Pedoman Teknis Budidaya Tomat
Pedoman Teknis Budidaya Tomat
Pedoman Teknis Budidaya Tomat
01/07/2015
A. Pembibitan
1. Persyaratan Benih
a) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
b) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
c) Benih atau biji bersih dari kotoran.
d) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
2. Penyiapan Benih
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah
siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli,
hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik
dan telah bersertifikat.
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan
merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
mati.
Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata
pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm
dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling
tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih
pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm.
Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga,
penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam
berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja
dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya
dibasahi dengan air.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif
dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke
kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang
sudah atau baru tumbuh.
2. Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan.
Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
3. Pemupukan
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK
secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.
C. Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan
penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar
diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam
menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., yaitu
penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak
pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan
cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar.
Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah
ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Persiapan
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain
lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses
pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan
lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat
waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah
benih disemaikan.
Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap.
1. Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat
terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh
tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm.
Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan
cukup terkena angin, terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat
beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman.
2. Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah
yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini
dibiarkan selama 1 minggu.
3. Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20
ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini,
tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.
Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah
Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan
bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran
lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman
tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan
ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng
adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air
dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
Pengapuran
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada
tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini
diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat
terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat
mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran,
selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas
mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat
yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus
memperhatikan nilai pH tanah setempat.
Pemupukan
Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu:
1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh
bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP
tercampur merata dengan tanah.
2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm.
Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam
besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga
kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.
Pemberian Mulsa
Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan
oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan
penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.
E. Teknik Penanaman
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1. Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi.
Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini
mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
2. Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100
cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi. Selain itu
dapat juga dibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam
dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan
dapat berubah.
Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan
pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus
sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan
pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
F. Pemeliharaan
Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam
mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat
menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman
tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma.
Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau
zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan
tanaman akan menjadi cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada
akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
Perempalan
1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang.
Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas,
perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel supaya
tanaman tidak terlalu pendek.
2. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering dengan cara:
ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut
lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan sukar putus.
3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang
bersih.
4. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah
dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah:
1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis
pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan
dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup
tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai tanaman karena dapat melukai
tanaman.
2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran
Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan
dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.
3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan
KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.
Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari
varietasnya. Untuk penanaman dalam green house yang modern dapat menggunakan tali (warna putih)
seperti yang terlihat dalam gambar sebelah.
2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga
akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang
masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat
sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan
jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model
angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus
dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.
Hama
5. Lalat buah
Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Ciri: mempunyai sayap transparan
sepanjang 5-7 mm, panjang badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis melintang
berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung muda
berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang belatung ± 1 cm. Belatung ini
terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya
runcing, dan berwarna putih.
Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan
kelihatan ada berenga berwarna putih. Berenga dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh
akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai
beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan
menggunakan umpan yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan
dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.
7. Tungau merah
Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina., disebut tungau merah/hama merah karena
daun tanaman yang diserangnya menjadi berwarna merah karat. Ciri: tungau berkaki 8 dan besarnya
0,3-0,5 mm. Tungau betina berwarna merah tua atau merah kecoklat-coklatan dengan beberapa bercak
hitam. Kaki dan mulutnya kelihatan putih transparan. Kepala menjadi satu dengan dada. Mulutnya dapat
untuk menusuk dan mengisap cairan dari sel tanaman. Selain itu mulut dapat juga menggigit dan
menggergaji. Telurnya berukuran kecil, dengan diameter 0,15 mm, dan berwarna kuning pucat atau
sedikit kemerahan.
Gejala: daun menjadi bercak-bercak merah karat. Serangan sering terjadi pada musim kemarau.
Serangan yang hebat menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Dibalik daun tomat akan kelihatan
anyaman benang halus yang merupakan sarang tungau. Selanjutnya, daun menjadi kering karena daun
diisap cairannya.
Pengendalian: (1) gulma di areal pertanaman tomat harus dibersihakan agar tidak menjadi tempat
berlindung tungau; (2) menanam varietas tomat yang tahan tungau merah; (3) alami, tungau akan
dimangsa oleh predatornya, yaitu thrips predator dan kumbang macan; (4) populasi tungau akan
berkurang bila banyak turun hujan; (5) disemprot dengan akarisida, misalnya Omite, Kelthan, atau
dihembus dengan tepung belerang.
H. Panen
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah
tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan
pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih
berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang
panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat
proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan
buah tomat menjadi lebih pendek.
2. Cara Panen
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah
terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang.
Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk
dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya
dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.
3. Periode Panen
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat
tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai
seluruh tomat habis terpetik.