Laporan Biologi Penelitian Kacang Hijau - Kelompok 4 - XII MIPA 2
Laporan Biologi Penelitian Kacang Hijau - Kelompok 4 - XII MIPA 2
Laporan Biologi Penelitian Kacang Hijau - Kelompok 4 - XII MIPA 2
DISUSUN OLEH:
Akmal Falah Darmawan
I Dewa Made Raviandra Wedagama
Nasywa Nursyabani
Rifki Adji Firmansah
http://www.sman2-cibinong.sch.id
email:[email protected]
Kata Pengantar
Assalamualaikum W.W.
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt,karena dengan rahmatnya kita senantiasa
diberi kemudahan dalam melakukan pengamatan dan meyusun laporan penelitian ini hingga bisa
selesai dan dapat dipublikasikan kepada pembaca.Kami juga berterima kasih kepada Ibu Cony
Nugraheni S.pd selaku guru mata pelajaran biologi kelas 12 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pelaksanaan penelitian kami hingga penelitian tersebut bisa penulis laporkan lewat
laporan ini.Didalam laporan ini membahas tentang bagaimana pengaruh air terhadap perkembangan
dan pertumbuhan tanaman kacang hijau.Semoga Allah Swt memberkahi laporan penelitian ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
2
Daftar isi
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Bab 1 (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masakah.........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................................................4
Bab 2 (Tinjauan Pustaka)
2.1 Kajian Teori.....................................................................................................................................5
2.2 Hipotesis...........................................................................................................................................8
Bab 3 (Metodologi Penelitian)
3.1 Metode Percobaan...........................................................................................................................9
3.2 Rancangan Penelitian.....................................................................................................................9
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................................................................9
3.4 Waktu dan Tempat Penlitian.........................................................................................................9
3.5 Variabel Percobaan.........................................................................................................................9
3.6 Instrumen Percobaan................................................................................................................... 10
3.7 Langkah Kerja...............................................................................................................................10
3.8 Jadwal Penelitian...........................................................................................................................11
Bab 4 (Data dan Pembahasan)
4.1 Deskripsi Data................................................................................................................................12
4.2 Interpretasi Data............................................................................................................................13
4.3 Analisis Data...................................................................................................................................13
Bab 5 (Penutup)
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................14
5.2 Saran...............................................................................................................................................14
Lampiran..............................................................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................17
3
Bab 1
(Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup.Pertumbuhan
memiliki definisi pertambahan ukuran baik panjang/tinggi/lebar tumbuhan yang dapat diukur oleh
manusia.Contohnya:Pertambahan tinggi dan pertambahan lebar tumbuhan.Sedangkan Perkembangan
didefinisikan sebagai proses perubahan organ tubuh menjadi dewasa.Contohnya:Munculnya bunga
dan Pematangan buah.
Pertumbuhan dan perkembangan juga dialami oleh tumbuhan.Permulaan dari pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan terutama tumbuhan berbiji biasanya akan diawali dengan fase
perkecambahan.Fase perkecambahan sendiri artinya adalah fase yang mengakhiri masa dormansi pada
biji.Difase ini biji akan “bangun”dari tidur nya dan akan memulai pertumbuhan dan
perkembangannya dengan dibantu beberapa faktor.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.Embrio
atau lembaga tumbuhan.Beberapa faktor lain yang mengakibatkan perkecambahan adalah
air,suhu,cahaya matahari,dan nutrisi.Pada penelitian yang penulis lakukan kami akan meneliti
bagaimana peran air dalam pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.Diharapkan kami mampu
menganalisis kaitan air dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama tumbuhan
kacang hijau.
4
Bab 2
(Tinjauan Pustaka)
2.1 Kajian Teori
A.Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau
di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum,
setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan
dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai
isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum
dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila
direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental,
menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue,
digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah
menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan
asam lemak tak jenuh.Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk
memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang
ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.
Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh
tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka
kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.Kacang
hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan
sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk
mengkonsumsinya.
B.Air Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik yang berada
dalam golongan asam karboksilat.Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini sering kali
ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat
adalah komponen utama cuka (3–9%) selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat.
Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor
untuk senyawa lain seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam
lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam
asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur.
5
Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada abat ke-3
Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-
logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris, yaitu
suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat.
Bangsa Romawi menghasilkan sapa, sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur
yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula
timbal dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan
oleh para pejabat Romawi.
Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka
melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat.
Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan
membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial
memiliki banyak perbedaan sifat dengan larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli kimia
yang mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat yang berbeda.
Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini sebenarnya sama.
Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat anorganik untuk
pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah klorinasi karbon disulfida menjadi karbon
tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam
trikloroasetat, dan akhirnya reduksi elektrolisis menjadi asam asetat.
Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari
distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang
kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat. Pada saat itu, Jerman
memproduksi 10.000 ton asam asetat glasial, sekitar 30% dari yang digunakan untuk produksi zat
warna indigo.
Oleh karena baik metanol dan karbon monoksida merupakan bahan baku komoditas umum,
karbonilasi metanol merupakan daya tarik tersendiri sebagai prekursor asam asetat. Henri
Dreyfus di British Celanese mengembangkan cikal bakal pabrik karbonilasi metanol di awal tahun
1925. Namun, kurangnya bahan praktis yang diperlukan dapat menampung campuran reaksi korosif
pada tekanan tinggi (200 atm atau lebih) mematahkan komersialisasi proses ini. Proses karbonilasi
metanol komersial pertama, menggunakan kobalt sebagai katalis, dikembangkan oleh perusahaan
kimia Jerman BASF pada tahun 1963.
D.Air Detergen
Air Detergen adalah campuran antara air dengan detergen.Detergen sendiri memiliki
definisi campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara
lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
6
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda
yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan
permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara
garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik
b. Kationik
c. Non ionik
d. Amphoterik
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-
aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Fosfat: Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Asetat
c. Silikat: Zeolit
d. Sitrat: Asam Sitrat
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan
daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen.
Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh: Enzim, Boraks, Sodium
klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
E.AIR
Air,senyawa kimia yang terdiri atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
Bumi, tetapi tidak di planet lain. Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting
untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa
organik melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap
air.
Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam
proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan
cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk
membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
2.2 Hipotesis
1. Tanaman kacang hijau tidak bisa tumbuh ketika ditanam menggunakan air cuka
2. Tanaman kacang hijau bisa tumbuh ketika ditanam menggunakan air galon
3. Tanaman kacang hijau tidak bisa tumbuh ketika ditanam menngunakan air detergen
4. Tanaman kacang hijau bisa tumbuh ketika ditanam menggunakan air sumur
7
BAB 3
(Metodologi Penelitian)
3.1 Metode Percobaan
Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode studi pustaka yaitu
mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi selain itu kami juga elakukan
metode penelitian dan pengamatan langsung terhadap objek yang kami amati untuk membandingkan
bagaimana hasil yang didapatkan dari percobaan yang kami lakukan.
3.2 Rancangan Penelitian
Dalam karya tulis yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh perbedaan pemberian
larutan terhadap pertumbuhan kacang hijau ini,kelompok kami melakukan pengamatan,percobaan dan
kajian pustaka.
Demi terjalinnya kekompakan dan keefisienan data yang berkaitan dengan pengaruh perbedaan
pemberian larutan terhadap benih tumbuhan kacang hijau maka penulis dan kelompok membagi tugas
untuk mengamati pertumbuhan kacang hijau dengan variabel masing-masing.Penulis dan kelompok
juga mendokumentasikan penelitian kami selama 7 hari yang kemudian dikumpulkan dan dianalisis
oleh kami.Setelah data dan foto terkumpul maka kami akan melanjutkan ke tahapan pembuatan
makalah/laporan penelitian sekaligus mendiskusikan kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan.
8
B.Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel respon adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas.(Merupakan fakor yang muncul akibat variabel bebas)
Dalam percobaan ini variabel terikatnya adalah pertumbuhan kacang hijau.
C.Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah faktor perlakuan yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali.
Variabel kontrol yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Suhu
2. Cahaya
3. Kelembapan
4. Kapas
5. Biji Kacang Hijau
6. Tempat Media Tanam.
B.Bahan
1. Biji Kacang Hijau
2. Air Sumur
3. Air Cuka
4. Air Deterjen
5. Air Mineral (galon)
6. Kapas
9
7.Berikan 3 sendok makan air sumur kedalam gelas no 4
8.Simpan di tempat yang kering dan cukup cahaya matahari agar proses penelitian berjalan dengan
lancar
9.Tunggu keesokan harinya dan amati apa yang terjadi
10.Lakukan pengamatan tiap sore hari selama masa penelitian.
10
Bab 4
(Data Dan Pembahasan)
Perkecambahan - - - - -
Pertumbuhan - - - - -
Perkecambahan ✔ ✔ - -
Pertumbuhan - 1 cm 3 cm 5 cm 6 cm
11
C.Tumbuhan Kacang Hijau Yang Ditanam Dengan Air Deterjen
Perkecambahan - - - - -
Pertumbuhan - - - - -
Perkecambahan - ✔ - - -
Pertumbuhan - 2 cm 10 cm 17 cm 21 cm
12
5.2 Interpretasi Data
Data pertama yang disajikan diatas adalah Tumbuhan kacang hijau yang ditanami dengan air cuka
di tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa tumbuhan kacang hijau tersebut tidak mengalami
perkecambahan.Dengan tidak mengalami perkecambahan maka otomatis tumbuhan kacang hijau yang
diberikan air cuka tidak bisa tumbuh dan berkembang
Kemudian di data kedua disajikan tabel Tumbuhan kacang hijau yang ditanami dengan air mineral
(Galon).Di tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa tumbuhan kacang hijau tersebut mengalami
perkecambahan pada hari pertama.Setelah mengalami perkecambahan tanaman kacang hijau tersebut
mulai mengalami pertumbuhan pada hari ke-2 setinggi 1 cm.Kemudian bertambah 2 cm menjadi 3cm
pada hari ke-3 dan 2 cm lagi pada hari ke-4 sehingga memiliki tinggi 5 cm.Pada hari ke-5 hanya
bertambah ±1cm menjadi 6 cm.
pertumbuhan.Pada tabel 3 disajikan bahwa tumbuhan kacang hijau yang ditanam menggunakan air
detergent dan hasilnya serupa dengan tabel pertama dan kedua yaitu tidak mengalami pertumbuhan
dan perkecambahan.
Sedangkan pada tabel terakhir tumbuhan kacang hijau yang ditanam menggunakan air sumur
mengalami perkecambahan pada hari ke 2.Setelah mengalami perkecambahan tanaman kacang hijau
tersebut mulai mengalami pertumbuhan pada hari ke 2 setinggi 2cm.Kemudian terus bertambah
pertumbuhannya pada hari ke 3,4,dan 5 hingga pada hari ke 5 tingginya mencapai 21 cm.
Pada tabel pertama diketahui bahwa tumbuhan kacang hijau yang ditanami menggunakan air
cuka tidak bisa berkecambah apalagi tumbuh.Hal ini dikarenaka cuka merupakan suatu zar yang
bersifat asam.Dengan keasaman yang dimiliki,cuka bisa menghambat dan menjadi racun bagi
tumbuhan kacang hijau tersebut hal ini dikarenakan pH yang dimiliki oleh cuka bisa mengganggu
kestabilan pH yang dimiliki oleh air dan mengganggu kestabilan dari tumbuhan.Maka dari itu
tanaman kacang hijau yang ditanami menggunakan cuka tidak mampu bertahan hidup.
Selanjutnya adalah tanaman kacang hijau yang diberikan air mineral (galon).Tanaman ini dapat
tumbuh dan berkembang karena air mineral tidak mengandung racun atau zat yang dapat mengambat
pertumbuhan tanaman kacang hijau tersebut melainkan Air mineral banyak mengandung mineral-
mineral alami seperti kalsium, besi, natrium, fosfor, dan lain-lain.Air mineral sendiri bersumber dari
mata air yang berada di alam.
Kemudian pada tabel ke tiga adalah tumbuhan kacang hijau yang ditanam menggunakan air
detergent juga serupa dengan tabel pertama dan kedua.Hal ini disebabkan bahwa detergent yang
mengandung berbagai macam kandungan kimia tersebut membuat tumbuhan tersebut tidak dapat
berkecambah.Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa tersebut adalah racun bagi tumbuhan kacang
hijau.Karena senyawa yang dikandung adalah racun maka tumbuhan kacang hijau tersebut mati.
Yang terakhir adalah tumbuhan kacang hijau yang ditanam menggunakan air sumur.Dengan
menggunakan air sumur tumbuhan tersebut dapat tumbuh dan berkembang.Hal ini dikarenakan
kandungan kandungan yang terdapat dalam air sumur tidak mengambat/menjadi racun bagi
pertumbuhan tanaman kacang hijau tersebut.
13
Bab 5
(Penutup)
5.1 Kesimpulan
Air merupakan faktor yang paling penting dalam proses perkecambahan tumbuhan.Karena
perkecambahan dimulai ketika terjadinya imbibisi yang dilakukan oleh air.Namun pada kenyataannya
tidak semua air bisa membantu perkecambahan tumbuhan.
Setelah dilakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis air mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.Jenis air yang cocok untuk media
penyiraman tanaman adalah air sumur berdasarkan fakta bahwa tumbuhan yang disiram air sumur
lebih tinggi dan subur.
Adapula air yang malah membuat tumbuhan tersebut tidak berkecambah atau bahkan mati seperti
air cuka maupun air detergent dikarenakan air tersebut mengandung senyawa-senyawa yang bersifat
menghambat atau racun bagi pertumbuhan tumbuhan tersebut.
Maka perlu diperhatikan bahwa pemilihan jenis dan kualitas air juga merupakan faktor penentu
lain dalam proses perkecambahan tumbuhan.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya memilih tempat yang cocok dan sesuai sehingga
pertumbuhan tumbuhan dapat berjalan dengan baik dan pengamatan pun bisa terlaksana
dengan lancar
2. Dalam melaksanakan pengamatan perlu dilaksanakan dengan teliti sehingga bisa
menghasilkan hasil pengamatan yang tidak menyesatkan publik
3. Hendaknya dalam melaksanakan pengamatan perlu memperthatikan kualitas bahan.
14
Lampiran
Air Cuka
Air Sumur
15
Air Detergent
Air Galon
16
`
17
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
https://id.wikipedia.org/wiki/Detergen#:~:text=Detergen%20adalah%20campuran%20berbagai%20ba
han,tidak%20terpengaruh%20oleh%20kesadahan%20air.
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau
https://id.wikipedia.org/wiki/Mononatrium_glutamat
https://www.kompasiana.com/dewiery/54f39886745513932b6c7bcb/air-mineral-dan-air-demineral-
pilih-yang-mana
https://id.wikipedia.org/wiki/Air_mineral
18