Andini P - 195221131 - AKS 6E - Resume Ak Zakat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

Nama : Andini Puspitoningrum

NIM : 195221131

Kelas : Akuntansi Syariah 6E

BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN ZAKAT

Isyarat zakat pada zaman pra nabi muhammad

Isyarat zakat sudah ada sejak zaman sebelum nabi muhammad, hanya saja terd
apat perbedaan tata caranya. Hal tersebut dijelaskan pada ayat qs al baqarah (2): 43 dit
unjukkan kepada kaum bani israil, qs at taubah (9): 34-35 ditunjukkan orang yahudi d
an nasrani, qs maryam (19): 31 ditunjukkan kisah nabi isa.

Zakat pada zaman kenabian

- Tahun pertama hijriah belum adanya ketentuan kadar dan jenis harta yang dap
at dizakati, hanya ditujukan 2 golongan yaitu fakir dan miskin
- Tahun kedua hijriah (623 m) sudah ditentukan kadar dan jenis harta tetapi ma
sih ditujukan 2 golongan
- Tahun ke-9 hijriah diturunkan ayat at taubah: 60 berisi tentang penerimaan zak
at

Rosulullah membagi konsep amil sebagai berikut:

1) Katabah: mencatat wajib zakat


2) Hasabah: menaksir dan menghitung zakat
3) Jubah: menarik zakat dari muzakki
4) Khazanah: menghimpun atau memelihara harta
5) Qasamah: menyalurkan zakat pada mustahik

Rosulullah membagi jenis zakat menjadi 4, yaitu:

1) Uang (dinar dan dirham)


2) Hasil pertanian dan buah-buahan
3) Barang dagangan
4) Rikaz atau barang temuan yang dizakti tetapi barang tersebut jarang ditemuka
n

Zakat pada masa abu bakar

Terdapat kaum muslim yang tidak rela mengeluarkan zakat sehingga ada perin
tah untuk diperangi. Tetapi umar tidak sepahak dengan hal tersebut, sedangkan abu ba
kar mengatakan dengan jalan yang haq dengan mendirikan sholat dan menunaikan za
kat, ucap abu bakar disetujui oleh umar. Saat masa abu bakar dan pada bait al mal ters
isa 1 dinar.

Zakat pada masa umar bin khatab

Islam telah menyebarluaskan sampai ke luar kota madinah, seperti mesir, palestina
dan persia. Pada masa khalifahnya mendirikan cabang bait al mal di wilayah kekusaa
n islam tetapi pusatnya masih di madinah. Terdapat kebijkaan zakat:

1) Menuniakan zakat untuk diberikan pada muallaf


2) Tidak memungut zakat tanaman
3) Mewajibkan kharaj (sewa tanah)
4) Menerapkan zakat atas kuda yang belum pernah dilaksanakan pada masa rosul
ullah

Zakat pada masa usman bin affan

Penyebaran islam semakin luas sampai ke tunisia, siprus, dan negara sisa kepe
mimpinan persia. Pada saat kepemimpinan usman terdapat kebijakan sistem pemungu
tan pajak secara suka rela (zakat al-amwal al bathiniyah) terhadap barang yang tidak t
empak seperti uang, perhiasan, barang dagangan. Sedangkan istilah barang yang tamp
ak zakat al-amwal al zahirah seperti binatang ternak dan hasil pertanian.

Zakat pada masa ali bin abu thalib


pimpinan khalifah terakhir oleh ali bin abi thalib. Saat masanya banyak terjadi per
ang saudara sehingga tidak banyak yang mencapai kebijikan zakat. Tetapi saat masan
ya zakat ditujukan kepada fakir miskin, pengemis buta yang tidak beragam islam hidu
pnya telah dijamin oleh bait al mal.

Zakat pada masa khalifah

bani umayah dan bani abbasiyah merupakan dua dinasti yang paling dikenang. Sa
at kepemimpinan umar bin abdul aziz zakat digunakan untuk kesejahteraan umum dan
dana yang ada di bait al mal yang banyak, tetapi jumlah yang akan menerima sudah se
dikit karena hampir sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Zakat masa kerjaan islam

- Saat kerajaan islam aceh masyarakat menyerahkan zakat ke negara yang mewa
jibkan zakat atau pajak. Biasanya pajak dilakukan di pasar, muara sungai yang
dilintasi perahu dagang, orang berkebun, berladang, orang menanam di hutan.
- Kerajaan banjar mengumpulkan zakat dengan cara pajak seluruh warga negara
ya. Jenis pajak yang dilakukan bermacam-macam seperti pajak tanah, pajak pa
di persepuhan, pajak pendulangan emas dan berlian, dan pajak barang daganga
n. Sedangkan pengumpulan pajak hasil bumi dilakukan tiap tahun setelah musi
m panen dalam bentuk uang atau hasil bumi.

Zakat masa kolonialisme

terdapat 2 kebijakan, yaitu:

- Bijblad no 1892: agar tidak terjadi penyelewengan keuangan zakat yang dilaku
kan oleh naib zakat maka yang terlibat hanya kepentingan kolonial
- Bijblad no 6200: larangan petugas keagamaan, pegawai pemerintah dan kepad
a desa hingga bupati, termasuk priyayi pribumi untuk turut membantu pengum
pulan dan pengelolaan dana zakat

Zakat orde lama


- Surat edaran: kementrian agama mengeluarkan surat edaran no. A/vii/17367 te
ntang pelaksanaan zakat fitrah
- Pemerintah: mengajak masyarakat giat menunaikan wajib zakat, melakukan pe
ngawasan saat penggunaan dan pembagian zakat sesuai dengan hukum agama
- Ruu dan rpppuu: tahun 1964 kementrian agama menyusun ruu tentang pelaksa
naan zakat dan rpppuu tentang pelaksanaan pengumpulan dan pembagian zaka
t serta pembentuan baitul mal.

Zakat masa orde baru

- Tahun 1967: menteri agama mengirimkan ruu pelaksanaan zakat ke bpr


- Tahun 1968: menteri agama menerbitkan peraturan menteri agama no. 4 tahun
1968 dan peraturan menteri agama no 5 tahun 1968
- Tahun 1968: tanggal 22 oktober 1968 dibentuk badan amil zakat infaq dan sha
daqah (bazis)
- Tahun 1991: pemerintah mengeluarkan surat keputusan no 19 dan 47 tahun 19
91 mengenai pembinaan bazis

Zakat masa reformasi

- Habibie menerbitkan kebijakan yaitu menghilangkan kebijakan kewajiban me


nggunakan asas tunggal pancasila sebagai asas bagi organisasi sosial politik
- Pemerintah mengesahkan uu terkait zakat

Regulasi zakat di indonesia

Diatur dalam uu no 23 tahun 2011:

1) Uu no 38 tahun 1999: badan amil zakat nasional (baznas) dan badan amil zaka
t daerah (bazda) merupakan badan resmi pemerintah untuk mengelola zakat
2) Uu no 23 tahun 2011: memberikan jaminan bagi muzaki tentang akuntabilitas
dan transparasi pengelolaan zakat.

Uu no 23 tahun 2011

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masin


g- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Penunaian
zakat merupakan kewajiban bagi umat islam yang mampu sesuai dengan syariat islam.
Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan, k
esejahteraan masyarakat, dan penanggulangan kemiskinan.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara m
elembaga sesuai dengan syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian huk
um, terintegrasi, dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisie
nsi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan undang-undang nomor 38 tahun 1999 tenta
ng pengelolaan zakat dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan
hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti. Pengelolaan zakat yang diatur dala
m undang-undang ini meliputi kegiatan perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, d
an pendayagunaan.

Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk badan amil zakat nasional
(baznas) yang berkedudukan di ibu kota negara, baznas provinsi, dan baznas kabupate
n/kota. Baznas merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri da
n bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri. Baznas merupakan lembaga ya
ng berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

Untuk membantu baznas dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pend


ayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk lembaga amil zakat (laz). Pembentuk
an laz wajib mendapat izin menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri. Laz wajib
melaporkan secara berkala kepada baznas atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribu
sian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariat dan keuangan.

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat islam. Pendistribus
ian dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan,
keadilan, dan kewilayahan. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam r
angka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat apabila kebutuhan dasa
r mustahik telah terpenuhi.
Selain menerima zakat, baznas atau laz juga dapat menerima infak, sedekah, dan dana
sosial keagamaan lainnya. Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan da
na sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat islam dan dilakukan ses
uai dengan peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi dan harus dilakukan pencatatan
dalam pembukuan tersendiri.

Untuk melaksanakan tugasnya, baznas dibiayai dengan anggaran pendapatan dan bela
nja negara dan hak amil. Sedangkan baznas provinsi dan baznas kabupaten/kota dibia
yai dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan hak amil, serta juga dapat dib
iayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara.
BAB II

KONSEP DASAR ZAKAT

Definisi zakat

Dari segi bahasa zakat mempunyai beberapa makna. Yaitu pertumbuhan dan
perkembangan, kesucian, dan keberesan. Dari ibnu manzhudalam kitab dari al-arab
yang dikutip yusuf qordawi arti berasal istilah dasar zakat yg dilihat berasal sudut
bahasa yaitu tumbuh, kudus, berkah dan tepuji. Seluruh di pakai dalam alqur’an serta
hadits. Menurut kata, zakat yaitu sebagian harta yang sudah diwajibkan oleh Allah
SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang
sudah dijelaskan dalam al-qur’an bisa pula pada artikan dengan kadar eksklusif atas
harta tetentu yang diberikan pada orang yang eksklusif denggan makna zakat pula
digunakan terhadap bagian tertentu yang sudah dikeluarkan oleh orang yang sudah
dikenai kewajiban untuk mengelurkan zakat.

Imam maik mendefinisikan zakat yaitu mengeluarkan sebagian yang khusus


berasal harta yang spesifik juga yang sudah mencapai nishab kepada orang yang
berhak menerimanya menggunakan catatan kepemilikan itu penuh serta mencapai
haul, bukan barang pertanian atau barang tambang. Dari mahzab sayafi’i zakat yaitu
sebuah ungkapan buat munculnya harta dengan cara yang spesifik untuk sebuah
gerombolan yang spesifik juga. Menurut muhammad zakat merupakan satu ibadah
pada Allah SWT selesainya seorang muslim dikaruniai keberhasilan pada bekerja
menggunakan melimpahnya harta benda, bagi seorang muslim pelunasan zakat
semata-mata menjadi sebuah cerminan kualitas imananya terhadap Allah SWT.
Menurut etimologi zakat itu kudus, tumbuh berkembang dan berkah, sedangkan
berdasarkan terminologi zakat yaitu sebagian harta tertentu yang memenuhi syarat
minimal pada jangka ketika satu tahun serta diberikan kepada yang berhak
menerimanya menggunakan kondisi tertentu.
Filosofi zakat pada Al-qur’an dan Sunnah

Filosofis yang berarti butir pikiran yang dikemukakannya sangat filosofis dan
dalam. Zakat yang berdasarkan bahasa berarti tumbuh berkembang. Sedangkan zakat
menurut istilah yaitu jumlah yang dimuntahkan untuk diberikan pada golongan yang
sudah ditetapkan agama dalam ayat 60 surat ke 15. Filosofi tentang zakat yang
bermaktub dalam firman-firman Allah SWT (al-qur’an) serta ucapan-ucapan atau
perbuatan nabi.

Tujuan Zakat dalam Al-qur’an dan Alaihi Salam-sunnah

Barang siapa yang mengingkari kefarduan zakat, maka beliau akan menjadi kafir.
Sedangkan orang yang mengakui kefarduannya namun tidak mau memberi, didesak
serta diambil secara paksa. Namun bila mereka berjumlah poly maka mereka
diperangi sebagaimana yang sudah dilakukan abu bakar. Al-qur’an sudah membentuk
ibarat ihwal tujuan zakat dihubungkan dengan oran-orang kaya yang diambil
daripadanya zakat, yaitu disimpulkan dari dua kalimat yang berasal beberapa alfabet
tetapi kedunya mengandung aspek yang banyak dan misteri dalam zakat dan tujuan
yang agung. Terdapat beberapa aspek filosofi zakat yang sudah diwajibkan oleh Al-
qur’an dan Sunnah:

1) zakat mensucikan jiwa serta sifat kikir

Zakat yang dikemukakan seorang muslim karena berdasarkan atas perintah


Allah SWT serta mencari ridho-nya, akan mensucikan dari segala kotornya
sifat kikir. Sifat kikir yg tercela tadi yang merupakan tabi’at manusia, yang
dengannya insan itu di uji, sebab Allah SWT sebagai rasa sayang-Nya pada
hambanya, menemukan cara buat menghilangkan tabi’at serta watak tadi.

2) Cara mendidik berifak dan memberi

Diantara masalah yang tidak terdapat perbedaannya antara ulama


dibandingkan sebuah pendidikan serta pada bidang akhlak yaitu sesuai dengan
norma-norma yang akan membeikan pengaruh pada akhlak manusia, cara serta
pandangan hidupnya, norma sebuah kebiasaan akan memeberikan sebuah
kebiasaan tabi’at yang kedua, yang berarti adat sebuah norma itu mempunyai
kemampuan dan sebuah kemampuan yang mendekati. Seorang muslim yang
mengeluarkan zakat berasal yang akan terjadi panennya, asal pendapatannya
jika ada zakat hewan ternak, perdaangan serta uang. Bila setiap tahun
mengelurkan zakat fitrah. Menggunakan ini jadilah memberi serta berinfak
sifat dan akhlak primer bagi dirinya sesuai dasar tadi, maka akhlak yg mirip
ini artinya sifat dari seseorang mukmin muttaqin dalam pandangan quran:

a. Berakhlak menggunakan akhlak Allah

Apabila seseorang telah tidak asal sifat kikir dan bathil, telah siap
memberi dan beinfak, sesungguhnya dia akan naik asal sifat kikir
sebagaimana sinkron dalam firman Allah “dan artinya manusia itu sangat
kikir.” Dia hampir mendekati kesempurnaan sebuah sifat dewa sebab salah
satu sifatnya menyampaikan keaikan, afeksi, rahmat dan kebajikan, tanpa
ada kemanfaatan yang pulang kepadanya.

b. Zakat ialah manifestasi syukur atas nikmat allah

Sebagaimana dapat diterima diakui oleh fitrah insan, bisa diseru sang
akhlak dan moral dan diperintahkan oleh agama serta syariat, sebuah
pengakuan akan sebuah keindahan dan syukur terhadap sebuah nikmat
merupakan sebuah keharusan. Zakat akan membangkitkan buat oarng yang
mengeluarkannya menjadi rasa syukur pada allah

1) zakat bisa mengobati hati asal cinta global

Berasal segi lain zakat artinya sebuah perinatan terhadap hati akan
kewajibannya pada tuhannya serta pada akhirat juga ialah sebuah obat
supaya hati tidak tenggelam pada cita dunia.

2) Zakat berbagi kekayaan bathin.

Selain pensucian jiwa yang dapat dibuktikan dengan jiwa yang


berzakat, ia betumbuh serta berkembang sebuah kekayaan bathinn dan
perasaan yang optimisme. Sesungguhnya orang yang melakukan
kebaikan dan ia menyerahkan yang timbul berasal tangan yang
menyerahkan yg muncul asal tangannya buat membangkitkan saudara
seagama serta sesama insan dan menegakkan hak Allah pada orang
tersebut.

3) Zakat dapat menarik rasa simpati atau cinta.

Sesungguhnya zakat mengikat antara orang kaya dengan


masayarakat dengan sebuah ikatan yang bertenaga penuh dengan
kecintaan, persaudaraan dan tolong menolong. Sebab jika insan
megetahui orang yang senang menyampaikan kemanfaatan terhadap
mereka.

4) Zakat mensucikan harta

Menggunakan berzakat mampu membersihkan diri serta


mensucikan jiwa dan berbagi harta orang kaya. Sebab berafiliasi
langsung dengan suatu harta tadi tercampur, yang tidak bisa suci
kecuali menggunakan menegeluarkannya pada sebuah riwayat yang
terkemuka, terkadang telah diwajibkannya zakat terhadap hartamu
tetapi engkau tidak mengeluarkannya maka harta yang haram akan
menghancurkan sebuah harta yg halal.

5) Zakat tak mensucikan harta yg haram.

Jika kita meyatakan zakat itu dapat mensucikan harta serta


mengakibatkan sebuah sebab bertambah berkahnya harta, maka harta
tersebut termasuk halal sampai ketangan pemiliknya melalui cara yang
dibenarkan oleh kepercayaan

6) Zakat menyebarkan harta

Seseorang yang mengerti tentang dibalik sebuah pengurangan


yang bersifat dzahir di hakikatnya akan bertambah dan berkembang di
harta secara holistik secara tersendiri. Pada dasarnya sedikit harta yang
dikeluarkan akan pulang kepadanya secara berlipat gada. Selain
melipat gandakan Allah juga menyuburkan tanpa sepengetahuan kita.
Allah akan memberi dengan anugrah kepada setiap orang yang
dikehendakinya sesungguhnya Allah maha luas anugrahnya.

Hikmah Zakat

Nasihat yang terkandung pada kewajiban zakat (az-zauhaili, 2017:170) diantaranya:

1. Mengatasi kesenjangan

Zakat adalah galat satu perbuatan yang bisa mempunyai pengaruh yang
positif dalam mengatasi kesenjangan antara orang kaya menggunakan orang
miskin. Seseorang yang diberikan kelebihan harta oleh Allah SWT, yang
dimana didalam sebagian hartanya memiliki hak bagi orang yang jatuh dalam
kefakiran dan kemiskinan. Hal ini telah ditetapkan sebagaimana firman Allah
SWT. “serta di harta harta mereka terdapat hak buat orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (qs. Ad-dzariyat:
19).

2. Membentengi harta

Zakat dapat menjaga serta membentengi harta pada orang orang yang
mengeluarkan zakat. Membentengi berasal kerusakan, kejahatan, jangkauan
tangan-tangan yang jahil dan dari aneka macam bencana. Rasulullah saw
bersabda: “bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yg
sakit berasal kalian dengan sedekah, siapkanlah doa buat bala mala.” (hr. Ath-
thabrani, al-mu’jam al-ausath 2/274 no. 1963).

3. Menolong orang lain

Zakat yang ditunaikan sang orang yang memiliki kelebihan (harta) bisa
memberikan bantuan pada orang yang fakir/kekurangan pada situasi
kehidupan yang lebih mulia. Zakat jua dapat membantu pemerintah pada
upaya pemerataan pendapatan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw, bersabda:
“sesungguhnya Allah mewajibkan kepada orang-orang muslim yang kaya
terhadap harta mereka sinkron dengan kadar yang mampu mencukupi orang
orang muslim yang fakir. Orang-orang fakir tidak akan menderita ketika
mereka lapar atau telanjang, kecuali sebab perbuatan orang kaya. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah akan menghisab mereka menggunakan keras serta
menyiksa mereka dengan siksa yang pedih.” (Hr. Thabrani pada al-mu’jam al-
ausath dua/27 no. 1963).

4. Menyucikan diri dari penyakit kikir dan bathil

Zakat dapat mengantarkan seseorang pada kebiasaan dalam memberi serta


bersikap gemar memberi, hal ini tentu saja dapat menjauhkan diri dari sifat
kikir serta bathil. Allah SWT berfirman: “ambillah zakat berasal sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan serta mensucikan
mereka.” (Qs. At-taubah: 103).

5. Menyembuhkan penyakit

Zakat yg ditunaikan oleh seseorang serta jika diikuti menggunakan


amalan sunah seperti sedekah juga infak, dikabarkan sang Nabi Muhammad
saw, sebagai galat satu mediator penyembuhan penyakit di seseorang,
sebagaimana sabda nabi saw yang diriwayatkan sang at-thabrani:
“sembuhkanlah orang sakit diantara kalian dengan bersedekah” (hr. Ath-
thabrani, al- mu’jam al-ausath dua/274 no. 1963).

Syarat dan Rukun Zakat

1. Rukun zakat

Rukun zakat adalah segala unsur yang wajib dipenuhi sebelum


menunaikan zakat. Rukun zakat terdiri berasal orang yang berzakat, harta yang
dizakatkan, dan orang yang berhak menerima zakat. Seorang yang sudah
memenuhi syarat buat berzakat wajib mengeluarkan sebagian harta yang
dimiliki menggunakan cara melepas hak kepemilikannya, kemudian
penyerahannya dilakukan secara eksklusif kepada yang bersangkutan atau
melalui amil zakat.

2. Syarat zakat
a. Syarat harus zakat:
1) Merdeka.
2) Islam.
3) Akil baligh.
4) Kondisi harta yg harus dizakati.
5) Syarat harta sampai satu nisab.
6) Kepemilikan harta secara sempurna.
7) Relatif haulnya.
8) Tidak terdapat utang
9) Lebih berasal kebutuhan utama
b. Syarat sah pembayaran zakat:
1) Niat
2) Mentransfer/memindahkan kepemilikan

Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat (mustahik)

Sinkron yg pada jelaskan allah pada qs at-taubah ayat 60. “sesungguhnya zakat
itu hanya buat orang fakir, miskin, pengurus zakat, mu’alaf, orang yang terjerat
hutang, buat jalan Allah dan buat mereka yang sedang dalam perjalnan, menjadi suatu
ketetapan yang di wajibkan oleh Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana.” Sinkron dengan ayat tadi maka orang-orang yg berhak menerima zakat:

1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Mualaf
5. Budak/riqab
6. Gharim
7. Fi sabilillah
8. Ibnu sabil

Orang yang tidak berhak menerima zakat

Terdapat golongan yang tidak berhak menerima zakat, syeikh muhammad ibn qasim
al-qhazi dalam kitabnya fath al-qarib menyebutkan bahwa ada lima golongan yang
tidak berhak menerima zakat, yaitu:

1. Orang kaya
2. Famili rasulullah saw
3. Orang kafir
BAB III

LANDASAN HUKUM ZAKAT DAN PENGELOLAAN ZAKAT (HUKUM


ISLAM DAN HUKUM POSITIF)

Dasar hukum zakat

Secara historis, setelah ramadhan dan zakat fitrah diberlakukan, pada bulan
syawal tahun kedua hijriah, madinah mulai menuntut zakat. Namun, ijma' tidak
memiliki kewajiban zakat fitrah kepada nabi karena ia dianggap suci tanpa dosa/kotor.
Pada saat yang sama, zakat fitrah sendiri merupakan alat bersuci bagi mereka yang
dianggap “kotor”.

Al-qur'an merupakan dasar pertama dan utama bagi kewajiban zakat. Kewajiban
zakat telah disebutkan dalam al-qur'an. Biasanya kewajiban zakat sama dengan
kewajiban shalat, sehingga dharma dianggap sama. Kewajiban zakat dan shalat dapat
ditemukan dalam surat 82 (delapan puluh dua), yang menunjukkan hubungan erat
antara zakat dan shalat. Sebuah firman allah swt menunjukkan eratnya hubungan
antara zakat dan shalat sebagai berikut.

َ‫صاَل ةَ ال َّز َكاةَ ارْ َكعُوا الرَّا ِك ِعين‬


َّ ‫ال‬

Artinya: “Jagalah sholatmu, tunaikan zakat, dan rukuklah dengan orang-orang yang
rukuk”

Ayat lain yang menunjukkan hubungan antara kewajiban zakat dan shalat adalah:

‫لذينامنوالوالسلستاموالفویاتوالسودلحمعندالعليزمال‬

Artinya: “Sesungguhnga orang yang beriman, melakukan amalan shaleh,


melaksanakan shalat, dan membayar zakat, mereka akan mendapatkan pahala dari
Allah SWT. Mereka tergolong tidak takut dan tidak bersedih hari.”

َ‫صاَل ةَ ال َّز َكاةَ ا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم هَّللا ِ هَّللا َ الُون‬


َّ ‫ال‬

Artinya: "jagalah shalat dan bayar zakat. Apa pun yang anda lakukan untuk diri
sendiri, tentu anda akan diberi pahala oleh allah. Benar, allah mengetahui apa yang
anda lakukan."

Lebih lanjut, qs dengan jelas menyatakan kewajiban zakat ini. Al-baqarah pasal 110

َ‫صاَل ةَ ال َّز َكاةَ ا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم هَّللا ِ هَّللا َ الُون‬


َّ ‫ال‬

Artinya: “jagalah shalat dan bayarlah zakat. Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan
untuk dirimu sendiri, tentu kamu akan mendapat balasan dari allah. Sesungguhnya
allah maha mengetahui.

Masih banyak kitab suci lainnya yang berkaitan dengan kewajiban zakat. Selain al-
qur'an, kewajiban zakat juga muncul dalam berbagai hadits nabi muhammad.

Dalam hadits lain, nabi muhammad saw memerintahkan muad untuk pergi ke yaman
dan berkata: “katakan kepada mereka bahwa allah menegur orang miskin yang
memberi mereka sedekah yang mereka ambil dari orang kaya.” (bukhari: 1395)

Hadits lain yang berkaitan dengan kewajiban zakat adalah sebagai berikut:
“diriwayatkan dari ibnu abbas ra bahwa rasul allah mengutus muad ke tanah yaman,
kemudian rasul allah mengucapkan sabdanya, yang di dalamnya ada sabda: allah telah
memerintahkan kepada mereka kewajiban bersedekah (zakat) dari kekayaan mereka.
Untuk dibagikan kepada orang-orang yang tergolong miskin.” (hr ibnu abbas)

Dari sudut ijma para sahabat, zakat adalah wajib dan menyatakan perang terhadap
mereka yang tidak mau membayar zakat. Barang siapa yang mengingkari kewajiban
zakat ini, maka ia adalah kafir dan murtad, meskipun ia seorang muslim dan
bertempat tinggal di negeri muslim. Dia dianggap pengkhianat dan diberi waktu tiga
hari untuk bertobat. Jika dia bertobat, dia tidak akan dihukum mati, jika dia tidak
bertobat, dia akan dihukum mati. Sedangkan jika dia tidak tahu itu karena dia baru
saja bersumpah untuk menjadi seorang muslim, atau tinggal di daerah terpencil dan
jauh dari informasi.
Dasar aturan zakat pun diatur dalam undang-undang no 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat.

1. Pasal 1 dan 2, membahas tentang zakat merupakan harta yang wajib


dikeluarkan seorang muslim untuk diberikan kepada orang yang berhak
menerima sesuai kaidah Islam.
2. Pasal 7 menjelaskan pembentukan badan amil zakat nasional dinyatakan
memiliki tugas pokok yaitu mengumpulkan, mendistribusikan serta
mendayagunakan zakat.
3. Pasal 4 ayat 2, kriteria harta yang wajib dizakati yaitu:
a. Emas, perak dan logam mulia lainnya
b. Uang dan surat-surat berharga lainnya
c. Perniagaan
d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan
e. Peternakan dan perikanan
f. Pertambangan
g. Perindustrian
h. Pendapatan dan jasa
i. Rikaz

Pengelolaan zakat sesuai hukum islam

Dijelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa awal mula zakat berasal dari harta yang
dimiliki, seperti yang dijelaskan di Q.S. at-taubah (9): 103 yang artinya :“ambillah
zakat berasal sebagian harta mereka, menggunakan zakat itu kamu membersihkan
serta mensucikan mereka dan mendoalah buat mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(sebagai) ketenteraman jiwa bagi mereka. Bahwa Allah sang maha mengetahui lagi
maha pendengar.”

Dari ahmad mustafa al-maraghi bahwa: perintah Allah buat orang-orang yang
beriman buat mengeluarkan zakatnya berasal yang akan terjadi usaha yg terkait, baik
yang berupa mata uang, barang dagangan, hewan ternak, mauppun yang berbentuk
tanaman, butir-buahan, serta biji-bijian, dengan kondisi dari harta yg baik, terpilih dan
halal.

Yusuf qardawi menyatakan bahwa yang dimaksud menggunakan harta (amwal)


ialah bentuk plural asal kata harta benda yang berarti segala sesuatu yang sangat
dinginkan sang insan buat menyimpan dan memilikinya. Zakat pada hakikatnya ada
dua macam, yang keduanya mempunyai substansi yg tidak sama, yaitu zakat harta
(harta benda), serta zakat fitrah.

a) Zakat harta

Al-qur'an secara dunia menyatakan bahwa zakat diambil berasal setiap harta yang kita
miliki, seperti yg tertuang pada q.s. at-taubah (9): 103:

‫ك َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬


َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬
َ َ‫صاَل ت‬

Terjemahnya: ambillah zakat asal sebagian harta mereka, dengan zakat itu engkau
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah buat mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (sebagai) ketenteraman jiwa bagi mereka. Serta Allah sang maha
mengetahui dan maha mendengar.

Syarat harus seseorang umat islam wajib mengeluarkan zakat yaitu menjadi berikut:

a. Kepemilikan tepat
b. Berkembang
c. Mencapai nisab
d. Melebih kebutuhan utama
e. Terbebas berasal hutang
f. Kepemilikan satu tahun penuh
b) Zakat fitrah

Zakat yang wajib ditunaikan bagi seorang muzakki yang sudah


mempunyai kemampuan buat menunaikannya. Zakat fitrah artinya zakat harus
yang wajib dimuntahkan sekali setahun yaitu waktu bulan ramadhan
menjelang idul fitri. Di prinsipnya, zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum
salat idul fitri dilangsungkan. Zakat fitrah hukumnya wajib ditunaikan bagi
setiap muslim yg mampu. Besar zakat fitrah yang wajib dimuntahkan sebesar
satu sha’ yang nilainya sama dengan 2, lima kilogram beras, tepung terigu,
kurma, sagu, serta sebagainya atau tiga, 5 liter beras yg disesuaikan
menggunakan konsumsi per-orangan sehari-hari.

c) Pengelolaan zakat sesuai hukum positif
Di konsepnya zakat ialah peranata sosial yang diyakini dapat mengentaskan
kemiskinan dan mampu mensejahterakan rakyat merupakan kewajiban umat
islam yang wajib dilaksanakan. Secara bahasa zakat bisa dari dari kataal-
barakatu yang diartikan dengan keberkahan, bisa jua berasal berasal kata ath-
thaharatu yang mempunyai arti kesucian, bisa pula dari dari istilah al-nama
yang memiliki arti pertumbuhan serta perkembangan, dan mampu asal
kata ash-shalahu yang memiliki arti keberesan.
1. Undang-undang No 23 tahun 2011
Perihal pengelolaan zakat selainm berasal al-qur’an dan hadist, zakat
pula diatur dalam undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat.  Pada pasal 4 ayat 2 mengungkapkan harta yang dikenai zakat
sebagai berikut:
a. Emas, perak dan logam mulia lainnya

b. Uang dan surat-surat berharga lainnya

c. Perniagaan

d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan

e. Peternakan dan perikanan

f. Pertambangan

g. Perindustrian

h. Pendapatan dan jasa rikaz
2. institusi-institusi pengelola zakat pada hukum positif di Indonesia

a. Badan amil zakat nasional (baznas)

Zakat wajib dikelola dengan baik serta professional agar zakat


dimaksimalkan kesejahteraan umat. Pengelolaan zakat ialah
aktivitas perencanaan, aplikasi, dan supervise terhadap pengumpulan
serta pendistribusia dan eksploitas zakat. Pengelolaan zakat sesuai:

1) Syariat islam
2) Jujur (pengelola zakat wajib dapat dipercaya)
3) Kemanfaatan (pengelolaan zakat dilakukan buat
mendatangkan manfaat yg sebesar-besarnya bagi mustahik)
4) Keadilan (pengelolaan zakat dalam pendistribusiannya
dilakukan secara adil)
5) Kepastian hukum (Pengelolaan zakat menjamin kepastian
hukum mustahik dan muzakki)
6) Integrasi (pengelolaan zakat dilakukan secara hierarkis buat
upaya menaikkan pengumpulan, pendistribusian, serta
penggunaan zakat)
7) Akuntabilitas (pengelolaan zakat dapat
dipertanggungjawabkan serta diakses sang rakyat.

Forum amil zakat (laz)


Berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2011 wacana
pengelolaan zakat, lembaga amil zakat (laz) adalah suatu forum yang
dibuat sang daerah setempat yang bertugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, serta eksploitasi zakat.
Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor 3 Tahun 2018 ini ditetapkan
dengan pertimbangan

Bahwa untuk meningkatkan manfaat zakat dalam mewujudkan kesejahteraan


masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, serta peningkatan kualitas umat maka
pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat
Nasional, Badan Amil Zakat Nasional Provinsi, Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten/Kota, dan Lembaga Amil Zakat harus dilakukan sesuai dengan syariat
Islam dan peraturan perundang-undangan; Bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat
Nasional tentang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat;
BAB IV

ZAKAT EMAS, ZAKAT PERAK, DAN BARANG TEMUAN

Pengertian zakat emas dan perak

Zakat emas dan perak dianjurkan bagi umat muslim seperti yang tercantum pada
al-quran surat at taubah ayat ke-34. Zakat emas dan perak tadi dikenakan buat logam
mulia pada ukuran tertentu ketika haul atau mencapai kepemilikan selama satu tahun.

Hadits riwayat abu daud menunjukan tentang anjuran zakat emas serta perak ini.
Pada hadist tersebut dijelaskan bahwa siapapun yang mempunyai 200 dirham perak
serta telah mencapai haul atau 1 tahun, maka harus buat berzakat sebesar 5 dirham.
Ad interim bila mempunyai 20 dinar emas, maka harus dizakati sebesar 1/2 dinar.

Ketentuan zakat emas serta perak 

Tidak sinkron dengan zakat fitrah yang tiap orang mempunyai kewajiban besaran
zakat yang sama, zakat harta benda seperti binatang ternak dan logam mulia
mempunyai perhitungan yg tidak sinkron di setiap orang. Pembayarannya pun dapat
dilakukan setiap ketika, bergantung pada haul masing-masing orang. Sesuai
pertimbangan berbagai hadits dan peralihan mata uang, maka dirumuskan ketentuan
zakat emas serta perak yang sah. Zakat emas dan perak pula memperhatikan harga
buyback logam mulia tadi waktu zakat dilakukan.

Seorang muslim wajib melakukan zakat emas serta perak waktu sudah mencapai
nisab. Nisab zakat emas merupakan 85 gr. Ad interim untuk zakat perak, batas
minimal nisabnya ialah sebesar 595 gram. Di masing-masing logam mulia tersebut
zakat yang harus anda bayarkan yaitu sebesar dua,lima% asal kepemilikan. 

Berikut cara menghitung zakat emas:

Jumlah zakat = logam mulia yang disimpan selama 1 tahun x 2,lima%


Zakat emas serta perak tidak harus dilakukan dengan membagi secara fisik logam
mulia yang dimiliki. Anda hanya perlu mengkonversikan logam mulia yang disimpan
selama 1 tahun ke pada harga teranyar. Selanjutnya, total berasal harga logam mulia
yg dimiliki tersebut dikalikan 2,lima%.

Syarat zakat emas serta perak 

Ada beberapa kondisi serta ketentuannya buat melakukan zakat emas serta perak.
Kondisi serta ketentuan tadi sebenarnya ialah kondisi dan ketentuan zakat mal.
Apabila beberapa syarat ini dia tidak terpenuhi, maka gugur juga kewajiban untuk
zakat emas dan perak.

a. Harta yang dimaksud tidak termasuk kebutuhan pokok. Jika seorang tak hayati
layak, contohnya memiliki emas tetapi tak mampu memenuhi kebutuhan
keluarganya, maka tidak diwajibkan buat zakat mal. Seorang yang berzakat harta
benda juga harus merdeka, karena hamba sahaya artinya pihak yang harus
mendapatkan zakat. 
b. Emas serta perak yang dimiliki bukan pinjaman baik secara utuh maupun
sebagian dananya. Emas serta perhiasan yang diperoleh dengan cara baik seperti
warisan serta anugerah negara pula masuk ke pada kewajiban zakat harta benda.
c. Telah haul atau emas serta perak sudah disimpan selama satu tahun atau lebih.
Pada kaitannya zakat harta benda, syarat ini hanya berlaku buat binatang ternak
dan logam mulia. Yang akan terjadi pertanian tak termasuk ke dalamnya. 
d. Sudah nisab atau mencapai batas buat dizakati, yaitu itu 85 gr emas atau lebih
dan 595 gr perak atau lebih. Zakat sebesar dua,5% adalah berukuran 85 gram
emas dan 595 gram perak, ad interim kelebihannya tetap dihitung sesuai rasio
atau persentase. Oleh sebab itu, akan lebih simpel apabila penghitungannya
memakai konversi ke mata uang.
e. Pemilik emas dan perak tadi tak mempunyai utang yg pada saat dekat harus
dibayar.
f. Harta ialah akibat usaha yg halal. Jika ialah harta akibat tindakan haram, maka
harta tadi tidak wajib dizakati karena wajib dikembalikan pada pemilik yang
berhak. 
g. Emas yang harus dizakati adalah emas yang yang dipergunakan menjadi
perdagangan atau perniagaan. Sementara buat perhiasan yang digunakan setiap
hari tak wajib dizakati. Namun, jika emas tadi berbentuk perhiasan dan tak
dipergunakan atau berjumlah sangat banyak melebihi nisab, maka permanen
dikenakan zakat. 

Contoh menghitung zakat emas dan perak 

Ibu yanti memiliki emas sebesar 80 gram. Dia berniat buat menambahkan
simpanan emasnya sebanyak 50 gr sebagai akibatnya sebagai 130 gr. Maka, di di hari
ini bunda yanti belum mempunyai kewajiban untuk zakat emas serta perak. Satu
tahun berikutnya, bu yanti masih tetap memiliki harta emas sebesar 130 gr. Sebab
sudah memiliki emas tadi selama 1 tahun, maka ibu yanti harus buat menzakatinya.
Agar lebih mudah, bu yanti ingin membayar zakat memakai uang rupiah. Saat bu
yanti ingin menghitung zakat emas, diketahui harga emas merupakan sebanyak
rp800.000 per gram. Sang sebab itu harta emas bu yanti sebesar 130 gr bernilai
rp104.000.000. Nilai bayar zakat, yaitu 2,5% dari rp104.000.000 adalah sebesar
rp2.600.000. 

Badan pengelola zakat emas serta perak 

Di indonesia ada badan zakat nasional, yaitu badan amil zakat nasional (baznas)
dan beberapa lembaga penyalur zakat lainnya. Forum zakat tadi akan menyalurkan
dana pembayaran pada orang-orang yang membutuhkan. Pihak-pihak yang akan
mendapatkan zakat anda merupakan orang fakir, orang miskin, amil, mualaf, budak,
orang yang berhutang dan kesulitan membayar, serta orang yang sedang dalam
perjalanan jauh.

Zakat barang temuan atau rikaz merupakan zakat yang wajib dikeluarkan untuk
barang yang ditemukan didalam tanah atau disebut harta karun. Yang wajib dizakati
yaitu emas atau perak dan tidak mensyaratkan haul (lama penyimpanan). Nisab sesuai
emas yang ditemukan dan perak kadar zakat sebanyaknya seperlima atau 20%.

Kewajiban mengeluarkan zakat dijelaskan di dalam Hadits, sebagai berikut:

Berasal abu hurairah r.a., bahwa rasulullah s.a.w. Bersabda: "Serta di rikaz
(diwajibkan zakatnya) satu perlima.

Zakat Barang Temuan

Zakat barang temuan adalah zakat yang wajib dikeluarkan untuk barang yang
ditemukan terpendam di dalam tanah, atau yang biasa diklaim dengan harta karun.
Harta yg ditemukan dalam bumi dapat dibagi menjadi menjadi tiga:

1) Harta yang mempunyai kaum kafir (non muslim) serta harta tadi terbukti
berasal masa jahiliyah (sebelum islam) dianggap rikaz.
2) Harta yg tidak mempunyai yg pulang ke masa jahiliyah, maka dapat dibagi
dua:
o Bila ditemukan pada tanah bertuan atau jalan bertuan disebut
luqothoh(barang temuan).
o Jika ditemukan pada tanah tidak bertuan atau jalan tidak bertuan
disebut kanzun(harta terpendam).
3) Harta yang berasal dari pada bumi diklaim ma’dan (barang tambang).

Macam-macam harta pada atas memiliki aturan masing-masing. Harta terpendam


tidak terlepas dari 5 keadaan, yaitu:

a. Ditemukan di tanah tidak bertuan

Mirip ini sebagai milik orang yang menemukan. Nantinya dia akan mengeluarkan
zakat sebanyak 20% serta residu 80% jadi miliknya. Nabi saw mengatakan tentang
seorang yg menemukan harta terpendam, “jika kamu menemukan harta terpendam
tersebut pada negeri berpenduduk atau di jalan bertuan, maka umumkanlah (layaknya
luqothoh atau barang temuan, pen). Sedankan bila engkau menemukannya pada tanah
yang memberikan harta tadi dari berasal masa jahiliyah (sebelum islam) atau
ditemukan di tempat yg tidak ditinggali manusia (tanah tidak bertuan) atau pada jalan
tidak bertuan, maka terdapat kewajiban zakat rikaz sebanyak 20%

b. Ditemukan di jalan atau negeri yg berpenduduk

Mirip ini diperintahkan buat mengumumkannya sebagaimana barang temuan


(luqothoh). Jika datang pemiliknya, maka itu jadi miliknya.bila tidak, maka sebagai
milik orang yang menemukan sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelumnya.

c. Ditemukan di tanah milik orang lain

Terdapat 3 pendapat pada duduk perkara ini:

1) Permanen jadi milik si pemilik tanah. Demikian pendapat abu hanifah,


muhammad bin al hasan, qiyas asal perkataan imam malik, serta salah satu
pendapat dari imam ahmad.
2) Menjadi milik orang yg menemukan. Inilah pendapat yg lain asal imam ahmad
dan abu yusuf. Mereka mengatakan bahwa yang namanya harta terpendam
bukanlah jadi milik si empunya tanah, namun menjadi milik siapa saja yang
menemukan.
3) Dibedakan, yaitu bila pemilik tanah tentang harta tersebut, maka itu jadi
miliknya. Bila si pemilik tanah di mengenalnya, harta tadi sebagai milik si
pemilik tanah pertama kali.
d. Ditemukan di tanah yang telah berpindah kepemilikan dengan jalan jual beli atau
semacamnya

Terdapat 2 pendapat dalam masalah ini:

1) Harta seperti ini menjadi milik yang menemukan pada tanah miliknya saat ini.
Demikian pendapat malik, abu hanifah dan pendapat yang masyhur dari imam
ahmad selama pemilik pertama tanah tersebut tidak mengklaimnya.
2) Harta tadi menjadi milik pemilik tanah sebelumnya jika ia mengenal harta
tersebut. Bila tak dikenal, maka menjadi pemilik tanah sebelumnya lagi, dan
begitu seterusnya. Bila tidak di antara pemilik tanah sebelumnya yang
mengenalnya, maka perlakuannya mirip luqothoh (barang temuan).

Anda mungkin juga menyukai