Alamah Tarqim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

ALAMAH TARQIM (PUNGTUASI) DAN PROBLEMATIKANYA DALAM

PEMBELAJARAN QAWAID IMLA’ PADA MAHASISWA JURUSAN PBA


SEMESTER IV – IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
Miranti Aripin Rahim
[email protected]
Moh. Arfandi R. Dotutinggi
[email protected]
Abstrak
Artikel ini mengkaji tentang problematika mahasiswa jurusan PBA semester IV
IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam pembelajaran qawaid imla’ khususnya
materi alamah tarqim atau pungtuasi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui
apa saja problematika mahasiswa jurusan PBA semester IV dalam materi alamah
tarqim atau pungtuasi. Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif,
dimana penulis mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan tes tertulis mengenai
materi alamah tarqim atau pungtuasi tersebut. Teknik analisis data yang dilakukan oleh
penulis yaitu penulis memberikan materi dan latihan soal berupa tes tertulis
tentang alamah tarqim atau pungtuasi. Kemudian penulis menganalisis hasil data yang
dihasilkan dari tes tersebut, dan menarik kesimpulan terhadap hasil data yang telah
dianalisis. Hasil dari pengkajian terhadap permasalahan dalam artikel ini adalah terdapat
beberapa problematika yang dihadapi oleh mahasiswa jurusan PBA semester IV, baik
itu pada faktor linguistik (penggunaan/peletakkan alamah tarqim yang kurang tepat),
maupun pada faktor non linguistik yaitu mahasiswa itu sendiri, dan materi yang mereka
dapatkan saat proses pembelajaran qawaid imla’.

Kata Kunci: Alamah Tarqim (Pungtuasi), Problematika, Qawaid Imla’


A. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, baik kawasan kognitif,
afektif maupun psikomotor.[1] Dalam pembelajaran, bahasa Arab memiliki empat
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak (maha>rah al-istima>’),
keterampilan berbicara (maha>rah al-kala>m), keterampilan membaca (maha>rah al-
qira>’ah), dan keterampilan menulis (maha>rah al-kita>bah).[2]
Dari keempat maharah tersebut, maharah al-kitabah dapat dikatakan
keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis berbahasa lainnya.
Karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat. Melainkan
juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu stuktur tulisan yang
teratur.[3]
Maha>rah al-kita>bah (keterampilan menulis) merupakan keterampilan dalam
bidang kebahasaan yang memerlukan praktik atau latihan secara rutin. Ditambah lagi
menulis dengan bahasa Arab, bagi mahasiswa non-Arab tentu akan mengalami
kesukaran atau kesulitan. Maka dengan demikian, diperlukan latihan atau praktik secara
rutin.
Salah satu bagian keterampilan menulis adalah imla’. Imla’ mempelajari tentang
cara menulis huruf yang benar.[4] Dalam pembelajaran Qawaid al-Imla’, materi-materi
yang diajarkan adalah kaidah-kaidah imla’ yang telah disepakati oleh para pakar bahasa
Arab, yang meliputi: berbagai macam penulisan hamzah, al-washlu dan al-fashlu, ta’
marbuthah dan maftuhah, alif layyinah, al-ziyadah dan al-hadzf, serta ‘alamah tarqim.
[5]
‘Ala>matu al-tarqi@m (‫ترقيم‬...‫ة ال‬...‫)عالم‬ dikenal dengan istilah pungtuasi,
begitupun sebaliknya. Pungtuasi adalah tanda baca yang digunakan khusus dalam
tulisan.[6] Dengan adanya tanda baca, maka maksud penulis dan isi bacaan atau tulisan
tersebut dapat mudah dipahami oleh orang lain.
Hatta Raharja dalam makalah yang berjudul Tanda Baca dalam Bahasa Arab,
bahwa:
“Pengertian pungtuasi bahasa Arab atau  ‫عالمة الترقيم‬ (‘ala>matu al-tarqi@m)
adalah sebuah lambang/simbol khusus yang ada dalam tulisan guna menunjukkan
‘waktu’ untuk berhenti, melanjutkan, dan memulai bacaan serta memunculkan intonasi
bunyi dari bacaan tersebut sehingga tujuan-tujuan dalam percakapan didapat ketika
membaca.”[7]
Ketika menulis sebuah kalimat, paragraph, atau teks-teks bacaan, penulis harus
memperhatikan tanda baca dan membiasakan diri menggunakannya dengan benar,
begitu pula saat membacanya.[8] Suatu karya tulis yang baik akan memperhatikan
berbagai macam aspek agar menjadikan tulisan tersebut dapat dipahami. Sebaik apa pun
ide dan gagasan tulisan yang dikandung apabila tidak tersampaikan dengan baik maka
ide dan gagasan tersebut tidak akan sampai kepada tujuannya, bahkan lebih
dikhawatirkan apabila ide dan pesan yang dimaksud justru berubah karena cara
penyampaiannya yang tidak sesuai. Untuk menghindari hal tersebut dan agar dapat
menyampaikan maksud dari penulis dengan baik maka hendaklah tulisan tersebut ditulis
dengan baik dan benar, baik dari kelengkapan huruf, gramatikalnya yang benar, dan
juga tidak kalah pentingnya, penggunaan tanda baca yang tepat. Tanda baca yang tepat
pada sebuah tulisan akan sangat membantu untuk sampainya ide dan gagasan tulisan
tersebut. Para pembaca tulisan tersebut pun akan sangat terbantu dalam memahami
tulisan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perwakilan mahasiswa jurusan
PBA semester IV yang  pernah menempuh mata kuliah qawaid al-imla’ wa al-khat di
semester II, penulis mendapatkan data bahwa mereka masih mengalami kesulitan dalam
materi yang disampaikan oleh pengajar. Terlebih lagi, materi yang disampaikan hanya
berkisar pada materi al-khat. Dimana mereka diberikan tugas untuk menuliskan
beberapa kata atau kalimat dengan kaidah al-khat itu sendiri. Sedangkan untuk materi
alamah tarqim/pungtuasi, beberapa dari mereka tidak terlalu mengetahui apa yang
dimaksud dengan alamah tarqim/pungtuasi, dan apa saja macam-macam alamah
tarqim/pungtuasi itu. Maka dengan hal ini, penulis mencoba memberikan materi tentang
alamah tarqim/pungtuasi kepada beberapa perwakilan mahasiswa semester IV tersebut,
kemudian akan memberikan uji coba berupa tes tertulis kepada mereka berdasarkan
materi yang telah diberikan tersebut. Hal ini dilakukan guna mengetahui apa saja
problematika mahasiswa jurusan PBA semester IV dalam pembelajaran qawaid imla’
khususnya pada materi alamah tarqim/pungtuasi.
Pada artikel ini akan dijelaskan tentang alamah tarqim/pungtuasi yang lazimnya
digunakan oleh para penulis Arab. Tanda baca yang akan dibahas nanti juga akan
diperlihatkan simbol/lambang yang mewakilinya serta beberapa contoh kalimat yang
disesuaikan dengan tanda baca yang digunakan.
B. Pembahasan
1.  Pengertian ‘Alamah Tarqim (Pungtuasi)
Alamah tarqim terdiri dari dua kata; alamat yang artinya tanda atau mark dan
tarqim yang berarti numerasi dan pungtuasi. Alamah tarqim didefinisikan sebagai
simbol-simbol yang digunakan oleh penulis dalam tulisannya sebagai tanda memulai,
mengakhiri, menghubungkan satu kalimat dengan lainnya, dan membuat variasi intonasi
sesuai tujuan atau isi kalimat yang ditekankan. Tanda baca biasanya diletakkan disela-
sela kata dalam kalimat atau diakhir kalimat dan alinea.[9]
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ‘ala>matu al-tarqi@m yaitu
tanda baca atau simbol/lambang yang digunakan oleh seorang penulis dalam tulisannya
sebagai tanda untuk memulai, mengakhiri dan menghubungkan satu kalimat yang lain
serta membuat berbagai macam intonasi sesuai tujuan atau isi kalimat yang ingin
disampaikan.
Dalam penulisan tulisan berbahasa Indonesia banyak menggunakan pungtuasi
atau ‘ala>matu al-tarqi@m. Dalam penulisan bahasa arab secara umum pungtuasi
digunakan pula oleh penulis Arab, ada beberapa pungtuasi dalam bahasa Arab. Berbagai
macam ‘ala>matu al-tarqi@m atau pungtuasi dalam bahasa Arab ada pada pembahasan
berikutnya.
2.  Macam-Macam ‘Alamah Tarqim (Pungtuasi)
Berikut adalah pungtuasi dan tempatnya dalam penulisan:
a.  Al-Nuqthah al-Waqfah (‫ الوقفة‬،‫)النقطة‬ / . /
Tanda baca nuqthah menggunakan lambang / . / biasa digunakan untuk berhenti
dalam ucapan atau bacaan. Pembicara atau pembaca berhenti ketika berucap atau membaca
dan dibolehkan ketika berhenti agak panjang. Tanda baca ini juga diletakkan di akhir
kalimat yang maknanya telah jelas dan lengkap. Kalimat yang diakhiri dengan tanda baca
titik terbebas dari kalimat sesudahnya dari segi makna dan i’rab. Contohnya seperti:
‫ك‬..‫ ومن تل‬.‫هناك اختالف كثيرة بين اللتعليم في الماضي والتععليمم في الحاضر‬    -
]10[‫ أن فرض التعليم كانت قليلة في الماضي‬،‫االختالفات‬
]11[‫ لن يصلح آخر هذه األمة إال بما صلح به أولها‬.‫الحكمة ضالة المؤمن‬      -
b.  Al-Fa>shilah (‫)الفاصلة‬ / ، /[12]
Al-fa>shilatu adalah sebuah tanda baca yang menggunakan lambang / ، /, biasa
digunakan untuk berhenti sebentar dalam ucapan atau bacaan. Pembicara atau pembaca
berhenti sangat sebentar ketika berucap atau membaca bahkan dianjurkan tanpa
bernafas. Beberapa letak yang lazim terdapat tanda baca ini di antaranya:
1)   Tanda baca ini diletakan di antara kalimat-kalimat yang dianggap masih berkaitan
makna. Contohnya seperti:
،‫ظ األمن‬.‫اعد على حف‬.‫و يس‬.‫ فه‬:‫يرة‬.‫إمداد الريف بانور الكهربي يحقق فوائد كث‬    -
‫ ويشجع غلى إنشاء المصانع الريفة‬،‫ المعيشة في القرى‬.‫ويرفع مستوى‬
‫ئلة‬..‫اب عن األس‬..‫ وأج‬،‫ان‬..‫ل االمتح‬..‫ ودخ‬،‫ة‬..‫في من مرض‬..‫د ش‬..‫د ق‬..‫الب خال‬..‫إن الط‬    -
.‫ وله أمل كبير في النبحاح‬،‫إجابة صحيحة‬
]13[‫ وذروة سنامه الجهاد‬،‫ وعموده الصالة‬،‫رأس األمر اإلسالم‬     -
2)   Tanda baca ini diletakan di antara kata-kata yang berguna untuk menjelaskan macam
atau bagian. Contohnya seperti:
‫ حرف‬,‫ فعل‬,‫ اسم‬: ‫ينقسم الكالم إلي ثالثة أقسام‬    -
3)   Tanda baca ini diletakan di antara kalimat-kalimat sambung sederhana meski masing-
masing kalimat sambung tersebut terdapat kata khusus. Contohnya:
‫ واأليام دول‬،‫المعروف قروض‬    -
4)   Tanda baca ini diletakan di antara kalimat syarthiyyah dan jawabnya serta di antara
kalimat sumpah (qasam) dan jawabnya. Contoh:
‫ بطل التيمم‬،‫إذا حضر الماء‬    -
5)   Tanda baca ini diletakan di antara dua kalimat yang terikat dalam makna lafaz, kalimat
kedua berisi penjelasan sifat atau keadaan atau keterangan tempat atau keterangan
waktu. Contohnya seperti:
‫ وهو يبتسم‬،‫التقيت بصديقي محمد‬    -
6)   Tanda baca ini diletakkan setelah kata panggil. Seperti pada contoh berikut ini:
‫ تعلم بالجد واالجتهاد‬،‫يا عبد هللا‬    -
c.  Al-Fa>shilatu al-Manqu>thah (‫)الفاصلة المنقوطة‬ /‫؛‬/
Al-Fâsilatu al-Manqûtatu/ adalah sebuah tanda baca yang
menggunakan lambang /‫؛‬/, biasa digunakan untuk berhenti dalam ucapan atau bacaan.
Pembicara atau pembaca berhenti ketika berucap atau membaca dan dibolehkan ketika
berhenti sambil bernafas.[14] Al-fa>shilatu al-manqu>thah digunakan atau diletakkan:
[15]
1)   Dua kalimat, dimana kalimat pertama menjadi akibat dari kalimat kedua. Contohnya:
‫ور‬....‫اون فلى حص‬....‫ه لم يته‬....‫ديرات؛ ألن‬....‫ل على أعلى التق‬....‫ر وحص‬....‫نجح عم‬    -
.‫المحاضرات‬
2)   Dua kalimat dimana kalimat kedua merupakan sebab bagi yang pertama, seperti:
‫يبذل محمد جهدا كبيرا في عمله؛ فال غرابة أن يحظي عجاب رئيسه‬    -
3)   Beberapa kalimat panjang yang masing-masing terdiri dari kalimat sempurna, tujuannya
adalah agar pembaca dapat mengambil napas di antara kalimat dan menghindari bias di
antara kalimat itu, contohnya:
‫ إن الناس ال ينظرون إلى الزمن الذي عمل فيه العمل؛ وإنما ينظرون إلى مقدار‬    -
‫جودته وإتقانه‬

d.  Al-Nuqthata>ni(‫)النقطتان‬  / : /
Tanda baca al-nuqthata>ni ini memiliki lambang / : /. Tanda baca ini
dituliskan pada beberapa tempat, di antaranya:[16]
1)   Dituliskan setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh pada
kalimat-kalimat di bawah ini:
‫ يا إسماعيل من هي ؟‬: ‫حسن‬    -
.‫ هي سيدة أمنة‬: ‫إسماعيل‬    -
2)   Dituliskan di akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Seperti:
‫ وحرف‬،‫ وفعل‬،‫ اسم‬:‫الجزاء الجملة هي‬    -
3)   Dituliskan di akhir suatu pernyataan untuk menjelaskan kalimat sebelum tanda tersebut.
Contoh:
.‫ والخطة المرسومة‬،‫ الطريق الواضحة‬:‫المنهج هو‬    -
4)   Dituliskan di akhir kalimat untuk menjelaskan kaidah atau hukum, dan lain-lain.
Contoh pada kalimat:
‫ل‬..‫ع الفص‬..‫يين مواض‬..‫رض تع‬..‫ بغ‬،‫ة‬..‫اء الكتاب‬..‫ة أثن‬..‫ وضع رموز مخصص‬:‫الترقيم‬    -
‫اء‬..‫ أثن‬.‫ة‬. ‫راض الكالمي‬..‫ واألغ‬.،‫وتية‬..‫برات الص‬..‫واع الن‬..‫ وأن‬،‫داء‬..‫ف واإلبت‬..‫والوق‬
‫القراءة‬
e.  ‘Ala>matu al-H{adzfi (‫الحذف‬ ‫)عالمة‬ / . . . /[17]
Tanda ini menunjukkan kalimat yang dibuang. Bagian kalimat yang dibuang
bisa pada bagian awal atau bagian tengah atau bagian akhir  kalimat. Contoh
penggunaan tanda baca ini pada awal dan akhir kalimat adalah seperi di bawah ini:
‫اء هللا‬..‫يزول إنش‬..‫ وس‬،‫برد‬..‫ببه ال‬..‫ إن األلم الذي تشعره س‬:‫… ثم فحصة وقال له‬    -
… ‫بعد أن تتناول الدواء الذي سأكتبه‬
Adapun contoh penggunaan tanda baca ini di tengah kalimat, seperti:
،‫ر‬..‫ذهب أدب غزي‬..‫ ول‬،‫ير‬..‫اع علم كث‬..‫دماء لض‬..‫اس على كتب الق‬..‫ر الن‬..‫و اقتص‬..‫ل‬    -
.‫ولمجت األسماع كل مردد مكرر‬ ّ … ‫ولضلت أفهام ثاقبة‬
f.   ‘Ala>matu al-Istifha>m (‫االستفهام‬ ‫)عالمة‬ /]18[/‫؟‬
Tanda baca ‘ala>matu al-istifha>m memiliki lambang /‫؟‬/. Tanda baca ini
lazimnya digunakan untuk kalimat tanya, baik kalimat tersebut diawali oleh kata tanya
atau tidak. Contohnya:
‫هل ذاكرت دروسك؟‬    -
﴾‫ هذا ربي؟‬:‫ ﴿فلما جنّ عليه الليل رأى كوكبا قال‬:‫قال هللا تعالى‬    -
g.  ‘Ala>matu al-Ta’ajjubi (‫التعجب‬ ‫)عالمة‬ /!/[19]
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan setelahh kalimat yang mengandung
arti seruan, kekaguman, keheranan, kegelisahan, larangan, peringatan, dan do’a.
Contohnya:
! ‫ما أحسن خلق محمدا‬    -
h.  ‘Ala>matu al-Tasawi ‫التساوي‬ ‫عالمة‬ /=/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan di antara kata yang bersinonim,
seperti:
‫جاسر= جوع و بكاء‬    -
i.   Al-Syarthata>n ‫الشرطتان‬ /- -/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan diantara kalimat sisipan. Contoh:
‫ة‬..‫ريض الطلب‬..‫ة ـ تع‬..‫ا الألئح‬..‫ه له‬..‫ا تخ ّول‬..‫اء على م‬..‫ا ـ بن‬..‫ة االمتح‬..‫ررت الجن‬..‫ق‬    -
. ‫بدرجتين فقط في مادّتين‬
j.   ‘Ala>mat al-Muma>tsalah ‫المماثلة‬ ‫عالمة‬ /"/
Tanda baca al-muma>tsalah ini digunakan atau diletakkan untuk
mengisyaratkan adanya kesamaan kata dengan kata-kata yang ada pada baris di atasnya.
Contohnya:
.‫ عرف بعشر الفروسية‬، ،‫ شاعر عباسي‬،‫أبو فراس الحمداني‬    -
"    "              "              "              "              "       " ،‫المتنبي‬     -
k.  ‘Ala>mat Ma>ilah/ al-Syarthah al-Ma>ilah  ‫مائلة‬ ‫عالمة المائلة أو الشرطة‬ / / /
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan:
1)   Setelah penulisan gelar, sebutan, jabatan atau kedudukan seseorang. Contohnya:
‫ ابن رواندي‬/ . ‫ د‬.‫ أ‬.‫ محمد أحمد سليم‬/‫األستاذ الدكتور‬    -
2)   Diantara penyebutan tanggal, bulan dan tahun dalam bentuk angka, seperti:
06/06/78 ،‫جاكر‬    -
l.   Al-Syarthah/al-Washlah (‫الوصلة‬ ‫)الشرطة أو‬ / - /[20]
Al-Syarthah ini memiliki lambang /-/, biasanya tanda baca ini diletakkan:
1)   Diantara kata bilangan dan kata bendanya dan yang menunjukkan urutan jika diletakkan
di awal baris. Contohnya:
:‫ ثالثة‬.‫أنواع الخير في اللغة العربية‬
.‫ الشمس طالعة‬:‫ نحو‬،‫ مفرد‬-‫أوال‬
.‫ وخالد يكتب الرسالة‬،‫ الطلب خلقه حسن‬:‫ نحو‬،‫ جملة‬-‫ثانيا‬
‫ و العصفور فوق الشجرة‬،‫ الطالبة في المكتبة‬:‫ نحو‬،‫ شبه جملة‬-‫ثالثا‬
2)   Setelah angka atau subbab tertentu, seperti:
.‫يلتخص مما سبق أمور تتعلق لنية هي ما تي‬
‫حقيقتها‬      -‌‫أ‬
‫حكمها‬  -‌‫ب‬
‫المقصود بها‬   -‌‫ج‬
‫شرطها‬     -‌‫د‬
‫محلها‬     -‌‫ه‬
‫صفتها‬    -‌‫و‬
3)   Sebagai kata ganti (‫)قال‬ dalam suatu dialog, seperti:
‫ كيف حالك؟‬:‫ وقال له‬،‫التقى هشام بصديقة خالد‬
.‫بخير والحمد هلل‬    -
‫متى عدت منسفرك؟‬     -
m.  Al-Qawsa>ni (‫)القوسان‬ / ( ) /
Al-Qawsa>ni/ ini memiliki lambang “( )”. Tanda baca ini diletakkan di dalam
kata penjelas dari kata sebelumnya yang tidak ada kaitannya dengan isi tulisan secara
keseluruhan. Contohnya adalah:
.‫مكة (شرفها هللا ) مهوي أفئد المسلمين‬
n.  Al-Nuqthata>ni al-Ufuqiyyata>n (‫)النقطتان االفقيتان‬ [21]/ . ./
Tanda baca ini digunakan untukk menunjukkan adanya sejenak baik dalam
prosa maupun puisi. Contoh:
‫ فقد قررنا أن نخوض التجربة‬. . ‫ولما كان هذا ممكنا‬
o.  Alamat al-Tanshi@sh al-Tadhbi@b (.‫التضبيب‬ ‫)عالمتا التنصيص أو‬ /" "/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan:
1)   Diantara kutipan langsung sesuai dengan teks aslinya tanpa ada perubahan. Contohnya:
‫ة في‬..‫ا ليس من الجاهلي‬..‫ أد جاهلي‬.‫ميه‬..‫ا نس‬..‫ة مم‬..‫يرة المطلق‬..‫ين أن "الكث‬..‫ه حس‬..‫رى ط‬..‫ي‬
"‫شيئ‬
2)   Untuk mengapit judul buku atau kata tertentu, seperti:
"‫ من كتاب "في األدب الجاهلي‬.‫هذا القول منقول بنصه‬
p.  Al-Qaus al-Mustaqi@m/al-Ma’qu>f (‫المعقوف‬ ‫)القوس المستقيم أو‬ /[ ]/
Tanda baca ini digunakan atau diletakkan diantar kata atau kalimat yang
ditambahkan kepada teks yang dikutip, seperti:
‫ " هذا جناه أبي علي [مع أن الجناة كثيرون] وما جنيت على‬:‫قال أبوو العالء المعري‬
"‫أحد‬
q.  Al-Qusa>n al-Muzakhrafa>n (‫المزخرفان‬ ‫)القوسان‬ /( )/
Tanda baca al-qaus al-mustaqi@m/al-ma’qu>f digunakan atau diletakkan:
1)   Diantara nama surat dan ayat al-Qur’an yang dikutip. Contohnya:
:‫ورة اإلخالص‬..‫ (س‬.‫د‬..‫ ولم يكن له كفوا أح‬.‫ لم يلد و لم يولد‬.‫ هللا الصمد‬.‫قل هو هللا أحد‬
)4-1
2)   Untuk mengapit ayat yang dikutip dan diletakkan dalam teks, seperti:
)‫يجب التوابين ويجب المتطهرين‬  ‫ (إن‬:‫ فقال‬،‫تعالى المتطهرين‬  ‫وقد امتدح‬
r.   Al-Niqa>th al-Tsala>ts al-Mahshu>rah bi Qausin (‫ورة‬...‫المحص‬ ‫اط الثالث‬...‫النق‬
‫)بقوسين‬ /(…)/
Tanda baca al-niqa>th al-tsala>ts al-mahshu>rah bi qausin ini digunakan
untuk menunjukkan bahwa ada sebagian kata dalam kalimat yang dikutip itu dibuang
atau hilang (tidak jelas, misalnya dalam karya suntingan atau tahqiq sebuah manuskrip
kuno) dengan alasan bahwa penulis tidak memandang penting penyebutan bagian yang
hilang atau dihilangkan. Contohnya:
‫بي‬..‫ اذه‬،‫ر‬..‫ة العط‬..‫ زجاج‬:"‫ا‬..‫ وكتب معه‬،‫ر الثمين‬..‫ة من العط‬..‫"وأهدي إليها مرة زجاج‬
‫ثر القبالت على‬..‫ذا أن‬..‫ا أن‬..‫ وه‬،‫ديها‬..‫بي ل‬..‫الة قل‬..‫ونى رس‬..‫ وك‬،‫ وتعطري بمس يديها‬،‫إليها‬
). . .( ‫جوانبك‬
3.  Problematika Mahasiswa Jurusan PBA Semester IV dalam Pembelajaran  Qawaid
al-Imla’ (Alamah Tarqim)
Problematika adalah unit-unit dan pola-pola yang menunjukkan perbedaan
struktur antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Problema dalam pembelajaran
bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa menghalangi dan memperlambat
pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi bahasa Arab.[22]
Secara garis besarnya problematika pengajaran bahasa Arab bagi peserta didik di
Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu: problematika linguistik dan problematika non
linguistik.[23]
a.   Faktor Linguistik
1)  Sistem Tata Bunyi (Phonologi)
Sistem tata bunyi bahasa Arab disebut ilmu tajwid al-Qur’an, yaitu dengan
mempelajari “makha>riju al-huru>f”.
2)  Tata Bahasa (Nahwu dan Sharaf)
Tata bahasa dalam bahasa Arab disebut ilmu nahwu dan sharaf, sangat penting
perannya jika ingin memahami tulisan yang berbahasa Arab.
3)  Perbendaharaan Kata (Mufradat/Vocabulary)
Perbendaharaan kata dalam bahasa Arab banyak diperoleh dengan cara
mencari pemecahannya (musytaqqa>t), yang hal ini jarang dijumpai dalam bahasa
ibu/Nasional.
4)  Susunan Kata (Uslub)
Susunan kata antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia adalah berbeda dalam
peletakan subyek, predukat, dan obyek.
5)  Tulisan (Imla’)
Tulisan bahasa Arab dari kanan ke kiri, itulah yang membedakan bahasa Arab
dengan bahasa lain sekaligus sebagai problem linguistik yang perlu solusinya.
Dalam artikel ini, penulis memfokuskan problematika mahasiswa jurusan PBA
semester IV dalam pembelajaran qawaid imla’ yaitu tentang ‘alamah tarqim. 
b.  Faktor Non Linguistik
Adapun faktor non linguistik adalah problematika yang muncul diluar zat bahasa
itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari beberapa unsur, diantaranya:
1)   Guru atau pengajar yang kurang memiliki kompetensi sebagai pengajar bahasa Arab,
baik kompetensi pedagogik, professional, personal atau sosial.
2)   Peserta didik atau mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam pembelajaran
bahasa Arab, latar belakang peserta didik atau mahasiswa dalam pemahaman bahasa
Arab.
3)   Materi ajar yang kurang relevan lagi dengan kebutuhan yang ada bagi peserta didik atau
mahasiswa.
4)   Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan mendukung dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.[24]
Untuk mengetahui problematika Mahasiswa Jurusan PBA Semester IV dalam
Pembelajaran  Qawaid al-Imla’ (Alamah Tarqim), penulis mencoba untuk memberikan
tes tertulis kepada beberapa perwakilan mahasiswa semester IV. Dari hasil tes tertulis
tersebut, penulis menemukan beberapa kesalahan mahasiswa dalam menempatkan
alamah tarqim/tanda baca dengan tepat.
Adapun rincian hasil tes tertulis tersebut sebagai berikut:

No
Kesalahan Koreksi
.
‫رف‬...‫وال يع‬  .‫من نعم هللا‬ ‫ة‬...‫ل نعم‬...‫رف العم‬..‫وال يع‬  ،‫من نعم هللا‬ ‫ة‬..‫العمل نعم‬
1.     
..… ..…
2.      ‫دها‬...‫إال من فق‬ ‫النعمة‬ ‫ذه‬...‫رف ه‬...‫دها وال يع‬..‫إال من فق‬ ،‫النعمة‬ ‫وال يعرف هذه‬
… .‫ك‬..‫ذل‬ ‫ع‬..‫وم‬ ،‫غيره‬ ‫أو‬ ‫مرض‬ ‫ بسبب‬ ‫ذلك‬ ‫ع‬..‫وم‬ .‫يره‬..‫غ‬ ‫أو‬ ،‫رض‬..‫م‬ ‫بسبب‬
.… ..…
3.      ‫ول‬......................‫ال الرس‬......................‫ق‬ ‫ول‬....................‫ال الرس‬....................‫ق‬
‫د‬...‫ل أح‬...‫أك‬ ‫ما‬ : ‫ﷺ‬ ‫أكل أحد‬ ‫"ما‬ : ‫ﷺ‬
‫ل‬..‫ل من عم‬..‫ير من أن يأك‬..‫ط خ‬..‫طعاما ق‬ ‫ل‬..‫طعاما قط خير من أن يأكل من عم‬
‫ل من‬..‫ان يأك‬..‫بي هللا داود ك‬..‫ وإن ن‬،‫ده‬..‫ي‬ ‫ل من‬..‫ وإن نبي هللا داود كان يأك‬،‫يده‬
،‫يده‬ ‫عمل‬ "‫يده‬ ‫عمل‬
4.      ‫فقام‬ ‫هذين‬ .‫من يشتري‬ ‫ألصحابه؛‬ ‫من وقال‬ :‫حابه‬..............‫ألص‬ ‫ال‬..............‫وق‬
،‫رجل‬ ،‫فقام رجل‬ ‫هذين؟‬ .‫يشتري‬
5.      ‫ام‬.....‫فق‬ ،‫درهم‬ ‫زد على‬.....‫من ي‬ ‫ال‬.....‫ من يزد على درهم؟ فقام رجل فق‬:‫فقال‬
.‫آخر‬ ‫رجل‬ ،‫آخر‬
Kesalahan yang pertama adalah setelah kalimat ‫من نعم هللا‬ menggunakan tanda
baca al-nuqthah (.), akan tetapi tanda baca yang lebih tepatt digunakan setelah kalimat
tersebut adalah tanda baca al-fa>shilah (،). Karena kalimat tersebut masih dianggap
berkaitan makna dengan kalimat-kalimat berikutnya. Hal ini berdasarkan pada
bahasan ‘ala>matu al-fashilah bahwa tanda baca ini diletakkan diantara kalimat-
kalimat yang dianggap berkaitan makan.
Kesalahan berikutnya masih serupa dengan kesalahan yang pertama yaitu perihal
penempatan tanda baca al-fa>shilah dalam kalimat. Selain itu, setelah kata ‫ير‬..‫غ‬ ‫أو‬
‫ه‬ tanda baca yang tepat digunakan adalah al-nuqthah (.). Karena kata ‫ير‬...‫غ‬ ‫أو‬
‫ه‬ merupakan bagian akhir dari kalimat yang sempurna sebelumnya. Hal ini berdasarkan
pada bahasan ‘ala>matu al-nuqthah.
Setalah tanda baca al-nuqthata>ni (:) dan setelah kalimat terakhir yaitu  ‫من‬
‫ده‬..‫ي‬ ‫ل‬..‫عم‬ lebih tepatnya diletakkan tanda kutip atau tanda baca al-tanshi@sh al-
tadhbi@b (“ “). Karena kalimat tersebut merupakan kalimat Rasulullah saw. yang
dikutip langsung dengan teks aslinya tanpa ada perubahan. Hal ini berdasarkan pada
bahasan penggunaan/peletakkan‘ala>matu al-tanshi@sh al-tadhbi@b.
Kesalahan berikutnya yaitu setelah kata ‫ذين‬..‫ه‬ .‫تري‬..‫من يش‬ lebih tepatnya
menggunakan tanda tanya (‫)؟‬ atau ‘ala>matu al-istifha>m. Karena kalimat tersebut
diawali oleh kata tanya yaitu ‫من‬. Hal ini berdasarkan bahasan‘ala>matu al-
istifha>m bahwa tanda baca tersebut digunakan untuk kalimat tanya, baik kalimat
tersebut diawali oleh kata tanya atau tidak.
Dari beberapa kesalahan dan hasil data pendukung lainnya mengenai
permasalahan dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa problematika mahasiswa
jurusan PBA semester IV IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam pembelajaran qawaid
imla’ khususnya ‘alamah tarqim atau pungtuasi adalah dari segi latar belakang
mahasiswa itu sendiri dalam memahami pembelajaran tersebut, materi yang diajarkan
hanya berkisar tentang al-khat, dan kesalahan dalam meletakkan atau
menggunakan ‘alamah tarqim dalam suatu kalimat dengan kurang tepat,
seperti (.), (،), (‫)؟‬, (:) dan lain-lain.
C. Kesimpulan
1.    ‘Alamah tarqim atau pungtuasi adalah tanda atau simbol yang digunakan dalam bahasa
Arab untuk memulai, mengakhiri dan menghubungkan satu kalimat yang lain serta
membuat berbagai macam intonasi sesuai tujuan atau isi kalimat yang ingin
disampaikan.
2.    Macam-macam ‘alamah tarqim atau pungtuasi dalam bahasa Arab terdiri dari kurang
lebih delapan belas macam. Setiap ‘alamah tarqim  tersebut memiliki kegunaan yang
berbeda-beda dan model tanda baca yang bervariasi.
3.    Problematika mahasiswa jurusan PBA semester IV IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam
pembelajaran qawaid imla’ khususnya ‘alamah tarqim atau pungtuasi yaitu dari faktor
non linguistik (mahasiswa itu sendiri, materi yang diajarkan), dan faktor linguistik
(penggunaan atau peletakkan ‘alamah tarqim dalam suatu kalimat yang kurang tepat
seperti (.), (،), (‫)؟‬, (:), dan lain-lain).
D. Daftar Pustaka

al-Mubarokah, Zakiyatunnisa. “Pembelajaran Maharah al-Qira’ah wa al-Kitabah”. Tesis,


Yogyakarta (2016).

Choiril Wafa, Ahris. “Problematika Pembelajaran Maharoh al-Kitabah Siswa Kelas X MAN
Tempel Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2014).

Hastang, Hastang. "Upaya Optimalisasi Maharah Kitabah Melalui Model Pembelajaran


Berbasis Proyek pada Materi al-Jumlah." Didaktika: Jurnal Kependidikan 12.1 (2019).

Hidayat, Nandang Sarip. "Problematika Pembelajaran Bahasa Arab." An-Nida' 37.1 (2012).

Hula, Ibnu Rawandhy N. Qawaid al-Imla wa al-Khat: Kaidah-kaidah Menulis Huruf dan Kata
Arab dan Seni Kaligrafi. IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2016.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. “Strategi Pembelajaran Bahasa”. Cet. IV; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2013.

Jauhari, H. Qomi Akit. "Pembelajaran Qowaid al-Imlak di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
(PBA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang." Prosiding Konfererensi Nasional Bahasa
Arab 1.1 (2015).

Munjiah, Ma'rifatul. "Kaidah-Kaidah Imla': Teori dan Praktik." (2012).

Raharja, Hatta. "Tanda Baca Dalam Bahasa Arab." Alfaz (Arabic Literatures for Academic
Zealots) 2.2 (2014).

Rahmi, Novita. "Pengembangan Materi Qawa’id Imla’Sebagai Penunjang Mata Kuliah Kitabah
I (Studi pada Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah IAIN Metro)." An Nabighoh:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Arab 20.01 (2018).

Anda mungkin juga menyukai