuju 45 75.0 75.0 80.0
Sangat 12 20.0 20.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75.0 75.0 75.0
Sangat 15 25.0 25.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 41 68.3 68.3 68.3
Sangat 19 31.7 31.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 36 60.0 60.0 60.0
Sangat 24 40.0 40.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 35 58.3 58.3 58.3
Sangat 25 41.7 41.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 41 68.3 68.3 68.3
Sangat 19 31.7 31.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 36 60.0 60.0 60.0
Sangat 24 40.0 40.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 35 58.3 58.3 58.3
Sangat 25 41.7 41.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 35 58.3 58.3 58.3
Sangat 25 41.7 41.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 31 51.7 51.7 51.7
Sangat 29 48.3 48.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 27 45.0 45.0 45.0
Sangat 33 55.0 55.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 36 60.0 60.0 60.0
Sangat 24 40.0 40.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X18
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 42 70.0 70.0 70.0
Sangat 18 30.0 30.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X19
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 31 51.7 51.7 51.7
Sangat 29 48.3 48.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 26 43.3 43.3 43.3
Sangat 34 56.7 56.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
X21
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 21 35.0 35.0 35.0
Sangat 39 65.0 65.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 38 63.3 63.3 63.3
Y2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 39 65.0 65.0 65.0
Sangat 21 35.0 35.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 40 66.7 66.7 66.7
Sangat 20 33.3 33.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 1 1.7 1.7 1.7
Setuju
Setuju 36 60.0 60.0 61.7
Sangat 23 38.3 38.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71.7 71.7 71.7
Sangat 17 28.3 28.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 44 73.3 73.3 73.3
Sangat 16 26.7 26.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 37 61.7 61.7 61.7
Sangat 23 38.3 38.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75.0 75.0 75.0
Sangat 15 25.0 25.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 47 78.3 78.3 78.3
Sangat 13 21.7 21.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 42 70.0 70.0 70.0
Sangat 18 30.0 30.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75.0 75.0 75.0
Sangat 15 25.0 25.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71.7 71.7 71.7
Sangat 17 28.3 28.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 44 73.3 73.3 73.3
Sangat 16 26.7 26.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 47 78.3 78.3 78.3
Sangat 13 21.7 21.7 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 45 75.0 75.0 75.0
Sangat 15 25.0 25.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 51 85.0 85.0 85.0
Sangat 9 15.0 15.0 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Y17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 43 71.7 71.7 71.7
Sangat 17 28.3 28.3 100.0
Setuju
Total 60 100.0 100.0
Penggunaan Keterampilan
media sosial komunikasi
Twitter interpersonal
Penggunaan Pearson 1 .673**
media sosial Correlation
Twitter
Sig. (2- .000
tailed)
N 60 60
Keterampilan Pearson .673** 1
komunikasi Correlation
interpersonal
Sig. (2- .000
tailed)
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Adjuste
Mode R dR Std. Error of
l R Square Square the Estimate
1 .673 a .453 .443 4.111
a. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial
Twitter
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 810.700 1 810.700 47.96 .000b
6
Residual 980.284 58 16.901
Total 1790.98 59
3
a. Dependent Variable: Keterampilan komunikasi interpersonal
b. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial Twitter
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.196 6.896 1.188 .240
A. IdentitasResponden
Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang sesuai
dengan diri Anda pada jawaban yang telah disediakan
1. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
2. Usia Anda sekarang:
18 tahun
19-21 tahun
22-24 tahun
25 tahun
3. Di kelurahan mana Anda tinggal :
Jalenjaya
Karangsatria
Satriajaya
Satria mekar
Sriamur
Srijaya
Srimahi
Gabus
Pulo puter
4. Bagaimana frekuensi Anda dalam mengunjungi media sosial Twitterdalam
satu minggu terakhir?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
5. Bagaimana frekuensi Anda dalam berkontribusi pada media sosial Twitter
dalam satu minggu terakhir?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
6. Apakah Anda pernah memberikan likes, comment & retweet pada pengguna
Twitter lainnya (maksimal 5x dalam sehari)?
Pernah
Jarang
Tidak pernah
7. Seberapa sering Anda membuat cuitan pada akun Twitter pribadi Anda?
<1 kali dalam sehari
2 kali sehari
4 kali sehari
6 kali sehari
>6 kali sehari
8. Apakah aplikasi Twitter menjadi wadah sebagai tempat curhat Anda?
Ya
Tidak
Isilah pernyataan di bawah ini dimaksudkan untuk mengukur seaktif mana anda
menggunakan aplikasi
Twitter.Berilahtandachecklist(√)padakolomdibawahiniyang menggambarkan
persetujuanAnda.
Keterangan:
No Pernyataan SS S TS STS
.
Keaktifan Penggunaan Media Sosial
17.
Twitter memunculkan empati sosial dengan saling
memberi dan menerima komentar sesama pengguna
Twitter lainnya.
18.
Saya menginginkan lebih dekat orang lain dengan
memberikan like maupun komentar di akun Twitter
mereka.
19. Saya menggunakan media sosial Twitter untuk
membantu saya menjalin kerjasama dengan
pengguna lainnya
Mencari Informasi Untuk Membantu Seorang Individu Untuk Mencapai Sesuatu.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S =Setuju
TS = TidakSetuju
STS = Sangat Tidak Setuju