Kerangka Teori, Variabel, Dan Desain Penelitian
Kerangka Teori, Variabel, Dan Desain Penelitian
Kerangka Teori, Variabel, Dan Desain Penelitian
Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu: dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.
Disusun oleh:
Safira Ristia Wahyu Ningrum (6411420012)
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
MENYUSUN KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A. Pengertian Teori
Teori digunakan sebagai pisau analisis untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengendalikan data untuk memperoleh kesimpulan penelitian. sebuah teori dibangun
sebagai aktivitas intelektual yang disebut ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan
yakni: Pertama, mengklasifikasi dan mengorganisasikan peristiwa-peristiwa di dunia
sehingga dapat ditempatkan pada perspektif tertentu. Kedua, untuk menjelaskan sebab
terjadinya peristiwa masa lampau dan meramalkan kapan, dimana dan bagaimana
peristiwa dimasa datang akan terjadi. Ketiga, untuk meramalkan sebuah pengertian
secara naluriah, memuaskan mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa dapat
terjadi.
Cooper and Schindler sebagaimana dikutip Sugiyono, mengemukakan bahwa
teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara
sistematis yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Teori
yang dinyatakan oleh Wiliam Wiersma, adalah generalisasi atau kumpulan
generalisasi yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena secara
sistematik. Teori merupakan pernyataan berupa konsep yang disetujui oleh peneliti
yang disusun berdasarkan hasil bacaan sejumlah buku, dokumen dan pengalaman
peneliti. Teori adalah pengetahuan yang diperoleh dari tulisantulisan dan dokumen-
dokumen yang bersangkutan serta pengalaman sendiri merupakan landasan dari
pemikiran selanjutnya mengenai masalah yang akan diteliti.
Goodson dan Marx sebagaimana dikutip Moleong menyatakan bahwa teori
ialah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan
dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari:
Pertama, hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian (yang
diukur). Kedua, mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubunganhubungan
demikian. Ketiga, hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang
dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manisfestasi hubungan
empiris apapun secara langsung.
Kerangka teori pada dasarnya adalah garis besar atau ringkasan dari berbagai
konsep, teori, dan literatur yang digunakan oleh peneiti . Penentuan kerangka teori
harus sesuai dengan topik/permasalahan penelitian dan tujuan dari penelitian. Tidak
terdapat perbedaan yang khusus untuk menyusun kerangka teori pada penelitian
kualitatif maupun kuantitatif. Keduanya menggunakan pedoman dan aturan yang
sama. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap serta mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah
B. Macam-Macam Teori
Ada tiga macam teori menurut Mark, sebagaimana dikutip Siti Rahayu Haditono,
dalam Sugiyono, yaitu: Pertama, teori yang deduktif, yaitu memberikan keterangan
dimulai dari sesuatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan
diterangkan. Kedua, teori yang induktif, adalah cara menerangkan dari data kearah
teori. Ketiga, teori fungsional, yaitu saling pengaruh antara teori dengan data, yaitu
data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali dipengaruhi
oleh data.
C. Fungsi Teori
Fungsi teori dalam penelitian menurut Snelbecker, dalam Moleong, adalah:
1. Untuk mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.
2. Menjadi pendororng untuk menyusun hipotesis yang mengarahkan peneliti untuk
menemukan jawaban penelitian.
3. Untuk membuat ramalan atas dasar penemuan dan menerangkan perilaku.
4. Menyajikan penjelasan.
5. Teori mengarahkan perhatian peneliti kepada faktafakta yang akan dikumpulkan
dari kenyataan yang luas.
6. Teori membantu menentukan fakta yang relevan dengan penelitian.
7. Teori merangkum pengetahuan. Teori merangkum fakta-fakta dalam bentuk
generalisasi dan prinsip-prinsip, sehingga lebih mudah dipahami dalam rangka
generalisasi itu.
8. Teori juga melihat hubungan antara generalisasigeneralisasi yang serba komplek
dengan membentuk sistem-sistem pemikiran ilmiah.
9. Teori meramalkan fakta. Teori mencoba meramalkan kejadian yang akan datang
dengan mempelajari kondisi-kondisi yang maju kepada kejadian itu.
10. Sebagai dasar berpijak yang kuat bagi masalah yang akan diteliti.
11. Dengan teori peneliti dapat mempertegas variabel yang menjadi fokus penelitian.
12. Teori penelitian dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi apa yang akan
terjadi pada gejala alam atau gejala sosial tertentu.
13. Teori juga berfungsi untuk menjelaskan suatu gejala atau fenomena sosial atau
peristiwa-peristiwa alam yang dihadapi.
14. Bahkan dengan teori bisa melakukan kontrol terhadap kemungkinan kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan.
Teori adalah sarana ilmu berhubungan dengan fakta dalam cara-cara , sebagai berikut:
1. Teori sebagai orientasi mengenal fakta melalui pembatasan jenis data yang
diabstraksi.
2. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi. Melalui teori, gejala atau fakta yang
relevan disistematisasi dan disalinghubungkan.
3. Teori meringkas fakta ke dalam generalisasi empiris. Sistem hubungan antara
proposisi-proposisi merupakan digeneralisasi fakta.
4. Teori memprediksi fakta. Teori mengatakan di bawah kondisi X, maka Y akan
dapat diobservasi.
5. Teori digunakan untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan kita. Fakta dapat
dikenali dengan menggunakan teori.
Sebaliknya, fakta berhubungan dengan teori dalam cara-cara berikut ini: Pertama,
fakta membantu menginisiasi teori-teori. Fakta memainkan bagian yang signifikan
untuk membantu mengembangkan teori. Teori dikembangkan dari fakta. Kedua, fakta
memengaruhi penolakan dan reformulasi teori yang ada. Melalui fakta dapat
ditentukan apakah teori yang ada ditolak atau diformulasi kembali. Ketiga, fakta
menjernihkan dan meredefinisi teori. Fakta digunakan sebagai sarana untuk
membenarkan atau mendefinisikan kembali teori.
Ketepatan atau kecermatan suatu teori ditentukan dengan mengacu kepada empat
kriteria, yaitu:Pertama, kedalaman, apakah teori menggabungkan semua generalisasi
empiris mengenai suatu gejala? Kedua, konsistensi internal, apakah pernyataan-
pernyataan penjelasan dalam teori konsisten antara yang satu dan yang lain, atau
apakah teori itu menghasilkan hipotesis yang bertentangan? Ketiga, konsistensi
eksternal, apakah teori konsisten dengan teori lain yang berkaitan? Keempat,
falsifiabilitas (kepalsuan), apakah seperangkat kondisi empiris (suatu hipotesis) yang
tidak konsisten dengan teori dapat dipikirkan?
D. Langkah-Langkah Menyusun Teori
Untuk melakukan kegiatan penelitian, seorang peneliti diharuskan membangun
kerangka teori penelitiannya. Untuk memudahkan penyusunan kerangka teori tersebut
perlu mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang akan diteliti dan jumlahnya.
2. Kumpulkan sumber-sumber bacaan, berupa buku, kamus, ensiklopedi, jurnal
ilmiah, laporan penelitian dan lain- lain, yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
3. Pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang terdapat dalam daftar isi
buku. Khusus referensi berupa laporan penelitian, hal yang perlu diperhatikan
adalah judul penelitian, pokok masalah, teori yang digunakan, sampel penelitan,
teknik pengumpulan data, analisis dan kesimpulan.
4. Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti dalam setiap sumber bacaan,
kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya, selanjutnya
pilihlah definisi yang dianggap paling sesuai dengan variabel penelitian yang akan
dilakukan.
5. Bacalah semua isi buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, kemudian
lakukan analisis, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri mengenai
isi setiap sumber yang dibaca.
6. Teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber tersebut kemudian
dideskripsikan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang isinya telah
dikutip sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori, harus dicantumkan baik
dalam catatan kaki maupun daftar pustaka.
E. Pengertian Konsep Penelitian
Konsep Penelitian merupakan kerangka acuan yang akan digunakan oleh
peneliti untuk mendesain instrumen penelitian. Konsep penelitian juga dibangun
dengan maksud agar masyarakat akademik atau masyarakat ilmiah dan konsumen
penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variabel, indikator,
parameter, maupun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian yang
dilaksanakannnya. sahaan yang baik. Konsep dibangun dari teori-teori yang
digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Karena itu konsep
memiliki tingkat generalisasi yang berbeda satu dengan yang lainnya, bila dilihat dari
kemungkinan dapat diukur atau tidak. Konsep merupkan atribut dari berbagai
kesamaan dari fenomena yang berbeda.
Dari penjelasan diatas, ada dua desain yang perlu diperhatikan dalam
membangun konsep yaitu generalisasi dan abstraksi, generalisasi adalah bagaimana
memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang berasal dari literatur dan
kenyataan empiris. Misalnya seorang anak melihat bagaimana pelangi muncul dengan
beragam warna dan bentuk yang menawan, kemudian anak itu dapat membaca
berbagai literatur, mengenai bagaimana pelangi itu muncul, ada, dan kemudian
menghilang. Sedangkan yang dimaksud dengan abstraksi mencakup ciri-ciri umum
yang khas dari fenomena yang dibicarakan itu. Ciri-ciri itu dihimpun bersama oleh
individuindividu atau kelompok-kelompok tertentu sehingga melahirkan kesadaran
intersubjektif yang menempatkan kedasaran itu dalam kategori.
Selain mendesain variabel dan interaksi variabel-variabel penelitian, peneliti
juga perlu mendesain konsep penelitian dan konsep operasional atau definisi
operasional variabel-variabel penelitian itu. Konsep penelitian didesain untuk
memberi batasan pemahaman tentang variabel penelitian, sedangkan konsep
operasional variabel penelitian dibuat untuk membatasi parameter atau indikator yang
diinginkan peneliti dalam penelitian sehingga apapun variabel penelitiannya,
semuanya hanya muncul dari konsep tersebut.
Konsep penelitian dilahirkan dari teori yang digunakan oleh peneliti dalam
sebuah penelitian dan teori yang digunakan oleh peneliti dalam sebuah penelitian dan
teori yang telah menghasilkan konsep penelitian itu akan mengarahkan peneliti
kepada metode yang digunakan untuk menguji data yang diperoleh dilapangan, secara
teoritik hubungan antara teori dengan konsep dan metodologi dapat digambarkan
sebagai berikut:
2. Hubungan asimetris
Hubungan Asimetris disebut juga sebagai Hubungan Kausal atau Hubungan
Detreministic, yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat sebab-
akibat. Jadi disini ada variabel bebas yang mempengaruhi dan variabel terikat
yang dipengaruhi. Sedangkan hubungan antara kedua variabel bersifat kausal
apabila perubahan yang terjadi pada satu variabel akan mempengaruhi perubahan
pada varaienl yang lain. Hubungan kausal ini dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:
Hubungan Bivariat
Hubungan Bivariat merupakan hubungan antara 2 variabel, yaitu antara satu
variabel bebas (Independen) dengan satu varaiabel terikat (Dependen).
Hubungan Bivariat ini dapat digambarkan dengan skema seperti berikut:
Hubungan Multivariat
Hubungan Multivariat adalah hubungan antara lebih dari 2 varaiabel, yaitu
hubungan antara beberapa variabel bebas (Independen) dengan satu variabel
terikat (Dependen). Gambaran tentang hubungan Multivariat tersebut dapat
dijelaskan dengan skema sebagai berikut: