LP RPK Netta
LP RPK Netta
LP RPK Netta
Disusun Oleh:
NETTA FADYA NISTIANA
2019200050
3. Manifestasi Klinis
meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, mudah tersinggung,
marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain.
(Pardede, Siregar & Hulu, 2020)
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan standar asuhan
keperawatan jiwa dengan masalah resiko perilaku kekerasan (Pardede,
2020)
a. Emosi: tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam)
jengkel
b. Intelektual: mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan
c. Fisik: muka merah, Pandangan tajam, napas pendek, keringat, sakit
fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat
d. Spiritual: kemahakuasaan, kebijakan/kebenaran diri, keraguan, tidak
bermoral, kebejatan, kreativitas terlambat
e. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor
4. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
5. Penatalaksanaan
Penanganan yang dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan yaitu
dengan cara medis dan non medis. Terapi medis yang dapat di berikan
seperti obat antipsikotik adalah Chlorpoazine(CPZ), Risperidon(RSP)
Haloperidol(HLP), Clozapindan Trifluoerazine (TFP). Psikofarmaka
adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk mengurangi atau
menghilanggan gejala gannguan jiwa. Dengan demiakian kepatutan mium
obat 10adalah mengonsumsi obat yang direspkan oleh dokter pada waktu
dan dosis yang tepat karena pengobatan hanya akan efektif apabila
penderita memenuhi aturan dalam penggunaan obat (Pardede, Keliat &
Yulia, 2015).
Tindakan yang dilakukan perawat dalam mengurangi resiko perilaku
kekerasan salah satunya adalah dengan menggunakan strategi pelaksanaan
(SP). SP merupakan pendekatan yang bersifat membina hubungan saling
percaya antaraklien dengan perawat, dan dampak apabila tidakdiberikan
SP akan membahayakan diri sendirimaupun lingkungannya. Strategi
pelaksanaan (SP) yang dilakukan olehklien dengan perilaku kekerasan
adalah diskusi mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik,
obat, verbal, dan spiritual.Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
dapat dilakukan dengan cara nafas dalam, dan pukul bantal atau kasur.
Mengontrol secara verbal yaitu dengan cara menolak dengan baik,
meminta dengan baik,dan mengungkapkan dengan baik.Mengontrol
perilaku kekerasan secara spiritual dengan cara shalat dan berdoa. Serta
mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat secara teratur dengan
prinsip lima benar (benar klien,benar namaobat, benar cara minum obat,
benarwaktu minum obat, dan benar dosis obat). ( Sujarwo & Livana, 2018)
6. Pohon Masalah
Effect
Perilaku Kekerasan
Core problem
Causa
(Nurhalimah, 2016)
7. Konsep Dasar Asuhan keperawatan
a. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang men
- gusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ;
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
- Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis