Enrico Aldy Firmansyah - 190711637335 - PROPOSAL Metode Penelitian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Mata Pelajaran

PPKn Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Pandaan

PROPOSAL

Oleh

ENRICO ALDY FIRMANSYAH

NIM 190711637335

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi pendidikan . pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (dalam Dianti, 2014). pentingnya pendidikan
di Indonesia yaitu memiliki peran untuk mencerdaskan para generasi muda bangsa dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas . tercapainya suatu keberhasilan dalam
pendidikan adalah proses dari siswa/siswi dalam melakukan mengikuti pendidikan di sekolah
tersebut . dalam prosesnya pendidikan berperan penting bagi generasi muda bangsa dalam tata
cara bersikap , mengajarkan moral , mendidik spiritual siswa/siswi ,mendidik karakter
siswa/siswi dan menemukan bakat. dalam perjalanan pendidikan di Indonesia ada pasal yang
menjelaskan tentang pendidikan Indonesia UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dalam tim
redaksi sinar grafika (2003: 5) juga menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan memiliki tujuan yang sangat penting tiada lain adalah manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan,
berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya (Sujana, 2019).
salah satu pendidikan moral dan karakter yang sangat dibutuhkan bagi siswa/siswi yaitu mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn) , berdasarkan program
pendidikan yaitu kurikulum 2013 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn)
merupakan mata pelajaran yang mendidik siswa/siswi untuk berkarakter bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan pancasila, yang dirincikan dengan watak
dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Mahaa Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan berorientasi iptek. pembelajaran ini sangat berguna bagi siswa/siswi
agar senantiasa berkepribadian nasionalisme dan kunci bagi masa depan bangsa.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn) dapat memberikan pemahaman pada


siswa/siswi dalam menguatkan nilai karakter bangsa , sikap berbangsa , dan menerapkan sila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. mata pelajaran ini memberikan wawasan luas bagi
siswa/siswi dan masyarakat luas akan sejarah penting bangsa Indonesia , dalam pelajaran ini
menitikberatkan pemahaman akan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan pemahaman
tentang Undang-undang dasar negara tahun 1945. Namun, Pelajaran PPKn sering di siswa/siswi
cenderung kurang tertarik dan kurang meminatti mata pelajaran ini karena terlalu kaku dan lebih
condong menghafal , hal ini yang menyebabkan nilai mata pelajaran siswa/siswi rendah . melihat
dari hal tersebut perlu dilakukan model pembelajaran yang dapat membangkitkan dan
meningkatkan semangat minat belajar mereka terhadap mata pelajaran Pancasila dan
Kewarganegaraan sehingga nilai mata pelajaran mereka dapat meningkat.

Dalam kegiatan pembelajaran sering kali ditemukan permasalahan dalam melakukan proses
pembelajaran yang dapat membuat kendala bagi siswa/siswi . permasalahan tersebut kerap di
temui di SMAN 1 Pandaan khususnya pada kelas XI dalam hal ini biasanya siswa/siswi
mendapatkan hasil yang kurang baik dan kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan ( PPKn) lebih mengarah kurang baik . permasalahan tersebut harus perlu di
tanganni dengan segera agar hasil belajar para siswa/siswi dapat meningkat dan berkembang .
permasalahan hasil belajar para siswa dapat dipengaruhhi oleh beberapa faktor . faktor tersebut
dapat timbul karena model pembelajaran guru yang kurang menarik sehingga siswa malas dan
kurang tertarik .

faktor yang pertama Menurut Abdurrahman (2012:20) menyatakan bahwa yang menjadi
faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran
yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan
tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar ,
seharusnya guru dapat mengembangkan cara model pembelajaran yang inovatif serta melakukan
pendekatan dengan siswa/siswi secara ramah dan saling mengenal siswa/siswi satu sama lain
agar guru dan siswa dapat terjalin hubungan yang erat .

Faktor yang kedua menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) siswa adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (Nabillah & Abadi, 2020) . hal ini
disebabkan adanya anggapan bahwa PPKn adalah salah satu mata pelajaran nya paling kaku dan
menghafal dibanding dengan mata pelajaran lain , hal ini yang menyebabkan siswa menjadi
malas dan kurang minat dalam proses pembelajaran PPKn . guru harus inovatif dalam
meningkatkan suasana belajar yang terbaru agar para siswa/siswa dapat tertarik dan
meningkatkan minat terhadap pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Mengingat akan permasalahan tersebut , perlu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa/siswi . model pembelajaran menurut Joyce
& Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dalam interaksi pembelajaran di
kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama penting .pengajar
harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran(Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).

Dalam hal ini model pembelajaran yang di pilih untuk membantu mendorong para
siswa/siswi dalam meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran kooperatif . menurut
(Rustaman et al., 2003: 206) Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional . Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14).
dalam model pembelajaran kooperatif dapat membuat para siswa/siswi saling bekerjasama antar
teman sekelas dan melatih siswa berjiwa sosial , ada beberapa teknik dalam model pembelajaran
ini ; (1) Mencari Pasangan ;(2) Bertukar Pasangan ;(3) Kepala Bernomor ;(4) Keliling Nomor ;
(5) Kerincing Gemerincing dan ;(6) Dua Tinggal Dua Tamu (Karlina & Pd, 2009) . dengan
adanya hal tersebut mampu membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan aktif belajar
.

Penelitian ini mengambil program model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk
diterapkan di SMAN 1 Pandaan. hal tersebut dilakukan agar para siswa/siswi dapat melakukan
kerjasama dengan teman sekelas dalam membuat kelompok belajar . dapat diperhatikan bahwa
model pembelajaran ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan rasa jiwa sosial ,
bermusyawarah dan bertukar pendapat antar teman satu kelompok . dengan ini dapat
meningkatkan hasil belajar yang memuaskan .

adapun beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif menurut Hill & Hill (1993:
1-6) kelebihan yang pertama menyenangkan siswa/siswi. menyenangkan siswa ini dapat
disebabkan para pengajar/guru membagi kelompok untuk melakukan diskusi pemecahan suatu
masalah lalu hasilnya dimusyarawahkan dengan kelompok lainnya . dengan adanya hal tersebut
dapat menyenangkan siswa dalam melakukan musyawarah dengan kelompok lain dan
memberikan suasana kelas yang baru . hal ini dapat melatih para siswa/siswi dalam
mengemukakan pendapat dan memecahkan sebuah permasalahan(Rofiq, 2010).

Kelebihan yang kedua yaitu mengembangkan sikap kepemimpinan . sikap kemimpinan ini
bertujuan untuk melatih para siswa/siswi memimpin kelompok belajar , melatih membagi tugas
kepada anggota kelompok dan memberi arahan pada anggota kelompok. hal ini merupakan suatu
bekal bagi siswa/siswi untuk berjiwa pemimpin bagi masa depannya(Rofiq, 2010).

Berdasarkan hal tersebut yang melatar belakangi pemilihan model pembelajaran kooperatif.
dengan adanya model pembelajaran tersebut dapat di harapkan menjadi dorongan untuk
mengatasi permasalahan di SMAN 1Pandaan . berdasarkan permasalahan pembelajaran diatas
maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam Mata Pelajaran PPKn Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Pandaan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut

1 . Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap hasil belajar


pada mata pelajaran PPKn siswa kelas XI SMAN 1 Pandaan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI setelah menerapkan model pembelajaran


kooperatif di SMAN 1 Pandaan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut

1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar


mata pelajaran PPKn siswa SMAN 1 Pandaan.
2. Mengetahui hasil belajar siswa kelas XI setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif di SMAN 1 Pandaan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas
empat sampai enam orang yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi,
sehingga dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

Kelough & Kelough dalam Kasihani (2009: 16) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama
dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas dengan penekanan pada 54 Nurdyansyah,
M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I saling supportdi antara anggota kelompok, karena
keberhasilan belajar siswa tergantung pada keberhasilan kelompoknya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran belum tuntas atau belum berhasil jika hanya beberapa siswa yang mampu
menyerap dan memahami materi pelajaran yang dirancang guru di kelas.

Menurut Abdulhak dalam Rusman (2010: 203) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat
mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri dan mereka juga dapat
menjalin interaksi yang lebih luas, yaitu inteaksi antar siswa dan siswa dengan guru atau yang
dikenal dengan istilah multiple way traffic comunication.

Berdasarkan pengertian menurut ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif


merupakan pembelajaran secara kerjasama atau berkelompok , maksud dari hal tersebut siswa
diberikan tugas secara berkelompok yang ditujukan untuk melatih dan mengembangkan siswa
dalam menyampaikan pendapat , kompak dengan anggota kelompok dan berani dalam
memimpin sebuah kelompok . hal tersebut dilakukan agar siswa mencapai hasil belajar yang
sesuai dan kematangan setiap materi pembelajaran.
A. Prinsip prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (Lei, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu sebagai berikut.

1 .Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam pembelajaran


kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh
kelomopok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling
ketergantungan.

2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok


sangat tergantung dari masing-masing 64 Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I
anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction),yaitu memberikan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4. Partisipasi dan komunikasi (participaation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat
berpatisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja
sama dengan lebih efektif.

Berdasarkan prinsip model pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat


bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperaktif
merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa
mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan,
artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. dengan
model pembelajaran kooperatif melatih siswa dalam mengevaluasi sebuah permasalahan dalam
tugas yang diberikan lalu melakukan diskusi secara bersama dengan anggota kelompok.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempuyai tiga fungsi,
yaitu:

(a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran


kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang
sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa
yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya.

(b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif


memerlukan perencanaan yang matang agar proses 60 Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul
Fahyuni, M.Pd.I pembelajaran berjalan dengan efektif.

(c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan melalui bentuk tes maupun nontes.

3. Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh


karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

4. Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif


memiliki karakteristik yaitu guru membagikan kelompok siswa dengan memberikan tugas yang
ditujukan agar siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan dan memecahkan permasalahan
dalam tugas tersebut dengan cara bersama dan komunikasi yang kuat dengan kerja sama anggota
kelompok , agar dapat mendapatkan hasil yang memuaskan .

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

1. Kelebihan pembelajaran kooperatif

Mulyadiana (Trianto, 2000:10) menyatakan bahwa keunggulan pembelajaran kooperatif


sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya :

1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan tidak terlalu berharap pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri sehingga menemukan
informasi dan berbagai sumber dan belajar dan siswa yang lain.

2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau


gagasan dengan kat-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari
akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih


bertanggung jawab dalam belajar.

5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akadernik dan non akademik.

6) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.

7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan


kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
2. Kelemahan pembelajaran kooperatif

Mulyadiana (Trianto, 2007 : 16) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki


keterbatasan, di antaranya :

1. Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang butuh


waktu karena terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki kelebihan dan siswa yang
merasa kurang.

2. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling bekerjasama dalam
memecahkan permasalahan.

3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.

4. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran


berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

5. Kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual.

D. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Berikut adalah tabel langkah-langkah dalam melakukan model pembelajaran Kooperatif , :

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1 Menyampaikan Tujuan dan Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang


Memotivasi Siswa akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2 Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi atau materi


kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau melalui bahan bacaan

Tahap 3 Mengorganisasikan Siswa ke Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana


dalam Kelompok-kelompok Belajar caranya membentuk kelompok-kelompok
belajar dan membimbing setiap kelompok
agar melakukan tarmisi secara efektif dan
efisien.

Tahap 4 Membimbing Kelompok Bekerja Guru membimbing kelompok-kelompok


dan Belajar belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka

Tahap 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang telah dipelajari atau masimg-
masing kelompok mempre- sentasikan
hasil kerjanya

Tahap 6 Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai


baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil
belajar menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu
tertentu. Hasil belajar termasuk dalam atribut kognitif yang respons hasil pengukurannya
tergolong pendapat (judgement), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah
(Suryabrata, 2005).

Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa


setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010). Dengan demikian dapat dikatakan
kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Menurut Arikunto (2001:132), hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegitan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang sudah diajarkan siswa.

Sedangkan menurut Gunarso (1995:57) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya baik berupa angka maupun huruf serta
tindakan.

A. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal.

 Faktor-faktor internal, meliputi:

1. Aspek Psikologis terdiri dari:

a. Intelegensi

Sangat Besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

b. Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang akan dipelajarinya. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itu semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.

c. Minat

Besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar sungguh-sungguh.

d. Bakat

Merupakan kecakapan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan.


e. Motivasi

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku kearah
suatu tujuan tertentu

f. Kesiapan

Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa sudah mempunyai
kesiapan untuk belajar, maka hasil belajar baik.

 Faktor-faktor eksternal, meliputi:

1. Aspek Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral, dan keterampilan.

Aspek keluarga terdiri dari:

a. Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya.

b. Suasana Rumah Untuk menjadikan anak belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah
yang tenang dan tenteram. Jika suasana rumah tenang, seorang anak akan betah tinggal di rumah
dan anak dapat belajar dengan baik.

c. Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar
anak.
2. Aspek Sekolah

Aspek sekolah yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari:

a. Metode mengajar Menurut Slameto (2010:65) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang
harus dilalui di dalam mengajar . Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar diusahakan yang semenarik
mungkin.

b. Relasi Guru dengan Siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, dapat menyebabkan
proses belajarmengajar kurang lancar.

c. Disiplin Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan kerajinan siswa pergi ke
sekolah dan juga belajar.

d. Keadaan Gedung Jumlah siswa yang banyak serta karakteristik masing-masing yang
bervariasi, mereka menuntut keadaan. gedung harus memadai dalam setiap kelas .

e. Alat Pelajaran Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap perlu agar guru dapat
belajar dan menerima pelajaran dengan baik.

3. Aspek Masyarakat

Aspek masyarakat terdiri dari:

a. Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar juga dapat menpengaruhi


belajar anak. Pengaruh tersebut dapat mendorong semangat anak atau siswa belajar lebih giat
atau sebaliknya.

b. Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan agar siswa memiliki
teman bergaul yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik harus cukup bijaksana.
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang
kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, dan sebaliknya .
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas menggunakan pendekatan penilitian kuantitatif . pendekatan


kuantitatif digunakan peneliti dengan tujuan hasil dari penelitian ini memungkinkan untuk
mendapatkan data secara terperinci mengenai fenomena yang terjadi di dalam penelitian. Alasan
dari menggunakan pendekatan kuantitatif karena peniliti ingin mengetahui secara mendalam
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Mata Pelajaran PPKn
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Pandaan” dan permasalahan yang terjadi
dalam hasil belajar siswa. disisi lain , peniliti ingin memahammi dan memdapatkan data yang
terperinci dan mendalam .
Pendekatan kuantitatif di nilai efektif untuk digunakan oleh peniliti . seperti yang
dikemukakan oleh para ahli Sarwono, 2003 (dalam Hermawan & Amirullah, 2016) penelitian
kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan
tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan
digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan
penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Instrumen pada penelitian kuantitatif adalah orang atau human instrument, peneliti
menjadi sumber utama dalam melakukan penelitian , pada pelaksanaan peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan luas , sehingga peniliti dapat memiliki kemampuan dalam wawancara ,
menganalisis dan dapat memahammi permasalahan yang diteliti. teknik dalam pengumpulan
data dengan menggunakan instrumen angket/kuesioner sehingga hasil penilitian valid dan
terperinci.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti menggunakan jenis penelitian. jenis penilitian
dengan metode experiment semu ( quasi eksperimen) penelitian dipilih karena dinilai efektif
dalam menggambarkan hasil pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif terhadap
hasil belajar di sekolah SMAN 1 Pandaan . (Kasiram (2008: 149) Penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. jenis penilitian dengan metode
eksperimen semu ( quasi eksperimen ) bertujuan untuk memperoleh informasi data yang valid
dan detail terhadap permasalahan hasil belajar siswa kelas XI IPS dan Bahasa .
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu
( Quasy Experiment ) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Cooperative terhadap hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. pada kelas pertama
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative dalam proses
pembelajaran , sedangkan pada kelas kedua sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan
model pembelajaran tersebut didalam proses pembelajaran.
Tabel Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan (X) Small Grup-Discusion
KE Model Cooperative 0
KK - 0
Keterangan :
KE :kelompok Eksperimen,kelas XI IPS 1 dan Bahasa 1
KK :kelompok Kontrol,kelas XI IPS 2 dan Bahasa 2
X :Perlakuan menggunakan model pembelajaran Cooperative
O :Small Grup-Discusion

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian terdiri dari 4 kelas yaitu siswa kelas XI IPS 1 dan 2 & XI Bahasa 1
dan 2 SMA Negeri 1 Pandaan . empat kelas yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki
kesamaan rata-rata nilai yang hampir sama. pada penelitian ini yang akan menjadi kelas
eksperimen adalah kelas XI IPS 1 dan XI Bahasa 1 . sedangkan yang akan menjadi kelas kontrol
adalah kelas XI IPS 2 dan XI Bahasa 2. Dalam penelitian ini pengambilan subjek dilakukan
dengan 2 pertimbangan sebagai berikut :
1. Keempat kelas akan dipilih karena memiliki karakteristik yang hampir sama dalam
populasinya. keempat kelas ini diajar oleh guru yang sama sehingga akan mempermudah
dalam peniliti dalam mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative dalam
proses pembelajaran dan melanjutkan materi pelajaran PPKn.
2. Dalam membagi kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan pengundian.dari
hasil undian tersebut keluarlah kelas XI IPS 1 dan Bahasa 1 mendapatkan kelas
eksperimen yang akan menerapkan model pembelajaran Cooperative dan akan membagi
kelompok Small Group Discusion dalam 2 kelas tersebut . sementara kelas XI IPS 2 dan
XI Bahasa 2 mendapatkan kelas kontrol dan menerapkan model pembelajaran
konvensional atau umum.

C. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 1 Pandaan. Sekolah ini beralamat di jalan
DR.Sutomo Sumber Gedang , Kec. Pandaan , Kab. Pasuruan , Jawa Timur. Alasan pemilihan
sekolah ini karena kelas XI di SMA Negeri 1 Pandaan cukup banyak, yaitu sebanyak 13 kelas ,
namun pada penelitian ini akan di ambil menjadi 4 kelas. Kegiatan pembelajaran lebih
membosankan dan kurangnya kerja sama dalam kelompok sehingga dengan begitu kurangnya
minatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa menurun. dengan dibagikan
kelompok/grup dengan bertemakan nasionalisme Indonesia siswa dapat melatih jiwa patriotisme.
Penelitian ini bertujuan agar siswa lebih minat dalam mempelajari nilai pancasila dan
nasioanalisme sebagai aktivitas siswa dalam Kegiatan pembelajaran serta untuk Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn melatih sebagai individu yang berjiwa
nasionalisme dan patriotism
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil ajaran 2021/2022. Kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dimulai dengan pengusulan Judul, dilanjutkan
penyusunan proposal, seminar proposal penyusunan instrumen, ujicoba instrumen, pengambilan
data, pembagian analisis data yang didapat dari penelitian, serta penyusunan laporan penilaian
D. Sumber Data
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto, atau film. Sedangkan sumber data tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan
dokumen resmi pendapat dari Moleong, 2000:112- 113 ( dalam Rijali, 2019). pada penelitian ini
metode yang akan digunakan dalam sumber data yang diperlukan yaitu :
1. Narasumber
Sumber data ini dapat didapatkan dengan cara melalui kegiatan wawancara dengan
melakukan interview dengan subjek yang telah ditentukan dan melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan . sumber data dalam penelitian adalah Kepala sekolah , guru pengampu
mata pelajaran PPKn dan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pandaan.
2. Peristiwa
Sumber data ini dilakukan agar peneliti mengerti dan memahami suasana di dalam kelas saat
proses pembelajaran berlangsung dalam sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran
yang ditentukan oleh peneliti . dalam hal ini peneliti turun ke lapangan dalam mengetahui
aktifitas siswa SMA Negeri 1 Pandaan dalam proses pembelajaran PPKn di kelas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang di perlukan bagi peneliti yaitu tujuannya sebagai
bukti dari dokumen hasil nilai para siswa ,foto-foto aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran
, dan hasil wawancara para narasumber SMA Negeri 1 Pandaan.

E. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Perencanaan
a) Tahap awal dalam melakukan penelitian meliputi penyusunan rancangan penelitian,
memilih lokasi penelitian, alokasi waktu penelitian, mengurus surat ijin, serta
melakukan observasi lapangan.
b) Melakukan penyusunan instrument yang berupa soal uraian (non-objectif). dilakukan
bertujuan untuk mengetahui apakah instrument yang dibuat sudah layak dan bisa
diterapkan dalam melakukan penelitian.
c) Menentukan kelas yang akan digunakan dalam penelitian dengan melakukan
pengundian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam bahan
penelitian
b) Dalam menyiapkan materi peneliti merancang sedemikian rupa sehingga dapat
diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative dan materi yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
sistem hukum dan peradilan Indonesia dengan di bantu menggunakan referensi
dari Internet
3. Tahap Akhir Penelitian
a) Tahap analisis data yakni kegiatan dalam mengolah data seperti mengelompokkan
data dalam kategori tertentu dan mengorganisir data yang sudah diperoleh melalui
hasil observasi , wawancara , dokumentasi dan angket yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil informasi yang valid didalamnya
b) Tahap melakukan pengujian data dan pengolahan data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian
c) Tahap penulisan laporan yakni peneliti melakukan kegiatan penyusunan hasil
penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna
data . serta peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil pengamatan data
penelitian.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data


Model pengumpulan data adalah mengetahui variable yang diteliti dengan mengunakan
metode tertentu. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik pengukuran alat pengukur yang digunakan adalah observasi.
a) Observasi
Menurut Abdurahmat (2006:104) observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku
objek sasaran. pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan didalam proses pembelajaran
guna memperoleh pengaruh dari penerapan model pembelajaran yang telah ditentukan. peneliti
akan mengamati sebagai berikut :
a. Keterampilan berbagai siswa di kelas.
b. Keterampilan partasipasi angggota kelompok.
c. Keterampilan komunikasi.
d. Keterampilan berkelompok
b) Metode dokumentasi
Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen ini dalam metode
penelitian kualitatifnya. Hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in most
tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any
first person narrative produce by an individual which describes his or her own actions,
experience, and beliefs”.
Data-data lain yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
dokumentasi. Dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini adalah foto-foto saat proses
penelitian berlangsung. seperti kegiatan pembelajaran para siswa dan hasil belajar para siswa
c) Metode Wawancara
Untuk mengungkapkan data pada pelaksanan observasi diperlukan wawancara. Burhan
(2005:67) mengemukakan wawancara mendalam dimaksudkan untuk memburu “tabel hidup”
yang terhampar dalam kenyatan sehari-hari di masyarakat. Wawancara digunakan dalam rangka
memperoleh data informasi verbal secara langsung dari guru kelas dan guru pembimbing khusus
sebagai subjek penelitian dengan mempergunakan pedoman wawancara.
Dengan Menggunakan metode wawancara dapat menjadi acuan validitas data . dengan
mengambil 2 perwakilan setiap kelas saat penilitian berlangsung dengan tujuan peneliti
menggunakan metode wawancara agar mendapatkan hasil informasi dari para narasumber
sehingga mendapatkan data yang valid .
d) Angket (quisioner)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya.
Isi dari angket pada penelitian ini adalah pernyataan atau pernyataan mengenai pengaruh
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Cooperative. angket tersebut akan
dibagikan kepada siswa setelah menggunakan model pembelajaran tersebut . isi dari angket
tersebut mengenai nama siswa , pengaruh dan kesan .

G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur objek
dari suatu variabel penelitian . pada instrument kali ini akan menggunakan yaitu berupa soal
yang berupa uraian (non-objectif) dan akan dibagi kelompok siswa dalam kelas . instrument
tersebut dilakukan bertujuan mendapatkan hasil belajar para siswa . soal yang akan diberikan
pada siswa adalah 5 soal yang bertemakan pemecahan suatu permasalahan Negara . soal akan
diberikan sebanyak 1 kali yaitu sesudah menerapkan model pembelajaran Cooperative.

a) Uji Coba Instrumen


Sebelum menerapkan instrumen perlu dilakukan uji coba instrument terlebih dahulu. uji
instrumen akan diterapkan pada siswa XI IPS dan XI Bahasa . pengujian instrument tersebut
dilakukan sebelum mengujikan soal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol . pada pengujian
soal tersebut akan dilakukan uji validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan
besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.
Dalam penelitian ini, validitas instrumen angket diuji dengan menggunakan rumus Product
Moment Correlation, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi/skor masing-masing item
pertanyaan atau soal pernyataan. Rumusnya adalah :

𝑁 (∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy :
√(𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥 )2) (𝑁 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)2 )

(Sumber : Ansar, 2021)

Keterangan:

rxy: koefisien validitas instrumen (korelasi antara X dan Y)

N : Banyaknya peserta tes

X : Skor total tiap item

Y : Skor total tiap peserta didik

Nilai koefisien validitas instrumen yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel
dengan kriteria jika rhitung rtabel maka soal tersebut valid, sedangkan jika rhitung ≥ rtabel maka soal
tersebut tidak valid.

2. Uji Reabilitas

(Ansar, 2021) Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk
uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:

n
∑ s2i
i=n
r 11 = (1= 2 )
n−1 St
( Sumber : (Hutagalung, 2016)
Keterangan:
r11 : koenfisien realibilitas
n : banyaknya butir soal
2
Si : varians skor soal ke-i
2
St : varians skor total
Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel koefesien
korelasi dengan kategori sebagai berikut:
 0,90 ≤ r ≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi (sempurna)
 0,70 ≤ r ≤ 0,90 = korelasi tinggi
 0,40 ≤ r ≤ 0,70 = korelasi sedang
 0,20 ≤ r ≤ 0,40 = korelasi rendah
 0,00≤ r ≤ 0,20 = korelasi sangat rendah.
19 Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak antara 0,6 ≤ r ≤
0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1) 1.1 Tabel Kualifikasi Hasil Belajar Siswa


Kategori Nilai Kualifikasi
A 80-100 Sangat Baik
B 61-80 Baik
C 41-60 Cukup
D 21-40 Kurang
E <20 Sangat Kurang

Tabel diatas merupakan indikator untuk para siswa dalam menjalankan proses
pembelajaran . dalam proses pembelajaran nilai sangatlah berpengaruh terhadap bidang
akademik bagi siswa , didalam penelitian ini peniliti akan turun serta dalam perolehan nilai siswa
. peneliti sudah membagi 4 kelas dan 2 kelas menerapkan model pembelajaran Cooperative ,
sedangkan 2 kelas menggunakan model pembelajaran konvensional . peneliti akan melihat
perbedaan dari 4 kelas tersebut dan melihat pengaruh terhadap model pembelajaran yang sudah
diterapkan masing - masing .
2) Uji Prasyarat Analisis Data
A) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Suatu penelitian data yang diperlukan harus bervariabel normal, bila data setiap variabel
tidak normal maka tidak bisa menggunakan statistik parametrik. Uji kenormalan yang
dilakukan adalah uji “Liliefors”. Dalam penelitian ini metode normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik kolmogorov-smirnov pada program komputer IBM
SPSS Statistics v.25 for windows. Kriteria penetapannya dengan cara membandingkan nilai
Sig. (2-tailed) pada tabel kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan
demikian dasar pengambilan keputusan bahwa jika p dari koefisien K-S > 0,05, maka data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika p dari koefisien K-S < 0,05, maka data berdistribusi
tidak normal.
B) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-
variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
homogenitas dua varians atau uji fisher. (Husaini Usman, dan Purnomo Setiadi, 2011:137)
Sedangkan dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji variansi pada IBM SPSS
Statistics v.25 for windows, adapun dasar keputusan data dapat dilakukan dengan
membandingkan angka signifikansi nilai Sig. (2-tailed) dengan alpha 0,05 (5%), dengan
ketentuan jika nilai Sig. (2-tailed) < alpha (0,05) maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai
Sig. (2-tailed) > alpha (0,05) maka H0 diterima.
H0= tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal
H1= tes hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdistribusi normal.

C) Uji hipotesis
digunakan untuk melihat hasil tes peserta didik dari kelompok eksperimen dan kontrol.
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan uji parametrik yaitu uji t independent dengan
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics v.25 for windows. Setelah dilakukan
uji t kemudian membentuk interprestasi terhadap t0 dengan ketentuan:
(t0) ≥ α, berarti H1 diterima dan H0 ditolak
(t0) ≤ α, berarti H1 ditolak dan H0 diterima, dengan taraf α = 0,05.
DAFTAR PUSTAKA

Dianti, P. (2014). Integrasi Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan untuk mengembangkan karakter siswa. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, 23(1).
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia. Adi Widya: Jurnal Pendidikan
Dasar, 4(1), 29-39.
Nabillah, T., & Abadi, A. P. (2020). Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa. Prosiding
Sesiomadika, 2(1c).
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
Karlina, I., & Pd, S. (2009). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai salah satu
strategi membangun pengetahuan siswa. Academia. Edu.
Rofiq, M. N. (2010). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam pengajaran
pendidikan agama Islam. Jurnal Falasifa, 1(1), 1-14.
Hermawan, S., & Amirullah, A. (2016). METODE PENELITIAN BISNIS Pendekatan Kuantitatif
& Kualitatif. http://eprints.umsida.ac.id/6233/1/Buku%20Metpen%20Sigit%20dan
%20Amirullah.pdf
Wirawan, I. M. (2016). PENDEKATAN KOMPUTASI NUMERIK METODE REGRESI PADA
PENELITIAN YANG MENGAMATI SUATU KECENDERUNGAN/TRENDS
TERHADAP PENINGKATAN HASIL/PRESTASI BELAJAR. TEKNO, 25(1).
http://journal.um.ac.id/index.php/tekno/article/view/5793
SULAIMAN, S. (2020). Revisi Proposal Kuantitatif" Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS di SMAN 1 Tamiang
Layang. https://edarxiv.org/z4hw7/
Yazidi, A. (2014). Memahami Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 (The
Understanding Of Model Of Teaching In Curriculum 2013). JURNAL BAHASA, SASTRA
DAN PEMBELAJARANNYA (JBSP), 4(1), 89-95.
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
http://eprints.umsida.ac.id/296/1/Buku%20Model%20Pembelajaran%20Inovatif.pdf
Jaelani, A. (2015). Pembelajaran Kooperatif, Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyya (Mi). Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(1).
https://pdfs.semanticscholar.org/3571/bd9ca5f3e586aeab2cd0a9167b89ffc141c5.pdf
Alma’unah, V. T. (2012). Penerapan Metode Lightening The Learning Climate Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar PKN Kelas IV SD Negeri 4 Mangin Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/19138/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Herianto, A., & Ibrahim, I. (2018, March). Analisis Efektivitas, Kelebihan Dan Kekurangan
Desain Model Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Geografi Lingkungan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Di Pulau
Lombok. In Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan
Indonesia (pp. 17-27). http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Semnas/article/view/189
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81-95.
http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhadharah/article/view/2374
Fitria, R. (2012). Proses pembelajaran dalam setting inklusi di sekolah dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus, 1(1), 90-101.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/view/781
Hasibuan, S., Silalahi, F., AWS, F. W., Megawati, K., Siregar, T. A., Husaini, D., ... & Fadhliah, I.
(2010). Studi Teks dan Dokumentasi. Tersedia secara online di: https://www. researchgate. net/...
KUALITATIF [dilayari di Kuala Ketil, Kedah Darul Aman, Malaysia: 31 Ogos 2017].
https://www.researchgate.net/profile/Salman_Hasibuan2/publication/
274247815_STUDI_TEKS_DAN_DOKUMENTASI_MAKALAH_PENELITIAN_KUALITATIF_
MAGISTER_ILMU_KOMUNIKASI_USU_2015/links/551923810cf273292e709ede/STUDI-TEKS-
DAN-DOKUMENTASI-MAKALAH-PENELITIAN-KUALITATIF-MAGISTER-ILMU-
KOMUNIKASI-USU-2015

PUTRI, F. Penerapan Metode Small Group Discussion Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar
Matematika Siswa SMP Muhammadiyah 01 Medan TP 2019/2020.
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/10063
Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 7(1). http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jtjik/article/view/2100

Ansar, M. (2021). Hubungan Keterampilan Mengajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 2 Tompobulu Kabupaten Gowa (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/18998/1/Moh%20Ansar%20FTK.pdf

Handayani, R. D., & Yanti, Y. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
terhadap Hasil Belajar PKn Siswa di Kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar
Lampung. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 4(2), 107-123.
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/viewFile/2220/1665

Hutagalung, D. D. (2016). Hubungan Self Efficacy Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Mercumatika Vol, 1(1). https://scholar.archive.org/work/khw6u4ecrrbrnlkyp3amzzsopi/access/
wayback/http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/mercumatika/article/viewFile/187/168

Anda mungkin juga menyukai