Alamah Tarqim
Alamah Tarqim
Alamah Tarqim
d. Al-Nuqthata>ni()النقطتان / : /
Tanda baca al-nuqthata>ni ini memiliki lambang / : /. Tanda baca ini
dituliskan pada beberapa tempat, di antaranya:[16]
1) Dituliskan setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh pada
kalimat-kalimat di bawah ini:
يا إسماعيل من هي ؟: حسن -
. هي سيدة أمنة: إسماعيل -
2) Dituliskan di akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Seperti:
وحرف، وفعل، اسم:الجزاء الجملة هي -
3) Dituliskan di akhir suatu pernyataan untuk menjelaskan kalimat sebelum tanda tersebut.
Contoh:
. والخطة المرسومة، الطريق الواضحة:المنهج هو -
4) Dituliskan di akhir kalimat untuk menjelaskan kaidah atau hukum, dan lain-lain.
Contoh pada kalimat:
ل..ع الفص..يين مواض..رض تع.. بغ،ة..اء الكتاب..ة أثن.. وضع رموز مخصص:الترقيم -
اء.. أثن.ة. راض الكالمي.. واألغ.،وتية..برات الص..واع الن.. وأن،داء..ف واإلبت..والوق
القراءة
e. ‘Ala>matu al-H{adzfi (الحذف )عالمة / . . . /[17]
Tanda ini menunjukkan kalimat yang dibuang. Bagian kalimat yang dibuang
bisa pada bagian awal atau bagian tengah atau bagian akhir kalimat. Contoh
penggunaan tanda baca ini pada awal dan akhir kalimat adalah seperi di bawah ini:
اء هللا..يزول إنش.. وس،برد..ببه ال.. إن األلم الذي تشعره س:… ثم فحصة وقال له -
… بعد أن تتناول الدواء الذي سأكتبه
Adapun contoh penggunaan tanda baca ini di tengah kalimat, seperti:
،ر..ذهب أدب غزي.. ول،ير..اع علم كث..دماء لض..اس على كتب الق..ر الن..و اقتص..ل -
.ولمجت األسماع كل مردد مكرر ّ … ولضلت أفهام ثاقبة
f. ‘Ala>matu al-Istifha>m (االستفهام )عالمة /]18[/؟
Tanda baca ‘ala>matu al-istifha>m memiliki lambang /؟/. Tanda baca ini
lazimnya digunakan untuk kalimat tanya, baik kalimat tersebut diawali oleh kata tanya
atau tidak. Contohnya:
هل ذاكرت دروسك؟ -
﴾ هذا ربي؟: ﴿فلما جنّ عليه الليل رأى كوكبا قال:قال هللا تعالى -
g. ‘Ala>matu al-Ta’ajjubi (التعجب )عالمة /!/[19]
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan setelahh kalimat yang mengandung
arti seruan, kekaguman, keheranan, kegelisahan, larangan, peringatan, dan do’a.
Contohnya:
! ما أحسن خلق محمدا -
h. ‘Ala>matu al-Tasawi التساوي عالمة /=/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan di antara kata yang bersinonim,
seperti:
جاسر= جوع و بكاء -
i. Al-Syarthata>n الشرطتان /- -/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan diantara kalimat sisipan. Contoh:
ة..ريض الطلب..ة ـ تع..ا الألئح..ه له..ا تخ ّول..اء على م..ا ـ بن..ة االمتح..ررت الجن..ق -
. بدرجتين فقط في مادّتين
j. ‘Ala>mat al-Muma>tsalah المماثلة عالمة /"/
Tanda baca al-muma>tsalah ini digunakan atau diletakkan untuk
mengisyaratkan adanya kesamaan kata dengan kata-kata yang ada pada baris di atasnya.
Contohnya:
. عرف بعشر الفروسية، ، شاعر عباسي،أبو فراس الحمداني -
" " " " " " " ،المتنبي -
k. ‘Ala>mat Ma>ilah/ al-Syarthah al-Ma>ilah مائلة عالمة المائلة أو الشرطة / / /
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan:
1) Setelah penulisan gelar, sebutan, jabatan atau kedudukan seseorang. Contohnya:
ابن رواندي/ . د. أ. محمد أحمد سليم/األستاذ الدكتور -
2) Diantara penyebutan tanggal, bulan dan tahun dalam bentuk angka, seperti:
06/06/78 ،جاكر -
l. Al-Syarthah/al-Washlah (الوصلة )الشرطة أو / - /[20]
Al-Syarthah ini memiliki lambang /-/, biasanya tanda baca ini diletakkan:
1) Diantara kata bilangan dan kata bendanya dan yang menunjukkan urutan jika diletakkan
di awal baris. Contohnya:
: ثالثة.أنواع الخير في اللغة العربية
. الشمس طالعة: نحو، مفرد-أوال
. وخالد يكتب الرسالة، الطلب خلقه حسن: نحو، جملة-ثانيا
و العصفور فوق الشجرة، الطالبة في المكتبة: نحو، شبه جملة-ثالثا
2) Setelah angka atau subbab tertentu, seperti:
.يلتخص مما سبق أمور تتعلق لنية هي ما تي
حقيقتها -أ
حكمها -ب
المقصود بها -ج
شرطها -د
محلها -ه
صفتها -و
3) Sebagai kata ganti ()قال dalam suatu dialog, seperti:
كيف حالك؟: وقال له،التقى هشام بصديقة خالد
.بخير والحمد هلل -
متى عدت منسفرك؟ -
m. Al-Qawsa>ni ()القوسان / ( ) /
Al-Qawsa>ni/ ini memiliki lambang “( )”. Tanda baca ini diletakkan di dalam
kata penjelas dari kata sebelumnya yang tidak ada kaitannya dengan isi tulisan secara
keseluruhan. Contohnya adalah:
.مكة (شرفها هللا ) مهوي أفئد المسلمين
n. Al-Nuqthata>ni al-Ufuqiyyata>n ()النقطتان االفقيتان [21]/ . ./
Tanda baca ini digunakan untukk menunjukkan adanya sejenak baik dalam
prosa maupun puisi. Contoh:
فقد قررنا أن نخوض التجربة. . ولما كان هذا ممكنا
o. Alamat al-Tanshi@sh al-Tadhbi@b (.التضبيب )عالمتا التنصيص أو /" "/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan:
1) Diantara kutipan langsung sesuai dengan teks aslinya tanpa ada perubahan. Contohnya:
ة في..ا ليس من الجاهلي.. أد جاهلي.ميه..ا نس..ة مم..يرة المطلق..ين أن "الكث..ه حس..رى ط..ي
"شيئ
2) Untuk mengapit judul buku atau kata tertentu, seperti:
" من كتاب "في األدب الجاهلي.هذا القول منقول بنصه
p. Al-Qaus al-Mustaqi@m/al-Ma’qu>f (المعقوف )القوس المستقيم أو /[ ]/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan diantar kata atau kalimat yang
ditambahkan kepada teks yang dikutip, seperti:
" هذا جناه أبي علي [مع أن الجناة كثيرون] وما جنيت على:قال أبوو العالء المعري
"أحد
q. Al-Qusa>n al-Muzakhrafa>n (المزخرفان )القوسان /( )/
Tanda baca al-qaus al-mustaqi@m/al-ma’qu>f digunakan atau diletakkan:
1) Diantara nama surat dan ayat al-Qur’an yang dikutip. Contohnya:
:ورة اإلخالص.. (س.د.. ولم يكن له كفوا أح. لم يلد و لم يولد. هللا الصمد.قل هو هللا أحد
)4-1
2) Untuk mengapit ayat yang dikutip dan diletakkan dalam teks, seperti:
)يجب التوابين ويجب المتطهرين (إن: فقال،تعالى المتطهرين وقد امتدح
r. Al-Niqa>th al-Tsala>ts al-Mahshu>rah bi Qausin (ورة...المحص اط الثالث...النق
)بقوسين /(…)/
Tanda baca al-niqa>th al-tsala>ts al-mahshu>rah bi qausin ini digunakan
untuk menunjukkan bahwa ada sebagian kata dalam kalimat yang dikutip itu dibuang
atau hilang (tidak jelas, misalnya dalam karya suntingan atau tahqiq sebuah manuskrip
kuno) dengan alasan bahwa penulis tidak memandang penting penyebutan bagian yang
hilang atau dihilangkan. Contohnya:
بي.. اذه،ر..ة العط.. زجاج:"ا.. وكتب معه،ر الثمين..ة من العط.."وأهدي إليها مرة زجاج
ثر القبالت على..ذا أن..ا أن.. وه،ديها..بي ل..الة قل..ونى رس.. وك، وتعطري بمس يديها،إليها
). . .( جوانبك
3. Problematika Mahasiswa Jurusan PBA Semester IV dalam Pembelajaran Qawaid
al-Imla’ (Alamah Tarqim)
Problematika adalah unit-unit dan pola-pola yang menunjukkan perbedaan
struktur antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Problema dalam pembelajaran
bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa menghalangi dan memperlambat
pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi bahasa Arab.[22]
Secara garis besarnya problematika pengajaran bahasa Arab bagi peserta didik di
Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu: problematika linguistik dan problematika non
linguistik.[23]
a. Faktor Linguistik
1) Sistem Tata Bunyi (Phonologi)
Sistem tata bunyi bahasa Arab disebut ilmu tajwid al-Qur’an, yaitu dengan
mempelajari “makha>riju al-huru>f”.
2) Tata Bahasa (Nahwu dan Sharaf)
Tata bahasa dalam bahasa Arab disebut ilmu nahwu dan sharaf, sangat penting
perannya jika ingin memahami tulisan yang berbahasa Arab.
3) Perbendaharaan Kata (Mufradat/Vocabulary)
Perbendaharaan kata dalam bahasa Arab banyak diperoleh dengan cara
mencari pemecahannya (musytaqqa>t), yang hal ini jarang dijumpai dalam bahasa
ibu/Nasional.
4) Susunan Kata (Uslub)
Susunan kata antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia adalah berbeda dalam
peletakan subyek, predukat, dan obyek.
5) Tulisan (Imla’)
Tulisan bahasa Arab dari kanan ke kiri, itulah yang membedakan bahasa Arab
dengan bahasa lain sekaligus sebagai problem linguistik yang perlu solusinya.
Dalam artikel ini, penulis memfokuskan problematika mahasiswa jurusan PBA
semester IV dalam pembelajaran qawaid imla’ yaitu tentang ‘alamah tarqim.
b. Faktor Non Linguistik
Adapun faktor non linguistik adalah problematika yang muncul diluar zat bahasa
itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari beberapa unsur, diantaranya:
1) Guru atau pengajar yang kurang memiliki kompetensi sebagai pengajar bahasa Arab,
baik kompetensi pedagogik, professional, personal atau sosial.
2) Peserta didik atau mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam pembelajaran
bahasa Arab, latar belakang peserta didik atau mahasiswa dalam pemahaman bahasa
Arab.
3) Materi ajar yang kurang relevan lagi dengan kebutuhan yang ada bagi peserta didik atau
mahasiswa.
4) Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan mendukung dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.[24]
Untuk mengetahui problematika Mahasiswa Jurusan PBA Semester IV dalam
Pembelajaran Qawaid al-Imla’ (Alamah Tarqim), penulis mencoba untuk memberikan
tes tertulis kepada beberapa perwakilan mahasiswa semester IV. Dari hasil tes tertulis
tersebut, penulis menemukan beberapa kesalahan mahasiswa dalam menempatkan
alamah tarqim/tanda baca dengan tepat.
Adapun rincian hasil tes tertulis tersebut sebagai berikut:
No
Kesalahan Koreksi
.
رف...وال يع .من نعم هللا ة...ل نعم...رف العم..وال يع ،من نعم هللا ة..العمل نعم
1.
..… ..…
2. دها...إال من فق النعمة ذه...رف ه...دها وال يع..إال من فق ،النعمة وال يعرف هذه
… .ك..ذل ع..وم ،غيره أو مرض بسبب ذلك ع..وم .يره..غ أو ،رض..م بسبب
.… ..…
3. ول......................ال الرس......................ق ول....................ال الرس....................ق
د...ل أح...أك ما : ﷺ أكل أحد "ما : ﷺ
ل..ل من عم..ير من أن يأك..ط خ..طعاما ق ل..طعاما قط خير من أن يأكل من عم
ل من..ان يأك..بي هللا داود ك.. وإن ن،ده..ي ل من.. وإن نبي هللا داود كان يأك،يده
،يده عمل "يده عمل
4. فقام هذين .من يشتري ألصحابه؛ من وقال :حابه..............ألص ال..............وق
،رجل ،فقام رجل هذين؟ .يشتري
5. ام.....فق ،درهم زد على.....من ي ال..... من يزد على درهم؟ فقام رجل فق:فقال
.آخر رجل ،آخر
Kesalahan yang pertama adalah setelah kalimat من نعم هللا menggunakan tanda
baca al-nuqthah (.), akan tetapi tanda baca yang lebih tepatt digunakan setelah kalimat
tersebut adalah tanda baca al-fa>shilah (،). Karena kalimat tersebut masih dianggap
berkaitan makna dengan kalimat-kalimat berikutnya. Hal ini berdasarkan pada
bahasan ‘ala>matu al-fashilah bahwa tanda baca ini diletakkan diantara kalimat-
kalimat yang dianggap berkaitan makan.
Kesalahan berikutnya masih serupa dengan kesalahan yang pertama yaitu perihal
penempatan tanda baca al-fa>shilah dalam kalimat. Selain itu, setelah kata ير..غ أو
ه tanda baca yang tepat digunakan adalah al-nuqthah (.). Karena kata ير...غ أو
ه merupakan bagian akhir dari kalimat yang sempurna sebelumnya. Hal ini berdasarkan
pada bahasan ‘ala>matu al-nuqthah.
Setalah tanda baca al-nuqthata>ni (:) dan setelah kalimat terakhir yaitu من
ده..ي ل..عم lebih tepatnya diletakkan tanda kutip atau tanda baca al-tanshi@sh al-
tadhbi@b (“ “). Karena kalimat tersebut merupakan kalimat Rasulullah saw. yang
dikutip langsung dengan teks aslinya tanpa ada perubahan. Hal ini berdasarkan pada
bahasan penggunaan/peletakkan‘ala>matu al-tanshi@sh al-tadhbi@b.
Kesalahan berikutnya yaitu setelah kata ذين..ه .تري..من يش lebih tepatnya
menggunakan tanda tanya ()؟ atau ‘ala>matu al-istifha>m. Karena kalimat tersebut
diawali oleh kata tanya yaitu من. Hal ini berdasarkan bahasan‘ala>matu al-
istifha>m bahwa tanda baca tersebut digunakan untuk kalimat tanya, baik kalimat
tersebut diawali oleh kata tanya atau tidak.
Dari beberapa kesalahan dan hasil data pendukung lainnya mengenai
permasalahan dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa problematika mahasiswa
jurusan PBA semester IV IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam pembelajaran qawaid
imla’ khususnya ‘alamah tarqim atau pungtuasi adalah dari segi latar belakang
mahasiswa itu sendiri dalam memahami pembelajaran tersebut, materi yang diajarkan
hanya berkisar tentang al-khat, dan kesalahan dalam meletakkan atau
menggunakan ‘alamah tarqim dalam suatu kalimat dengan kurang tepat,
seperti (.), (،), ()؟, (:) dan lain-lain.
C. Kesimpulan
1. ‘Alamah tarqim atau pungtuasi adalah tanda atau simbol yang digunakan dalam bahasa
Arab untuk memulai, mengakhiri dan menghubungkan satu kalimat yang lain serta
membuat berbagai macam intonasi sesuai tujuan atau isi kalimat yang ingin
disampaikan.
2. Macam-macam ‘alamah tarqim atau pungtuasi dalam bahasa Arab terdiri dari kurang
lebih delapan belas macam. Setiap ‘alamah tarqim tersebut memiliki kegunaan yang
berbeda-beda dan model tanda baca yang bervariasi.
3. Problematika mahasiswa jurusan PBA semester IV IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam
pembelajaran qawaid imla’ khususnya ‘alamah tarqim atau pungtuasi yaitu dari faktor
non linguistik (mahasiswa itu sendiri, materi yang diajarkan), dan faktor linguistik
(penggunaan atau peletakkan ‘alamah tarqim dalam suatu kalimat yang kurang tepat
seperti (.), (،), ()؟, (:), dan lain-lain).
D. Daftar Pustaka
Choiril Wafa, Ahris. “Problematika Pembelajaran Maharoh al-Kitabah Siswa Kelas X MAN
Tempel Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2014).
Hula, Ibnu Rawandhy N. Qawaid al-Imla wa al-Khat: Kaidah-kaidah Menulis Huruf dan Kata
Arab dan Seni Kaligrafi. IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2016.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. “Strategi Pembelajaran Bahasa”. Cet. IV; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2013.
Jauhari, H. Qomi Akit. "Pembelajaran Qowaid al-Imlak di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
(PBA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang." Prosiding Konfererensi Nasional Bahasa
Arab 1.1 (2015).
Raharja, Hatta. "Tanda Baca Dalam Bahasa Arab." Alfaz (Arabic Literatures for Academic
Zealots) 2.2 (2014).
Rahmi, Novita. "Pengembangan Materi Qawa’id Imla’Sebagai Penunjang Mata Kuliah Kitabah
I (Studi pada Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah IAIN Metro)." An Nabighoh:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Arab 20.01 (2018).