Bahan Konstruksi Atap Baja Ringan Dan Bahan Penutup Atap (Gabung) Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

Makalah Bahan Bangunan

Bahan Konstruksi Atap Baja Ringan

Disusun Oleh :
Beniq Arda 051.0014.00019
Muhammad Ilham Akbar 051.0015.00077
Sarah Mutia 051.0015.00107
Bella Yustisiana 051.0016.00014

Dosen Pembimbing :
Ir. Susianti Winoto, MT.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa kami berterimakasih
kepada Ibu Ir. Susianti Winoto, MT. yang telah memberikan ilmunya. Dalam
tugas ini kami membahas mengenai bahan konstruksi atap baja ringan.
Laporan ini kami buat dengan sedemikian mungkin guna memperlancar
proses belajar mengajar, serta sebagai jembatan penambah ilmu dan juga sebagai
media penilaian. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran serta kritik
yang membangun untuk penyempurnaan tugas ini.
Demikian kata pengantar untuk laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat
dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para pembacanya.

Jakarta, 22 November 2019

Penulis

2|Baja Ringan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN............................................................................2
1.3 METODE PENULISAN...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 BAJA RINGAN ........................................................................................3
2.2 JENIS PROFIL .........................................................................................4
2.3 TABEL PROFIL .......................................................................................8
2.4 PROSES PEMBUATAN...........................................................................13
2.5 HARGA KONSTRUKSI ..........................................................................14
2.6 PERBEDAAN MATERIAL .....................................................................16
2.7 SISTEM STRUKTUR...............................................................................16
2.8 CARA PEMASANGAN...........................................................................17
2.9 BAHAN PENDUKUNG...........................................................................18
2.10 LAPISAN ANTI KARAT.........................................................................18
2.11 ALAT UNTUK MENYAMBUNG RANGKA BAJA RINGAN.............19
2.12 PRODUSEN BAJA RINGAN...................................................................20
BAB III STUDI KASUS DATA LAPANGAN
3.1 HASIL PENGAMATAN LAPANGAN...................................................21
3.2 PENGUNAAN .........................................................................................22
3.3 PROFIL YANG DIGUNAKAN ..............................................................23
BAB 1V PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel)
semakin banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, hal ini diakibatkan karena
semakin sulitnya memperoleh kayu sebagai bahan konstruksi dan terutama juga
karena beratnya yang ringan, kemudahan dalam pabrikasi dan konstruksi serta
kemampuannya untuk dibentuk dalam berbagai jenis ukuran dan tampang
(section). Selain itu pemakaian material baja ringan dapat juga untuk struktur
sekunder sampai struktur utama misalnya untuk balok lantai, rangka atap dan
dinding pada bangunan industri, gudang, bangunan komersial maupun rumah
tinggal.
Rangka atap baja ringan untuk rumah mulai banyak dikenal dan
dipergunakan 10 tahun terakhir, dan baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang
memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional.
Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi.
Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 MPa, sementara
baja biasa sekitar 300 Mpa.
Cold formed steel structural members (rangka atap baja ringan) memiliki
keunggulan bila dibandingkan dengan material lain, antara lain: berat relatif
ringan, kekuatan (strength) dan kekakuan (stiffness) yang tinggi, mudah dalam
fabrikasi dan produksi dalam jumlah besar, pembangunan dan pemasangan yang
mudah dan cepat, keterlambatan pelaksanaan akibat cuaca dapat dieliminasi, dan
lain-lain.
Penggunaan baja ringan sebagai rangka atap menarik untuk dikaji.
Banyaknya kelebihan baja ringan dibandingkan material lain yang biasa
digunakan untuk struktur rangka atap hendaknya menjadikan baja ringan sebagai
pilihan utama masyarakat dalam hal pembuatan rangka atap untuk bangunan-
bangunan. Munculnya tren baru penggunaan baja ringan sebagai material
pembuatan rangka atap mendorong nalar kami untuk mengkaji lebih dalam
fenomena ini.

4
Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja ringan.
Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja ringan, tata cara
pemasangan atap baja ringan, dan lain-lain.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa itu baja ringan.
2. Untuk mengetahui bentuk profil baja ringan yang digunakkan untuk rangka
atap bangunan.
3. Untuk menganalisa pengaplikasian baja ringan untuk rangka atap bangunan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Untuk mengetahui proses pembuatan dan cara pemasangan baja ringan
untuk konstruksi rangka atap bangunan.

1.3 METODE PENULISAN


 Studi Literatur
Metode ini berupa pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
maupun dokumen elektronik.
 Observasi
Penelitian dilakukan dengan berkunjung serta pengamatan langsung tentang
keadaan rangka atap bangunan ke salah satu rumah huni. Data yang akurat
mengenai penggunaan material baja ringan dalam rangka atap bangunan tersebut
diperoleh dengan cara mencatat informasi yang didapatkan.

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 BAJA RINGAN
Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis,
namun kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Meskipun tipis,
baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 MPa, sementara baja biasa sekitar
300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang
tipis. Ada beberapa macam baja ringan yang terbagi berdasarkan nilai tegangan
tariknya (tensile strength). Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasari pada
fungsi akhir dari baja ringan tersebut. Contohnya untuk berbagai produk struktur
seperti rangka atap baja ringan haruslah menggunakan baja ringan
dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun untuk berbagai produk
home appliances misalnya, diperlukan baja ringan dengan tegangan tarik lebih
rendah (G300,G250,dll) dan yang lebih lentur dan lunak sehingga lebih mudah
dibentuk.
Baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550 MPa.
Uji kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium. Untuk ketebalan baja
ringan umumnya berkisar antara 0,2-2,0 mm.Variasi ketebalan ini ditentukan
oleh fungsi besar beban yang ditopang dan ukuran bentangan baja itu sendiri.
Dengan adanya variasi ketebalan yang ditentukan oleh faktor-faktor diatas, baja
ringan memiliki tingkat efektivitas yang lebih baik. Baja ringan memang lebih
tipis dibanding baja konvensional yang memiliki ketebalan 3 mm atau
lebih. Dengan ketipisannya, kita mungkin meragukan kekuatan material ini.
Namun kita tidak perlu khawatir, kekuatannya sangat bisa diandalkan
karna baja ringan terbuat dari baja bermutu tinggi. Masalah yang timbul
karna ketipisan baja ringan adalah, kurang kakunya struktur rangka baja
itu sendiri dan disinilah pengaku (bracing) dibutuhkan. Karna berbahan baja,
maka baja ringan juga bisa berkarat, agar awet, tahan lama dan tidak mudah
berkarat, baja ringan biasanya sudah dilapis antikarat.

6
2.2 JENIS PROFIL

Jenis-jenis profil baja ringan, antara lain:


1. Wide Flange (WF)
WF biasa digunakan untuk balok, kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dan
lain-lain. Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang
digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk. Istilah lain: Kanal U, U-
channel, Profil U.

7
3. Equal Angel (Hot Rolled)
Biasa digunakan untuk member pada truss,bracing, balok, dan struktur
ringan lainnya. Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

4. Unequal Angel (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk member pada truss, bracing, balok, dan struktur
ringan lainnya. Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

5. Lipped Channel
Biasa digunakan untuk purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen
yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dan lain-lain), member
pada truss, rangka komponen arsitektural. Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-
channel, profil C.

8
6. Equal Angel (Cold Formed)
Biasa digunakan untuk bracing struktur ringan (kecil), rangka komponen
arsitektural, support komponen-komponen ME. Istilah lain : hampir sama dengan
EA hot rolled.

7. Unequal Angel (Cold Formed)


Biasa digunakan untuk bracing struktur ringan (kecil), rangka komponen
arsitektural, support komponen-komponen ME. Istilah lain : hampir sama dengan
UA hot rolled.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) Cold Formed


Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dan lain-
lain), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural. Istilah lain : besi
hollow (istilah pasar), profil persegi.

9
9. SHS (Square Hollow Section) Cold Formed
Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dan lain-
lain), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural. Istilah lain : besi
hollow (istilah pasar), profil persegi.

10. Steel Pipe


Penggunaan untuk bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam
(biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural
(biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik).
Istilah lain : steel tube, pipa.

10
11. T-Beam (Hot Rolled)
Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi). Istilah lain : balok T.

2.3 TABEL PROFIL


 TABEL WF

11
 TABEL UNP

 TABEL EQUAL ANGEL

12
 TABEL UNEQUAL ANGEL

 TABEL CANAL

13
 TABEL RHS

 TABEL SHS

14
 TABEL STEEL PIPE

 TABEL T-BEAM

15
2.4 PROSES PEMBUATAN
1. PRESS BRAKE

Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja


diletakkan ke dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga
menjadi bentuk yang diiingkan.
Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai keinginan
selama alat atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang moderen yang
terkomputerisasi, mesin press-brake sudah menjadi mesin CNC dengan adanya
lengan penahan yang akan bergerak sesuai dengan bentuk yang telah di-masukkan
ke dalam program. Mesin baru ini juga telah dilengkapi anti-crowning sehingga
bentuk profil yang panjang tidak akan melengkung akibat proses penekukan.
Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk dan
tidak mampunya membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain.
Produktivitasnya sangat rendah jika ingin membentuk profil secara masal, karena
prosess untuk pembuatan satu bentuk harus diulang-ulang tekukannya.

2. ROLL FORMING

Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam


serangkaian roll hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang

16
baru sudah terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di
ujung proses setelah profil terbentuk. Produktivitas proses roll forming sangatlah
tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat segera terbentuk, itulah
kelebihannya. Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah
disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus
memesan mesin baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar
menambah tekukan atau lipatan.

3. PUNCHING

Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan


mesin punch atau mesin pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian
proses punching dengan tekanan tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja
tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris atau komponen-
komponen kecil dari baja ringan. Proses pembentukan suatu aksesoris biasanya
akan melibatkan beberapa tahapan proses punching, sehingga untuk mempercepat
prosesnya biasanya dibuatkan sistem progressive. Dengan cara ini proses
punching akan berjalan secara berurutan melakukan berbagai tahapan
pembentukan dengan die-set yang sudah tersusun secara berurutan juga.

2.5 HARGA KONSTRUKSI


DAFTAR HARGA ATAP BAJA RINGAN
Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 125.000/m2
Ringan Material CNP 0,75 mm
Bahan Zincalume

17
Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 150.000/m2
Ringan Material CNP 1,00 mm
Bahan Zincalume

Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 180.000/m2


Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Atap Gelombang
Gogreen Include Nok

Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 190.000/m2


Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Atap Genteng Metal
Polos Include Nok

Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 195.000/m2


Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Atap Genteng Metal
Berpasir Include Nok

Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 275.000/m2


Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Genteng Metal
Rainbow (Garansi Ketersediaan Dan
Ketahanan Warna)
Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 200.000/m2
Ringan CNP 0,75 mm bahan
Zincalume Paket Atap Spandek
Include Nok

Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 350.000/m2


Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Genteng Keramik
Kanmuri Warna Natural Exclude
(Tidak Termasuk) Nok
Pemasangan Rangka Atap Baja Rp. 285.000/m2
Ringan CNP 0,75 mm Bahan
Zincalume Paket Atap Genteng
Tanah Morando Glazur Exclude
(Tidak Termasuk) Nok

18
2.6 PERBEDAAN MATERIAL
Misalnya, perbedaan baja dengan besi:
Besi dan baja sendiri tidaklah sama. Memang jenis logamnya serupa yakni
termasuk ke dalam unsur Fe (ferrum) yaitu logam ferrous yang berbahan dasar unsur
Fe namun keduanya tidaklah sama. Kalau besi itu merupakan material alami yang
terbuat dari unsur Fe.
Perbedaan lain yang mencolok sebagai perbedaan besi dan baja adalah pada
kekuatannya. Kekuatan material baja lebih besar dibandingkan besi begitu pula
dengan tingkat keuletannya. Bahkan kekuatan dari baja ini bisa mencapai 1000 kali
lebih kuat dibandingkan dengan material besi murni. Namun daya redam baja lebih
kecil jika dibandingkan dengan material besi.

2.7 SISTEM STRUKTUR

Gambar Struktur Baja Ringan


Rangka atap baja ringan ini telah banyak digunakan karena lebih effisien,
sehingga biaya perawatan lebih murah, serta memiliki keunggulan lain dengan
menggunakan baja ringan untuk atap rumah anda yaitu tahan lama dengan bahan
baja ringan tersebut. Rangka atap baja ringan dipasang dengan sistem konstruksi
baja ringan yang stabil dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang tahan
terhadap segala cuaca, tidak berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap
rumah akan semakin kokoh dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan
memiliki kelebihan-kelebihan lainnya.

19
2.8 CARA PEMASANGAN
1. Skor pengaku (WEB)

2. Tumpuan baja ringan pada dinding

3. Sambungan atas baja ringan

4. Mendudukan baja ringan pada memakai bracklet L

20
5. Memasang Reng baja ringan

Dipasang di atas kuda – kuda baja ringan dengan jarak pemasangan


disesuaikan dengan jenis atap penutup yang akan dipakai.

2.9 BAHAN PENDUKUNG


 Baja ringan denga profil canal(C), berfungsi sebagai pengganti kaso
 Reng baja ringa, berfungsi sebagai penggantikayu reng
 Skrup baja ringan yang berfungsi sebagai pengunci (pengganti paku)
 Dynabolt, berfungsi sebagai baut angker (pengunci bajar ringa ke dinding
batubata atau ring balok).

2.10 LAPISAN ANTI KARAT


 Baja tersusun dari besi (Fe) dan carbon (C)
 Bila ketemu dengan air akan timbul karat
Ada 3 jenis anti karat :
a. Lapisan Zinc ( Z) atau Seng, disebut Galvanis dengan bahan seng.
Jumlah masa
b. pelapis bervariasi : Z125, Z175, Z225  Menunjukan ketebalan dlm
satuan gr/cm2
c. Lapisan Aluminium dan zinc (AZ), dengan jumlah masa pelapis AZ50,
AZ100,AZ150, AZ200 (gr/cm2)  zincalum dan tangguh
d. Lapisan Magnisium, aluminium dan zink.

21
2.11 ALAT UNTUK MENYAMBUNG RANGKA BAJA RINGAN
1. Self drilling screw

Untuk merakit atau menyambung baja ringan menjadi  sebuah konstruksi 


rangka baja ringan untuk atap atau bangunan sesuai dengan desain,  digunakan
alat diantaranya self drilling screw (sekrup dengan mata bor di ujungnya). 
Ukuran self drilling screw berbeda berdasarkan standar dari produsennya. Untuk
pemakaian self drilling screw hanya satu kali pakai  apabila mata bor pada
ujungnya dan drat sudah rusak atau aus maka tidak bisa dipakai lagi.
Konstruksi rangka atap baja ringan dalam satu sambungan (joint), minimal 
menggunakan  self drilling screw sebanyak  2 buah. Tetapi pada prateknya  untuk
satu sambungan menggunakan minimal 3 buah screw hal ini bertujuan untuk
menciptakan konstruksi yang benar-benar kuat karena apabila terjadi kegagalan
satu screw maka beban tetap bisa di tanggung oleh screw yang lain. Pemakain
screw di satu sambungan ditentukan oleh desain konstruski  berdasarkan kapasitas
beban yang mampung ditanggung oleh screw.

2. Dynabolt

22
Tumpuan konstruski atap baja ringan adalah kuda-kuda yang di sambung 
ke  ring balok (beton yang terletak di atas dinding  yang tingginnya  kurang lebih
20 cm dan  panjang sesuai dengan dinding) menggunakan dynabolt. Cara
pemasangannya adalah  dynabolt di masukan  kedalam beton yang sebelumnya
sudah dibor  yang  lubangnya sesuai dengan ukuran dynabolt kemudian baut
dikencangkan sehingga batang  dynabolt akan tertarik dan bagian sayapnya akan
mencengkeram kuat ke beton.

2.12 PRODUSEN BAJA RINGAN


 PT. Baja Tangguh Lestari
 PT. Krakatau Steel
 PT. Duka Reka Graha
 PT. Sinarindo Megah Perkasa
 PT. Multibangun Mandiri
 PT. Indo Metal Industri
 PT. Intigolden Mulia Jaya
 PT. Kepuh Kencana Arum
 PT. Tabo Indonesia Steel
 PT. Cipta Baja Trimatra

23
BAB III
STUDI KASUS DATA LAPANGAN

3.1 HASIL PENGAMATAN LAPANGAN

Pada gambar di atas ini pengaplikasian baja ringan digunakkan sebagai


bahan penyusun kanopi. Bangunan yang menggunakan baja ringan sebagai kanopi
ini terletak di salah satu rumah kost yang berada di Jl. Tanjung Gedong, Jakarta
Barat.

Pada gambar diatas ini pengaplikasian baja ringan digunakkan sebagai


bahan penyusun kanopi untuk rumah. Pada rumah ini bentuk atapnya serta
konstruksinya dimiringkan agar ketika hujan airnya dapat turun ke bawah.

24
Pada gambar diatas ini rangka atap baja ringan masih terlihat jelas
dikarenakan atap masih dalam tahap pembangunan terlihat kerangka bajanya
tetapi jika dilihat secara detail atap atas tersebut memiliki bentuk atap pelana.
Bangunan yang masih dalam tahan penyelesaian tersebut terletak di Jl. Tanjung
Gedong, Jakarta Barat.

3.2 PENGGUNAAN
Penggunaan baja ringan dalam konstruksi bangunan umumnya digunakan
sebagai bahan penyusun atap dan kanopi. Adapun beberapa faktor yang
menyebabkan banyaknya penggunaan baja ringan sebagai kanopi dan rangka atap
rumah, yakni:
1. Pemasangan baja ringan yang mudah
Penggunaan kanopi dan atap baja ringan sangat cocok untuk yang memiliki
keterbatasan dana dan waktu pembangunan. Pemasangan kanopi baja ringan
ini cukup mudah karena hanya dirakit menggunakan baut khusus, tidak
seperti kanopi besi yang harus dirakit menggunakan mesin las. Bobotnya pun
tidak terlalu berat seperti besi sehingga bisa dikerjakan oleh 2 hingga 3
pekerja saja. Proses pemasangan yang mudah dan cepat ini akan menghemat
dana untuk membayar para pekerja bangunan saat ingin membangun rumah.
2. Kanopi baja ringan anti karat
Hal ini dikarenakan baja ringan sudah dilapisi dengan Galvanum, pelapis anti
karat yang terbuat dari karbon, Zinc, dan alumunium Zinc. Kanopi baja
ringan ini cocok untuk digunakan di bagian garasi yang sering terkena panas

25
dan hujan. Tidak perlu melakukan perawatan rutin seperti melapisi zat anti
karat setiap saat.
3. Kanopi dan atap baja ringan anti rayap
Tidak seperti kanopi kayu yang mudah diserang oleh rayap, kanopi baja
ringan tidak akan mengalami serangan rayap karena materialnya tidak bisa
dimakan oleh rayap. Dengan demikian, kanopi baja ringan akan awet dalam
jangka waktu panjang.
4. Biaya yang dikeluarkan terjangkau
Biaya yang dikeluarkan untuk kanopi baja ringan secara keseluruhan pada
saat mulai pembangunan hingga perawatan bisa dibilang sangat terjangkau
dibandingkan dengan kanopi bahan lainnya. Dilihat dari harga bahan
bakunya saja sudah jelas kalau kanopi baja ringan ini lebih murah dari bahan
besi.

3.3 PROFIL YANG DIGUNAKAN

Biasanya, besi kanal C digunakan sebagai rangka atap bangunan. Besi ini
akan dipasang menyerupai 2 sisi samping pada segitiga untuk menopang atap dari
bangunan gedung, gudang, atau pabrik. Selain itu, juga banyak bentuk penataan
besi dengan jenis ini yang berbeda, sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Dilihat
dari sisi kegunaannya memang harus menggunakan profil C karena rangka atap
memerlukan banyak keterkaitan antara batang satu dengan batang lainnya.
Sedangkan reng digunakan sebagai perletakan atap.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwasanya baja ringan merupakan salah satu bahan yang tepat untuk digunakan
sebagai penyusun rangka atap dalam suatu konstruksi bangunan. Adapun
keunggulan pengunaan baja ringan sebagai rangka atap antara lain: Pemasangan
yang relatif mudah, bahannya yang anti karat, anti rayap, serta biaya yang
dikeluarkan relatif terjangkau. Adapun jenis-jenis profil baja ringan yaitu: Profil
WF, UNP, Equal Angel, Unequal Angel, Lipped channel, RHS, SHS, Steel pipe,
dan T-Beam.
Untuk menghasilkan baja ringan dengan kualitas yang tinggi, diperlukan
ketelitian dalam proses pembuatannya. Perlu diketahui bahwa proses pembuatan
baja ringan yakni Press breake, roll forming, dan punching.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.propertykita.com/arsitektur/pengertian-baja-ringan-dan-beberapa-
alasan-memilih-baja-ringan/
http://www.infobangunan.com/component/content/article/69-umum/140-
penggunaanstruktur-baja-dalam-konstruksi.html?directory=1
http://www.crayonpedia.org/mw/
TEKNIK_STRUKTUR_BANGUNAN_DENGAN_KONSTRUKSI_BAJA_12.1
http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/bahan-apa-saja-yang-dipakai-pada.html
http://www.megatrussglobal.com/2012/05/tips-trik-cara-pasang-rangka-baja.html
http://jayawan.com/cara-pasang-rangka-atap-baja-ringan/

28
Makalah Bahan Bangunan
Bahan Penutup Atap

Disusun Oleh :
Beniq Arda 051.0014.00019
Muhammad Ilham Akbar 051.0015.00077
Sarah Mutia 051.0015.00107
Bella Yustisiana 051.0016.00014

Dosen Pembimbing :
Ir. Susianti Winoto, MT.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penyusun masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah bahan penutup atap dengan baik dan lancar. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
proses penyusunan makalah ini serta teman-teman yang telah memberikan
dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca agar dapat menjadikan palajaran bagi kami.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan teman-teman semua terutama mengenai masalah bahan penutup atap.

Jakarta, 22 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 BATASAN MASALAH............................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN............................................................................2
1.4 METODE PENULISAN...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENUTUP ATAP .....................................................................................3
2.2 SEJARAH BAHAN PENUTUP ATAP....................................................3
2.3 SYARAT BAHAN PENUTUP ATAP......................................................3
2.4 JENIS-JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP.........................................4
2.5 PABRIK PENUTUP ATAP......................................................................8
BAB III STUDI KASUS DATA LAPANGAN
3.1 HASIL PENGAMATAN LAPANGAN...................................................9
BAB 1V PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan sarana dan prasarana fisik, terutama perumahan ataupun
gedung tentu membutuhkan atap. Atap merupakan bagian teratas pada sebuah
bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya,
sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Sehingga untuk
perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian
yang khusus dari si perencana. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus
mempunyai daya arstistik. Selain itupun dapat dikatakan bahwa atap merupakan
mahkota dari suatu bangunan rumah.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan bahan penutup atap yang baik, yaitu
penutup atap yang memenuhi persyaratan kuat, ringan dan kedap air. Atap rumah
biasanya menggunakan seng atau genteng. Genteng merupakan bahan bangunan
sebagai alternatif pengganti seng yang dibuat dari campuran, semen, pasir dan air
dengan komposisi tertentu. Adapula pemakaian genteng beton oleh masyarakat
cukup beralasan karena hanya membutuhkan sedikit pemeliharaan, mudah
dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi, mampu memikul beban yang berat,
tahan terhadap temperatur yang tinggi dan tahan terhadap serangan api serta tahan
korosi.
Selain itu beberapa kriteria pemilihan jenis penutup atap yang perlu
diperhatikan oleh konsumen antara lain tinjauan terhadap iklim setempat, bentuk
keserasian atap, fungsi dari bangunan tersebut, bahan penutup atap mudah
diperoleh, dan dana yang tersedia.
Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas mengenai bahan penutup
atap. Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis material penutup
atap dan pabrik yang membuat material penutup atap.

1
1.2 BATASAN MASALAH
Laporan ini memuat pengertian penutup atap, jenis jenis material penutup
atap, pabrik penjual penutup atap.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujan dari penulisan makalah yaitu, antara lain:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penutup atap.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis material penutup atap.
c. Untuk mengetahui pabrik yang membuat material penutup atap

1.4 METODE PENULISAN


Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka, yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan dengan bahan penutup atap baik berupa buku maupun
informasi di internet serta melakukan penelitian langsung ke lapangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENUTUP ATAP


Penutup atap merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan
sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada
berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua
faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor
keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup
atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya konstruksi kuda-kuda,
ukuran reng, dan sudut kemiringan.

2.2 SEJARAH BAHAN PENUTUP ATAP


Sejak zaman dahulu atap merupakan sebuah struktur yang dibutuhkan oleh
manusia. Pada awalnya menusia membutuhkan suatu perlindungan dari bagian
atas seperti dari hujan dan panas. Mulai dari struktur goa, lalu dibangunlah atap
dari bahan nabati seperti daun pisang, kelapa, enau, ripah, ilalang. Ada juga yang
berasal dari bahan hewani seperti kulit. Lalu, teknologi berkembang dan
terciptalah bahan atap bangunan masa kini yang terdiri dari baja, semen, seng.

2.3 SYARAT BAHAN PENUTUP ATAP


Syarat bahan bangunan penutup atap adalah sebagai berikut:
 Bersifat isolasi atau tahan panas dan tahan air
 Harus rapat antar lapisan atap agar air tidak bisa menembus melalui celah-
celah atap
 Bentuk dan kondisi stabil atau tahan terhadap segala perubahan eksternal
 Bahan harus memiliki perawatan yang efisien
 Tidak mudah terbakar
 Tidak mudah korosi

3
 Terbuat dari bahan yang ringan
 Memiliki durabilitas yang lama atau awet
 Tahan terhadap beban yang dikhususkan untuk atap itu sendiri
 Kemiringan sudut dan bahan yang digunakan harus sesuai
 Jenis dan fungsi atap harus sesuai dengan bangunan tersebut

2.4 JENIS-JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP


Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan,
kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis material atap yang
saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Asbes
Asbes merupakan bahan bangunan penutup atap yang terbuat dari semen
dan mineral silikat. Namun jenis material ini sudah jarang dipakai karena
menimbulkan debu yang bisa berbahaya jika masuk ke paru-paru.

2. Genteng Beton
Memiliki bahan dasar mortar (campuran air, semen, pasir) atau beton
agregat kasar yang lebih kecil. Biasanya dilapisi pasta semen atau cat
tembok sesuai keinginan pemakai. Genteng tipe ini bisa bertahan sampai
50 tahun.

4
3. Genteng Glasur/Keramik
Terbuat dari tanah liat press yang sudah melalui proses finishing pada
permukaannya sehingga kedap air. Lapisan kedap air membuat genteng
tipe ini bertahan cukup lama karena tidak mudah ditumbuhi jamur, lumut
ataupun organisme lainnya yang merusak lapisan material.

4. Genteng Tanah Liat


Seperti namanya terbuat dari tanah liat yang di press dan pemasangannya
interlocking atau saling mengunci dan ditumpukan pada kayu “reng”. Bisa
diterapkan sudut dari 25-45 derajat. Tapi dikarenakan terbuat dari tanah
liat biasa tanpa dilapisi anti air, genteng ini tidak tahan lama karena
penyerapan air pada lapisan genteng berakibatkan pertumbuhan lumut di
permukaan.

5. Genteng Metal
Genteng yang terbuat dari logam tipis dan mempunyai berat ringan dan
dilapisi baja ringan dan “galvanis”. Genteng metal ini ada yang berlapis
pasir dan ada yang tidak. Fungsi lapisan pasir disini adalah untuk meredam
suara. Pemasangannya relative mudah dan cepat.

5
6. Pelat Beton
Jenis penutup atap berupa konstruksi pelat beton bertulang, sehingga
konstruksi penopang atapnya berupa balok-balok yang mendukung pelat
tersebut. Karena bahan material ini bisa bocor dikarenakan pengecoran
yang salah, dapat diatasi dengan melapisi aspal atau lapisan anti air di
bagian atasnya.

7. Plastik Komposit
Terbuat dari bahan plastik (polycarbonate dan poly prophylene).
Berbentuk polos atau ada juga yang bergelombang. Biasa digunakan pada
struktur pelengkap rumah, karena bahannya yang tidak terlalu tahan panas.

8. Seng
Terbuat dari lembaran baja tipis yang dilapisi (seng) agar tidak mudah
korosi. Pemasangan seng secara langsung tanpa gording ataupun reng.
Karena beratnya relatif ringan, bisa dipasang pada bidang datar, namun

6
harus terpasang kuat dengan rangka atap karena beratnya yang ringan bisa
membuatnya terbawa angin.

9. Sirap
Lembaran tipis terbuat dari kayu ulin yang bisa digunakan sampai 25
tahun. Pemasangannya hanya boleh datar dan sangat cocok untuk rumah
tradisional yang ingin menyatu dengan alam.

10. Ijuk
Ijuk digunakan sebagai bahan penutup atap dengan dibentuk ikatan
sepanjang 120cm dan diameter 6cm. Ikatan tersebut dijepit dengan bilah
bambu, lalu diikatkan ke reng. Lapisan ijuk minimal 2 lapis, semakin tebal
lapisannya akan semakin lama daya tahannya. Atap ijuk dengan kualitas
yang baik bisa mencapai umur hingga 30 tahun.

7
2.5 PABRIK PENUTUP ATAP
Pabrik-pabrik yang membuat material-material penutup atap antara lain:
 PT. Kim Gemilang Bersama
 PT. Bajana Muliatama
 CV. Maestro
 PT. Solusi Baja Indonesia
 CV. Abadi Jaya Isolasi
 CV. Pilar Mas Tangguh
 PT. Mitranda Bangun Griya Mandiri
 PT. Supra Sarana Teknik

8
BAB III
STUDI KASUS DATA LAPANGAN

3.1 HASIL PENGAMATAN LAPANGAN


1. Penutup Atap Warung Kito Grogol
Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Warung Kito, yang
terletak di Jl. Dr. Susilo III No. 2, Grogol. Atap Warung Kito ini mempunyai
penutup atap yang berbahan aluminium. Atap ini cukup tahan lama. Atap dengan
bahan aluminium yang digunakan ini mempunyai ukuran 20 x 8 meter.

2. Penutup Atap Hotel PD Grogol


Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi PD, yang terletak di
Jl. Muwardi, Grogol. Atap Hotel PD ini mempunyai penutup yang berbahan kaca.
Atap ini bisa di bilang sulit untuk di pasang karena mudah pecah dan harus
menggunakan alat berat untuk membantu memasang atap kaca tersebut. Atap
Hotel PD dengan bahan Kaca ini mempunyai ukuran 18 x 2,5 meter.

9
3. Penutup Atap pada Bangunan Listrik Pintar
Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Bangunan Listrik
Pintar, yang terletak di Jl. Muwardi, Grogol. Atap bangunan ini mempunyai
penutup yang berbahan Beton. Atap ini sangat kuat dan tidak mudah bocor, atap
ini pun butuh waktu yang lama untuk membuatnya karena butuh proses
pengeringan dalam waktu lama dan cuaca yang cukup panas. Atap bangunan
dengan bahan Beton ini mempunyai ukuran 5 x 5 meter.

4. Penutup Atap pada Toko Kertas Kemenangan


Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Toko Kertas
Kemenangan, yang terletak di Jl. Muwardi, Grogol. Atap bangunan ini
mempunyai penutup yang berbahan Polikarbonat. Atap ini banyak digunakan
karena harganya yang ekonomis tapi bahan ini mudah rapuh karena berbahan
seperti plastik. Atap bangunan dengan bahan Polikarbonat ini mempunyai ukuran
15 x 13 meter.

10
5. Penutup Atap pada SMK Pariwisata
Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi SMK Pariwisata,
yang terletak di Jl. Dr. Muwardi II/13, Grogol. Atap sekolah ini mempunyai
penutup yang berbahan dari Asbes. Atap ini dari dahulu hingga sekarang masih
banyak yang menggunakan karena kuat dan cukup tahan lama, atap ini pun
harganya ekonomis. Atap sekolah dengan bahan Asbes ini mempunyai ukuran 25
x 5 meter.

6. Penutup Atap pada Rumah Penduduk


Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Rumah salah satu
penduduk, yang terletak di Jl. Dr. Susilo, Grogol. Atap rumah ini mempunyai
penutup yang berbahan dari Genteng Tanah Liat. Atap Rumah dengan bahan
Tanah Liat ini mempunyai ukuran 15 x 7 m.

11
7. Penutup Atap pada Kosan
Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Kosan yang terletak
di Jl. Dr. Susilo, Grogol. Atap kosan ini mempunyai penutup yang berbahan dari
Polikarbonat. Atap Kosan ini mempunyai ukuran 17 x 8 meter.

8. Penutup Atap pada Pos


Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi Pos , yang terletak
di Jl. Dr. Susilo, Grogol. Atap Pos ini mempunyai penutup yang berbahan
dari Asbes. Atap ini dari dahulu hingga sekarang masih banyak yang
menggunakan karena kuat dan cukup tahan lama, atap ini pun harganya
ekonomis. Atap Pos dengan bahan Asbes ini mempunyai ukuran 8 x 2,5 meter.

9. Penutup Atap Rumah


Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi rumah salah satu
penduduk, yang terletak di Jl. Dr. Susilo, Grogol. Atap rumah ini mempunyai
penutup yang berbahan dari genteng tanah liat. Atap rumah dengan bahan tanah
liat ini mempunyai ukuran panjang 17 meter.

12
10. Penutup Atap pada Jembatan Penyebrangan
Pada studi lapangan ini, kelompok kami mengunjungi JPO yang terletak di
Jalan Raya, Grogol, Jakarta Barat. Atap JPO ini mempunyai penutup yang
berbahan dari Polikarbonat. Atap ini sangat bagus dan cocok untuk di pakai di
JPO dan cukup tahan lama. Atap JPO dengan bahan Polikarbonat ini mempunyai
ukuran 5 x 1,5 meter.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga dapat
memperindah rumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang
kurang baik berisiko terjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut
akan merasa tidak nyaman. Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan
biaya dan energi cukup banyak. Adapun jenis bahan penutup atap antara lain:
Asbes, genteng beton, genteng glasur, genteng tanah liat, genteng metal, plat
beton, plastik komposit, seng, sirap dan ijuk.

14
Daftar Pustaka

https://www.indotrading.com/company/spandek-atap
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-
bangunan-30/1286-h
http://ww.slideshare.net/vini93/penutup-atap-materi-bahan-bangunan
http://blogkrisna123.blogspot.com/2016/05/bahan-dan-pengertian-penutup-
atap.html

15

Anda mungkin juga menyukai