Makalah 1
Makalah 1
Makalah 1
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaiakan tugas yang
diberikan oleh guru Sejarah Indonesia yang kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan makalah dengan judul “ Tugas Makalah membahas Dukungan Rakyat
Indonesia di setiap daerah Setelah Proklamasi Kemerdekaan diumumkan”.
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi
materi maupun penuliisnya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang di
harapkan berguna bagi seluruh pembaca.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………..1
Rumusan Masalah ……………………………………….2
Tujuan Penulisan………………………………………....2
BAB II : PEMBAHASAN
Pembahasan/Isi …………………………………………..3
Hal yang sama juga terjadi Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1945, secara
spontan, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Yogyakarta bergabung
dengan Republik Indonesia. Sultan mengeluarkan juga mengeluarkan beberapa
pernyataan sebagai berikut:
Oleh karena itulah, Komite van Aksi membuat rapat akbar di lapangan Ikada. Para
pemuda dari Asrama Menteng 31 menjadi penggerak utama rapat akbar tersebut.
Mereka ditugaskan oleh Komite Nasional Kota Besar Jakarta untuk menyebarkan
berita mengenai rapat akbar tersebut ke rakyat Republik Indonesia. Sedangkan
para pemuda dari Asrama Prapatan 10 ditugaskan untuk membujuk para petinggi
pemerintah Republik Indonesia untuk mau berpidato di lapangan Ikada.
Tujuan dari rapat akbar di lapangan Ikada adalah agar pemimpin Republik
Indonesia bisa berbicara langsung di hadapan rakyat Indonesia, agar semangat
kemerdekaan tetap membara. Rapat akbar ini juga bertujuan untuk menunjukkan
ke dunia kalau bangsa Indonesia meraih kemerdekaan atas perjuangannya sendiri,
bukan karena pemberian dari Jepang.
Suasana rapat akbar di lapangan Ikada waktu itu sangat menegangkan karena
pasukan Jepang datang dengan senjata lengkap. Sekalipun demikian, masih
banyak rakyat Indonesia yang datang ke rapat akbar tersebut. Hingga akhirnya,
sekitar jam tiga sore, Presiden Soekarno datang ke lapangan Ikada dan
menyampaikan sebuah pidato singkat. Inti dari pidato tersebut ada empat, yaitu:
Para pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut. Dua orang pemuda bahkan
berhasil naik ke puncak hotel dan menurunkan bendera. Setelah itu, bagian biru
bendera tersebut dirobek sehingga yang tersisa adalah bendera bewarna merah dan
putih. Benderah merah-putih tersebut dikibarkan ditempat yang sama.
Tidak hanya sampai disitu, para pejuang ini kemudian merebut kompleks
penyimpanan senjata dan pemancar radio di Embong, Malang. Dan pada tanggal 1
Oktober 1945, rakyat merebut Markas Kempetai (polisi rahasia) yang dianggap
sebagai lambang kekejaman Jepang.
Sementara itu, para pemuda yang bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat
(BKR) berusaha melucuti senjata dari para tentara Jepang dengan menyerbu
tangsi Otsuka Butai di Kota Baru. Meskipun berhasil menguasai tangsi tersebut,
beberapa pemuda gugur, di antaranya A.M. Sangaji dan Faridan M. Noto
Peristiwa ini memicu kemarahan pada pemuda. Pada tanggal 14 Oktober, mereka
menyerbu kantor-kantor pemerintah serta menangkap dan menawan setiap orang
Jepang yang mereka jumpai. Jepang membalas keesokan harinya. Keluar dari
tangsi mereka di Jatingaleh, Jepang mencari dan menyerang pos-pos para pemuda.
Pertempuran berlangsung selama 5 hari, ya
itu sejak tanggal 15-20 Oktober. Korban tewas berjatuhan dari kedua belah pihak
adalah 2.000 rakyat semarang dan 100 orang Jepang.
6. Pelucutan Senjata Jepang di Kalimantan
Di kalimantan, dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan dengan
mengibarkan bendera merah-putih serta mengadakan rapat-rapat. Pada tanggal 14
November 1945, sekitar 8.000 orang dengan gagah berani berkumpul di komplek
NICA sambil mengarak bendera merah-putih.