BBL Widya
BBL Widya
BBL Widya
Oleh:
Rida Triana ( 2219001034)
Disusun Oleh :
Diketahui
Mentor Preseptor
NIP_______________ NIDN______________
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Kasus ini dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
(Bbl) Pada Bayi Ny. “M” Di Klinik Pratama Tahun 2023” makalah ini disusun
namun sebagai manusia penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis hanya
dapat memohon ridho dari Allah SWT semoga kita selalu diberi hidayah dan
semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan penelitian world health organization (WHO) angka kematian
ibu (AKI) tahun 2011 adalah 81% diakibatkan karna komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi
kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga
terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa
keluarga. Tetapi, tidak semua bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal,
natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh
yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses
persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan
tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir.
Berkaitan akan hal dibutuhkannya asuhan pada bayi baru lahir berupa
melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena
dari 62% (asfiksia, ikterus, berat badan lahir rendah, caput succedaneum), 17 %
1.2 Tujuan
baru lahir.
1. Pengertian BBL
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
(Dewi, 2017) Bayi Baru Lahir adalah setelah bayi baru lahir pada jam pertama
kelahiran. Atau bayi lahir dengan UK 37-42 minggu dan Berat Lahir 2500-
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir
(Nurwinda saputri, 2017) Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2.500gram sampai 4.000 gram. (Saputra, 2014) Menurut Saputra (2014) bayi
j) Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora
m) Suhu 36,5-370C
dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
sistem tubuh bayi. Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem pernapasan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah, 2016) Perubahan-
perubahan fisiologis yang dialami oleh bayi baru lahir adalah (Midwifery, 2017) :
disebabkan oleh dua faktor, yaitu terjadinya hipoksia pada akhir persalinan
sehingga rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
meningkatkan panas sampai 100%. Dengan penjepitan tali pusat saat lahir,
Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat dilakukan dengan
mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal.
Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada
payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara
e) Sistem Ginjal Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali
dalam 24 jam (Sondakh, 2013). Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir
termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum
pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin
f) Hati Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk
sel-sel darah merah.Saat bayi lahir enzim hati belum aktif total sehingga
i) Imunoglobulin Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum sum
tulang dan lamina propia ilium dan apendiks. Placenta merupakan sawar
sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bbl hanya
placenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi dapat
imunologi dapat terjadi dengan pemebentukan sel plasma dan anti body
j) Sistem Saraf Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan
Refleks rooting Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah
ini dapat dilihat pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan,
maka bayi akan spontan melihat kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka
bulan.
menghisap dan menelan ASI. 4) Refleks batuk dan bersin Refleks ini
Refleks graps Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan
bayi maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan
Refleks babinsky Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak
kaki. Ibu jari akan bergerak keatas dan jari-jari membuka dan biasanya
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada
bayi yang tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap
normal diberikan pada bayi yang memiliki masalah minor atau masalah medis
yaitu :
Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Biodata Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “M” Nama : Tn. “P”
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku Bangsa : Melayu Suku Bangsa : Melayu
Alamat : Jalan Benteng
Biodata Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “M”
Umur : 0 hari
B. Riwayat Antenatal
G1P0A0
sebanyak 4 kali ANC. Dengan dan TTP : 02 Juni 2023. Pada trisemester
D. Riwayat Intranatal
Lahir : 05 Mei 2023 Jam : 08.15 WIB
Jenis Persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Tempat : Klinik
Ibu : Partus Lama kala 2 memanjang 1 jam 30 menit
Air ketuban : Jernih
Plasenta : Lengkap, lahir spontan, berat 500 gram, panjang
tali pusat : 50 cm, insersio : sentralis, terdapat 2
arteri dan 1 vena, tidak ada plasenta tambahan, tidak
ada kelainan
Episiotomi : Tidak dilakukan
Robekan : Derajat II, di mukosa vagina, kulit perineum,
komisura posterior dan otot perineum lama
persalinan
Kala I : 8 jam 35 menit perdarahan kala I : 0 cc
Kala II : 1 jam 50 menit perdarahan kala II : 30 cc
Kala III : 5 menit perdarahan kala III : 40 cc
Kala IV : 2 jam – menit perdarahan kala IV :160 cc
Total : 12 jam 30 menit 230 cc
E. Keadaan Bayi
Bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan
BB/PB : 3800 gram/40 cm
Caput Succedaeneum : Ada
Cephal Hematoma : Tidak ada
Cacat Bawaan : Tidak ada
Inisiasi Menyusui Dini : Dilakukan
DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Warna Kulit : kulit kemerahan, tidak terdapat lanugo pada
punggung dan lengan atas, terdapat gambaran vena
2. Denyut Jantung : 144 kali/menit
3. Suhu Aksiler : 36,6˚C
4. Postur dan Gerakan : Postur lengan dan kaki fleksi, gerakan aktif
5. Tonus Otot : Kuat
6. Kesadaran : Compos metis
7. Tali pusat : Masih basah
8. BB sekarang : 3900 gram
9. Apgar Score :
1. Pernafasan 1 2 2
2. Denyut jantung 2 2 2
3. Reaksiterhadap rangsangan 1 2 2
4. Tonus otot 2 2 2
5. Warna kulit 1 1 2
7 9 10
B. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Di kepala bayi terdapat benjolan dengan batas yang tegas, tampak oedema
melampaui tulang kepala, benjolan teraba lembut dan lunak, terdapat
molase, dan permukaan kulit pada benjolan berwarna merah.
b) Muka
Bersih, lonjong, tidak ada tanda lahir.
c) Telinga
Simetris, terdapat lubang telinga, terdapat gendang telinga bersih, tidak
ada serumen, reflek pendengaran (+).
d) Mata
Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada tanda infeksi, tidak
adaperdarahan, sclera putih, tidak strabismus, konjungtiva merah muda.
reflek pupil (+).
e) Hidung
Berlubang, Bersih, tidak ada polipdan pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, tidak ada labioskisis, tidak ada palatoskisis tidak ada
labiopalatoskisis, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil reflek hisap (+).
g) Leher
Tidak ada pembesaran kelanjar limfe, vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar parotis, tiroid dan paratiroid.
h) Dada
Terdapat retraksi dinding dada, putting susu simetris, tidak terdapat bunyi
wheezing, detak jantung normal 120 x/ menit.
i) Ekstremitas atas
Gerakan aktif, simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili, tidak terdapat
fraktur.
j) Ekstremitas bawah
Simetris, gerakannya aktif, kulit kemerahan, jumlah jari lengkap, tidak ada
oedema, tidak ada polidaktili.
k) Abdomen
Tidak ada massa, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada omfalokel dan
gastroskisis, peristaltik usus (+).
l) Punggung
Tidak ada spina bifida
m) Genitalia
Terdapat labia mayora, labia minora, klitoris, terdapat lubang vagina,
terdapat lubang uretra. Labia mayora menutupi labia minora.
n) Anus
Terdapat lubang anus.
o) Kulit
Tidak terdapat tanda lahir, terdapat vernik kaseosa.
C. Antropometri
o PB : 49 cm
o LK : 34 cm
o LD : 32 cm
o Lila : 7 cm
D. Eliminasi Miksi
Miksi : +, warna kekuningan
BAB : +, konsistensi kehitaman
Dasar Objektif :
1. Oedema pada kepala bayi melampaui tulang tengkorak
2. Terdapat benjolan pada kepala bayi dengan batas yang tegas
3. Benjolan teraba lembut dan lunak
4. Terdapat molase tulang kepala, tulang kepala tumpang tindih
b. Masalah
Benjolan di kepala bayi yang tampak bengkak dan tegas di kepala bayi
melakukan penghangatan dan merawat tali pusat. untuk menghilangkan rasa nyeri
pada kepala bayi kita bisa membantu mengkompres kepala bayi dengan betadine
V. PERENCANAAN
Diagnosa : Bayi baru lahir usia normal dengan caput succedaneum
1. Beritahu ibu dan keluarga kondisi bayinya saat ini
2. Beri informasi pada ibu dan keluarga tentang penyebab benjolan
dengan batas tegas pada kepala bayi (caput succedaneum)
3. Beritahu ibu dan keluarga cara penanganan caput succeedaneum
4. Beritahu ibu dan keluarga cara perawatan bayi baru lahir
5. Beri konseling pada ibu tentang laktasi
6. Beritahu ibu dan keluarga cara perawatan tali pusat
7. Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
8. Beri dukungan moral pada ibu
VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, bahwa setelah
dilakukan pemeriksaan secara umum kondisi bayi ibu sehat, keadaan
umumnya baik
Hasil pemeriksaan
vital sign normal:
Suhu : 36,6 C
Nadi : 142 kali/ menit
Respirasi : 52 kali/ menit
BB : 3800 gram
PB : 49 cm
LK : 34 cm
LD : 32
Apgar score : 7/9
Hasil pemeriksaan fisik normal, hanya saja pada kepala bayi terdapat
benjolan dengan batas tegas, tampak bengkak melebihi tengkorak kepala,
yang biasa disebut caput suksedanium.
2. Memberi informasi pada ibu dan keluarga penyebab benjolan dengan batas
tegas pada kepala bayi (caput succedaneum), yaitu yang diakibatkan
karena proses persalinan yang lama sehingga terdapat tekanan yang kuat
pada kepala bayi saat memasuki jalan lahir, akibat bertumpang tindihnya
tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah
satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui
jalan lahir. sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang
disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler.
Itulah sebabnya pada kepala bayi terdapat benjolan.
3. Memberitahu ibu cara penanganan caput succedaneum dengan cara
meyakinkan dan menjelaskan pada ibu bahwa, benjolan yang terdapat
pada kepala bayi merupakan hal yang normal, ibu tidak perlu khawatir
dengan kondisi bayinya, serta ibu dapat memberikan salep Trombophob
gel 20 gram dengan mengoleskan salep pada permukaan caput secara tipis
2-3 kali sehari. Serta ibu dapat mengompres kepala bayi dengan
menggunakan betadine untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Memberitahu ibu dan keluarga cara perawatan bayi baru lahir, yaitu:
a. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi, karena
bayi masih sangat rentan untuk kehilangan panas tubuhnya. Sehingga ibu
harus selalu memakaikan pakaian yang hangat, topi, sarung tangan dan
kaki kemudian di bedong.
b. Bayi dimandikan sehari 2x, pagi dan sore. Untuk menghindari
kehilangan panas tubuhnya usahakan memandikan bayi tidak terlalu pagi
dan terlalu sore. Air yang digunakan dengan suhu hangat, sebelum
memandikan bayi air harus di cek terlebih dahulu dengan menggunakan
punggung tepak tangan.
c. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal hygiene bayi, dengan
mengganti popok bayi setiap kali bayi BAK maupun BAK.
5. Memberi konseling pada ibu tentang laktasi, yaitu dengan cara:
a. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya dengan memberikan
ASI yang telah di pumping menggunakan dot hal ini dilakukan guna
menjaga bayi agar tidak sering diangkat supaya tidak terjadi infeksi
didaerah benjolan dan juga tekananpada trauma lahir
b. Mengajari ibu menyusui sambil tiduran yang benar, yaitu dengan cara:
1. Berbaring miring dengan bantal dibawah kepala
2. Tempatkan satu bantal diantara dua kai sebagai penopang, terutama bila
ibu mengalami nyeri punggung
3. Letakan bayi diposisi miring dan bawa mendekat ketubuh ibu
4. posisikan hidungnya dilevel yang sesuai dengan putting ibu
5. Topang punggung, leher, dan bahu bayi dengan tangan dan siku ibu
6. posisikan kepalanya sedikit mendongak dan mulutnya terbuka, putting
ibu mengarah ke langit-langit bayi
7. Peluk bayi di payudara ibu
6. Mengajari ibu dan keluarga cara merawat tali pusat yaitu dengan cara di
biarkan saja terbuka, tidak boleh diberi ramuan apapun karena dapat
menyebabkan infeksi. Kemudian cara mencegah infeksi pada tali puasat yaitu
dengan cara melipat popok dibawah tali puasat, agar pada saat bayi BAK
tidak merembes sampai tali pusat.
7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu:
a. Bayi rewel
b. Malas menyusu
c. Letargi atau hanya bergerak jika diberi rangsangan.
d. Suhu tubuhnya tinggi menganjurkan ibu untuk segera datang ketenaga
kesehatan jika menemui tanda dan gejala tanda bahaya pada bayi baru
lahir
8. Memberi dukungan moral pada ibu dengan cara menunjukkan perhatian
pada ibu, mendengarkan keluhan ibu dan member solusi atas permasalahan
yang ibu hadapi dengan penuh rasa empati.
VII. EVALUASI
Pengkajian data dasar dilakukan pada saat pengamatan pertama kali atau
pada saat pasien datang. Pengkajian meliputi pengkajian data subyektif dimana
diperoleh dari pasien, dalam hal ini diperoleh dari pihak tenaga medis penolong
persalinan karena pasien disini adalah bayi baru lahir. Pengkajian data obyektif
kebutuhan pasien. Pada kasus ini didapatkan benjolan dengan batas yang tegas,
kasus ini didapatkan diagnosa bayi baru lahir normal dengan caput succedaneum.
Maka kebutuhan segera bayi adalah suhu badan bayi tetap hangat, meletakkan
diagnosa yang ada. Pada kasus ini diagnosa bayi adalah caput succedaneum maka
kondisi bayinya saat ini bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara umum
kondisi bayi ibu sehat, keadaan umumnya baik. Selain itu adalah melakukan
perawatan pada tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi melalui tali
pusatbayi.
5.5 Evaluasi
tindakan. Evaluasi dari kasus ini dilakukan pada akhir tindakan untuk mengetahui
6.1 Kesimpulan
a. Didalam pengkajian warna kulit merah muda, gerakan aktif, pada kepala
kemerahan.
perencanaan.
6.2 saran
teori, diharapkan upaya pelayanan yang ada dapat dipertahankan dan ditingkatkan
Budiarti, T., 2017.Buku Ajaran Neonatus, Bayi, Balita. Edisi ketiga. Trans Info
Media, Jakarta.
Dewi, 2010. Babby Lavigne Caput Succedaneum.(http://www.blogspot.com)
Faiziyah, Y., 2017. Obstetri Patologi. Nuha Medika.
Istiyantari. 2015. Survey Demografi Kesehatan Indonesia.
(http://www.BKKBN.com)