BBL Widya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


(BBL) PADA BAYI NY. “M” DI KLINIK PRATAMA
TAHUN 2023

Oleh:
Rida Triana ( 2219001034)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MINI SEMINAR


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
(BBL) PADA BAYI NY. “M” DI KLINIK PRATAMA
TAHUN 2023

Disusun Oleh :

Rida Triana ( 2219001034)

Diketahui

Mentor Preseptor

NIP_______________ NIDN______________
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayahnya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

Laporan Kasus ini dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

(Bbl) Pada Bayi Ny. “M” Di Klinik Pratama Tahun 2023” makalah ini disusun

untuk menyelesaikan laporan klinik dengan metode pembelajaran mini seminar.

Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan dengan semaksimal mungkin,

namun sebagai manusia penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis hanya

dapat memohon ridho dari Allah SWT semoga kita selalu diberi hidayah dan

semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan penelitian world health organization (WHO) angka kematian

ibu (AKI) tahun 2011 adalah 81% diakibatkan karna komplikasi selama

kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu

disebabkan karna pendarahan, infeksi dan peeklamsi.

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterine (Dewi, 2010).

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi

psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi

kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga

membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani

masa transisi dengan baik (Muslihatun, 2010).

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua,

terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa

melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan factor lingkungan

keluarga. Tetapi, tidak semua bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal,

natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh

kembang anak selanjuntnya.

Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan

yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses
persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan

tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir.

Berkaitan akan hal dibutuhkannya asuhan pada bayi baru lahir berupa

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan,

melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan

perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena

dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Prawihardjo, 2011)

Penyebab utama kematian neonatal dini adalah masalah neonatal terdiri

dari 62% (asfiksia, ikterus, berat badan lahir rendah, caput succedaneum), 17 %

diare, 6 % kelainan kongenital, 5 % meningitis, 4 % pneumoni, 2 % tetanus dan

4% karena sepsis (Prasetyawati, 2012).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen

kebidanan yang tepat pada bayi baru lahir.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu menguraikan konsep dasar dan manajemen kebidanan pada bayi

baru lahir.

2. Mampu mengidentifikasi masalah, diagnosa, kebutuhan.

3. Mampu mengantisipasi masalah potensial dan diagnosa lain.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Bayi Baru Lahir (BBL)

1. Pengertian BBL

BBLdisebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang

bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

(Dewi, 2017) Bayi Baru Lahir adalah setelah bayi baru lahir pada jam pertama

kelahiran. Atau bayi lahir dengan UK 37-42 minggu dan Berat Lahir 2500-

4000gram. (Depkes RI 2005).

Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir

sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.

(Nurwinda saputri, 2017) Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat

lahir 2.500gram sampai 4.000 gram. (Saputra, 2014) Menurut Saputra (2014) bayi

baru lahir dikatakan normal jika :

a) Berat badan antara 2500-4000 gram.

b) Panjang badan bayi 48-52 cm.

c) Lingkar dada bayi 30-38 cm.

d) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e) Masa kehamilan 37-42 minggu

f) Denyut jantung pada menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian turun

menjadi 120 kali/menit.


g) Respirasi: pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 kali/menit, kemudian

turun menjadi 40 kali/menit.

h) Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.

i) Kuku telah agak panjang dan lemas.

j) Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora

sudahmenutupi labia minora (pada perempuan).

k) Refleks: Refleks mengisap dan menelan, refleks moro, refleks

menggenggam sudah baik jika dikagetkan, bayi akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk (refleks moro), jika diletakkan. suatu benda di

telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam (reflekmenggenggam)

l) Eliminasi, baik urin dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.

m) Suhu 36,5-370C

2. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Adalah periode adaptasi terhadap kehidupan keluar rahim Periode ini

dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa

sistem tubuh bayi. Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem pernapasan

dan sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan

mengambil dan menggunakan glukosa. Setelah dijelaskan tentang adaptasi bayi

baru lahir, selanjutnya marilah belajar tentang periode transisi. (Asuhan

Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah, 2016) Perubahan-

perubahan fisiologis yang dialami oleh bayi baru lahir adalah (Midwifery, 2017) :

a) Sistem respirasi Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir

disebabkan oleh dua faktor, yaitu terjadinya hipoksia pada akhir persalinan
sehingga rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat

pernapasan aktif, tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena

kompresi paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke

dalam paru-paru secara mekanis. Upaya pernapasan pertama ini bertujuan

untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan mengembangkan alveoulus

paru-paru. Pada periode pertama reaktivitas akan terjadi pernapasan cepat

(mencapai 40-60 kali/menit).

b) Kardiovasular Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk

mengambil oksigen. Untuk membuat sirkulasi yang baik terdapat dua

perubahan adalah sebagai berikut:(Rohani, 2014). 1. Penutupan foramen

ovale pada atrium jantung 2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri

paru-paru dan aorta. 3. Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat

bangun dan 100 kali/menit saat tidur.

c) Termoregulasi dan Metabolik Timbunan lemak pada tubuh bayi mampu

meningkatkan panas sampai 100%. Dengan penjepitan tali pusat saat lahir,

bayi harus mulai mampu mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.

Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat dilakukan dengan

3 cara, yaitu penggunaan ASI, melalui cadangan glikogen dan melalui

pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (Midwifery, 2017).

d) Sistem Gastrointestinal Perkembangan otot dan refleks dalam

menghantarkan makanan telah aktif saat bayi lahir. Pengeluaran

mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal.

Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada
payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara

efektif (Midwifery, 2017). Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan

dan mencerna makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga masih

terbatas, kurangdari 30 cc (Rohani, 2014)

e) Sistem Ginjal Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan

2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali

dalam 24 jam (Sondakh, 2013). Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir

hingga masukan cairan meningkat, mungkin urine akan tampak keruh

termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum

yang tidak banyak berarti. Intake cairan sangat mempengaruhi adaptasi

pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin

dapat membantu proses tersebut. (Rohani, 2014).

f) Hati Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk

pembekuan darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi,

pigemen berasal dari Hb dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan

sel-sel darah merah.Saat bayi lahir enzim hati belum aktif total sehingga

neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Bilirubin tak

terkonjugasi dapat mengakibatkan warna kuning yang disebut jaundice

atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat menggeser bilirubin dari

tempat pengikatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin tidak berikatan

mengakibatkan peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar billirubin

serum 10 mg/dL (Midwifery, 2017).

g) Sistem Muskuloskletal Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir,

tetapi tumbuh melalui proses hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat


terjadi pada waktu lahir karena pembungkus tengkorak belum seluruhnya

mengalami asifikasi. Kepala bayi cukupbulan berukuran ¼ panjang

tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang dari tungkai (Midwifery, 2017).

h) Keseimbangan asam basa Ph darah pada waktu rendah karena glikolisis

anaerobik. 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.

(midwifery care, 2017)

i) Imunoglobulin Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum sum

tulang dan lamina propia ilium dan apendiks. Placenta merupakan sawar

sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bbl hanya

terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui

placenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi dapat

melalui placenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dll) reaksi

imunologi dapat terjadi dengan pemebentukan sel plasma dan anti body

gama A, G dan M. (midwifery care, 2017)

j) Sistem Saraf Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan

adanya kerjasamaantara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.

Beberapa refleks tersebut adalah: (Midwifery, 2017).

 Refleks moro Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya

lebar-lebar dan melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya

cepat seakan-akan memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan

serupa. Refleks ini biasanyaakan hilang 3-4 bulan.

 Refleks rooting Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah

mulut. Refleksrooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks

ini dapat dilihat pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan,
maka bayi akan spontan melihat kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka

dan mulai menghisap. Refleksini biasanya akan menghilang saat berusia 7

bulan.

 Refleks sucking Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk

menghisap dan menelan ASI. 4) Refleks batuk dan bersin Refleks ini

timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernapasan.

 Refleks graps Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan

bayi maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan

menggenggam jari dan biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.

 Refleks babinsky Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak

kaki. Ibu jari akan bergerak keatas dan jari-jari membuka dan biasanya

menghilang setelah 1 tahun.

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada

bayi yang tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap

berada di rumah sakit karena ibu mereka membutuhkan dukungan. Asuhan

normal diberikan pada bayi yang memiliki masalah minor atau masalah medis

yang umum(Williamson, 2014).

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di laksanakan minimal 3 kali dan

sesuai dengan standar (menggunakan form tatalaksana bayi muda), yakni :

1. Saat bayi berusia 6 jam-48 jam

2. Saat bayi usia 3-7 hari 3. Saat bayi 8-28 hari

a. Menurut Kemenkes (2015), asuhan yang diberikanpada BBL

yaitu :
 Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap

infeksi yang disebabkan mikroorganisme yang terpapar

selama proses persalinan berlangsung ataupun beberapa

saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan melakukan

pencegahan infeksi sesuai pedoman.

 Menilai Bayi Baru Lahir Penilaian Bayi baru lahir

dilakukan dalam waktu 30 detik pertama.


BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
(BBL) PADA BAYI NY. “M” DI KLINIK PRATAMA
TAHUN 2023

I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Biodata Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “M” Nama : Tn. “P”
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku Bangsa : Melayu Suku Bangsa : Melayu
Alamat : Jalan Benteng

Biodata Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “M”
Umur : 0 hari

B. Riwayat Antenatal
G1P0A0

Riwayat ANC : Ibu mengatakan rutin melakukan ANC pada bidan

sebanyak 4 kali ANC. Dengan dan TTP : 02 Juni 2023. Pada trisemester

pertama ibu melakukan kunjungan ANC sebanyak 1 kali pada kehamilan

umur (0-16minggu), kunjungan ANC ke II (24-28 minggu),kunjungan III

pada ( 32 minggu kehamilan) dan kunjungan ke IV (36 minngu sampai

lahiran) ibu mengatakan gerakaan janin aktif

Keluhan saat hamil : Tidak ada keluhan


Penyakit selama kehamilan : Ibu tidak pernah mengalami penyakit
hipertensi, DM, anemia, penyakit jantung.
Kebiasaan makan : Makan 3-4 kali sehari (menu nasi, lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan)
Obat/jamu : Vitamin/tidak pernah
Merokok : Tidak pernah
Komplikasi ibu : Tidak ada
Komplikasi janin : Tidak ada

D. Riwayat Intranatal
Lahir : 05 Mei 2023 Jam : 08.15 WIB
Jenis Persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Tempat : Klinik
Ibu : Partus Lama kala 2 memanjang 1 jam 30 menit
Air ketuban : Jernih
Plasenta : Lengkap, lahir spontan, berat 500 gram, panjang
tali pusat : 50 cm, insersio : sentralis, terdapat 2
arteri dan 1 vena, tidak ada plasenta tambahan, tidak
ada kelainan
Episiotomi : Tidak dilakukan
Robekan : Derajat II, di mukosa vagina, kulit perineum,
komisura posterior dan otot perineum lama
persalinan
Kala I : 8 jam 35 menit perdarahan kala I : 0 cc
Kala II : 1 jam 50 menit perdarahan kala II : 30 cc
Kala III : 5 menit perdarahan kala III : 40 cc
Kala IV : 2 jam – menit perdarahan kala IV :160 cc
Total : 12 jam 30 menit 230 cc
E. Keadaan Bayi
Bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan
BB/PB : 3800 gram/40 cm
Caput Succedaeneum : Ada
Cephal Hematoma : Tidak ada
Cacat Bawaan : Tidak ada
Inisiasi Menyusui Dini : Dilakukan

DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Warna Kulit : kulit kemerahan, tidak terdapat lanugo pada
punggung dan lengan atas, terdapat gambaran vena
2. Denyut Jantung : 144 kali/menit
3. Suhu Aksiler : 36,6˚C
4. Postur dan Gerakan : Postur lengan dan kaki fleksi, gerakan aktif
5. Tonus Otot : Kuat
6. Kesadaran : Compos metis
7. Tali pusat : Masih basah
8. BB sekarang : 3900 gram
9. Apgar Score :

NO Aspek yang dinilai Waktu

1 menit 5 menit 10 menit

1. Pernafasan 1 2 2

2. Denyut jantung 2 2 2

3. Reaksiterhadap rangsangan 1 2 2

4. Tonus otot 2 2 2

5. Warna kulit 1 1 2

7 9 10

B. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Di kepala bayi terdapat benjolan dengan batas yang tegas, tampak oedema
melampaui tulang kepala, benjolan teraba lembut dan lunak, terdapat
molase, dan permukaan kulit pada benjolan berwarna merah.
b) Muka
Bersih, lonjong, tidak ada tanda lahir.
c) Telinga
Simetris, terdapat lubang telinga, terdapat gendang telinga bersih, tidak
ada serumen, reflek pendengaran (+).
d) Mata
Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada tanda infeksi, tidak
adaperdarahan, sclera putih, tidak strabismus, konjungtiva merah muda.
reflek pupil (+).
e) Hidung
Berlubang, Bersih, tidak ada polipdan pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, tidak ada labioskisis, tidak ada palatoskisis tidak ada
labiopalatoskisis, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil reflek hisap (+).
g) Leher
Tidak ada pembesaran kelanjar limfe, vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar parotis, tiroid dan paratiroid.
h) Dada
Terdapat retraksi dinding dada, putting susu simetris, tidak terdapat bunyi
wheezing, detak jantung normal 120 x/ menit.
i) Ekstremitas atas
Gerakan aktif, simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili, tidak terdapat
fraktur.
j) Ekstremitas bawah
Simetris, gerakannya aktif, kulit kemerahan, jumlah jari lengkap, tidak ada
oedema, tidak ada polidaktili.

k) Abdomen
Tidak ada massa, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada omfalokel dan
gastroskisis, peristaltik usus (+).
l) Punggung
Tidak ada spina bifida
m) Genitalia
Terdapat labia mayora, labia minora, klitoris, terdapat lubang vagina,
terdapat lubang uretra. Labia mayora menutupi labia minora.
n) Anus
Terdapat lubang anus.
o) Kulit
Tidak terdapat tanda lahir, terdapat vernik kaseosa.

C. Antropometri
o PB : 49 cm
o LK : 34 cm
o LD : 32 cm
o Lila : 7 cm

D. Eliminasi Miksi
 Miksi : +, warna kekuningan
 BAB : +, konsistensi kehitaman

II. INTERPRETASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


a. Diagnosa Kebidanan
Seorang bayi baru lahir bayi Ny. M umur 0 hari dengan caput
succedaneum
Dasar Subyektif :
Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya karena terdapat
benjolan dengan batas yang tegas, kepala bayi tampak bengkak melampaui
tulang kepala.

Dasar Objektif :
1. Oedema pada kepala bayi melampaui tulang tengkorak
2. Terdapat benjolan pada kepala bayi dengan batas yang tegas
3. Benjolan teraba lembut dan lunak
4. Terdapat molase tulang kepala, tulang kepala tumpang tindih
b. Masalah
Benjolan di kepala bayi yang tampak bengkak dan tegas di kepala bayi

III. ANTISIPASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL


Komplikasi yang terjadi pada caput succedaneum jika tidak dilakukan
penanganan antara lain :
a) Terjadinya trauma dan nyeri pada kepala bayi
b) Pada bayi caput succedaneum juga bisa terjadi infeksi pada benjolan di
kepala yang terluka atau kemerahan

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ATAU TINDAKAN SEGERA


Meletakkan bayi di dada ibu untuk melakukan inisiasi menyusi dini,

melakukan penghangatan dan merawat tali pusat. untuk menghilangkan rasa nyeri

pada kepala bayi kita bisa membantu mengkompres kepala bayi dengan betadine

dengan membaluti kain kasa.

V. PERENCANAAN
Diagnosa : Bayi baru lahir usia normal dengan caput succedaneum
1. Beritahu ibu dan keluarga kondisi bayinya saat ini
2. Beri informasi pada ibu dan keluarga tentang penyebab benjolan
dengan batas tegas pada kepala bayi (caput succedaneum)
3. Beritahu ibu dan keluarga cara penanganan caput succeedaneum
4. Beritahu ibu dan keluarga cara perawatan bayi baru lahir
5. Beri konseling pada ibu tentang laktasi
6. Beritahu ibu dan keluarga cara perawatan tali pusat
7. Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
8. Beri dukungan moral pada ibu
VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, bahwa setelah
dilakukan pemeriksaan secara umum kondisi bayi ibu sehat, keadaan
umumnya baik
Hasil pemeriksaan
vital sign normal:
Suhu : 36,6 C
Nadi : 142 kali/ menit
Respirasi : 52 kali/ menit
BB : 3800 gram
PB : 49 cm
LK : 34 cm
LD : 32
Apgar score : 7/9
Hasil pemeriksaan fisik normal, hanya saja pada kepala bayi terdapat
benjolan dengan batas tegas, tampak bengkak melebihi tengkorak kepala,
yang biasa disebut caput suksedanium.
2. Memberi informasi pada ibu dan keluarga penyebab benjolan dengan batas
tegas pada kepala bayi (caput succedaneum), yaitu yang diakibatkan
karena proses persalinan yang lama sehingga terdapat tekanan yang kuat
pada kepala bayi saat memasuki jalan lahir, akibat bertumpang tindihnya
tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah
satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui
jalan lahir. sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang
disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler.
Itulah sebabnya pada kepala bayi terdapat benjolan.
3. Memberitahu ibu cara penanganan caput succedaneum dengan cara
meyakinkan dan menjelaskan pada ibu bahwa, benjolan yang terdapat
pada kepala bayi merupakan hal yang normal, ibu tidak perlu khawatir
dengan kondisi bayinya, serta ibu dapat memberikan salep Trombophob
gel 20 gram dengan mengoleskan salep pada permukaan caput secara tipis
2-3 kali sehari. Serta ibu dapat mengompres kepala bayi dengan
menggunakan betadine untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Memberitahu ibu dan keluarga cara perawatan bayi baru lahir, yaitu:
a. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi, karena
bayi masih sangat rentan untuk kehilangan panas tubuhnya. Sehingga ibu
harus selalu memakaikan pakaian yang hangat, topi, sarung tangan dan
kaki kemudian di bedong.
b. Bayi dimandikan sehari 2x, pagi dan sore. Untuk menghindari
kehilangan panas tubuhnya usahakan memandikan bayi tidak terlalu pagi
dan terlalu sore. Air yang digunakan dengan suhu hangat, sebelum
memandikan bayi air harus di cek terlebih dahulu dengan menggunakan
punggung tepak tangan.
c. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal hygiene bayi, dengan
mengganti popok bayi setiap kali bayi BAK maupun BAK.
5. Memberi konseling pada ibu tentang laktasi, yaitu dengan cara:
a. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya dengan memberikan
ASI yang telah di pumping menggunakan dot hal ini dilakukan guna
menjaga bayi agar tidak sering diangkat supaya tidak terjadi infeksi
didaerah benjolan dan juga tekananpada trauma lahir
b. Mengajari ibu menyusui sambil tiduran yang benar, yaitu dengan cara:
1. Berbaring miring dengan bantal dibawah kepala
2. Tempatkan satu bantal diantara dua kai sebagai penopang, terutama bila
ibu mengalami nyeri punggung
3. Letakan bayi diposisi miring dan bawa mendekat ketubuh ibu
4. posisikan hidungnya dilevel yang sesuai dengan putting ibu
5. Topang punggung, leher, dan bahu bayi dengan tangan dan siku ibu
6. posisikan kepalanya sedikit mendongak dan mulutnya terbuka, putting
ibu mengarah ke langit-langit bayi
7. Peluk bayi di payudara ibu
6. Mengajari ibu dan keluarga cara merawat tali pusat yaitu dengan cara di
biarkan saja terbuka, tidak boleh diberi ramuan apapun karena dapat
menyebabkan infeksi. Kemudian cara mencegah infeksi pada tali puasat yaitu
dengan cara melipat popok dibawah tali puasat, agar pada saat bayi BAK
tidak merembes sampai tali pusat.
7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu:
a. Bayi rewel
b. Malas menyusu
c. Letargi atau hanya bergerak jika diberi rangsangan.
d. Suhu tubuhnya tinggi menganjurkan ibu untuk segera datang ketenaga
kesehatan jika menemui tanda dan gejala tanda bahaya pada bayi baru
lahir
8. Memberi dukungan moral pada ibu dengan cara menunjukkan perhatian
pada ibu, mendengarkan keluhan ibu dan member solusi atas permasalahan
yang ibu hadapi dengan penuh rasa empati.

VII. EVALUASI

1) Ibu dan keluarga memahami cara penanganan caput succedanium


2) Pemantauan fisik sudah dilakukan dan suhu badan bayi tetap hangat dan
sudah dilakukan perawatan bayi baru lahir
3) Benjolan di kepala bayi sudah sedikit berkurang dengan mengompres
menggunakan betadine
4) Setelah mendapatkan penjelasan tentang penanganan pada bayinya dari bidan,
5) ibu dan keluarga tidak merasa kawatir lagi bagaimana cara mengatasinya.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis Data Dasar

Pengkajian data dasar dilakukan pada saat pengamatan pertama kali atau

pada saat pasien datang. Pengkajian meliputi pengkajian data subyektif dimana

diperoleh dari pasien, dalam hal ini diperoleh dari pihak tenaga medis penolong

persalinan karena pasien disini adalah bayi baru lahir. Pengkajian data obyektif

didapatkan melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik serta ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang sesuai dengan

kebutuhan pasien. Pada kasus ini didapatkan benjolan dengan batas yang tegas,

kepala bayi tampak bengkak melampaui tulang kepala.

5.2Interpretasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan

Data pengkajian dan adanya pemeriksaan penunjang maka akan

didapatkan diagnosa untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dalam

kasus ini didapatkan diagnosa bayi baru lahir normal dengan caput succedaneum.

Maka kebutuhan segera bayi adalah suhu badan bayi tetap hangat, meletakkan

bayi di dada ibu untuk dilakukan inisiasi dini.

5.3 Diagnosa Potensial dan Kebutuhan Segera

Diagnosa potensial merupakan diagnosa yang berpotensi muncul dari

diagnosa yang ada. Pada kasus ini diagnosa bayi adalah caput succedaneum maka

penanganan segera bayi adalah mengompres kepala bayi dengan menggunakan

betadine untuk mencegah terjadinya infeksi.


5.4 Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan berdasarkan kasus ini adalah Beritahu ibu dan keluarga

kondisi bayinya saat ini bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara umum

kondisi bayi ibu sehat, keadaan umumnya baik. Selain itu adalah melakukan

perawatan pada tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi melalui tali

pusatbayi.

5.5 Evaluasi

Bentuk akhir dari tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan

evaluasi. Biasanya evaluasi dilakukan pada beberapa jam setelah dilakukan

tindakan. Evaluasi dari kasus ini dilakukan pada akhir tindakan untuk mengetahui

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. Didalam pengkajian warna kulit merah muda, gerakan aktif, pada kepala

bayi terdapat benjolan teraba lunak, terapa caput sucedaneum warna

kemerahan.

b. Data kasus ini diagnosa potensial sudah teratasi.

c. Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus ini dilakukan sesuai dengan

perencanaan.

6.2 saran

Dari keseluruhan tindakan yang dilakukan adalah sudah sesuai dengan

teori, diharapkan upaya pelayanan yang ada dapat dipertahankan dan ditingkatkan

sehingga dapat meningkatakan angka harapan hidup pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, T., 2017.Buku Ajaran Neonatus, Bayi, Balita. Edisi ketiga. Trans Info
Media, Jakarta.
Dewi, 2010. Babby Lavigne Caput Succedaneum.(http://www.blogspot.com)
Faiziyah, Y., 2017. Obstetri Patologi. Nuha Medika.
Istiyantari. 2015. Survey Demografi Kesehatan Indonesia.
(http://www.BKKBN.com)

Lisnawati, L., 2011. Aplikasi Penatalaksanaan Gawat darurat kebidanan di


Rumah Sakit.Trans Info Media, Jakarta.
Manuaba, IBG., 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi
kedua, EGC, Jakarta
Maryanti, D., 2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita. Edisi ketiga. Trans Info
Media, Jakarta.
Mochtar, R., 2013. Sinopsis Obstetri. EdisikeTiga, EGC, Jakarta. Oxom, H., 2010.
Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan .Yayasan Essentia
Medica, Yogyakarta.
Rukiyah, A., 2017. AsuhanNeonatus, Bayi dan Anak Balita. Trans Info Media.
Wahyuni, S., 2011.Keperawatan Anak. (http://www.perawat2008.blogspot.com)
Yulianti, L., 2017. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai