Komponen Inti Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Kelompok
Komponen Inti Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Kelompok
Komponen Inti Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Kelompok
Dosen:
Sisca Folastri, M.Pd., Kons.
Kelompok 4
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komponan Inti dalam
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling” Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Layanan BK Kelompok.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu Sisca Folastri M.Pd., Kons
Selaku dosen mata kuliah Layanan BK Kelompok. Makalah ini telah tersusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masi jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….………………..…ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan masalah ............................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................... 5
A. PEMIMPIN KELOMPOK .................................................................................................... 5
1. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin Kelompok………………………………………………………….5
2. Keterampilan pemimpin kelompok sebagai seorang profesional……………………………….7
3. Peranan Pemimpin Kelompok………..……………………………………………………………………….12
BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMIMPIN KELOMPOK
Istilah “pemimpin” didefinisikan sebgai seseorang yang memimpin orang lain dalam
keguatan kelompok yang memiliki kemampuan mengorganisir, mengarahkan, mendukung,
memotivasi, dan memberikan penguatan terhadap anggota kelompok (Forsyth, 2010: 246)
Prayitno, (2020) menjelaskan bahwa “pemimpin” dalam kegiatan bimbingan dan
konseling kelompok adalah Konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik
konseling profesional. Sebagaimana untuk jenis layanan konseling lainnya, Konselor memiliki
keterampilan khusus menyelenggarakan bimbingan kelompok dan/atau konseling kelompok.
Dalam bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang bernuansa layanan
konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus,
konselor/pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua
peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus
bimbingan kelompok atau konseling kelompok.
Jacob, et., al, (2012:25) Menyebutkan kriteria pemimpin kelompok adalah seseorang
yang memiliki: (1). kepedulian, (2) keterbukaan, (3) fleksibilitas, (4) kehangatan, (5)
objektivitas, (6) kepercayaan, (7) kejujuran, (8) kekuatan, (9) kesabaran dan (10) dan
sensitifitas.
Jacobs, et., al., (2012:26) Menyebutkan bahwa untuk menjadi pemimpin kelompok
yang efektif maka sekurang-kurangnya pemimpin kelompok memiliki:
a. Pengalaman melakukan kegiatan konseling perorangan
Pemimpin kelompok yang efektif yaitu seseorang yang telah menghabiskan
banyak waktu untuk terlibat dalam sesi konseling perorangan. Hal ini menjadi penting
untuk memberikan pengalaman dan memperbesar kemungkinan pemimpin kelompok
untuk memahami para anggota kelompok Secara bersamaan. Dapat seorang pemimpin
kelompok yang kurang memiliki "jam terbang" yang tinggi dalam sesi konseling
perorangan akan mengalami hambatan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan
kelompok dan atau konseling kelompok
b. Pengalaman melakukan kegiatan kelompok
Dalam pengembangan keterampilan apapun, praktek dan pengalaman
meningkatkan efektivitas seseorang dalam bekerja. pemimpin kelompok yang
efektif yaitu yang telah terlibat dan memimpin banyak kelompok sehingga dapat
belajar dari setiap kesalahan yang mungkin mereka lakukan dalam kegiatan kelompok
yang telah dilaluinya walau dalam kelompok diskusi kelompok atau penugasan secara
kelompok.
c. Kemampuan melakukan perencanaan dan perorganisasian
Pemimpin kelompok yang efektif adalah perencana yang baik. mereka dapat
merencanakan sesi bimbingan dan konseling kelompok sedemikian rupa sehingga
kegiatan kelompok menjadi lebih menarik, bermanfaat, dan secara pribadi berharga.
Pemimpin kelompok memberikan pemikiran yang cukup besar untuk topik yang
relevan dengan kegiatan kelompok dan mampu meramu topik topik tersebut menjadi
pembahasan yang kaya dalam kegiatan kelompok.
d. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang mendalam terhadap topik
Kegiatan bimbingan dan konseling Kelompok pemimpin kelompok dapat
menggunakan informasi yang baik yang berasal dari dalam dirinya maupun berasal
dari anggota kelompok guna merangsang suasana diskusi memperjelas isu-isu terkini,
dan berbagi ide dengan anggota kelompok sehingga tercipta dinamika kelompok.
e. Memiliki pemahaman dasar terkait manusia dan segala dinamikanya.
Pemimpin kelompok harus memiliki pemahaman terkait cara penanganan
beberapa masalah manusia masalah lintas budaya, perkembangan manusia, dan dan
masalah seperti rasa bersalah, rasa takut kegagalan, harga diri, orang tua, kemarahan,
6
hubungan cinta, dan kematian dalam kegiatan kelompok bimbingan dan konseling.
f. memiliki Pemahaman yang kuat terkait teori konseling
Pengetahuan terhadap (kerangka) teori konseling adalah kunci dalam menyikapi
masalah dalam kegiatan bimbingan dan konseling kelompok. Teori seperti rasional
emotif, Analisis transaksional, terapi realitis dan terapi Adlerin membantu konselor
memahami mengapa orang berperilaku dalam hidup mereka dan di dalam kelompok.
menurut Jacob et., al. (199 4) Dalam Elida P (2010), keterampilan keterampilan
konseling kelompok meliputi:
a. Mendengarkan secara aktif
Bagi konselor/ pemimpin kelompok, mendengarkan secara aktif adalah tugas
yang jauh lebih kompleks karena konselor/ pemimpin kelompok perlu
mendengarkan beberapa orang secara. Konselor/ pemimpin kelompok berupaya
untuk memperhatikan semua anggota kelompok pada saat yang sama dan bukan
hanya mendengarkan orang yang sedang berbicara saja. Sampai tingkat ini,
konselor/ pemimpin kelompok seharusnya sadar dan mengenali dengan tepat
apakah anggota-anggotanya sedang merasakan dan memikirkan sesuatu di saat
mereka tidak sedang berbicara.
Teknik penting yang dapat konselor/ atau pemimpin kelompok gunakan untuk
memahami pikiran dan perasaan para anggota kelompok adalah dengan mengamati
secara cepat suasana ruangan dengan gerakan isyarat non- verbal, terutama
ekspresi wajah, dan perubahan tubuh anggota kelompok. Disadari bahwa
keterampilan ini merupakan sesuatu yang sulit karena disaat konselor/ pemimpin
kelompok sedang fokus terhadap anggota kelompok yang sedang berbicara juga
pada saat yang bersamaan Ia juga berkomunikasi dengan anggota lain dengan cara
Menangkap pesan-pesan dari diamnya anggota kelompok lain yang tidak sedang
berbicara.
b. Refleksi
Dalam konseling, merefleksikan suatu ungkapan atau pernyataan adalah
menyatakan kembali pernyataan konseli/ anggota kelompok dengan maksud bahwa
konselor/ pemimpin kelompok memahami isi dan atau perasaan yang ada ada di
balik ungkapan konseli/ anggota kelompok tersebut. Pada dasarnya, tujuan refleksi
ada 2, yaitu: (1) Untuk membantu anggota kelompok yang sedang berbicara
menjadi lebih sadar akan apa yang sedang dikatakan dan (2) Untuk menyampaikan
kepada anggota kelompok bahwa konselor/ pemimpin kelompok juga sadar dan
memahami tentang apa yang sebenarnya dibicarakan oleh anggota kelompok itu.
c. Klarifikasi dan bertanya
7
Klarifikasi dan bertanya juga merupakan keterampilan yang penting dalam
bimbingan kelompok dan atau konseling kelompok. Biasanya keterampilan ini
diperlukan untuk membantu para anggota kelompok menjelaskan
pernyataan-pernyataan mereka. Melalui klarifikasi para anggota kelompok akan
lebih sadar tentang apa yang telah mereka katakan. keterampilan klarifikasi
diperlukan untuk menjamin komunikasi yang jelas dalam kelompok.
Ada beberapa teknik klarifikasi yang dapat dilakukan yakni dengan
cara bertanya, menyatakan kembali, dan dan meminta anggota lain untuk
menjelaskan. Bila teknik hanya dilakukan dengan meminta anggota kelompok
yang bersangkutan untuk menjawab pertanyaan konselor atau pemimpin kelompok
berkenaan dengan ungkapan atau pernyataan yang dianggap belum jelas, maka
menyatakan kembali ungkapan konseli/ anggota kelompok biasanya dilakukan oleh
konselor/ pemimpin kelompok dengan memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan terlebih dahulu untuk memperhatikan kembali apa yang sudah
diungkapkannya.
d. Merangkum pembicaraan
Para anggota kelompok sering membicarakan materi yang rentagan
pembahasannya cukup luas. sementara di sisi lain, para anggota kelompok lainnya
juga sibuk mendengarkan dan saling berbagi pikiran dan pengalaman selama sesi
konseling sehingga sering tidak mengungkap sepenuhnya atau mengingat hal-hal
yang dibicarakan secara detail. Karena itu berpikir sejenak dan menyusun laporan
ringkas bisa sangat bermanfaat bagi mereka.
Merangkum pembicaraan dapat memanfaat pada saat konselor atau pemimpin
kelompok telah meminta anggota kelompok untuk berbicara tanpa putus-putus
selama beberapa menit. Tanpa suatu ringkasan dalam kondisi seperti itu anggota
kelompok mungkin hanya bisa sedikit menangkap materi yang dibicarakan atau
bahkan hanya menangkap hal-hal yang tidak relevan dengan topik yang sedang
dibahas. Selain itu ringkasan mempersempit fokus dan memungkinkan konselor
atau pemimpin kelompok untuk bertahan pada suatu persoalan atau berpindah pada
persoalan lain bergantung pada kebutuhan para anggota kelompok.
Merangkum pembicaraan juga berguna untuk membuat peralihan dari satu
topik ke topik lainnya. rangkuman dapat menunjukkan hal pokok atau penting
dalam diskusi atau aktivitas yang dilakukan oleh semua anggota kelompok atau
berperan sebagai jembatan untuk beralih ke aktivitas berikutnya. rangkuman juga
penting dilakukan kalau diskusi telah menyebar atau menyangkut hal-hal yang
tumpang tindih dan jauh dari topik yang sedang dibahas dalam kondisi seperti itu
rangkuman yang baik akan menarik dan menyatukan kembali poin-poin utama
serta dapat membantu memperdalam atau mempertajam fokus terhadap topik yang
sedang dibahas.
e. Penjelasan singkat dan pemberian informasi
Konselor/ Pemimpin kelompok perlu menerapkan teknik pemberian informasi
8
kepada para anggota kelompok. Pemberian informasi berguna bagi anggota
kelompok agar mereka dapat belajar dari konselor/ pemimpin kelompok terkait
topik yang sedang dibahas. Misalnya kegiatan bimbingan kelompok membahas
topik yang berhubungan dengan pendidikan dan sejenisnya, maka konselor/
pemimpin kelompok dituntut untuk menyediakan informasi tentang pendidikan
yang dibutuhkan para anggota kelompok seperti cara belajar yang tepat, kelanjutan
studi, dan/ dan atau pengembangan karir lanjutan bagi siswa di sekolah.
Karena sering diposisikan sebagai seorang ahli dalam topik atau persoalan
yang dibicarakan, konselor/ memimpin kelompok perlu melakukan beberapa hal
yang berbeda dari anggota kelompok. dalam hal ini konselor/ pemimpin kelompok
perlu berupaya untuk memberikan pengarahan atau informasi yang dapat
membangkitkan minat dan gairah para anggota kelompok sehingga apa yang
disampaikan oleh konselor/ pemimpin kelompok tersebut dirasakan oleh anggota
kelompok sebagai sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Untuk itu, Informasi
atau penjelasan singkat yang diberikan konsuler atau pemimpin kelompok
hendaknya menarik, relevan dengan kebutuhan anggota kelompok, ringkas,
memberi semangat, serta baru, benar, tepat, objektif.
f. Mendorong dan memberi semangat
Pada kegiatan bimbingan kelompok dan/ dan atau konseling kelompok
konselor/ pemimpin kelompok harus selalu mendorong dan memberikan semangat
kepada para anggota kelompok. Kemampuan ini penting untuk membantu anggota
kelompok yang mengalami kecemasan saat kegiatan bimbingan kelompok dan atau
konseling kelompok dilakukan bukan dalam situasi baru serta membantu anggota
kelompok agar bersedia untuk saling berbagi ide perasaan pribadi kepada orang
lain. Anggota kelompok sering dihadapkan pada pertanyaan tentang bagaimana
mereka akan tampak dihadapan orang lain atau kadang-kadang mereka merasa
khawatir untuk mengatakan sesuatu yang dianggap mereka sesuatu yang salah atau
bodoh dalam kelompok. Dalam bimbingan dan konseling kelompok, konselor/
pemimpin kelompok yang terampil harus mengambil inisiatif dengan memberikan
dukungan dan dorongan pada anggota kelompok agar "kekakuan” anggota
kelompok dapat segera teratasi.
g. Mengatur nada pembicaraan
Yang dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan suatu kondisi hubungan
yang terkendali selama kegiatan bimbingan kelompok dan atau konseling
kelompok berlangsung. Konselor/ pemimpin kelompok dapat mengatur suasana
ini dengan tindakan-tindakan dan kata-katanya. Jika konselor atau pemimpin
kelompok sangat agresif, maka tercipta suasana penolakan dan Ketegangan, jika
konselor membolehkan anggota kelompok menyerang dan mengkritik anggota lain,
maka suatu suasana yang negatif akan menonjol, dan jika konselor/ pemimpin
kelompok mendorong terjadinya saling berbagi (sharing) diantara anggota
kelompok maka suasana positif akan terbentuk dalam kelompok.
9
h. Pemberian contoh dan pengungkapan diri.
Pemberian contoh (modeling) dan pengungkapan diri (self disclousing)
merupakan keterampilan yang penting untuk menata suasana bimbingan kelompok
dan atau konseling kelompok. keterampilan ini ini juga berguna untuk membuat
anggota kelompok melakukan apa yang diinginkan dalam batasan melakukan
aktivitas saling berbagi informasi atau pengalaman dengan anggota kelompok yang
lain, termasuk pemberian respons terhadap perilaku dan pembicaraan anggota
kelompok lain serta memberikan umpan balik satu sama lain.
Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan atau memunculkan
perilaku-perilaku yang diinginkan adalah pemberian modal pribadi terhadap
perilaku-perilaku dalam anggota kelompok. Perilaku tentang gaya kepemimpinan,
komunikasi yang efektif, kemampuan untuk mendengar dan memberikan dorongan
kepada orang lain dapat dijadikan model bagi anggota kelompok untuk membuat
mereka berusaha menyamai atau melebihi nya.
Semangat dan minat konselor atau pemimpin kelompok terhadap
permasalahan dan terhadap kelompok itu sendiri dapat menjadi model bagi anggota
kelompok. Jika tujuan bimbingan kelompok dan atau konseling kelompok
mencakup lebih banyak sering pribadi, maka pengungkapan diri konselor atau
pemimpin kelompok dapat digunakan untuk mendemokrasikan Bagaimana
pengungkapan diri yang diharapkan. Pengungkapan diri konselor atau pemimpin
kelompok juga dapat menunjukkan bahwa konselor atau pemimpin kelompok juga
manusia dan bisa saja terlibat dalam masalah yang sama dengan kehidupan para
anggota kelompok.
i. Penggunaan mata
Penggunaan mata adalah sangat penting bagi konselor/ pemimpin kelompok.
melalui pandangan kontak mata, konselor/ pemimpin kelompok dapat
menghimpun informasi yang bernilai, mendorong anggota kelompok untuk
berbicara, dan bahkan mungkin menghentikan pembicaraan anggota kelompok.
Dalam prakteknya konselor/pemimpin kelompok dapat menggunakan mata
dengan cara cara atau kepentingan sebagai berikut: (1.) melihat secara sekilas
isyarat-isyarat non-verbal anggota kelompok seperti anggukan kepala, ekspresi
wajah, air mata yang mengalir, dan perubahan perubahan yang signifikan pada
tubuh. (2.) mengarahkan kembali komentar-komentar anggota kelompok terhadap
topik yang sedang dibahas dalam kelompok. (3.) Mendesak anggota kelompok
untuk berbicara, dan (4.) menghentikan perilaku anggota yang tidak sesuai
dengan aturan dalam kegiatan bimbingan dan konseling kelompok.
Pengamatan kelompok secara sepintas dapat digunakan konselor/pemimpin
kelompok untuk mengumpulkan informasi yang berharga dari anggota kelompok.
Konselor atau pemimpin kelompok dapat mengamati reaksi-reaksi spontan dan
non-verbal konseli atau anggota kelompok yang dapat memberikan gambaran
lebih menyeluruh tentang suasana emosional anggota kelompok itu daripada
10
hanya mendengar isi pembicaraan.
Bahasa tubuh. bahasa tubuh yang penting untuk diamati adalah anggukan
kepala, ekspresi wajah, pertahanan tubuh, dan kerlingan mata. Anggukan Kepala
sangat berguna untuk menunjukkan persetujuan atau penolakan seseorang. di
samping anggukan kepala, ekspresi wajah juga dapat mengartikan bahwa
konseling/ anggota kelompok telah mengalami peristiwa yang sama atau dalam
beberapa hal memiliki hubungan secara positif atau negatif dengan permasalahan
yang sedang dibicarakan. ekspresi wajah dapat memperhatikan celaan,
kebingungan, atau beberapa reaksi lain yang mungkin konselor/pemimpin
kelompok harapkan agar anggota kelompok untuk menjelaskan.
Kerlingan mata juga dapat merupakan suatu petunjuk penting bagi konselor
atau pemimpin kelompok. konselor atau pemimpin kelompok perlu menyadari
akan adanya isyarat kerlingan mata dari anggota kelompok Karena kelingan
tersebut biasanya mengidentifikasi perasaan yang kuat pada diri anggota
kelompok. Perubahan postur tubuh konseling/ anggota kelompok juga sering
mengekspresikan Tentang apa yang sedang dialami oleh anggota kelompok.
Konseling atau anggota kelompok sering memperhatikan perubahan sikap tubuh
mereka dengan cara duduk atau bergerak. Perubahan-perubahan tubuh pada
waktu berkelompok sering menunjukkan kebingungan, kebosanan atau
kejengkelan. Dengan mengamati reaksi-reaksi ini konselor atau pemimpin
kelompok dapat menyadari tentang apa yang sedang dirasakan oleh anggota
kelompok.
j. Penggunaan suara
Dalam menggunakan suara ada tiga hal yang terkait yaitu:
✓ mengatur nada
✓ memberi semangat
✓ menentukan kecepatan suara
k. Penggunaan energi pemimpin
Konselor atau pemimpin kelompok yang baik adalah yang bersemangat
dalam melakukan pekerjaan. Pagelaran atau pemimpin kelompok harus
bersemangat dan bergairah dalam memimpin kelompoknya karena hal ini akan
dapat mempengaruhi kekayaan dan kegembiraan asli atau anggota kelompok
l. Mengidentifikasi mitra
Suatu keterampilan konselor/ pemimpin kelompok yang sangat berguna
adalah menemukan anggota-anggota yang menjadi mitranya di dalam kelompok.
Anggota mana saja yang dapat diperhitungkan sebagai anggota yang dapat diajak
bekerja sama dan dapat membantu konselor atau pemimpin kelompok? mereka
perlu mengidentifikasi karena dalam kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
konselor atau pemimpin kelompok memerlukan anggota yang akan memulai
pembahasan topik atau latihan, atau menumbuhkan anggota yang akan
11
memainkan peranan tersebut.
Ada anggota kelompok yang pertamanya menjadi mitra konselor atau
pemimpin kelompok, tetapi sewaktu terjadi proses konseling kelompok dia
berusaha untuk mengambil perhatian konseling/ anggota kelompok lainnya
sehingga alur kegiatan bimbingan dan konseling Kelompok menjadi jauh dari
yang diharapkan. Kadang-kadang mitra konselor atau pemimpin kelompok ada
yang baik sehingga dia tetap membantu dan bekerjasama dalam memfasilitasi
tujuan-tujuan konseli/ anggota kelompok lainnya.
Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju
suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang
dikemukakan Prayitno (1995: 35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:
13
B. Anggota Kelompok
c. Kepribadian
Keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok
dapat membawa keuntungan atau kerugian tertentu jika perbedaan di antara
para anggota itu sangat besar, maka komunikasi antar anggota itu akan
14
mengalami banyak masalah dan sebaliknya jika kesamaan di antara anggota
itu amat besar hasilnya pun dapat merugikan, yaitu itu dinamika kelompok
akan "kurang hangat”
Misalnya kelompok yang seluruh anggotanya anak-anak kurang pandai
bergaul akan tidak mampu meningkatkan keterampilan anggota-anggotanya
itu dalam pergaulan. Sedangkan kelompok dengan anggota campuran, yaitu
ada yang pandai dan ada yang tidak pandai bergaul, akan secara nyata
mampu meningkatkan kemampuan anggota-anggota yang kurang atau tidak
pandai itu. Tampaknya anggota-anggota yang pandai bergaul akan menjadi
contoh bagi kawan-kawannya.
d. Hubungan Awal
Keragaman dan keseragaman anggota juga menyangkut hubungan awal
para anggota kelompok itu sebelum kegiatan kelompok dimulai titik
keakraban dapat mewarnai hubungan antar anggota kelompok yang sudah
saling bergaul sebelumnya dan sebaliknya suasana keasingan akan dirasakan
oleh para anggota yang belum saling mengenal.
Namun demikian, jenis kelompok mana yang akan dipilih seragam atau
beragam dalam hal hubungan awal ini amat bergantung pada tujuan dari
kegiatan kelompok itu sendiri untuk "kelompok tugas" mungkin
anggota-anggota yang seragam akan dapat menyelesaikan tugas dengan lebih
baik. sebaliknya, untuk "kelompok bebas", khususnya dengan tujuan
kemampuan hubungan sosial dengan orang-orang baru, anggota-anggota
kelompok yang beragam akan lebih dapat memenuhi sasaran
15
2. Peranan Anggota Kelompok
16
Dalam menghidupkan dinamika kelompok semua anggota kelompok titik
namun demikian anggota kelompok tersebut umumnya tidak serta-merta sejak
awal dimulainya pertemuan sudah mampu berperan seperti itu titip maka dari
itu, di sinilah letak pentingnya peranan pemimpin kelompok dalam
mempersiapkan anggota kelompok untuk peranan yang harus dimainkan. Dalam
hal ini pemimpin kelompok perlu memberitahukan:
a. Apa saja yang diharapkan dari para anggota suasana khusus yang
terjadi dalam kelompok itu, dan peranan serta cara-cara yang yang
akan dilakukan kan oleh pemimpin kelompok
b. Keikutsertaan dalam kelompok itu adalah sukarela
c. Anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan
ataupun menolak saran saran yang diberikan anggota lain
d. Hasil kegiatan kelompok tidak mengikat para anggota kelompok
itu dalam kegiatan mereka di luar kelompok
e. Segala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu
sifatnya rahasia, semua anggota kelompok perlu Memegang teguh
kerahasiaan itu
f. Penghargaan pemimpin tentang kesukarelaan dan keberanian para
anggota mengikuti kegiatan kelompok.
17
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
Folastri, Sisca dan Itsan Bolo Rangka. 2021. Prosedur layanan bimbingan dan konseling
kelompok. Bandung: Mujahid Press
http://www.jejakpendidikan.com/2017/04/komponen-konseling-kelompok.html
https://kelompok5bkunila.wordpress.com/2011/04/25/peranan-pemimpin-kelompok-dan-ang
gota-kelompok/#:~:text=Sebagaimana%20yang%20dikemukakan%20Prayitno%20(199
5,tangan%20langsung%20terhadap%20kegiatan%20kelompok.
18