Karakteristik Peserta Didik SMP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP

NAMA : Hilman Anshori

NIM : 19010262

KELAS : BK-A4/19

Masa perkembangan, remaja masih mencari identitas dirinya sehingga akan mencoba-coba hal-
hal yang baru, dan membuat remaja mulai memahami dirinya ketika memiliki kemampuan untuk
mengatur dan mengendalikan emosinya dan bila remaja tidak mampu mengontrol emosi akan berakibat
tidak baik sehingga remaja akan berdampak adanya perubahan secara minat yang berbeda, emosi yang
tidak stabil, postur tubuh yang tidak baik, pola perilaku yang menyimpang (Hurlock, 2011).

Usia Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Di Indonesia sekarang ini, rata-rata usia SMP adalah umur 13 tahun, walau untuk beberapa
sekolah bisa saja umur 12 tahun. Selama tiga tahun ke depan, mereka akan resmi menjadi Siswa
Menengah Pertama. Rentang usia siswa SMP tergolong ke dalam usia remaja awal. Sebetulnya, proses
perubahan ke fase remaja awal ini sudah mulai dari usia 10 tahun, yaitu ketika anak-anak masih di SD.
Namun, ada kemungkinan perubahannya belum terlalu signifikan.

Ada banyak sekali perubahan yang akan dialami oleh anak-anak. Oleh sebab itu, bukan tidak
mungkin jika perubahan-perubahan ini cukup membuat orang tua kaget, apalagi saat mereka minim
persiapan dan pengetahuan. Menghadapi anak yang baru saja menginjakkan usia remaja adalah sesuatu
yang berbeda dan harus dipelajari dengan baik. Dengan memahami karakteristik remaja, orang tua akan
lebih siap dan tidak memunculkan ekspektasi-ekspektasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Karakteristik Fisik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Perubahan yang menandakan karakteristik anak remaja dari segi fisik mungkin sudah terjadi di
tahun-tahun terakhir anak di Sekolah Dasar. Perubahan tersebut akan berkembang seiring dengan waktu.
Anak perempuan biasanya 2-3 tahun mengalami pubertas awal lebih cepat daripada anak laki-laki.
Mengiringi perubahan fisik ini, Anda juga bisa mulai menyelipkan nilai-nilai agama Islam. Pubertas
mungkin akan membuat anak-anak banyak ‘penasaran’. Di sini lah nilai-nilai agama yang Anda tanamkan
akan berperan penting sebagai kontrol diri anak hingga ke depannya.

Karakteristik Emosi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Peran konselor dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan mengontrol emosi siswi. Upaya
untuk meningkatkan keterampilan dalam mengontrol emosi dengan melatih cara mengontrol emosi.
Melatih cara mengontrol emosi dapat memberikan pemahaman siswa/siswi untuk mengendalikan
emosinya karena setiap siswa/siswi memiliki kemampuan dalam mengontrol emosi yang tidak sama satu
dengan lainnya (Wibowo, 2013). Perubahan emosi juga menyertai perkembangan siswa SMP. Berikut
adalah perubahan-perubahannya:
a. Lebih Senang Sendiri

Jangan heran jika anak Anda lebih banyak ingin sendirian dibandingkan bersama dengan
keluarganya. Pada titik ini, anak Anda sedang menumbuhkan ‘kemerdekaannya’ dan menuntut
orang tuanya untuk menghargai privasinya. Anak pun kadang tidak mau orang tuanya banyak
mengatur, karena ia merasa ia punya keinginannya sendiri.

b. Mood yang Berubah-Ubah

Siswa SMP juga lebih sensitif, mudah tersinggung dan moody. Perubahan-perubahan emosi ini
juga terjadi karena anak remaja sedang mengalami pubertas. Fluktuasi hormon berperan penting
terhadap perubahan-perubahan mood anak.

c. Memperhatikan Penampilan

Kesadaran terhadap penampilan juga meningkat, seiring dengan mulai berkembangnya sistem
reproduksi mereka. Mereka juga cenderung mementingkan diri sendiri. Hal-hal kecil yang sepele
bisa nampak sebagai hal besar, karena anak remaja sedang cenderung membesar-besarkan suatu
masalah. Pada poin ini, Anda dapat mendukung anak dengan mengajarkannya bertanggung
jawab. Sebagai orang tua, terlalu banyak mengatur anak di usia remaja memang hanya akan
menimbulkan perlawanan. Terlebih anak remaja sedang dalam fase tidak segan untuk melawan
jika batas pribadinya terusik.

Dengan menyadari bahwa anak Anda sudah bukan anak kecil lagi juga bisa membantu Anda
untuk sedikit-sedikit ‘melonggarkan’ aturan-aturan. Jangan lupa untuk terus menerapkan nilai-nilai
keluarga dan agama, agar dalam kemandiriannya pun anak-anak tetap bebas dengan bertanggung jawab.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Karakteristik anak remaja juga nampak dari perubahan kognitifnya. Berikut perubahan pada area
kognitifnya:

1. Memahami Hal-Hal Abstrak

Kemampuan kognitif anak pada usia SMP menunjukkan perkembangannya dalam memahami
hal-hal yang abstrak. Meski begitu, walau mereka sudah mampu memahami hal abstrak, mereka
masih berpikir secara hitam dan putih. Mereka akan menilai sesuatu sebagai salah atau benar, dan
tidak bisa keduanya.

2. Anak Ingin Lingkungan Menerimanya

Mengiringi perubahan emosinya, anak sedang fokus untuk dapat diterima oleh lingkungannya,
terutama teman-teman seumurannya. Ia ingin diterima secara fisik, karena itulah ia mulai
memperhatikan penampilan. Ia juga ingin diterima dan dianggap sebagai pribadi yang spesial.

3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi


Rasa ingin tahu mereka juga sedang meningkat. Mereka mulai mencari tahu apa saja yang
menurut mereka berguna. Sebagai siswa SMP, mereka juga ingin dianggap mampu untuk
menghadapi permasalahan-permasalahan penting dalam hidup.

4. Berpikir Kritis

Perkembangan kognitif pada anak memampukannya untuk mulai berpikir kritis akan sesuatu
yang menarik baginya. Sebagai orang tua, Anda bisa memfasilitasi anak dengan mengajaknya
berdiskusi tentang berbagai macam hal. Meski anak sedang senang berpikir kritis, bantu ia untuk
dapat menerima sudut pandang orang lain. Stimulasi anak untuk memecahkan berbagai masalah
agar pemikiran kritisnya semakin terasah untuk hal-hal yang berguna.

Menyikapi perubahan kognitif anak, jangan biarkan anak untuk berubah sendirian. Mengajaknya
berdiskusi bersama akan semakin mempertajam kognitifnya. Latih lah anak agar ia dapat menguasai
pikiran dan perasaannya yang sedang sama-sama bergejolak.

Karakteristik Perkembangan Sosial Siswa Menengah Pertama (SMP)

Pada aspek sosial, pengaruh dari teman-teman seumuran (peer) akan sangat besar bagi anak.
Karakteristiknya biasanya adalah:

a) Menjadi Bagian dari Sebuah Grup

Anak SMP pasti sangat ingin sekali menjadi bagian dari sebuah grup. Jadi, wajar jika tiba-tiba
saja anak Anda membuat sebuah “geng” bersama teman-temannya di sekolah. Menjadi bagian
dari sebuah grup pertemanan akan sangat berpengaruh pada identitasnya. Sebagai orang tua,
pastikan bahwa grup pertemanan ini adalah grup yang fungsional. Asah anak untuk memiliki
prinsip diri yang kuat, sehingga walaupun secara tidak sengaja ia menemukan grup yang negatif,
ia akan mundur dengan sendirinya.

b) Konformitas

Konformitas adalah proses dimana seseorang mengubah perilaku mereka agar sama dengan
kelompoknya atau lingkungan sosialnya. Tidak aneh lagi jika anak remaja memutuskan untuk
‘meniru’ orang lain yang menurutnya keren hanya agar diterima oleh peer group. Konformitas
juga menjadi bagian penting dari siswa SMP. Dalam beberapa situasi, anak yang tidak melakukan
konformitas akan dianggap aneh dan pada akhirnya tidak punya teman. Dunia remaja memang
sebetulnya cukup kejam.

Orang tua tidak boleh berhenti mengingatkan anak, sejauh mana konformitas bisa ia lakukan. Jika
sudah mengarah pada hal negatif, maka sudah tidak perlu lagi melakukan konformitas hanya
demi diterima teman-teman yang lain. Selain itu, yakinkan anak bahwa ia tidak perlu mengikuti
semua hal. Pastikan anak menumbuhkan rasa nyaman terhadap diri sendiri, sehingga ia tidak
perlu terus menerus berubah karena tidak memiliki jati diri.

c) Membutuhkan Banyak Aktivitas Bergerak


Biarkan anak remaja Anda banyak mengikuti kegiatan di sekolah, karena memang ia sedang
membutuhkan banyak aktivitas aktif dan bergerak. Ini adalah kesempatan bagi anak-anak Anda
untuk dapat bertemu banyak orang dan mendengarkan banyak pendapat. Pada rentang usia ini,
anak remaja Anda juga mungkin memutuskan untuk menjadi bagian dari ekskul olahraga. Anda
bisa memberi fasilitas mengikutkan mereka juga ke kelompok olahraga tertentu. Selain menjadi
sehat, mereka juga menghabiskan waktu untuk hal yang positif.

Support Orang Dewasa

Hal ini juga tentu berkaitan dengan aspek perkembangan emosi anak remaja. Remaja sedang
membutuhkan seseorang yang bisa ditiru. Sayangnya, jika tidak ada role model yang pantas, ia akan
mencari siapa saja yang menurutnya patut untuk diikuti. Jika sudah menemukan role model yang ‘klik’,
anak bisa memujanya secara berlebihan.

Ini sebabnya orang tua harus dapat berperan menjadi role model, sehingga anak tidak perlu jauh-
jauh mencari inspirasi. Jadilah role model yang baik dan menyenangkan bagi anak, karena pada usia ini
anak-anak sangat merindukan role model. Pada rentang usia remaja ini, Anda sebagai orang dewasa juga
harus berubah menjadi sahabatnya. Anda dapat memberi gambaran tentang apa saja tantangan yang akan
mereka lewati.

Bantu anak untuk mengatasi masalah-masalahan emosionalnya. Dengan pendekatan yang tepat,
bukan tidak mungkin Anda dan anak remaja Anda akan menjadi sangat dekat, walaupun pada usia ini
juga mereka sedang lebih senang menjadi mandiri.

Kesimpulan

Ada banyak sekali hal-hal yang harus Anda pahami dan Anda siasati agar Anda dapat terus
mendukung perkembangan baik dari anak Anda yang baru masuk jenjang Sekolah Menengah Pertama.
Tentu saja, pada awalnya, perubahan-perubahan pada anak Anda akan membuat Anda terkejut, bahkan
kewalahan. Pastikan Anda benar-benar menguatkan value bagi anak-anak Anda, agar mereka tidak goyah
dan terjerumus pada hal-hal negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 1 Tahun 2021 ,hal 38-44 Tersedia online di
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes ISSN 2527-9823(online)

https://www.prestasiglobal.id/karakteristik-siswa-sekolah-menengah-pertama/ @copyright 2020, Sekolah


Prestasi Global. Digital Agency Jakarta by Arfadia | Sitemap (diakses online 13-maret-2022)

Anda mungkin juga menyukai