Laporan PSG Posyandu
Laporan PSG Posyandu
Laporan PSG Posyandu
LEMBAR PENGESAHAN
Pengukuran antropometri di posyandu melati pada tanggal
RUSWANDI. W
PO. 62.31.3.17.
DOSEN PEMBIMBING
2
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros. Antrophos artinya tubuh dan metros
artinya ukuran. Jadi, antropometri artinya ukuran tubuh. Ditinjau dari sudut gizi, maka
antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Suparasia, dkk., 2001).
Antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain
berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA) dan lemak di bawah kulit.
Antropometi secara umum digunakan untuk meihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Suparasia, dkk., 2001).
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak
balita menggunakan metode antropometri,sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu
pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.
Ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan
kelompok pekerjaan. Interaksi antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat
menimbulkan dampak antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap dimensi
tubuh manusia.
Pengukuran antropometri, khususnya bermanfaat bila ada ketidakseimbangan antara protein
dan energi. Dalam beberapa kasus, pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi
tingkat sedang maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson, 2005).
Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu mampu
menyediakan informasi mengenai riwayat gizi masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan
bukti yang sama melalui metode pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
relatif cepat, mudah, dan reliable menggunakan peralatan-peralatan yang portable, tersedianya
metodemetode yang terstandardisasi, dan digunakannya peralatan yang terkaliberasi. Untuk
membantu dalam menginterpretasi data antropometrik, pengukuran umumnya dinyatakan
sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur (Gibson, 2005).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui status gizi anak di Posyandu Melati
2. Tujuan khusus
4
a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur
b. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks TB/U
c. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/TB
d. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks IMT/U
e. Mengidentifikasi status pertumbuhan bayi dan balita
f. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U
1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB) pada anak.
2. Agar mahasiswa dapat menentukan status gizi anak.
3. Agar mahasiswa bisa menentukan status pertumbuhan anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun(Muaris.H,
2006).Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum
bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita,
anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.Masa balita merupakan
periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadipenentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu
sering disebut golden age atau masa keemasan.
Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah,urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Kegunaan metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik,maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
7
Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
Kegunaan ini umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemic (epidemic of night bblindnes). Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap).
Statistic Vital
Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis dan
beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,angka
kesakitan dan kematian akibat penyeban tertentu dan data lainnya yng
berhubungan dengan gizi.
Kegunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
Factor Ekologi
8
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa factor fisik,biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim,tanah,irigasi,dan lain-lain.
Kegunaan factor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melKUKn
program intervensi gizi (Schrimshaw,1964). Secara ringkas penilaian status
gizi dapat dilihat pada bagian 2-1.
9
1. Antropometri 1. Survei Konsumsi
2. Biokimia 2. Statistik Vital
3. Klinis 3. Factor Etiologi
4. Biofisik
Bagan: Metode Penilaian Status Gizi (Sumber:Disarikan dari Jelliffe D.B. dan Jelliffe E.F
Patrice.1989. Community Nutrition Assesment, Oxford University Press)
1. Indeks Antropometri
a. Berat Badan Menurut Umur ( BB/U )
Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi. Berat badan menurut umur tidak sensitif untuk
mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan gizi masa lalu atau
masa kini. Berat badan menurut umur merefleksikan status gizi masa lalu
maupun masa kini. (Anggraeni, 2012).
e. Z-score
Z-Score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara
internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang
diekspresikan sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan. Untuk
pengukuran z-score pada populasi yang distribusinya normal. Umumnya
digunakan pada indicator panjang atau tinggi badan anak. Dengan rumus
sebagai berikut :
Untuk Populasi yang distribusinya tidak normal
11
Rumus diatas M, L, dan S adalah nilai dari populasi referensi.
Rumus ini juga disebut rumus LMS, biasanya untuk menghitung Z-score
BB/U, BB/PB, BB/TB, dan IMT/U
Keterangan :
M = Nilai angka median referensi yang diperoleh dari estimasi rata-rata
populasi.
L = Nilai angka yang diperlukan untuk menstransformasikan data
dalam rangkauntuk mengurangi kemencengan kurva.
S = Koefisien variansi
12
b. Klasifikasi Cara WHO
Indeks yang digunakan adalah BB/TB, BB/U, dan TB/U. Standar
yang digunakan adalah NCHS (National Centre For Health Statistics,USA)
(Supariasa,dkk.2002).
13
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia,
antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar lengan
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak bawah kulit.
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Karena jika
salah menentukan umur, maka akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat,
menjadi tidak berarti jika penentuan umur tidak tepat.
o Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat
oleh orang tuanya. Apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah
minta catatan kelahiran pada pamong desa
o Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal
(Jawa, Sunda, dll) cocokan dengan kalender nasional.
o Jika tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat
orang tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti
lebaran, tahun baru, puasa, peristiwa nasional, kejadian bencana, dll.
Sebelum pengumpulan data buatlah daftar tentang tanggal, bulan,
dan tahun kejadian dari peristiwa-peristiwa penting di daerah
tersebut.
o Cara lain yaitu dapat dilakukan dengan membandingkan anak yang
diketahui umurnya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui
pasti tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih
muda.
14
o Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan
dan tahun diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan
tanggal 15 bulan yang bersangkutan.
15
3. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick), factor
umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita
yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
16
5. Lingkar Kepala
Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup
berarti dan menentukan KEP pada anak.
6. Lingkar Dada
7. Jaringan Lunak
Otot, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang
cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak
malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi
ada penderita KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua
jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi di masyarakat.
17
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia
ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku HARVARDyang
disesuaikan untuk Indonesia (100% baku Indonesia = 50 persentile baku
Harvard) dan untuk lingkar lengan atas (LLA) digunakan baku WOLANSKI.
BAB III
18
3.1 Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Untuk mengukur tinggi badan anak-anak yang ada di posyandu melati, kami
menggunakan alat ukur yaitu mikrotoa (mikrotoise).
Berikut adalah
cara melakukan
memasang
mikrotoise yang
benar:
1. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos
kaki) dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada)
2. Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
19
3. Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada di
samping, posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha
(posisi siap).
4. Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel pada
bidang vertikal / tembok / dinding(bagi subjek yang normal) sedangkan untuk
subjek yang obes (gemuk) hal-hal yang perlu diperhatiakn adalah punggung,
bokong, dan betis harus menyentuh dinding/tembok dan subjek harus dalam
keadaan rileks.
5. Tumit rapat tetapi ibu jari kaki tidak rapat
6. Turunkan Microtoise hingga mengenai / menyentuh rambut subjek namun tidak
terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
7. Catat hasil pengukuran
1. Pembacaan dilakukan setelah anak selesai diukur pada skala yang ditunjuk oleh
sudut segitiga siku-siku
2. Lihat skala panjang di bawah sudut siku
20
a. Baca angka dibawah sisi segitiga siku-siku tersebut yang menunjukkan
angka dalam cm.
b. Jumlah skala kecil diatas kala panjang menunjukkan milimeter (per 10 cm).
c. Sudut segitiga siku-siku tepat di skala panjang baca 109,3 cm.
Prosedur penimbangan berat badan untuk orang dewasa dapat dilakukan dengan
cara berikut:
21
ataupun menggunakan benda lain yang memiliki berat standar seperti dumbbell
5 kg.
4. Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos
kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata, dan lain-
lain yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya) dan
pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek menggunakan
pakaian seringan mungkin untuk mengurangi bias / error saat pengukuran.
5. Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri
tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan.
6. Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks / tidak bergerak-gerak.
7. Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak ada
meja,alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel penggeser
disebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.
3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup panjang untuk
menaruh bayi/anak.
4. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala bayi/anak
menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan menempel pada
meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai membentuk siku,
kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak
kaki bayi/ anak.
6. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih besar.
Misalkan:67,5 cm.Jangan lupa untuk mencatat hasil pengukuran.
BAB IV
23
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.3 Sampel/Populasi
Sampel yang digunakan adalah anak-anak yang ada di posyandu melati pada
tanggal dilakukannya pengukuran, yaitu: Rabu,14 november 2018
BAB V
5.1 HASIL
24
Tabel 5.1 Interpretasi IMT/U di Posyandu Melati
25
Tabel 5.4 Interpretasi BB/TB di Posyandu Melati
Populasi
Populasi yang ada di posyandu melati yaitu sebanyak 18 orang anak-anak.
Sampel
Pada saat kami melakukan pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) di
POSYANDU MELATI kami mendapatkan sampel sebanyak 18 orang anak-anak.
Sementara 28 orang lainnya tanpa keterangan.
Data Primer
Data primer yaitu data yang kami dapatkan secara langsung. Dengan cara mengukur
langsung anak-anak yang ada disana, adapun parameter yang kami ukur yaitu tinggi
badan (TB), berat badan (BB), dan umur anak-anak di posyandu melati.
26
ukur mikrotoa kami dapat mengetahui berapa tinggi anak-anak yang ada di
Posyandu Melati
Data Primer Berat Badan (BB)
Untuk mengetahui BB anak-anak yang ada disana, kami menggunakan
timbangan elektrik dengan merk Camry EB9003 dengan kapasitas 150 kg..
Dengan menggunakan alat ukur timbangan digital kami dapat mengetahui
berapa berat badan anak-anak yang ada di Posyandu Melati
Data Primer Umur
Data Sekunder
Data sekunder di dapatkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari
perhitungan data primer.
27
TB/U Sangat Pendek < - 3,0 SD
Pendek -3,0 SD s/d < - 2,0 SD
Normal ≥ - 2,0 SD
BB/TB Sangat Kurus < - 3,0 SD
Kurus -3,0 SD s/d < - 2,0 SD
Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gemuk >2,0 SD
Sumber: Kepmenkes No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri
penilaian status gizi anak
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan tinggi badan Anak di Posyandu Melati
28
Sampel tinggi badan : 8 orang
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan Anak di Posyandu Melati
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan panjang badan Anak di Posyandu Melati
29
Klasifikasi menurut umur anak
30
3. Klasifikasi di Indonesia
32
Table 5.17 NCHS
5.2 Pembahasan
A. IMT
33
Dari data table diatas didapatkan hasil bahwa berat badan menurut umur
siswa TK Tunas Rimba II rata-rata normal.
Tinggi Badan harus diukur pada tiap kunjungan. Pengukuran tinggi badan
adalah sederhana, mudah, dan apanila dikaitkan dengan hasil pengukuran berat
badan akan memberikan informasi yang mempunyai makna tentang status nutrisi
dan pertumbuhan fisik anak.
Sama seperti pengukuran berat badan pengukuran tinggi badan juga membutuhkan
informasi mengenai umur yang tepat, jenis kelamin, dan baku yang diacu. Tinggi
badan dipetakan pada kurva tinggi badan atau dihitung berdasarkan standar baku
dan dinyatakan dalam persen.
Dari table diatas didapatkan hasil bahwa tinggi badan menurut umur TK
Tunas Rimba II rata-rata normal.
34
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Status gizi balita merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena masa
balita merupakan periode perkembangan yang rentan dengan gizi. Pemenuhan gizi
pada anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan faktor yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode
perkembangan yang rentan gizi.
Kasus kematian yang terjadi pada balita merupakan salah satu akibat dari gizi
buruk. Gizi buruk dimulai dari penurunan berat badan ideal seorang anak sampai
akhirnya terlihat sangat buruk [6]. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan seluruh
Indonesia terjadi penurunan kasus gizi buruk yaitu pada tahun 2005 tercatat 76.178
35
kasus kemudian turun menjadi 50.106 kasus pada tahun 2006 dan terjadi 39.080
kasus pada tahun 2007 [1]. Penurunan kasus gizi buruk dari tahun ke tahun ini
belum dapat dipastikan karena adanya kasus yang tidak terlaporkan.
Ada beberapa hal indikator dalam penilaian status gizi yaitu indikator
pertumbuhan yang meliputi :
a. Berat Badan Menurut Umur ( BB/U )
b. Tinggi Badan Menurut Umur ( TB/U )
c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan ( BB/TB
d. Indeks Masa Tubuh/IMT Anak ( IMT/U )
e. Z-Score : merupakan indeks antropometri yang digunakan secara
internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan
sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan.
Parameter penilaian status gizi yaitu meliputi :
a). Umur
b). Berat Badan (BB)
c). Tinggi Badan (TB)
d). Jaringan lunak
e). Lingkar Lengan Atas (LLA)
d). Lingkar Kepala
e). Lingkar Dada
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian,yaitu:
antropometri,klinis,biokimia,dan biofisik.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survey konsumsi
makanan, statistic vital dan factor ekologi.
6.2 Saran
Demikian Laporan yang kami buat untuk memenuhi Tugas mata kuliah penilaian status
gizi , semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan serta lebih
memahami penilaian status gizi.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://henymei43.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-psg.html
DAFTAR LAMPIRAN
NAMA L/P TL TB PB BB
(cm) (cm) (kg)
ABDUL SYAHIR L 04 – 08 - 2017 - - -
AHMAD SYAKIR L 17 – 07 - 2014 104. 5 - 17,8
AHMAD FAHREJARAHMAN L 05 – 12 - 2016 - - -
AHMAD ISA L 13 – 12 - 2015 - - -
AGUS HILMI L 08 – 08 - 2018 - 57,5 4,4
AL ZAHRAH P 06 – 11 – 2016 - - -
AINUN P 15 – 04 - 2015 - - -
ARSYMA ARAHMA P 03 – 01 - 2018 - 71,9 7,2
ASMIA P 06 – 02 - 2018 - 68,5 6,8
AZZURA P 02 – 10 - 2017 - - -
ARSILA RAFANDA P 20 – 08 - 2016 - - -
ELVAN SAHREZA L 01 – 01 - 2018 - - -
FAHRI FIRDAUN L 12 – 09 - 2014 104 - 19,1
FAJAR KURNIAWAN L 03 – 08 - 2016 - - -
37
HASBI AKBAR L 04 – 12 - 2017 - 74,5 8,1
M. NORHADI L 19 – 12 - 2015 86 - 9,8
M. ADAM PRATAMA L 01 – 10 - 2016 79,5 - 9,5
M. NAFI L 19 – 04 – 2017 - 76,3 8,9
M. BIM ARAQUNA SUBAGIO L 08 – 10 – 2015 - - -
M. RISKI L 18 – 07 – 2016 - - -
M. HILMI L 21 – 08 – 2017 - - -
M. NAFIS L 18 – 04 – 2017 - 75,6 9,4
M. RAFIQ NARDI L 21 – 06 – 2016 - - -
M. RAYHAN L 06 – 08 – 2016 86,5 - 10,3
M. HAKIM L 11 – 03 – 2018 - 70,4 7,7
M. ALORIDAUS L 17 – 01 – 2018 - - -
M. RAHIM A. L 26 – 05 – 2018 - - -
M. NABIL L 10 – 07 – 2018 - 66 6,7
M. RIDANI L 02 – 06 – 2018 - 69 7,5
M. HUSIN L 20 – 02 – 2017 - - -
MILKA HUMAIRA AMALIA P 16 – 11 – 2017 - - -
M. AKBAR L 06 – 07 – 2018 - - -
NABILA P 10 – 09 – 2015 - - -
NORAINI P 11 – 03 – 2018 - - -
NORALISA P 01 – 02 – 2018 - 68,2 7,0
PUTRI DWI AYU P 13 – 03 – 2015 79 - 8,2
PUTRI BELLA AYU P 21 – 08 – 2017 - - -
RAHEL RAMADANI P 02 – 07 – 2014 - - -
RAFI ALFAREZI L 02 – 03 – 2018 - 76,4 9,5
SALA P 16 – 06 – 2015 - - -
SITI NAILA P 28 – 01 – 2017 80,6 - 8,9
SITI SAFIRA P 10 – 08 – 2017 - - -
WIRDA SALSA BELLA P 04 – 05 – 2016 - - -
YASMIN P 19 – 06 – 2017 - - -
YUDI HAIRUL SALEH L 19 – 10 – 2015 - - -
ZAHRA AYU RAMADANI P 18 – 06 – 2017 - - -
38
39