1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 1-12

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN,


KEBIJAKAN UTANG, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2018 - 2020)

Dhena Alinda Milenia, Dul Muid 1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone : +622476486851

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of profitability, dividend policy, debt policy, and
investment decisions on the value of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2018 until 2020. This study refers to previous research conducted by Putri
and Rachmawati (2018).
Company ratios such as profitability (ROE), dividend policy (DPR), debt policy (DER),
and investment decisions (TAG) are considered to have an influence on firm value (PBV). In this
study using multiple linear regression analysis method with the help of SPSS, some classical
assumption test to meet the regression test, and other tests namely hypothesis testing (fit and
goodness).
This study found that firm value can be influenced by profitability, dividend policy, debt
policy, and investment decisions and is able to explain the relationship between the dependent and
independent variables. The results show that profitability, dividend policy, and debt policy have a
positive and significant effect on the value of manufacturing companies. Meanwhile, investment
decisions have no significant effect on the value of manufacturing companies in Indonesia.

Keywords: firm value, profitability, dividend policy, debt policy, investment decision

PENDAHULUAN
Suatu perusahaan didirikan untuk mencapai tujuannya. Menurut (Rofiqoh, 2014),
maksimalisasi keuntungan adalah tujuan jangka pendek perusahaan, sedangkan maksimalisasi
kekayaan pemegang saham adalah tujuan jangka panjang perusahaan, karena pemegang saham
tertarik pada keuntungan masa depan dan sekarang. Mengembalikan pemodalan yang tinggi di
antara pemilik saham menunjukkan peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting
karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kekayaan pemegang saham (Putri
dan Rachmawati, 2018). Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut Husnan et al. (2012), nilai perusahaan ialah jumlah yang akan dibayar pembeli
untuk perusahaan apabila dijual. Harga listing yang tercantum pada bursa merupakan cerminan
mekanisme permintaan dan penawaran bagi perusahaan yang telah go public (Karnadi, 1933 dalam
(Yangs, 2011)). Berdasarkan hal tersebut, ada pendapat bahwa kekayaan pemegang saham terkait
dengan pertumbuhan harga saham. Kenaikan harga saham dapat mengakibatkan kenaikan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dari kajian ini ditakar mempergunakan rasio PBV (price to book
value). PBV adalah harga pasar dibandingkan nilai buku saham milik sebuah perusahaan. Nilai
buku adalah perbandingan total ekuitas dengan jumlah saham yang diterbitkan (Martikarini, 2014).
Perusahaan manufaktur ialah badan usaha yang memproduksi material pokok berupa
barang setengah jadi dan barang jadi, yang kemudian dijual kepada konsumen. Dalam
wawancaranya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa
industri manufaktur Indonesia memainkan peran penting selama tujuh tahun masa jabatan Joko
Widodo, menjadi penggerak utama dan andalan perekonomian nasional (VOI, 2021). Alasan

1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 2

pentingnya sektor manufaktur bagi perekonomian nasional dapat ditegaskan dengan pelaksanaan
investasi pada periode pertama atau pada tahun 2015 - 2019 dengan rata-rata nilai investasi tahunan
sebesar Rp 250 triliun (VOI, 2021). Kemudian, pada periode kedua di tahun 2020, nilai investasi
industri manufaktur yang terealisasi yaitu sebesar Rp 270 triliun. Dari sisi ekspor, manufaktur juga
memberikan kontribusi positif. Hal tersebut ditandai dengan terus meningkatnya ekspor nasional
yang semula di tahun 2015 sebesar USD 108,6 miliar menjadi sebesar USD 127,4 miliar di tahun
2019 (VOI, 2021). Selain itu, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB nasional mencapai
Rp2.100 triliun pada tahun 2015 dan terus meningkat menjadi Rp2.783 triliun pada tahun 2019
(VOI, 2021). Hal ini membuktikan keberhasilan sektor manufaktur, meski sempat terhambat oleh
pandemi COVID-19 (VOI, 2021).
Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh salah satu faktor kuncinya yaitu profitabilitas (Putri
dan Rachmawati, 2018). Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan
disebut profitabilitas. Semakin tinggi keuntungan, semakin banyak pendapatan yang diterima
investor. Pada kajian ini profitabilitasnya terukur dengan pengembalian ekuitas (Return On Equity).
Penggunaan variabel ROE selaku proksi untuk mengukur daya laba disebabkan oleh adanya fakta
bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh pengembalian ekuitas. Selain itu, ROE juga
mencerminkan tingkat pengembalian modal atau ekuitas yang ditanamkan investor pada suatu
perusahaan (Ayem dan Nugroho, 2016). Menurut penelitian Ayem dan Nugroho (2016),
profitabilitas punya dampak positif krusial kepada nilai perusahaan. Dalam kalimat lain: makin
tinggi profitabilitas perusahaan, makin tinggi pula nilai perusahaan itu.
Kemampuan korporasi dalam mendistribusikan dividen bisa dipandang sebagai faktor nilai
perusahaan (Prastuti dan Sudiartha, 2016). Kebijakan dividen dalam suatu perusahaan sifatnya
kompleks dan penting sebab mempengaruhi banyak kepentingan pihak yang terkait (Yangs, 2011).
Kebijakan dividen adalah pembagian laba yang didapatkan pemilik saham. Nilai perusahaan akan
tinggi jika pembayaran dividen tinggi. Dividend payout ratio (DPR) ialah proporsi keuntungan
bersih sesudah pajak dan dibagi menjadi dividen yang diperuntukkan pada pemilik saham (Yangs,
2011). Penelitian Ayem dan Nugroho (2016) mengatakan, kebijakan dividen dapat memiliki efek
positif dan krusial pada nilai perusahaan.
Perusahaan memiliki kebijakan untuk membiayai operasinya dengan utang yang disebut
kebijakan utang. Setiap perusahaan dapat memperoleh dana tambahan dari sumber internal dan
eksternal (Herawati, 2013). Penanganan utang dengan baik dapat mempengaruhi reputasi
perusahaan dan dapat dianggap sebagai masalah sensitif. Nilai perusahaan yang tinggi dipengaruhi
oleh fakta bahwa perusahaan menggunakan proporsi utang yang lebih tinggi. Ketika sebuah
perusahaan menghasilkan lebih sedikit manfaat dari utang daripada biaya yang dikeluarkannya,
nilai perusahaan menurun (Brigham E. & Joel F. Houstan, 2011). Dalam kajian ini, debt to equity
ratio (DER) dipakai menjadi tolok ukur keputusan dalam berutang. Taswan (2013) beserta
Rustendi dan Jimmi (2008) menjelaskan bahwa kebijakan utang memiliki efek bagus dan krusial
pada nilai perusahaan. Itu menandakan peningkatan utang membawa peningkatkan pada nilai
perusahaan.
Korporasi berinvestasi untuk dapat menghasilkan keuntungan di masa depan (Ayem dan
Nugroho, 2016). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan memperhatikan keputusan investasi
yang diambil. Afzal dan Rohman (2012) mengatakan, investasi memiliki tujuan utama yaitu untuk
memaksimalkan pengembalian dari investasi dan untuk menghindari risiko dengan harapan
membuatnya lebih menguntungkan bagi perusahaan serta memaksimalkan nilai perusahaan.
Keputusan investasi pada kajian ini dihitung dengan memakai total asset growth (TAG). Kajian
Ayem dan Nugroho (2016), Ningsih bersama Indarti (2012), Sari (2013), Prasetyo et al. (2013),
Pamungkas dan Puspaningsih (2013), dan Almamfaozi (2015) mengatakan keputusan investasi
berefek baik dan cukup bermakna pada nilai perusahaan. Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya dan beberapa fenomena keberhasilan perusahaan manufaktur, penulis tertarik untuk
menguji Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan dividen, Kebijakan Utang, dan Keputusan Investasi
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2018-2020)”

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Landasan Teori
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 3

1. Teori Sinyal
Menurut Spence (1973), teori sinyal merupakan suatu sinyal atau isyarat yang diterima
oleh pihak investor dari pihak manajemen mengenai informasi yang relevan bagi investor.
Bergh et al. (2014) menjelaskan bahwa teori sinyal berhubungan dengan bagaimana
menjelaskan dan mengurangi asimetri informasi di antara pemberi sinyal (perusahaan)
dengan penerima sinyal. Sementara, Kharouf et al. (2020) mendefinisikan teori sinyal
sebagai pengurangan asimetri informasi di antara beberapa pihak pada saat pengambilan
keputusan. Agar suatu sinyal dapat dikatakan sinyal yang baik dan efektif, sinyal harus
memenuhi dua syarat, pertama sinyal harus mahal dan langka yang mampu membedakan
antara satu pemberi sinyal dengan pemberi yang lain dan yang kedua sinyal harus dapat
dipercaya artinya dapat meyakinkan penerima bahwa terdapat hubungan positif antara sinyal
dan kemampuan aktual pemberi sinyal. Apabila suatu informasi memiliki sinyal yang buruk,
maka penerima sinyal akan berasumsi bahwa kinerja perusahaan juga buruk sehingga enggan
untuk melakukan investasi ke perusahaan. Sedangkan, Jika suatu informasi memiliki sinyal
yang baik, kemudian penerima sinyal menerima dengan baik, akan dapat meningkatkan
volume perdagangan saham, yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Teori sinyal
menjelaskan bagaimana rasio-rasio keuangan perusahaan seperti ROE, DPR, DER, dan TAG
mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Bird In Hand Theory
Teori burung di tangan atau Bird in Hand Theory adalah teori kebijakan dividen.
Tokoh yang mengembangkan teori ini ialah Myron Gordon (1956) dan John Lintner (1962).
Gordon dan Lintner (1959) menuturkan nilai perusahaan memiliki hubungan dengan
pembayaran dividen. Selain itu, teori ini juga mengatakan tingkat kepastian dividen lebih
tinggi daripada capital gain atau kenaikan modal (Syafiq, 2009) dalam (Putri dan
Rachmawati, 2018). Pembayaran dividen yang besar nantinya memaksimalkan nilai
perusahaan. Menurut teori ini, investor cenderung menggemari pembagian dividen yang
tinggi dibandingkan dividen yang tidak didistribusikan seperti perumpamaan satu burung di
genggaman tangan lebih minim risiko daripada dua burung yang ada di semak.
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Putri dan Rachmawati (2018) menyatakan bahwa profitabilitas dan
kebijakan utang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kebijakan
dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian menurut Ayem
dan Nugroho (2016), profitabilitas, kebijakan dividen, dan keputusan investasi berpnegaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Martikarini (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan
kebijakan dividen berpengaruh signifikan, sedangkan kebijakan utang tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. hasil tersebut berbeda dengan penelitian Umi Mardiyati et al. (2012)
yang mengatakan bahwa kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber : Data diolah, 2022

Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan teori sinyal, sinyal baik untuk penanam modal akan dicapai jika
korporasi mempunyai profitabilitas tinggi yang menunjukkan bahwa di masa depan akan
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 4

memiliki prospek yang baik. Apabila banyak investor yang berminat menginvestasikan
dananya di suatu perusahaan, maka nilai jual saham korporasi tersebut akan turut meningkat.
Peningkatan nilai perusahaan berpotensi datang dari kenaikan nilai jual saham. Sehingga,
hipotesisnya ialah:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Teori bird in hand menyatakan bahwa mayoritas penanam modal lebih
menggemari dividen daripada keuntungan modal (capital gain). Sebab, sifatnya yang dapat
diandalkan dan terjamin. Apabila dividen yang dibagikan kepada investor kian tinggi,
keinginan investor berinvestasi di perusahaan itu juga akan kian besar. Sehingga nilai
perusahaan dan nilai jual saham akan meningkat. Sehingga, hipotesisnya ialah:
H2 : Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
3. Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan
Utang korporasi yang makin tinggi menyiratkan bahwa korporasi tersebut semakin
berharga. Nilai perusahaan akan berkurang pada titik tertentu ketika utang melewati batas
yang tak wajar. Beberapa perusahaan dengan tingkat utang tinggi akan memberi investor
sinyal positif. Pandangan investor tersebut terkait prospek masa depan yang matang dapat
dilihat sebagai alasan perusahaan menambah utangnya. Sehingga, hipotesisnya ialah:
H3 : Kebijakan Utang berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
4. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Menurut teori sinyal, pengeluaran investasi akan bertindak menjadi pertanda baik
di masa depan mengenai pertumbuhan korporasi. Dengan begitulah nilai jual saham akan
meningkat yang merupakan indikator nilai perusahaan serta membuat investor lebih tertarik
dengan perusahaan. Sehingga, hipotesisnya ialah:
H4 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
1. Nilai Perusahaan (Price to Book Value / PBV)
Rasio yang membandingkan harga saham atau harga pasar yang diperjualbelikan
dengan nilai buku saham. Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan.
Kemudian nilai buku saham diperoleh dengan membagi total ekuitas dengan jumlah
lembar saham yang beredar. Jika rasio PBV tinggi, kemungkinan korporasi itu akan sukses
menciptakan nilai kepada para pemegang saham.

2. Profitabilitas (Return on Equity / ROE)


Kemampuan korporasi dalam memperoleh laba atau keuntungan dibandingkan
dengan ekuitas atau modal perusahaan. ROE merupakan tingkat pengembalian dari total
investasi pemegang saham perusahaan.

3. Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio / DPR)


Laba yang dibagikan oleh perusahaan berupa dividen untuk para pemilik saham.
Persentase pendapatan yang dibayarkan dalam bentuk dividen tercermin dalam rasio
pembayaran dividen.

4. Kebijakan Utang (Debt to Equity Ratio / DER)


Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dengan cara
membandingkan keseluruhan utang dengan keseluruhan ekuitas perusahaan. Rasio utang
terhadap ekuitas (DER) mengukur dana yang disediakan kreditur (pihak lain) terhadap
modal perusahaan atau pemilik perusahaan.

4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 5

5. Keputusan Investasi (Total asset growth / TAG)


Menunjukkan pertumbuhan investasi aset yang dimiliki perusahaan sejak periode
tahun tertentu hingga periode tahun selanjutnya. Total asset growth (TAG) atau total
perubahan nilai aset digunakan sebagai alat untuk mengukur keputusan investasi karena
mampu menunjukkan pertumbuhan rata-rata kekayaan Perusahaan.

Populasi dan Sampel


Dalam riset ini populasi yang dipakai berbentuk korporasi manufaktur yang termuat Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 sampai 2020. Korporasi manufaktur terdiri dari 3 sektor yaitu
consumer goods industry sector, basic and chemical industry sector dan various industrial sector.
Pada tahun 2018 hingga tahun 2020 ada 199 korporasi manufaktur yang termuat oleh BEI
(www.idx.co.id). Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria
sampel sebagai berikut : (1) Perusahaan manufaktur tercatat atau listing di BEI selama 2018 - 2020,
(2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan lengkap sepanjang 2018 - 2020,
(3) Perusahaan manufaktur dengan nilai profitabilitas positif konsisten selama 2018 - 2020, dan (4)
Perusahaan manufaktur yang membayar dividen secara konsisten sepanjang 2018 - 2020. Dari
kriteria sampe tersebut diperoleh sampel sebanyak 46 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 – 2020

No Sektor Industri Jumlah Perusahaan


1 Consumer Goods Industry Sector 19
2 Basic And Chemical Industry Sector 22
3 Various Industrial Sector 5
Total Sampel 46
Sumber : Data sekunder, diolah (2022)
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang dipakai ialah data sekunder. Data sekunder yang digunakan
ialah laporan keuangan serta annual report perusahaan manufaktur periode 2018 – 2020 yang
terdapat di laman resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis memakai metode penghimpunan data berupa metode
dokumentasi dengan cara menghimpun informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dari data
laporan keuangan serta laporan tahunan periode 2018 - 2020 pada setiap perusahaan manufaktur
yang memenuhi kriteria sampel.
Metode Analisis
Analisis Statistik Deskriptif
Penjelasan data dengan menggunakan standar deviasi, mean, sum, maximum, minimum,
range, skewness dan kurtosis tersedia dalam analisis statistik deskriptif (Ghozali, 2020).
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Residu yang diperoleh dalam model regresi apakah data terdistribusi secara normal
atau tidak. Suatu penelitian yang memiliki nilai normalitas > 0,05 persen maka dikatakan
baik (Santoso, 2020). Uji normalitas dalam riset ini memakai Normal Probability Plot lalu
dengan uji Kolmogorov Smirnov.
2. Uji Multikolonieritas
Pengujian yang dikerjakan untuk mencari tahu: apakah ada atau tidak keterkaitan
antarvariabel independen satu dengan lainnya dalam model regresi. Penelitian yang baik
ialah yang tak memiliki multikolinieritas dalam model regresi. Nilai tolerance yang
mendekati 1 dan nilai VIF di sekitar 1 adalah nilai yang direkomendasikan untuk
menampilkan uji multikolinearitas (Santoso, 2020).

5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 6

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk mencari tahu: apakah ada perbedaan varian
diantara beberapa pengamatan residu dalam model regresi. Ditambah lagi,
pengujian ini bermaksud untuk mengetes kenaikan atau penurunan varians dari
residual atau sering disebut dengan heteroskedastisitas (Santoso, 2020). Penelitian
yang baik menunjukkan bahwa tak ada heteroskedastisitas, yaitu titik-titik keluaran
tak memiliki pola yang pasti atau tersebar. Jika data memiliki nilai yang krusial
(>0,05), tidak ada heteroskedastisitas dan sebaliknya.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini dikerjakan dengan maksud meninjau apakah data memiliki lebih dari satu
periode atau tidak. Demikian juga bermaksud untuk meninjau apakah ada keterkaitan
antara kesalahan yang mengganggu dalam satu periode dengan periode sebelumnya, atau
apakah situasi saat ini dapat dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya atau tidak dalam model
yang digunakan. Angka Durbin-Watson dan/atau uji Run digunakan untuk uji autokorelasi.
Uji Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Pengujian untuk meneliti implikasi variabel bebas bagi variabel terikat secara
bebarengan atau total. Sebuah kajian nan mumpuni memiliki nilai F signifikan < (0,05),
sehingga suatu model regresi dapat dikatakan layak atau sesuai (Santoso, 2020).
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini guna melihat bagaimana variabel bebas berkontribusi untuk menjelaskan
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah 0 hingga 1. Makin mengecilnya nilai
menandakan bahwa kontribusi variabel independen dapat menerangkan variabel dependen
semakin dibatasi, demikian juga sebaliknya. Apabila nilainya mendekati 1 maka
menunjukkan kajian yang memadai, sehingga variabel bebas dapat memberikan penjelasan
pada variabel terikat (Santoso, 2020).
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji statistik T bermaksud guna menguji secara sebagian kepada dampak tiap-tiap
variabel independen kepada variabel dependen. Uji ini dikerjakan lewat mengomparasikan
nilai t-hitung atau t-score dengan nilai t-tabel dan menggunakan nilai signifikansi. Apabila
masing-masing variabel memiliki nilai t-hitung lebih banyak dibandingkan nilai t-tabel,
pengaruhnya pun terbilang signifikan. Kemudian jika nilai signifikansi tiap-tiap variabel
lebih sedikit dari 0,05, dapat diartikan bahwa berpengaruh signifikan.
Analisis Regresi Berganda
Pada riset ini analisis regresi linier berganda digunakan dikarenakan ada dua atau lebih
variabel independen.

Keterangan :

PBV Nilai perusahaan melalui Price to Book Value

Konstanta

Koefisien Regresi

ROE Profitabilitas melalui Return On Equity

DPR Kebijakan Dividen melalui Dividend Payout Ratio

DER Kebijakan Utang melalui Debt Equity Ratio

TAG Keputusan Investasi melalui Total Asset Growth

error

6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Objek Penelitian
Tabel 4.1 di bawah ini memberikan gambaran singkat tentang prosedur pengambilan sampel
dengan standar yang sudah ditetapkan, dengan metode purposive sampling.
Tabel 4. 1

Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang tercatat atau listing di Bursa Efek 199
Indonesia tahun 2018-2020.
2 Perusahaan manufaktur yang tidak tercatat atau delisting dari (6)
Bursa Efek Indonesia selama 2018 - 2020.
3 Perusahaan manufaktur yang tidak merilis laporan keuangan (8)
lengkap periode 2018-2020
4 Perusahaan manufaktur dengan nilai profitabilitas negatif dan tidak (139)
membayar dividen secara konsisten selama 2018 - 2020 serta hasil
outlier data.
Total Sampel 46
Sumber: Data sekunder diolah, 2022
Tabel 4.1 mengemukakan, sampel awal adalah 46 perusahaan manufaktur. Namun karena
data outlier pada saat pengolahan data, maka sampel terakhir yang dipakai dalam riset ini
berjumlah 44 perusahaan manufaktur.
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Berikut hasil dari analisis statistik deskriptif penelitian ini :
Tabel 4. 2

Hasil Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 90 ,32 29,46 12,4667 6,02422
DPR 90 ,02 1,10 ,3734 ,23663
DER 90 ,12 1,63 ,6247 ,41347
TAG 90 -,12 ,26 ,0758 ,07586
PBV 90 ,36 5,38 2,2013 1,41051
Valid N (listwise) 90
Sumber : Hasil olah data SPSS 23, 2022
Uji Asumsi Klasik
Berikut beberapa hasil uji asumsi klasik penelitian ini :
Tabel 4. 3

Ringkasan Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik Uji yang digunakan Hasil Uji Keputusan


Data terdistribusi
Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov 0,182 (>0,05)
normal
Uji Collinearity Statistics
Setiap variabel >0,1
(Tolerance) Data terbebas dari
Multikolonieritas
Uji Collinearity Statistics multikolonieritas
Setiap variabel <10
(VIF)
Data terbebas dari
Heteroskedastisitas Uji Glejser Setiap variabel >0,05
heteroskedastisitas
dU < dW < 4-dU Data terbebas dari
Autokorelasi Uji Durbin-Watson
(1,751 < 1,854 < 2,249) gejala autokorelasi
Sumber : Hasil olah data SPSS 23, 2022
Dari Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini layak untuk diuji dan
dianalisis lebih lanjut.

7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 8

Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4. 4

Hasil Uji F

ANOVAa
Model F Sig.
1 Regression 8,127 ,000b
Residual
Total
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), TAG, DER, ROE, DPR
Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.4, dapat diketahul bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari
0,05 serta nilai Fhitung sebesar 8,127 atau lebih dari Ftabel sebesar 2,479. Artinya syarat terpenuhi
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen penelitian ini yaitu profitabilitas, kebijakan
dividen, kebijakan utang, dan keputusan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4. 5

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Model Adjusted R Square
1 ,245
a. Predictors: (Constant), TAG, DER, ROE, DPR
b. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,245 atau 24,5%.
Artinya pengaruh variabel independen yakni profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan utang, dan
keputusan investasi terhadap variabel dependen yakni nilai perusahaan adalah sebesar 24,5%,
sementara 75,5% sisanya tergantung pada variabel lain yang tidak di uji dalam model penelitian ini.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Tabel 4. 6

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) ,166 ,138 1,203 ,233
ROE ,351 ,108 ,312 3,263 ,002
DPR ,361 ,080 ,437 4,531 ,000
DER ,247 ,096 ,246 2,562 ,012
TAG ,012 ,121 ,010 ,103 ,918
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas (ROE), kebijakan dividen
(DPR), kebijakan utang (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 9

Sementara variabel keputusan investasi (TAG) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4. 7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) ,166 ,138 1,203 ,233
ROE ,351 ,108 ,312 3,263 ,002
DPR ,361 ,080 ,437 4,531 ,000
DER ,247 ,096 ,246 2,562 ,012
TAG ,012 ,121 ,010 ,103 ,918
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, model perhitungan regresi linier berganda menggunakan
SPSS 23 adalah sebagai berikut :

PBV = + ROE + DPR + DER + TAG +


PBV = 0,166 + 0,351X1 + 0,361X2 +0,247X3 + 0,012 X4 +

Pembahasan

Tabel 4.8 di bawah merupakan ringkasan hasil pengujian hipotesis pada riset ini :

Tabel 4. 8

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

No Hipotesis Arah Nilai Nilai T Keterangan


Beta Signifikansi
1 Profitabilitas 0,351 0,002<0,05 3,263>1,989 Hipotesis Diterima
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
2 Kebijakan dividen 0,361 0,000<0,05 4,531>1,989 Hipotesis Diterima
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
3 Kebijakan utang 0,247 0,012<0,05 2,562>1,989 Hipotesis Diterima
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
4 Keputusan 0,012 0,918>0,05 0,103<1,989 Hipotesis Ditolak
investasi
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
Sumber : Data diolah, 2022

9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 10

Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil ringkasan pada Tabel 4.8 :
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi yaitu 0,351, nilai t hitung
lebih besar dari ttabel (3,263>1,989), serta nilai sig. 0,002 (0,002<0,05). Hal tersebut mengartikan
bahwa Hipotesis 1 diterima, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa profitabilitas punya pengaruh
positif dan signifikan sebesar 35,1% terhadap nilai perusahaan. Artinya, profitabilitas yang
diproksikan dengan ROE apabila nilainya meningkat, maka nantinya meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dikerjakan Ayem dan Nugroho
(2016), Putra et al. (2016), serta Almamfaozi (2015) yang berpendapat bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan kepada nilai perusahaan.
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi yaitu 0,361, nilai t hitung
lebih besar dari ttabel (4,531>1,989), serta nilai sig. 0,000 (0,000<0,05). Hal tersebut mengartikan
bahwa Hipotesis 2 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen punya pengaruh
positif dan signifikan sebesar 36,1% terhadap nilai perusahaan. Artinya, kebijakan dividen yang
diproksikan dengan DPR apabila nilainya meningkat, maka akan membuat nilai perusahaan
meningkat. Hasil penelitian ini berjalan seperti penelitian Putri dan Rachmawati (2018), Ayem dan
Nugroho (2016), serta Musabbihan dan Purnawati (2018) yang menyebut kebijakan dividen
berdampak positif dan signifikan kepada nilai perusahaan.
Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi yaitu 0,247, nilai t hitung
lebih besar dari ttabel (2,562>1,989), serta nilai sig. 0,012 (0,012<0,05). Hal tersebut mengartikan
bahwa Hipotesis 3 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan utang punya pengaruh
positif dan signifikan sebesar 24,7% terhadap nilai perusahaan. Artinya, kebijakan utang yang
diproksikan dengan DER apabila nilainya meningkat, maka akan memicu naiknya nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dikerjakan Umi Mardiyati et al. (2012),
Yangs (2011), serta Achmad dan Amanah (2014) yang berpendapat, kebijakan utang punya
pengaruh positif kepada nilai perusahaan.
Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis memperlihatkan, nilai koefisien regresi yaitu 0,012, nilai t hitung lebih
kecil dari ttabel (0,103<1,989), serta nilai sig. 0,918 (0,918<0,05). Hal tersebut mengartikan bahwa
Hipotesis 4 ditolak, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh
signifikan kepada nilai perusahaan. Artinya, keputusan investasi yang diproksikan dengan TAG
tidak mempunyai dampak signifikan bagi nilai perusahaan. Hal tersebut merupakan konsekuensi
dari naiknya nilai aset perusahaan yang melampaui batas optimal sehingga perusahaan terbebani
dengan biaya yang dihasilkan. Aset yang optimal memungkinkan harga saham naik, tetapi
kelebihan aset mempengaruhi biaya yang tidak dapat ditutup oleh operasi perusahaan. Nilai
perusahaan juga akan menurun karena keuntungan yang diraup perusahaan berkurang. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajaria (2015) serta Achmad dan
Amanah (2014), yang mengatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan bagi
nilai perusahaan.

KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang dikerjakan, penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mempelajari pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan utang, dan
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Berikut ini merupakan kesimpulan dari hasil
penelitian :
1. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
2. Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
3. Kebijakan utang (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
4. Keputusan investasi (TAG) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 11

Keterbatasan
Berikut keterbatasan baik teori maupun praktik dalam penelitian ini :
1. Secara simultan, variabel independen dalam penelitian ini hanya berkontribusi sebesar
24,5% kepada variabel dependen.
2. Jumlah korporasi yang berpartisipasi dalam kajian ini tidak dapat mencakup semua
subsektor manufaktur yang termuat di Bursa Efek Indonesia.
3. Keputusan investasi yang diproksikan oleh total asset growth (TAG) gagal dalam
membuktikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
Saran
Merujuk keterbatasan yang sudah dipaparkan, penulis menghadirkan saran untuk peneliti
selanjutnya :
1. Diharapkan kajian berikutnya bisa menggali variabel lain yang berpotensi memengaruhi
nilai perusahaan.
2. Riset berikutnya dapat mencakup semua perusahaan subsektor manufaktur yang eksis di
Bursa Efek Indonesia.
3. Diharapkan kajian selanjutnya memakai alat ukur lain untuk menghitung pengaruh
keputusan investasi, misalnya dapat menggunakan net present value (NPV).

REFERENSI

Achmad, S. L., & Amanah, L. (2014). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan


Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014), 3(9).
Afzal, A., & Rohman, A. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaa, dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Journal of Accounting, 1(2), 9.
Almamfaozi, A. F. (2015). Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Kebijkan Investasi, Kebijakan
Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010 sampai
2014). E-Jurnal Manajemen Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta, 1–21.
Ayem, S., & Nugroho, R. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan
Dividen, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 -
2014). Jurnal Akuntansi, 4(1), 31–39. https://doi.org/10.24964/ja.v4i1.125
D., B. D., Connelly, B. L., JR, D. J. K., & Lu M. Shannon. (2014). Signalling Theory and
Equilibrium in Strategic Management Research: An Assessment and a Research
Agenda. Journal of Management Studies, 1334–1360.
E., B., & Joel f. Houstan. (2011). Manajemen Keuangan (Kedelapan).
Fajaria, A. Z. (2015). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Kajian Akuntansi Dan
Auditing. https://doi.org/10.37301/jkaa.v0i0.5122
Ghozali, I. (2020). 25 GRAND THEORY Teori Besar Ilmu Manajemen, Akuntansi, dan
Bisnis. Yoga Pratama.
Gordon, & Lintner. (1959). Theory Bird in the Hand.
Herawati, T. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan.
Husnan, Saud, & Pudjiastuti. (2012). Dasar Dasar Manajemen Keuangan. UPP STIM
YKPN.
Kharouf, H., Krallman, A., & Pullig, C. (2020). A signaling theory approach to
relationship recovery approach. https://doi.org/10.1108/EJM-10-2019-0751
Martikarini, N. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011.
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022, Halaman 12

Musabbihan, N. A., & Purnawati, N. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan


Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Pemediasi. E-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 7(4), 1979.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v07.i04.p10
Ningsih, P. P., & Indarti, I. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009). Jurnal
Kajian Akuntansi Dan Bisnis, 1(1), 1–23.
Pamungkas, H. S., & Abriyani Puspaningsih. (2013). Pengaruh keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan. JAAI Volume 17 No 2, 17, 156–165.
Prasetyo, D., Z.A, Z., & Azizah, D. F. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis, 5(1), 117–124.
Prastuti, N. K. R., & Sudiartha, I. G. M. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan
Dividen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(3), 1572–1598.
Putra, AA Ngurah Dharma Adi, P. V. L. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Unud, E-Jurnal
Manajemen, 5(7), 4044–4070.
Putri, V. R., & Rachmawati, A. (2018). The Effect of Profitability, Dividend Policy, Debt
Policy, and Firm Age on Firm Value in The Non-Bank Financial Industry. Jurnal
Ilmu Manajemen & Ekonomika, 10(1), 14. https://doi.org/10.35384/jime.v10i1.59
Rofiqoh, Z. I. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Rustendi, T., & Jimmi, F. (2008). Pengaruh Utang dan Kepemilikan Manjerial Terhadap
Nilai Perusahaan.
Santoso, S. (2020). Panduan Lengkap SPSS 26. Elex Media Komputindo.
Sari, O. T. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Management Analysis Journal, 2(2), 1–7.
Spence. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, 87(3), 355–
374.
Syafiq, A. (2009). Pengujian teori dividend signaling di pasar modal indonesia : analisis
pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2000-2005.
Taswan. (2013). Analisis Pengaruh Insider Ownership dan Kebijakan Utang Terhadap
Nilai Perusahaan Serta Faktor- Faktor yang Memengaruhinya.
Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, R. P. (2012). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(4), 1–17.
https://doi.org/10.35794/emba.v8i4.30859
VOI. (2021). Memperin Agus Gumiwang : Sektor Industri Manufaktur selama 7 tahun
Pemerintahan Jokowi jadi Memainkan Peran Penting dalam Perekonomian Nasional.
Voi.Id. https://voi.id/ekonomi/98217/menperin-agus-gumiwang-sektor-industri-
manufaktur-selama-7-tahun-pemerintahan-jokowi-jadi-memainkan-peran-penting-
dalam-perekonomian-nasional
www.idx.co.id. (n.d.). No Title. Retrieved January 10, 2022, from https://www.idx.co.id/
Yangs, A. (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan , Kebijakan Dividen Terhadap Nilai.

12

Anda mungkin juga menyukai