Filsafat Imu Sebagai Upaya Menemukan Kebenaran
Filsafat Imu Sebagai Upaya Menemukan Kebenaran
Filsafat Imu Sebagai Upaya Menemukan Kebenaran
Upaya Mencari
Kebenaran
Pertemuan minggu ke 12
Akal budi
Cita-Cita
Dengan akal budinya, maka kemampuan bersuara
bisa menjadi kemampuan berbahasa dan
berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan
menggunakan symbol-simbol dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga oleh Ernest Cassirer disebut
sebagai animal symbolicum (Suriasumantri, 2005:
171).
Aristoteles menyebut manusia karena
kemampuan sebagai the animal that
reason, dengan ciri utamanya selalu
ingin mengetahui. Pada manusia
melekat kehausan intelektual
(intellectual curiousity), yang
menjelma dalam aneka wujud
pertanyaan (Rinjin, 1996: 9).
Rasa ingin tahu..(?)
• Berling, Seorang sarjana Belanda
mengungkapkan bahwa manusia juga
disebut sebagai makhluk yang suka
bertanya.
• Aristoles juga mengatakan bahwa
manusia adalah hewan berakal sehat,
yang mengeluarkan pendapat, yang
berbicara berdasarkan akal pikirannya
(the animal that reason).
• Intinya manusia bertanya untuk mencari
kebenaran yang hakiki.
tanya-mencari
Berfikir jawaban- jawaban
berupa kebenaran;
tentang alam,
tentang Tuhan
pengetahuan, teknologi,
kepercayaan
Adapun aliran-aliran kebenaran
yang banyak muncul
(a) Realism: mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan pada
hakikatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
(b) Naturalisme: bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum
alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
(c) Positivisme: menolak segala sesuatu diluar fakta, menerima yang
ditangkap oleh indra, dengan tolak ukur nyata, bermanfaat, pasti, tepat,
dan memiliki keseimbangan logika.
(d) Materialism Dialektik: orientasi berpikir adalah materi, karena merupakan
suatu hal yang nyata (filsufi resmi ajaran komunisme).
(e) idealisme: menjelaskan segala objek dalam alam dan pengalaman sebagai
pernyataan pikiran.
(f) Pragmatisme: hidup manusia adalah perjuangan hidup terus-menerus,
yang sarat dengan konsekuensi praktis, orientasi berpikir adalah sifat
praktis, karena berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.
Cara Menemukan Kebenaran
Kebenaran tersembunyi dibalik fakta, fenomena,
realita dan data. Kasmadi dkk (1990)
1. Penemuan secara kebetulan ; secara kebetulan
atau tanpa disengaja
2. Penemuan secara coba dan ralat (trial and error)
3. Penemuan karena otoritas atau kekuasaan
4. Penemuan secara spekulatif
5. Penemuan kebenaran lewat berfikir, kritis dan logis
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
Karakteristik Konsep Kebenaran:
3. Kebenaran agama dan wahyu: kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan
Rasul-Nya. Sebagian masih bisa dinalar dengan indra manusia, sebagain tidak.
4. Kebenaran intuitif: kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa
menggunakan penalaran dan proses berpikir.
Objektif,
Universal,
Generality