Enrico Aldy Firmansyah - 190711637335 - PROPOSAL Metode Penelitian
Enrico Aldy Firmansyah - 190711637335 - PROPOSAL Metode Penelitian
Enrico Aldy Firmansyah - 190711637335 - PROPOSAL Metode Penelitian
PROPOSAL
Oleh
NIM 190711637335
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi pendidikan . pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (dalam Dianti, 2014). pentingnya pendidikan
di Indonesia yaitu memiliki peran untuk mencerdaskan para generasi muda bangsa dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas . tercapainya suatu keberhasilan dalam
pendidikan adalah proses dari siswa/siswi dalam melakukan mengikuti pendidikan di sekolah
tersebut . dalam prosesnya pendidikan berperan penting bagi generasi muda bangsa dalam tata
cara bersikap , mengajarkan moral , mendidik spiritual siswa/siswi ,mendidik karakter
siswa/siswi dan menemukan bakat. dalam perjalanan pendidikan di Indonesia ada pasal yang
menjelaskan tentang pendidikan Indonesia UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dalam tim
redaksi sinar grafika (2003: 5) juga menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat penting tiada lain adalah manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan,
berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya (Sujana, 2019).
salah satu pendidikan moral dan karakter yang sangat dibutuhkan bagi siswa/siswi yaitu mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn) , berdasarkan program
pendidikan yaitu kurikulum 2013 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn)
merupakan mata pelajaran yang mendidik siswa/siswi untuk berkarakter bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan pancasila, yang dirincikan dengan watak
dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Mahaa Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan berorientasi iptek. pembelajaran ini sangat berguna bagi siswa/siswi
agar senantiasa berkepribadian nasionalisme dan kunci bagi masa depan bangsa.
Dalam kegiatan pembelajaran sering kali ditemukan permasalahan dalam melakukan proses
pembelajaran yang dapat membuat kendala bagi siswa/siswi . permasalahan tersebut kerap di
temui di SMAN 1 Pandaan khususnya pada kelas XI dalam hal ini biasanya siswa/siswi
mendapatkan hasil yang kurang baik dan kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan ( PPKn) lebih mengarah kurang baik . permasalahan tersebut harus perlu di
tanganni dengan segera agar hasil belajar para siswa/siswi dapat meningkat dan berkembang .
permasalahan hasil belajar para siswa dapat dipengaruhhi oleh beberapa faktor . faktor tersebut
dapat timbul karena model pembelajaran guru yang kurang menarik sehingga siswa malas dan
kurang tertarik .
faktor yang pertama Menurut Abdurrahman (2012:20) menyatakan bahwa yang menjadi
faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran
yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan
tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar ,
seharusnya guru dapat mengembangkan cara model pembelajaran yang inovatif serta melakukan
pendekatan dengan siswa/siswi secara ramah dan saling mengenal siswa/siswi satu sama lain
agar guru dan siswa dapat terjalin hubungan yang erat .
Faktor yang kedua menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) siswa adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (Nabillah & Abadi, 2020) . hal ini
disebabkan adanya anggapan bahwa PPKn adalah salah satu mata pelajaran nya paling kaku dan
menghafal dibanding dengan mata pelajaran lain , hal ini yang menyebabkan siswa menjadi
malas dan kurang minat dalam proses pembelajaran PPKn . guru harus inovatif dalam
meningkatkan suasana belajar yang terbaru agar para siswa/siswa dapat tertarik dan
meningkatkan minat terhadap pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Mengingat akan permasalahan tersebut , perlu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa/siswi . model pembelajaran menurut Joyce
& Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dalam interaksi pembelajaran di
kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama penting .pengajar
harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran(Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).
Dalam hal ini model pembelajaran yang di pilih untuk membantu mendorong para
siswa/siswi dalam meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran kooperatif . menurut
(Rustaman et al., 2003: 206) Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional . Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14).
dalam model pembelajaran kooperatif dapat membuat para siswa/siswi saling bekerjasama antar
teman sekelas dan melatih siswa berjiwa sosial , ada beberapa teknik dalam model pembelajaran
ini ; (1) Mencari Pasangan ;(2) Bertukar Pasangan ;(3) Kepala Bernomor ;(4) Keliling Nomor ;
(5) Kerincing Gemerincing dan ;(6) Dua Tinggal Dua Tamu (Karlina & Pd, 2009) . dengan
adanya hal tersebut mampu membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan aktif belajar
.
Penelitian ini mengambil program model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk
diterapkan di SMAN 1 Pandaan. hal tersebut dilakukan agar para siswa/siswi dapat melakukan
kerjasama dengan teman sekelas dalam membuat kelompok belajar . dapat diperhatikan bahwa
model pembelajaran ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan rasa jiwa sosial ,
bermusyawarah dan bertukar pendapat antar teman satu kelompok . dengan ini dapat
meningkatkan hasil belajar yang memuaskan .
adapun beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif menurut Hill & Hill (1993:
1-6) kelebihan yang pertama menyenangkan siswa/siswi. menyenangkan siswa ini dapat
disebabkan para pengajar/guru membagi kelompok untuk melakukan diskusi pemecahan suatu
masalah lalu hasilnya dimusyarawahkan dengan kelompok lainnya . dengan adanya hal tersebut
dapat menyenangkan siswa dalam melakukan musyawarah dengan kelompok lain dan
memberikan suasana kelas yang baru . hal ini dapat melatih para siswa/siswi dalam
mengemukakan pendapat dan memecahkan sebuah permasalahan(Rofiq, 2010).
Kelebihan yang kedua yaitu mengembangkan sikap kepemimpinan . sikap kemimpinan ini
bertujuan untuk melatih para siswa/siswi memimpin kelompok belajar , melatih membagi tugas
kepada anggota kelompok dan memberi arahan pada anggota kelompok. hal ini merupakan suatu
bekal bagi siswa/siswi untuk berjiwa pemimpin bagi masa depannya(Rofiq, 2010).
Berdasarkan hal tersebut yang melatar belakangi pemilihan model pembelajaran kooperatif.
dengan adanya model pembelajaran tersebut dapat di harapkan menjadi dorongan untuk
mengatasi permasalahan di SMAN 1Pandaan . berdasarkan permasalahan pembelajaran diatas
maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam Mata Pelajaran PPKn Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Pandaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut
KAJIAN PUSTAKA
Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas
empat sampai enam orang yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi,
sehingga dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Kelough & Kelough dalam Kasihani (2009: 16) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama
dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas dengan penekanan pada 54 Nurdyansyah,
M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I saling supportdi antara anggota kelompok, karena
keberhasilan belajar siswa tergantung pada keberhasilan kelompoknya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran belum tuntas atau belum berhasil jika hanya beberapa siswa yang mampu
menyerap dan memahami materi pelajaran yang dirancang guru di kelas.
Menurut Abdulhak dalam Rusman (2010: 203) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat
mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri dan mereka juga dapat
menjalin interaksi yang lebih luas, yaitu inteaksi antar siswa dan siswa dengan guru atau yang
dikenal dengan istilah multiple way traffic comunication.
Menurut Roger dan David Johnson (Lei, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu sebagai berikut.
3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction),yaitu memberikan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi (participaation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat
berpatisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja
sama dengan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempuyai tiga fungsi,
yaitu:
(c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan melalui bentuk tes maupun nontes.
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan tidak terlalu berharap pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri sehingga menemukan
informasi dan berbagai sumber dan belajar dan siswa yang lain.
3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari
akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akadernik dan non akademik.
6) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
2. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling bekerjasama dalam
memecahkan permasalahan.
3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.
5. Kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual.
Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil
belajar menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu
tertentu. Hasil belajar termasuk dalam atribut kognitif yang respons hasil pengukurannya
tergolong pendapat (judgement), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah
(Suryabrata, 2005).
Menurut Arikunto (2001:132), hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegitan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang sudah diajarkan siswa.
Sedangkan menurut Gunarso (1995:57) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya baik berupa angka maupun huruf serta
tindakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Intelegensi
b. Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang akan dipelajarinya. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itu semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
c. Minat
Besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar sungguh-sungguh.
d. Bakat
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku kearah
suatu tujuan tertentu
f. Kesiapan
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa sudah mempunyai
kesiapan untuk belajar, maka hasil belajar baik.
1. Aspek Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral, dan keterampilan.
a. Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya.
b. Suasana Rumah Untuk menjadikan anak belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah
yang tenang dan tenteram. Jika suasana rumah tenang, seorang anak akan betah tinggal di rumah
dan anak dapat belajar dengan baik.
c. Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar
anak.
2. Aspek Sekolah
a. Metode mengajar Menurut Slameto (2010:65) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang
harus dilalui di dalam mengajar . Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar diusahakan yang semenarik
mungkin.
b. Relasi Guru dengan Siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, dapat menyebabkan
proses belajarmengajar kurang lancar.
c. Disiplin Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan kerajinan siswa pergi ke
sekolah dan juga belajar.
d. Keadaan Gedung Jumlah siswa yang banyak serta karakteristik masing-masing yang
bervariasi, mereka menuntut keadaan. gedung harus memadai dalam setiap kelas .
e. Alat Pelajaran Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap perlu agar guru dapat
belajar dan menerima pelajaran dengan baik.
3. Aspek Masyarakat
b. Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan agar siswa memiliki
teman bergaul yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik harus cukup bijaksana.
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang
kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, dan sebaliknya .
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian terdiri dari 4 kelas yaitu siswa kelas XI IPS 1 dan 2 & XI Bahasa 1
dan 2 SMA Negeri 1 Pandaan . empat kelas yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki
kesamaan rata-rata nilai yang hampir sama. pada penelitian ini yang akan menjadi kelas
eksperimen adalah kelas XI IPS 1 dan XI Bahasa 1 . sedangkan yang akan menjadi kelas kontrol
adalah kelas XI IPS 2 dan XI Bahasa 2. Dalam penelitian ini pengambilan subjek dilakukan
dengan 2 pertimbangan sebagai berikut :
1. Keempat kelas akan dipilih karena memiliki karakteristik yang hampir sama dalam
populasinya. keempat kelas ini diajar oleh guru yang sama sehingga akan mempermudah
dalam peniliti dalam mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative dalam
proses pembelajaran dan melanjutkan materi pelajaran PPKn.
2. Dalam membagi kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan pengundian.dari
hasil undian tersebut keluarlah kelas XI IPS 1 dan Bahasa 1 mendapatkan kelas
eksperimen yang akan menerapkan model pembelajaran Cooperative dan akan membagi
kelompok Small Group Discusion dalam 2 kelas tersebut . sementara kelas XI IPS 2 dan
XI Bahasa 2 mendapatkan kelas kontrol dan menerapkan model pembelajaran
konvensional atau umum.
C. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 1 Pandaan. Sekolah ini beralamat di jalan
DR.Sutomo Sumber Gedang , Kec. Pandaan , Kab. Pasuruan , Jawa Timur. Alasan pemilihan
sekolah ini karena kelas XI di SMA Negeri 1 Pandaan cukup banyak, yaitu sebanyak 13 kelas ,
namun pada penelitian ini akan di ambil menjadi 4 kelas. Kegiatan pembelajaran lebih
membosankan dan kurangnya kerja sama dalam kelompok sehingga dengan begitu kurangnya
minatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa menurun. dengan dibagikan
kelompok/grup dengan bertemakan nasionalisme Indonesia siswa dapat melatih jiwa patriotisme.
Penelitian ini bertujuan agar siswa lebih minat dalam mempelajari nilai pancasila dan
nasioanalisme sebagai aktivitas siswa dalam Kegiatan pembelajaran serta untuk Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn melatih sebagai individu yang berjiwa
nasionalisme dan patriotism
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil ajaran 2021/2022. Kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dimulai dengan pengusulan Judul, dilanjutkan
penyusunan proposal, seminar proposal penyusunan instrumen, ujicoba instrumen, pengambilan
data, pembagian analisis data yang didapat dari penelitian, serta penyusunan laporan penilaian
D. Sumber Data
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto, atau film. Sedangkan sumber data tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan
dokumen resmi pendapat dari Moleong, 2000:112- 113 ( dalam Rijali, 2019). pada penelitian ini
metode yang akan digunakan dalam sumber data yang diperlukan yaitu :
1. Narasumber
Sumber data ini dapat didapatkan dengan cara melalui kegiatan wawancara dengan
melakukan interview dengan subjek yang telah ditentukan dan melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan . sumber data dalam penelitian adalah Kepala sekolah , guru pengampu
mata pelajaran PPKn dan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pandaan.
2. Peristiwa
Sumber data ini dilakukan agar peneliti mengerti dan memahami suasana di dalam kelas saat
proses pembelajaran berlangsung dalam sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran
yang ditentukan oleh peneliti . dalam hal ini peneliti turun ke lapangan dalam mengetahui
aktifitas siswa SMA Negeri 1 Pandaan dalam proses pembelajaran PPKn di kelas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang di perlukan bagi peneliti yaitu tujuannya sebagai
bukti dari dokumen hasil nilai para siswa ,foto-foto aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran
, dan hasil wawancara para narasumber SMA Negeri 1 Pandaan.
E. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Perencanaan
a) Tahap awal dalam melakukan penelitian meliputi penyusunan rancangan penelitian,
memilih lokasi penelitian, alokasi waktu penelitian, mengurus surat ijin, serta
melakukan observasi lapangan.
b) Melakukan penyusunan instrument yang berupa soal uraian (non-objectif). dilakukan
bertujuan untuk mengetahui apakah instrument yang dibuat sudah layak dan bisa
diterapkan dalam melakukan penelitian.
c) Menentukan kelas yang akan digunakan dalam penelitian dengan melakukan
pengundian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam bahan
penelitian
b) Dalam menyiapkan materi peneliti merancang sedemikian rupa sehingga dapat
diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative dan materi yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
sistem hukum dan peradilan Indonesia dengan di bantu menggunakan referensi
dari Internet
3. Tahap Akhir Penelitian
a) Tahap analisis data yakni kegiatan dalam mengolah data seperti mengelompokkan
data dalam kategori tertentu dan mengorganisir data yang sudah diperoleh melalui
hasil observasi , wawancara , dokumentasi dan angket yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil informasi yang valid didalamnya
b) Tahap melakukan pengujian data dan pengolahan data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian
c) Tahap penulisan laporan yakni peneliti melakukan kegiatan penyusunan hasil
penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna
data . serta peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil pengamatan data
penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur objek
dari suatu variabel penelitian . pada instrument kali ini akan menggunakan yaitu berupa soal
yang berupa uraian (non-objectif) dan akan dibagi kelompok siswa dalam kelas . instrument
tersebut dilakukan bertujuan mendapatkan hasil belajar para siswa . soal yang akan diberikan
pada siswa adalah 5 soal yang bertemakan pemecahan suatu permasalahan Negara . soal akan
diberikan sebanyak 1 kali yaitu sesudah menerapkan model pembelajaran Cooperative.
1. Uji Validitas
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan
besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.
Dalam penelitian ini, validitas instrumen angket diuji dengan menggunakan rumus Product
Moment Correlation, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi/skor masing-masing item
pertanyaan atau soal pernyataan. Rumusnya adalah :
𝑁 (∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy :
√(𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥 )2) (𝑁 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)2 )
Keterangan:
Nilai koefisien validitas instrumen yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel
dengan kriteria jika rhitung rtabel maka soal tersebut valid, sedangkan jika rhitung ≥ rtabel maka soal
tersebut tidak valid.
2. Uji Reabilitas
(Ansar, 2021) Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk
uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
n
∑ s2i
i=n
r 11 = (1= 2 )
n−1 St
( Sumber : (Hutagalung, 2016)
Keterangan:
r11 : koenfisien realibilitas
n : banyaknya butir soal
2
Si : varians skor soal ke-i
2
St : varians skor total
Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel koefesien
korelasi dengan kategori sebagai berikut:
0,90 ≤ r ≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi (sempurna)
0,70 ≤ r ≤ 0,90 = korelasi tinggi
0,40 ≤ r ≤ 0,70 = korelasi sedang
0,20 ≤ r ≤ 0,40 = korelasi rendah
0,00≤ r ≤ 0,20 = korelasi sangat rendah.
19 Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak antara 0,6 ≤ r ≤
0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.
Tabel diatas merupakan indikator untuk para siswa dalam menjalankan proses
pembelajaran . dalam proses pembelajaran nilai sangatlah berpengaruh terhadap bidang
akademik bagi siswa , didalam penelitian ini peniliti akan turun serta dalam perolehan nilai siswa
. peneliti sudah membagi 4 kelas dan 2 kelas menerapkan model pembelajaran Cooperative ,
sedangkan 2 kelas menggunakan model pembelajaran konvensional . peneliti akan melihat
perbedaan dari 4 kelas tersebut dan melihat pengaruh terhadap model pembelajaran yang sudah
diterapkan masing - masing .
2) Uji Prasyarat Analisis Data
A) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Suatu penelitian data yang diperlukan harus bervariabel normal, bila data setiap variabel
tidak normal maka tidak bisa menggunakan statistik parametrik. Uji kenormalan yang
dilakukan adalah uji “Liliefors”. Dalam penelitian ini metode normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik kolmogorov-smirnov pada program komputer IBM
SPSS Statistics v.25 for windows. Kriteria penetapannya dengan cara membandingkan nilai
Sig. (2-tailed) pada tabel kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan
demikian dasar pengambilan keputusan bahwa jika p dari koefisien K-S > 0,05, maka data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika p dari koefisien K-S < 0,05, maka data berdistribusi
tidak normal.
B) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-
variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
homogenitas dua varians atau uji fisher. (Husaini Usman, dan Purnomo Setiadi, 2011:137)
Sedangkan dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji variansi pada IBM SPSS
Statistics v.25 for windows, adapun dasar keputusan data dapat dilakukan dengan
membandingkan angka signifikansi nilai Sig. (2-tailed) dengan alpha 0,05 (5%), dengan
ketentuan jika nilai Sig. (2-tailed) < alpha (0,05) maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai
Sig. (2-tailed) > alpha (0,05) maka H0 diterima.
H0= tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal
H1= tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdistribusi normal.
C) Uji hipotesis
digunakan untuk melihat hasil tes peserta didik dari kelompok eksperimen dan kontrol.
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan uji parametrik yaitu uji t independent dengan
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics v.25 for windows. Setelah dilakukan
uji t kemudian membentuk interprestasi terhadap t0 dengan ketentuan:
(t0) ≥ α, berarti H1 diterima dan H0 ditolak
(t0) ≤ α, berarti H1 ditolak dan H0 diterima, dengan taraf α = 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
PUTRI, F. Penerapan Metode Small Group Discussion Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar
Matematika Siswa SMP Muhammadiyah 01 Medan TP 2019/2020.
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/10063
Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 7(1). http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jtjik/article/view/2100
Ansar, M. (2021). Hubungan Keterampilan Mengajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 2 Tompobulu Kabupaten Gowa (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/18998/1/Moh%20Ansar%20FTK.pdf
Handayani, R. D., & Yanti, Y. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
terhadap Hasil Belajar PKn Siswa di Kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar
Lampung. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 4(2), 107-123.
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/viewFile/2220/1665
Hutagalung, D. D. (2016). Hubungan Self Efficacy Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Mercumatika Vol, 1(1). https://scholar.archive.org/work/khw6u4ecrrbrnlkyp3amzzsopi/access/
wayback/http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/mercumatika/article/viewFile/187/168