Makalah Formula Strategi Manajemen Pendidikan
Makalah Formula Strategi Manajemen Pendidikan
Makalah Formula Strategi Manajemen Pendidikan
MATA KULIAH
Oleh :
1. Ulva Kasmarantina NIM 20206013131
2. Nanik Oktaria NIM 20206013132
3. Narullita NIM 20206013133
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Strategi ini dan
kami sangat berterima kasih kepada Dosen kami pada dosen mata kuliah Manajmen Strategi yang
telah memberikan tugas untuk membuat Makalah Manajemen Strategi ini.
Kami sangat berharap Makalah Manajemen Strategi ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep manajemen strategi. Walaupun kami
menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas pembuatan Makalah Manajemen Strategi ini.
Semoga Makalah Manajemen Strategi ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.dan
dapat menjadi referensi pembaca dalam memahami konsep manajemen strategi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Formula Strategis ....................................................................... 3
2.2 Tahap-tahap Implementasi Formula Strategi ................................................ 4
2.3 Memformulasikan Strategis .......................................................................... 13
2.4 Mengimplementasikan Strategi ..................................................................... 14
2.5 Mengevaluasi dan mengawasi Strategis ....................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian formulasi strategi ?
2. Bagaimana tahapan implementasi formulasi strategi?
3. Bagaimana memformulasikan strategi?
4. Bagaimana mengimplementasikan formulasi strategi?
5. Bagaimana mengevaluasi dan mengawasi formulasi strategi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
praktis karena berorientasi pada aksi berdasarkan hasil pengujian faktor internal dan
eksternal.
Dari definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan
melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik. Sedangkan formulasi
adalah bentuk penyederhanaan situasi nyata menjadi bentuk matematis.
4
jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki
bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah
memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah
akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu
organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi,
keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka
panjang pada suatu organisasi.
Lebih lanjut Akdon menjelaskan bahwa tiga pertanyaan yang harus dijawab dalam
penyususunan strategi adalah:
1) dimana kita berada saat ini? Jawaban diberikan sesudah melakukan scanning PLI dan
PLE serta mengakomodasi harapan customer dan stakeholder,
2) kemana kita hendak menuju? Jawaban dengan mengembangkan visi, pernyataan misi,
nilai, tujuan-tujuan (end result dalam jangka waktu tertentu) dan objectives yang berciri
SMART (Spesific, Measurable, Aggressive and Attainable, Result Oriented,
Timebound)
3) bagaimana kita mengukur kemajuan setelah dicapai
Di sisi lain, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun
rencana kinerja. Komponen untuk rencana kinerja menurut akdon meliputi:
1) Sasaran, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai pada periode bersangkutan;
2) Program yang akan dilaksanakan;
5
3) Kegiatan, indikator kinerja dan target yang diharapkan dalam suatu kegiatan.
Oleh karena itu, dalam proses ini, seorang pimpinan hendaknya memanfaatkan semua
sumber daya manusia yang ada untuk bersama merumuskan formulasi yang efektif dan
efisien guna mengembangkan lembaga pendidikan yang dikelola. Hal ini dimaksudkan agar
timbul rasa saling memiliki antara satu dengan yang lainnya, munculnya ghiroh untuk
bertanggungjawab, sehingga mudah dalam melaksanakan semua formulasi yang telah
ditetapkan.
6
Evaluasi kinerja organisasi biasanya memasukkan beberapa tipe analisis dan
diagnosis keuangan. Salah satu manajemen harus memiliki gambaran yang jelas
tentang kondisi organisasi secara detail. Langkah selanjutnya adalah menentukan
strategi untuk jangka panjang, menengah, dan jangka pendek yang termasuk dalam
tujuan dan misi organisasi. Perlu diingat bahwa, tujuan tersebut tidak dapat ditentukan
tanpa menguji kondisi internal dan eksternal. Penentuan tujuan dan jangka menengah
serta analisis kondisi internal dan eksternal saling mempengaruhi satu sama lain.
7
dicapai dengan mengorbankan tujuan lain yang diinginkan. Sebagai contoh, jika
tujuannya hanya produksi, kualitas mungkin tidak diperhatikan dalam upaya
untuk merealisasikan produksi maksimum. Tujuan di daerah yang berbeda
dapat berfungsi sebagai parameter pada tujuan yang lain. Tujuan tersebut
harus cukup konsisten di antara tujuan yang lainya.
8
pemahaman kekuatan dan kelemahan persaingan, perumusan strategi organisasi
diharapkan akan lebih tepat. Melalui aplikasi SWOT (analisis lingkungan internal dan
eksternal) diharapkan suatu organisasi dapat mengambil kebijakan stratejik yang
sesuai dengan masalah dan penanganan yang efektif di dalam tubuh organisasi
tersebut.
Analisis SWOT membantu manajer dalam membaca suatu fakta yang penting
dan relevan dalam analisis internal dan eksternal. Berdasarkan ikhtisar ini, dapat
diidentifikasi strategi primer dan sekunder yang dihadapi organisasi. Manajer
kemudian merumuskan sebuah strategi yang tepat dalam mengambil keputusan
suatu organisasi, menetralisir kelemahan organisasi, dan selalu
memperhitungkanancaman yang akan dihadapi.
9
besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali strategi tingkat bisnis yang sangat
berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan. Untuk formulasi strategi tingkat perusahaan ada empat aktivitas utama yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Menetapkan beberapa general strategy yang relevan.
2. Memilih satu strategi untuk dikembangkan.
3. Menentukan peran dari setiap lini bisnis dalam perusahaan.
4. Melakukan alokasi sumber daya.
Ada beberapa alternatif general strategy yang bisa dipilih oleh perusahaan, yang tentu
saja pemilihan tersebut tergantung beberapa faktor yang menentukan seperti faktor
lingkungan dan lain-lain.
Concentration Strategy
Concenration strategy adalah strategi di mana perusahaan memfokuskan diri kepada
satu lini bisnis saja. Sebagai contoh, yaitu perusahaan rokok yang memang
memproduksi saja misalnya PT Gudang Garam. Concentration strategy dilakukan
dengan maksud untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan menkonsentrasikan
seluruh seumber daya pada satu bidang atau produk saja sehingga lebih terfokus dan
terspesialisasi dengan harapan akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Bahayanya bagi strategi ini adalah bila pasar jenuh atau menyusut atau muncul
pesaing yang mengancam keberadaan perusahaan dalam industri, maka tidak ada
cadangan atau bisnis lain yang bisa menyokong perusahaan.
Stability Strategi
Perusahaan yang menerapkan strategi ini memfokuskan dirinya kepada ini bisnis
yang sudah ada atau yang selama ini sudah digeluti dan usaha dilakukan untuk
mempertahankannya. Strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang berada
pada industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah atau pada industri yang sudah
tidak tumbuh (jenuh). Perusahaan yang menerapkan strategi ini melihat bahwa
apabila melakukan pertumbuhan akan memakan biaya yang tidak sedikit, dan bahkan
besar kemungkinan pertumuhan tersebut akan mengancam bisnis yang sudah ada
dan mengganggu kemampuan laba perusahaan karena ada bagian laba yang harus
disisihkan untuk membiayai pertumbuhan, sehingga bagi mereka lebih memilih
menerapkan strategi stabilitas.
10
Growth Strategy
Pada umumnya perusahaan akan berusaha secara maksimal untuk mengejar
pertumbuhan (growth), dan jikalau bisa maka tujuannya adalah untuk mencapai
pertumbuhan yang terus menerus atau berkelanjutan atau yang biasa disebut
sebagai sustinable growth. Pertumbuhan yang diinginkan tersebut bisa dalam hal
penjualan, keuntungan/profit, pangsa pasar, dan lain-lain.
Retrenchment Strategy
Strategi yang diterapkan ketika perusahaan sudah tidak lagi bisa bersaing secara
efektif, terdiri dari:
1. Turnaround Strategy
Digunakan ketika performance perusahaan sudah buruk, akan tetapi belum
memasuki tahap kritis. Dilakukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih
efisien, misalnya dengan melakukan penghapusan terhadap produk yang tidak
menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan lain-lain.
2. Divestment Strategy
Digunakan ketika bisnis tertentu tidak sesuai lagi dalam perusahaan, atau secara
konsisten gagal dalam mencapai tujuan perusahaan. Strategi divesment meliputi
penjualan bisnis atau pemisahan bagian perusahaan.
3. Liquidation Strategy
Dalam strategi ini bisnis ditutup dan asetnya dijual.
4. Combination Strategy
Perusahaan besar yang melakukan diversifikasi umumnya mengunakan kombinasi
dari beberapa strategi. Formulasi strategi bisnis yang konsisten dalam perusahaan
besar dan terdiversifikasi bukanlah hal yang mudah karena beberapa tingkat
strategi harus dikoordinasikan untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan.
11
memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada. Strategi bisnis
harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di
dalam strategi tingkat ini yang ditunjukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan
yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis
persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter. Pendekatan Porter didasarkan atas
analisis 5 kekuatan persaingan (The Five Forces Model). Tekanan persaingan mencakup:
1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa
kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi
semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu
industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi
kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga
naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka
sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika
pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan
turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk
dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini
berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan.
Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak
mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli
produk perusahaan.
4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai
manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk
dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang
berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari
keadaan sebenarnya.
5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek
persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat
memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan.
Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari
12
memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah
atau diskon.
13
faktor-faktor tersebut akan memudahkan dalam memahami keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan.
4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara
lebih efisien di masa yang akan datang. Semakin banyak solusi yang relevan yang bisa
ditawarkan bisa juga menunjukkan kemampuan yang selalu berkembang atau selalu
diasah dari orang-orang yang berada dalam organisasi atau perusahaan, atau mungkin
juga bisa menunjukkan inovasi dari mereka untuk selalu mengikuti perubahan yang
terjadi dan kemampuan untuk megantisipasi perubahan tersebut, meskipun hal tersebut
mungkin tidak bisa ditunjukkan secara langsung sebagai hubungan sebab akibat.
14
1. Tugas yang pertama adalah proses implementasi strategi ini benar-benar manage
dengan sebaik mungkin agar apa yang telah diformulasikan sebelumnya bisa
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan bersama,
2. Tugas yang kedua adalah memanfaatkan semua sumber daya yang ada baik sumber
daya manusia maupun sumber daya non manusia untuk mendukung terlaksana semua
formulasi strategi yang telah ditetapkan.
Jika di telaah lebih jauh, akdon memetakan evaluasi strategi menjadi tiga tahapan
2.3.1 Tahap pertama adalah pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja meliputi:
(1) kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat
capaian) dari masingmasing kelompok indikator kinerja kegiatan;
(2) tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat
pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator
15
sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana ditingkan dalam dokumen rencana
kinerja.
2.3.2 Tahap kedua adalah analisis dan evaluasi kinerja
Analisis dan evaluasi kiner bertujuan untuk mengetahui progress realisasi kinerja yang
dihasilkan, maupun kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai sasaran
kinerja. Analisis dan evaluasi ini dapat digunakan untuk melihat efisiensi, efektivitas,
ekonomi maupun perbedaan kinerja
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi
untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
2. Hal yang patut untuk dipertimbangkan adalah visi, misi, dan tujuan perusahaan, posisi
perusahaan pada saat ini, faktor lingkungan internal dan eksternal, serta solusi
alternatif lainnya.
3. Tahapan dalam formulasi strategi yaitu 1) Entablishment of Vision, Mission, and
Goals, 2)Identifying Past and Present Strategies, 3)Diagnosing Past and Present
Performance, 4)Setting Objectives, 5) Analisis SWOT dan Perumusan Strategi,
6)Develop and Evaluate Alternative Strategis and Select Strategy
4. Tingkat Formulasi Strategi ada 3, yaitu: 1) Strategi Tingkat Perusahaan, yaitu strategi
korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna
mencapai tujuan organisasi, 2) Strategi Tingkat Bisnis, yaitu strategi diformulasikan
oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan
memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada, dan 3)
Strategi Tingkat Fungsional, merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional
untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan
produktivitas
5. Dalam memilih strategi, ada tiga pertimbangan yang harus dilihat, yaitu 1) menentukan
skenario, 2) proses penetapan pilihan, dan 3) mengembangkan kebijakan.
3.2. Saran
Suatu perusahaan hendaknya selalu merumuskan suatu strategi dengan matang. Proses
perumusan strategi tidaklah singkat dan sederhana, dibutuhkan beberapa manajer atas dan
analis untuk merumuskan suatu strategi perusahaan. Strategi juga harus sesuai dengan visi,
17
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. Manajemen Stratejik Untuk Manajemen Pendidikan. Bandung CV. Alfabeta, 2006
David, Fred R., dan Forest R. David. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing. Jakarta: Salemba Empat, 2016.
Rangkuti, Freddy. Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2006
Rothwell, William J., H.C Kazanas. Mastering the Instructional Design Process: a
systematic approach. San Francisco: Jossey Bass, 1992
18