Skrpsi PDF Jadi
Skrpsi PDF Jadi
Skrpsi PDF Jadi
SKRIPSI
OLEH :
TEREJINA DA COSTA VALENTE
2017610104
SKRIPSI
OLEH :
TEREJINA DA COSTA VALENT
2017610104
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
proposal skripsi ini dengan baik. Judul dari proposal skripsi ini yaitu “Hubungan
kepada:
Tribhuwana Tunggadewi.
Keperawatan
v
6. Ayah, ibu, kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan dan doa yang
menyadari proposal skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
segi pengetahuan maupun tulisan. Oleh sebab itu Penulis sangat mengharapkan
skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan limpah
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Terejina da costa valente, lahir di Oceli Distritu Bobonaro
subdistritu lolotoe pada tangal 05 Mei 1996 anak ke delapan
dari sebelas bersaudara penulis lahir dari pasangan suami istri
bapak Adaon Manuel ibu Josepa Dacosta
Penulis sekarang bertempat tinggal di Jl, Telaga warna blok E
No 26 Tlogomas kecematan lowokwaru kota malang provinsi
jawa timur,Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Ensino Bazico 03 Guda tahun 2005 dan lulus pada tahun 2011,
lalu penulis melanjutkan sekolah menegah di SMP 7 september atambua pada
tahun 2014 dan pada tahu yang sama penulis lanjutkan Pendidikan Kesehatan
cartintes dan lulus pada tahun 2017 dan mulai 2018 sampai sekarang penulis
skripsi ini masih terdaftar sebagai mahasiswa program studi Keperawatan
Fakultas llmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
vii
MOTO
Jawaban dari Sebuah Keberhasilan Adalah Terus Belajar dan Tak Kenal Putus
Asa.
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan Berkat dan
RahmatNya, sehingga saya diberikan kesehatan dan dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan lancar.
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk
1. Bapak Adaon Manuel dan Ibu Josefa Dacosta, terima kasih atas
dukungan Doa dan dukungan moril terima, kasih atas cinta kasih selama
ini serta jasa mu yang tidak akan saya lupakan.
2. Bapak Feliciano Valente dan Ibu Maria fatima Dejesus , terima kasih
atas dukungan Doa dan dukungan moril terima, kasih atas cinta kasih
selama ini
3. Buat kaka adik saya tersayang bersebelas yang di timor leste terimakasih
atas doa dan dukungana, terima kasih sudah selalu ada buat saya.
4. Buat kakak adik tersayang saya delapan yang di Atambua terimakasih
atas doa dan dukungannya, terima kasih sudah selalu ada buat saya.
5. Teman teman Program Studi Keperawatan angkatan 2017 yang selalu
bersama-sama dan saling mendukung dalam melewati susah & senang.
Terima kasih untuk waktu yang kalian berikan dan kesempatan untuk kita
saling berbagi.
viii
ABSTRAK
Valente. T.D.C. 2021. Hubungan Kebiasaan Menggosok Dengan Kejadian Karies
Gigi Pada SD Islam Surya Buana Malang Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Pembimbing I: Wahidyanti
Rahayu Hastutiningtyas.,M.,Kep.,Ns II: Pertiwi Perwiraningtyas,
M.,Kep.,Ns
Masalah kesehatan gigi dan mulut paling sering ditemui pada anak sekolah
adalah kejadian karies gigi, Salah satu upaya yang efektif untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggosok gigi secara rutin dan teratur.
Tujuan penelitian diketahui Hubungan Kebiasaan Menggosok gigi dengan
Kejadian Karies Gigi pada anak usia Sekolah di SDI Surya Buwana Malang.
Desain penelitian ini menggunakan jenis desain korelasinal. Populasi dalam
penelitian ini seluruh anak di SD Islam Surya Buana Malang (Kelas III dan IV )
Kota Malang sebanyak 150 orang dengan Teknik Sampling : stratifed random
sampling. Tenkik pengumpulan data menggunakan instrument kuisioner dan
lembar observasi. Metode analisa data yang digunakan yaitu uji chi square. hasil
penelitian didapat dari 76 responden. Dan hasil analisis fishers exact tes
didapatkan nilai p value = (0,038) < (0,050) sehingga H1 diterima, artinya ada
hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi di SD Islam
Surya Buana Malang. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali faktor yang
mempengaruhi kebiasan menggosok gigi dan kejadian karies seperti sosial
ekonomi, peran orang tua, durasi menggosok gigi dan waktu pemeriksaan gigi ke
layanan kesehatan yang bisa berdampak pada timbulnya karies gigi.
Kata kunci: Kebiasaan Menggosok Gigi, Kejadian Karies Gigi,SD Islam Surya
Buana
ix
ABSTRACT
Valente. T.D.C. 2021. The relationship beetwen the habit of brushing teeth and
the incidence of dental caries at the surya buana islamic elementary
school malang , Tribhuwana Tunggadewi University. Advisor I:
Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas. S,Kep., Ns.,M,Kep Advisor II:
Pertiwi Perwiraningtyas, S,Kep Ns.,M,Kep
Oral dental health problems are the most common among school children is the
incidence of dental caries, one of effective effort to keep clean teeth and mouth
specifically to regularly routine rub teeth. The objective of this study was to
determine the relashionship between brushing habits and the incidence of dental
caries in school age children at SDI surya buana malang this reseach of this study
use correlation design. The population in this study were all children in
elementary school at surya buana islamic school malang ( Grades III dan IV )
malang city as many 150 people with stratified random sampling technique : data
collection techniques using questionnaire instruments and observation sheets. The
data analysis methode used chi square test. The research was obtained from 76
repondents and the result of the fishers exact test analysis obtained the p value =
(0,038) < (0,050) with the results showed H1 is accepted it means that there is a
relationship between the habit of brushing teeth and the incidence of dental caries
at the surya buana islamic elementary school malang. Further researchers are
expected to explore the factors that influence the habit of brushing teeth and the
incidence of caries. Such as socioeconomic status, the role of parents, the
duration of brushing teeth and the time of dental check-ups to health services that
can have an impact on the incidence of dental caries.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
xi
4.5.1 Variabel Bebas (Independen) ........................................... 36
4.5.2 Variabel Terikat (Dependen)……………………………...36
4.6 Definisi Operasional .................................................................. 36
4.7 Instrumen penelitian dan pengambilan data ............................... 37
4.7.1 Uji Validitas ................................................................. 37
4.7.2 Uji Reabilitas ................................................................ 38
4.7.3 Teknik pengolahan data ................................................ 39
4.8 Analisa Data .............................................................................. 40
4.8.1 Analisa Univariat .......................................................... 40
4.8.2 Analisis Bivariat ........................................................... 42
4.8.3 Etika Penelitian ............................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 46
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Desain Penelitian.................................................................................. 33
Tabel 4.6 Definisi Operasional ............................................................................. 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Metode Vertikal ................................................................................ 7
Gambar 2.2 Metode Horizontal ............................................................................ 7
Gambar 2.3 Metode Berputar ............................................................................... 8
Gambar 2.4 Metode Vibrasi / Bergetar ................................................................. 8
Gambar 2.5 Metode Sirkular ................................................................................ 9
Gambar 2.6 Metode Fisiologis ............................................................................. 10
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 28
Gambar 4.3 Kerangka Kerja................................................................................. 31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden ...................................................48
Lampiran 2. Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) ................................... 49
Lampiran 3. Kisi-Kisi Kuisioner .......................................................................50
Lampiran 4. Lembar Kuisioner.. ........................................................................51
Lampiran 5. lembar observasi………………………………………………….52
Lampiran 6. tabulasi data……...…………………….………………………….53
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia 8-9 tahun merupakan kelompok usia yang kritis dan
mempunyai sifat khusus yaitu pergantian dari gigi susu ke gigi permanen (Won,
2008). Yang ditandai dengan kerusakan jaringan,dimulai dari permukaan
gigi(ceruk, fisura, dan daerah interoprksimal) meluas ke arah pulpa dan
perubahan pada gigi yang menyebabkan gigi berlubang. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu, Bakteri kariogenik, jika karies
gigi tidak dicegah makan lama kelamaan gigi akan keropos, rapuh dan mudah
patah, struktur gigi cepat hancur sehingga terjadi gigi berlubang. Dan jika dialami
oleh anak-anak dampaknya adalah terhambatnya perkembangan pada anak yang
menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang
mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal (singga,2013).
1
2
Karies merupakan salah satu penyakit gigi yang rusak permanen dan
berkembang menjadi lubang kecil pada gigi yang disebabkan oleh makanan dan
minuman yang manis atau bakteri, dan juga karna kurangnya membersihkan
mulut dan menggosok gigi setelah makan-makanan dan minum-minuman yang
manis. (Maulani, 2014). Prosese terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya
plak di permukaan gigi, (gula) sukrosa dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan
menurungkan PH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi ( Suriyawati, 2010). Secara
perlahan dimeralisasi internal berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi
belom sampai ke kavitasi yang makroskopis dapat dilihat ( Suryawati, 2010).
Mulai terlihat lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin
sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan
enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/atau tidak transparan, dalam tubli
terdapat lemak yang merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas).
Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses
karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan(lapisan demineralis, suatu
daerah sempit, dimana dentin pertibular diserang) lapisan empat dan lima
(Suryawati, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang menderita keries gigi
tersebut dikarnakan tidak menggososk gigi dengan baik dan benar, yaitu: 20 orang
hanya menggosok gigi pada saat mandi pagi dan sore hari tapi jarang menggosok
gigi sesudah makan malam dan pagi, 10 orang sering mengkonsumsi makanan
manis dan gula-gula, 20 orang tidak menggosok gigi pada pagi hari dan setelah
makan, 20 orang tidak menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus
penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, dan cara yang tepat untuk
tingkah laku manusia dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang
dilakukan secara terus menerus. Menggosok gigi dengan teliti setidaknya empat
kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut
yang efektif.
yang dilakukan seseorang secara terus menerus. Menurut Wong DKK, (2008)
yang paling efektif untuk mencegah karies gigi. Menggosok gigi dapat
menghilangkan plak atau deposit bakteri lunak yang melekat pada gigi yang
menyebabkan karies gigi. menggosok gigi, dan cara menggosok gigi, menggosok
Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan
5
6
makanan yang menempel di permukaan atau disela-sela gigi dan gusi. Sedangkan
bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang
berfungsi untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami. Untuk itu usahakan
agar gigi betul-betul dalam keadaan kondisi yang bersih sebelum tidur. Ketika
bangun pagi, masih relatif bersih, sehingga gosok gigi bisa dilakukan setelah
Menurut Poetter dan Perry (2005) kebiasaan menggosok gigi yang baik
di malam hari adalah setelah makan malam atau sebelum tidur malam. Kebiasaan
anak menggosok gigi malam hari adalah tingkah laku yang dilakukan terus
pelaksanaan menggosok gigi sebelum tidur malam, alat Vol. 16 No. 2 Tahun 2017
91 menggosok gigi, dan cara menggosok gigi, menggosok gigi yang efektif adalah
Banyak teknik atau metode menggosok gigi yang bisa digunakan, akan
tetapi untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan teknik menyikat gigi,
teknik menggosok gigi tidak hanya satu teknik saja melainkan harus
kombinasikan dengan sesuai dengan urutan gigi agar saat menggosok gigi semua
bagian permukaan gigi dapat dibersihkan dan tidak merusak lapisan gigi,( Erwana
2015).
7
berdasarkan gerakan yang dibuat sikat. Pada prinsipnya terdapat enam pola dasar :
a. Metode Vertikal
Sikat gigi diletakkan dengan bulunya tegak lurus pada permukaan bukal untuk
permukaan lingual dan palatina sikat gigi dipegang severtikal mungkin. Metode
ini ditulis oleh Hirschfeld (1945), pada umumnya metode ini tidak dianjurkan,
b. Metode Horizontal
Pada metode ini bagian depan dan belakang gigi digosok dengan sikat yang
lurus pada permukaan yang dibersihkan. metode ini juga disebut metode
c. Metode Berputar
Metode berputar merupakan varian (bentuk yang dirubah) metode vertical. Disini
d. Metode Vibrasi/Bergetar
Pada metode Charters bulu-bulu sikat diletakkan pada sudut 450 terhadap poros
elemen-elemen dan agak tegak pada ruang aproksimal. Kemudian dibuat tiga
sampai empat gerakan bergetar dengan sikat. Kemudian sikan diangkat dari
permukaan gigi untuk mengulangi tiga sampai empat kali gerakan yang sama bagi
tiap daerah yang dapat dicapai oleh ujung sikat. Metode bergetar dimaksudkan
untuk orang dewasa dan terutama ditujukan pada pembersihan gusi selama ini
e. Metode Sirkular
metode Fones (1934) lengkungan gigi-geligi dalam oklusi dan permukaan bukal
dibersihkan dengan melekat sikat tegak lurus dan membuat gerakan memutar.
dengan gerakan sirkular kecil dan permukaan oklusal dengan gerakan menggosok.
Metode ini hampir tidak diterapkan lagi dan tidak dikenal penelitian tentang
f. Metode Fisiologis
Metode ini diintroduksi oleh Smith (1940) dan beranjak dari pendirian bahwa
gerakannya pada waktu menyikat harus mempunyai arah yang sama seperti arah
menyapu dari mahkota ke gusi. Disamping itu pada daerah molar dianjurkan
cara ini tidak banyak dikenal. Mengenai hal ini harus diperhatikan dengan benar
(Houwink, 1993).
10
Pasalnya, kesehatan mulut tak hanya berdampak pada kesehatan gigi dan mulut,
tapi juga bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya. Jika selama ini Anda termasuk
malas menggosok gigi, bersiaplah jika suatu hari Anda terkena berbagai gangguan
kesehatan.
Menggosok gigi dua kali sehari selama dua menit, dengan menggunakan
bulu sikat yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Pastikan juga
untuk menggosok gigi dengan cara yang tepat, guna menghilangkan sisa-sisa
a. Bau mulut.
Hampir semua orang tahu bahwa malas menggosok gigi bisa bikin bau
mulut Selain membuat diri sendiri tak nyaman, orang-orang di sekitar pun akan
compound. Senyawa ini berasal dari interaksi bakteri mulut dalam kondisi gigi
yang kotor. Senyawa ini akan bercampur dengan sisa makanan sehingga
11
menyebabkan bau mulut tak sedap. Menggosok gigi akan membantu mengatasi
proses tersebut.
jadi kuning. Hal ini dapat terjadi karena sifat pewarna makanan dan minuman
perubahan warna pada gigi yang tidak bisa dihilangkan dengan sikat gigi saja.
c. Karang gigi
Karang gigi terbentuk akibat plak gigi yang mengeras, sehingga harus
dibersihkan dengan bantuan dokter gigi dengan cara scaling. Plak gigi muncul
karena sisa makanan dan protein yang bercampur dengan bakteri mulut. Jika
karang gigi dibiarkan terus-menerus, ini dapat menyebabkan radang gusi yang
disebut gingivitis. Radang gusi yang ringan biasanya tidak menimbulkan gejala
apa pun. Tapi jika dibiarkan, radang gusi akan menyebabkan gusi mudah berdarah
saat terkena sikat gigi. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit gusi yang lebih
serius.
d. Penyakit gusi
peradangan dan pembengkakan gusi akibat infeksi. Peradangan pada gusi dapat
berujung pada infeksi gusi serius yang dinamai penyakit gusi. Penyakit gusi
Biasanya orang yang mengalami kondisi ini akan mengalami gejala khas seperti
12
gusi mudah berdarah, bau mulut yang persisten, gigi renggang yang membuat
sulit makan, hingga abses (gusi bernanah). Jika tidak segera diobati, infeksi serius
ini merusak jaringan lunak dan tulang penyokong gigi. Hal ini membuat gigi
e. Gigi berlubang
Salah satu akibat malas menggosok gigi adalah munculnya masalah gigi
akan menjadi rumah bagi kuman. Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu yang
lama, maka bisa memicu kerusakan pada permukaan gigi dan gigi pun jadi
menggosok gigi secara merata, baik, dan benar, dikatakan berhasil apabila
H.2016)
a. waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah bangun pagi, sebelom
c. Mengoleskan isi pasta gigi pada sikat gigi yang sudah dipegang, lalu
d. Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi
bagian rahang atas dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan ke atas
e. Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi
bawah
f. Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi
keatas.
g. Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi
kebawah
gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10 kali
gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10 kali
langit untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan cara
langit untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan cara
bakteri.(indirawati 2015)
6. apaka cara menggosok gigi sudah sesuai dengan anjuran kesehatan atau
belum
15
2.2.1 Pengertian
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang
yang komprehensif, salah satu upaya yang efektif agar terhindar dari karies gigi
dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Karies gigi atau gigi berlubang dapat
dideteksi melalui inspeksi apabila telah terbentuk lubang pada gigi yang dapat
dilihat secara kasat mata dan telah mengalami perubahan warna menjadi
akibat dari kerusakan email yang menyebabkan permukaan gigi menjadi patah
(Hollins, 2008). Pembentukan karies diawali dengan kemunculan lesi titik putih
atau diskolorisasi pengapuran putih dari gigi (Potter & Perry, 2005; Hollins,
2008). Selanjutnya, lubang pada gigi dapat meluas dan gigi berubah warna
menjadi kecoklatan dan kehitaman (Potter & Perry, 2005). Behrman, Kliegman,
dan Arvin (1999) mengungkapkan bahwa lesi yang baru terjadi tidak dapat
didiagnosis dengan inspeksi. Lesi yang dapat dideteksi melalui inspeksi biasanya
adalah lesi yang telah lama terbentuk dan terdapat lubang yang luas pada
permukaan gigi.
kontak antar gigi juga sulit dideteksi dengan inspeksi dan memerlukan radiografi
mulut. Dapat disimpulkan bahwa karies gigi yang dapat diinspeksi adalah karies
16
gigi yang sudah berbentuk lubang yang dapat terlihat secara kasat mata dan
yang besar menjadi jalan masuk bagi bakteri – bakteri rongga mulut untuk
Kliegman, & Arvin, 1999; Rhamadhan, 2010). Bahkan, bakteri – bakteri rongga
mulut dapat masuk dan menginfeksi jaringan periodontal di sekitar ujung akar
gigi. Rhamadhan (2010) menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani,
kondisi tersebut dapat bertambah parah sampai timbul nanah di sekitar apeks gigi
atau daerah sekitar ujung akar, granuloma, kista gigi, dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi ketika gigi ditekan atau dipakai untuk mengunyah makanan. Infeksi
dapat meluas ke bagian rongga mulut lain, seperti wajah, kepala, leher, dan dada
(Ramadhan, 2010).
Oleh karena itu, karies gigi dapat menimbulkan dampak negatif bagi
penderitanya. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh karies gigi dapat menimbulkan
Penelitian Low, Tan, dan Schwartz (2000) pada anak – anak yang berusia
48% anak mengeluh sakit gigi, 43% anak memiliki masalah makan makanan
tertentu, 61% anak makan sedikit atau tidak menyelesaikan makanan yang
17
disajikan, 35% anak tidak bisa tidur nyenyak, dan 5% anak - anak menerima
laporan negatif dari sekolah, seperti kurangnya kerja sama, tidak bermain dengan
anak – anak lain, dan sangat tenang. Oleh karena itu, rasa sakit yang timbul
karena karies gigi yang tidak ditangani menyebabkan anak memiliki masalah
Mulut kita penuh akan bakteri yang terdapat pada gigi dalam bentuk plak,
yang berasal dari saliva, maupun berasal dari sisa-sisa makanan. Disini, bakteri-
bakteri tersebut memakan sisa-sisa makanan tang tertinggal pada gigi, kemudian
oleh bakteri inilah yang memakan lapisan email gigi sehingga terbentuk suatu
kavitas. Normalnya, ketika asam menggerogoti email, tidak terasa sakit. Tetapi
lapisan dentin dan sampai ke rongga pulpa dari gigi, sehingga dapat
empat faktor utama yang saling berinteraksi langsung di dalam rongga mulut.
Empat faktor utama yang berperan dalam pembentukan karies yaitu host,
mikroorganisme, substrat dan waktu (Shafer, 2012). Karies akan timbul jika
keempat faktor tersebut bekerja sama. Selain faktor langsung di dalam mulut
yang berhubungan dengan terjadinya karies, terdapat pula faktor tidak langsung
atau faktor predisposisi yang juga disebut sebagai risiko luar, antara lain usia,
18
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut (Laelia, 2011).
1 Faktor Langsung
a Host(saliva)
Struktur dan gigi memiliki peran penting terhadap perkembangan lesi
disebabkan karena adanya pit dan fissure yang dalam pada permukaan gigi
yang dapat menjadi tempat masuknya sisa-sisa makanan, bakteri dan debris.
terhadap terjadinya karies. Sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa
pasien dengan sekresi saliva yang sedikit atau tidak sama sekali yang biasanya
disebabkan oleh adanya aprialismus, terapi radiasi kanker ganas, dan xerostomia,
memiliki presentase karies gigi yang semakin meninggi. Selain itu juga sering
ditemukan kasus pasien balita berusia 2 tahun dengan kerusakan atau karies pada
b. Mikroorganisme
Bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Laktobacili merupakan dua bakteri
memiliki peran dalam proses awal pembentukan karies, setelah itu bakteri
c. Substrat
Konsumsi karbohidrat seperti sukrosa yang dapat terfermentasi akan
d. Waktu
Proses demineralisasi dan remineralisasi pada rongga mulut terjadi secara terus
menerus, oleh sebab itu maka dapat dikatakan bahwa seseorang tidak pernah
terbebas dari karies. Karies akan terjadi jika terdapat gangguan keseimbangan
komposisi dan jumlah plak yang pada rongga mulut. Konsumsi gula (frekuensi
dan waktu), paparan fluoride, kualitas respon imun. Asam dapat menyebabkan
permukaan enamel. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu bulan hingga tahun
tergantung pada intensitas dan frekuensi suasana asam terjadi (Cameron, 2008).
pada permukaan enamel. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu bulan hingga
tahun tergantung pada intensitas dan frekuensi suasana asam terjadi (Cameron,
2008).
20
a. Usia
Prevalensi karies meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan karena gigi lebih lama terpapar dengan faktor resiko penyebab
karies, oleh karena itu penting untuk memahami dan mengendalikan faktor risiko
b. Jenis kelamin
Prevalensi karies gigi permanen dan gigi sulung pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena erupsi gigi anak perempuan
lebih cepat dibanding anak laki- laki, sehingga gigi anak perempuan terpapar
c. Keturunan
Orang tua dengan karies yang rendah anak-anaknya cenderung memiliki karies
yang rendah, sedangkan orang tua dengan karies yang tinggi anak-anaknya
cenderung memiliki karies yang tinggi pula. (Shafer, 2012). Namun penelitian ini
kebiasaan makan dan perilaku dalam menjaga kesehatan gigi yang sama dalam
Anak-anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah memiliki indeks
DMF-T lebih tinggi dibandingkan dengan anak- anak dari keluarga dengan status
sosial ekonomi tinggi (Tulongow, 2013). Hal ini disebabkan karena status sosial
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Fejerskov, 2008). Status sosial ekonomi
keluarga dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orang
tua yang dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku seseorang dalam
upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Susi, 2012; Heymann, 2013).
gigi dan mulut, salah satunya adalah perilaku menggosok gigi (Anitasari, 2005).
berpengaruh terhadap kejadian karies (Lakhanpal, 2014). Menggosok gigi dua kali
Dental floss
atau benang gigi merupakan alat yang digunakan untuk menghilangkan sisa
makanan dan plak pada daerah yang sulit dijangkau oleh sikat gigi, seperti pada
periodontal.
mengurangi jumlah organisme dalam mulut, mengubah diet dan kebiasaan makan.
Menggosok gigi harus mulai sesegera mungkin pada gigi pertama erupsi.
Benang sutera (floss) gigi digunakan untuk membersihkan daerah tempat gigi
berkontak langsung dan tidak dapat disikat. Penyikatan dapat dipermudah dengan
B Silen
Silen harus ditempatkan secara selektif pada pasien yang beresiko karies tinggi
prioritas diberikan pada molar pertama permanen di antara usia 6-8 tahun, molar
kedua permanen di antara usia 11-12 tahun. Bahan silen yang digunakan dapat
berupa resin. Silen resin digunakan pada gigi yang telah erupsi sempurna..
c. Penggunaan flour
Flour telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan flour dapat
dilakukan dengan flourida air minum, pasta gigi dan obat kumur yang
mengandung flour, pemberian tablet flour. Flour air minum merupakan cara yang
paling efektif.
gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour
terbukti dapat menurunkan karies. Obat kumur yang mengandung flour dapat
23
yang berflourida bisa menguatkan gigi dengan cara memasuki struktur gigi dan
mengganti mineral-mineral yang hilang akibat pengaruh asam, proses ini disebut
dalam air minum telah memainkan peran besar dalam mencegah karies gigi.
pada email gigi. Pasta gigi pada umumnya berwarna putih. Sebagai bahan pemolis
maksudnya adalah agar dapat menghilangkan lebih baik endapan berwarna pada
pembersihan. Pasta gigi digunakan dalam menggosok gigi karena berbagai alasan,
d. Diet makanan
Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan
gigi. Setelah memakan yang manis, seseorang harus menggosok gigi dalam waktu
30 menit untuk mengurangi aksi plak. Makanan buah yang menganduk asam
(mis. Apel dan makanan berserat seperti sayuran segar) juga mengurangi plak
mengandung gula di anatara jam makan pada saat makan berhubungan dengan
terjadinya karies adalah jumlah fermentasi, konsumsi dan bentuk fisik (bentuk
cair, tepung) dari karbohidrat yang dikonsumsi, retensi dimulut, frekuensi makan
dan snacks serta lamanya interval, waktu makan. Anak yang beresiko tinggi karies
sering mengkomsumsi makanan dan minuman yang manis. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Suyuti, terdapat 50 % yang suka makanan manis dan lengket
(Suyuti, 2010).
konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat yang
dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang
dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-
buahan yang berserat dan berair yang akan bersifat membersihkan dan
merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket serta
membatasi jumlah makanan menjadi tiga kali sehari serta menekan keinginan
untuk makan di antara jam makan. Xylitol dan sorbitol merupakan bahan
pengganti gula yang sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai
Xylitol dan sorbitol dapat dijumpai dalam bentuk tablet, permen karet,
minuman ringan, farmasi dan lain-lain. Xylitol dan sorbitol mempunyai efek
menstimulasi daya alir saliva dan menurunkan kolonisasi dari S. Mutans (Angela,
25
a. Penilaian Karies
untuk mendeteksi karies pada tahap awal dapat membantu mencegah kafitas baru.
bertujuan sebagai penilaian risiko karies dan protokol manajemen yang akan
berdasarkan risiko karies dan kepatuhan pasien sebagi elemen penting dalam
b. Identifikasi
Karies resiko tinggi untuk anak-anak meliputi darai hal-hal brikut ini: awal
karies gigi pada email area multipel (white sspot lesion), plak terlihat pada gigi
anterior, menentukan karies gigi atau tidaknya dengan cara melihat gigi anak
apaka ada gigi berlubang atau tidak, jika terlihat beberapa gigi berlubang maka
anak tersebut tergolong dalam kraies gigi. anak-anak lain yang dapat dimasukan
kedalam resiko tinggi adalah anak yang pernah dilakukan aplikasi flour secara
dari tiga kali sehari, itu dengan karies aktif, anak dengan kebutuhan khusus, dan
kondisi yang menganggu komposisi serta aliran saliva, yang tidak dirawat,
lambat dapat menghancurkan lapisan dentin dan pulpa serta dapat mematikan
syaraf dari gigi terbaru dan menimbulkan karies gigi. (Inne dan Arlett 2007
26
Karies gigi berasal dari latin yang berarti kebusukan pembentukan lubang
mengikis daerah email gigi, apabila daerah email gigi sudah berlubang maka
bakteri campuran. Tempat-tempat yang mudah terkena karies gigi biasanya adalah
pada daerah-daerah gigi yang sukar dibersihkan, seperti mahkota geraham pada
parit-parit yang kecil. Selain itu juga pada daerah celah gigi yang sulit dicapai
oleh sikat gigi. Pencegahan terhadap keries didasarkan pada upaya penambahan
membilas. Menggosok gigi merupakan salah satu paya efektif dalam pencegahan
dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus
penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, dan cara yang tepat untuk
tingkah laku manusia dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang
dilakukan secara terus menerus. Menggosok gigi dengan teliti setidaknya empat
kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut
73,7%, pengetahuan baik dan karies sebesar 16,7%. Berdasarkan uji statistik
= 0,014 dengan demikian pvalue lebih kecil dari nilai α (0,05), artinya ada
karies gigi 5%. Berdasarkan uji statistik dengan chi square nilai Pvalue 0,010
(P < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dalam menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak. Berdasarkan hasil
dengan timbulnya karies pada anak usia sekolah kelas IV-VI SDN Ciputat 6
sering (66.7%) kadang kadang (25.9%) jarang (7.4%) pada anak. Sehingga dapat
Untuk yang tidak patuh menggosok gigi sebanyak 16 orang yang mana 12 orang
(75%) tidak karies gigi dan 4 Orang (25%) mengalami karies gigi. Berdasarkan
hasil uji chi square ρ < α (0,036 < 0,05) artinya ada hubungan antara kepatuhan
menggosok gigi dengan kejadian karies gigi. Hasil penelitian Wirawati, dkk
kebersihan mulut 41,67% dalam kategori kurang. Hasil uji statistic menunjukkan
Anak usia
Menggosok gigi Karies gigi
sekolah
Cara /Metode
Menggosok gigi - Tidak terjadi karies gigi
- Karies gigi
1. Metode vertikal
2. Metode berputar
3. Metode vibrasi/bergetar
4. Metode horizontal
5. Metode sirkular Faktor Penyebab Karies Gigi.
Metode fisiologi
1. Faktor di dalam mulut:
a. Host (saliva)
b. Substrat (sukrosa)
c. Mikroorganisme
d. Waktu
2. Faktor luar sebagai faktor
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
menggosok gigi predisposisi dan penghambat:
1. Faktor usia
2. Faktor upaya ibu dalam a. jenis kelamin
menjaga kesehatan gigi dan b. Usia
mulut anak c. Pengetahuan Anak
3. faktor sistem pelayanan d. Kebiasaan
kesehatan gigi dan mulut menggosok gigi
4. faktor lingkungan
5. faktor budaya yang tidak baik
6. faktor kebiasaan anak yang
tidak baik
Keterangan:
29
30
dengan kejadian karies gigi pada anak usia 8-9 tahun di SD Islam Surya
Buana Malang .
Berdasarkan kerangka konsep di atas adanya kebiasaan
menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia 8 – 9 tahun. Maka
gigi dan waktu menggosok gigi. Adapun faktor yang mempengaruhi karies gigi
sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Output tidak terjadi karies
gigi.
.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Karies Gigi di SD, dengan pendekatan cross setional adalah data yang
dikumpulkan sesaat atau data diperoleh saat ini juga ( Sugiyono, 2011).
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SD Islam Surya Buana Malang.
31
32
Populasi :
seluruh anak di SD Islam Surya Buana Malang (Kelas III dan IV ) Kota Malang sebanyak
150 orang.
Sampel :
Anak di SD Islam Surya Buana Malang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 109
responden
Pengolahan Data :
Editing, coding, scoring dan tabulating
4.4.1 Populasi
(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di SD Islam
Surya Buana Malang (Kelas III dan kelas IV) Kota Malang sebanyak 150 orang.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel sesuai dengan tujuan penelitian yang di teliti. Jumlah sampel yang di teliti
dalam penelitian ini yaitu Anak di SD Islam Surya Buana Malang sesuai dengan
𝑛= ( )²
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
N
𝑛=
1 + N(d)²
150
𝑛=
1 + 150(0,05)²
34
150
𝑛=
1 + 150(0,0025)
150
𝑛=
1 + 0,375
𝑛= =109
,
Dari perhitungan di atas maka sampel pada penelitian ini sebanyak 150 orang
anak di SD (Sekolah Dasar) Kota Malang yang disesuaikan dengan kriteria yaitu:
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
2. Anak yang tidak menggunakan aksesoris seperti (kawat gigi dan gigi palsu)
kelompok lain. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini juga dikenal sebagai variabel
terikat (Arikunto, 2010). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian
4. 6 Defenisi Operasional
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi
36
(Hidayat, 2012).
Definisi Operasional
Dependen: Karies gigi yang dilihat Ada atau tidaknya Lembar Nominal 1 : ada(jika terdapat
Kejadian bisa dilihat dari secara gigi berlubang observasi satu sampe dua
Karies gigi kasat mata yaitu gigi pada anak:
yang sudah berbentuk lubang gigi maka
lubang dan mengalami dinyatakan karies)
perubahan warna
menjadi kecoklatan dan 0 :tidak ada (jika
kehitaman.
tidak terdapat
karies gigi)
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
lembar observasi.
Buana Malang
(infomd consent).
kritisnya, di mana r dapat digunakan rumus (Arikunto, 2012). Hasil uji validitas
nilai rtabel untuk 10 responden yaitu sebesar 0,632 dengan nilai signifikan
masing-masing item pertanyaan lebih dari 0,632 sehingga semua item pertanyaan
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas instrumen dalam
bantuan software SPSS Versi 16,0. Instrumen dikatakan reliabel jika r alpha > r
tabel (a=5%). Uji reliabilitas dalam dalam menggunakan Alpha cronbach dengan
nilai > 0,6 maka dikatakan reliable (Arikunto, 2012). Adapun rumus Alpha
Rumus:
∑ ƅ
𝑟 −( )(1 − )
39
Keterangan:
𝑟 = Reliablitas Instrument
kota malang , dari semua item pertanyaan variabel karies gigi diperoleh nilai alpah
> rtabel, dimana nilai rtabel untuk 10 responden yaitu sebesar 0,632 dengan
karena nilai Alpha lebih dari 0,6 (0,600) mendapatkan hasil adalah 0,66.
responden lalu, diubah dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang diperoleh
diolah melalui program software SPSS Versi 16,0.. Pengolahan data dilakukan
segera dilakukan.
2. Coding (Pengkodean)
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
angka atau huruf yang memberikan pentunjuk atau identitas pada suatu
a. Kode 1 : baik
b. Kode 2 : cukup
c. Kode 3 : kurang
a. Kode 1 : ada
3. Scoring
dinyatakan karies)
4. Tabulating
berbentuk tabel maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam
bentuk tulisan.
berikut:
𝑛=
( )
Keterangan:
N = Jumlah Populasi
SP = Jumlah Sampel
d = Presetase(%)
sebagai berikut:
Tidak Pernah: 1
Kadang-Kadang: 2
Selalu: 3
2. Sedangkan untuk variabel kejadian karies gigi pada anak di SD (Y) Deskripsi
hasil kejadian karies gigi pada anak di SD menggunakan jumlah skor sebagai
berikut:
Ada: 1
Tidak ada: 0
3. Tingkat Penafsiran
Data dari setiap tabel yang diperoleh agar mudah dianalisis, maka untuk
∑
Rumus persentasi: %= 𝑋100%
Keterangan:
50% : setengahnya
100% : seluruhnya
menggunakan teknik statistik yang uji korelasi chi square dengan tingkat
kepercayaan 95% (𝛼 = 0,05) Uji korelasi chi square digunakan untuk menguji
variabelnya ordinal dan nominal selain diketahui ada / tidaknya hubungan antara
variabel dengan nilai 𝛼 = 0,05) dalam uji korelasi dan nantinya juga korelasi (r)
dan diketahui juga arah korelasi yaitu (+) atau negatif (-). Dikatakan ada
44
hubungan yang bermakna antara dua variabel jika nilai 𝑝 > 0,05 dan tidak ada
hubungan yang bermakna antara dua variabel jika jika nilai 𝑝 > 0,05 (Sugiono,
2011).
Prinsip Manfaat
kepentingan pribadi.
b. Resiko
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Berkaitan dengan
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self determination),
dijadikan sampel.
b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya untuk
mengenai penelitian tersebut dan hal-hal apa saja yang dibutuhkan serta
Sampel yang bersedia menjadi sampel maupun yang tidak bersedia tetap
46
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diminta harus
kerahasiaannya.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Malang, Jawa Timur 65144. SD ini beroperasional setiap hari Senin sampai Jumat
jam 07:00 – 15:30 WIB. Tenaga pengajar sebanyak 32 orang guru. Nomor
berakhlakul karimah. Selain dari pada itu sekolah tersebut juga membentuk
kemampuan dan ketrampilan siswa dan siswi yaitu terdiri dari , ruang kelas
dengan audio dan LCD, pojok literasi, SPP online, laboratorium computer,
perpustakaan, UKS + dokter jaga, aula dan mushola, gedung permanen, kantin
sehat dan koperasi sekolah, lapangan olah raga dan lingkungan ramah anak
47
48
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, dan kelas, data
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik umur, kelas, dan jenis
kelamin tentang kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi
di SD Islam Surya Buwana Malang
Variabel Kategori f (%)
8 Tahun 66 60,6
Umur 43 39,4
9 tahun
Kelas 3 66 60,6
Kelas 43 39,4
Kelas 4
Laki-Laki 29 26,6
Jenis Kelamin 80 73,4
Perempuan
Total 109 100
yaitu 66 (60,6%) berumur 8 tahun, dan sebagian besar dari responden yaitu 66
(60,6%) berada pada kelas 3 dan sebagian besar dari responden yaitu 80 (73,4%)
gigi dengan kejadian karies gigi di SD Islam Surya Buwana Malang sebagai
berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Kebiasaan Menggosok Gigi Pada Anak Di
SD Islam Surya Buana Malang
5.2.2 Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di SD Islam Surya Buana Malang.
Hasil penelitian tentang kejadian karies gigi di SD Islam Surya Buana
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Karies Gigi pada anak di SD
Islam Surya Buana Malang
tentang kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi di SD Islam Surya
Tabel 5.4 Analisis Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Di
SD Islam Surya Buwana Malang
Kejadian Karies Gigi Total p
Kebiasaan Menggosok
Ada Tidak Ada Odds
Gigi
f % F % f % Ratio
Baik+Cukup 45 41,3 31 28,4 76 69,7 0,39
0,038
Kurang 26 23,9 7 6,4 33 30,3
Total 71 65,1 38 34,9 109 100
Berdasarkan tabel 5.4 hasil analisis fishers exact tes didapatkan nilai p
value = (0,0238) < (0,050) sehingga H1 diterima, artinya ada hubungan kebiasaan
menggosok gigi dengan kejadian karies gigi di SD Islam Surya Buwana Malang.
Hasil tabulasi silang didapatkan bahwa dari 76 responden (69,7%) yang memiliki
yakni ada sebanyak 45 responden (41,3%), dan tidak ada sebanyak 31 responden
mempunyai kebiasaan menggososk gigi baik+cukup akan memilki 0,39 kali lipat
PEMBAHASAN
memiliki kebiasaan menggosok gigi kategori cukup. Data ini menunjukan bahwa
Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa menggosok gigi adalah membersihkan
gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri dan plak. Membersihkan gigi harus
penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi dan cara yang tepat untuk
membersihkan gigi, oleh karena itu kebiasaan menggosok gigi merupakan tingkah
laku manusia dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang dilakukan
dua kali sehari pada waktu yang tepat pada pagi hari setelah sarapan pagi dan
malam hari sebelum tidur serta perilaku makan-makanan yang lengket dan manis
anak Di SD Islam Surya Buwana Malang yakni pengetahuan, perilaku dan juga
usia. merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebiasaan menggosok gigi
yakni dimana semakin tinggi pengetahuan seseorang makan akan semakin baik
pula informasi yang diperoleh sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Notoatmodjo (2005)
51
52
apabila akna mempengaruhi sikap dan perilaku sesorang dalam melakukan suatu
tindakan.
erat kaitanya dengan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ihsani (2007). yang menyatakan bahwa terdapat hubungan erat
usia,upaya ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak, sistem pelayanan
kesehatan gigi dan mulut anak, lingkungan ,budaya yang tidak baik,kebiasaan
anak yang tidak baik. Dimana semakin bertambah usia seseorang maka akan
semakin baik pula tindakan dan perilaku dalam menggosok gigi. Hal ini sesuai
usia maka akan semaikin baik pula pemahaman serta perilku dan sikap akan jauh
lebih baik untuk berperilaku. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa kebiasaan
menggosok gigi merupakan salah cara memelihara kesehatan gigi dan mulut
untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak, namun semuanya dilakukan atas
responden memilki karies gigi. Data ini membuktikan bahwa mayoritas responden
memilki karies gigi. Menurut Muttaqin tahun (2010) mengatakan bahwa karies
gigi adalah sebuah infeksi yang merusak struktur gigi, penyakit ini menyebabkan
53
gigi berlubang, jika tidak ditangani penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
faktor yang mempengaruhi kejadian karies gigi yakni pada indikator (waktu yang
sebgaina besar responden tidak menggosok gigi setah makan dan menggosok gigi
sebelum tidur.
gigi. Dimana sisa-sisa makanan yang mengendap pada lapisan gigi kemudian
Streptococcus Mutan yang bisa mengakibatkan terjadinya karies gigi. Hal ini
sesui dengan penelitian yang dilakukan oleh Kidd (2005) yang menyatakan
dalam membersihkan gigi, penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi
dan cara yang tepat untuk membersihkan gigi, oleh karena itu kebiasaan
menggosok gigi merupakan tingkah laku manusia dalam membersihkan gigi dari
Kebiasaan merawat gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari
pada waktu yang tepat pada pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari
sebelum tidur serta perilaku makan-makanan yang lengket dan manis dapat
bakteri dan sisa makanan. Jika tidak dibersihkan, maka plak akan membentuk
mineral yang disebut dengan karang gigi yang meningkatkan resiko karies gigi.
Faktor cara menggosok gigi pada indikator cara atau metode menggosok
gigi, didpatkan sebagian besar responden cara menyaikat giginya kurang tepat.
Kebiasaan menggosok gigi dan cara menggosok gigi yang tepat dan benar. Cara
menggosok gigi yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan
gerakan vertical dan gerakan lembut (Wong, 2003). Potter & Perry (2005)
menytakan bahwa menggagok gigi harus dilakukan pada Seluruh permukaan gigi
dalam, luar dan pengunyah harus disikat dengan teliti dan menggosok gigi dengan
sekuat tenaga tidak dianjurkan karena dapat merusak email gigi karena vibrasi
kejadian karies gigi di SD Islam Surya Buwana Malang. Hasil tabulasi silang
menggosok gigi kategori cukup, mempunyai kejadian karies gigi yakni ada
Menggosok gigi secara umum digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa-
sisa makanan yang menempel di gigi. Hal in juga sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Fitrohpiyah, (2009) menunjukan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan p value 0,778 yaitu antara kebiasaan menggosok gigi anak dengan
karies gigi. Adapun hasil penelitian Amaliah (2014) dengan judul hubungan
kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies pada anak usia sekolah
55
kelas IV-VI SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil uji statitik
(7.4%) pada anak. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan
karies gigi sebesar 85%, sedangkan pemeriksaan kebersihan mulut 41,67% dalam
kategori kurang. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menggali faktor yang
ekonomi, peran orang tua, durasi menggosok gigi dan waktu pemeriksaan gigi ke
layanan kesehatan yang bisa berdampak pada timbulnya karies gigi. Penelitian ini
hanya sesaat, kejadian keries prosesnya lama, factor kebiasaan anak yang kurang
7.1 Kesimpulan
2. Sebagian besar dari responden yaitu memilki karies gigi. di SD Islam Surya
Buwana Malang
Islam Surya Buwana Malang, dengan nilai p value = (0,038) < (0,050).
7.2 Saran
56
57
Meneliti faktor lain yang menyebabkan karies gigi pada anak usia 3-4
DAFTAR PUSTKA
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Potter, P.A., & Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik (Vol 1 Edisi ke-4). (Yasmin Asih,
Penerjemah). Jakarta: EGC
Sinaga, A. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Willey-Blackwell.
Wong buku ajar keperawatan pediatrik (Vol 1. Edisi ke-4) (Agus Sutarna,
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein., & Schwartz. (2008).
Wong, D.L.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC. 2003
60
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden Peneliti
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya berharap partisipasi dan kerjasama dalam penelitian yang akan saya
mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung, tidak akan diberikan sanksi
atau apapun. Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
NIM: 2017610104
61
Lampiran 2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Geovania Putri Anastasi
saya mendapat penjelasan dari peneliti, maka saya memahami prosedur penelitian
yang akan dilakukan,tujuan, manfaat dari penelitian ini. Saya menyadari bahwa
penelitian yang akan dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif bagi saya.
Saya juga menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini memberikan
paksaan dari pihak manapun juga bahwa saya bersedia berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Demikian pernyataan persetujuan yang telah saya
Malang,
(.....................)
62
Lampiran 3
KISI – KISI KUESIONER
Lampiran 4
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
No Pertanyaan Selalu sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1 Saya menggosok gigi saat
bangun pagi
2 Saya menggosok gigi saat
sesudah makan
3 Saya menggosok gigi
sebelum tidur
4 Saya menggosok gigi
menggunakan pasta gigi
5 Saya menggosok gigi
menggunakan sikat gigi
6 Saya selalu menggosok gigi
atas bagian dalam
7 Saya selalu menggosok gigi
bawah bagian dalam
8 Saya selalu menggosok gigi
samping kanan dan kiri
bagian dalam
9 Saya selalu menggosok gigi
samping kanan dan kiri
bagian luar
10 Saya selalu menggosok gigi
bagian dalam dengan
gerakan menggosok keluar
11 Saya selalu menggosok gigi
samping dengan gerakan
menggosok ke atas bawah
12 Setelah menggosok gigi,
saya selalu berkumur
dengan air bersih yang
sudah disiapkan
13 Saya menggosok gigi sehari
3x (pagi, siang, malam)
64
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KEJADIAN KARIES GIGI
No Nama Usia Jenis Kelamin Kelas Kejadian Kares Gigi
Ada Tidak
Ada
65
Lampiran 6
Pertanyaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 total
1 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 1 3 28
2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 30
3 2 1 2 3 3 1 3 2 2 2 2 3 26
4 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 1 3 27
5 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 30
6 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 30
7 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 29
8 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 29
9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 33
10 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 3 27
TOTAL
N 10
Pearson Correlation .745
P2 Sig. (2-tailed) .010
N 10
Pearson Correlation .895
P3 Sig. (2-tailed) .003
N 10
Pearson Correlation .782
P4 Sig. (2-tailed) .009
N 10
Pearson Correlation .923
P5 Sig. (2-tailed) .001
N 10
Pearson Correlation .683
s Sig. (2-tailed) .022
N 10
Pearson Correlation .807
P7 Sig. (2-tailed) .004
N 10
P8 Pearson Correlation .775
66
N 10
N %
Valid 10 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.665 13
> rtabel, dimana nilai rtabel untuk 10 responden yaitu sebesar 0,632 dengan
karena nilai Alpha lebih dari 0,6 (0,600) dengan hasil yang didaptkan
adalah 0,665.
68
Lampira 7
Data Umum
Jenis
NO Usia Koding Kelamin Koding Kelas Koding
1 8 tahun 1 L 1 3 1
2 8 tahun 1 P 2 3 1
3 8 tahun 1 P 2 3 1
4 8 tahun 1 P 2 3 1
5 8 tahun 1 P 2 3 1
6 8 tahun 1 P 2 3 1
7 8 tahun 1 L 1 3 1
8 8 tahun 1 P 2 3 1
9 8 tahun 1 P 2 3 1
10 8 tahun 1 L 1 3 1
11 8 tahun 1 P 2 3 1
12 8 tahun 1 P 2 3 1
13 8 tahun 1 P 2 3 1
14 8 tahun 1 P 2 3 1
15 8 tahun 1 P 2 3 1
16 8 tahun 1 L 1 3 1
17 8 tahun 1 P 2 3 1
18 8 tahun 1 L 1 3 1
19 8 tahun 1 L 1 3 1
20 8 tahun 1 P 2 3 1
21 8 tahun 1 P 2 3 1
22 8 tahun 1 L 1 3 1
23 8 tahun 1 P 2 3 1
24 8 tahun 1 P 2 3 1
25 8 tahun 1 P 2 3 1
26 8 tahun 1 P 2 3 1
27 8 tahun 1 P 2 3 1
28 8 tahun 1 P 2 3 1
29 8 tahun 1 P 2 3 1
30 8 tahun 1 P 2 3 1
31 8 tahun 1 L 1 3 1
32 8 tahun 1 P 2 3 1
33 8 tahun 1 L 1 3 1
34 8 tahun 1 L 1 3 1
35 8 tahun 1 L 1 3 1
69
36 8 tahun 1 P 2 3 1
37 8 tahun 1 P 2 3 1
38 8 tahun 1 P 2 3 1
39 8 tahun 1 L 1 3 1
40 8 tahun 1 P 2 3 1
41 8 tahun 1 L 1 3 1
42 8 tahun 1 P 2 3 1
43 8 tahun 1 P 2 3 1
44 8 tahun 1 P 2 3 1
45 8 tahun 1 P 2 3 1
46 8 tahun 1 P 2 3 1
47 8 tahun 1 P 2 3 1
48 8 tahun 1 L 1 3 1
49 8 tahun 1 P 2 3 1
50 8 tahun 1 P 2 3 1
51 8 tahun 1 P 2 3 1
52 8 tahun 1 P 2 3 1
53 8 tahun 1 L 1 3 1
54 8 tahun 1 L 1 3 1
55 8 tahun 1 P 2 3 1
56 8 tahun 1 P 2 3 1
57 8 tahun 1 P 2 3 1
58 8 tahun 1 P 2 3 1
59 8 tahun 1 P 2 3 1
60 8 tahun 1 P 2 3 1
61 8 tahun 1 P 2 3 1
62 8 tahun 1 P 2 3 1
63 8 tahun 1 P 2 3 1
64 8 tahun 1 P 2 3 1
65 8 tahun 1 P 2 3 1
66 8 tahun 1 L 1 3 1
67 9 tahun 2 P 2 4 2
68 9 tahun 2 P 2 4 2
69 9 tahun 2 L 1 4 2
70 9 tahun 2 L 1 4 2
71 9 tahun 2 L 1 4 2
72 9 tahun 2 P 2 4 2
73 9 tahun 2 P 2 4 2
74 9 tahun 2 P 2 4 2
75 9 tahun 2 P 2 4 2
76 9 tahun 2 P 2 4 2
70
77 9 tahun 2 P 2 4 2
78 9 tahun 2 P 2 4 2
79 9 tahun 2 P 2 4 2
80 9 tahun 2 P 2 4 2
81 9 tahun 2 P 2 4 2
82 9 tahun 2 P 2 4 2
83 9 tahun 2 P 2 4 2
84 9 tahun 2 P 2 4 2
85 9 tahun 2 P 2 4 2
86 9 tahun 2 P 2 4 2
87 9 tahun 2 P 2 4 2
88 9 tahun 2 L 1 4 2
89 9 tahun 2 L 1 4 2
90 9 tahun 2 P 2 4 2
91 9 tahun 2 L 1 4 2
92 9 tahun 2 L 1 4 2
93 9 tahun 2 P 2 4 2
94 9 tahun 2 P 2 4 2
95 9 tahun 2 P 2 4 2
96 9 tahun 2 L 1 4 2
97 9 tahun 2 P 2 4 2
98 9 tahun 2 P 2 4 2
99 9 tahun 2 P 2 4 2
100 9 tahun 2 P 2 4 2
101 9 tahun 2 P 2 4 2
102 9 tahun 2 P 2 4 2
103 9 tahun 2 P 2 4 2
104 9 tahun 2 L 1 4 2
105 9 tahun 2 L 1 4 2
106 9 tahun 2 P 2 4 2
107 9 tahun 2 L 1 4 2
108 9 tahun 2 L 1 4 2
109 9 tahun 2 P 2 4 2
71
Lampiran 8
Kebiasaan Menggosok Gigi
Pertanyaan
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Skor Kriteria
1 4 1 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 1 33 63,4 cukup
2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 4 1 34 65,3 cukup
3 1 4 4 4 4 3 2 3 2 1 2 4 2 36 69,2 cukup
4 1 4 4 4 4 2 3 4 2 1 2 4 2 37 71,1 cukup
5 4 1 1 4 4 2 3 2 2 1 2 4 1 31 59,5 kurang
6 3 1 1 4 4 1 2 2 2 1 2 4 1 28 55,7 kurang
7 3 1 1 4 4 3 3 3 2 2 2 4 1 33 63,4 cukup
8 3 1 1 4 4 2 2 2 2 2 2 4 1 30 57,6 kurang
9 4 1 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 30 57,6 kurang
10 3 2 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 30 57,6 kurang
11 1 4 2 4 4 3 2 2 2 1 2 4 2 33 63,4 cukup
12 1 4 2 4 4 3 3 3 2 1 2 4 2 35 67,3 cukup
13 4 1 1 4 4 2 3 3 2 1 2 4 1 32 61,5 cukup
14 1 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 1 37 71,1 cukup
15 1 4 3 4 4 3 2 3 3 1 2 4 1 35 67,3 cukup
16 3 2 1 4 4 3 3 2 3 2 2 4 1 34 65,3 cukup
17 1 4 4 4 4 3 3 3 2 1 2 4 1 36 69,2 cukup
18 4 1 1 4 4 2 3 2 2 1 1 4 2 31 59,5 kurang
19 1 4 4 4 4 3 2 2 2 1 2 4 1 34 65,3 cukup
20 3 4 4 4 4 2 2 3 2 1 2 4 1 36 69,2 cukup
21 1 3 2 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 30 57,6 kurang
22 4 1 1 4 4 2 2 2 3 1 2 4 1 31 59,5 kurang
23 4 1 2 4 4 3 2 2 2 1 2 4 2 33 63,4 cukup
24 4 2 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 31 59,5 kurang
25 3 2 1 4 4 2 2 2 3 1 2 3 1 30 57,6 kurang
26 4 2 1 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 34 65,3 cukup
27 3 1 1 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 30 57,6 kurang
28 4 1 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 31 59,5 kurang
29 1 4 3 4 4 3 2 3 2 1 2 4 2 35 67,3 cukup
30 4 1 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 31 59,5 kurang
31 4 1 1 4 4 1 2 2 2 1 2 4 1 29 55,7 kurang
32 3 1 1 4 4 1 2 2 1 1 2 4 1 27 51,9 kurang
33 4 1 2 4 4 3 3 2 2 2 2 4 1 34 65,3 cukup
34 4 1 2 4 4 2 3 3 2 2 2 4 1 34 65,3 cukup
35 4 1 1 4 4 2 3 2 2 1 2 4 1 31 59,5 kurang
36 3 1 2 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 31 59,5 kurang
37 4 1 2 4 4 2 3 2 2 1 2 4 1 32 61,5 cukup
38 4 2 1 4 4 2 3 3 2 1 2 4 1 33 63,4 cukup
72
39 4 1 1 4 4 1 2 2 2 1 2 4 1 29 55,7 kurang
40 1 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 1 37 71,1 cukup
41 1 4 3 4 4 3 2 3 3 1 1 4 1 34 65,3 cukup
42 3 1 2 4 4 2 3 2 3 1 2 4 1 32 61,5 cukup
43 4 1 2 4 4 2 3 2 2 2 2 4 1 33 63,4 cukup
44 2 1 1 4 4 1 2 2 1 2 1 4 2 27 51,9 kurang
45 3 1 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 29 55,7 kurang
46 3 1 1 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 30 57,6 kurang
47 4 1 1 4 4 2 2 3 2 2 2 4 1 32 61,5 cukup
48 3 1 1 4 4 2 3 2 3 2 2 3 1 31 59,5 kurang
49 4 1 1 4 4 3 3 3 2 1 2 4 1 33 63,4 cukup
50 4 1 1 4 4 1 2 2 2 1 2 4 1 29 55,7 kurang
51 4 1 1 4 4 3 2 3 2 1 2 4 1 32 61,5 cukup
52 4 1 1 4 4 3 2 3 2 1 3 4 1 33 63,4 cukup
53 4 1 2 4 4 3 2 2 2 1 1 4 1 31 59,5 kurang
54 4 1 2 4 4 2 2 2 2 1 2 4 1 31 59,5 kurang
55 4 2 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 1 36 69,2 cukup
56 3 1 2 4 4 2 3 3 3 2 1 4 1 33 63,4 cukup
57 3 1 2 4 4 3 2 2 2 1 2 4 1 31 59,5 kurang
58 1 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 2 37 71,1 cukup
59 1 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 1 39 75 cukup
60 3 1 2 4 4 3 3 2 3 2 2 4 2 35 67,3 cukup
61 3 1 3 4 4 2 3 2 3 2 2 4 1 34 65,3 cukup
62 4 1 2 4 4 2 3 2 2 2 2 4 2 34 65,3 cukup
63 3 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 1 31 59,5 kurang
64 3 2 1 4 4 2 3 3 3 2 2 4 2 35 67,3 cukup
65 1 4 4 4 4 2 3 3 3 2 2 4 1 37 71,1 cukup
66 1 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 42 80 cukup
67 3 2 2 4 4 2 3 3 3 2 2 4 1 35 67,3 cukup
68 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 39 75 cukup
69 3 2 2 4 4 2 3 3 3 2 2 4 1 35 67,3 cukup
70 3 2 2 4 4 2 3 2 3 1 3 4 1 34 65,3 cukup
71 1 4 3 4 4 3 4 3 2 2 2 4 1 37 71,1 cukup
72 1 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 36 69,2 cukup
73 1 3 3 4 4 2 2 2 2 1 1 4 1 30 57,6 kurang
74 4 1 3 4 4 3 2 2 2 1 2 4 2 34 65,3 cukup
75 4 1 3 4 4 2 2 3 2 1 2 4 2 34 65,3 cukup
76 3 2 2 4 4 2 2 2 2 1 1 4 1 30 57,6 kurang
77 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 2 3 2 36 69,2 cukup
78 4 1 3 4 4 2 2 3 3 1 2 4 2 35 67,3 cukup
79 1 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 2 37 71,1 cukup
80 1 3 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 2 36 69,2 cukup
81 4 1 2 4 4 3 2 3 2 2 2 4 1 34 65,3 cukup
73
82 1 4 3 4 3 2 2 3 2 1 1 3 2 31 59,5 kurang
83 1 4 2 4 4 4 4 3 2 1 2 4 2 37 71,1 cukup
84 4 2 1 4 4 2 3 2 3 1 2 4 2 34 65,3 cukup
85 1 4 3 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 33 63,4 cukup
86 1 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 42 80,7 baik
87 1 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 40 76,9 cukup
88 1 3 4 4 4 3 2 3 2 2 2 4 1 35 67,3 cukup
89 1 4 2 4 4 3 4 3 3 1 2 4 1 36 69,2 cukup
90 1 4 3 4 4 3 3 2 2 1 1 4 1 33 63,4 cukup
91 1 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 2 39 75 cukup
92 3 1 1 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 29 55,7 kurang
93 4 2 1 4 4 1 3 3 3 2 2 4 2 35 67,3 cukup
94 4 1 2 4 4 2 2 3 3 1 2 4 2 34 65,3 cukup
95 4 1 1 4 4 2 3 2 3 1 2 4 2 33 63,4 cukup
96 4 1 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 31 59,5 kurang
97 1 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 39 75 cukup
98 3 2 1 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 30 57,6 kurang
99 1 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 34 65,3 cukup
100 1 4 4 4 4 2 2 4 2 2 3 4 2 38 73 cukup
101 4 1 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 34 65,3 cukup
102 4 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 35 67,3 cukup
103 3 1 2 4 4 2 3 4 2 1 2 4 2 34 65,3 cukup
104 4 1 2 4 4 1 3 4 2 1 2 4 1 33 63,4 cukup
105 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 43 82,6 baik
106 1 4 4 4 4 2 2 3 3 1 1 4 1 34 65,3 cukup
107 1 4 4 4 4 2 2 4 2 1 2 4 1 35 67,3 cukup
108 1 4 4 4 4 3 3 4 2 1 2 4 1 37 71,1 cukup
109 4 2 1 4 4 2 3 3 3 2 2 4 1 35 67,3 cukup
Jumlah 291 238 238 433 431 253 274 288 252 163 215 428 160 109
74
Lampiran 9
Pertanyaan
NO Kejadian Kares Gigi Koding
1 Ada 1
2 tidak ada 2
3 Ada 1
4 Ada 1
5 Ada 1
6 Ada 1
7 tidak ada 2
8 Ada 1
9 Ada 1
10 tidak ada 2
11 Ada 1
12 Ada 1
13 tidak ada 2
14 tidak ada 2
15 tidak ada 2
16 ada 1
17 Ada 1
18 Ada 1
19 Ada 1
20 Ada 1
21 Ada 1
22 Ada 1
23 Ada 1
24 Ada 1
25 Ada 1
26 tidak ada 2
27 tidak ada 2
28 Ada 1
29 tidak ada 2
30 Ada 1
31 tidak ada 2
32 tidak ada 2
33 tidak ada 2
34 Ada 1
35 Ada 1
36 Ada 1
37 tidak ada 2
75
38 tidak ada 2
39 Ada 1
40 Ada 1
41 tidak ada 2
42 Ada 1
43 tidak ada 2
44 Ada 1
45 Ada 1
46 Ada 1
47 Ada 1
48 tidak ada 2
49 tidak ada 2
50 Ada 1
51 Ada 1
52 Ada 1
53 Ada 1
54 tidak ada 2
55 Ada 1
56 Ada 1
57 tidak ada 2
58 tidak ada 2
59 tidak ada 2
60 tidak ada 2
61 Ada 1
62 Ada 1
63 Ada 1
64 Ada 1
65 tidak ada 2
66 tidak ada 2
67 Ada 1
68 tidak ada 2
69 tidak ada 2
70 Ada 1
71 Ada 1
72 tidak ada 2
73 Ada 1
74 Ada 1
75 Ada 1
76 Ada 1
77 tidak ada 2
78 Ada 1
79 Ada 1
80 Ada 1
76
81 Ada 1
82 Ada 1
83 Ada 1
84 Ada 1
85 Ada 1
86 tidak ada 2
87 Ada 1
88 Ada 1
89 Ada 1
90 Ada 1
91 tidak ada 2
92 Ada 1
93 Ada 1
94 Ada 1
95 tidak ada 2
96 Ada 1
97 Ada 1
98 Ada 1
99 tidak ada 2
100 ada 1
101 Ada 1
102 Ada 1
103 Ada 1
104 tidak ada 2
105 tidak ada 2
106 tidak ada 2
107 Ada 1
108 tidak ada 2
109 tidak ada 2
77
Lampiran 10
Hasil uji
Statistics
Usia JK Kelas Kebiasaan_Men Kejadian_Karie
ggosok_Gigi s_Gigi
Valid 109 109 109 109 109
N
Missing 0 0 0 0 0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
8 tahun 66 60.6 60.6 60.6
Valid 9 tahun 43 39.4 39.4 100.0
Total 109 100.0 100.0
JK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 29 26.6 26.6 26.6
Valid Perempuan 80 73.4 73.4 100.0
Total 109 100.0 100.0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kelas 3 66 60.6 60.6 60.6
Valid Kelas 4 43 39.4 39.4 100.0
Total 109 100.0 100.0
Kebiasaan_Menggosok_Gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 2 1.8 1.8 1.8
Cukup 74 67.9 67.9 69.7
Valid Kurang 33 30.3 30.3 100.0
Total 109 100.0 100.0
Kejadian_Karies_Gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ada 71 65.1 65.1 65.1
Valid Tidak ada 38 34.9 34.9 100.0
Total 109 100.0 100.0
78
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3.883a 1 .049
Continuity Correctionb 3.069 1 .080
Likelihood Ratio 4.086 1 .043
Fisher's Exact Test .038 .038
Linear-by-Linear 3.848 1 .050
Association
N of Valid Cases 109
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for .391 .151 1.012
Kebiasaan_Menggosok_Gig
i (baik+cukup / kurang)
For cohort .752 .581 .972
Kejadian_Karies_Gigi = ada
For cohort 1.923 .944 3.916
Kejadian_Karies_Gigi =
tidak ada
N of Valid Cases 109
79
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Dokumentasi
Gambar 11. 1 perkenalan diri Gambar 11. 2 mengajarkan cara mengisi kuesioner
Gambar 11. 3 Siswa mengisi kuesioner Gambar 11. 4 memeriksa gigi pada siswa laki - laki
Gambar 11. 5 memeriksa gigi pada siswa perempuan Gambar 11. 6 peneliti berpamitan