PROPOSAL KEL 9 Copas
PROPOSAL KEL 9 Copas
PROPOSAL KEL 9 Copas
Oleh :
KELOMPOK 9
SURABAYA
2021
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
KELOMPOK 9
Dosen Pembimbing
i
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................`i
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................
DAFTAR PUSTKA..........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyakit serta masalah yang berkaitan dengan kesehatan. ICD-10 terbagi
dalam 3 volume, salah satunya adalah volume 1 yang memuat daftar
tabulasi yang diklasifikasikan dalam 22 Bab yang salah satu diantaranya
tentang klasifikasi dalam Bab XIX yaitu tentang cedera, keracunan, dan
konsekuensi tertentu lainnya dari penyebab luar (external cause).
Hasil penelitian Ni Kadek Lusi Rusliyanti, dkk (2016) didalam jurnalnya
yang berjudul Analisis Ketepatan Pengkodean Diagnosis Berdasarkan
ICD-10 dengan Penerapan Karakter Ke-5 Pada Pasien Fraktur Rawat Jalan
Semester II di RSU Mitra Paramedika Yogyakarta diketahui bahwa dari
total sampel 86 berkas, persentase kode diagnosis yang tepat adalah 10,5%
sedangkan persentase kode diagnosis yang tidak tepat adalah 89,5%.
Rendahnya tingkat persentase ketepatan kode diagnosis disebabkan oleh
beberapa hal, seperti tulisan dokter tidak rapi dan sulit dipahami oleh
petugas, sebagian diagnosis kasus fraktur pada berkas rekam medis tidak
disertai dengan keterangan close atau open, sehingga petugas hanya
mengkode sampai karakter ke 4. Persentase tingkat ketepatan kode
diagnosis khususnya pada kasus fraktur sangat rendah dan belum
mencapai angka 100%.
Hasil penelitian Ikhwan, dkk (2014) didalam jurnalnya yang berjudul
Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis Cedera dan Penyebab Luar Cedera
(External Cause) Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam “ Siti Hajar”
Mataram diketahui bahwa dari sampel 50 berkas rekam medis 3 kode
tidak akurat dan 47 kode akurat Dan 41 kode penyebab luar cedera tidak
ditulis dan 9 diagnosis cedera pada berkas rekam medis tidak ditulis
penyebab luarnya. Ketidaktepatan kode diagnosis cedera pada formulir
ringkasan masuk dan keluar pasien terdiri dari kesalahan pemilihan Blok,
Sub blok dan kesalahan pada digit ke-4 dan ke-5.
Pengodean suatu penyakit haruslah dikode secara tepat dan akurat. Tetapi
dalam pengodean diketahui persentase ketidaktepatan pengodean
diagnosis cedera dan penyebab luar (external cause) di rumah sakit.
Ketidaktepatan dalam pengodean external cause karena tidak dilakukan
2
pengodean pada external cause. Maka dari itu perlu dilakukan Tinjauan
Ketepatan dan Keakuratan Pengkodean Diagnosis Cedera dan Penyebab
Luar (external cause) di Rumah Sakit dengan menggunakan pendekatan
study Literatur Review.
3
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
4
1.4.3. Manfaat Bagi Stikes Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
2.1.2 Tugas dan Fungsi
7
Menurut Gemala Hatta tahun 2008 rekam medis
merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang
dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para
praktisi kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan kesehatan kepada pasien.
2.2.2 Tujuan
8
Tujuan sistem pelayanan rekam medis yaitu
menyediakan informasi yang berguna untuk memudahkan
pelayanan kepada pasien dan memudahkan pengambilan
keputusan manajemen sarana pelayanan kesehatan.
2.3 Koding
2.3.1 Pengertian
9
dimulai dengan adanya SK Dirjen YanMed no.
HK.00.051.4.00744 tahun 1996 tentang “Penggunaan
klasifikasi internasional mengenai penyakit revisi ke
sepuluh (ICD10) di rumah sakit”.
10
Koding yang didasarkan pada ICD-10 (International
Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems Tenth Revision) adalah penetapan sandi dari
diagnosis menjadi kode alphanumeric dengan
menggunakan satu huruf dan angka atau nomor yang terdiri
dari satu sampai empat karakter berdasarkan ICD-10
(International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems Tenth Revision).(Hapsara S,
2004).
2.3.2 Tujuan
2.3.3 Aturan
11
Menurut ikhwan, Syamsuriansyah dan Muhammad
Makmur Purna Irawan(2016) menyatakan bahwa Petugas
pada bagian koding harus tepat dalam pengkodean
berdasarkan ICD 10 diagnosa utama dan kode penyebab
luar (external cause) yang tercatatat pada berkas rekam
medis pasien.
2.4 ICD
2.4.1 Tujuan dan manfaat
12
2.5 Keakuratan dan ketepatan
2.5.1 Pengertian
2.5.2 Manfaat
Keakuratan kode diagnosis berguna untuk
mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana
pelayanan kesehatan, masukan bagi system pelaporan
diagnosis medis, memudahkan proses penyimpanan dan
pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan
penyedia layanan, bahan dasar dalam pengelompokan
DRGs (diagnosis related groups) untuk system penagihan
pembayaran biaya pelayanan, pelaporan nasional dan
internasional morbiditas dan mortalitas, tabulasi data
pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan
pelayanan medis, menentukan bentuk pelayanan yang harus
direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman,
13
analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, dan untuk
penelitian epidemiologi dan klinik (Hatta, 2008).
2.6 Commotio Cerebri
2.6.1 Pengertian
2.7 Fracture
2.7.1 Pengertian
14
terkait dengan klaim INA CBG’s akan menyebabkan
kerugian bagi rumah sakit.
15
8. Comminuted fracture : fracture dengan tulang
berkeping-keping atau remuk.
9. Impacted fracture : farcture dengan satu fragmen
tertancap mantap ke dalam fragmen lain.
10. Open fracture : fracture dengan luka permukaan menuju
tempat fracture tulang.
11. Stress fracture : fracture yang disebabkan oleh stressor
yang tidak biasa dan berulang-ulang, seperti terjadi
pada atlet dan tentara.
12. Colles fracture : fracture ujung bawah radius dengan
fragmen bawah terdesak ke posterior.
13. Closed fracture : fracture yang tidak menimbulkan luka
terbuka pada kulit.
2.8 External Cause / Penyebab Luar
2.8.1 Pengertian
16
karakter ke 5 menjelaskan aktifitas yang sedang dilakukan
oleh korban (WHO, 2012).
2.8.2 Manfaat
2.9 Kecelakaan
2.9.1 Pengertian
17
Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu
lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang
menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada
pemiliknya (korban) (WHO, 1984).
18
Silitonga diterbitkan pada tahun 2021 volume 3, No. 3, Edisi
Januari 2021. Kata kunci pada jurnal ini adalah keakuratan
kodefikasi diagnose fracture. Jurnal ini dipilih karena topik
didalam jurnal memiliki kesamaan tema dengan penelitian
yang akan diteliti oleh penulis.
Dalam jurnal ini berisi bahwa, Coding mempunyai peran
yang sangat penting dalam mendukung peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Salah satu kode yang perlu diperhatikan
adalah kode diagnosis kasus fraktur. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengolahan kodefikasi diagnosis penyakit Fraktur
pada berkas Rekam Medis di Rumah Sakit “X” Pekanbaru.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan
data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen
rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan persentase
keakuratan berkas rekam medis 81,63% untuk kode diagnosis
yang akurat dan 18,37% kode diagnosis yang tidak akurat. SPO
sudah ada dan sudah disosialisasikan, kurangnya pelatihan,
ketelitian, sarana dan prasarana berpengaruh terhadap
keakuratan dalam kodefikasi.
2. Judul Literatur : Analisis Perbedaan Keakuratan Kode
Diagnosis Commotio Cerebri Pada
Dokumen Rekam Medis Pasien BPJS Dan
Umum Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Karanganyar
Ditulis Oleh : Yuyun Manggandhi
Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jurnal dengan judul Analisis Perbedaan Keakuratan Kode
Diagnosis Commotio Cerebri Pada Dokumen Rekam Medis
Pasien BPJS Dan Umum Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Karanganyar, yang ditulis oleh Yuyun
Manggandhi diterbitkan pada tahun 2018. Kata kunci pada
19
jurnal ini adalah Kode Pasien BPJS,Kode Pasien Umum,
Perbedaan Keakuratan, ICD-10.
Pada jurnal ini memuat bahwa RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar merupakan salah satu rumah sakit swasta dari tiga
rumah sakit di kabupaten karanganyar yang sudah memberi
pelayanan pasien jaminan kesehatan (BPJS). Terjadi perbedaan
pengkodean untuk pasien BPJS dan pasien bayar sendiri
(Umum) pada kasus Commotio Cerebri. Tujuan Penelitian
adalah mengetahui perbedaan keakuratan kode diagnosis
Commotio Cerebri pada dokumen rekam medis pasien BPJS
dan Umum di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar. Jenis penelitian menggunakan observasional
analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
penelitian ini adalah dokumen rekam medis rawat inap kasus
Commotio Cerebri sebanyak 252. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Sistematis Random Sampling dan besar
sampel sebanyak 69. Uji statistik menggunakan chi square
dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan keakuratan kode diagnosis Commotio Cerebri pada
dokumen rekam medis pasien BPJS dan Umum di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Karannganyar dengan nilai p = 0,048.
3. Judul Literatur : Ketepatan Kode Diagnosis Pada Kasus
Fraktur Di Rumah Sakit Umum Pku
Muhammadiyah Bantul Tahun 2018
Ditulis Oleh : Hakim Fajri Ramadani
Universitas : Universitas Jendral Achmad Yani
Yogyakarta
Jurnal dengan judul Ketepatan Kode Diagnosis Pada Kasus
Fraktur Di Rumah Sakit Umum Pku Muhammadiyah Bantul
Tahun 2018, yang ditulis oleh Hakim Fajri Ramadanii,
diterbitkan pada tahun 2018. Kata kunci yang digunakan pada
20
jurnal ini yaitu Kelengkapan, Ketepatan, Keterisian,
Pengodean, ICD-10.
Dalam jurnal ini menyebutkan bahwa, seorang perekam
medis harus mampu menetapkan kode penyakit dengan tepat
sesuai klasifikasi yang berlaku di Indonesia (ICD-10) tentang
penyakit dalam pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan
pengodean penyakit diharuskan untuk memberikan kode yang
lengkap dan tepat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan
dalam ICD-10. Pengodean diagnosis pada kasus fraktur di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul masih terdapat ketidaktepatan
kode ICD-10. Tujuan dalam jurnal ini adalah untuk mengetahui
angka kelengkapan, pemberian kode, dan ketepatan kode
diagnosis dan penyebab luar pada kasus fraktur di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat
pengumpulan data dalam penlitian ini yaitu lembar checklist
mengenai kelengkapan, keterisian kode dan ketepatan
pengodean. Penelitian dilakukan di bagian rekam medis RSU
PKU Muhammadiyah Bantul yang beralamat di Jl. Jenderal
Sudirman 124 Bantul, Yogyakarta. Dari 85 sampel rekam
medis rawat inap dengan kasus fraktur periode triwulan I tahun
2018 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dari segi
kelengkapan berkas yang lengkap sebanyak 84 berkas (99%).
Dari segi keterisian kode sebanyak 108 kode (64%). Sedangkan
dari segi ketepatan, yang tepat berjumlah 5 kode (3%).
Ketidaktepatan ini paling banyak ditemukan pada kriteria beda
1 karakter sejumlah 37 (36%) pada kasus fraktur dapat
disimpulkan bahwa tingkat ketepatan kode diagnosis dan
penyebab luar tergantung pada kejelasan tulisan dokter dan
kelengkapan informasi pada rekam medis kasus fraktur.
4. Judul Literatur : Tinjauan Akurasi Kode Pasien Cedera Pada
21
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan
ICD 10 Di RSU Muhammadiyah Ponorogo
Ditulis Oleh : Adinda Putri Amalia, Ani Rosita, dan
Rumpiati
Universitas : Stikes Buana Husada, Ponorogo
Jurnal dengan judul Tinjauan Akurasi Kode Pasien Cedera
Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan ICD 10 Di
RSU Muhammadiyah Ponorogo, yang ditulis oleh Adinda Putri
Amalia, Ani Rosita, dan Rumpiati, diterbitkan pada tahun 2018
volume 3, No. 3, September 2018 yang telah terakreditasi ISSN
dengan nomer 2503-5088 (p) 2622-1055 (e) . Kata kunci pada
jurnal ini yaitu Ketepatan kode, Cedera, Kecelakaan lalu lintas,
ICD 10 Revisi 10 Tahun 2010.
Pada jurnal ini menyebutkan bahwa, Ketepatan kode
diagnosis berguna untuk mengindeks pencatatan penyakit dan
tindakan disarana pelayanan kesehatan, dalam proses
penagihan biaya pelayanan serta pelaporan morbiditas dan
mortalitas. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk Mengetahui
Akurasi kode pasien cedera kasus kecelakaan lalu lintas
berdasarkan ICD 10 Revisi 10 Tahun 2010 di RSU
Muhammadiyah Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara serta checklist. Besar sampel 77 berkas rekam
medis pasien cedera pada kasus kecelakaan lalu lintas yang
diambil dengan teknik random sampling. Data analisis secara
deskriptif. Hasil penelitian ini menjukkan 36,36% dari 28 kode
telah akurat penilaian ini rendah dibandingkan 63,64% dari 49
kode tidak akurat yang menunjukan penilaian yang tinggi
dikarenakan kesalahan pada digit ke -5 dan diagnosa sekunder
tidak tepat. Diagnosa yang belum jelas petugas coding segera
menghubungi dokter yang berwenang dalam memberikan
22
diagnosa agar kode yang dihasilkan tepat dan akurat dan
Kepala Rekam Medis mensosialisasikan SOP bagian koding
agar bekerja sesuai aturan dan teori yang berlaku.
5. Judul Literatur : Ketepatak Dan Kesesuaian Kode Diagnosis
External Cause Kasus Kecelakaan Sepeda
Motor
Ditulis Oleh : Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh
Universitas : Stikes Jendal Achmad Yani Yogyakarta
Jurnal dengan judul Ketepatak Dan Kesesuaian Kode
Diagnosis External Cause Kasus Kecelakaan Sepeda Motor
yang ditulis oleh Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh,
diterbitkan pada tahun 2017. Kata kunci pada jurnal ini adalah
Keakuratan, Kesesuaian, Penyebab Eksternal.
Jurnal ini menyebutkan bahwa, Kasus kecelakaan adalah
salah satu penyebab paling umum dari cedera di dunia dan
Indonesia diperkirakan menduduki peringkat ke-3 pada tahun
2020. Dari beberapa kecelakaan yang terjadi salah satunya
adalah kecelakaan sepeda motor. Hal ini didukung oleh data
Korlantas bahwa kejadian kecelakaan sepeda motor pada
kuartal pertama 2017 di Indonesia mencapai 24.068 kasus.
Berdasarkan WHO penyebab eksternal pengkodean hingga
karakter ke 5, tetapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Sleman pengkodean penyebab eksternal belum maksimal
sampai 5 karakter yang menunjukkan aktivitas korban
kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi, akurasi, kesesuaian, dan penyebab
ketidaktepatan pengkodean eksternal yang menyebabkan kasus
kecelakaan sepeda motor berdasarkan ICD-10 di RS PKU
Muhammadiyah Gamping Sleman. Penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan cross sectional. Jumlah subjek 7
responden dan sampel yang diteliti adalah dokumen rekam
23
medis sebanyak 55 dokumen. Pengkodean dilakukan oleh
koder dengan lulusan pendidikan D3 rekam medis, berdasarkan
SPO dan menggunakan ICD-10 elektronik dan dimasukkan ke
SIMRS. Informasi penyebab eksternal dapat dilihat dalam
bentuk triase, penilaian gawat darurat, catatan terintegrasi,
resume medis dan kronologi. Kesesuaian kode eksternal antara
dokumen rekam medis dengan SIMRS (Kategori A) sebesar
64%, sedangkan ketidakcocokan kode external cause pada
berkas rekam medis dengan SIMRS (Kategori B) sebesar 5%.
Ketepatan kode external cause pada berkas rekam medis tepat
sampai dengan karakter ke-5 (Kategori C) sebanyak 0%,
sedangkan kode penyebab eksternal tidak tepat pada karakter
ke 2 sampai dengan ke 5 (Kategori E) 56%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidaktepatan yaitu tidak ada informasi
kegiatan kecelakaan.
6. Judul Literatur : Analisis Ketepatan Pengkodean Diagonis
Berdasarkan ICD – 10 Dengan Penerapan
Karakter ke – 5 Pada Pasien Fraktur Rawat
Jalan Semester II Di RSU Mitra Paramedik
Yogyakarta
Ditulis Oleh : Ni Kadek Lusi Rusliyanti, Anas Rahmad
Hidayat, Harinto Nur Seha
Universitas : Program Studi Kebidanan, POLTEKKES
Permata Indonesia
Jurnal dengan judul Analisis Ketepatan Pengkodean
Diagonis Berdasarkan ICD – 10 Dengan Penerapan Karakter ke
– 5 Pada Pasien Fraktur Rawat Jalan Semester II Di RSU Mitra
Paramedik Yogyakarta, yang ditulis oleh Ni Kadek Lusi
Rusliyanti, Anas Rahmad Hidayat, Harinto Nur Seha
diterbitkan pada Volume 7, Nomor 1, Mei 2016. Kata kunci
24
pada jurnal ini adalah Diagnosis, Coding, ICD-10 , ketepatan
Kode Diagnosis Fraktu.
Pada jurnal ini menyebutkan bahwa, coding memiliki peran
yang sangat penting dalam mendukung peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Salah satu kode yang perlu diperhatikan
adalah kode diagnosis kasus fraktur. Pengkodean kasus fraktur
wajib menerapkan karakter ke-5, apabila tidak dilakukan
penerapan karakter ke-5, maka akan terjadi kesalahan kode dan
menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Mengetahui
ketepatan pengkodean diagnosis berdasarkan ICD-10 dengan
penerapan karakter ke-5 pada pasien fraktur rawat jalan
semester II di RSU Mitra Paramedika Tahun 2015. Jenis
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-
sectional yang bersifat deskriptif. Populasi yang digunakan
adalah seluruh berkas rekam medis pasien fraktur rawat jalan
pada semester II tahun 2015 dengan sampel yang berjumlah 86
berkas rekam medis. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi yaitu pengamatan secara langsung
terhadap berkas rekam medis untuk mengetahui ketepatan
pengkodean diagnosa. Hasil analisis menunjukan bahwa dari
total sampel 86 berkas, persentase kode diagnosis yang tepat
adalah 10,5% sedangkan persentase kode diagnosis yang tidak
tepat adalah 89,5%. Rendahnya tingkat persentase ketepatan
kode diagnosis disebabkan oleh beberapa hal, seperti tulisan
dokter tidak rapi dan sulit dipahami oleh petugas, sebagian
diagnosis kasus fraktur pada berkas rekam medis tidak disertai
dengan keterangan close atau open, sehingga petugas hanya
mengkode sampai karakter ke 4. Persentase tingkat ketepatan
kode diagnosis khususnya pada kasus fraktur sangat rendah dan
belum mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan oleh
25
beberapa hal, seperti tulisan dokter tidak rapi dan sulit
dipahami oleh petugas dan juga sebagian diagnosis kasus
fraktur pada berkas rekam medis tidak disertai dengan
keterangan close atau open.
7. Judul Literatur : Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis
Cedera Dan Penyebab Luar Cedera (
External Causes ) Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Islam “ Siti Hajar “ Mataram
Ditulis Oleh : Ikhwan, Syamsuriansyah, Muhammad
Makmur Purna Irawan
Universitas : Program Studi Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan, Politeknik Medica Farma
Husada Mataram
Jurnal dengan judul Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis
Cedera Dan Penyebab Luar Cedera ( External Causes ) Pasien
Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam “ Siti Hajar “ Mataram, yang
ditulis oleh Ikhwan, Syamsuriansyah, Muhammad Makmur
Purna Irawan, diterbitkan pada Vol. 4 No.2 Oktober 2016. Kata
kunci pada jurnal ini adalah ketepatan kode, Cedera, penyebab
luar.
Dalam jurnal ini berisi bahwa, tujuan penelitian ini adalah
mengetahui ketepatan kode diagnosis cedera dan penyebab luar
cedera pasien rawat inap berdasarkan ICD-10.Jenis penelitian
ini adalah deskriptif dengan dengan pendekatan
retrospektifPenelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Mataram pada Juni 2014. Besar sampel 50 berkas rekam
medis yang diambil dengan teknik non random
sampling.Pengumpulan data dengan cara observasi. Data
dianalisis secara deskriptif.Hasill penelitian menunjukkan
bahwa 3 kode tidak akurat dan 47 kode akurat Dan 41 kode
penyebab luar cedera tidak ditulis dan 9 diagnosis cedera pada
26
berkas rekam medis tidak ditulis penyebab luarnya.
Ketidaktepatan kode diagnosis cedera pada formulir ringkasan
masuk dan keluar pasien terdiri dari kesalahan pemilihan Blok,
Sub blok dan kesalahan pada digit ke-4 dan ke-5.
8. Judul Literatur : Analisis Ketepatan Kode External Cause
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas (KLL)
Berdasarkan ICD-10 Di RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2014
Ditulis Oleh : Amalia Wulandari, Ida Wahyuni
Universitas : Alumni Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Tahun 2015 , Dosen pada Poltekkes
Kemenkes Tasikmalay
Jurnal dengan judul Analisis Ketepatan Kode External
Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) Berdasarkan ICD-
10 Di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2014,
yang ditulis oleh Amalia Wulandari, Ida Wahyuni, diterbitkan
pada Vol.2. No.6 Juli 2015. Kata kunci pada jurnal ini adalah
ketepatan, kodefikasi, external cause, KLL.
Pada jurnal ini menyebutkan bahwa, kodefikasi diagnosis
harus dilakukan secara presisi, akurat dan tepat mengingat data
diagnosis adalah bukti autentik hukum serta data yang
dibutuhkan dalam pelaporan morbiditas dan kepentingan
asuransi. Kode external cause digunakan sebagai kode
sekunder untuk mendeskripsikan penyebab luar dari suatu
penyakit. Pengkodean external cause di RSUD dr. Soekardjo
belum optimal dilaksanakan sesuai ketetapan yang berlaku
dalam SOP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
ketepatan kode empat digit dan lima digit serta faktorfaktor
yang mempengaruhi ketepatan kode external cause kasus KLL.
Jenis penelitian adalah mix methodes. Metode yang dilakukan
adalah telaah terhadap 94 dokumen rekam medis pasien yang
27
diambil secara total sampling dan indepth interview terhadap
dua informan. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi dan
juga analisis kualitatif. Hasil penelitian diperoleh presentase
kode external cause empat digit yaitu 24,5% tepat dan 75,5 %
tidak tepat. Sedangkan kode external cause lima digit tidak
ditemukan kode yang tepat. Ketepatan dan keoptimalan koding
di RSUD dr. Soekardjo diantaranya dipengaruhi oleh diagnosis
external cause yang tidak dituliskan, tata cara pengkodean,
Sumber Daya Manusia (SDM) serta proses pelaksanaan
pengkodean external cause. Saran bagi rumah sakit hendaknya
melakukan sosialisasi tentang kelengkapan pencatatan
informasi kasus KLL sesuai peraturan pengkodean dan standar
yang ditetapkan.
9. Judul Literatur : Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis dan
External Cause Pada Kasus Kecelakaan
Lalu Lintas Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Dr. Moewardi Periode Tahun 2012
Ditulis Oleh : Carlina Mahardika Loka,Rano Indradi
Sudra, M. Arief TQ
Universitas : APIKES Mitra Husada Karanganyar
Jurnal dengan judul Kontribusi “Tinjauan Keakuratan Kode
Diagnosis dan External Cause Pada Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Moerwardi
Periode Tahun 2012” merupakan jurnal yang ditulis oleh
Carlina Mahardika Loka,Rano Indradi Sudra, M. Arief TQ
yang dipublikasi pada tahun 2012. Jurnal ini merupakan jurnal
rekam medis dengan nomor ISSN 1979-9551, Vol VII No. 1.
Jurnal ini dipilih menjadi salah satu bahan literature karena
jurnal ini berisi topik sama dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis.
28
Didalam jurnal ini memuat bahwa berdasarkan survey awal
terhadap 15 dokumen rekam medis dengan external cause pada
kasus kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit Dr. Moerwardi
ditemukan rata-rata keakuratan kode diagnosis dan kode
external cause sebesar 10 dokumen. Hasil tersebut
menunjukkan masih terdapat ketidaktepatanya penulisan
diagnosis pasien kasus kecelakaan lalu lintas, sehingga hasil
pengodean diagnosis yang diperoleh menjadi tidak akurat. Pada
kode External causes ( V01-V99) untukk kondisi tunggal dan
tabulasi kematian termasuk cedera, keracunan dan akibat dari
penyebab eksternal yang lain, sangat diperlukan, karena
kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya.
Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus
dianalisis dan ditemukan.
Jenis penelitian yaitu deskriptif, pendekatan studi dokumentasi
dengan metode observasi dan wawancara. Populasi meliputi
keseluruhan dokumen rekam medis pasien rawat inap periode
tahun 2012 dengan kasus kecelakaan lalu lintas dengan kode
external cause yaitu sejumlah 708 dokumen rekam medis,
sample diambil dengan random sampling pada 88 dokumen
rekam medis, dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian diketahui bahwa kode diagnosis pasien rawat
inap dengan kasus kecelakaan lalu lintas yang akurat adalah
sebesar 18 (20,45%), yang tidak akurat sebesar 70 (79,54%).
Sedangkan kode external cause yang akurat adalah sebesar 12
(13,64 %) dan kode yang tidak akurat 76 (86,36%).
Ketidakakuratan tersebut disebabkan kurang tepatnya koder
dalam menentukan kondisi utama untuk tempat kejadian dan
aktifitas, serta karakter ke-5 belum sepenuhnya digunakan.
Pengodean diagnosis utama telah sesuai dengan tata cara
koding pada ICD-10. Pengodean tidak akurat external cause
29
terdapat pada digit ke-3 dan pemilihan blok. Diharapkan dokter
maupun tenaga medis lainnya lebih jelas dan lengkap dalam
menuliskan diagnosis dan hasil anamnesa. Sebaiknya coder
saling berkomunikasi dengan petugas medis agar informasi
penyebab luar menjadi lebih lengkap sehingga kode yang
dihasilkan akan lebih spesifik dan akurat.Tingkat pengetahuan
dan kualitas sumber daya manusianya, coder harus lebih teliti
dan perlu banyak meningkatkan pengetahuan dengan cara
mengikuti pelatihan koding atau seminar koding khususnya
tentang materi kode external cause.
10. Judul Literatur : Analisis Keakuratan Kode Diagnosis
Fracture Femur Pada Dokumen Rekam
Medis Periode Tahun 2012 di RSUD Tidar
Kota Magelang
Ditulis Oleh : Jeff bagaskoro, Rano indradi Sudra, dan
Ninawati
Universitas : APIKES Mitra Husada Karananyar
Jurnal dengan judul “Analisis Keakuratan Kode Diagnosis
Fracture Femur Pada Dokumen Rekam Medis Periode Tahun
2012 di RSUD Tidar Kota Magelang” merupakan jurnal yang
ditulis oleh Jeff bagaskoro, Rano indradi Sudra, dan Ninawati
yang dipublikasi pada tahun 2012. Jurnal ini merupakan Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X,
Vol 1 No.2. Jurnal ini dipilih menjadi salah satu bahan
literature karena jurnal ini berisi topik sama dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis.
Didalam jurnal tersebut diketahui keakuratan kode
diagnosis fractur femur. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskrptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh dokumen rekam medis dengan diagnosis fracture femur
periode tahun 2012. Besar sampel adalah 44 dokumen rekam
30
medis yang diambil dengan teknik accidental sampling.
Metode pengumpulan data dengan cara observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode diagnosis fracture
femur pada seluruh dokumen rekam medis atau 100% tidak
akurat. Hal ini disebabkan karena petugas tidak menuliskan
kode diagnosis fracture femur hingga karakter kelima,
pemilihan kode untuk multiple fracture menggunakan kode
multiple body regions, hanya menggunakan buku bantu dalam
pengodean.
Upaya yang dapat dilakukan dalam penulisan kode yang
benar adalah dengan cara melakukan langkah-langkah yang
menyeluruh dalam mencari dan menentukan kode dengan
menggunakan ICD-10. Simpulan dalam penelitian ini adalah
penulisan kode pada diagnosis fracture femur tidak ditulis
hingga karakter kelima sehingga dapat diketahui fracture yang
terjadi adalah open fracture atau closed fracture.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah Study Literatur Review. Studi Literatur Review
adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau naskah yang
berhubungan pada sebuah topik yang dipilih yaitu mengenai di rumah sakit.
Data atau naskah yang sesuai dengan topik didapatkan dari jurnal dan
pustaka yang relevan.
32
Tabel 3. 1 Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi
Bahasa Indonesia
33
3.3.2. Data Base Pencarian
Dalam pencarian naskah/artikel/jurnal yang akan digunakan sebagai bahan
literature review, penulis mengunakan database online seperti Garuda dan
Google Scholar.
Kata kunci merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
melakukan pencarian jurnal ataupun artikel. Penetapan kata kunci yang
digunakan dalam pencarian jurnal maupun artikel dengan topik “ Tinjauan
Ketepatan dan Keakuratan Pengkodean Diagnosis Cedera dan Penyebab
Luar (External Cause) di Rumah Sakit” pada database Garuda dan Google
Scholar yaitu dengan menggunakan rumusan PICO(S). Adapun hasil dari
penetapan kata kunci yang terbentuk yaitu “Ketepatan”, “Keakuratan”,
“Kode diagnosis”, “ Cedera “, “External Cause” dan “Rumah Sakit”
dengan menggunakan kolaborasi Boolen Operator “AND”.
34
kemudian dihitung dan dijumlahkan. Apabila skor yang didapat > 50%
maka jurnal/ artikel telah memenuhi kriteria dan layak untuk direview.
35
Gambar 3. 1 Diagram Alur Literature Review
36
DAFTAR PUSTAKA
Perjaringan Jurnal berdasarkan tema dan topik yang sesuai (n= 16)
Portal Garuda (n= 6) Google Schoolar (n=10)
37