Modul 2
Modul 2
Modul 2
Yohana Keyhan, S. Pd
SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................i
PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
CAPAIAN KOMPETENSI.............................................................................................................................1
PETA KOMPETENSI...................................................................................................................................2
URAIAN MATERI.......................................................................................................................................3
A. LISTRIK 3 FASA DAN INSTALASI TENAGA.......................................................................................3
1. LISTRIK 3 PHASA...........................................................................................................................3
2. INSTALASI LISTRIK TENAGA..........................................................................................................3
3. DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA.................................................................................4
B. PAPAN HUBUNG BAGI 3 FASA......................................................................................................6
1. PERANGKAT HUBUNG BAGI..........................................................................................................6
2. STANDAR PERANCANGAN PHB...................................................................................................11
3. PERANCANGAN PROYEK PHB......................................................................................................23
C. PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK SESUIAI STANDAR PUIL/SNI.................25
LATIHAN.................................................................................................................................................47
RANGKUMAN.........................................................................................................................................49
TEST FORMATIF......................................................................................................................................50
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT......................................................................................................53
KUNCI JAWABAN....................................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................57
GLOSARIUM............................................................................................................................................57
i
MODUL
PENDAHULUAN
S emangat belajar, apa kabar peserta didik. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat
walafiat dan bahagia. Sebelum memulai pembahasan pada modul ini, hanya
mengingatkan peserta didik apakah sudah memahami instalasi tenaga listrik 1 fasa yang
sudah dipelajari pada mudul sebelumnya, karena pada modul ini kita akan membahas lebih
lanjut mengenai instalasi listrik 3 fasa.
Bacalah modul dengan seksama dan beri tanda jika ada materi yang kurang jelas untuk
ditanyakan dan didiskusikan pada saat pembelajaran, di diakhir pembelajaran peserta didik
dapat mengerjakan tugas-tugas yang ada di dalam modul.
Diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan modul ini dalam proses pembelajaran dan
membantu peserta didik dalam memahami instalasi tenaga listrik 3 fasa, sehingga apa yang
menjadi harap dari pembelajaran kali ini dapat tercapai, Amiin
CAPAIAN KOMPETENSI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi instalasi tenaga 3 fasa dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi PHB 3 fasa dengan benar
|1
3. Peserta didik dapat menyebutkan komponen PHB dengan tepat
4. Peserta didik dapat menentukan jenis dan besar komponen pengaman sesuai standar
PUIL
5. Peserta didik dapat memasang PHB 3 fasa sesuai standar PUIL
Materi Pokok
1. Listrik 3 fasa dan Instalasi Tenaga
2. PHB 3 fasa
3. Prosedur Pemasangan instalasi tenaga listrik 3 fasa sesuai standar PUIL
PETA KOMPETENSI
|2
URAIAN MATERI
1. LISTRIK 3 PHASA
Listrik 3 phase/380 V dalam ilmu pelistrikan tegangan listrik adalah tegangan
listrik AC sebesar 380 V, yang mempunyai 3 phase tegangan. Sebut saja , tegangan
phase 1 = R, tegangan phase 2 = S dan tegangan phase 3 = T. Tegangan sebesar 380 V
tersebut adalah beda tegangan antar phase, baik tegangan R terhadap tegangan S,
tegangan S terhadap tegangan T maupun tegangan R terhadap T,. Jika tegangan R, S
maupun T diukur dengan Volt meter terhadap 0, maka beda tegangan nya adalah 220
V.
|4
b. MENURUT NEC (NATIONAL ELECTRICAL CODE)
|6
Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :
Pemasangan tetap (non-withdrawable)
Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable)
Pemasangan sisttem laci (withdrawable)
d. Aplikasi
Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah
untuk membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan
PHB yang jenisnya sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya.
Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di
lapangan :
PHB untuk penerangan dan daya
PHB untuk unit konsumen
PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking)
PHB untuk perbaikan faktor daya
PHB untuk distribusi di Industri
PHB untuk distribusi motor- motor
PHB utama
PHB untuk distribusi
PHB untuk sub distribusi
PHB untuk sistem kontrol
1) Konstruksi Terbuka
Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif
atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat
terlihat dan terjangkau dari segala sisi. Pemasangan PHB sistem terbuka ini hanya
diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya operator atau orang yang
profesional yang boleh masuk dalam ruangan tersebut.
|7
Gambar 1. PHB Konstruksi Semi Terbuka Gambar 2. PHB Konstruksi Lemari
3) Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga
tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama
pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya, maka
pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat ya ng tertutup dan terkunci,
atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat- tempat umum pengoperasian
listrik.
PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau
perlengkapan PHB ini dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan
atau pemeliharaan. Untuk memasang kembali dalam sistem, kita cukup
mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci.
Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan
dipasang kembali, biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk
saluran masuk, saluran keluar dan sakelar penggandeng.
|8
Gambar 3. PHB Konstruksi Box
f. Pemilihan PHB
Untuk memudahkan dalam pemilihan PHB yang akan dipakai dalam sistem, ada
beberapa pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
2. Derajat Pengamanan
Derajat pengamanan ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi
sekelilingnya. PHB harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah
terjadinya tegangan sentuh, benturan benda asing dan air.
|9
disinggung di atas dinyatakan dalam IP (Indeks Protection), kemudian diikuti
oleh angka 2 atau 3 digit, untuk mengartikan angka-angka tersebut mulai digit
pertama, kedua dan ketiga.
5. Pemasangan
Sebelum menentukan jenis PHB yang akan dipakaiperlu pula
dipertimbangkan cara pemasangannya. Ada beberapa cara dalam pemasangan PHB
yaitu :
Di lantai dekat dinding
Di lantai, berdiri bebas di ruangan
Menempel tetap di dinding
Digantung di langit-langit
Dipasang di rak
Perbedaan dengan dua sistem yang telah dijelaskan di atas, pada sistem laci ini
mempunyai keunggulan yaitu mudah dalam pelayanan dan keamanan
operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar
penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas
kabel yang menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini
dilengkapi dengan sakelar pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor
yang berfungsi sebagai sakelar interlok mekanik untuk mencegah agar unit tidak bisa
diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu memasukkan betul-betul telah
tersambung sempurna.
| 11
Gambar 5. Single line Perancangan PHB
e. Fasilitas Isolasi
Apabila beberapa transformator menyulang sebuah rel atau beberapa bagian rel
dengan sistem gandeng, maka diperlukan sakelar isolasi. Ini dimaksudkan apabila
terjadi gangguan, perbaikan, dan modifikasi rangkaian, saluran masuknya dapat
diisolasi.
Untuk keperluan ini dapat dilakukan dengan cara memasang :
Sakelar pemisah dengan rating sampai dengan 3000A
Sakelar beban yang menggunakan HRC fuse
Pemutus tenaga dengan sistem laci (withdrawable).
Pada akhirnya, pertimbangannya bukan hanya penghematan biaya semata, tetapi
perlu dipertimbangkan pula luas ruang yang diperlukan untuk PHB. Pengisolasian ini
diperlukan pula untuk saluran keluar dari rel, yaitu untuk keperluan pada saat
ada gangguan, pemeliharaan modifikasi rangkaian dsb. Dalam beberapa hal sakelar
pemutus beban dengan sekering HRC yang dipakai untuk pengaman hubung singkat
dapat dipakai untuk keperluan tersebut.
f. Rel
Sistem rel yang dipakai pada PHB induk disebut dengan “Sistem 4 rel”. Tiga rel
diperuntukkan untuk penghantar 3 fasa masing- masing LI/R, L2/S, dan L3/T dan
satu rel lagi diperuntukkan untuk hantaran PE atau PEN, yang diletakkan pada bagian
bawah di PHB. Sedangkan untuk rel fasanya dipasang pada bagian atas secara
mendatar.
Sehubungan dengan kapasitas pembebanan dari rel utama ini, ukuran rel
harus ditentukan dengan cermat. Sebagai dasar untuk menentukan ukuran rel
| 13
diantaranya adalah : kondisi operasi normal dan rating arusnya, kondisi hubung
singkat (berupa panas yang dibangkitkan diakibat oleh arus hubung singkat tersebut)
dan besarnya ketegangan dinamis. Dengan demikian data-data dari pabrik pembuat
rel ini harus relevan dengan standar desain PHB yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan. Tabel berikut ini merupakan tabel yang menunjukan berbagai ukuran
dan dan kemampuan hantar arus pengantar rel (bus-bar) dari bahan tembaga.
Rating arus dan arus hubung singkat dari rel utama memp unyai harga yang
berbeda menurut jenis PHB nya, dan tergantung oleh :
Posisi pemasangan komponen PHB
Luas penampang penghantar
Kekuatan mekanik penghantar
Pemisahan antar penopang
Kemungkinan pengaruh pemanasan dari komponen lain
| 14
Pengaruh dari penghantar yang satu terhadap yang lain
Hantaran rel untuk pentanahan (PE atau PEN) secara listrik harus dihubungkan
ke kerangka PHB dan ukurannya diperhitungkan agar mampu dialiri oleh setiap arus
hubung singkat yang mungkin timbul. Ukuran rel penghantar untuk PE atau PEN
berdasarkan pengalaman adalah 25% kali ukuran rel penghantar fasanya.
Gambar 6. Satu pengisian disatu sisi Gambar 7. Satu pengisian dari tengah
| 15
Gambar 10. Satu pengisian di tengah dan dua di sisi.
i. Beban Motor
Apabila terdapat sebuah atau lebih beban motor yang disuplai dari saluran keluar
PHB, maka harus ikut diperhitungkan dalam menentukan ukuran relnya, sebab motor-
motor ini akan memperbesar arus hubung singkat dari sistem.
j. PHB Standar
Seperti telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, bahwa dipasaran terdapat
berbagai macam dan jenis PHB. Berikut adalah beberapa contoh dari PHB yang
ada dipasaran tersebut.
1) PHB Distribusi Bentuk Box
| 16
PHB jenis ini dipakai untuk distribusi daya listrik dengan kapasitas antara 250-
1800 A, bahan selungkup yang dipakai adalah terbuat dari:
Bahan isolasi
Plat logam
Baja tuang
Pada gambar 11 dan 12 berikut terlihat PHB jenis box dengan pengisolasian
total, artinya semua perlengkapannya terbuat dari bahan isolasi, sehingga akan
menambah derajat pengamannya dan dapat mencegah te gangan sentuh
Jika kita perhatikan dari gambar di atas, maka cukup dengan merakit bagian-
bagian (tiap box) kemudian menyatukannya dengan bagian yang lain, dengan demikian
akan memudahkan dalam hal penanganannya.
Semua selungkup dibuat dari glass-feber-polyester resin, ini secara teknis merupakan
kombinasi bahan dengan kualitas yang baik dan baik untuk kebutuhan PHB, bahan
isolasi ini mempunyai keunggulan :
Isolasinya tinggi
Derajat pengamanannya tinggi
Tidak korosi
Kekuatan mekanik yang besar
Mudah dalam pengerjaannya
Tahan panas
Tidak memerlukan perawatan
Bobotnya ringan
| 17
Gambar 13. adalah salah satu contoh PHB jenis box dengan selungkup pelat
logam, konstruksi jenis ini cocok untuk PHB induk, distribusi dan kontrol. Rakitan box
ini dapat dipasang di atas lantai (free standing) atau juga menempel di dinding.
Gambar 13. PHB jenis box dengan dengan selungkup pelat logam
PHB distribusi dengan selungkup terbuat dari baja tuang dapat dilihat pada
gambar 14 PHB ini mempunyai konstruksi yang kokoh dan tahan korosi. Oleh
karena itu banyak digunakan pada tempat- tempat berdebu, pekerjaan kasar,
lembab, dan pada daerah yang mempunyai iklim yang ekstrim. PHB distribusi
jenis ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Konstruksinya kokoh
Dibuat dengan sistem modular
Membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas
Pemasangannya mudah
Perencanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah
Memungkinkan untuk diadakan perluasan
Mudah dikombinasikan
| 18
Gambar 14. PHB jenis box dengan selungkup baja tuang
Pengaman lebur ini dapat bekerja dalam waktu yang lama apabila ada
beban lebih 20% dan akan bekerja lebih cepat apabila arus kesalahannya lebih
besar (hubung singkat). Gambar 16. menunjukkan sebuah gambar dari
sekering jenis ulir
| 19
Gambar 16. Sekering jenis ulir
b) Pemutus tenaga
Pemutus tenaga ini dapat memutuskan rangkaian secara otomatis apabila
terjadi beban lebih (overload) atau hubung singkat. Gambar 18 adalah contoh
pemutus tenaga MCB dan MCCB
2) Sakelar
a) Pemisah
| 20
Sakelar ini dipakai untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian dalam
keadaan tidak berarus (tidak berbeban), gambar 19 berikut menunjukkan
konstruksi dari sakelar pemisah tersebut.
b) Sakelar Beban
Sakelar beban ini boleh dioperasikan dalam keadaan rangkaian berarus
(berbeban) gambar 20 berikut menunjukkan salah satu jenis sakelar beban
tersebut.
3) Penopang Rel
Penopang rel ini adalah merupakan bagian atau komponen PHB yang penting,
karena komponen ini berfungsi kecuali sebagai dudukan rel dan sekaligus
mengikat rel tersebut agar tidak bergerak, sehingga jarak antar rel dan jarak antara
rel dengan bagian konduktif yang terdapat pada panel dapat terjaga dengan baik.
Disamping itu juga berfungsi sebagai isolator antara rel dengan bagian-bagian
konduktif yang terdapat pada panel.
Terdapat beberapa jenis desain konstruksi penopang rel, diantaranya adalah rel
penopang bentuk : silinder, persegi, tangga, jepit, dan sebagainya.
| 21
Gambar 21 berikut menunjukan desain konstruksi dari berbagai jenis penopang
rel seperti tersebut diatas.
l. Asesoris PHB
Asesories PHB adalah merupakan bagian dari komponen PHB disamping komponen
utama. Asesories PHB ini adalah merupakan bagian kelengkapan dari PHB, sedang
kita sendiri tahu bahwa terdapat pula berbagai macam jenis PHB, maka asesories PHB
ini jenis dan bentuknya pun sangat bervariasi. Mengingat jumlah dan bentuknya
sangat bervariasi, maka berikut ini akan diberikan contoh dari beberapa asesories
PHB untuk tegangan rendah yang dapat kita temui dipasaran.
1) Rel Penyambung
Rel penyambung ini berfungsi untuk menyambungkan secara listrik beberapa
MCB satu atau tiga fasa, panjang rel ini dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan
dan biasanya panjang standar yang ada dipasaran adalah 2 m. Gambar 22
menunjukkan contoh dari jenis rel penyamb ung MCB tersebut.
2) Penopang Terminal
Penopang ini digunakan untuk menempatkan terminal untuk pencabangan pada
PHB. Tentunya bentuk penopang terminal ini disesuaikan dengan kebutuhan,
gambar 23 menunjukkan contoh dari penopang terminal
| 22
3) Terminal
Pada PHB ini tidak bisa dihindari bahwa pencabangan mesti ada, yang
memerlukan terminal untuk pencabangan. Gambar 24 berikut menunjukkan
salah satu contoh dari terminal pencabangan tersebut.
Gambar 24. Terminal Pencabangan Gambar 25. Rel Omega dan Rel C
| 23
perencanaan PHB :
Kekuatan mekanis
Temperatur disekeliling tempat pemasangan PHB dan kondisi iklim
Pengaruh korosi
Cara pemasangannya
Jenis PHB
Penutup dan pintu PHB (transparan atau tidak)
Maksimum ukuran dari PHB
Saluran kabel
Metode perakitan
d. Perencanaan Proyek
Didasarkan pada perencana proyek akan memilih jenis PHB yang cocok sesuai
dengan aplikasi dan tentu saja pertimbangan aspek ekonomi dan teknisnya. Berikut
| 24
ini contoh dari langkah-langkah perencanaan dari mulai diagram satu garis sampai
dengan membuat sket PHB yang diperlukan (jenis PHB yang dipakai adalah PHB
box).
Berdasarkan pada diagram satu garis (gambar 26) maka langkah perencanaan
dilakukan dengan menggambar sket PHB dengan ukuran yang telah diskala,
penggambaran dapat menggunakan sablon atau software komputer dan secara
langsung menggambar dengan berpedoman pada buku katalog dari pembuat
komponen PHB.
| 25
Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step
down) ke beban Listrik (konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi
listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik
dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya
Sedangkan yang dimaksud panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan
mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk
instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan. Perhatikan gambar diagram satu
garis panel daya dan panel distribusi daya listrik dibawah ini.
Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut
akan memudahkan:
Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting
agar:
Mudah dilayanai dan aman
Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
Di depan panel ruanganya harus bebas
Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
Perlu diketahui juga dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus
memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL.
Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
Semua komponen harus dipasang rapi
Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
Semua komponen terpasang dengan kuat
Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
| 26
Mempunyai keandalan yang tinggi
a. Konstruksi
Ada beberapa komponen yang dipasang pada panel distribusi listrik antara
lain: Saklar utama/pemisah, Pengaman Lebur Miniatur Circuir Beaker (MCB)
ELCB Saklar Terminal, rel omega, busbar, yang semuanya berada didalam panel.
Rangka bagian depan, atas bawah dan bagian belakang tertutup rapat, sehinga
petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Untuk
panel distribusi tertutup pasangan dalam biasanya pada bagian depan terpasang
alat ukur, tombol dan saklar. Perhatikan Gambar 28 berikut.
| 27
Gambar 29. Panel harus kuat dan kokoh
Harus berbentuk lemari atau kotak tertutup dengan bahan yang memadai
( ayat 821 A5 )
Saluran kabel ditutup dengan paking kedap air
harus dari jenis tertutup dan kedap debu (ayat 823 A2)
Konstruksi Panel pada ruang dengan bahan debu gas korosif:
rangka dari bahan bahan tahan korosi atau dilindungi sehingga cukup
bebas dari korosi dan tertutup rapat (ayat 824 A1)
Konstruksi Panel pada perusahaan kasar
berupa lemari hubung bagi yang tertutup dan tahan kerusakan mekanis
(ayat 830 A1)
Jika PHB terbuat dari bahan dan konstruksi biasa harus diberi
perlindungan sehingga tahan gangguan mekanis (ayat 610 B 2)
Konstruksi Panel pada ruang/tempat pekerjaan pem-bangunan,
| 28
b. Penempatan Panel Distribusi
Berdasarkan peraturan (PUIL1987) penempatan kotak hubung bagi adalah:
Mudah dicapai
Stinggi-tingginya 1,5 meter dari lantai untuk rumah
Setinggi-tingginya 1,2 meter dari lantai untuk tempat umum
Panel distribusi dilarang dipasang pada kamar mandi, kamar kecil, diatas
kompor (PUIL 640 b 6)
Ditempat-tempat untuk pekerjaan kasar dengan adanya gangguan mekanis
panel hubung bagi konstruksinya harus kuat atau diberi perlindungan
terhadap mekanis. Panel yang kokoh dengan pengaman untuk bagian yang
bertegangan dan terdapat beberapa pengaman ELCB, MCB, lihat gambar
berikut ini:
Sedangkan gambar berikut ini contoh Panel yang mempunyai pengaman beberapa
kelompok dan harus ada daftar nomor untuk tiap kelompok untuk melayani tiap
ruangan atau beban dan nomor alat pengaman yang dilayani, sehingga mudah
dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengujian. Lihatlah konstruksi panel yang
dilengkapi daftar nomor berikut ini:
| 29
Nomor kelompok
Sebaiknya dalam satu panel yang melayani untuk beban penerangan dan instalasi
tenaga terdapat pemisah saluran. Hal ini dimaksudkan agar gangguan pada mesin
tidak mempengaruhi penerangan ditempat itu atau sebaliknya. Gambar skema
dapat diperhatikan dibawah ini:
| 30
Gambar 34. Diagram satu garis panel instalasi tenaga
| 32
Gambar 38. NFB derngan kapasitas 100 A
3) Pengaman lebur dan pemutus tenaga :
Kemampuan :
Daya pemutusan harus sama dengan daya hubung pendek/singkat
pada tempat kejadian (ayat 630 B9)
Besarnya pengaman tidak boleh lebih dari KHA kabel yang
dilindungi ( ayat 412 C2 , ayat 412 C5)
| 33
Ampermeter berfungsi untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir
kebeban.
Amperemeter penyambungannya harus diseri dengan besaran arus listrik
yang akan diukur pada arus yang kecil. Sedangkan untuk arus listrik yang
besar diperlukan peralatan listrik transformator arus.
| 34
Gambar 41. Konstruksi Tombol Push Button
Lampu Indikator
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna
merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati.
Sedangkan warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus
mengalir kerangkaian/beban listrik. Lampu indikator ini juga
berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3 phase dengan warna lampu
merah, kuning dan hijau.
| 35
Gambar 43. Konstruksi Kontaktor
Kabel kontrol :
Minimun 1,0 mm kecuali kabel yang sudah terpasang dalam
komponen alat kontrol ( ayat 630 E 3 )
Pengaman :
Harus terpisah dari pengaman lain (ayat 630 E4)
| 39
Gambar 46. Rangkaian pengawatan dalam panel Tenaga Listrik
2) Panel Kontrol
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri selalu
dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengopersikan motor listrik dimana motor
listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai
penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan mesin
maupun alat kontrolnya. Dalam praktek penggunaan alat kontrol disesuaikan
kebutuhannya contohnya:
Pengontrolan permulaan jalan (start)
Pengontrolan berhenti ( Stop)
Pengontrolan membalik arah putaran (Foword Reverse)
Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan
jenis otomatis.
1. Pengontrolan manual
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani
dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara lain menggunakan :TPDT,
Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)
2. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan
peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Untuk komponen pengontrolan otomatis
atau pada panel kontrol motor umumnya ada sebagian yang sama dengan komponen
pada panel distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan
pengaman motor SPM atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan pada beban yang
di kontrol. Komponen-komponen utama antara lain:
Saklar magnet/Magnetic Contactor
Pengaman motor
Time Delay relay (TDR)
Tombol tekan ON (Push button on)
Tombol tekan OFF(Push button off)
| 40
Lampu indikator
Konduktor/Kabel
Rel omega
Rel sirip
Terminal deret legrand
a. Fungsi Komponen pada panel kontrol listrik
1) Saklar magnet/Magnetic Contactor
Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik(saklar) yang
bekerja atas dasar magnet lstrik. Kontaktor itu ada dua jenis yaitu kontaktor
magnet arus searah dan kontaktor dengan arus bolak-balik. Kontaktor arus
searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang
kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat.
1
4
| 42
mengalir normal atau panas norma maka plat tersebut akan ke posisi semula
yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi.
Perhatikan gambar:
| 43
Cara kerja relai penunda waktu dijelaskan pada gambar berikut,
5) Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan
normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya
tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat
secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu
tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaan nya.
Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda
terdiri dari empat terminal
| 44
Gambar 52. Simbol tombol ON, OFF dan ON/OFF
6) Lampu indikator
Lampu tanda indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah
sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan
warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian/beban
listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3
phase dengan warna lampu merah kuning hijau.
2). Pengawatan
| 45
(a) Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal : MCB, MC dan Thermo
relai, dan komponen terminal I/O
(b) Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
(c) Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi, pada kabel pada
pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan ditempel pada pintu
panel dengan isolasi perekat.
(d) Perlu label setiap komponen
(e) Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.
30 m m 310 m m 40 m m
K anal S irip
R el O m ega
MCB 3 f MCB 3 f MC B 1 f
K an al S irip
R el O m ega
K anal S irip
R el O m eg a
Term in al D eret | 46
R el K lem
380 m m
Gambar 54. Tata letak komponen panel control motor
LATIHAN
1. Amatilah panel distribusi daya listrik dilingkungan sekitar sekolahan anda kemudian coba
gambarkan:
1) Tata letak komponen yang ada.
2) Rangkaian diagramnya
3) Catat semua komponen yang ada dalam panel,
4) Berikan penjelasan cara kerja rangkaian.
2. Petunjuk soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan PHB dan sebutkan jenisjenisnya berdasarkan
aplikasinya.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………….
2) Apa yang dimaksud dengan indeks proteksi IP 63?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………..
3) Sebutkan bentuk kosntruksi PHB yang saudara ketahui dan jelaskan secara singkat dari
setiap jenis konstruksi tersebut
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………..
| 47
4) Sebutkan beberapa metoda pemasangan PHB dan jelaskan secara singkat cara-cara
pemasangannya.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………
5) Apa yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………..
6) Sebutkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh apabila PHB induk dan PHB
distribusi dipisahkan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………….
7) Jelaskan dasar apa saja yang dipakai untuk menentukan ukuran rel utama yang dipakai
PHB
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………
8) Pada PHB biasanya dilengkapi pula dengan sakelar pemisah (sakelar isolasi) jelaskan
apa fungsinya
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………….
9) Apabila PHB mensuplai beban motor-motor yang besar, maka harus dipertimbangkan
pengaruhnya dalam penentukan ukuran rel yang dipakai pada PHB mengapa demikian
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………….
10) Apa yang dimaksud dengan panel control?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………..
| 48
RANGKUMAN
1. Deasin konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk
diketahui dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan
dalam pimilihan PHB yang akan dipasang dalam sistem tenaga listrik. Dalam memilih
PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti : dimana PHB tersebut akan dipasang, berapa
kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteteksi yang dibutuhkan, dsb.
2. PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan
menggendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat di PHB diantarnya adalah :
sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur, dan rel (bus-bar).
Disamping itu juga dalam PHB terdapat komponen pembantu atau asesoris lain seperti:
lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol, dsb. Ukuran
fisik maupun spesifikasi komponen-komponen teknik dari PHB ini sangat tergantung
dengan besarnya kapasitas PHB serta jumlah saluran masuk dan saluran keluar pada PHB
tersebut.
3. Dalam merencanakan dan membuat PHB yang akan dipakai dalam siste tenaga sebagai
langkah awal adalah kita harus mengetahui : kondisi lingkungan dimana PHB akan
dipasang, kondisi kelistrikan dan kapasitas daya yang diperlukan. Perencanaan proyek
pembuatan PHB harus dibuat seperti ketentuan tersebut diatas dengan mempertimbangkan
pula dari aspek teknik dan ekonomi.
4. Panel distribusi tenaga listrik berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi
listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk
instalasi penerangan. Dengan adanya panel distribusi daya listrik akan memudahkan
dalam:
| 49
Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
5. Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
Mudah dilayanai dan aman
Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
Di depan panel ruanganya harus bebas
Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab Komponen panel distribusi
tenaga baik dalam memilih bahan dan tata letak harus mengikuti aturan standar yang
berlaku yaitu PUIL
TEST FORMATIF
1. Menurut PUIL 2000, penggunaan warna kabel untuk R/L1, S/L2, T/L3, netral dan Pentanahana.
a. hitam, kuning, biru, merah, dan hiaju strip kuning
b. merah, hitam, biru, kuning, dan kuning strip hijau
c. merah, hitam, kuning, biru, dan kuning strip hijau
d. merah, kuning, hitam, biru, dan kuning strip hijau
e. merah, hitam, coklat, biru dan kuning strip hijau
2. Alat yang berfungsi sebagai pengaman hubung singkat pada suatu panel listrik adalah
a. Saklar
b. MCB
c. TOR
d. ELCB
e. Swich
3. Alasan pada sistim panel distribusi tenaga listrik untuk kepentingan penerangan dan tenaga harus
dipisahkan ….
a. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga pada saat beroperasi
b. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga pada saat starting
c. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga saling dukung
d. instalasi penerangan tidak terganggu oleh instalasi tenaga pada saat mendapat gangguan
e. instalasi tenaga terganggu oleh instalasi penerangan pada saat mendapat gangguan
4. pada suatu pengalih daya selain dipasang alat ukur juga terdapat lampu indicator, bila
nyala menandakan ….
| 50
a. Adanya arus listrik yang mengalir dari sumber ke beban
b. Adanya tegangan listri antar fasa atau antar fasa dan netral
c. Adanya energi listrik yang sedang digunakan
d. Adanya energi listrik yang telah digunakan
e. Adanya daya listrik pada sirkit
5. Pada setiap panel distribusi selalu disediakan pengaman cadangan (spart), dengan tujuan
untuk
a. Memudahkan dalam pemeliharaan
b. Memudahkam dalam pengontrolan
c. Memudahkan dalam mengembangkan
d. Memudahkan dalam penambahan daya listrik
e. Menyimpan komponen untuk pemeliharaan
6. Dibawah ini, merupakan beberapa cara dalam pemasangan Panel, Kecuali...
a. Dipasang di lemari
b. Dilantai dekat dinding
c. Dipasang di rak
d. Digantung di langit-langit
e. Di lantai, berdiri bebas di ruangan
7. Rel dari tembaga untuk pencabangan arus pada panel disebut dengan istilah …
a. Busbar
b. Pusat sambungan
c. Rel Omega
d. Terminal netral
e. Kontaktor
8. Untuk mengindari gangguan instalasi penerangan, maka pemasangan instalasi tenaga harus
dipisahkan. Pemisahan ini dimulai dari....
a. Panel Hubung Bagi
| 51
b. Kotak Cabang
c. Kotak Sambng
d. Sakelar
e. KWH meter
9. Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang
dapat dipakai sebagai kriteria, salah satu dari kriteria tersebut adalah....
a. Arus
b. Bentuk box
c. Diagram pengawatan
d. Single line diagram
e. Jenis kontrol
10. Proteksi atau pengaman merupakan salah satu kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan dan memasang PHB, Berikut ini yang bukan merupakan pertimbangan-
pertimbangan tentang proteksi dan pengaman dalam perancangan dan pemasangan PHB
adalah...
a. Tingkat pengamanan
b. Metode instalasinya
c. Jumlah muka operasinya
d. Peralatan ukur untuk proteksi
e. Diagram Alur Proteksi
11. Fungsi rel omega dalam pemasangan PHB adalah...
Tempat Penyambungan Kabel dan Rel pada PHB
a. Proteksi Arus Lebih PHB
b. Tempat Peletakan Komponen PHB
c. Sebagai Penutup Kabel pada PHB
d. Sebagai Kalur Rel dan Kabel PHB
12. Pewarnaan rel yang baik berdasarkan urutan fasa pada pemasangan panel hubung bagi
adalah.....
a. Fasa L1/R Biru
b. Fasa L2/S Kuning
c. Fasa L3/T Merah
d. Fasa L1/R Kuning 48
e. Fasa L2/S Hitam
| 52
13. Pemasangan instalasi panel tenaga listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
PUIL 2011, Persyaratan berikut yang bukan merupakan persyaratan berdasarkan PUIL
adalah:
a. Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b. Semua warna penghantar/kabel harus sama
c. Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d. Semua komponen harus dipasang rapi
e. Semua Rel harus diwarnai Sesuai dengan standar warna PUIL
14. Konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai berikut, kecuali….
a. Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar
b. Lubang ventilasi harus dilindungi
c. Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan
kokoh
d. Ditempatkan pada lokasi yang sempit
e. Ditempatkan di Tempat yang Terlindungi dari genangan air
15. Tujuan pemasangan komponen Voltmeter pada panel adalah.....
a. Mengetahui nilai arus
b. Mengetahui nilai daya listrik
c. Sebagai pengaman
d. Mengatahui nilai tegangan
e. Mengetahui Jumlah beban
Bandingkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah jumlah jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda
terhadap materi kegiatan belajar.
Jumlah jawabanbenar
Nilai Akhir= x 100 %
10
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 75 % keatas, anda dapat meneruskan ke modul
berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 75 %, anda harus mengulangi
kegiatan belajar ini.
| 53
KUNCI JAWABAN
LATIHAN 1
LEMBAR KERJA
Mengamati PHB Instalasi Tenaga Listrik
LATIHAN 2:
1. PHB adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk mengendalikan dan membagi
tenaga listrik atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik,
adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
2. Yang dimaksud dengan IP 63, adalah derajad pengamanan suatu peralatan listrik
dimana peralatan tersebut diamankan atau terlindungi terhadap debu sekecil apapun dan
air yang jatuh membentuk sudut 60.
| 54
a. Konstruksi Terbuka Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini, pada
bagianbagian yang aktif atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal
dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala sisi.
b. Konstruksi Semi -Tertutup PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan
pengaman yang dapat mencegah terjadi kontak dengan bagian-bagian yang
bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya 110 dipasang pada bagian
sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses menyentuh
bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka. Namun demikian pada
panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian belakang
dan sampingnya.
c. Konstruksi Lemari PHB jenis konstruksi cublice ini adalah tertutup pada semua
sisinya, sehingga tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan
selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya, maka
pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan terkunci, atau
dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
d. Konstruksi Kotak (Box) PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan
isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di dalam kotak tersebut sudah dilengkapi
dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering, sakelar kontraktor dsb.
4. Cara-cara pemasangan pemasangan PHB, yaitu :
Di lantai dekat dinding
Di lantai, berdiri bebas di ruangan
Menempel tetap di dinding
Digantung di langit-langit
Dipasang di rak
5. Yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB adalah,
arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk
menuju PHB induk atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh
melebihi kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di
PHB.
6. yang dapat diperoleh apabila panel induk dengan panel distribusi dipisahkan adalah :
a. PHB induk dapat dipasang dekat dengan transformator penyulang, sehingga hanya
memerlukan kabel yang pendek.
| 55
b. Pemutus tenaga untuk saluran masuk maupun saluran keluar, hanya membutuhkan
satu bentuk konstruksi, karena ukuran fisiknya relatif sama.
c. PHB distribusi ini dipasang dekat dengan beban, sehingga hanya memerlukan
kabel yang pendek.
d. Oleh karena kabel yang menghubungkan antara PHB induk dengan PHB distribusi
cukup panjang, sehingga komponen PHB distribusi dapat menggunakan komponen
dengan kemampuan menahan terhadap arus hubung singkat yang rendah.
7. Sebagai dasar untuk menentukan ukuran rel diantaranya adalah: kondisi operasi normal
dan rating arusnya, kondisi hubung singkat (berupa panas yang dibangkitkan diakibat
oleh arus hubung singkat tersebut) dan besarnya ketegangan dinamis.
8. Ini dimaksudkan apabila terjadi gangguan, perbaikan dan modifikasi rangkaian, saluran
masuknya dapat diisolasi, sehingga mudah dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
seperti disebutkan diatas.
9. Karena apabila terdapat sebuah atau lebih beban motor yang disuplai dari saluran keluar
PHB, maka harus ikut diperhitungkan dalam menentukan ukuran relnya, sebab motor-
motor ini akan memperbesar arus hubung singkat dari system
10. Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya.
FORMATIF
1. D 6. D 11. C
2. B 7. C 12. B
3. D 8. A 13. B
4. B 9. A 14. D
5. C 10. E 15. D
| 56
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Ir, 1986, Instalasi Arus Kuat, Proyek Pembinaan dan Pengembangan Dikmenjur, PT.
Binacipta, Jakarta
Elfizon, 2016, Instalasi Panel Tenaga Listrik, Direktorat Jendran Guru dan Tenaga
kependidikan, Medan
Gunter G.Siep, Electrical Installation Hand Book, John Wiley & Sons, 1987
………….., Electrical Engineering Hand Book, Stemens Aktiengesellschaft, Munchen, 1969
GLOSARIUM
Istilah Keterangan
Busbar : Rel dari tembaga untuk pencabangan arus pada panel
ELCB :Alat pengaman terjadinya kebocoran arus/tegangan
KHA : Kemampuan hantar arus suatu penghantar Magnetik
PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Push button : Saklar tekan
Rel omega :Rel dari galvanis/aluminium untuk meletakan komponen
panel misal magnetic kontaktor, MCB, ELCB dll
MCB : Pembatas arus pada instalasi yang bila diatas arus yang
ditentukan akan memutuska
| 57