Makalah PKN Bab 4 Kelompok 8

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945 DAN


KOSNSTITUSIONAL KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. Azainil, M.Si.

Disusun Oleh :

Dion Saputra (2102096092)

Juliana Parembang (2102096095)

Frans Setiyono (2102096109)

Indri Kristiani Matangkin (2102096100)

Cynthia Olivia (2102096110)

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3

1.1. Latar Belakang...................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................3

1.3. Tujuan................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

2.1. Konsep dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Bebangsa dan


Bernegara.........................................................................................5

2.2. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Indonesia...........................................................................................7

2.3. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Integrasi Nasional.....................8

2.4. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara............................................10

2.5. Deskripsi Esensi dan Urgensi Konstitusional Dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara..............................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................12

3.1 KESIMPULAN...................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstitusi dalam arti luas yaitu meliputi hukum dasar tertulis dan
tak tertulis. Sedangkandalam arti sempit yaitu hukum dasar tertulis yaitu
undang-undang dasar. Dalam pengertianini undang-undang dasar
merupakan konstitusi atau hukum dasar yang tertulis.

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi


ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan.
Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalamkonstitusi itu
mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka
konstitusidikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan
dalam penyelenggaraan suatunegara. Dalam bab ini kita akan membahas
nilai dan norma konstitusional UUD NRI 1945dan konstitusionalitas
perundang-undangan di bawah UUD. Yang mencakup konsep danurgensi
konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara, pentingnya konstitusi
dalamkehidupan berbangsa-negara, sumber historis sosiologis dan politik
konstitusi dalam berbangsa-negara indonesia, dinamika dan tantangan
konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara indonesia, esensi dan
urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dari sini kami


kelompok enam akan merumuskan permasalahan dalam pembahasan
yaitu:
1. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan
berbangsa-negara ?

2. Mengapa konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara diperlukan ?

3
3. Bagaimana kronologi dari sumber historis, sosiologis, dan politik
tentang konstitusi dalamkehidupan berbangsa-negara indonesia?

4. Apasaja dinamika dan tantangan konstitusi dalam kehidupan


berbangsa-negara indonesia?

5. Bagaimana esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan


berbangsa-negara?

1.3. Tujuan

1. Untuk menelusuri konsep dan urgensi konstitusi dalam


kehidupan berbangsa-negaraindonesia.

2. Untuk mengetahui perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-


negara indonesia.

3. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politik tentang


konstitusi dalamkehidupan berbangsa-negara indonesia.

4. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan konstitusi dalam


berbangsa-negara indonesia.

5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan


berbangsa-negaraindonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Bebangsa


dan Bernegara

Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam


bahasa Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa
Latin/Italia digunakan istilah constitutio
dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution, dalam bahasa Beland
a digunakan istilah constitutie, dalam bahasa Jerman dikenal dengan
istilah n fungsinya sebagai berikut :

1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan konstitusionalisme. Landasan


konstitusionalismeadalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalamarti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti
luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan
perundang-undangan lain, dan konvensi.Konstitusi dalam arti sempit
berupa Undang-Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).

2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah


sedemikianrupa,sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sew
enang-wenang. Dengan demikian, diharapkanhak-hak warganegara akan
lebih terlindungi.

Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim


Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu
kumpulan kegiatan yangdiselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

Tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan


menjamin bahwakekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
disalahgunakan oleh mereka yangmendapat tugas untuk memerintah
(Thaib dan Hamidi, 1999).

5
3. Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalammenjalankan kekuasaannya tidak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suaturangka dasar hukum bagi
perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c)dijadikan
landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentuyang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin
hak-hak asasi warganegara.

4. Konstistusi penentu atau pembatas kekuasaan negara, konstitusi


pengatur hubungankekuasaan antar organ negara, konstitusi pengatur
hubungan kekuasaan antara organ negaradengan warga negara,
konstitusi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan
negaraataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara, konstitusi
sebagaipenyaluratau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang 
asli kepada organ negara,konstitusi sebagai sumber simbolik yaitu
sebagai sarana pemersatu sebagai rujukan identitas dankeagungan
kebangsaan serta sebagai center of ceremony, konstitusi sebagai
sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit yaitu
bidang politik dan arti luas mencakup bidang sosial ekonomi, konstitusi
sebagai sarana perekayasaan dan pembauran masyarakat.

Dari fungsi tersebut kita tahu bahwa urgensi dari konstitusi yaitu dilihat
dari dua segi. Segi pertama dari segi isi karena konstitusi memuat dasar
garis struktur dan memuat fungsi negara.Kedua, dari segi bentuk yang
memuat konstitusi bukan sembarang orang atau lembaga.Mungkin bisa
seorang raja, rakyat, badan konstitusi atau lembaga diktator.

Pada sudut pandang kedua mengaitkan pentingnya konstitusi dengan


pengertian hukumdalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan
hukum dalam arti sempit

dimana konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai “wewenang hukum”


yaitu sebuah

6
 badan yang diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada konstitu
si. Tapi dalamkenyatannya tidak menutup kemungkinan adanya konstitusi
yang sama sekali hampa (tidaksarat makna, kursif penulis) karena tidak
ada pertalian yang nyata antara pihak yang benar- benar menjalankan
pemerintahan negara.

2.2. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Indonesia

Sejauh mana konstitusi berperan dalam kehidupan berbangsa-


negara? Menanggapi pertanyaan tersebut, umumnya ada tiga
pandangan beserta argumentasinya masing-masing.
Pandangan pertama mengasumsikan bahwa setiap negara memiliki
konstitusi, tetapi konstitusi tidak boleh dilihat sebagai segalanya.
Konstitusi memuat ketentuan atau aturan dasar yang ditulis dan ditulis
secara seragam (UUD tertulis) atau hanya didasarkan pada adat atau
kebiasaan (konvensi), tetapi yang harus diterjemahkan ke dalam aturan
yang lebih jelas yang bernama Undang Undang (UU). Kehidupan
berbangsa dan bernegara di negara yang demokratis lebih ditentukan
oleh kesadaran publik akan nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Secara
umum, orang kurang peduli tentang pemerintahan seperti apa yang akan
mengarah pada pemilihan. Banyak yang alergi atau sinis secara politis.
Ini ditunjukkan oleh rendahnya partisipasi politik, di mana biasanya hanya
sekitar enam puluh persen pemilih yang berpartisipasi. Orang lebih suka
melanjutkan bidang kegiatannya masing-masing daripada berpartisipasi
dalam kegiatan politik. Banyak negara demokrasi dapat menjalani
kehidupan normal dan normal sebagai bangsa dan negara tanpa harus
bekerja sesuai dengan konstitusi mereka.
Pandangan kedua berasumsi bahwa konstitusi tidak lebih dari aturan
dasar negara dalam penyelenggaraan negara, dan yang terpenting bagi
negara adalah penyelenggaraan negara yang jujur, berwibawa dan taat
hukum. Pemerintahan negara bagian yang baik hanya dapat diberikan

7
jika kepemimpinan di semua tingkatan menggambarkan tindakan nyata.
Yang dibutuhkan negara adalah pemimpin yang kuat dan memiliki
integritas. Tujuan negara adalah membangun masyarakat yang adil,
makmur, dan kaya. Pendukung pandangan ini menganggap pengenalan
hukum sebagai syarat untuk mengendalikan kehidupan bangsa dan
negara. Demokrasi hanya dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan
negara, artinya demokrasi bukanlah tujuan. Namun, visi kedua ini harus
mempertimbangkan fakta bahwa negara, yang lebih bergantung pada
kepemimpinan yang kuat, pada umumnya dihadapkan dengan hambatan
untuk implementasi suksesi kepemimpinan.
Pandangan ketiga berasumsi bahwa konstitusi tidak terlalu berperan
dalam kehidupan bernegara. Jika negara memiliki konstitusi normal,
kehidupan nasional dan nasional dapat terjadi. Orang-orang di negara-
negara demokratis mungkin tidak lagi mempertanyakan konstitusi dari
sudut pandang konstitusi negara, yang memang dapat digambarkan
sebagai konstitusi yang baik, yang karenanya diterima dengan baik oleh
warga negara. Konstitusi yang demokratis biasanya berisi tiga hal:
penggabungan prinsipprinsip hak asasi manusia yang mendasar,
keberadaan lembaga negara dan kejelasan batas-batas fungsi dan
wewenang serta hubungan antar lembaga.

2.3. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Integrasi Nasional

Secara historis, dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya


organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa
Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa walaupun belum
menamakan Indonesia. Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula
organisasi - organisasi pergerakan kebangsaan lain seperti Syarikat
Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi
lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan

8
Belanda. Yang akhirnya Indonesia dapat merdeka pada 17 Agustus
1945.

Secara Sosiologis, terdapat pernyataan dari seorang sejarawan, yaitu


Prof. Nina Lubis (2008), “... dahulu, musuh itu jelas: penjajah yang tidak
memberikan ruang untuk mendapatkan keadilan, kemanusiaan, yang
sama bagi warga negara, kini, musuh bukan dari luar, tetapi dari dalam
negeri sendiri: korupsi yang merajalela, ketidakadilan, pelanggaran HAM,
kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan,
tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, suapmenyuap, dll.”

Dari pernyataan tersebut tampak bahwa proses perjuangan untuk


menjaga eksistensi negara-bangsa, mencapai tujuan nasional sesuai
cita-cita para pendiri negarabangsa (the founding fathers), belumlah
selesai bahkan masih panjang. Pada tataran sosial seluruh pemimpin
bangsa membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang
hendak kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang telah
dinyatakan merdeka. PKn dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan
oleh masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untuk menjaga,
memelihara, dan mempertahankan eksistensi negarabangsa.

Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam


pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957
sebagaimana dapat diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa
pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957);
(2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada
masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn
membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan,
sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah
Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang
terutama diarahkan untuk "nation and character building” bangsa
Indonesia. Pada awal pemerintahan Orde Baru, kurikulum sekolah yang

9
berlaku dinamakan Kurikulum 1968. Dalam kurikulum tersebut di
dalamnya tercantum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara.

2.4. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Kostitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah UUD 1945
yang berlaku mulai 5 Juli 1959 yang erupakan konstitusi tertulis.
Konstitusi  Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dan
perkembangan. Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4
tahun mulai 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 namun ditahun
terakhir konstitusi berubah dan ditetapkan menjadi UUD RIS yang
berjalan sampai 17 Agustus 1950. Perubahan yang terbilang cukup
singkat ini di latarbelakangi oleh agresi militer Belanda yang
mengharuskan mengubah bentuk negaradari Presidensil menjadi
pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah
konstitusi negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi
parlementer yang menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala
Negara bukan Kepala Pemerintahan.

2.5. Deskripsi Esensi dan Urgensi Konstitusional Dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara

Konstitusi menjadi suatu yang urgen dalam tatanan kehidupan


ketatanegaraan, karena konstitusi meruppakan sekumpulan aturan yang
mengatur organisasi negara serta hubungan antara negara dan warga
negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama.

Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi


dalam sebuah negara, maka secara umum dapat dikatakan bahwa
eksistensi konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan
karena dengan adanya konstitusi akaan tercipta pembatasan kekuasaan
melain pembagian wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan
negara.

10
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan.
Oleh karena itu Setiapkonstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :

1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan 
politik.

2. untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa dan

menetapkan bagipenguasa tersebut batas kekuasaan mereka, 

sehingga tidak terdapat kekuasaan yang semena–mena.

3. untuk membatasi kesewenang._wenangan tindakan pemerintah untuk 
menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.

4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan pe
merintahan. Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara,maka akan diperlukan
konstitusi.

5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ket
atanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer
(ukuran) bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara, juga merupakan ide dasar yang digariskan penguasa n
egara untuk mengemudikan suatu negara.

6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang a

da diantara lembaga negara. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan


kewajiban pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan pemerintah
agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tujuan adanya Konstitusi guna mengatur jalannya kekuasaan dengan


membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenang-
wenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

http://fannyrahma22.blogspot.com/2019/04/konstitusi-dalam-kehidupan-
berbangsa.html?m=1

http://eprints.ipdn.ac.id/5511/1/Ismail%20Book%20-%20PKN
%20%28Konsep%20Dasar%29.pdf

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/634858/mod_resource/content/1/
makalah%20PKN%20%282%29.pdf

http://fannyrahma22.blogspot.com/2019/04/konstitusi-dalam-kehidupan-
berbangsa.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai