Kata Konkret Dan Abstrak, Kata Konotatif Dan Denotatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

A.

Kaidah Makna
Kepada persyaratan ketepatan pemilihan kata kaidah makna dalam pemilihan kata mengacu
sebagai lambang objek pengertian atau konsep-konsep yang meliputi berbagai aspek. Jadi,
makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dan objek atau sesuatu yang diacunya. Ada dua
jenis makna yang terpenting di antaranya adalah makna denotatif atau makna leksikal dan
makna konotatif atau makna gramatikal.
1. Kata yang Denotatif dan Kata yang Konotatif
Kata denotatif atau biasa disebut makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa
kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur atau kata denotatif berhubungan dengan
konsep denotatif, sedangkan kata yang konotatif berhubungan dengan konsep konotasi.
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh kata, sedangkan nilai rasa atau gambaran
tambahan yang ada di samping denotasi disebut konotasi.
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, makna kata yang sesuai
dengan konsepnya sehingga disebut juga makna konseptual, makna yang sesuai dengan makna
kata dalam kamus atau makna leksikal. Kata yang konotatif mengandung makna tambahan yang
sesuai dengan sikap dan nilai rasa tertentu pengguna bahasa bersangkutan. Kata konotatif biasa
juga disebut makna gramatikal atau makna struktural, yaitu makna yang timbul bergantung pada
struktur tertentu sesuai dengan konteks dan situasi di mana kata itu berada.

Contoh :
(1) Toko itu dilayani gadis-gadis cantik.
(2) toko itu dilayani dara-dara cantik
(3) toko itu dilayani perawan- perawan cantik. Kata-kata gadis, dara, perawan secara
denotatif maknanya sama, yaitu wanita atau wanita muda yang belum kawin, tetapi
secara konotatif maknanya berbeda. Gadis mengandung makna umum, dara
mengandung makna yang bersifat puitis, dan perawan mengandung makna asosiasi
tertentu. Demikian pula kata-kata kelompok, rombongan, dan gerombolan secara
denotatif bermakna kumpulan benda atau orang, tetapi secara konotatif dibedakan
maknanya, yaitu kelompok dan rombongan berada dalam makna positif, sedangkan
gerombolan dipahami dalam hubungan makna negatif.
Contoh :
(4) Kelompok anak mudah itu sedang asyik bermain musik.
(5) Ketua rombongan turis yang baru tiba dikalungi untaian bunga
(6) Gerombolan pengacau tersebut telah ditumpas habis.
Membahas suatu masalah yang bersifat ilmiah sebaiknya digunakan kata-kata yang denotatif.
Kata-kata atau istilah harus bebas dari konotasi, sedangkan pada karya sastra lebih banyak
digunakan kata-kata yang konotatif sebagai upaya merakit keindahan. Dalam kaitan makna
kata terdapat beragam konotasi sosial, yaitu ada yang bersifat positif dan negatif, tinggi,
rendah, sopan, dan porno, atau yang sakral. Misalnya, kata-kata karyawan, asisten, wisma,
hamil, dan berpulang dianggap positif, baik, sopan, dan modern jika dibandingkan dengan
kata-kata buruh, pembantu, pondok, bunting, dan mati yang dianggap negatif, kurang baik,
kasar dan kuno. Agar dapat menyatakan gagasan dengan tepat, seseorang pembicara/ penulis
harus dapat pula memilih kata-kata dengan konotasi yang tepat. Kata konotasi adalah kata-
kata yang mengalami pergeseran dari makna kata leksikal.

2. Kata Konkret dan Kata Abstrak


Kata-kata yang tergolong kata konkret adalah katakata yang berupa objek yang nyata,
dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Kata-kata konkret dapat dilihat pada kata orang,
pohon, kucing, awan, makanan, dan minuman. Kata yang bermakna konkret adalah kata yang
maknanya dapat dibayangkan dengan pancaindera.
Kata abstrak adalah kata-kata yang berupa konsep. Kata-kata abstrak dalam bahasa
Indonesia pada umumnya adalah kata-kata bentukan dengan konfiks peng-/ -an dan ke-/ -an,
seperti pada kata-kata perdamaian, penyesalan, kecerdasan ketahanan nasional, di samping
kata-kata seperti demokrasi dan aspirasi. Kata yang bermakna abstrak adalah kata yang sulit
dibayangkan dengan pancaindera.
(1) Saya melihat seekor kucing memanjat pohon.
(2) Perdamaian yang merata di seluruh jagat raya ini masih tetap merupakan impian.
Kata -kata konkret dan kata-kata abstrak sama penting dalam penggunaan sesuai
dengan kebutuhan.

Daftar Pustaka

Pendidikan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Makassar: FKIP UNISMUH.


Depdiknas, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ramlan, M. 1981. llmu Bahasa Indonesia: Morfologi. Yogyakarta: UP Karyono.

Anda mungkin juga menyukai