Aminar - Febi Della Yuliani
Aminar - Febi Della Yuliani
Aminar - Febi Della Yuliani
TERHADAP LEVERAGE
(Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013 – 2018)
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan proses
produksi dengan mengolah bahan/barang mentah menjadi bahan/barang jadi atau
barang yang siap dikonsumsi sehingga lebih membutuhkan dana yang cukup besar
untuk menjalankan operasionalnya. Perusahaan manufaktur membutuhkan lebih
banyak sumber dana jangka Panjang untuk membiayai kegitan operasi perusahaan
dan salah satunya dengan menggunakan hutang. Dapat dilihat kondisi
perekonomian pada saat ini cenderung tidak stabil membuat banyak perusahaan
bangkrut akibat dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan
perusahaan yang bersangkutan harus membayar beban hutang yang meningkat
akibat ambruknya nilai tukar rupiah terhadap US Dolar (Yuli Fransiska , 2016).
Aspek terpenting dalam perusahaan yaitu pendanaan karena pada dasarnya
perusahaan memerlukan dana demi keberlangsungan kegiatan operasionalnya.
Sumber pendanaan diperoleh dari pihak internal maupun eksternal. Adapun laba
ditahan dan depresiasi merupakan dana internal. Sedangkan pihak eksternal
diperoleh dari kreditur, pemilik ataupun pemegang saham lainnya di perusahaan
(Astuti, 2014).
Pecking Order Theory mengatakan suatu perusahaan membiayai kegiatan
operasionalnya memakai dana internal dibandingkan dengan penggunaan dana
yang bersumber dari eksternal. Tapi, ketika sumber dana internal sudah tidak
mencukupi lagi maka penggunaan sumber dana eksternal dalam bentuk hutang
dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan mengira bahwa penggunaan hutang
dianggap lebih aman dibanding menerbitkan saham baru (Mamduh, 2018).
Kebijakan deviden merupakan keputusan apakan laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
dimasa yang akan datang (Martono, 2008). Untuk mendapatkan dana salah
satunya dengan menggunakan hutang. Dengan menggunakan pendanaan hutang
perusahaan diharapkan mampu menghasilkan laba yang maksimal, sehingga
mampu memberikan dividen bagi para pemegang saham.
Kebijakan deviden menjadi hal yang sangat sensitive bagi para pemegang
saham ataupun calon investor. Kebijakan deviden akan memiliki pengaruh
terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan. Jika perusahaan
meningkatkan pembayaran devidennya maka dana yang tersedia untuk pendanaan
(laba ditahan) akan semakin kecil, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dana
perusahaan tersebut cenderung menggunakan hutang lebih banyak (Masdupi,
2005). Laba yang semakin besar memberikan kesempatan lebih besar untuk
membagikan deviden kepada pemegang saham, tetapi dengan membagikan
deviden dana yang dimiliki perusahaan akan semakin berkurang, sehingga dapat
menganggu operasional perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan
perlu mendapatkan sumber dana lain untuk menjalankan operasional perusahaan
dan tetap membagikan deviden tersebut.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar
kecilnya perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar mempunyai
akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur juga akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki probabilitas yang
lebih besar untuk memenangkan persaingan (Widodo, 2017).
Ukuran perusahaan mencerminkan total asset dari perusahaan. Semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin mudah pula perusahaan mendapatkan
tambahan modal dari internal maupun eksternal dan semakin kecil ukuran
perusahaan maka semakin sulit pula perusahaan mendapatkan tambahan modal
(Kartika, 2009), karena besar kecilnya perusahaan menggambarkan kepercayaan
pihak dalam maupun luar dalam melakukan pendanaan. Ukuran perusahaan
menjadi acuan seseorang investor untuk menanamkan modalnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi kelebihan dari penelitian sebelumnya
yaitu dari segi pengetahuan (to knowledge) dan method yang mana pada penelitian
ini menambahkan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan
menggunakan metode analisis regresi data panel.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wikan (2015) menunjukkan bahwa
kebijakan deviden berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan leverage,
semakin tinggi dividen akan semakin tinggi pula tingkat penggunaan hutang.
Adapun obyek penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur periode 2006-
2010.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (2009) tentang Pengaruh
Dividen, Aliran Kas Bebas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko
Terhadap Leverage Perusahaan Dengan Investment Opportunity Set (IOS)
Sebagai Variabel Moderating menemukan bahwa IOS tidak mempengaruhi
hubungan antara kebijakan dividen dengan Leverage perusahaan. Dalam
penelitian ini terdapat variabel moderating.
Hasil yang berbeda dilakukan oleh Sigalingging & Dewi (2017)
menemukan bahwa kebijakan dividen perpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan utang. Adapun dalam penilitian ini obyek nya pada sector
Trade, service & investment yang terdaftar di BEI. Berdasarkan uraian diatas,
maka dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1 : Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset perusahaan yang berguna
untuk kegiatan operasi perusahaan, perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan
yang besar lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan dengan ukuran
perusahaan kecil. Hasil penelitian Astuti (2014) yang menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Ukuran
perusahaan juga perlu dipertimbangkan sebagai faktor yang memengaruhi
kebijakan utang perusahaan. Perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dikenal
oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dapat
mengakses pasar modal, karena kemudahan tersebut maka perusahaan memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana menurut (Wahidahwati,
2002).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang. Dalam
penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif kausal. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data sekunder dalam bentuk
dokumentasi dengan karakteristik berupa laporan keuangan utamanya laporan
neraca dan laporan laba/rugi, dimana diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.id).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri,
Widyawati Elsa, (2019) tentang Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan
Volatilitas Laba Terhadap Leverage Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) juga menemukan
hasil yang sama yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage.
Penelitian ini ditolak dikarenakan masalah statistik seperti banyak nya data
outlier, banyak ditemukan data-data yang bersifat ektrem dalam proses
pengolahan data. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 86
perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis kedua
sebagai berikut:
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap leverage
METODE PENELITIAN
Data dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan obyek ini adalah dalam pemilihan sampel
tidak terdapat kendala kekurangan data, dan titik informasi yang pasti mengenai
industri yang telah go publik.
Dalam penelitian ini Annual Report dan Summary digunakan sebagai
sumber data utama. Jenis data yang didapatkan dari Annual Report dan Summary
berbentuk data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan seperti laporan laba
rugi, laporan ekuitas, laporan neraca dan catatan laporan akhir periode Desember
2013 sampai Desember 2018. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang dipakai.
Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia di akhir periode observasi, yaitu tahun 2018 sebanyak 9
Perusahaan. Metode pemilahan sampel pada pengamatan ini dilakukan dengan
metode purposive sampling yaitu metode penarikan sampel dengan penilaian yang
berdasarkan kriteria sesuai dengan objek maupun subjek yang untuk diamati
(Sugiyono, 2017).
Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan purposive sampling yaitu sebagai berikut; Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diakhir periode observasi, yaitu Tahun
2018, perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut pada Bursa Efek
Indonesia selama periode observasi, erusahaan manufaktur yang mempunyai
laporan keuangan lengkap selama periode observasi, perusahaan yang
menyediakan data keuangan sesuai variable yang diuji yaitu leverage, kebijakan
deviden, dan ukuran perusahaan.
Tabel 1
Tabulasi Pengambilan Sampel Menggunakan Purposive Sampling
No Kiteria Jumlah
Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI akhir periode Observasi, yaitu Tahun
1 163
2018.
Perusahaan Manufaktur yang tidak terdaftar secara berturut-turut pada Bursa
2 (38)
Efek Indonesia selama periode observasi (2013-2018).
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak
3
menerbitkan laporan keuangan selama periode observasi (2013-2018) (25)
Perusahaan yang tidak menyediakan data keuangan sesuai variable yang diuji
4 (91)
yaitu leverage, kebijakan deviden, dan ukuran perusahaan.
Jumlah Sampel Akhir 9
Jumlah Observasi 54
Sumber : Diolah Peneliti, 2019
Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel
independent dan dependent. Variabelindependentyaitu kebijakan deviden (X1),
Ukuran Perusahaan (X2). Variabel dependent yaitu Leverage(Y). Berikut uraian
definisi operasional dalam penelitian ini:
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Sumber
1. Leverage Leverage merupakan Total Debt (Wikan,
DER=
(Y) suatu kemampuan Total Ekuitas 2013)
yang dimiliki
perusahaan dalam
memenuhi likuiditas
jangka pendek dan
likuiditas jangka
panjang.
Total Liabilitas
DAR=
Total Asset
FCF =
EBIT + Beban Bunga+ Kewajiban Sewa
Beban Bunga+ Kewajiban Sewa
Long−Term Debt
LTDtER =
Equity
2. Kebijakan Dividend Payout Ratio DPR= (Wikan,
Deviden (DPR) merupakan Deviden perlembar saham( DPS) 2013)
(X1) rasio antara deviden Laba perlembar saham(EPS )
perlembar saham
(DPS) dengan laba
perlembar saham
(EPS).
3. Ukuran Ukuran perusahaan Ukuran Perusahaan = Ln (Total (Wikan,
Perusahaan dilihat dari seberapa Aktiva) 2013)
(X2) besar logaritma natural
total asset yang
dimiliki oleh
perusahaan.
Standar
Variabel Minimum Maksimum Mean
Deviasi
Tabel 4
Uji Normalitas
Model I
Jarque-Bera Probability
3.430622 0.179908
Sumber :data diolah, Eviews 8
Berdasarkan tabel 4 diatas nilai probability lebih besar dari alpha (0.179
>0.05) maka dapat dikatakan bahwa residual dalam model penelitian ini telah
berdistribusi normal.
Tabel 5
Uji Normalitas
Model II
Jarque-Bera Probability
1.796527 0.407276
Sumber :data diolah, Eviews 8
Berdasarkan tabel 4 diatas nilai probability lebih besar dari alpha (0.179
>0.05) maka dapat dikatakan bahwa residual dalam model penelitian ini telah
berdistribusi normal.
Untuk menemukan model mana yang terbaik maka dilakukan analisis
lebih lanjut dengan menggunakan dan Hausman Test.
Tabel 6
Uji Hausman
Model I
Chi-Sq.
Test Summary Chi-Sq. d.f. Prob.
Statistic
DPR -0.076948
LN -0.312184
Model II
Variable Coefficient
C 2.708720
DPR -0.019519
LN -1.254268
Sumber: data diolah, Eviews 8
Berdasarkan model estimasi yang terpilih, diperoleh persamaan model
regresi data panel sebagai berikut :
DER ¿=0.92−0.076948 DPR¿ −0.312184 ¿ ¿ ¿+ e ¿ ...................................(I)
DAR ¿=2.70−0.019519 DPR¿ −1.254268 ¿ ¿ ¿+e ¿ ..................................(II)
Dari model regresi diatas, nilai konstanta sebesar 0.92 ini menjelaskan jika
diasumsikan nilai variabel independen bernilai 0 (tidak ada), maka nilai leverage
bernilai konstan sebesar 0.92.
Pada model I Koefisien dividen payout ratio (DPR) sebesar -0.076948
artinya setiap peningkatan variabel DPR sebanyak 1 satuan berarti akan
menurunkan variabel leverage sebanyak -0.076948 serta beranggapan variabel
lain dalam bentuk konstan. Sedangkan nilai Koefisien LN sebesar -0.312184 yang
berarti setiap peningkatan variabel LN sebanyak 1 satuan berarti akan
menurunkan variabel leverage sebanyak -0.312184 serta beranggapan variabel
lain dalam bentuk konstan.
Pada model II Koefisien dividen payout ratio (DPR) sebesar -0.019519
artinya setiap peningkatan variabel DPR sebanyak 1 satuan berarti akan
menurunkan variabel leverage sebanyak -0.019519 serta beranggapan variabel
lain dalam bentuk konstan. Sedangkan nilai Koefisien LN sebesar -1.254268 yang
berarti setiap peningkatan variabel LN sebanyak 1 satuan berarti akan
menurunkan variabel leverage sebanyak -1.254268 serta beranggapan variabel
lain dalam bentuk konstan.
Tabel 8
Hasil Pengujian Hipotesis
Model I
Variabel t-statistik t-tabel prob alpha Kesimpulan
DPR -2.143274 2.0075 0.0369 0.05 Diterima
LN -0.208930 2.0075 0.8353 0.05 Ditolak
Model II
Pada tabel diatas model I untuk variabel DPR secara absolut menunjukkan
nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (-2.143274 < 2.0075) atau probability lebih
kecil dari alpha (0.0369< 0.05) maka hipotesis pertama (H 1) dalam penelitian ini
diterima dan dapat disimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap leverage. Untuk variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai t-hitung
lebih kecil dari t-tabel (-0.208930 < 2.0075) atau probability lebih besar dari alpha
(0.8353 > 0.05) maka hipotesis kedua (H2) ditolak yang berarti ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap leverage.
Pada model II variabel DPR menunjukkan nilai t-hitung lebih kecil dari t-
tabel (-0.960409 > 2.0075) atau probability lebih besar dari alpha (0.3414< 0.05)
maka hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak dan disimpulkan bahwa
DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap leverage. Untuk variabel
ukuran perusahaan menunjukkan nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-1.542638
< 2.0075) atau probability lebih besar dari alpha (0.1291> 0.05) maka hipotesis
kedua (H2) ditolak yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap leverage.
Pembahasan
Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Leverage
Penelitian yang dilakukan terhadap 54 data observasi yang diperoleh dari
data perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2018. Data
tersebut diseleksi menggunakan beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Dari hasil
estimasi dengan menggunakan program eviews 8 dapat disimpulkan bahwa
kebijakan deviden sebagai hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa kebijakan
deviden berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage diterima, Semakin
besar jumlah deviden yang dibagikan juga akan meningkatkan jumlah utang yang
digunakan. Ketika deviden tidak dibagikan atau semakin kecil, utang yang akan
digunakan semakin rendah.
Deviden pada dasarnya merupakan bagian dari keuntungan perusahaan
yang akan dibagikan kepada pemilik perusahaan atau investor. Kebijakan deviden
ini diambil terkait dengan jumlah arus kas di dalam perusahaan. Ketika
perusahaan menggunakan dana yang ada untuk membiayai operasional dan
membagikan tingkat deviden yang rendah kepada pemilik saham, maka
perusahaan akan meningkatkan pendanaan melalui utang. Demikian juga
sebaliknya ketika tingkat pembagian deviden yang tinggi, maka perusahaan akan
cenderung menurunkan tingkat utang yang digunakan perusahaan (Hidayat,
2013).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Hidayat, (2013) tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen,
Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Utang. hasil penelitian yang dilakukan Sigalingging & Dewi (2017)
menunjukkan bahwa kebijkan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan
utang.
SIMPULAN
Hasil dari penelitian pengaruh kebijakan deviden dan ukuran perusahaan
terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei. Kebijakan
deviden berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2018. Artinya,
perusahaan yang memiliki tingkat deviden yang tinggi maka cenderung
meningkatkan utang. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap leverage pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2018. Artinya, ukuran perusahaan dengan skala yang besar cenderung
mempunyai dana internal yang cukup banyak untuk menjalankan operasional
perusahaannya, sehingga perusahaan tidak selalu menggunakan utang untuk
membiayai operasional usahanya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya penulisan ini, karena penulis banyak menerima masukan
dandorongan baik motivasi secara moral atau spiritual. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada: Ibu Aminar Sutra Dewi, SE, Msi selaku
ketua STIE “KBP” Padang sekaligus sebagai dosen pembimbing dalam
pembuatan skripsi ini dan penulis banyak berterima kasih atas kesabaran,
kepedulian dan kesempatan yang sudah diberikan, penulis berharap kebaikan Ibu
bisa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, Ibu Febsri Susanti, SEI, MM. selaku
ketua Program Studi Manajemen dan seluruh bagian yang sudah banyak
menolong penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E. (2014). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Di Indonesia. Akuntansi
Dan Pajak, 15(2), 149–158.
Cahyani, N. I. (2017). Pengaruh Profitabilitas , Likuiditas , Size , Kepemilikan
Institusional , Dan Tangibility Terhadap Struktur Modal. 6.
Fransiska, Y., R Anastasia Endang S, & Purwanto, N. (2016). Pengaruh
Kepemilikan Institusional , Kepemilikan Manajerial , Dan Kebijakan
Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014. Journal Riset
Mahasiswa, Xx(Xx), 1–15. Retrieved From Https://Media.Neliti.Com
Halim, P. M., & Widanaputra, A. A. G. . (N.D.). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan Dan Risiko Bisnis Pada Struktur Modal (Vol. 23).
Hidayat, M. S. (2013). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen,
Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Utang. Ilmu Manajemen \, 1(1), 12–25.
Jati, A. K. N. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Industri Hotel , Restoran Dan Pariwisata. Journal Of Business And Banking,
6(1), 1–14. Https://Doi.Org/10.14414/Jbb.V6i1.733
Pudjiastuti, E., & Husnan, S. (2011). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Upp Stim Ypkn.
Putri, Widyawati Elsa, I. Y. (2019). Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan
Dan Volatilitas Laba Terhadap Leverage Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. 1, 55–70.
Https://Doi.Org/10.6084/M9.Figshare.7769393
Rahayu, A. A. P., & Yasa, Wirawan. G. (2018). Investment Opportunity Set (Ios)
Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas Dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Kebijakan Utang. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22(2),
856–883.
Sigalingging, Y. N., & Dewi, A. S. (2017). Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Leverage Perusahaan Dengan Investment
Opportunity Set (Ios) Sebagai Variabel Moderasi Pada Sektor Trade,
Services & Investment Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Pundi, 3(2), 1–17.
Yusra, I., Hadya, R., & Egawati, N. (2017). Analisis Efektifitas Pengendalia
Biaya, Perputaran Modal Kerja, Dan Rentabilitas Ekonomi Menggunakan
Regresi Data Panel. 1(3), 153–166.