Modul 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 59

Mata Pelajaran Instalasi Tenaga Listrik

MODUL KD 3.10 dan 4.10


3.10. Memahami Instalasi Listrik 3 Fasa

4.10. Menerapkan Instalasi Listrik 3 fasa

Yohana Keyhan, S. Pd
SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................i
PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
CAPAIAN KOMPETENSI.............................................................................................................................1
PETA KOMPETENSI...................................................................................................................................2
URAIAN MATERI.......................................................................................................................................3
A. LISTRIK 3 FASA DAN INSTALASI TENAGA.......................................................................................3
1. LISTRIK 3 PHASA...........................................................................................................................3
2. INSTALASI LISTRIK TENAGA..........................................................................................................3
3. DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA.................................................................................4
B. PAPAN HUBUNG BAGI 3 FASA......................................................................................................6
1. PERANGKAT HUBUNG BAGI..........................................................................................................6
2. STANDAR PERANCANGAN PHB...................................................................................................11
3. PERANCANGAN PROYEK PHB......................................................................................................23
C. PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK SESUIAI STANDAR PUIL/SNI.................25
LATIHAN.................................................................................................................................................47
RANGKUMAN.........................................................................................................................................49
TEST FORMATIF......................................................................................................................................50
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT......................................................................................................53
KUNCI JAWABAN....................................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................57
GLOSARIUM............................................................................................................................................57

i
MODUL

INSTALASI TENAGA 3 FASA

PENDAHULUAN

S emangat belajar, apa kabar peserta didik. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat
walafiat dan bahagia. Sebelum memulai pembahasan pada modul ini, hanya
mengingatkan peserta didik apakah sudah memahami instalasi tenaga listrik 1 fasa yang
sudah dipelajari pada mudul sebelumnya, karena pada modul ini kita akan membahas lebih
lanjut mengenai instalasi listrik 3 fasa.

Bacalah modul dengan seksama dan beri tanda jika ada materi yang kurang jelas untuk
ditanyakan dan didiskusikan pada saat pembelajaran, di diakhir pembelajaran peserta didik
dapat mengerjakan tugas-tugas yang ada di dalam modul.

Diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan modul ini dalam proses pembelajaran dan
membantu peserta didik dalam memahami instalasi tenaga listrik 3 fasa, sehingga apa yang
menjadi harap dari pembelajaran kali ini dapat tercapai, Amiin

CAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar (KD)


3.10 Memahami Instalasi tenaga listrik 3 fasa.
4.10 Menerapkan Instalasi tenaga listrik 3 fasa.

Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.10.1 Menjelaskan instalasi tenaga 3 fasa
3.10.2 Menjelaskan PHB 3 fasa
Indikator KD pada KI Keterampilan
4.10.1 Menentukan jenis dan besar komponen pengaman
4.10.2 Memasang instalasi listrik 3 Fasa (PHB 3 fasa)

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi instalasi tenaga 3 fasa dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi PHB 3 fasa dengan benar
|1
3. Peserta didik dapat menyebutkan komponen PHB dengan tepat
4. Peserta didik dapat menentukan jenis dan besar komponen pengaman sesuai standar
PUIL
5. Peserta didik dapat memasang PHB 3 fasa sesuai standar PUIL

Materi Pokok
1. Listrik 3 fasa dan Instalasi Tenaga
2. PHB 3 fasa
3. Prosedur Pemasangan instalasi tenaga listrik 3 fasa sesuai standar PUIL

PETA KOMPETENSI

KD 3.10 DAN 4.10

1. Listrik 3 fasa 2. Papan hubng 3. Prosedur


dan instalasi bagi 3 fasa pemasangan tenaga
tenaga listrik e fasa sesuai
standar PUIL
a. Listrik 3 fasa a. Perangkat
b. Instalasi listrik hubung bagi
tenag b. Standar
Panel distribusi
c. Diagram perancangan
tenaga listrik
blokninstalasi PHB
listrik tenaga c. Perancangan
proyek PHB

|2
URAIAN MATERI

A. LISTRIK 3 FASA DAN INSTALASI TENAGA

1. LISTRIK 3 PHASA
Listrik 3 phase/380 V dalam ilmu pelistrikan tegangan listrik adalah tegangan
listrik AC sebesar 380 V, yang mempunyai 3 phase tegangan. Sebut saja , tegangan
phase 1 = R, tegangan phase 2 = S dan tegangan phase 3 = T. Tegangan sebesar 380 V
tersebut adalah beda tegangan antar phase, baik tegangan R terhadap tegangan S,
tegangan S terhadap tegangan T maupun tegangan R terhadap T,. Jika tegangan R, S
maupun T diukur dengan Volt meter terhadap 0, maka beda tegangan nya adalah 220
V.

2. INSTALASI LISTRIK TENAGA


Pengertian Instalasi Listrik Tenaga adalah pemasangan komponen-komponen
peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan
kimia. Syarat-Syarat Instalasi Listrik Tenaga:
a. Syarat Ekonomis Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa harus
sekecil mungkin, rugi tegangan maksimal 5 % dari tegangan sumber.
b. Syarat Keamanan Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga
kemung-kinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan keselamatan jiwa manusia, terjaminnya peralatan dan benda-
benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti : gangguan
hubung singkat, gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih, dan sebagainya
c. Syarat Keandalan adalah bahwa kelangsungan pemberian/pengaliran arus listrik
kepada beban/konsumen pemakai listrik harus terjamin secara baik. Jadi instalasi
listrik tenaga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan/terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil
Klasifikasi Keandalan Beban
1. Beban yang memerlukan keandalan sangat tinggi, karena terhentinya aliran
listrik mungkin dapat menyebabkan kematian atau kecelakaan.
2. Beban yang memerlukan keandalan tinggi, dimana jika aliran listrik berhenti
tidak menyebabkan kematian manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada
beban atau menyebabkan kerugian yang sangat besar.
3. Beban dengan keandalan biasa, apabila aliran listrik terhenti tidak begitu
membahayakan dan merugikan.
4. Mutu terjamin, yang dalam hal ini berarti bahwa konsumen mendapat aliran
listrik sesuai dengan ukuran normal dari beban.
|3
5. Mudah diperluas, bahwa instalasi listrik harus direncanakan pula perluasan
beban agar tidak begitu sukar jika diperlukan.

3. DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA


a. MENURUT PUIL 2000 Ps. 5.5.1.3

KETERANGAN IKSTISAR PUIL 2000 PASAL 5.5.1.3.


 A1Pengaman Hubung Pendek Sirkit Cabang (Ps.5.5.6), berfungsi sebagai
pengaman arus lebih pada suatu sirkit cabang yang mensuplai dua motor atau
lebih.
 A2.Sirkit Cabang (Ps. 5.5.3.2), berfungsi sebagai penghantar rangkaian akhir
yang mensuplai dua motor atau lebih.
 B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor (Ps.5.5.5), berfungsi sebagai
pengaman arus lebih sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal dari
gangguan hubung singkat. lihat tabel Ps 5.5.2 dan 5.5.3 pada PUIL 2000.
 C. Sarana Pemutus (Ps.5.5.8), berfungsi sebagai sarana pemutus (pengisolir)
motor dari jaringan apabila akan dilakukan perbaikan pada motor.
 D. Kendali Motor (Ps.5.5.7), berfungsi sebagai alat pengatur putaran motor,
menjalankan motor, membalik arah putaran motor, alat pengasutan motor,
memberhentikan motor, dan laian-lain.
 E. Pengaman Beban Lebih (Ps.5.5.4), berfungsi sebagai
pengaman/melindungi motor, peralatan kontrol motor dan hantaran akhir
terhadap pemanasan berlebihan akibat beban lebih dan atau motor tidak dapat
diasut.
 F. Motor Listrik (Ps. 5.5.1 ), berfungsi sebagai alat yang merubah energi
listrik menjadi energi mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin pemakai
listrik.
 G. Grounding System/Pembumian (Ps.5.5.2), berfungsi mengamankan
peralatan instalasi dan motor listrik dari adanya kejut listrik akbitat
kebocoran arus.

|4
b. MENURUT NEC (NATIONAL ELECTRICAL CODE)

KETERANGAN INSTALASI MOTOR SISTEM NEC


 A1.Hantaran Pengisi, suatu hantaran yang digunakan untuk menyuplai tenaga
listrik pada suatu kumpulan motor.
 A2.Pengaman Hantaran Pengisi, berfungsi sebagai pengaman atau
melindungi hantaran pengisi dan alat-alat yang dilayani terhadap arus hubung
singkat.
 B. Hantaran Cabang, suatu hantaran yang digunakan untuk menyuplai tenaga
listrik pada motor tunggal.
 C. Pengaman Hantaran Edaran Cabang, jenis pengaman ini biasanya berupa
sekring (fuse) atau jenis pemutus tenaga (CB), berguna untuk mengamankan
hantaran edaran cabang terhadap arus hubung singkat.
 D. Pemutus Edaran Cabang, yaitu piranti/alat untuk memutuskan aliran listrik
ke motor, jika motor ada gangguan.
 E. Pengaman Motor, berfungsi utnuk melindungi motor yang sedang bekerja
terhadap kerusakan akiban arus lebih (over current) karena hubung singkat di
dalam motor dan melindungi tegangan yang hilang. Biasanya pengaman
motor yang dipakai terdiri dari Heater coil/bimetal dan lilitan elektromagnet.
* Heater coil/Bimetal, berfungsi untuk melindungi motor terhadap beban
lebih (overload). * Lilitan elektromagnet, berfungsi untuk melindungi motor
terhadap arus hubung singkat (over current). * Rating ukuran Heater
coil/Bimetal dan Lilitan elektromagnet besarnya 125 % dari arus nominal
beban penuh motor
 F. Motor Controller, digunakan antara lain untuk : * menjalankan/mengasut
motor * menghentikan motor * membalik putaran motor * mengatur jumlah
|5
putaran motor Alat/piranti pengsutnya dapat berupa saklar bintang
(Y)/segitiga( ), tranfor-mator asut, dan lain-lain.
 G. Motor Listrik, berfungsi sebagai alat yang merubah energi listrik menjadi
energi mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin pemakai listrik.
 H. Grounding System/Pembumian, berfungsi mengamankan peralatan
instalasi dan motor listrik dari adanya kejut listrik akbitat kebocoran arus. 5.
MEMILIH MOTOR LISTRIK Motor listrik agar dapat berjalan dengan baik
dan aman, maka motor-motor listrik itu harus dipilih sedemikian rupa
sehingga cocok dan sesuai dengan keadaan bebannya atau mesinnya.

B. PAPAN HUBUNG BAGI 3 FASA

1. PERANGKAT HUBUNG BAGI


Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk
mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit
dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem
suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi
(penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke
peralatan konsumen seperti motor- motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu
penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu. Di dalam
memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat
dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu:
a. Arus
Yang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu
sendiri yang dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan
sebelumnya, sehingga dalam pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan
besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut. Yang berkaitan dengan arus ini
hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
 Rating arus rel
 Rating arus saluran masuk
 Rating arus saluran keluar
 Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat
b. Proteksi dan Instalasi
Di dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan pula kriteria pengaman dan
pemasangannya yaitu antara lain :
 Tingkat pengamanan
 Metode instalasinya
 Jumlah muka operasinya
 Peralatan ukur untuk proteksi
 Bahan selungkupnya
c. Pemasangan Komponen PHB

|6
Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :
 Pemasangan tetap (non-withdrawable)
 Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable)
 Pemasangan sisttem laci (withdrawable)

d. Aplikasi
Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah
untuk membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan
PHB yang jenisnya sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya.
Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di
lapangan :
 PHB untuk penerangan dan daya
 PHB untuk unit konsumen
 PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking)
 PHB untuk perbaikan faktor daya
 PHB untuk distribusi di Industri
 PHB untuk distribusi motor- motor
 PHB utama
 PHB untuk distribusi
 PHB untuk sub distribusi
 PHB untuk sistem kontrol

e. Bentuk Konstruksi PHB


PHB jika ditinjau dari segi bentuk konstruksinya, dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Konstruksi Terbuka
Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif
atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat
terlihat dan terjangkau dari segala sisi. Pemasangan PHB sistem terbuka ini hanya
diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya operator atau orang yang
profesional yang boleh masuk dalam ruangan tersebut.

2) Konstruksi Semi -Tertutup


PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat
mencegah terjadi kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB.
Pengaman ini pada umumnya dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka,
sehingga operator tidak mempunyai akses menyentuh bagian - bagian yang
bertegangan pada PHB dari arah muka.
Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti
contohnya pada bagian belakang dan sampingnya. Untuk itu PHB jenis ini pula
hanya diijinkan dipasang pada ruangan tertutup dan hanya operator atau orang
yang profesional yang boleh masuk ruangan tersebut.

|7
Gambar 1. PHB Konstruksi Semi Terbuka Gambar 2. PHB Konstruksi Lemari

3) Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga
tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama
pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya, maka
pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat ya ng tertutup dan terkunci,
atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat- tempat umum pengoperasian
listrik.
PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau
perlengkapan PHB ini dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan
atau pemeliharaan. Untuk memasang kembali dalam sistem, kita cukup
mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci.
Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan
dipasang kembali, biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk
saluran masuk, saluran keluar dan sakelar penggandeng.

4) Konstruksi Kotak (Box)


PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja
tuang, dsb. Di dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk
pengikat pemasangan rel, sekering, sakelar kontraktor dsb.

|8
Gambar 3. PHB Konstruksi Box

f. Pemilihan PHB
Untuk memudahkan dalam pemilihan PHB yang akan dipakai dalam sistem, ada
beberapa pedoman yang dapat dipakai, yaitu :

Membuat PHB induk :


 Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000A
 Bahan selungkup dari plat baja
 Tinggi 2200 mm
 Metode pemasangan peralatan PHB dengan sistem pemasangan tetap atau
tidak tetap (withdrawable)
 Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 kA
 Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54

Untuk PHB distribusi :


 Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A
 Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang
 Penggunaan PHB box tinggi < 1000 mm
 Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap
 Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80kA
 Tingkat pengaman sampai dengan IP 65
Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap data-data teknis yang diperlukan dalam
pemilihan PHB dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen
PHB.
1. Kemampuan Mena han Arus Hubung Singkat
Arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk
menuju PHB induk atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak
boleh melebihi kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang
terpasang di PHB.

2. Derajat Pengamanan
Derajat pengamanan ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi
sekelilingnya. PHB harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah
terjadinya tegangan sentuh, benturan benda asing dan air.

Pemasangan PHB di ruangan dimana orang dapat dengan mudah menjangkaunya,


PHB harus didesain dengan pengaman untuk mencegah terjadinya tegangan
sentuh oleh karena kecelakaan maupun saat pengoperasian, untuk itu derajat
pengamannya paling sedikit adalah IP 20. Derajat pengaman ini seperti telah

|9
disinggung di atas dinyatakan dalam IP (Indeks Protection), kemudian diikuti
oleh angka 2 atau 3 digit, untuk mengartikan angka-angka tersebut mulai digit
pertama, kedua dan ketiga.

3. Selungkup dari bahan penyekat


Selungkup yang digunakan untuk PHB harus diproteksi terhadap korosi dan
tegangan sentuh. Pada umumnya dipasaran ditawarkan dua macam bahan yaitu
bahan metal dan bahan penyekat, seperti polyester yang dicampur dengan
fiberglass atau bahan penyekat lainnya.

4. Permukaan selungkup logam


Semua jenis ko nstruksi PHB baik selungkup maupun struktur untuk
pemasangan komponen yang terbuat dari logam harus diproteksi dengan finishing
permukaan yang baik. Pada umumnya selungkup PHB dicat dengan menggunakan
“Polyester Epoxy Powder”, sehingga mempunyai sifat meka nik yang cukup baik.

5. Pemasangan
Sebelum menentukan jenis PHB yang akan dipakaiperlu pula
dipertimbangkan cara pemasangannya. Ada beberapa cara dalam pemasangan PHB
yaitu :
 Di lantai dekat dinding
 Di lantai, berdiri bebas di ruangan
 Menempel tetap di dinding
 Digantung di langit-langit
 Dipasang di rak

g. Jenis Bagian PHB


Setiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi
jumlah item dari peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan
dalam perencanaan, dan rancang bangun.
Ga mbar 1.5 menunjukkan contoh dari tiga macam metode pemasangan
perlengkapan bagian PHB, yaitu pemasangan dengan cara tetap (fix) mudah dipindah-
pindah (removable) dan sistem laci (withdrawable), yang dicontohkan oleh
diagram satu garis dari unit pensuplai motor.
Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix) unit saluran keluar secara
permanen dihubungkan ke rel melalui kabel atau penghantar rel. Untuk
mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang me nuju ke
motor dan kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung
maupun melalui terminal harus diputuskan. PHB dengan pemasangan tetap (fix)
dengan menggunakan sekring HRC tegangan rendah yang dilengkapi dengan
sakelar pemisah.
Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah
| 10
kotak isolasi 3 fasa yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan
menggunakan tusuk kontak 3 fasa.

Gambar 4. Metode Pemasangan Perlengkapan PHB

Perbedaan dengan dua sistem yang telah dijelaskan di atas, pada sistem laci ini
mempunyai keunggulan yaitu mudah dalam pelayanan dan keamanan
operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar
penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas
kabel yang menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini
dilengkapi dengan sakelar pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor
yang berfungsi sebagai sakelar interlok mekanik untuk mencegah agar unit tidak bisa
diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu memasukkan betul-betul telah
tersambung sempurna.

2. STANDAR PERANCANGAN PHB


a. Umum
PHB dengan rating arus sampai dengan 4000 A dipasang sebagai PHB
induk di industri, bangunan gedung bertingkat yang besar, rumah sakit besar, atau
pada tempat-tempat yang mengkonsumsi daya listrik yang besar.
Pada umumnya sistem konfigurasi suplai tenaga listrik di industri melalui
sebuah PHB induk (pusat daya) yang diisi/disuplai dari satu atau lebih
transformator, kemudian melalui rel saluran keluar dihubungkan ke PHB
distribusiyang melayani beberapa buah beban. Tentu saja saluran masuk
maupun keluar diamankan oleh pemutus tenaga.

| 11
Gambar 5. Single line Perancangan PHB

Pemisahan antara PHB induk dengan PHB distribusi mempunyai beberapa


keuntungan :
 PHB induk dapat dipasang dekat dengan transformator penyulang, sehingga
hanya memerlukan kabel yang pendek.
 Pemutus tenaga untuk saluran masuk maupun saluran keluar, hanya
membutuhkan satu bentuk konstruksi, karena ukuran fisiknya relatif sama.
 PHB distribusi ini dipasang dekat dengan beban, sehingga hanya memerlukan
kabel yang pendek.
 Oleh karena kabel yang menghubungkan antara PHB induk dengan PHB
distribusi cukup panjang, sehingga komponen PHB distribusi dapat
menggunakan komponen dengan kemampuan menahan terhadap arus hubung
singkat yang rendah.

b. Rel dan Kabel Saluran Masuk


PHB induk ini pada umumnya ditempatkan pada tempat yang dekat dengan
transformator penyulangan. Kabel yang masuk menuju ke rel PHB induk ini dapat
dilakukan melalui bagian bawah atau atas. Apabila kapasitas daya
(transformator) nya besar, maka penarikan kabel untuk saluran ma suk dapat dengan
cara diparalel dua kabel atau lebih.
| 12
c. Saluran Keluar
Untuk saluran keluar ini adalah menggunakan kabel yang panjangnya tergantung oleh
jarak, demikian pula perlu dipertimbangkan arus dan drop tegangannya.
Diperkenankan menggunakan kabel pararel, bila arusnya lebih dari 250A. Pada
umumnya kabel keluar melalui bagian bawah dari PHB, pemasangan kabel dapat
dilakukan dengan menggunakan nampan kabel (cable try) yang digantung dilangit-
langit, dapat pula dengan cara membuat lorong di bawah lantai untuk saluran kabel.

d. Prosedur Pelayanan dan Pemeliharaan


Prosedur pelayanan dan pemeliharaan harus mengikuti ketentuan- ketentuan yang
berlaku (PUIL 2000 pasal 601 B) Apabila PHB nya jenis laci (withdrawable) maka
perlu dipertimbangkan ruang yang cukup untuk pengoperasian.
Pada saluran keluar dari PHB induk yang menuju ke PHB distribusi perlu
diperhatikan pula hal-hal yang berhuhungan dengan pelayanan dan pemeliharaan
ini. Untuk itu pada saluran keluar harus diberi ruang yang cukup untuk pelayanan dan
pemeliharaan

e. Fasilitas Isolasi
Apabila beberapa transformator menyulang sebuah rel atau beberapa bagian rel
dengan sistem gandeng, maka diperlukan sakelar isolasi. Ini dimaksudkan apabila
terjadi gangguan, perbaikan, dan modifikasi rangkaian, saluran masuknya dapat
diisolasi.
Untuk keperluan ini dapat dilakukan dengan cara memasang :
 Sakelar pemisah dengan rating sampai dengan 3000A
 Sakelar beban yang menggunakan HRC fuse
 Pemutus tenaga dengan sistem laci (withdrawable).
Pada akhirnya, pertimbangannya bukan hanya penghematan biaya semata, tetapi
perlu dipertimbangkan pula luas ruang yang diperlukan untuk PHB. Pengisolasian ini
diperlukan pula untuk saluran keluar dari rel, yaitu untuk keperluan pada saat
ada gangguan, pemeliharaan modifikasi rangkaian dsb. Dalam beberapa hal sakelar
pemutus beban dengan sekering HRC yang dipakai untuk pengaman hubung singkat
dapat dipakai untuk keperluan tersebut.

f. Rel
Sistem rel yang dipakai pada PHB induk disebut dengan “Sistem 4 rel”. Tiga rel
diperuntukkan untuk penghantar 3 fasa masing- masing LI/R, L2/S, dan L3/T dan
satu rel lagi diperuntukkan untuk hantaran PE atau PEN, yang diletakkan pada bagian
bawah di PHB. Sedangkan untuk rel fasanya dipasang pada bagian atas secara
mendatar.
Sehubungan dengan kapasitas pembebanan dari rel utama ini, ukuran rel
harus ditentukan dengan cermat. Sebagai dasar untuk menentukan ukuran rel
| 13
diantaranya adalah : kondisi operasi normal dan rating arusnya, kondisi hubung
singkat (berupa panas yang dibangkitkan diakibat oleh arus hubung singkat tersebut)
dan besarnya ketegangan dinamis. Dengan demikian data-data dari pabrik pembuat
rel ini harus relevan dengan standar desain PHB yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan. Tabel berikut ini merupakan tabel yang menunjukan berbagai ukuran
dan dan kemampuan hantar arus pengantar rel (bus-bar) dari bahan tembaga.

KAPASITAS PENGHANTAR REL (BUS-BAR) TANPA ISOLASI

Rating arus dan arus hubung singkat dari rel utama memp unyai harga yang
berbeda menurut jenis PHB nya, dan tergantung oleh :
 Posisi pemasangan komponen PHB
 Luas penampang penghantar
 Kekuatan mekanik penghantar
 Pemisahan antar penopang
 Kemungkinan pengaruh pemanasan dari komponen lain

| 14
 Pengaruh dari penghantar yang satu terhadap yang lain
Hantaran rel untuk pentanahan (PE atau PEN) secara listrik harus dihubungkan
ke kerangka PHB dan ukurannya diperhitungkan agar mampu dialiri oleh setiap arus
hubung singkat yang mungkin timbul. Ukuran rel penghantar untuk PE atau PEN
berdasarkan pengalaman adalah 25% kali ukuran rel penghantar fasanya.

g. Posisi Saluran Masuk dan Keluar


Aspek yang penting dari spesifikasi busbar adalah secara fisik posisi saluran masuk
dan keluar dari suatu PHB. Berikut adalah ilustrasi sebuah kemungkinan dari
pengaturan saluran masuk dan keluar dari suatu PHB.

Gambar 6. Satu pengisian disatu sisi Gambar 7. Satu pengisian dari tengah

Gambar 8. Dua pengisian pada sisinya Gambar 9. Dua pengisian di tengah

| 15
Gambar 10. Satu pengisian di tengah dan dua di sisi.

h. Bahan dan Penandaan Rel


Bahan yang dipakai untuk rel kebanyakan dibuat dari tembaga elektrolit dan
alumunium. Berdasarkan standar IEC28 tentang Standar International dari
tahanan yang terbuat dari tembaga, menyebutkan bahwa besar tahanan jenis
2
tembaga adalah 20 = 1/58 = 0,017241 mm /m. Dimana besar dari koefisien
-3
temperature 20 pada suhu 20 C untuk tembaga adalah 20 = 3,93 x 10 /K. Harga ini
akan bertambah besar atau kecil berbanding lurus dengan perubahan konduktifitasnya.
Sedangkan untuk bahan penghantar dari alumunium berdasarkan standar IEC
111 tentang Standar International dari tahanan yang terbuat dari alumunium
(Commercial Hard Drawn Alumunium), menyebutkan bahwa besar tahanan jenis
2
alumunium adalah 20 = 0,028264 mm /m. Dimana besar dari koefisien temperature
-3
20 pada suhu 20 C untuk alumunium adalah 20 = 4.03 x 10 /K. Harga ini akan
bertambah besar atau kecil berbanding lurus dengan perubahan konduktifitasnya.
Untuk identifikasi rel biasanya dengan cara di cat, berdasarkan PUIL identifikasi
warna adalah sebagai berikut :
Merah -LI/R
Kuning -L2/S
Hitam -L3/T
Biru -Netral
Kemudian untuk rel pentanahan PE atau PEN indentifikasi warnanya adalah
loreng (hijau-kuning). Identifikasi juga dapat dilakukan cukup dengan menggunakan
lambang huruf, yaitu untuk fasanya adalah L1/R, L2/S, L3/T dan N untuk netral.

i. Beban Motor
Apabila terdapat sebuah atau lebih beban motor yang disuplai dari saluran keluar
PHB, maka harus ikut diperhitungkan dalam menentukan ukuran relnya, sebab motor-
motor ini akan memperbesar arus hubung singkat dari sistem.

j. PHB Standar
Seperti telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, bahwa dipasaran terdapat
berbagai macam dan jenis PHB. Berikut adalah beberapa contoh dari PHB yang
ada dipasaran tersebut.
1) PHB Distribusi Bentuk Box

| 16
PHB jenis ini dipakai untuk distribusi daya listrik dengan kapasitas antara 250-
1800 A, bahan selungkup yang dipakai adalah terbuat dari:
 Bahan isolasi
 Plat logam
 Baja tuang
Pada gambar 11 dan 12 berikut terlihat PHB jenis box dengan pengisolasian
total, artinya semua perlengkapannya terbuat dari bahan isolasi, sehingga akan
menambah derajat pengamannya dan dapat mencegah te gangan sentuh

Gambar 11. Gambar 12

Kontruksi Pengisolasian PHB jenis box. PHB jenis box dengan .


pengisolasian total

Jika kita perhatikan dari gambar di atas, maka cukup dengan merakit bagian-
bagian (tiap box) kemudian menyatukannya dengan bagian yang lain, dengan demikian
akan memudahkan dalam hal penanganannya.
Semua selungkup dibuat dari glass-feber-polyester resin, ini secara teknis merupakan
kombinasi bahan dengan kualitas yang baik dan baik untuk kebutuhan PHB, bahan
isolasi ini mempunyai keunggulan :
 Isolasinya tinggi
 Derajat pengamanannya tinggi
 Tidak korosi
 Kekuatan mekanik yang besar
 Mudah dalam pengerjaannya
 Tahan panas
 Tidak memerlukan perawatan
 Bobotnya ringan

| 17
Gambar 13. adalah salah satu contoh PHB jenis box dengan selungkup pelat
logam, konstruksi jenis ini cocok untuk PHB induk, distribusi dan kontrol. Rakitan box
ini dapat dipasang di atas lantai (free standing) atau juga menempel di dinding.

Gambar 13. PHB jenis box dengan dengan selungkup pelat logam

PHB dengan selungkup pelat ini mempunyai keunggulan dalam hal:


 Andal dalam pengoperasian
 Mudah untuk melakukan perluasan
 Mudah dalam pemasangannya
 Tidak memerlukan banyak perawatan

PHB distribusi dengan selungkup terbuat dari baja tuang dapat dilihat pada
gambar 14 PHB ini mempunyai konstruksi yang kokoh dan tahan korosi. Oleh
karena itu banyak digunakan pada tempat- tempat berdebu, pekerjaan kasar,
lembab, dan pada daerah yang mempunyai iklim yang ekstrim. PHB distribusi
jenis ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Konstruksinya kokoh
 Dibuat dengan sistem modular
 Membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas
 Pemasangannya mudah
 Perencanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah
 Memungkinkan untuk diadakan perluasan
 Mudah dikombinasikan

| 18
Gambar 14. PHB jenis box dengan selungkup baja tuang

2) PHB Distribusi Kecil


Penggunaan dari PHB ini pada umumnya untuk konsumen rumah tangga, gedung
administrasi, gedung komersial dan tempat-tempat umum. PHB distribusi kecil
dengan rating arus sampai dengan 63 A dihubungkan setelah KWH meter atau
PHB induk. Komponen-komponen yang ada di PHB distribusi ini biasanya
berupa sakelar tegangan rendah, ELCB, MCB sakering dsb.
Gambar 15 berikut menunjukkan salah satu contoh PHB distribusi kecil,
dimana selungkupnya terbuat dari bahan isolasi polyster

Gambar 15. PHB distribusi kecil dengan isolasi polyster

k. Komponen Utama PHB


Komponen utamanya PHB ini jenisnya sangat banyak, karena untuk setiap PHB
dengan aplikasi berbeda akan membutuhkan komponen utama ya ng berbeda pula,
misalnya PHB distribusi dan PHB kontrol.
Karena komponen utama PHB ditinjau dari jenis dan konstruksinya sangat bervariasi,
maka berikut ini hanya akan diberikan beberapa contoh utama PHB secara umum.
1) Peralatan Pengaman Tegangan Renda h
Pengaman ini berfungsi untuk mengamankan sistem, yaitu dengan cara
mendeteksi kesalahan/gangguan dan pemutusan bagian sistem yang terganggu
seperti:
a) Sekering
Sekering atau pengaman lebur ini umumnya digunakan untuk :

 Pengaman beban lebih pada hantaran dan peralatan listrik


 Pengaman hubung singkat pada hantaran dan peralatan listrik

Pengaman lebur ini dapat bekerja dalam waktu yang lama apabila ada
beban lebih 20% dan akan bekerja lebih cepat apabila arus kesalahannya lebih
besar (hubung singkat). Gambar 16. menunjukkan sebuah gambar dari
sekering jenis ulir
| 19
Gambar 16. Sekering jenis ulir

Dan pada gambar 17, menunjukkan sebuah gambar dari pengaman


sekering pisau (HRC fuse). Jenis sekering ini mempunyai kapasitas pemutusan
yang tinggi (sampai 80 kA). Rating arus dari sekering ini berkisar
antara 2-1200A pada tegangan 415 volt.

Gambar 17. Sekering pisau (HRC fuse)

b) Pemutus tenaga
Pemutus tenaga ini dapat memutuskan rangkaian secara otomatis apabila
terjadi beban lebih (overload) atau hubung singkat. Gambar 18 adalah contoh
pemutus tenaga MCB dan MCCB

Gambar 18. MCB dan MCCB

2) Sakelar
a) Pemisah
| 20
Sakelar ini dipakai untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian dalam
keadaan tidak berarus (tidak berbeban), gambar 19 berikut menunjukkan
konstruksi dari sakelar pemisah tersebut.

Gambar 19. Sakelar Pemisah

b) Sakelar Beban
Sakelar beban ini boleh dioperasikan dalam keadaan rangkaian berarus
(berbeban) gambar 20 berikut menunjukkan salah satu jenis sakelar beban
tersebut.

Gambar 20. Sakelar Beban

3) Penopang Rel
Penopang rel ini adalah merupakan bagian atau komponen PHB yang penting,
karena komponen ini berfungsi kecuali sebagai dudukan rel dan sekaligus
mengikat rel tersebut agar tidak bergerak, sehingga jarak antar rel dan jarak antara
rel dengan bagian konduktif yang terdapat pada panel dapat terjaga dengan baik.
Disamping itu juga berfungsi sebagai isolator antara rel dengan bagian-bagian
konduktif yang terdapat pada panel.
Terdapat beberapa jenis desain konstruksi penopang rel, diantaranya adalah rel
penopang bentuk : silinder, persegi, tangga, jepit, dan sebagainya.
| 21
Gambar 21 berikut menunjukan desain konstruksi dari berbagai jenis penopang
rel seperti tersebut diatas.

Gambar 21. Jenis Penopang Rel

l. Asesoris PHB
Asesories PHB adalah merupakan bagian dari komponen PHB disamping komponen
utama. Asesories PHB ini adalah merupakan bagian kelengkapan dari PHB, sedang
kita sendiri tahu bahwa terdapat pula berbagai macam jenis PHB, maka asesories PHB
ini jenis dan bentuknya pun sangat bervariasi. Mengingat jumlah dan bentuknya
sangat bervariasi, maka berikut ini akan diberikan contoh dari beberapa asesories
PHB untuk tegangan rendah yang dapat kita temui dipasaran.
1) Rel Penyambung
Rel penyambung ini berfungsi untuk menyambungkan secara listrik beberapa
MCB satu atau tiga fasa, panjang rel ini dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan
dan biasanya panjang standar yang ada dipasaran adalah 2 m. Gambar 22
menunjukkan contoh dari jenis rel penyamb ung MCB tersebut.

Gambar 22. Rel Penyambung Gambar 23. Penopang Terminal

2) Penopang Terminal
Penopang ini digunakan untuk menempatkan terminal untuk pencabangan pada
PHB. Tentunya bentuk penopang terminal ini disesuaikan dengan kebutuhan,
gambar 23 menunjukkan contoh dari penopang terminal
| 22
3) Terminal
Pada PHB ini tidak bisa dihindari bahwa pencabangan mesti ada, yang
memerlukan terminal untuk pencabangan. Gambar 24 berikut menunjukkan
salah satu contoh dari terminal pencabangan tersebut.

Gambar 24. Terminal Pencabangan Gambar 25. Rel Omega dan Rel C

4) Rel Omega dan Rel C


Rel omega dan rel C ini ada terbuat dari cadmium dan alumunium, rel ini
dalam perakitan PHB biasanya dipasang pada dasar (base) panel atau pada
rangkanya. Fungsi dari rel ini adalah sebagai dudukan untuk komponen-
komponen utama dari PHB diantaranya MCB, sekering terminal kontaktor
dsb. Gambar 25 berikut menunjukkan gambar dari rel omega dan rel C.

5) Penutup akhir dan Pengunci terminal blok


Penutup akhir dan pengunci terminal blok berfungsi sebagai penutup akhir untuk
menutup bagian terminal akhir dari suatu susunan beberapa terminal agar bagian
yang bertegangan tidak tersentuh, sedangkan pengunci adalah berfungsi untuk
mencegah terminal blok tidak bergerak- gerak dan pengunci dipasang di
samping kiri dan kanan dari suatu susunan terminal.

3. PERANCANGAN PROYEK PHB


Agar dapat mensuplai daya listrik ke konsumen seperti untuk rumah tangga,
bangunan gedung, bangunan komersial, dan lain-lain, maka PHB harus direncanakan
menurut persyaratan operasinya. Pada proyek pembuatan PHB ini, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Lingkungan dan Pemasangan
Kondisi lingkungan dimana PHB akan dipasang dan cara pemasangannya adalah
suatu hal yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan PHB, untuk itu hal-hal
seperti tersebut di bawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

| 23
perencanaan PHB :
 Kekuatan mekanis
 Temperatur disekeliling tempat pemasangan PHB dan kondisi iklim
 Pengaruh korosi
 Cara pemasangannya
 Jenis PHB
 Penutup dan pintu PHB (transparan atau tidak)
 Maksimum ukuran dari PHB
 Saluran kabel
 Metode perakitan

b. Kondisi Kelistrikan dan Daya


Untuk perencanaan proyek, diagram satu garis mesti ada, dan sebagai tambahan
kondisi kelistrikan dan data-data yang diperlukan harus diketahui, seperti :
 Tegangan operasi dan frekuensi
 Rel (kemampuan hantar arus, dan jumlahnya)
 Besar arus hubung singkat pada lokasi pemasangan PHB
 Posisi kabel saluran masuk (dari atas, bawah, atau sisi) jenis kabel, ukuran luas
penampang kabel, jumlah kabel dan intinya
 Jumlah saluran keluar dan data-data setiap komponen (kontraktor, MCB,
sekering, dsb) rating daya, arus, rentang setting overload dsb.
 Posisi saluran keluar (ke atas, ke bawah, atau ke samping) ukuran luas
penampang kabel, jumlah kabel dan intinya.

Untuk lebih jelas dan lengkap tentang persyaratan-persyaratan perencanaan


PHB dapat mengacu pada standar PUIL, SPLN, IEC atau standar lain yang telah
diakui secara nasional maupun internasional.

c. Alat Bantu Perencanan Proyek


Untuk memudahkan pekerjaan dalam perencanaan proyek pembuatan PHB ini
perlu didukung dengan alat bantu berupa :
 Katalog
 Spesifikasi data perencanaan proyek
 Perhitungan standar
 Peralatan gambar untuk keperluan desain

d. Perencanaan Proyek
Didasarkan pada perencana proyek akan memilih jenis PHB yang cocok sesuai
dengan aplikasi dan tentu saja pertimbangan aspek ekonomi dan teknisnya. Berikut

| 24
ini contoh dari langkah-langkah perencanaan dari mulai diagram satu garis sampai
dengan membuat sket PHB yang diperlukan (jenis PHB yang dipakai adalah PHB
box).
Berdasarkan pada diagram satu garis (gambar 26) maka langkah perencanaan
dilakukan dengan menggambar sket PHB dengan ukuran yang telah diskala,
penggambaran dapat menggunakan sablon atau software komputer dan secara
langsung menggambar dengan berpedoman pada buku katalog dari pembuat
komponen PHB.

Gambar 26. Sketsa Perencanaan PHB

C. PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK SESUIAI


STANDAR PUIL/SNI.

1) Panel Distribusi Tenaga Listrik.

| 25
Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step
down) ke beban Listrik (konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi
listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik
dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya
Sedangkan yang dimaksud panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan
mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk
instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan. Perhatikan gambar diagram satu
garis panel daya dan panel distribusi daya listrik dibawah ini.

Gambar 27. Diagram satu garis distribusi tenaga listrik

Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut
akan memudahkan:
 Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
 Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
 Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan

Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting
agar:
 Mudah dilayanai dan aman
 Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
 Di depan panel ruanganya harus bebas
 Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
Perlu diketahui juga dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus
memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL.
 Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
 Semua komponen harus dipasang rapi
 Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
 Semua komponen terpasang dengan kuat
 Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
 Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
| 26
 Mempunyai keandalan yang tinggi

a. Konstruksi
Ada beberapa komponen yang dipasang pada panel distribusi listrik antara
lain: Saklar utama/pemisah, Pengaman Lebur Miniatur Circuir Beaker (MCB)
ELCB Saklar Terminal, rel omega, busbar, yang semuanya berada didalam panel.
Rangka bagian depan, atas bawah dan bagian belakang tertutup rapat, sehinga
petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Untuk
panel distribusi tertutup pasangan dalam biasanya pada bagian depan terpasang
alat ukur, tombol dan saklar. Perhatikan Gambar 28 berikut.

Gambar 28. Panel Daya Tertutup bentuk almari

Sedangkan konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai


berikut:

 Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar


 Lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda–benda kecil
serta air yang jatuh tidak mudah jatuh di dalamnya.
 Semua komponen di dalam panel, yang hanya dapat dilayanai dengan jalan
membuka tutup yang terkunci (ayat 610 c 11 sub 3)
 Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan
lembab dan kokoh ( 610 A1)

| 27
Gambar 29. Panel harus kuat dan kokoh

Konstruksi Panel pada ruang lembab:

 Harus berbentuk lemari atau kotak tertutup dengan bahan yang memadai
( ayat 821 A5 )
 Saluran kabel ditutup dengan paking kedap air

Konstruksi Panel pada ruang berdebu:

 harus dari jenis tertutup dan kedap debu (ayat 823 A2)
Konstruksi Panel pada ruang dengan bahan debu gas korosif:

 rangka dari bahan bahan tahan korosi atau dilindungi sehingga cukup
bebas dari korosi dan tertutup rapat (ayat 824 A1)
Konstruksi Panel pada perusahaan kasar

 berupa lemari hubung bagi yang tertutup dan tahan kerusakan mekanis
(ayat 830 A1)
 Jika PHB terbuat dari bahan dan konstruksi biasa harus diberi
perlindungan sehingga tahan gangguan mekanis (ayat 610 B 2)
Konstruksi Panel pada ruang/tempat pekerjaan pem-bangunan,

 Lemari hubung bagi harus diberi perlindungan terhadap percikan air


(ayat 845 A6), Perhatikan gambar sebagai berikut

Gambar 30. Panel pada pekerjaan bangunan

| 28
b. Penempatan Panel Distribusi
Berdasarkan peraturan (PUIL1987) penempatan kotak hubung bagi adalah:

 Mudah dicapai
 Stinggi-tingginya 1,5 meter dari lantai untuk rumah
 Setinggi-tingginya 1,2 meter dari lantai untuk tempat umum
 Panel distribusi dilarang dipasang pada kamar mandi, kamar kecil, diatas
kompor (PUIL 640 b 6)
 Ditempat-tempat untuk pekerjaan kasar dengan adanya gangguan mekanis
panel hubung bagi konstruksinya harus kuat atau diberi perlindungan
terhadap mekanis. Panel yang kokoh dengan pengaman untuk bagian yang
bertegangan dan terdapat beberapa pengaman ELCB, MCB, lihat gambar
berikut ini:

Gambar 31. Panel dengan dilengkapi pengaman ELCB

Sedangkan gambar berikut ini contoh Panel yang mempunyai pengaman beberapa
kelompok dan harus ada daftar nomor untuk tiap kelompok untuk melayani tiap
ruangan atau beban dan nomor alat pengaman yang dilayani, sehingga mudah
dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengujian. Lihatlah konstruksi panel yang
dilengkapi daftar nomor berikut ini:

| 29
Nomor kelompok

Gambar 32. Panel dilengkapi dengan daftar nomor pengaman

Gambar 33. Panel yang dilengkapi dengan alat ukur

c. Fungsi dan Spesifikasi Beban Panel


Pada sebuah industri yang mempunyai bebrapa bengkel panel daya mapun panel
distribusi listrik yang melayani beban listrik penerangan, yang berupa lampu-
lampu penerangan maupun beban-beban listrik tenaga yang berupa motor-motor
listrik sebagai penggerak mesin mesin. Menurut PUIL Panel harus dipasang
sakelar apabila:
 Saluran itu mendistribusikan daya kepada dua motor atau lebih dari dua
perlatan listrik tegangan rendah. Kecuali motor-motor/peralatan itu tidak
dalam satu ruangan dan daya masing-masing tidak melebihi 1,5 KW.
 Saluran dihubungkan lebih dari 2 kotak kontak yang masing-masing memiliki
kemampuan hantar arus nominal lebih dari 16 A.
 Saluran sama dengan atau 100 A per fasa

Sebaiknya dalam satu panel yang melayani untuk beban penerangan dan instalasi
tenaga terdapat pemisah saluran. Hal ini dimaksudkan agar gangguan pada mesin
tidak mempengaruhi penerangan ditempat itu atau sebaliknya. Gambar skema
dapat diperhatikan dibawah ini:

| 30
Gambar 34. Diagram satu garis panel instalasi tenaga

d. Fungsi Dan Spesifikasi Komponen Panel


Telah kita ketahui panel berfungsi untuk membagi daya instalasi. Disuatu
industri pada umumnya perlengkapan hubung baginya dibagi atas panel untuk
penerangan dan panel untuk tenaga (motor-motor). Dan pada umumnya panel
tenaga diberi pengaman tegangan nol. Dengan terpisahnya panel penerangan dan
tenaga, maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak mempengaruhi
penerangan. Perhatikan Gambar diagram sebagai berikut:

Gambar 35. Diagram panel tenaga dan penerangan terpisah

Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubung bagi


(panel) utama yang memberi suplai kepada dua panel utama lainnya yaitu panel
tenaga dan panel penerangan. Perlengkapan panel ini juga dilengkapi dengan
saklar utama. Dalam penentuan kompo-nen atau perlatan dalam panel seperti
sklar, pengaman, penghantar dan lainya harus disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku(PUIL).
Sebagai pengaman lainya panel harus dihubung tanahkan yang berfungsi untuk
memperkecil tegangan sentuh listrik bila terjadi kebocoran isolasi. Besar
penampang penghantar harus disesuaikan PUIL. Guna mengetahui besar tegangan
antar fasa, arus dan lainya dapat dengan mudah diketahui maka panel dilengkapi
dengan instrumen pengukur, misalnya Volt meter, ampere meter, lampu
indikator .
| 31
e. Fungsi Komponen Pada Panel
1) Syarat komponen :
 Jenis komponen harus sesuai dengan pengguna-annya
 Kemampuan harus sesuai dengan keperluannya , misalnya : kemampuan
sakelar harus sesuai dengan beban
2) Macam - Macam Komponen
 Sakelar : Jumlah kutub minimun sama dengan jumlah fasa (ayat 630 B1)
 Kemampuan : minimun sama dengan pengaman lebur ,tetapi paling kecil
10 A ( ayat 601 D2 )

Gambar 36. Diagram saklar masuk dan keluar pada panel

Pada penggunaan saklar utama masuk pada umumnya menggunakan


saklar rotari jumlah kutubnya sesuai fasenya. Saklar ini berfungsi untuk
menghubung-kan dan atau memutuskan arus utama yang masuk ke rangkaian
komponen panel. Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB
sekaligus saklar dan pengaman dengan kapasitas arus yang memadai. Konstruksi
Saklar utama sebagai berikut:

Gambar 37. Bentuk saklar panel distribusi tenaga listrik

Sedangkan konstruksi No Fuse Breaker (NFB) adalah sebagai berikut:

| 32
Gambar 38. NFB derngan kapasitas 100 A
3) Pengaman lebur dan pemutus tenaga :
Kemampuan :
 Daya pemutusan harus sama dengan daya hubung pendek/singkat
pada tempat kejadian (ayat 630 B9)
 Besarnya pengaman tidak boleh lebih dari KHA kabel yang
dilindungi ( ayat 412 C2 , ayat 412 C5)

Pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada


arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari
kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada
yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri
dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan.
Pemutus tenaga/MCB mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara
terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. Pada posisi saat
ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan saat ada gangguan MCB dengan
sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0
(OFF), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.
Gambar dibawah menunjukan MCB saat OFF.

Gambar 39. Pemutus tenaga dengan MCB

4) Alat ukur indikator :


 Harus jelas petunjuk besaran yang diukur , misalnya :ampermeter ,
Voltmeter (ayat 630 C1 )
 Voltmeter untuk mengetahu besarnya tagangan kerja
 Voltmeter penyambungannya harus di paralel dengan yang akan diukur

| 33
 Ampermeter berfungsi untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir
kebeban.
 Amperemeter penyambungannya harus diseri dengan besaran arus listrik
yang akan diukur pada arus yang kecil. Sedangkan untuk arus listrik yang
besar diperlukan peralatan listrik transformator arus.

Gambar 40. Konstruksi alat-alat ukur

5) Komponen alat kontrol :


Komponen alat kontrol yang dimaksudkan yaitu: sakelar, tombol,
lampu sinyal, sakelar magnet dan kawat penghubung.
(a) Spesifikasi Alat Kontrol :
 Kemampuan: Sesuai dengan penggunaannya (ayat 630 E1)
 Tanda: Harus mempunyai tanda/warna yang sesuai, misalnya tombol
warna merah untuk mematikan (OFF), tombol warna hijau untuk
MENGHIDUPKAN (ON), sehingga memper mudah petugas
pelayanan (ayat 630 E2)
(b) Jenis Alat Kontrol :
 Saklar Tombol
Saklar tombol sering dinamakan tombol tekan (push button), ada dua
macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan
normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis,
yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga
yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON
dan OFF tergantung keinginan penggunaan nya. Tombol tekan
tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri
dari empat terminal

| 34
Gambar 41. Konstruksi Tombol Push Button
 Lampu Indikator
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna
merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati.
Sedangkan warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus
mengalir kerangkaian/beban listrik. Lampu indikator ini juga
berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3 phase dengan warna lampu
merah, kuning dan hijau.

Gambar 42. Lampu indikator pada panel


 Saklar Magnet
Saklar magnet bekerja berdasarkan magnet listrik. Saklar Magnet
terdiri dari kumparan magnet dan beberapa terminal. Bagian yang
penting ialah kontak utama dan kontak bantu. Kontaktor magnet
banyak variasinya diantaranya ada yang dilengkapi dengan 4 kontak
utama dan 1 kontak bantu. Kontak utama dengan terminal 1 3 5 untuk
disambung pada 2 4 6 yang disambung kebeban. Kontak bantu
dengan kode 13 14 yang berfungsi untuk mengunci saklar magnet,
agar magnet pada kontaktor tetap kerja walaupun tombon tekan ON
dilepas.

| 35
Gambar 43. Konstruksi Kontaktor

 Kabel kontrol :
Minimun 1,0 mm kecuali kabel yang sudah terpasang dalam
komponen alat kontrol ( ayat 630 E 3 )
 Pengaman :
Harus terpisah dari pengaman lain (ayat 630 E4)

Gambar 44. Rangkaian pengaman harus terpisah

 Hantaran dan rel :


Penampang kabel :
Sesuai dengan pengaman yang melindungginya

Warna kabel dan rel ( ayat 701 E 1 ) :


 Merah untuk inti ( rel ) Fasa R
 Kuning untuk inti ( rel ) Fasa S
 Hitam untuk inti ( rel ) Fasa T
 Biru untuk inti ( rel ) Netral (N)
| 36
 Hijau - kuning inti ( rel ) Pentanahan (PE)

 Bahan dan kemampuan rel :


Dari bahan tembaga atau logam lain yang memenuhi syarat
penghantar listrik (ayat 630 D1)
Kemampuan harus sesuai dengan arus yang mengalir (Lihat PUIL
2000 daftar 630-1)
 Penggunaan rel ( ayat 630 D3 ) :
Sedapat mungkin PHB menggunakan rel kecuali :
(1).Penghantar dibelakang pengaman mempunyai kemampuan
dibawah 63 A .
(2).Penghantar penghubung yang dipasang dibelakang atau pada
dinding PHB .
(3).Saluran pembantu , saluran sinyal dan saluran untuk pengukuran .
 Terminal :
Untuk mempermudah penyambungan saluran masuk dan keluar agar
teratur dan aman ,harus menggunakan terminal ( ayat 601 A4 )
(1).Bahan dari tembaga atau logam yang memenuhi standar ( ayat 630
F1)
(2).Kemampuan minimun sama dengan kemampuan sakelar dari
rangkaian yang bersangkutan ( ayat 630 F 3 )

f. Koordinasi Penghantar Dengan Pengaman Beban/Daya Motor


Supaya mesin yang dijalankan oleh motor listrik dapat berjalan dengan
baik dan aman serta efissien tinggi maka pemilihan/penentuan penghantar, alat
pengaman dan lainya harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keadaan beban motornya. Untuk hal tersebut setiap pemasangan instalasi motor
listrik harus ditentukan:
 Jensi kabel yang sesuai
 Kemampuan hantar arus
 Nilai nominal pengaman beban,
(1) Menentukan Jenis Kabel
Dalam menentukan kabel penghantar listrik harus diperhatikan:
 Dari segi kelistrikan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL).
 Dari segi keandalan tahan terhadap gangguan mekanis, panas, lembab
dan lain sebagainya.
 Dari segi rugi tegangan tidak melebihi 2% untuk penerangan dan 5%
untuk instalasi tenaga
(2) Menghitung Kemampuan Penghantar
Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih penghantar
a. Ukuran penampang penghantar
| 37
Ukuran yang dipilih untuk melayani instalasi motor listrik minimum
penghantar tersebut harus dapat dialiri arus sebesar 125% x arus
nominal(beban penuh). Untuk penampang penghantar pencabangan/
pengisi harus mapu dialiri arus sebesar 125%xarus nominal dari motor
terbesar ditambah arus beban penuh motor-motor yang lainnya
b. Ukuran panjang penghantar
Kerugian yang diijinkan untuk instalasi tenaga hanya 5%, maka harus
dicek besar kerugiannnya.
Sedangkan panjang penghantar ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
L=Ur.A/2.In.ρ untuk ac 1 fasa
L=Ur.A/√3.In.ρ untuk ac 3 fasa
c. Sedangkan untuk menentukan arus nominal sebagai berikut:
Untuk arus bolak - balik satu fasa :
P
In=
U x Cos 
Untuk arus bolak - balik tiga fasa :
P
In =
3 x U x Cos 

Untuk arus searah :


P
In =
U
(3) Menentukan besar Nilai Nominal pengaman Beban
Yang dimaksud dengan nilai nomilal pengaman beban cabang adalah
berupa alat pemutus arus yang dapat menahan besarnya arus pengasut pada
saat motor mulai jalan. Besarnya nilai nominal pengaman beban cabang
bergantung dari:
 Macam dan jenis motor yang diamankan dimana setiap cabang
mempunyai arus asut yang berbeda
 Macam dan jenis alat pengasutnya
Adapun cara untuk menentukan ukuran nominal pengaman beban cabang
adalah
IA= k. In
(4) Menentukan Pengawatan Pada panel
Kabel untuk pengawatan suatu panel biasanya digunakan jenis NYA.
Sedangkan ukurannya harus dipilih sedemikian rupa gingga penghantar
tersebut mampu dialiri arus listrik minimum 125% kali arus beban penuh.
Penghantar cabang/pengisi ukuran penampang harus mampu melewatkan
arus 125 % dari arus beban penuh dari salah satu beban yang terbesar
| 38
ditambah arus beban penuhbeban-beban lainnya. Demikian juga berlaku
untuk pengaman untuk komponen lainnya, pengaman atau penghubung,
misal motor 30 HP tegangan 380 Volt arus beban 38,4 A setelah dianalisa
penampang penghantarnya 16 mm2 alat pengaman / penghubung 60 A.
Menata Penghantar maupun pengaman pada panel dalam menentukan
ukuran maupun tata letak komponen dan penghantar tidak lepas dari
bagaimana cara mencabangkan/mengelompokan beban-beban tersebut Lihat
gambar sebagai berikut:

Gambar 45. Rangkaian pengelompokan beban

Dari pengelompokan tersebut ukuran penampang penghantar mapun pengaman/


penghubung cabang I, cabang II dan Cabang III ukurannya sama yaitu
penampang penghantar masing-masing 16 mm2 dan alat pengaman/
penghubung masing-masing 60 A
Pada titik pengisi penampang penghantarnya 95 mm2 jenis NSYA pemutus
canai digunakan 250 A. Gambar tata letak komponen pada panel daya listrik:

| 39
Gambar 46. Rangkaian pengawatan dalam panel Tenaga Listrik

2) Panel Kontrol
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri selalu
dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengopersikan motor listrik dimana motor
listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai
penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan mesin
maupun alat kontrolnya. Dalam praktek penggunaan alat kontrol disesuaikan
kebutuhannya contohnya:
 Pengontrolan permulaan jalan (start)
 Pengontrolan berhenti ( Stop)
 Pengontrolan membalik arah putaran (Foword Reverse)
 Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan
jenis otomatis.
1. Pengontrolan manual
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani
dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara lain menggunakan :TPDT,
Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)

2. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan
peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Untuk komponen pengontrolan otomatis
atau pada panel kontrol motor umumnya ada sebagian yang sama dengan komponen
pada panel distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan
pengaman motor SPM atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan pada beban yang
di kontrol. Komponen-komponen utama antara lain:
 Saklar magnet/Magnetic Contactor
 Pengaman motor
 Time Delay relay (TDR)
 Tombol tekan ON (Push button on)
 Tombol tekan OFF(Push button off)
| 40
 Lampu indikator
 Konduktor/Kabel
 Rel omega
 Rel sirip
 Terminal deret legrand
a. Fungsi Komponen pada panel kontrol listrik
1) Saklar magnet/Magnetic Contactor
Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik(saklar) yang
bekerja atas dasar magnet lstrik. Kontaktor itu ada dua jenis yaitu kontaktor
magnet arus searah dan kontaktor dengan arus bolak-balik. Kontaktor arus
searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang
kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat.

Kontaktor dibedakan menjadi 2 (dua) bagian :


 Kontaktor utama
 Kontaktor bantu

1. Kode angka yang terdapat pada kontaktor :


Masukan kontaktor utama biasanya dihubungkan dengan nomor kode
terminal 1, 3, 5 atau L1, L2, L3 dan untuk keluarannya melalui nomor
kode terminal tersendiri yaitu 2, 4, 6 atau T1, T2, T3.
Nomor kode terminal berikut ini untuk menunjukkan jenis normal
kontaknya, yaitu untuk kontak NC atau NO pada kontaktor utama maupun
kontaktor bantu

Misalnya dengan angka satuan 1, 2, 3, 4 (lihat contoh berikut) :


2 Angka satuan satu dan dua menunjukkan
1 jenis kontak yang normalnya menutup
(NC).
2
2

1 Angka satuan tiga dan empat menunjukkan


3 jenis kontak yang normalnya membuka
(NO).

1
4

2. Untuk mengetahui adanya kontak bantu yang dimiliki kontaktor utama


biasanya tertera pada tabel data kontaktor tersebut, yaitu ditulis dengan
angka 01 artinya terdapat satu kontak bantu NC dan atau dengan angka 10
| 41
yaitu terdapat satu kontak bantu NO. Untuk lebih jelasnya kontak NO
ditunjukkan pada angka puluhannya sedangkan kontak NC dilihat pada
angka satuannya.
3. Pemilihan kontaktor
Untuk memilih kontaktor harus memperhatikan beberapa hal berikut ini
a) Tegangan kerja.
b) Besarnya daya.
c) Kemampuan hantar arus (kontaknya).
d) Jumlah kontak bantu yang dimiliki.
4. Pemilihan termorelai, yang harus diperhatikan :
Kemampuan hantar arus (KHA).
Tegangan kerja nominal.
Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
Termorelai hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak
termorelai diberi penomoran seperti berikut :
 Kontak nomor 95  96 disebut kontak pembuka (NC)
 Kontak nomor 97  98 disebut kontak penutup (NO)
 Kontak nomor 95 – 96 – 98 disebut kontak tukar (NO/NC)
Berikut rangkaian kontaktor dengan thermorelay

Gambar 47. Konstruksi kontaktor denagn termorelai


2) Pengaman motor
Over Load /saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi
sebagai pengaman. Apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau
gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis
akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga keamanan beban
terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini dibuat dari
dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bi metal yang masing-masing
mempunyai koefisien muai yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang
lainya tidak muda memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus
listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjahui plat yang
tidak mudah memuai akhirnya tidak plat tidak sambung, dan apa bila arus yang

| 42
mengalir normal atau panas norma maka plat tersebut akan ke posisi semula
yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi.
Perhatikan gambar:

Gambar 48. Sombol dan konstruksi saklar termis(OL)

3) MCB/miniatur circuit breaker


MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian
apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi
dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada
yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari
tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan.
Pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal
masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. Pada posisi saat ini MCB
pada kedudukan 1 (ON), dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan
melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini
posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.

Gambar 49. Pemutus tenaga dengan MCB

4) Time Delay relay (TDR)


Relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang
dapat diatus/sistel menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh dirubah
sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.
Relai ini dapat digunakan untuk intalasi otomatis seperti:
 Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
 Mengubah arah putaran motor secara otomatis
 Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan sebagainya.

| 43
Cara kerja relai penunda waktu dijelaskan pada gambar berikut,

Gambar 50. Time Delay Relay (TDR)

Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan


waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3 – 1 dan 6 – 8 terbuka sedangkan
titik 4 – 1 dan titik 5 - 8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi
sekarang menjadi: titik 3 – 1 dan 6 -8 menutup dan titik 4 – 1 dan 5–8
membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus
posisinya kembali ke semula. Coba perhatikan gambar konstruksi dari
soket/kedudukan TDR dan TDR dibawah ini:

Gambar 51. Konstruksi TDR

5) Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan
normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya
tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat
secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu
tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaan nya.
Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda
terdiri dari empat terminal

| 44
Gambar 52. Simbol tombol ON, OFF dan ON/OFF

6) Lampu indikator
Lampu tanda indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah
sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan
warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian/beban
listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3
phase dengan warna lampu merah kuning hijau.

Gambar 53. Konstruksi lampu indicator


b. Tata letak komponen panel kontrol
Tata letak komponen pada panel kontrol motor 3 phase putar kanan-kiri dengan
tombol tekan dan pengaman Relai themid beban lebih, harus diatur sedemikian
rupa sehingga dalam pengerjaan dan pemeliharaaan dan perawatan panel tersebut
mudah dilaksanakan. Maka letak komponen harus diperhatikan:
1). Pemasangan komponen
(a) Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan dengan jarak
0 – 15 mm dari tepi kanal.
(b) Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
(c) Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan ukuran tata letak
dengan toleransi 5 mm, misalnya kanal dengan kanal, rel omega dengan
kanal atas dan bawah dan sebagainya
(d) Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
(e) Pemasangan terminal dengan urutan terminal utama sebelah kiri dan
terminal kontrol sebelah kanan terminal utama.

2). Pengawatan

| 45
(a) Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal : MCB, MC dan Thermo
relai, dan komponen terminal I/O
(b) Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
(c) Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi, pada kabel pada
pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan ditempel pada pintu
panel dengan isolasi perekat.
(d) Perlu label setiap komponen
(e) Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.

3). Sambungan rangkaian


(a) Rangkaian sumber daya
Rangkaian pengaman baik pada F0, F1 , F2 harus sesuai dengan
fungsinya
(b) Rangkaian utama
Rangkaian ini harus kuat dengan penghantar yang sesuai PUIL dan dapat
bekerja sesuai dengan fungsinya.
(c) Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol tidak dapat terbalik. Rangkaian kontrol harus terpisah
dengan rangkaian utama. Semua komponen pada rangkaian kontrol harus
sesuai dengan fungsinya.
(d) Rangkaian indicator
Rangkaian indikator harus berfungsi sebagai indikator sesuai rencana
Misal untuk putar kiri, putar kanan, over load bekerja, indikator sumber
tegangan ada. Perhatikan tata letak komponen sebagai berikut:

30 m m 310 m m 40 m m

K anal S irip

R el O m ega

MCB 3 f MCB 3 f MC B 1 f

K an al S irip

R el O m ega

K anal S irip

R el O m eg a

Term in al D eret | 46
R el K lem

380 m m
Gambar 54. Tata letak komponen panel control motor

LATIHAN
1. Amatilah panel distribusi daya listrik dilingkungan sekitar sekolahan anda kemudian coba
gambarkan:
1) Tata letak komponen yang ada.
2) Rangkaian diagramnya
3) Catat semua komponen yang ada dalam panel,
4) Berikan penjelasan cara kerja rangkaian.

2. Petunjuk soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan PHB dan sebutkan jenisjenisnya berdasarkan
aplikasinya.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………….
2) Apa yang dimaksud dengan indeks proteksi IP 63?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………..
3) Sebutkan bentuk kosntruksi PHB yang saudara ketahui dan jelaskan secara singkat dari
setiap jenis konstruksi tersebut
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………..
| 47
4) Sebutkan beberapa metoda pemasangan PHB dan jelaskan secara singkat cara-cara
pemasangannya.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………
5) Apa yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………..
6) Sebutkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh apabila PHB induk dan PHB
distribusi dipisahkan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………….
7) Jelaskan dasar apa saja yang dipakai untuk menentukan ukuran rel utama yang dipakai
PHB
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………
8) Pada PHB biasanya dilengkapi pula dengan sakelar pemisah (sakelar isolasi) jelaskan
apa fungsinya
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………….
9) Apabila PHB mensuplai beban motor-motor yang besar, maka harus dipertimbangkan
pengaruhnya dalam penentukan ukuran rel yang dipakai pada PHB mengapa demikian
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………….
10) Apa yang dimaksud dengan panel control?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………..
| 48
RANGKUMAN

1. Deasin konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk
diketahui dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan
dalam pimilihan PHB yang akan dipasang dalam sistem tenaga listrik. Dalam memilih
PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti : dimana PHB tersebut akan dipasang, berapa
kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteteksi yang dibutuhkan, dsb.
2. PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan
menggendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat di PHB diantarnya adalah :
sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur, dan rel (bus-bar).
Disamping itu juga dalam PHB terdapat komponen pembantu atau asesoris lain seperti:
lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol, dsb. Ukuran
fisik maupun spesifikasi komponen-komponen teknik dari PHB ini sangat tergantung
dengan besarnya kapasitas PHB serta jumlah saluran masuk dan saluran keluar pada PHB
tersebut.
3. Dalam merencanakan dan membuat PHB yang akan dipakai dalam siste tenaga sebagai
langkah awal adalah kita harus mengetahui : kondisi lingkungan dimana PHB akan
dipasang, kondisi kelistrikan dan kapasitas daya yang diperlukan. Perencanaan proyek
pembuatan PHB harus dibuat seperti ketentuan tersebut diatas dengan mempertimbangkan
pula dari aspek teknik dan ekonomi.
4. Panel distribusi tenaga listrik berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi
listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk
instalasi penerangan. Dengan adanya panel distribusi daya listrik akan memudahkan
dalam:

| 49
 Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
 Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
 Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
5. Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
 Mudah dilayanai dan aman
 Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
 Di depan panel ruanganya harus bebas
 Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab Komponen panel distribusi
tenaga baik dalam memilih bahan dan tata letak harus mengikuti aturan standar yang
berlaku yaitu PUIL
TEST FORMATIF

1. Menurut PUIL 2000, penggunaan warna kabel untuk R/L1, S/L2, T/L3, netral dan Pentanahana.
a. hitam, kuning, biru, merah, dan hiaju strip kuning
b. merah, hitam, biru, kuning, dan kuning strip hijau
c. merah, hitam, kuning, biru, dan kuning strip hijau
d. merah, kuning, hitam, biru, dan kuning strip hijau
e. merah, hitam, coklat, biru dan kuning strip hijau
2. Alat yang berfungsi sebagai pengaman hubung singkat pada suatu panel listrik adalah
a. Saklar
b. MCB
c. TOR
d. ELCB
e. Swich
3. Alasan pada sistim panel distribusi tenaga listrik untuk kepentingan penerangan dan tenaga harus
dipisahkan ….
a. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga pada saat beroperasi
b. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga pada saat starting
c. instalasi penerangan tidak terpengaruh oleh instalasi tenaga saling dukung
d. instalasi penerangan tidak terganggu oleh instalasi tenaga pada saat mendapat gangguan
e. instalasi tenaga  terganggu oleh instalasi penerangan pada saat mendapat gangguan
4. pada suatu pengalih daya selain dipasang alat ukur juga terdapat lampu indicator, bila
nyala menandakan ….
| 50
a. Adanya arus listrik yang mengalir dari sumber ke beban 
b. Adanya tegangan listri antar fasa atau antar fasa dan netral
c. Adanya energi listrik yang sedang digunakan
d. Adanya energi listrik yang telah digunakan
e. Adanya daya listrik pada sirkit

5. Pada setiap panel distribusi selalu disediakan pengaman cadangan (spart), dengan tujuan
untuk
a. Memudahkan dalam pemeliharaan 
b. Memudahkam dalam pengontrolan
c. Memudahkan dalam mengembangkan
d. Memudahkan dalam penambahan daya listrik
e. Menyimpan komponen untuk pemeliharaan
6. Dibawah ini, merupakan beberapa cara dalam pemasangan Panel, Kecuali...
a. Dipasang di lemari
b. Dilantai dekat dinding
c. Dipasang di rak
d. Digantung di langit-langit
e. Di lantai, berdiri bebas di ruangan
7. Rel dari tembaga untuk pencabangan arus pada panel disebut dengan istilah … 
a. Busbar
b. Pusat sambungan
c. Rel Omega
d. Terminal netral
e. Kontaktor
8. Untuk mengindari gangguan instalasi penerangan, maka pemasangan instalasi tenaga harus
dipisahkan. Pemisahan ini dimulai dari....
a. Panel Hubung Bagi
| 51
b. Kotak Cabang
c. Kotak Sambng
d. Sakelar
e. KWH meter
9. Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang
dapat dipakai sebagai kriteria, salah satu dari kriteria tersebut adalah....
a. Arus
b. Bentuk box
c. Diagram pengawatan
d. Single line diagram
e. Jenis kontrol
10. Proteksi atau pengaman merupakan salah satu kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan dan memasang PHB, Berikut ini yang bukan merupakan pertimbangan-
pertimbangan tentang proteksi dan pengaman dalam perancangan dan pemasangan PHB
adalah...
a. Tingkat pengamanan
b. Metode instalasinya
c. Jumlah muka operasinya
d. Peralatan ukur untuk proteksi
e. Diagram Alur Proteksi
11. Fungsi rel omega dalam pemasangan PHB adalah...
Tempat Penyambungan Kabel dan Rel pada PHB
a. Proteksi Arus Lebih PHB
b. Tempat Peletakan Komponen PHB
c. Sebagai Penutup Kabel pada PHB
d. Sebagai Kalur Rel dan Kabel PHB
12. Pewarnaan rel yang baik berdasarkan urutan fasa pada pemasangan panel hubung bagi
adalah.....
a. Fasa L1/R Biru
b. Fasa L2/S Kuning
c. Fasa L3/T Merah
d. Fasa L1/R Kuning 48
e. Fasa L2/S Hitam
| 52
13. Pemasangan instalasi panel tenaga listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
PUIL 2011, Persyaratan berikut yang bukan merupakan persyaratan berdasarkan PUIL
adalah:
a. Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b. Semua warna penghantar/kabel harus sama
c. Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d. Semua komponen harus dipasang rapi
e. Semua Rel harus diwarnai Sesuai dengan standar warna PUIL
14. Konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai berikut, kecuali….
a. Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar
b. Lubang ventilasi harus dilindungi
c. Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan
kokoh
d. Ditempatkan pada lokasi yang sempit
e. Ditempatkan di Tempat yang Terlindungi dari genangan air
15. Tujuan pemasangan komponen Voltmeter pada panel adalah.....
a. Mengetahui nilai arus
b. Mengetahui nilai daya listrik
c. Sebagai pengaman
d. Mengatahui nilai tegangan
e. Mengetahui Jumlah beban

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Bandingkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah jumlah jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda
terhadap materi kegiatan belajar.

Jumlah jawabanbenar
Nilai Akhir= x 100 %
10

Jika anda mencapai tingkat penguasaan 75 % keatas, anda dapat meneruskan ke modul
berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 75 %, anda harus mengulangi
kegiatan belajar ini.
| 53
KUNCI JAWABAN

LATIHAN 1

LEMBAR KERJA
Mengamati PHB Instalasi Tenaga Listrik

Amatilah panel distribusi daya listrik


1) Catat semua komponen yang ada dalam panel dan carilah informasi mengenai fungsi
komponen tersebut
2) Gambarkan:
a. Tata letak komponen yang ada.
b. Rangkaian diagramnya
3) Berikan penjelasan cara kerja rangkaian.
4) Buat Laporan

LATIHAN 2:
1. PHB adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk mengendalikan dan membagi
tenaga listrik atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik,
adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
2. Yang dimaksud dengan IP 63, adalah derajad pengamanan suatu peralatan listrik
dimana peralatan tersebut diamankan atau terlindungi terhadap debu sekecil apapun dan
air yang jatuh membentuk sudut 60.

3. Bentuk dan jenis desain konstruksi dari PHB, diantranya :

| 54
a. Konstruksi Terbuka Pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini, pada
bagianbagian yang aktif atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal
dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala sisi.
b. Konstruksi Semi -Tertutup PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan
pengaman yang dapat mencegah terjadi kontak dengan bagian-bagian yang
bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya 110 dipasang pada bagian
sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses menyentuh
bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka. Namun demikian pada
panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian belakang
dan sampingnya.
c. Konstruksi Lemari PHB jenis konstruksi cublice ini adalah tertutup pada semua
sisinya, sehingga tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan
selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya, maka
pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan terkunci, atau
dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
d. Konstruksi Kotak (Box) PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan
isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di dalam kotak tersebut sudah dilengkapi
dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering, sakelar kontraktor dsb.
4. Cara-cara pemasangan pemasangan PHB, yaitu :
 Di lantai dekat dinding
 Di lantai, berdiri bebas di ruangan
 Menempel tetap di dinding
 Digantung di langit-langit
 Dipasang di rak
5. Yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB adalah,
arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk
menuju PHB induk atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh
melebihi kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di
PHB.
6. yang dapat diperoleh apabila panel induk dengan panel distribusi dipisahkan adalah :
a. PHB induk dapat dipasang dekat dengan transformator penyulang, sehingga hanya
memerlukan kabel yang pendek.

| 55
b. Pemutus tenaga untuk saluran masuk maupun saluran keluar, hanya membutuhkan
satu bentuk konstruksi, karena ukuran fisiknya relatif sama.
c. PHB distribusi ini dipasang dekat dengan beban, sehingga hanya memerlukan
kabel yang pendek.
d. Oleh karena kabel yang menghubungkan antara PHB induk dengan PHB distribusi
cukup panjang, sehingga komponen PHB distribusi dapat menggunakan komponen
dengan kemampuan menahan terhadap arus hubung singkat yang rendah.
7. Sebagai dasar untuk menentukan ukuran rel diantaranya adalah: kondisi operasi normal
dan rating arusnya, kondisi hubung singkat (berupa panas yang dibangkitkan diakibat
oleh arus hubung singkat tersebut) dan besarnya ketegangan dinamis.
8. Ini dimaksudkan apabila terjadi gangguan, perbaikan dan modifikasi rangkaian, saluran
masuknya dapat diisolasi, sehingga mudah dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
seperti disebutkan diatas.
9. Karena apabila terdapat sebuah atau lebih beban motor yang disuplai dari saluran keluar
PHB, maka harus ikut diperhitungkan dalam menentukan ukuran relnya, sebab motor-
motor ini akan memperbesar arus hubung singkat dari system
10. Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya.

FORMATIF
1. D 6. D 11. C
2. B 7. C 12. B
3. D 8. A 13. B
4. B 9. A 14. D
5. C 10. E 15. D

| 56
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ir, 1986, Instalasi Arus Kuat, Proyek Pembinaan dan Pengembangan Dikmenjur, PT.
Binacipta, Jakarta
Elfizon, 2016, Instalasi Panel Tenaga Listrik, Direktorat Jendran Guru dan Tenaga
kependidikan, Medan
Gunter G.Siep, Electrical Installation Hand Book, John Wiley & Sons, 1987
………….., Electrical Engineering Hand Book, Stemens Aktiengesellschaft, Munchen, 1969

GLOSARIUM

Istilah Keterangan
Busbar : Rel dari tembaga untuk pencabangan arus pada panel
ELCB :Alat pengaman terjadinya kebocoran arus/tegangan
KHA : Kemampuan hantar arus suatu penghantar Magnetik
PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Push button : Saklar tekan
Rel omega :Rel dari galvanis/aluminium untuk meletakan komponen
panel misal magnetic kontaktor, MCB, ELCB dll
MCB : Pembatas arus pada instalasi yang bila diatas arus yang
ditentukan akan memutuska

| 57

Anda mungkin juga menyukai