Hampir Pecah Kepala

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI

TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGINE SAAT


MENSTRUASI DI SDN KEMBANGAN UTARA
01 PAGI JAKARTA BARAT

SKRIPSI

ANIS MARSELA

NIM. 11180006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESOSI

JAKARTA

2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGINE SAAT
MENSTRUASI DI SDN KEMBANGAN UTARA
01 PAGI JAKARTA BARAT

SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

ANIS MARSELA

NIM. 11180006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESOSI

JAKARTA

2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa : ANIS MARSELA

NIM : 11180006

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Dan sikap Remaja Putri Terhadap

Personal Hygine Saat Menstruasi Di SDN Kembangan

Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan tim

penguji proposal / seminar hasil pada Program Studi S1 Keperawatan STIK

KESOSI

Jakarta, 5 Agustus 2022

Menyetujui
Pembimbing

( Ns. Saharudin Nisi, S.Kep.,M.Kes )


NIDN. 0911098905

iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang saya tulis dengan judul Hubungan

Pengetahuan Dan sikap Remaja Putri Terhadap Personal Hygine Saat Menstruasi

Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat adalah hasil karya saya sendiri

dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain kecuali kutipan yang

sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian hari pertanyaan yang saya buat ini

ternyata tidak betul, maka status kelulusan dan gelar yang saya peroleh menjadi

batal dengan sendirinya.

Jakarta, 5 Agustus 2022

Penulis

ANIS MARSELA
NIM 11180006

iv
STIK KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Skripsi, Agust 2022

ANIS MARSELA

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku


Personal Hgine Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta
Barat
ABSTRAK

Pengetahuan dan sikap yang kurang baik terhadap personal hygiene,

memungkinkan remaja tersebut tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi

yang dapat membahayakan reproduksinya sendiri, salah satu dampak yang

ditimbulkan apabila personal hygiene yang kurang diantaranya timbulnya infeksi.

Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap

perilaku personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi

Jakarta barat. Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional.

Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah sampel 66 siswi.

Alat ukur kuesioner. Analisis uji statistik Chi-square test. Hasil : Penelitian ini di

dapatkan hasil nilai pengetahuan p-value 0,462 > 0,05, Hasil nilai sikap p-value

0,964 > 0,05 Kesimpulan : Hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri

terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi tidak ada nya hubungan

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine Saat Menstruasi Di SDN

Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat” .

Dalam penulisan proposal ini banyak kesulitan dan hambatan yang penulis

jumpai. Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya kerja keras disertai

dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak moral maupun material, segala

kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya skripsi ini

telah di selesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Maudin Kadir Amd., AK. Selaku Ketua Yayasan Kesetiakawanan

Sosial Indonesia

2. Dr. Aminah Alatas, SE., MM. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

KESOSI

3. Bapak Ns. Saharudin Nisi, S. Kep, M. Kes, Selaku Ketua Program Studi

Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

4. Bapak Ns. Saharudin Nisi, S.Kep., M. Kes, Selaku Pembimbing yang telah

memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staff dan dosen pengajar Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

vi
6. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

pelaksanaan Pendidikan di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

7. Rekan rekan di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia yang telah bersedia untuk

berbagi pengalman, dukungan dan bantuan dalam pembuatan penelitian ini.

8. Saya ingin mengucapkan banyak- banyak terimakasih kepada orang tua saya

yang telah bekerja keras untuk saya, sampai saya bisa sampai disemester

akhir ini semua berkat doa dan usaha mu (Bapak & mama)

9. Keluarga yang dilampung dan di Jakarta yang telah memberikan dukungan

10. Teristimewa hulk yang selama ini buat saya semangat

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga masih diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk perbaikan penelitian ini sehingga dapat dilanjutkan ke jenjang penelitian

selanjutnya.

Jakarta, 5 Agustus 2022

Penulis

ANIS MARSELA

vii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing …………………………………………….iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ……………………………………………..iv
Abstrak……………………………………………………………………….......v
Kata Pengantar ………………………………………………………………....vi
Daftar Isi ……………………………………………………………………….viii
Daftar Tabel …………………………………………………………………......x
Daftar Skema …………………………………………………………………...xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………1
1.2.Rumusan Masalah ………………………………………………………...7
1.3.Tujuan Penelitian …………………………………………………………7
1.4.Manfaat Penelitian ………………………………………………………..8
BAB II TEORITIS
2.1. Konsep Remaja …………………………………………………………..9
2.2. Menstruasi ………………………………………………………………15
2.3. Konsep Personal Hygine ………………………………………………..19
2.4. Konsep Pengetahuan ……………………………………………………24
2.5. Sikap (Attitude) …………………………………………………………27
2.6. Perilaku …………………………………………………………………32
2.7. Kerangka Teori ………………………………………………………... 35
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1.Kerangka Konsep ………………………………………………………..36
3.2.Hipotesis Penelitian ……………………………………………………...37
3.3.Definisi Operasional ……………………………………………………..38
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian ……………………………………………………….40
4.2. Populasi Dan Sampel …………………………………………………...41
4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian …………………………………………..41
4.4. Etika Penelitian …………………………………………………………42
4.5. Alat Pengumpulan Data ………………………………………………...45
4.6. Uji Validitas Dan Realibilitas …………………………………………..45
4.7. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………....46
4.8. Pengolahan Data ………………………………………………………..47
4.9. Analisa Data
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Analisa Univariat ……………………………………………………….50
5.2. Analisa Bivariat ………………………………………………………...53
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Perilaku Remaja Putri …………………………………………………..55
6.2. Pengetahuan Remaja Putri ……………………………………………...56
6.3. Sikap Remaja Putri ……………………………………………………..58
6.4. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine
Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat …….59

viii
6.5. Hubungan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine Saat
Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat …………61
BAB VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan ……………………………………………………………..63
7.2. Saran – Saran …………………………………………………………...63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

3.1. Definisi Operasional ……………………………………………………38


5.1. Usia Responden ………………………………………………………...50
5.2. Kelas Responden ……………………………………………………….51
5.3. Perilaku Responden …………………………………………………….51
5.4. Pengetahuan Responden ………………………………………………..52
5.5. Sikap Responden ……………………………………………………….52
5.6. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine
Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun
2022 ……………………………………………………………………..53
5.7. Hubungan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine Saat
Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022
…………………………………………………………………………..54

x
DAFTAR SKEMA

2.7 Kerangka Teori ……………………………………………………………..35


3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………………..36
4.1. Desain Cross Sectional ……………………………………………………40

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) seperlima penduduk dunia

adalah remaja usia 10-19 tahun, dimana 83% diantaranya hidup di negara

berkembang. WHO menekankan pentingnya penyuluhan Kesehatan

reproduksi remaja muda (Younger Adolescents) pada kelompok usia 10-14

tahun, karena pada usia tersebut masa emas untuk membentuk landasan

kuat pada diri remaja sebagai dasar pengambilan keputusan yang bijak

dalam berperilaku (Anggraini,2019).

Menurut Kemenkes RI, di Indonesia menunjukan bahwa sebanyak

5,2 juta remaja putri yang sering mengalami keluhan setelah menstruasi

akibat tidak menjaga kebersihannya yaitu Pruritus Vulvae ditandai dengan

adanya sensasi gatal pada alat kelamin wanita ( Kemenkes RI, 2016 dalam

Sulaikha,2018).

Mewujudkan remaja sehat, salah satu upaya pemerintah adalah

dengan pembentukan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

(PKPR). Program ini dapat dilaksanakan di puskesmas, rumah sakit atau

sentral-sentral dimana remaja berkumpul. Dalam pelaksanaan PKPR

dipuskesmas, remaja diberikan pelayanan khusus melalui perlakuan

khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera dan kebutuhan remaja

(Depkes, 2011 dalam Anggraini, 2019).

1
Masa remaja adalah masa dimana di penuhi dengan berbagai

macam perubahan. Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya

kematangan seksual maka remaja akan dihadapkan pada keadaan dimana

memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan – perubahan

yang terjadi (Soetjingsih, 2010). Pada masa ini remaja akan mengalami

pacu tumbuh dengan cepat yang disebut (Grow spurt), timbulnya ciri – ciri

seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan – perubahan

psikologik dan kognitif (Soetjingsih, 2010). Salah satu tanda kematangan

seksual pada remaja putri yaitu terjadi menarche atau menstruasi pertama

(Amran, 2018).

Secara biologis masa remaja adalah usia manusia memasuki

belasan tahun yaitu peralihan antara masa kanan-kanak dan masa dewasa.

Menurut The Health Resources and Servies Administrations Guidelines

Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi

menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menegah (15-

17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun) (Kumiran,2011 dalam Gultom,

2021).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (Endometrium), yang

disertai setiap bulannya. Siklus mentruasi normalnya terjadi setiap 21 – 35

hari, dengan lama menstruasi sekitar 2 – 7 hari. Pada perempuan biasanya

pertama kali mengalami menstruasi pada umur 11-14 tahun. meskipun

sedang menstruasi, tentunya seorang wanita harus tetap bersih dan sehat,

2
untuk menghindari pembusukan dan perkembangan jamur yang

menimbulkan keputihan dan sebagainya (Anggraini,2019)

Ada beberapa gangguan yang terjadi dari pola perdarahan

menstruasi yang dapat menyebabkan gangguan dalam proses reproduksi

yaitu : Menorraghia (Perdarahan yang banyak dan lama), Oligomenorrhe

(Menstruasi yang jarang), Polymenorrhe (Menstruasi yang sering).

Amenorrhea (Tidak haid sama sekali). Faktor – faktor yang berhubungan

dengan gangguan menstruasi seperti berat badan, aktivitas fisik, dan stress

dapat memberi pengaruh pada dalam proses reproduksinya sehingga

sangatlah penting bagi seorang wanita untuk memahami proses menstruasi

agar dapat menjalankan fungsi reproduksi secara optimal (Amran, 2018).

Setiap perempuan mempunyai pengalaman menstruasi yang

berbeda – beda. Sebagian perempuan mendapatkan menstruasi tanpa

adanya keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan

menstruasi disertai dengan keluhan, sehingga mengakibatkan rasa

ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas tertentu. (Amran, 2018).

Personal hygine saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara

kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi

agar terhindar dari bakteri yang menyebabkan infeksi. Tujuan dari

perawatan selama menstruasi adalah untuk pemeliharaan kebersihan dan

kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga

mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan

derajat kesehatan seseorang, serta tujuan dilakukannya personal hygine

3
adalah meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan

diri seseorang, memperbaiki personal hygine yang kurang, mencegah suatu

penyakit, meningkatkan rasa percaya diri, dan menciptakan

keindahan.(Meilan,2019 dalam Gultom, 2021).

Angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi didunia

adalah pada usia remaja (35% - 42%) dan dewasa muda (27% - 33 %),

angka prevalensi candidiasis (25% - 50%), bacterial vaginosis (20% -

40%) dan trichomoniasis (5% - 15%), sedangkan data statistic diindonesia

tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun berperilaku

hygine sangat buruk. Negara indonesia memiliki iklim yang panas dan

lembab, sehingga wanita indonesia lebih rentan mengalami ISR (Infeksi

Saluran Reproduksi) (Satriyandari, 2017 dalam permata, 2019).

Pengetahuan remaja putri tentang personal hygine saat menstruasi

cenderung belum adekuat, terlebih berhubungan dengan genetalia.

Penanganan kebersihan diri yang tidak benar dan tidak bersih juga dapat

mengakibatkan tumbuhnya mikroorganisme secara berlebihan dan

akhirnya menganggu fungsi alat reproduksi. (Shofy dan Nurma, 2019)

Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan

tindakan nyata dan yang tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam

kehidupan sosialnya.(Wawan, Dewi, dkk. 2018). Sikap personal hygine

reproduksi merupakan suatu kesiapan atau kesediaan individu untuk

bertindak sesuai stimulus berupa perawatan diri dalam menjaga kebersihan

organ reproduksinya. Sikap terhadap Kesehatan alat genetalia wanita

4
khususnya pada saat menstruasi sangat penting dalam mencegah timbulnya

berbagai penyakit yang akan muncul. (Depi Lestari, 2018).

Perilaku yang kurang dari perawatan hygine pada saat menstruasi

adalah malas mengganti pembalut. Salah satu penyebabnya adalah bakteri

yang berkembang pada pembalut, perawatan diri yang baik saat menstruasi

seperti penggunaan pembalut yang tepat adalah pembalut tidak boleh

dipakai lebih dari enam jam atau harus diganti sesering mungkin bila

sudah penuh oleh darah menstruasi. Personal hygine yang buruk terutama

area genetalia juga menjadi faktor prediposisi terjadinya kanker serviks

(Pemiliana, 2019).

Perilaku personal hygine saat menstruasi dapat dilakukan dengan

cara mengganti pembalut saat mandi dan BAK, BAB, vagina dikeringkan

dengan tissue atau handuk agar tidak lembab. Pemakaian celana dalam

yang baik terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat. (Shofy dan

Nurma, 2019)

Salah satu pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah

kewanitaan dengan benar yaitu dari arah depan kebelakang lalu kearah

anus. Yang harus diperhatikan yaitu arahnya tidak boleh sebaliknya, atau

dari anus ke vulva, atau bolak – balik dari anus ke vulva, lalu tidak

dianjurkan menggunakan sabun kimiawi. Hindari suasana vagina yang

lembab berkepanjangan, dianjurkan mencukur bulu yang ada pada area

vagina bila sudah panjang. (Pemiliani, 2019).

5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh simanjuntak, dkk,

2020 pengetahuan sikap dan perilaku remaja putri terhadap personal

hygine pada saat menstruasi di SMP negeri 3 parongpong kabupaten

bandung barat. Pengetahuan responden terhadap personal hygine pada saat

terjadi menstruasi Sebagian besar dalam kategori kurang baik yaitu sebesar

88 responden (95,7%), sedangkan yang baik hanya 4 responden (4,3%).

Sikap responden terhadap personal hygine saat menstruasi adalah kategori

mendukung terdapat 47 responden (51,1%) sedangkan yang tidak

mendukung 45 responden (48,9). Perilaku responden terhadap personal

hygine Ketika terjadi menstruasi Sebagian besar dalam kategori kurang

baik sebesar 63 responden (68,5%) sedangkan yang baik 29 responden

(31,5%).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada kelas 4

yang terdapat 21 responden di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

barat. Dari 21 siswi, didapatkan hasil 7 orang yang mengerti cara

membersihkan organ kewanitaan dari arah depan vagina lalu ke belakang

anus dan 14 orang sisa nya tidak mengerti cara membersihkan organ

kewanitaan dari arah depan vagina lalu ke belakang anus.

Menurut data yang ada diatas, peneliti jadi tertarik untuk

mengambil penelitian tersebut karena masih banyak siswi di SDN

Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat. Yang masih belum mengetahui

bagaimana cara menjaga personal hygine saat menstruasi.

6
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti :

1) Apakah ada hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku

personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi

Jakarta barat.

2) Apakah ada hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku personal

hygine saat menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

barat.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri

terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi di SDN

Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta barat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Diketahui pengetahuan remaja putri tentang personal hygine saat

menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

2) Diketahui sikap remaja putri tentang personal hygine saat

menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

7
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan dan menambah wawasan tentang

pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku personal

hygine saat menstruasi

1.4.2. Manfaat Bagi Remaja Putri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

menambah wawasan remaja tentang pengetahuan yang dimiliki, serta

sikap remaja putri terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi.

1.4.3. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan dan masukan untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku

personal hygine saat mentruasi.

8
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Remaja

2.1.1. Definisi Remaja

Remaja berasal dari Bahasa latin (adolescere) yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescere seperti

yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik .(Piaget,

121 dalam Sulaikha, 2018).

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana

terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri

(Kusmiran, 2012 dalam Sulaikha, 2018)

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegritas

dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa

dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada

dalam tingkatan yang sama (Suryati, 2011 dalam Sulaikha, 2018)

2.1.2. Klasifikasi Remaja

1) Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) : Periode usia antara 10-

19 tahun.

2) Menurut Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi

(BKKBN) : 10-21 tahun.

9
3) Menurut The Health Resources And Services Administration

Guidelines Amerika Serikat : Remaja awal (10-14 tahun), Remaja

Pertengahan (14-17 tahun) dan Masa Remaja Akhir (17-19 tahun)

(Kusmiran,2012 dalam Sulaikha, 2018).

2.1.3. Karakteristik Remaja Berdasarkan Umur

Berdasarkan sifat atau ciri perkembanganya, masa (rentang

waktu) remaja ada tiga tahap yaitu (Kumalasasri, 2012 dalam

Sulaikha, 2018).

1) Remaja awal (10-12 tahun)

a) Lebih dekat dengan teman sebaya

b) Ingin bebas

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)

a) Mencari identitas diri

b) Timbul keinginan untuk berkencan

c) Berakhayal tentang aktivitas seks

3) Masa remaja akhir (16-21 tahun)

a) Pengungkapan kebebasan diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c) Mempunyai citra tubuh (Body image) terhadap dirinya

sendiri

d) Dapat mewujudkan rasa cinta.

10
2.1.4. Perubahan Fisik Pada Remaja

Menurut Sulaikha, 2018. Perubahan fisik masih jauh dari

sempurna pada masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya

sempurna pada akhir masa awal remaja. Terdapat penurunan dalam

laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol dari

pada perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah diamati dan

diketahui sebagaimana hal nya pertumbuhan tinggi dan berat tubuh

atau seperti perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

1) Perubahan eksternal

a) Tinggi

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang

antara usia 17 dan 18 tahun, dan rata-rata anak laki-laki

kira-kira setahun sesudahnya.

b) Berat

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama

dengan perubahan tinggi. Tetapi berat badan sekarang

tersebar kebagian-bagian tubuh yang tadinya hanya

mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung

lemak sama sekali.

c) Porsi tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai

perbandingan tubuh yang baik. Misalnya badan melebar

11
dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi

kelihatan terlalu panjang.

d) Organ seks

Baik organ seks pria maupun organ seks wanita

mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja,

tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun

kemudian.

e) Ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat

perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.

2) Perubahan internal

a) Sistem pencernaan

Perut menjadi lebih Panjang dan tidak lagi terlampau

berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah

besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus

menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat

dan kerongkongan bertambah panjang.

12
b) Sistem peredaran darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, usia 17 atau

18 tahun beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir.

Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat

dan mencapai tingkat kematangan bila mana jantung

sudah matang.

c) Sistem pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang

pada usia 17 tahun, anak laki-laki mencapai tingkat

kematangan beberapa tahun kemudian.

d) Sistem endokrin

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber

menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh

system endokrin pada awal masa puber. Kelenjar-

kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun

belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa

remaja atau awal masa dewasa.

e) Jaringan tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata usia 18 tahun.

jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang

mencapai ukuran matang. Khsusnya bagi perkembangan

jaringan otot.

13
2.1.5. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Ada tiga yang mempengaruhi perkembangan anak remaja

antara lain (Sulaikha,2018) :

1) Keberfungsian keluarga Keluarga fungsional (normal)

ditandai oleh karakteristik :

a) Saling memperhatikan dan mencintai

b) Saling terbuka dan jujur

c) Orang tua mau mendengarkan anak

d) Ada sharing masalah atau pendapat

e) Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya

f) Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi

g) Komunikasi nyata anggota keluarga berlansung baik

h) Memenuhi kebutuhan psikososial anak

i) Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi

2) Pola hubungan orang tua dengan anak (sikap atau perlakuan

orang tua terhadap anak).

Terhadap beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua

terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh

tersendiri terhadap kepribadian anak.

3) Kelas sosial atau status ekonomi

Adapun pengaruh status ekonomi terhadap kepribadian

remaja adalah dari orang tua dengan status ekonomi rendah

cenderung lebih menekankan kepatuhan pada figure-figure

14
yang mempunyai otoritas, kelas mencegah dan kelas atas

kecendrungan lebih menekankan kepada pembangun inisiatif,

keingintahuan kreatifitas anak.

2.2. Menstruasi

2.2.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan

siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium. Terjadi saat

lapisan dari dalam rahim luruh dan keluar. Menstruasi merupakan

proses fisiologis yang ditandai dengan keluarnya darah melalui

vagina dari rahim. Sedangkan menurut Sharoon, dkk (2011) bahwa

menstruasi yaitu peristiwa keluarnya darah dan epitel dari uterus

secara periodic. (Depi Lestari, 2018).

2.2.2. Gejala Menstruasi

(Menurut Depi Lestari, 2018) gejala yang menyertai

menstruasi yaitu, sebagai berikut:

1) Rasa tidak nyaman disebabkan karena pada saat mengalami

menstruasi volume air didalam tubuh berkurang

2) Menyebabkan sakit kepala

3) Pegal-pegal di kaki dan pinggang

4) Kram perut

5) Sakit perut

15
6) Perubahan emosional seperti perasaan suntuk, marah, sedih

yang disebabkan oleh adanya pelepasan dari beberapa

hormon.

2.2.3. Siklus Menstuasi

(Menurut Sinaga dkk, 2017 dalam Permata, 2019) siklus

menstruasi pada wanita terdiri dari 4 fase yaitu fase menstruasi,

fase profilarase, fase sekresi, dan fase iskemia / premenstruasl :

1) Fase menstruasi

Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang wanita

dewasa setiap bulannya. Sebab melalui fase ini wanita baru

dikatakan produktif. Oleh karena itu fase mentruasi selalu

dinanti oleh para wanita, walaupun kedatangannya membuat

para wanita merasa tidak nyaman untuk beraktifitas.

Biasanya ketidaknyamanan ini terjadi hanya 1-2 hari, dimana

pada awal haid pendarahan yang keluar lebih banyak dan

gumpalan darah lebih sering keluar. Pada fase menstruasi,

endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai

pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari

(rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,

progesterone, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada

kadar terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH (Folikel

Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

16
2) Fase proliferasi

Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses pembentukan

dan pematangan ovum. Fase proliferasi merupakan periode

pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5

sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometrium

secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau

menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium

tumbuh menjadi tebal ± 3.5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat

dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Pada fase

proliferasi terjadi peningkatan kadar hormone estrogen,

karena fase ini tergantung pada stimulasi estrogen yang

berasal dari folikel ovarium.

3) Fase sekresi / luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar

tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir

fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan

sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan

halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi

kelenjar. Umumnya pada fase pasca ovulasi wanita akan

lebih sensitive. Sebab pada fase ini hormone reproduksi

(FSH, LH, Estrogen dan Progesteron) mengalami

pningkatan. Jadi pada fase ini wanita mengalami yang

Namanya Pre Menstrual Syndrome (PMS). Beberapa hari

17
kemudian setelah gejala PMS maka lapisan dinding rahim

akan luruh kembali.

4) Fase iskemi / premenstrual

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus

luteum yang mensekresi estrogen dan progesterone

menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan

progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme,

sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti

dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan

basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

2.2.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygine

1) Umur

Fase remaja memiliki pemikiran yang logis, berfikir dengan

pemikiran yang teoritis formal sesuai dengan proporsi dan

hipotesis serta juga dapat mengambil kesimpulan dari apa yang

sudah diamati. Remaja ini mulai mengerti dan memiliki logika

yang berkembang dan cara berpikir abstrak.

2) Usia Menarche

Usia menarche setiap individu berbeda. Perempuan mengalami

menstruasi pertama berkisar antara usia 8 sampai 16 tahun, akan

tetapi rata-rata menstruasi pertama terjadi pada usia 12 tahun .

Sikap hygine pada remaja awal yang mengalami menstruasi akan

berbeda dengan remaja yang usianya lebih tua. remaja awal yang

18
sudah mendapatkan menarche memiliki sedikit pengetahuan

tentang menstruasi dan hygine menstruasi nya, akan tetapi remaja

yang usia nya lebih tua menarche memiliki pengetahuan yang

lebih tentang menstruasi.

3) Sumber informasi

Sumber informasi mengenai personal hygine saat menstruasi

dapat berasal dari berbagai sumber informasi misalnya: dari orang

tua, keluarga, teman sebaya, guru, tenaga Kesehatan serta media

massa yang masing-masing dapat mempengaruhi terhadap

perilaku hygine menstruasi masing- masing seseorang

4) Sarana kebersihan dan Kesehatan

Sarana prasarana kebersihan dan Kesehatan sangat penting dan

akan berpengaruh pada personal hygine menstruasi pada remaja

wanita. Ketersediaan air bersih sangat mendukung kebersihan

untuk mencuci area perineum ketika menstruasi serta ketersediaan

tempat pembuangan sampah dapat memberikan kontribusi bagi

kesehatan dan kebersihan khususnya dalam pembuangan limbah

pembalut saat menstruasi (Depi Lestari, 2018).

2.3. Konsep Personal Hygine

2.3.1. Definisi Personal Hygine

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal

hygine)merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan baik, secara fisik maupun psikologis.

19
Personal hygine berasal dari kata Yunani yang berarti personal

yang artinya perorangan dan hygine yang artinya sehat. Kebersihan

perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Sulaikha,

2018).

2.3.2. Tujuan Personal Hygine

(Menurut Sulaikha, 2018), tujuan dari personal hygine

adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara

kebersihan diri, memperbaiki personal hygine yang kurang,

mencegah penyakit, menciptakan keindahan dan meningkatkan

rasa percaya diri.

2.3.3. Pemeliharaan Dalam Personal Hygine

Pemeliharaan personal hygine diperlukan untuk

kenyamanan individu, keamanan dan ksesehatan (Sulaikha, 2018)

personal hygine meliputi:

1) Kebersihan kulit

Kebersihan kulit merupakan cerminan Kesehatan yang paling

pertama memberikan kesan. Oleh karena itu perlu

memelihara kulit sebaik-baiknya. Pemeliharaan kulit tidak

dapat terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang

dimakan serta kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu

diperhatikan adalah menggunakan barang-barang keperluan

sehari-hari milik sendiri, mandi minimal 2 kali sehari, mandi

20
memakai sabun, menjaga kebersihan pakaian, makanan yang

bergizi terutama banyak sayur dan buah, dan menjaga

kebersihan lingkungan.

2) Kebersihan rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat bersih

dan indah sehingga akan menimbulkan kesan bersih dan tidak

berbau. Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan

kulit kepala, maka perlu memperhatikan kebersihan rambut

dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2 kali

seminggu, mencuci rambut memakai shampo atau bahan

pencuci rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat-

alat pemeliharaan rambut sendiri.

3) Kebersihan gigi

Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan

dan membersihkan gigi sehingga terlihat bersih. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah

menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap

sehabis makan, memakai sikat gigi sendiri, menghindari

makan-makanan yang merusak gigi, membiasakan makan

buah-buahan yang menyehatkan gigi dan memeriksa gigi

secara teratur.

21
4) Kebersihan telinga

Hal yang diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah

membersihkan telinga secara teratur, dan tidak mengorek-

ngorek telinga dengan benda tajam.

5) Kebersihan kaki,tangan,dan kuku

Seperti halnya kulit, tangan, kaki, dan kuku harus dipelihara

dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan

kebiasaan hidup sehari-hari tangan, kaki, dan kuku yang

bersih menghindari kita dari berbagai penyakit. Kuku tangan

yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan

menimbulkan penyakit-penyakit tertentu.

2.3.4. Personal Hygine Saat Menstruasi

Personal hygine menstruasi adalah perilaku yang berkaitan

dengan tindakan untuk memelihara kesehatan dan upaya menjaga

kebersihan pada daerah kewanitaan saat menstruasi, perilaku

tersebut mencakup : menjaga kebersihan genetalia, seperti

mencucinya dengan air bersih, menggunakan celana yang

menyerap keringat, mengganti celana dalam, sering mengganti

pembalut, mandi dua kali sehari (Sulaikha, 2018).

2.3.5. Indikator Personal Hygine Saat Menstruasi

(Sulaikha,2018) menyatakan bahwa indicator personal

hygine menstruasi :

22
1) Kebersihan organ genetalia

Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan

dengan cairan pembersih atau cairan antiseptic secara

berlebihan karena akan merusak flora normal yaitu bakteri

doderlin, sehingga memudahkan masuk dan berkembang

biaknya kuman patogenik yang akan berakibat tubuh menjadi

rentan terhadap infeksi.

2) Menggunakan air bersih saat mencuci vagina

Cara membasuh alat kelamin perempuan yang benar dengan

cara dari arah depan ke belakang. Tidak perlu sering

menggunakan sabun khusus pembersih vagina.

3) Kebersihan pakaian dalam

Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama

pakaian dalam gunakan pakaian dalam yang kering dan

menyerap keringat (bahan katun atau kaos) karena pakaian

dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur.

4) Penggunaan pembalut

Pembalut selama menstruasi harus diganti 4-5 kali atau setiap

mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Apabila di

permukaan pembalut telah ada gumpalan darah,segera ganti

pembalut.

23
2.3.6. Dampak Tidak Menjaga Personal Hygine Saat menstruasi

1) Dampakfisik

Dampak fisik yang diakibatkan oleh seorang wanita yang tidak

menjaga kebersihan individu dengan baik yaitu dapat menyebabkan

gangguan integritas kulit, infeksi mata dan telinga serta gangguan

fisik pada kuku.

2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri yaitu

gangguan kebutuhan rasa nyaman

3) Timbul infeksi pada daerah genetelia

Infeksi ini dapat timbul karena disebabkan buruknya pada

kebersihan diarea vagina. Infeksi yang sering terjadi seperti

vaginitis bacterial, trichomonas vaginalis, dan kandidiasis

vulvovaginal yang dapat terjadi di sepanjang kehidupan pada

wanita. (Tarwoto dan Wartonah,2010 dalam Depi Lestari,2018).

2.4. Konsep Pengetahuan

2.4.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

24
persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,2003 dalam

Wawan, Dewi, dkk. 2018).

2.4.2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari

(Notoadmojo,2003 dalam Wawan,Dewi,dkk.2018) adalah sebagai

berikut :

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Tiral and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli

agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang

lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

25
Kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon , kemudian dikembangkan

oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk

melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan

penelitian ilmiah.

2.4.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal. (Nursalam,2003 dalam Wawan, Dewi,dkk.2018)

a) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun.

26
2) Faktor Eksternal.

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.5. Sikap (Attitude)

2.5.1. Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan teteapi

merupakan prediposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka. Maka dari itu, sikap merupakan

kesiapan untuk beraksi terhadap objek dilingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmojo, 2007.

dalam Lia anggi,2021).

27
2.5.2. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu (Wawan, Dewi, dkk. 2018).

1) Komponen kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan

stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat

disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut

masalah isu atau problem yang kontroversial.

2) Komponen afektif

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling

bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan

dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai

dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan

dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk

28
mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan

dalam bentuk tendensi perilaku

Sedangkan Baron dan Byrne juga Myers dan Gerungan

menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :

1) Komponen kognitif (Komponen Perseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,

pandangan, keyakinan

2) Komponen afektif (Komponen Emosional)

Yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau

tidak senang terhadap objek.

3) Komponen konatif (Komponen Perilaku, atau action

component)

Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

bertindak terhadap objek.

2.5.3. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat

negative (Wawan, Dewi, dkk.2018).

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negative kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

2.5.4. Ciri – Ciri Sikap

Ciri – ciri sikap adalah (Wawan , Dewi, dkk. 2018)

29
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan

dengan objeknya.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari

dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan- keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain,

sikap itu terbentuk, dipelajari.

4) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan -pengetahuan yang dimiliki

orang.

2.5.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap

obyek sikap antara lain:

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena

itu,sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

30
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya ,individu cenderung untuk memiliki sikap

yang konformis atau searah dengan sikap orang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menambahkan garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan

telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaan lah yang memberi corak pengalaman individu-

individu masyarakat asuhannya.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyekstif cenderung dipengaruhi oleh

sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan

31
tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep

tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

(Wawan, Dewi, dkk . 2018).

2.5.6. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat / pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan

hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui

kuesioner (Notoatmodjo,2003 dalam Wawan, Dewi, dkk. 2018).

2.6. Perilaku

2.6.1. Definisi Perilaku

Perilaku Kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons

seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta

lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respons

dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik

bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun bersifat

32
aktif (tindakan yang nyata atau practice) (Wawan, Dewi,

dkk.2018).

2.6.2. Bentuk Perilaku

Menurut Wawan, Dewi, dkk. 2018 Secara lebih operasional

perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang

terhadap rangsangan (Stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons

ini berbentuk 2 macam, yakni:

1) Bentuk pasif

Adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang

lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan

pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu

dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu

tersebut tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk

imunisasi

2) Bentuk aktif

Apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Misalnya pada kedua contoh diatas, si ibu sudah membawa

anaknya ke puskesmas atau fasilitasi Kesehatan lain untuk

imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga

berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB.

33
2.6.3. Perilaku Menjaga Personal Hygine Saat Menstruasi

Perilaku dalam menjaga personal hygine saat menstruasi, Durisah,

2016 :

1) Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina

2) Cara membasuh vagina adalah dari arah depan (vagina) ke

belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan

bakteri yang ada disekitar anus terbawa masuk ke vagina

3) Sebelum pakai celana dalam kering kan vagina menggunakan

handuk atau tissue yang tidak berfarfum

4) Sering mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali

di saat mandi, apalagi pada wanita yang aktif dan mudah

berkeringat untuk menjaga vagina dari kelembaban yang

berlebihan

5) Menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun

(100%) hindari menggunakan bahan lain misalnya, nilon dan

polyester akan membuat gerah dan panas sehingga vagina

menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur

untuk berkembang biak.

34
2.7. Kerangka Teori

Adapun kerangka teori-teori dan Hubungan Pengetahuan dan sikap remaja

putri terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi.

Personal Hygine Saat Menstruasi

1) Kebersihan Organ Genetalia

2) Menggunakan Air Bersih


Saat Mencuci Vagina

3) Kebersihan Pakaian Dalam

4) Penggunaan Pembalut

Indikator :

Pengetahuan Perilaku Personal Hygine


Saat Menstruasi
Sikap Remaja
Putri

Skema 2.7 Kerangka Teori

35
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerang konsep

Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Dalam penelitian

ini sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh siswi SDN Kembangan

Utara 01 Pagi mengenai personal hygine saat menstruasi.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. sikap itu merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap masih merupakan reaksi tertutup,

bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

Perilaku yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons

atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan

sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).

Pengetahuan dan sikap responden belum seberapa kuat hubungan

nya dalam mempengaruhi perilaku karena pengetahuan dan sikap yaitu

hanya ilmu dan respons stimulus yang dimiliki oleh siswi, masih belum

ada tindakan nyata mengenai personal hygine saat menstruasi.

36
Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan
Perilaku
1. Baik
2. Tidak Baik
Sikap

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel Independent (yang diteliti)

: Variabel Dependent (yang diteliti)

3.2. Hipotesis Penelitian

1) Hipotesis Alternatif (Ha)

a) Ada hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku

personal hygine saat menstruasi

b) Ada hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku personal

hygine saat menstruasi

2) Hipotesis Nol (Ho)

a) Tidak ada hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku

personal hygine saat menstruasi

b) Tidak ada hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku personal

hygine saat menstruasi

37
3.3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur / Skala


Kategori
Usia Usia diukur dari tahun Kuesioner _ Ordinal
lahirnya hingga
tahunnya sekarang
Pengetahuan Pengetahuan segala Kuesioner Baik : Jika Ordinal
sesuatu yang diketahui responden
dan dipahami menjawab
responden tentang kuesioner
personal hygine saat dengan skor
menstruasi : Cara 76% - 100 %
membersihkan organ Jawaban benar
genetalia, kebersihan
pakaian dalam, Cukup : Jika
penggnaan pembalut. responden
menjawab
kuesioner
dengan skor
56% - 75%
Jawaban benar

Kurang : Jika
responden
menjawab
kuesioner
dengan skor
>56% Jawaban
benar
Sikap Sikap hal-hal yang Kuesioner Positif : Jika Ordinal
menggambarkan responden dapat
kesiapan atau kesediaan menjawab
responden untuk kuesioner
bertindak dalam dengan skor
personal hygine saat 51% - 100%
menstruasi Jawaban benar

Negatif : Jika
responden dapat
menjawab
kuesioner
dengan skor 0%
- 50% Jawaban
benar

38
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur / Skala
Kategori
Perilaku Perilaku personal Kuesioner Baik : Jika Ordinal
hygine adalah perilaku responden dapat
yang berkaitan dengan menjawab
tindakan untuk kuesioner
memelihara kesehatan dengan skor
dan upaya menjaga 51% - 100%
kebersihan pada daerah Jawaban benar
kewanitaan saat
menstruasi Tidak Baik :
Jika responden
dapat menjawab
kuesioner
dengan skor 0%
- 50% Jawaban
benar

39
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu

penelitian yang menghasilkan data penelitian berupa angka-angka yang

kemudian diolah dan dianalisis menggunakan statistic untuk diambil

kesimpulan. (Ainy,2015 dalam Permata, 2019).

Penelitian ini analitik menggunakan rencana pengambilan dengan

pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data primer dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner agar dapat melihat sejauh

mana hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku

personal hygine saat menstruasi.

Sampel Siswi SDN Kembangan


Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Faktor Faktor Sikap


Pengetahuan

Perilaku Baik Perilaku Perilaku Baik Perilaku


Tidak Baik Tidak Baik

Skema 4.1 Desain Cross Sectional

40
4.2. Populasi Dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek

atau subjek, yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik oleh

kesimpulannya (Sulaikha, 2018). Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja putri di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

Barat, yang berjumlah 66 siswi.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah Sebagian sampel yang akan diteliti atau

Sebagian jumlah dalam karakteristik yang dimiliki oleh populasi,

yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Sulaikha,2018). Sampel dalam penelitian ini yang diambil adalah

remaja putri di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat, yang

berjumlah 66 siswi. Untuk menentukan jumlah sampel disini

penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total

sampling. Pengambilan sampel akan dilakukan pada populasi

remaja putri di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.3.1. Lokasi

Penelitian ini bertempat di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

Barat.

41
4.3.2. Waktu

Peneliti ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 juni sampai 17 juni

2022.

4.4. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan

dalam penelitian ini (Sudibyo & Rustika, 2013 dalam Lia,2021) Berikut

prinsip moral yang di terapkan dalam melaksanakan penelitian ini :

4.4.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent adalah suatu lembar persetujuan yang

diberikan oleh peneliti kepada responden / partisipan untuk

menjalankan suatu kegiatan atau tindakan yang berhubungan

dengan penelitian. Informed consent berarti responden / partisipan

memperoleh informasi yang adekuat tentang penelitian, mampu

memahami informasi, bebas menentukan pilihan dan peneliti

memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut atau tidak ikut

berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela (Suiraoka Putu et al,

2019).

Prinsip Informed Consent dalam penelitian ini adalah

peneliti menanyakan apakah calon responden yang sesuai dengan

kriteria setuju untuk menjadi responden dan peneliti menjelaskan

tentang pengisian kuesioner jika responden setuju peneliti

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden kepada

42
calon responden setelah di tanda tangani kemudian responden

mengisi kuesioner sesuai dengan penjelsan dari peneliti.

4.4.2. Confidentiatly (Kerahasiaan)

Penelitian menjaga kerahasiaan data identitas responden

dan informasi yang telah diberikan semua dicatat dan data

responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian setelah

penelitian selesai.

Prinsip Confidentialty dalam penelitian ini peneliti

merahasiakan identitas responden seperti nama dan informasi-

informasi lain yang terdapat dalam kuesioner yang sudah di isi oleh

responden.

4.4.3. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonymity adalah Tindakan menjaga kerahasiaan subjek

penelitian dengan tidak mencantumkan identitas responden,

kerahasiaan responden dan pada kuesioner selama proses penelitian

di lakukan dengan cara mengganti nama responden menggunakan

kode berupa angka.

Prinsip Anonimity dalam untuk penelitian ini nama

responden di beri kode dengan angka di karenakan responden pada

penelitian ini berjenis kelamin perempuan semua

43
4.4.4. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip etik berbuat baik (Beneficience), yang menyangkut

upaya maksimal dan keinginan minimal yaitu :

1) Resiko penelitian wajar dibandingkan manfaat yang

diharapkan.

2) Desain penelitian memenuhi persyaratan ilmiah.

3) Peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan menjaga

kesejahteraan subjek.

4) Tidak merugikan subjek penelitian (Sudibyo & Rustika,

2013).

4.4.5. Justice (Keadilan)

Prinsip etik keadilan (justice), yaitu keadilan antara beban

dan manfaat yang diperoleh subjek dari keikut sertaannya dalam

penelitian (Sudibyo & Rustika, 2013).

4.4.6. Freedom From Harm (Bebas Dari Kerugian)

Penelitian yang dilakukan tidak boleh menyakiti atau

memberikan penderitaan kepada subjek penelitian. Berbagai

kemungkinan atau masalah terkait dengan etika penelitian dapat

saja terjadi terutama terhadap subjek penelitian atau partisipan

(Polit & Beck,2003 dalam Suiraoka Putu et al, 2019).

44
4.5. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri

terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi.

4.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data.

(Hastono,2020).Hasil uji validitas dengan membandingkan nilai r

table dengan nilai r hitung. Rumus : df = n-2 : df = 15-2 = 13 = 0,553

pada tingkat kemaknaan 5%. Sedangkan untuk menentukan nilai r

hitung dapat dilihat pada “Cerrected item-Total Correlation” Sehingga

bila r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid (Sugiono, 2019).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama

(Hastono,2020).Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner dengan cara

membandingkan nilai “Cronbach’s Alpha” dengan nilai standar yaitu

α > 0,6 (Sugiono,2019).

Uji reliabilitas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedoya Utara 09 Jakarta

Barat. Dengan cara kuesioner diberikan kepada responden dan diuji

45
dengan program spss. Berdasarkan hasil perhitungan dengan 30

pertanyaan dengan nilai 0.880 > 0.6 maka dinyatakan reliabel.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

1) Setelah proposal penelitian di setujui, dilanjutkan dengan pengajuan

surat permohonan izin penelitian ke Prodi Ilmu Keperawatan STIK

KESOSI Jakarta.

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala

sekolah SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

3) Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dilanjutkan saya

bertemu dengan guru untuk bertanya mengenai ada berapa calon

responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya.

4) Setelah mendapatkan calon responden yang telah ditentukan. Peneliti

dengan ditemani dengan guru melakukan pendekatan dengan siswi

5) Jika responden setuju untuk menjadi responden maka diberikan

lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.

6) Selanjutnya responden akan diberikan penjelasan tentang pengisian

kuesioner oleh peneliti.

7) Peneliti memberikan waktu kira-kira 20 menit untuk menjawab

pertanyaan yang ada didalam kuesioner

8) Setelah kuesioner di isi oleh responden kemudian akan di olah dan di

Analisa oleh peneliti.

46
4.8. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan

penelitian setelah pengumpulan data. (Hastono, 2020).

1) Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formular

atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah :

(Hastono, 2020).

2) Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka / bilangan. (Hastono,2020).

3) Scoring

Menentukan skor atau nilai pada tiap item pertanyaan dan

menentukan nilai terendah dan tertinggi (Setiadi, 2013 dalam Lia

anggi 2021).

4) Tabulating

Tabulating (Pentabulasian) merupakan tahap ketiga yang dilakukan

peneliti setelah proses editing dan coding. Kegiatan tabulating dalam

penelitian meliputi pengelompokan data sesuai dengan tujuan

penelitian kemudian dimasukkan ke dalam table-tabel yang telah

ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan skornya.

47
5) Cleaning

Cleaning (pembersih data) merupakan kegiatan pengecekan Kembali

data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

(Hastono,2020).

4.9. Analisa Data

4.9.1. Analisa Univariat

Analisis univariat menjelaskan data berjenis kategorik,

sedangkan untuk data jenis numerik biasanya dapat menggunakan

nilai rata-rata untuk menjelaskan karakteristiknya. (Hastono,2020).

Baik variable independent yaitu pengetahuan dan sikap , variable

dependen yaitu perilaku , yang mana semuanya merupakan data

dalam bentuk kategorik yaitu variable yang berskala ordinal dan

ordinal. Dalam Analisa data ini menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase.

4.9.2. Analisa Bivariat

Analisis Bivariat hubungan dua variable, Uji chi-square.

Hasil uji chi-square dapat dilihat pada kotak “Chi-square test” dari

print out muncul dengan beberapa bentuk / angka . Aturan yang

berlaku pada chi-square adalah sebagai berikut : (Hastono, 2020).

1) Bila pada 2 X 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang

dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’ Exact Test”.

2) Bila table 2 X 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang

dipakai sebaiknya “Continuity Correction (a)”

48
3) Bila tabelnya lebih dari 2 X 2, misalnya 3 X 2, 3 X 3 dan

sebagainya, maka digunakan uji “Pearson Chi Square”.

Hasil Analisa disimpulkan sebagai berikut :

a) Menolak Ho (Menerima Hı) bila diperoleh nilai p <0,05.

b) Menerima Ho (Menolak Hı) bila diperoleh nilai p >0,05

49
BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data melalui kuesioner yang sudah disebarkan kepada 66 siswi yang

sudah bersedia untuk menjadi responden di SDN Kembangan utara 01 pagi

Jakarta barat, yang dilaksanakan mulai tanggal 13 juni sampai 15 juni 2022. Data

yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil

Analisa berikut :

5.1. Analisa Univariat

Analisis univariat menjelaskan data berjenis kategorik, sedangkan

untuk data jenis numerik biasanya dapat menggunakan nilai rata-rata

untuk menjelaskan karakteristiknya. (Hastono,2020). Baik variable

independent yaitu pengetahuan dan sikap , variable dependen yaitu

perilaku.

5.1.1. Usia Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Di SDN Kembangan


Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022.

Usia Frekuensi (n) Presentase (%)


>10 Tahun 58 87,9
13 Tahun 8 12,1
Jumlah 66 100

Dari hasil analisa data table diatas menunjukkan bahwa terdapat


remaja putri dengan usia >10 tahun berjumlah 58 orang dengan

50
presentase (87,9%), remaja putri dengan usia 13 tahun berjumlah 8
orang dengan presentase (12,1%).

5.1.2. Kelas Responden


Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas Di SDN Kembangan


Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022.

Kelas Frekuensi (n) Presentase (%)


4 31 47,0
5 35 53,0
Jumlah 66 100

Dari hasil analisa data tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat


remaja putri kelas 4 berjumlah 31 orang dengan presentase (47,0%),
remaja putri kelas 5 berjumlah 35 orang dengan presentase (53,0%).

5.1.3. Perilaku Responden


Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Di SDN Kembangan


Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022.
Perilaku Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 32 48,5
Tidak Baik 34 51,5
Jumlah 66 100

Dari analisa data dari tabel diatas menunjukkan remaja putri yang
perilaku baik berjumlah 32 orang dengan presentase (48,5%), untuk
remaja putri yang perilaku tidak baik berjumlah 34 orang dengan
presentase (51,5%).

51
5.1.4. Pengetahuan Responden
Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Di SDN


Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022.

Pengetahuan Frekuensi (n) Presentase (%)


Baik 20 30,3
Cukup 11 16,7
Kurang 35 53,0
Jumlah 66 100

Dari analisa data dari tabel diatas menunjukkan remaja putri yang
pengatahuan baik berjumlah 20 orang dengan presentase (30,3%),
untuk remaja putri yang pengetahuan cukup 11 orang (16,7%), untuk
remaja putri yang pengetahuan kurang berjumlah 35 orang dengan
presentase (53,0%).

5.1.5. Sikap Responden


Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Di SDN Kembangan


Utara 01 Pagi Jakarta Barat Tahun 2022.

Sikap Frekuensi (n) Presentase (%)


Positif 39 59,1
Negatif 27 40,9
Jumlah 66 100

Dari analisa data dari tabel diatas menunjukkan remaja putri yang
sikap positif berjumlah 39 orang dengan presentase (59,1%), untuk
remaja putri yang sikap negative berjumlah 27 orang dengan presentase
(40,9%).

52
5.2. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya Hubungan pengetahuan,
sikap remaja putri terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi di
SDN Kembangan utara 01 pagi Jakarta barat dianalisis menggunakan chi-
square Ho gagal ditolak jika nilai signifikasi atau p value >0.05, Ho
ditolak jika nilai signifikasi atau p value <0.05 (Tyastirin, 2017 dalam lia
anggi, 2021).
Tabel 5.6

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal


Hygine Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi
Jakarta Barat Tahun 2022

Pengetahuan Perilaku Total P-


Baik Tidak Baik Value
N % N % N % 0.462
Baik 12 60 8 40 20 100
Cukup 5 45.5 6 54.5 11 100
Kurang 15 42.9 20 57.1 35 100
Total 32 48.5 34 51.5 66 100

Dari Tabel 5.6 di dapatkan hasil dengan kategori pengetahuan baik


pada remaja putri dengan perilaku baik berjumlah 12 orang (60%),
pengetahuan baik pada remaja putri yang perilaku tidak baik berjumlah
8 orang (40%). Hasil dengan kategori pengetahuan cukup pada remaja
putri dengan perilaku baik berjumlah 5 orang (45,5%), pengetahuan
cukup pada remaja putri dengan perilaku tidak baik berjumlah 6 orang
(54,5%). Hasil dengan kategori pengetahuan kurang pada remaja putri
dengan perilaku baik berjumlah 15 orang (42,9%), pengetahuan kurang
pada remaja putri dengan perilaku tidak baik berjumlah 20 orang
(57,1%).
Hasil analisa bivariat didapatkan hasil sikap p – Value 0.462 =
>0.05 yang berarti Ho gagal ditolak menandakan tidak ada hubungan
pengetahuan remaja putri terhadap perilaku personal hygine saat
menstruasi di SDN Kembangan utara 01 Pagi Jakarta Barat

53
Tabel 5.7

Hubungan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal


Hygine Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi
Jakarta Barat Tahun 2022

Sikap Perilaku Total P - Value


Baik TidakBaik
N % N % N % 0.964
Positif 19 48.7 20 51.3 39 100
Negatif 13 48.1 14 51.9 27 100
Total 32 48.5 34 51.5 66 100

Dari Tabel 5.7 di dapatkan hasil dengan kategori sikap positif pada
remaja putri dengan perilaku baik berjumlah 19 orang (48,7%), sikap
positif pada remaja putri dengan perilaku tidak baik berjumlah 20 orang
(51,3%). Hasil dengan kategori sikap negatif pada remaja putri dengan
perilaku baik berjumlah 13 orang (48,1%), sikap negatif dengan perilaku
tidak baik berjumlah 14 orang (51,9%).
Hasil analisa bivariat didapatkan hasil sikap p – Value 0.964 =
>0.05 yang berarti Ho gagal ditolak menandakan tidak ada hubungan
sikap remaja putri terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi di
SDN Kembangan utara 01 Pagi Jakarta Barat.

54
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian

“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal

Hygine Saat Mentruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat”.

6.1. Perilaku Remaja Putri Pada Personal Hygine Saat Menstruasi Di

SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja putri memiliki

perilaku baik sebanyak 32 orang (48,5%), remaja putri dengan perilaku

tidak baik sebanyak 34 orang (51,5%). Dari hasil penelitian ini dapat

dijelaskan bahwa remaja putri memiliki perilaku baik sebesar (48,5%)

dalam menjaga personal hygine saat menstruasi. berdasarkan hasil

pengumpulan data responden menjawab selalu saya menggunakan

pembalut (softex) saat menstruasi, remaja putri memiliki perilaku tidak

baik sebesar (51,5%) dalam menjaga personal hygine saat menstruasi.

berdasarkan hasil pengumpulan data responden menjawab selalu saya

membersihkan organ kewanitaan hanya saat mandi saja

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jane

dan Nur (2020) didapat hasil dari responden yang memiliki perilaku

kurang baik dikarenakan faktor yang memfasilitasi perilaku, diantaranya

adalah sarana kesehatan yang tidak memadai.

Menurut Durisah, (2016), perilaku dalam menjaga personal hygine

saat menstruasi selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, cara

55
membasuh vagina yang benar yaitu dari arah depan (vagina) kearah

belakang anus, sebelum pakai celana dalam keringkan dengan handuk

atau tissue, sering mengganti celana dalam paling tidak dua kali dalam

sehari, menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun agar

dapat menyerap keringat.

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori yang telah

dikemukkan dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja putri berada di

perilaku tidak baik bisa dikarenakan respons atau reaksi responden masih

bersifat pasif hanya memiliki pengetahuan, persepsi, sikap namun tidak

ada tindakan yang nyata. Seperti responden mengetahui organ kewanitaan

terasa lembab namun responden tidak menggunakan handuk atau tissue

toilet untuk mengeringkan vagina.

6.2. Pengetahuan Remaja Putri Pada Personal Hygine Saat Menstruasi Di

SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja putri memiliki

pengetahuan baik sebanyak 20 orang (30,3%), remaja putri dengan

pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (16,7%), remaja putri dengan

pengetahuan kurang sebanyak 35 orang (53,0%). dijelaskan bahwa remaja

putri memiliki pengetahuan yang baik sebesar (30,3%) dalam menjaga

personal hygine saat menstruasi. Berdasarkan pengumpulan data penelitian

diketahui responden menjawab benar personal hygine saat menstruasi

adalah upaya menjaga kebersihan pada daerah kewanitaan. remaja putri

memiliki pengetahuan yang cukup sebesar (16,7%) dalam menjaga

56
personal hygine saat menstruasi. Berdasarkan pengumpulan data penelitian

diketahui responden menjawab benar pembalut (softex) wanita adalah alat

yang digunakan oleh wanita di saat menstruasi, yang berfungsi untuk

menyerap darah dari vagina (kelamin wanita) supaya darah tidak meleber

kemana-mana. remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang sebesar

(53,0%) dalam menjaga personal hygine saat menstruasi. Berdasarkan

pengumpulan data penelitian diketahui responden menjawab benar saat

sebelum membersihkan organ kewanitaan tidak perlu mencuci tangan

terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jane

dan Nur, (2020), didapat hasil dari responden yang memiliki pengetahuan

kurang baik dikarenakan faktor informasi yang salah maka dapat

mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi, (2018), pengetahuan adalah hasil

“Tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu, penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca

indra manusia salah satunya yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba dengan sendiri. pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan sebagian besar manusia diperoleh melalui mata

dan telinga

Menurut Wawan dan Dewi, (2018), mengatakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti faktor internal

seperti pendidikan karena semakin tinggi pendidikan seseorang makin

57
mudah menerima informasi, faktor eksternal seperti lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori yang telah

dikemukkan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri masih

kurang dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seperti pendidikan dan lingkungan jadi masih banyak remaja putri yang

tidak tahu mengenai betapa penting nya pengetahuan tentang personal

hygine saat menstruasi.

6.3. Sikap Remaja Putri Pada Personal Hygine Saat Menstruasi Di SDN

Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja putri memiliki

sikap positif sebanyak 39 orang (59,1%), remaja putri dengan sikap negatif

sebanyak 27 orang (40,9%). Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa

remaja putri mempunyai sikap positif dalam merespons sebesar (59,1%)

mengenai personal hygine saat menstruasi. Berdasarkan pengumpulan data

penelitian diketahui bahwa responden menjawab setuju kebersihan daerah

organ kewanitaan harus diperhatikan setiap saat. remaja putri mempunyai

sikap negatif dalam merespons sebesar (40,9%) mengenai personal hygine

saat menstruasi. Berdasarkan pengumpulan data penelitian diketahui

bahwa responden menjawab tidak setuju untuk menghindari kelembaban

di daerah kewanitaan, seharusnya vagina (kelamin wanita) dikeringkan

dengan handuk / tissue

58
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jane

dan Nur, (2020) yang didapat dari responden yang memiliki sikap

mendukung dikarenakan adanya seorang ibu yang saling membangun

sikap hidup bersih dan sehat.

Menurut Lia anggi, (2021), Sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Maka dari itu, sikap merupakan

kesiapan untuk beraksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.

Menurut Wawan, Dewi, (2018), sikap bersifat menjadi 2 yaitu

sikap positif dan negatif, sikap juga memiliki faktor-faktor yang

mempengaruhi seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang

dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga

pendidikann dan lembaga agama, faktor emosional

6.4. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal

Hygine Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

Barat

Dari table 5.6 Hubungan pengetahuan remaja putri terhadap

perilaku personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan Utara 01

Pagi Jakarta Barat menggunakan uji chi-square di dapatkan hasil dengan

nilai p-value sebesar 0,462 yang artinya nilai p>0,05 menandakan jika Ho

gagal ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

59
pengetahuan remaja putri terhadap perilaku personal hygine saat

menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri sebagian besar kurang

pengetahuan dengan perilaku tidak baik.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan Shofy dan

Nurma, 2019 didapati hasil perhitungan menggunakan chi – square, hasil

p=0,246 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan secara stastik antara tingkat pengetahuan terhadap personal

hygine saat menstruasi di SMA Negeri 3 Pekan baru.

Penelitian yang dilakukan oleh Melida dan Sofiani, 2022 didapati

nilai signifikansi sebesar p=0,779 > 0,05 dengan begitu bisa diterik

kesimpulan tidak terdapat keterkaitan yang relevan diantara wawasan

menstruasi dengan perilaku personal hygine disaat menstruasi, hal ini

disebabkan oleh karena budaya yang berbeda pada masing- masing kota

sehingga pengetahuan dan Pendidikan yang diberikan juga berbeda di

SMK multi karya medan.

Pengetahuan remaja putri tentang personal hygine saat menstruasi

cenderung belum adekuat terlebih berhubungan dengan genetalia. Menjaga

kebersihan diri yang tidak benar dan tidak bersih juga dapat

mengakibatkan tumbuhnya mikroorganisme secara berlebihan. (Shofy dan

Nurma, 2019).

60
Perilaku yang kurang dari perawatan hygine pada saat menstruasi

adalah malas mengganti pembalut. Salah satu nya penyebabnya adalah

bakteri yang berkembang pada pembalut, perawatan diri yang baik saat

menstruasi seperti penggunaan pembalut yang tepat adalah pembalut tidak

boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus diganti sesering mungkin.

(Pemiliana, 2019).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pada

remaja putri tidak ada hubungan terhadap perilaku, karena ada beberapa

responden yang memiliki pengetahuan baik namun tidak berperilaku baik

dalam menjaga personal hygine saat menstruasi

6.5. Hubungan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine

Saat Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat

Dari table 5.7 Hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku

personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta

Barat menggunakan uji chi-square di dapatkan hasil dengan nilai p-value

sebesar 0,964 yang artinya nilai p>0,05 menandakan jika Ho gagal ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan sikap remaja putri

terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan

Utara 01 Pagi Jakarta Barat.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa sikap remaja putri Sebagian memiliki sikap yang

positif dengan perilaku tidak baik

61
Pada penelitian sebelum nya yang dilakukan oleh Dinny, 2022, Di

SMP Negeri 6 Desa Sijarango1 Menyatakan bahwa hasil yang didapatkan

nilai p=0.0775 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan personal hygine pada

remaja putri saat menstruasi faktor yang mempengaruhi adalah respon dari

setiap individu masih kurang.

Sikap personal hygine merupakan suatu kesiapan atau kesediaan

individu untuk bertindak sesuai stimulus berupa perawatan diri dalam

menjaga kebersihan organ reproduksinya. Sikap terhadap Kesehatan alat

genetalia wanita khususnya pada saat menstuasi sangat penting dalam

mencegah timbulnya berbagai penyakit yang akan muncul. (Depi Lestari,

2018).

Perilaku personal hygine saat menstruasi dapat dilakukan dengan

cara mengganti pembalut saat mandi dan BAK, BAB, vagina dikeringkan

dengan tissue atau handuk agar tidak lembab. Pemakaian celana dalam

yang baik terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat. (Shofy dan

Nurma , 2019).

Dari hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa remaja putri yang

memiliki sikap positif belum tentu memiliki perilaku yang baik karna

sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek.

62
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnyamengenai hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri
terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi di SDN Kembangan
Utara 01 Pagi Jakarta Barat didapat hasil :
7.1.1. Dari 66 responden yang telah diteliti memliki perilaku baik
sebanyak 32 orang (48,5%), perilaku tidak baik sebanyak 34
orang (51,5%).
7.1.2. Dari 66 responden yang telah diteliti memiliki pengetahuan baik
sebanyak 20 orang (30,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11
orang (16,7), pengetahuan kurang sebanyak 35 orang (53,0%).
7.1.3. Dari 66 responden yang telah diteliti memiliki sikap positif
sebanyak 39 orang (59,1%), sikap negatif sebanyak 27 orang
(40,9).
7.1.4. Hasil uji chi-square didapatkan hasil nilai p-value = 0,462 > 0,05
yang menandakan tidak adanya hubungan pengetahuan remaja
putri terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi.
7.1.5. Hasil chi-square didapatkan hasil nilai p-value = 0,964 > 0,05
yang menandakan tidak adanya hubungan sikap remaja putri
terhadap perilaku personal hygine saat menstruasi.
7.2. Saran – saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan :
7.2.1. Bagi Remaja Putri
Dari hasil penelitian ini diharapkan remaja putri khususnya siswi
di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat yang memliki
pengetahuan kurang dan perilaku tidak baik dalam personal
hygine saat menstruasi diharapkan siswi harus memiliki rasa ingin
“TAHU” yang besar agar siswi dapat aktif dalam bertanya

63
mengenai personal hygine saat menstruasi kepada guru, orang tua,
media sosial seperti, google, youtobe, tik tok maupun media
cetak, yang banyak memberikan edukasi mengenai personal
hygine saat menstruasi agar siswi dapat menerapkan ilmu tersebut
agar terhindar dari bakteri dan jamur.
7.2.2. Bagi Institusi SDN Kembangan Utara 01 Pagi
Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru SDN
Kembangan Utara 01 Pagi memberikan pelajaran tambahan
mengenai personal hygine saat menstruasi sehingga remaja putri
mempunyai pengetahuan dan perilaku yang baik dalam menjaga
personal hygine saat menstruasi.
7.2.3. Bagi Penulis Selanjutnya
Dari hasil penelitian yang sudah dibahas pada penelitian ini
diharapkan dapat dikembangkan oleh penliti selanjutnya dan
diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor
-faktor yang mempengaruhi perilaku personal hygine saat
menstruasi.

64
DAFTAR PUSTAKA

A. Muftadiyah, A. Z. (2022). Hubungan Pengetahuan Remaja Santriwati Tentang


Perineal Hygiene Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan (Flour Albus) Di
Pondok Pesantren Daarul Mukhtarin. Nusantara Hasana Journal, 1(8), 85–
90.
Aisyah Anggriani Amran. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Menstruasi Dalam Menghadapi Dismenorea Di SMP
Yapindo II Dki Jakarta. Aisyah Anggriani Amran.
Delzaria, N. (2021). Hubungan Pengetahuan Sikap dan Sumber Informasi Dengan
Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Remaja Putri Di MTS Pondok
Pesantren Nurul Iman. Angewandte Chemie International Edition., 5–24.
Dr.Drs.Sutanto Priyo Hastono, M. K. (2020). Analisa Data Pada Bidang
Kesehatan ([email protected] (ed.); Ke-3, Juli). Rajawali Pers.
Fallis, A. . (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Vaginal Hygiene
Terhadap Kejadian Keputihan Patologis Pada Remaja Putri Usia 13-17
Tahun Di Daerah Pondok Cabe Ilir. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Indonesia, U. U., Knowledge, A., Of, L., Hygiene, P., Menstrual, W., Private, A.,
High, J., District, M. D., Gultom, R. U., Manik, R. M., Sitepu, A. B., Tinggi,
S., Kesehatan, I., & Elisabeth, S. (2021). TINGKAT PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI DI SMP
SWASTA BAHAGIA JALAN MANGAAN I NO . 60 MABAR KECAMATAN
MEDAN DELI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2021. 7(2), 1–14.
Ismi Sulaikha. (2018). Hubungan Personal Hygiene Saat Menstruasi Dengan
Kejadian Pruritus Vulvae Pada Remaja.
Lestari, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Tentang Hygiene Dengan Sikap
Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwati Pondok Pesantren AL-
Qodiri Kabupaten Jember. Skripsi, 104.
Lia Anggi. (2021). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Perubahan
Sikap Ibu Rumah Tangga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di RT 10 RW 04
Rawa Buaya Cengkareng. Skripsi.
M.Sopiyudin Dahlan, dr, M.Epid, M. H. (2020). STATISTIK untuk kedokteran dan
kesehatan Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi
Menggunakan SPSS (A. Kurniawan (ed.); keenam). PT.Epidemologi
Indonesia. www.epidemiologi_indonesia.com
N, M. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Puteri Dengan Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas IX Di SMP Negeri I
Lhokseumawe. Jurnal Ilmu Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial Dan Budaya,
1(1), 74–79.

65
Pemiliana, P. D., Agustina, W., & Verayanti, D. (2019). PERILAKU REMAJA
PUTRI DENGAN PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI DI SMA
ETIDLANDIA MEDAN TAHUN 2018. 17(1).
Pengetahuan, H., Dukungan, S. D. A. N., Smp, D. I., & Cimalaka, N. (2022).
PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI. 4(1), 48–56.
Permata, D. D. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Puteri Di Smp N 01 Pulau
Beringin Sumatera Selatan Tahun 2019. 1–89.
http://repository.unas.ac.id/636/
Prof.Dr.Sugiono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (M.
Dr.Ir.Sutopo. S.Pd (ed.); kedua). ALFABETA, cv. www.cvalfabeta.com
Rohidah, S., & Nurmaliza. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri
terhadap personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri 3 Pekanbaru tahun
2018. Jomis (Journal of Midwifery Science), 3(1), 32–35.
Simanjuntak, J. M. L., & Siagian, N. (2020). Pengetahuan Sikap Dan Perilaku
Remaja Putri Terhadap Personal Hygine Pada Saat Menstruasi Di Smp
Negeri 3 Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Nutrix Journal, 4(1), 13.
https://doi.org/10.37771/nj.vol4.iss1.425
Susanti, D., & Lutfiyati, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Dengan
Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi. Jurnal Kesehatan Samodra
Ilmu, 11(2), 166–172. https://doi.org/10.55426/jksi.v11i2.119
Wawan dan Dewi. (2018). Pengetahuan, Sikap, Perilaku Manusia (@Bay (ed.)).
Nuha Medika.

66
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Surat Izin Dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESOSI
Lampiran 3 : Penjelasan Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Kuesioner
Lampiran 6 : SPSS
Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari SDN Kembangan Utara 01
Pagi Jakarta Barat
Lampiran 8 : Surat Izin Uji Validitas Dari SD Negeri Kedoya Utara 09
Lampiran 9 : Dokumentasi
Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anis Marsela

NIM : 11180006

Pekerjaan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan

Dengan ini mengajukan dengan hormat kepada siswi untuk bersedia menjadi

responden penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine Saat

Menstruasi Di SDN Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap

perilaku personal hygine saat menstruasi. Pada kesempatan ini saya meminta

siswi untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika siswi bersedia, maka siswi

diminta untuk mengisi dengan jujur.

Siswi berhak untuk tidak bersedia mengikuti penelitian ini dan jika selama

penelitian berlangsung, siswi dapat mengundurkan diri menjadi responden

dalam penelitian ini. Apabila ada pertanyaan lebih dalam tentang penelitian ini

dapat menghubungi peneliti.

Demikianlah permohonan ini saya buat, atas Kerjasama yang baik saya

ucapkan terimakasih.

Jakarta, 13 / Juni / 2022

Peneliti

( ANIS MARSELA)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah membaca penjelasan penelitian dan saya telah mengetahui tujuan,

manfaat dari penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Putri Terhadap Perilaku Personal Hygine Saat Menstruasi Di SDN

Kembangan Utara 01 Pagi Jakarta Barat. “ yang dilakukan oleh :

Nama : Anis Marsela

NIM : 11180006

Saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan

martabat saya serta menjaga kerahasiaan saya sebagai orang yang mengisi

lembar pertanyaan (Responden). Saya telah memahami bahwa penelitian ini

akan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi saya untuk menambah

pengetahuan tentang perilaku personal hygine saat menstruasi.

Jakarta, 13 / Juni / 2022

(………………………)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anis Marsela

Umur : 22 Tahun

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Maret 2000

Agama : Islam

Alamat : Jl. H. Mading RT 010/002, Kembangan Utara

Jakarta Barat

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2012 : Lulus dari SDN Kembangan Utara 02 Petang

2. Tahun 2015 : Lulus dari MTS. Sa’adatuddarain

3. Tahun 2018 : Lulus dari Yayasan Cinta Anak Bangsa

Anda mungkin juga menyukai