Laporan Pendahuluan Venny 6
Laporan Pendahuluan Venny 6
Laporan Pendahuluan Venny 6
Oleh
VENNY VILDAYANTI YULINA
NIM. PO.71.24.4.21.038
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh
Menyetujui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pendahuluan terkait Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus Bayi Balita
dan APRAS. Penulisan Laporan Pendahuluan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus Bayi
Balita dan APRAS Program Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Palembang. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini
kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang dan Pembimbing Akademik
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Ibu Choirul Mala, SKM, SST, M.Kes selaku pemilik PMB dan Pembimbing
Klinik
5. Seluruh pegawai dan staf PMB Choirul Mala, SKM, SST, M.Kes Palembang
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iiii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Definisi Bayi Baru Lahir......................................................................................1
B. Ciri-ciri Bayi Normal...........................................................................................1
C. Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan di Luar Uterus.....................2
D. Tahapan Bayi Baru Lahir....................................................................................4
E. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal..............................................5
F. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir............................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
A. Data Subjektif.......................................................................................................8
B. Data Objektif........................................................................................................9
C. Rencana Tindakan/Penatalaksanaan................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
iv
BAB I
TINJAUAN TEORI
1
4. Lingkar kepala 33-35 cm .
5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira180×/menit,
kemudian menurun sampai 120-140×/menit.
6. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40×menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang
8. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), Testis sudah turun (pada laki-laki).
10. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
12. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
13. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada
pipi dan daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.
14. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012).
C. Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan di Luar Uterus
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus darikehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar
uterus.Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir antara
lain yaitu:
1. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada
umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya
paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam
uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
2
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru
bayi. (Rahardjo dan Marmi, 2015: 14).
2. Sirkulasi Darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis
sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian
ke bilik kiri jantung.Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke
seluruh tubuh.Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan
sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.Setelah bayi lahir, paru
akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam paru
menurun.
3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar,
sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan
lemak.Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran
lemak.Setelah mendapat suhu <pada hari keenam, energi 60% di
dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013).
4. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan
kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan
ekstraseluler luas. Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum
matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi. (Walyani dan Purwoastuti, 2015:135).
5. Truktus Digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa.Pada neonatus traktus digestivenus
mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukopolisakarida dan disebut meconium. Pengeluaran mekonium
biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah
3
berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivenus
biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.Bayi
sudah ada refleks hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah
bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus
bawah dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung
juga terbatas yaitu < 30 cc (Indrayani, 2013: 314).
6. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih
dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran
dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015: 22).
Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak
dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun
memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada neonatus juga belum
sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby
syndrome(Indrayani, 2013: 314).
D. Tahapan Bayi Baru Lahir
1. Tahap I: terjadi segera setelah lahir, Selama menit-menit pertama
kelahiran.Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik
dan scoring gray untukinteraksi bayi dan ibu.
2. Tahap II : di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II
dilakukanpengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan perilaku.
3. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jampertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Saleha,2012:
4).
4
E. Penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir Normal
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti
jagabayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika
perlu), keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat,
IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mataantibiotika
pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2010).
Menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, (2010).
Berikut asuhan kebidanan pada bayi baru lahir:
1. Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar
atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Upaya pencegahan infeksi yang dilakukan
adalah:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bayi saat menangani bayi.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di
desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.
2. Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
c. Apakah bayi menangis atau bernafas?
d. Apakah tonus otot bayi baik?
Jika ada salah satu pertanyaan dengan jawaban tidak, maka lakukan
langkah resusitasi.
5
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami
hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
4. Merawat Tali Pusat
a. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke – 2 dengan
b. jarak 2 cm dari klem.
c. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri ( jari tengah melindungi tubuh bayi ) lalu memotong tali pusat
di antara 2 klem.
d. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.
Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem
pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%.
5. Pemberian ASI
Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) :
a. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam.
b. Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan
inisiasi menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk
menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
c. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada
bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan.
6. Pemberian Salep Mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi
6
tersebut menggunakan antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep mata
Chloramphenicol adalah 10 mg . Untuk dosis, umumnya digunakan
sebagai pendukung pemulihan infeksi mata dengan kadar dosisi 1 %
tiga hingga empat kali sehari selama 10- 15 hari pasca kelahiran.
7. Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskular setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai
menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
8. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis
B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru
berumur 2 jam.
F. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir menurut JNPK (2008) antara lain:
1. Tidak dapat menyusu
2. Kejang
3. Mengantuk atau tidak sadar
4. Napas cepat (> 60 kali per menit)
5. Merintih
6. Retraksi dinding dada bawah
7. Sianosis sentral.
7
BAB II
A. Data Subjektif
8
d. BB : Mengetahui berat badan saat bayi lahir
PB : Mengetahui panjang badan saat bayi lahir
e. Komplikasi
Mengetahui apakah ada komplikasi saat persalinan atau saat bayi
lahir.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Mengetahui status kesehatan bayi sekarang.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Mengetahui apakah bayi memiliki riwayat penyakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengetahui apakah keluarga memiliki riwayat penyakit keturunan atau
menular.
5. Data kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Untuk mengetahui nutrisi yang dikonsumsi bayi, apakah bayi
mendapatkan ASI atau tidak.
b. Eliminasi
BAK hendaknya 5-6x/hari berwarna kuning jernih tidak terdapat
endapan ataupun busa. BAB 1x/hari konsistensi lembek dan berwarna
khas.
c. Istirahat/tidur
Minimal tidur 14-17 jam dan dapat dibagi untuk siang dan malam, hal
ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan metabolisme
d. Personal hygiene
Untuk mengetahui pola kebersihan yang dilakukan ibu terhadap
bayinya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Perlu dikaji untuk melihat tampilan umum bayi
Kesadaran : Composmentis
9
Berat Badan : untuk mengetahui berat badan pada bayi agar
dapat mengetahui kenaikan BB bayi dari
kunjungan sebelumnya
Tinggi Badan : untuk mengetahui pertumbuhan panjang badan
bayi
Nadi normal : 100 – 150x / menit
Suhu normal : 36,5°C – 37,5° C
Nafas normal : 30 – 60x / menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
c. Mata
d. Telinga
10
h. Dada
Mengetahui apakah ada retraksi dinding dada.
i. Abdomen
Mengetahui keadaan perut bayi dalam keadaan normal
j. Ekstremitas
Atas : Mengetahui adakah sindaktil/polidaktil, odem ataupun
cacat.
Bawah : Mengetahui adakah sindaktil/polidaktil, odem ataupun
cacat.
C. Rencana Tindakan/Penatalaksanaan
1. Menegakkan diagnosa
Menyimpulkan hasil pengkajian yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosa utama.
2. Mengantisipasi Masalah Potensial
Masalah yang dapat timbul dari diagnosa dan sebagai bidan harus
mempertimbangkan upaya pencegahan.
3. Menentukan Kebutuhan Segera
Kebutuhan yang segera diberikan adalah kolaborasi dengan dokter
spesialis anak untuk tindak lanjut dari diagnosa yang ditegakkan.
4. Menyusun Rencana Tindakan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
b. Memberikan penatalaksanaan terhadap bayi
c. Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak.
5. Melakukan Penatalaksanaan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan Bidan.
6. Evaluasi
Langkah ini sebagai evaluasi asuhan yang sudah diberikan dan tindak
lanjut yang diambil Bidan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian. 2017. Asuhan Neonatus dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
JNPK-KR. 2008. Asuhan pada Bayi Baru Lahir. Jakarta.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Nurjasmi, Emi, dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: IBI
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. Buku Acuan Midwifery Update.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sondakh, Jenny J.S. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayin Baru Lahir. :
Erlangga.
World Health Organization. 2013. WHO Recommendations On Postnatal Care of
the Mother and Newborn. Jenewa : WHO Press.
12