Laporan KP Hanapi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

KAJIAN PRODUKSI OPERASI ALAT GALI MUAT DAN ALAT

ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PT


SAMANTAKA KECAMATAN PERANAP KABUPATEN
INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

LAPORAN
KERJA PRAKTEK

Oleh :

HANAPI
181016131201010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2021
KAJIAN PRODUKSI OPERASI ALAT GALI MUAT DAN ALAT
ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PT
SAMANTAKA KECAMATAN PERANAP KABUPATEN
INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik


Pada Program Studi Teknik Pertambangan - Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo

Oleh :

HANAPI
181016131201010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa laporan kerja praktek mahasiswa


yang ditulis oleh: Nama : Hanapi
NPM : 181016131201010
Judul : Kajian Produksi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
Terhadap Pada pengupasan overburden di PT
Samantaka Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri
Hulu Provinsi Riau.
Telah siap untuk dilaksanakan Seminar hasil kerja praktek sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muara Bungo.

Menyetujui :

Pembimbing

Afmirul rakhman, S.T.


NIK. 1008128902
Penguji I Penguji II

GVFBFDNGF BYUICFYTCF
7547657 2143215
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi

Radinal, S.T., M.T. Rakhmatul Arafat, S.T., M.T.


NIDN. 10.1608.8903 NIK. 1021069101
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


karena berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal kerja praktek ini dengan baik yang berjudul : “Kajian Produksi
dan Biaya Operasi Alat Gali Muat dan Alat Angkut Pada Penambangan
Batubara“. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan mata kuliah kerja praktek, Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muara Bungo.

Selama dalam penyusunan proposal ini, penulis tidak luput dari


kendala.Kendala tersebut dapat diatasi oleh penulis berkat adanya
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Radinal, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muara Bungo
2. Rakhmatul Arafat, S.T, M.T. selaku Ketua Prodi Teknik
Pertambangan Universitas Muara Bungo
3. Bapak Afmirul rakhman, S.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Pengajuan proposal ini merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan Kerja
Praktek (KP) di Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muara Bungo. Penulis sangat menerima kritik dan saran dari para
pembaca yang dapat membangun demi penulisan proposal selanjutnya.

Muara Bungo, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Kerja Praktek...........................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................2
1.5 Manfaat Kerja Praktek.........................................................................................2
1.6 Kerangka Pikir.....................................................................................................3
3
BAB II DASAR TEORI...............................................................................................4
2.1 Komponen-Komponen Sistem Penambangan.....................................................4
2.1.1 Efisiensi Alat.............................................................................................4
2.1.2 Faktor Pengembangan Material/Sweel Factor..........................................5
2.1.3 Efisiensi Kerja/Job Efficiency...................................................................8
2.1.4 Pemuatan/Loading.....................................................................................8
2.1.5 Pengangkutan/Hauling..............................................................................9
2.1.6 Perhitungan Produksi..............................................................................10
2.1.7 Faktor Keterisian Bucket/Bucket Fill Factor..........................................11
2.1.8 Faktor Keserasian/Match Factor............................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
3.1 Waktu dan Rencana Pelaksanaaan.....................................................................12
3.2 Peserta................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir.............................................................................................3
DAFTAR TABEL

Halaman
Table 1. Faktor Konversi Volume Tanah/Material........................................................7
Table 2. Efisiensi Kerja Untuk Berbagai Kondisi..........................................................8
Table 3. Faktor Keterisian Bucket/Bucket Fill Factor.................................................11
Table 4. Rencana Jadwal Kegiatan..............................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

2.2.1 Latar Belakang

Dalam industri pertambangan dewasa ini mengalami tantangan khususnya


dengan adanya kebijakan pemerintah tentang pembatasan ekspor dan produk
yang diharuskan memiliki nilai tambah serta harga pasar produk yang
mengalami penurunan akhir-akhir ini. Perusahaan pertambangan harus dapat
meningkatkan daya saing dengan strategi untuk meningkatkan produksi dan
efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan penggunaan teknologi yang baru
dan melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous
improvement) dalam proses produksinya. Kegiatan penambangan merupakan
satu rangkaian kegiatan yang kompleks dimana satu dengan yang lainnya
saling terkait. Dalam proses penambangan, faktor peralatan merupakan
faktor yang sangat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi.

Aktivitas penambangan batubara menggunakan rangkaian kerja alat gali


muat (excavator) dan alat angkut (dump truck). Dalam kegiatan
penambangan dipengaruhi oleh produktivitas alat mekanis yang merupakan
kemampuan kerja alat selama berproduksi, yang dihitung dalam waktu satu
jam dengan satuan Ton/jam. Penggunaan alat tambang yang tidak optimal
akan menimbulkan dampak pada target produksi yang ingin dicapai dan
biaya yang dikeluarkan. Pada realisasinya, target produksi yang telah
ditetapkan sebelumnya seringkali tidak terpenuhi.Hal ini disebabkan oleh
adanya hambatan-hambatan yang menggangu kelancaran aktivitas alat gali
muat dan alat angkut tersebut pada saat sedang bekerja. Sehingga hambatan
tersebut dapat mempengaruhi efisiensi kerja dari alat itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka penulis mengambil
judul, ”Kajian Produksi Operasi Alat Gali Muat dan Alat Angkut Pada
Pengupasan overburden“.
2.2.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari Kerja Praktek ini yaitu :


1. Berapakah ketercapaian produksi alat gali muat dan alat angkut?
2. Mengidentifikasi apa saja faktor yang mempengaruhi target produksi
penambangan batubara?

2.2.3 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilakukannya Kerja Praktek ini yaitu :


1. Mengetahui ketercapaian produksi alat gali muat dan alat angkut
2. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi target produksi
penambangan batubara

2.2.4 Batasan Masalah

Dalam laporan ini penulis hanya membahas tentang ketercapaian produksi


batubara alat gali muat dan alat angkut serta faktor apa saja yang
mempengaruhi target produksi penambangan batubara.

2.2.5 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat dilakukannya Kerja Praktek ini yaitu :


1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang
ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pertambangan, mengetahui cara
perhitungan dan analisa data, serta dapat mendorong pengembangan ilmu
pengetahuan yang akan memperluas bagi pengembangan inovasi dan
penemuan baru.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi
kepentingan perusahaan, yaitu untuk dapat lebih memperkirakan
ketercapaian produksi penambangan batubara serta faktor yang
mempengaruhi target produksi penambangan batubara.
Data Primer Data Sekunder
1. Cycle Time Alat 1. Profil Perusahaan
Muat Dan Alat 2. Tinjauan Umum
Angkut Perusahaan
2. Dokumentasi 3. Jenis alat

2.2.6 Kerangka Pikir

Kajian Produksi Operasi Alat Gali Muat dan Alat


Angkut Pada Penambangan Batubara

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Pengolahan Data
Menghitung produksi alat gali muat dan alat angkut
pada penambangan batu bara

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT. Samantak Batubara

PT. Samantaka Batubara adalah salah satu perusahaan yang begerak


dibidang kontraktor pertambangan batubara di Kecamatan Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Proses penambangan batubara
dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan metode countour mining
yaitu metode yang diterapkan untuk cadangan Batubara yang tersingkap
dilereng pegunungan atau bukit mengikuti garis kontur. Saat ini PT.
Samantaka Batubara telah melakukan kegiatan produksi pada wilayah IUP
Operasi Produksi seluas 19.040 Hektar atau 19.040.000 m2, dengan panjang
8.000 m dan lebar 2.380 m.

Gambar 2.1 Peta Wilayah IUP PT. SAMANTAKA BATUBARA


2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrative kegiatan pertambangan di Desa Pauh Ranap


Kecamatan Peranap Indragiri hulu, Provinsi Riau. Secara Geografis terletak
pada :

Garis Bujur Timur (BT) Garis Lintang Selatan (LS)


No
◦ ‫׳‬ ‫״‬ ◦ ‫׳‬ ‫״‬
1 102 01 00 -0 40 50
2 102 01 00 -0 42 55
3 102 01 50 -0 42 55
4 102 01 50 -0 44 30
5 102 05 55 -0 44 30
6 102 05 55 -0 46 40
7 101 54 55 -0 46 40
8 101 54 55 -0 42 55
9 101 55 55 -0 42 55
10 101 55 55 -0 40 50

Tabel 2.1 Lokasi IUP PT. Samantaka Batubara

Batas wilayah Desa Pauh Ranap :


- Sebelah Utara : Desa Batang Kuantan dan Desa Semelinang
Tebing.
- Sebelah Timur : Desa Semelinang Tebing, Desa Talanng 7 Buah
Tangga, Desa Pring Jaya dan Desa Anak Talang.
- Sebelah Selatan : Provinsi Jambi.
- Sebelah Barat : Desa Sungai Besar, Desa Pesajian, Desa Sencano
Jaya, Desa Pematang Benteng, Batang Peranap dan Batang Kuantan.

Lokasi penambangan Batubara dapat dicapai dengan perjalanan melalui


jalan darat lintas Timur, Muara Bungo-Sumatra Barat–Riau dengan jarak
tempuh sekitar ± 6 jam dari Muara Bungo. Dari Kota Peranap untuk menuju
lokasi penambangan PT. Samantaka Batubara merupakan kontraktor di PT.
SBB ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua dengan jarak
tempuh sekitar ± 70 menit. Lokasi Penambangan Batubara yang dilakukan oleh
PT. Samantaka Batubara Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu
Provinsi Riau. Dapat dicapai melalui :
1. Dari Kampus Universitas Muara Bungo (UMB) Jambi melalui jalan darat
dengan waktu tempuh sekitar ± 6 jam.
2. Dari Kecamatan Peranap ke lokasi p e n a m b a n g a n dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua dan empat dengan jarak + 30 km waktu tempuh ± 1 jam.
3. dua dan empat dengan jarak + 30 km waktu tempuh ± 1 jam.

Gambar 2.2 Peta kesampain daerah dari Peranap ke lokasi


Sumber PT. Samantaka Batu Bara Peranap

2.3 Struktur Organisasi di PT. Samantaka Batubara

Sebuah organisasi diatur berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan


bersama dan tentu saja harus dengan penuh komitmen dalam menjalankannya.
Implementasi dari sistem dan prosedur ini yaitu adanya ketetapan mengenai
tata cara, sistem rekrut, dan birokrasi. Faktor lingkungan sangat berpengaruh
terhadap eksistensi suatu organisasi. Organisasi cenderung memainkan peran
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, baik dalam bidang ekonomi,
politik, budaya, juga alam sekitar. Sebuah organisasi yang baik akan
membantu suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Karena dengan dibentuknya struktur organisasi pembagian kerja dan tugas
setiap karyawan lebih terstruktur dan terkendali. Hal ini juga akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja perusahaan tersebut. Struktur
organisasi perusahaan dibuat guna meningkatkan kinerja dari setiap divisi
dalam suatu perusahaan. Struktur organisai PT. Samantaka Batubara dipimpin
oleh Project Manager yang bertanggung langsung kepada pihak Management
Head Office (Lampiran A).

2.4 Proses Penambangan Batubara

Proses penambangan batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka


dengan metode countour mining yaitu metode yang diterapkan untuk cadangan
Batubara yang tersingkap dilereng pegunungan atau bukit mengikuti garis
kontur. pengupasan dan penggalian Batubara maupun Over Burden
menggunakan Excavator Komatsu PC 300 dengan tinggi lereng 5-10 m.
Sedangkan untuk kemiringan lereng tunggal 50-60 derajat dengan tinggi 5-10
m.

2.4.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Land clearing merupakan kegiatan pembersihan areal penambangan dari


vegetasi tumbuhan tertentu, guna memudahkan pengupasan lapisan penutup
(overburden). Kegiatan land clearing meliputi pembabatan dan penggusuran
pohon-pohon serta tumbuhan lainnya, yang pengerjaannya dilakukan dengan
menggunakan alat mekanis Bulldozer Komatsu PC 350 dan Excavator
Komatsu PC 300 berdasarkan arah penambangan yang telah direncanakan.
Gambar 2.3 Land Clearing

2.4.1 Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Presterripping)

Pengupasan tanah pucuk (Top Soil Presteripping) merupakan lapisan tanah


yang paling atas yang mengandung bahan-bahan organik, berwarna
coklat kehitaman dengan ketebalan sekitar 0,8 meter. Lapisan ini
mengandung sebagian besar unsur hara tanah. Top soil digali
menggunakan alat Excavator Komatsu PC 300 dibantu bulldozer
Komatsu PC 350, di angkut dengan menggunakan Dump Truck Nissan
6x4.

Gambar 2.4 Pengupasan Top soil

2.4.2 Pengupasan tanah penutup (Overburden Stripping)

Pengupasan tanah penutup (Overburden dan Interburden) dilakukan


dengan alat Excavator Komatsu PC 300 dan dibantu dengan Bulldozer
Komatsu PC 350, untuk material lemah dan sedang excavator Komatsu PC
300 dapat langsung melakukan penggalian dan pemuatan keatas Dump
Truck Nissan 6x4. Sedangkan material agak keras menggunakan Bulldozer
Komatsu PC 350. Dump Truck Nissan 6x4 sebagai alat angkut tanah
penutup dari daerah penambangan menuju lokasi penimbunan (Dumping
Area ).

2.4.4 Pengupasan Batubara


Pengupasan batubara dilakukan dengan menggunakan alat excavator
Komatsu PC 300. Seam batubara yang sudah terlihat akan dibongkar dengan
alat Excavator Komatsu PC 300. Batubara tidak terlalu keras, sehingga
pembongkaran batubara tidak memerlukan peledakan

BAB III
DASAR TEORI

2.1 Penambangan Batubara

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan


suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar
bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung
dan sistematika pengupasan yang baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah
penutup merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan
terutama pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistem tambang
terbuka. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana
target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan laepisan tanah
penutup maka rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan
kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan
lapisan tanah penutup.

Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup, yaitu :


1. Back filling digging method pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat
sudah digali.
2. Benching system cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem
jenjang (benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup
sekaligus sambil membuat jenjang.
3. Multibucket exavator system pada pengupasan cara ini tanah penutup
dibuang ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus.
Cara ini ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE).
4. Drag scraper system cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan
bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah
penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya
ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak
dan lepas (loose).

2.2 Komponen-Komponen Sistem Penambangan

2.2.7 Efisiensi Alat


Merupakan tingkat prestasi kerja alat yang digunakan untuk melakukan
produksi dari waktu yang tersedia.

a. Mechanical Availability (MA)


MA adalah angka yang menunjukan kesiapan alat atau kesatuan
peralatan dalam kondisi tertentu untuk dapat dioperasikan.
W
MA= ×100 %
W +R
(Yanto Indonesianto, 2005)

Keterangan :

W = Jam kerja alat

R = Jumlah jam untuk perbaikan

b. Physical Avability (PA)


Merupakan tingkat kesediaan alat untuk melakukan kegiatan
produksi dengan memperhitungkan kehilangan waktu karena alasan
tertentu. Nilai PA selalu lebih besar dari MA, tetapi nilai keduanya
sama jika standby = 0.

W +R
PA= ×100 %
W + S+ R

atau

W +S
MA= × 100 %
T

(Yanto Indonesianto, 2005)


Keterangan :
W = Jam kerja alat
S = Jumlah jam standby
R = Jumlah jam untuk perbaikan
T = W + R + S (jumlah jam kerja yang tersedia)
c. Use of Avaibility (UA)

Yaitu penggunaan ketersediaan atau angka yang menunjukan


berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi, pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available).

W
UA= ×100 %
W +S

(Yanto Indonesianto, 2005)

Keterangan :

W = Jam kerja alat


S = Jumlah jam standby
d. Effective Utilization (EU)
Yaitu penggunaan efektif (efisiensi kerja) yang menunjukkan
berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective utilization sebenarnya
sama dengan pengertian efisiensi kerja. Perbandingan antara jam kerja
sesungguhnya (jam kerja produktif) dengan jam kerja yang di
jadwalkan, dengan rumus sebagai berikut :

W
EU = × 100 %
T

(Yanto Indonesianto, 2005)


Keterangan :
W = Jam kerja alat
T = Jumlah jam kerja yang tersedia

2.2.8 Faktor Pengembangan Material/Sweel Factor


Pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau
pengurangan volume material yang diganggu dari bentuk aslinya. Dari
faktor tersebut bentuk material dibagi dalam tiga keadaan yaitu :

a. Keadaan Asli (Bank Condition)

Keadaan material yang masih alami dan belum mendapat gangguan


teknologi disebut keadaan asli (Bank). Ukuran tanah demikian
biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank
Cubic Meter (BCM) yang digunkan sebagai dasar perhitungan jumlah
pemindahan tanah.

b. Keadaan Gembur (Loose Condition)

Keadaan material setelah diadakan pengerjaan, tanah demikian


misalnya terdapat di depan dozer blade, di dalam bucket, diatas truck
dan sebagainya. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya
dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang
besarnya sama dengan BCM + (% swell x BCM).
c. Keadaan Padat (Compact)

Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali


dengan disertai usaha pemadatan. Ukuran tanah dalam keadaan padat
biasanya dinyatakan dalam Compact Cubic Meter (CCM).
Cara perhitungan volume dari berbagai keadaan tanah adalah sebagai
berikut :
1) Pengembangan (Swelling) dapat dihitung dengan rumus :
B−L
Sw=( )× 100 %
L
(Tenrisukki, 2003)
2) Penyusutan (Shrinkage), dapat dihitung dengan rumus :
C−B
Sh=( )×100 %
C
(Tenrisukki, 2003)
Keterangan :

Sw/Swell = % pengembangan
Sh/Shrinkage = % penyusutan
B = berat jenis tanah keadaan asli
L = berat jenis tanah keadaan lepas
C = berat jenis tanah keadaan padat
Untuk menghitung volume tanah yang telah diganggu dari bentuk aslinya,
perlu dikalikan dengan suatu faktor konversi yang tersedia dalam tabel
berikut :
Table 1. Faktor Konversi Volume Tanah/Material

Perubahan Kondisi Berikutnya


Jenis Material Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Awal Asli Gembur Padat
(A) 1 1,11 0,99
Sand tanah berpasir (B) 0,9 1 0,8
(C) 1,05 1,17 1
(A) 1 1,25 0,9
Sand Clay / Tanah Biasa (B) 0,8 1 0,72
(C) 1,11 1,39 1
(A) 1 1,25 0,9
(B) 0,7 1 0,63
Clay / Tanah Liat (C) 1,11 1,59 1
Gravelly Soil / (A) 1 1,18 1,08
Tanah Berkrikil (B) 0,85 1 0,91
(C) 0,93 1,09 1
(A) 1 1,13 1,29
Grovel / Kerikil (B) 0,88 1 0,91
(C) 0,97 1,1 1
(A) 1 1,42 1,03
Krikil Besar dan Padat (B) 0,7 1 0,91
(C) 0,77 1,1 1
Pecahan Batu Kapur, Batu (A) 1 1,65 1,22
Pasir, Cadas Lunak, Sirtu (B) 0,61 1 0,74
(C) 0,82 1,35 1
(A) 1 1,7 1,31
Pecahan Granit, Basalt, (B) 0,59 1 0,77
Cadas keras dan lainnya (C) 0,76 1,3 1
Pecahan Cadas, Broken (A) 1 1,75 1,4
Rock (B) 0,57 1 0,8
(C) 0,71 1,24 1
(A) 1 1,8 1,3
Ledakan Batu Cadas, (B) 0,56 1 0,72
Kapur Keras (C) 0,77 1,38 1
(Tenrisukki, 2003)
Keterangan :
(A) = Kondisi Awal
(B) = Kondisi Gembur
(C) = Kodisi Kompak

2.2.9 Efisiensi Kerja/Job Efficiency


Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat
faktor yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi kerja.
Efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu :
1. Kemampuan operator pemakai alat
2. Pemakaian dan pemeliharaan alat
3. Perencanaan dan pengaturan letak alat
4. Topografi dan volume pekerjaan
5. Kondisi cuaca
6. Metode pelaksanaan alat
Pada kenyataannya, penentuan besarnya efisiensi kerja sulit diukur,
tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan nilai efisiensi kerja
yang mendekati kenyataan. Untuk penentuan efisiensi kerja dapat
ditentukan berdasarkan tabel efisiensi seperti pada tabel berikut
(Nurhakim, 2004) :
Table 2. Efisiensi Kerja Untuk Berbagai Kondisi

2.2.10 Pemuatan/Loading
Alat yang digunakan untuk pekerjaan pemuatan material pada
penambangan Batubara adalah excavator. Produksi perjam excavator
dapat dihitung dengan persamaan/rumus sebagai berikut :
q × 3600× E
Q=
Ctm
(Nurhakim, 2004)

Pemeliharaan Mesin
Kondisi Baik Buruk
Operasi Alat Sekali Baik Sedang Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Keterangan :

Q=Produktivitas excavator perjam (m3/jam)


q=Kapasitas produksi persiklus (m3)
E=Efisiensi kerja
Ctm=Waktu siklus (s)

a. Kapasitas Produksi Persiklus


Kapasitas produksi persiklus excavator dapat ditentukan dengan
rumus :
1
q=q × K

(Nurhakim, 2004)

Keterangan :

q = Produktivitas persiklus (m3)


q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Faktor bucket
b. Cycle Time (Waktu Siklus)
Waktu edar excavator dapat dihitung dengan rumus :

CT =gali+ swing isi +muat + swing kosong


(Nurhakim, 2004)

2.2.11 Pengangkutan/Hauling
Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
memindahkan mineral atau bb dari daerah tambang atau tempat
pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan. Produksi perjam
alat angkut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

q × 60 × E
Q=
Cta

(Nurhakim, 2004)

Keterangan :

Q = Produktivitas alat angkut perjam (m3/jam)


Q = Kapasitas produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cta = Waktu siklus (menit)
a. Kapasitas produksi persiklus
Kapasitas produksi persiklus alat angkut dihitung dengan rumus :
q=q 1 × K × n
(Nurhakim, 2004)
Keterangan :
q = Kapasitas produktivitas persiklus (m3)
q1 = Kapasitas bucket (m3)
n = Jumlah siklus yang diperlukan untuk mengisi alat angkut
K = Faktor bucket
b. Cycle Time (Waktu Siklus)
Waktu edar alat angkut dapat dihitung dengan rumus :
CT =spotting time+ loadingtime+ haulingtime+manuver +dumping+ returningtime
(Nurhakim, 2004)

2.2.12 Perhitungan Produksi


Produksi adalah jumlah produksi atau hasil kerja persatuan waktu
(pershift/perhari/perbulan). Menurut Bara Mukthi Pratama (2011)
perhitungan produksi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Produksi=Schedule jam kerja × PA ×UA × Produktivitas

Keterangan :
Produksi = Hasil kerja persatuan waktu (Ton/shift)
Schedulejam kerja = Waktu kerja tersedia (jam)
PA = Ketersediaan fisik alat
UA = Ketersediaan penggunaan alat
Produktivitas = Hasil kerja persatuan waktu (Ton/jam)

2.2.13 Faktor Keterisian Bucket/Bucket Fill Factor


Bucket fill factor adalah factor yang menyatakan persentasi dari
keterisian bucket excavator/backhoe pada saat berisi material. Faktor ini
dipengaruhi oleh jenis material. Adapun besar bucket fill factor secara teori
terdapat dalam tabel berikut :
Table 3. Faktor Keterisian Bucket/Bucket Fill Factor
Fill Factor Range (Persent of
Material heaped bucket capacity)
Clay soil, clay, or sub soil 1,1 - 1,2
Soil such as sandy soil and dry soil 1,0 – 1,1
Sandy soil with gravel 0,8 – 0,9
Loading blasted rock 0,7 – 0,8

(sumber:Specification and Application Handbook, Komatsu 30th edition)

2.2.14 Faktor Keserasian/Match Factor


Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara alat muat
dengan alat angkut adalah dengan cara menghitung faktor keserasian (match
factor).

NT ×CL
MF=
nL× CT
(Yanto Indonesianto,123:100)
Keteranga :

NT = Jumlah alat angkut (unit)


nL = Jumlah alat muat (unit)
CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 bak truk
CT = Cycle Time alat angkut (menit)
Bila dari hasil perhitungan tersebut diatas didapatkan hasil sebagai berikut :

1. MF < 1, maka alat muat akan menunggu sedangkan alat angkut akan
bekerja penuh
2. MF = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (synchron), artinya kedua-
duanya akan sama sibuknya dan tidak ada yang menunggu.
3. MF > 1, maka alat angkut akan menunggu sedangkan alat muat akan
bekerja penuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengambilan Data (Data Primer)


1. Pengambilan Data Cylce Time
a. Pengambilan data Cycle Time alat gali (Excavator)
menggunakan stopwatch dengan cara menaikin exavator dan menekan
tombol stopwacht saat alat gali mulai bekerja sampai mendapatkan hasil
Cycle Time.
b. Pengambilan data Cycle Time alat muat (Dump Truck)
Menggunakan stopwacth dengan cara menaiki Dump Truck dan menekan
tombol stopwacht saat alat muat mulai bekerja dari front sampai ke
disposal lalu kembali lagi ke ftont sampai mendapatkan hasil Cycle
Time.
2. Pengambilan Data Jarak front Ke disposal
Pengambilan data jarak front ke disposal dengan menggunakan GPS,
juga bisa di dapat dati tinjauan orang survey lapangan.
3. Dokumenstasi
Pengambilan dokumentasi dengan menggunakan kamera hp.
4.2. Hasil Dan Pembahasan

4.2.1. Waktu Edar Alat Mekanis

1. Waktu Edar Alat Gali Muat


Waktu edar alat adalah jumlah waktu yang dibutuhkan (diperlukan)
untuk siklus kerja suatu alat. Pada pengamatan ini, waktu edar alat gali muat
terdiri atas empat bagian, yaitu waktu menggali material (digging time),
waktu ayun bermuatan (swing load), waktu tumpah (dumping time) dan
waktu ayun kosongan (swing empty). Total nilai rata-rata cycle time dan
delay time yang terdapat pada alat gali muat dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
lampiran C
Tabel 4.1
Rata-Rata Cycle Time Alat Gali Muat
Cycle Time (Detik) Komatsu PC
400
Digging 14
Swing Load 7
Loading 4
Swing Empty 5
Total Cycle Time 30
Delay Time 46

2. Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar (cycle time) alat angkut adalah waktu edar rata-rata yang
ditempuh oleh alat angkut mulai dari saat dimuati oleh alat gali muat sampai
untuk dimuati kembali dalam keadaan kosong. Waktu edar alat angkut
terdiri dari spotting time (manuver mengisi), loading time (waktu
pengisian), hauling time (waktu pengangkutan), manuver dumping
(manuver untuk membuang materil), dumping (membuang material), dan
return time (waktu kembali kosong). Selain dari cycle time, juga terdapat
waktu tunda (delay time). Waktu tunda ini disebabkan adanya intersection
dan masalah teknis lainnya. Total rata-rata waktu edar (cycle time) dan
delay time dapat dilihat pada tabel 4.2 dan lampiran D

Tabel 4.2
Rata-Rata Cycle Time Alat Angkut

Alat Alat Alat Alat


Waktu Edar
Angkut 1 Angkut 2 Angkut 3 Angkut 4
(detik)
(detik) (detik) (detik) (detik)

Manuver 52 51 53 52
Loading 178 178 179 178
Hauling 123 124 125 123
Manuver 40 39 42 40
Dumping 35 36 37 35
Return 91 93 91 91
Total Cycle Time 519 521 525 519
Delay Time 104 105 103 104
4.2.2. Efisiensi Alat

Efisiensi alat merupakan tingkat persentasi kerja alat mekanis dan


efektifitas penggunaannya berdasarkan waktu yang tersedia. Pada penelitian
ini terdiri dari Physical Availability (PA) yaitu tingkat kesediaan alat untuk
melakukan kegiatan produksi dengan memperhitungkan kehilangan waktu
karena alasan tertentu. Use of Availability (UA) yaitu penggunaan
ketersediaan atau angka yang menunjukan berapa persen waktu yang
dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi, pada saat alat tersebut dapat
dipergunakan. Nilai PA dan UA untuk alat gali muat Excavator Komatsu
PC 400 dan alat angkut dump truck Fuso 220 PC dapat dilihat pada tabel 4.3
dan Lampiran E.

Tabel 4.3
Ketersediaan Alat Mekanis
Waktu
Waktu
Front Nama Alat Waktu Stanby (S) Rusak Waktu Efektif
Tersedia
(R) (W)
(T)
Komatsu
540 menit = 9 jam 131.4 menit = 0 408.6 menit =
Fleet 1 PC 400 2.19 jam 6.81 jam
DT Fuso 540 menit = 9 jam 136.8 menit = 0 403.2 menit =
220 PS 2.28 jam 6.72 jam
DT Fuso 540 menit = 9 jam 131.4 menit = 0 408.6 menit =
220 PS 2.2 jam 6.8 jam
DT Fuso 540 menit = 9 jam 132 menit = 0 408 menit =
220 PS 2.2 jam 6.8 jam
DT Fuso 540 menit = 9 jam 137.4 menit = 0 402.6 menit =
220 PS 2.29 jam 6.71 jam

1. Efisiensi alat gali muat excavator


Komatsu PC 400 Diketahui :
T = 9 jam (Tabel 4.3)

R = 0 jam (Tabel 4.3)

S = 2,19 jam (Tabel 4.3)

W = 6,81 jam (Tabel 4.3)

1) Mechanical Availability (MA)

W
MA= ×100 %
W +R

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 0

= 100%

2) Use of Availability (UA)

W
UA= ×100 %
W +S

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 2,19

= 76%

3) Effective Utiliation (EU)

W
EU = × 100 %
T

6,81
¿ ×100 %
9

= 76%
4) Physical Availability (PA)

W +S
PA = ×100 %
W + R+ S

6,81+2,19
¿ × 100 %
6,81+ 0+2,19
= 100%

2. Efisiensi alat angkut Fuso 220 PC

a. DT 01
Diketahui :
T = 9 jam (Tabel 4.3)
R = 0 jam (Tabel 4.3
S = 2,28 jam (Tabel 4.3)
W = 6,72 jam (Tabel 4.3)

1) Mechanical Availability (MA)

W
MA= ×100 %
W +R

6,72
¿ ×100 %
6,72+ 0

= 100%

2) Use of Availability (UA)

W
UA= ×100 %
W +S

6,72
¿ ×100 %
6,72+ 2,28

= 76%

3) Effective Utiliation (EU)


W
EU = × 100 %
T

6,72
¿ ×100 %
9

= 76%
4) Physical Availability (PA)

W +S
PA = ×100 %
W + R+ S

6,72+2,28
¿ × 100 %
6,72+ 0+2,28

= 100%

b. DT 02
Diketahui :
T = 9 jam (Tabel 4.3)
R = 0 jam (Tabel 4.3)
S = 2,19 jam (Tabel 4.3)
W = 6,81 jam (Tabel 4.3)

1) Mechanical Availability (MA)

W
MA= ×100 %
W +R

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 0

= 100%

2) Use of Availability (UA)

W
UA= ×100 %
W +S

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 2,19

= 76%
3) Effective Utiliation (EU)

W
EU = × 100 %
T

6,81
¿ ×100 %
9

= 76%

4) Physical Availability (PA)

W +S
PA = ×100 %
W + R+ S

6,81+2,19
¿ × 100 %
6,81+ 0+2,19

= 100%

c. DT 03
Diketahui :
T = 9 jam (Tabel 4.3)
R = 0 jam (Tabel 4.3)
S = 2,2 jam (Tabel 4.3)
W = 6,8 jam (Tabel 4.3)

1) Mechanical Availability (MA)

W
MA= ×100 %
W +R

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 0

= 100%

2) Use of Availability (UA)

W
UA= ×100 %
W +S
6,81
¿ ×100 %
6,81+ 2,19

= 76%

3) Effective Utiliation (EU)

W
EU = × 100 %
T

6,81
¿ ×100 %
9

= 76%
4) Physical Availability (PA)

W +S
PA = ×100 %
W + R+ S

6,81+2,19
¿ × 100 %
6,81+ 0+2,19

= 100%
d. DT 04
Diketahui :
T = 9 jam (Tabel 4.3)
R = 0 jam (Tabel 4.3)
S = 2,29 jam (Tabel 4.3)
W = 6,71 jam (Tabel 4.3)

1) Mechanical Availability (MA)

W
MA= ×100 %
W +R

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 0
= 100%

2) Use of Availability (UA)

W
UA= ×100 %
W +S

6,81
¿ ×100 %
6,81+ 2,19

= 76%

3) Effective Utiliation (EU)

W
EU = × 100 %
T

6,81
¿ ×100 %
9

= 76%
4) Physical Availability (PA)

W +S
PA = ×100 %
W + R+ S

6,81+2,19
¿ × 100 %
6,81+ 0+2,19

= 100%

Tabel 4.4
Efisiensi Alat Mekanis
Nama Alat MA PA UA EU
Komatsu PC 100% 100% 76% 76%
400
100% 100% 75% 75%
100% 100% 76% 76%
Fuso 220 PC
100% 100% 76% 76%
100% 100% 75% 75%

4.2.2. Faktor Pengisian Bucket ( Bucket Fill Factor)

Faktor pengisian bucket ( Fill factor ) merupakan suatu faktor yang


menunjukan besarnya kapasitas nyata dengan kapasitas baku dari mangkuk
(bucket) alat gali muat. Dari keadaan dilapangan dan pengamatan
dilapangan telah ditentukan besar bucket fill factor untuk batubara adalah
1,1 (Tabel 3.3).

4.2.3. Faktor Pengembangan ( Swell Factor)

Swell factor merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya volume


pengembangan suatu material setelah digali dari tempatnya berdasarkan
volume asli sebelum digali. Perhitungan faktor pengembangan ini adalah
perbandingan antara nilai berat jenis loose dan insitu dari batubara. Nilai
swell factor yang digunakan dalam perhitungan untuk material overburden
adalah 0,85 (Tabel 3.1).
4.2.4. Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut Aktual

Berdasarkan data yang diambil dilapangan, dapat dihitung produksi


overburden. Pada perhitungan produksi perlu diperhatikan beberapa
parameter yang sangat mempengaruhi nilai tersebut, diantaranya sifat dari
material, spesifikasi alat yang digunakan, kondisi front kerja, jalan angkut,
disposal, dll. Perhitungan produksi overburden dicari dengan mengalikan
produktivitas alat dengan jam kerja efektif dari alat tersebut.
1. Produksi Alat Gali Muat Excavator Komatsu PC 400 LC
Efisiensi (E) = 69 % (Tabel 3.2)
Kapasitas bucket (q1) = 3,2 m3 (Lampiran E)
Fill factor (k) = 1,1 (Tabel 3.3)
Swell Factor (sf) = 0,85 (Tabel 3.1)
PA x UA = 76 % (Tabel 4.4)
Ctm = 30 detik (Lampiran C)
Kapasitas produksi persiklus alat gali muat yaitu : q = q1 x k x sf
= 3,2 x 0,85 x 1,1

= 2.99 BCM
Maka produktivitas alat gali muat komatsu PC 400 LC adalah :

q x 3600 x E
Q=
ctm

2,99 x 3600 x 69
Q=
30 detik

Q = 247,57 BCM

Sedangkan untuk produksi/shift alat gali muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA

= 9 Jam/Shift x 247,57 BCM/Jam x 76 %

= 1.693,38 BCM/Shift

Maka produksi alat gali muat untuk 1 bulan yaitu : 1.693,38 BCM/Shift x 30
= 50.801,4 BCM/Bulan.
2. Produksi Alat Angkut Dump Truck Fuso 220 PC

Alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan overburden dari front

kerja ke disposal adalah Fuso 220 PC dengan jarak angkut 270 m.

Diketahui :
q1 = 2,8 m3 (Lampiran F)

K = 1,1 (Tabel 3.10


sf = 0,85 (Tabel 3.2)
n = 6 (Data Lapangan)
Maka kapasitas produksi persiklus alat angkut yaitu : q

= n x q1 x k x sf
= 6 x 2,8 m3 x 1,1 x 0,85

= 15,70 BCM

a. Alat Angkut 1

Diketahui :
q = 15,70 BCM

E = 65 % (Tabel 3.3)

Ctm = 519 detik (lampiran C1)

PA x UA = 75 % (Tabel 5.4)

Maka,

q x 3600 x E
Q=
ctm

15,70 x 3600 x 0,65


Q=
5,19

Q = 70,79 BCM.

Sehingga produksi alat angkut pershift yaitu :

Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA

= 9 Jam/Shift x 70,79 BCM/Jam x 75 %

= 477,85 BCM/Shift

a. Alat Angkut 2

Diketahui :
q = 15,70 BCM

E = 65 % (Tabel 3.3)

Ctm = 521 detik (lampiran C1)

PA x UA = 76 % (Tabel 5.4)

Maka,

q x 3600 x E
Q=
ctm

15,70 x 3600 x 0,65


Q=
5,21
Q = 70,51 BCM.

Sehingga produksi alat angkut pershift yaitu :

Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA

= 9 Jam/Shift x 80,62 BCM/Jam x 76 %

= 482,29 BCM/Shift

a. Alat Angkut 3

Diketahui :

q = 15,70 BCM

E = 65 % (Tabel 3.3)

Ctm = 525 detik (Lampiran C3)

PA x UA = 76 % (Tabel 5.4)

Maka,

q x 3600 x E
Q=
ctm

15,70 x 3600 x 0,65


Q=
525

Q = 69,98 BCM.

Sehingga produksi alat angkut pershift yaitu :

Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA

= 9 Jam/Shift x 69,98 BCM/Jam x 76 %

= 478,66 BCM/Shift

a. Alat Angkut 4

Diketahui :
q = 15,70 BCM

E = 65 % (Tabel 3.3)

Ctm = 519 detik (lampiran C1)

PA x UA = 75 % (Tabel 5.4)

Maka,

q x 3600 x E
Q=
ctm

15,70 x 3600 x 0,65


Q=
519

Q = 70,77 BCM.

Sehingga produksi alat angkut pershift yaitu :

Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA

= 9 Jam/Shift x 70,77 BCM/Jam x 75 %

= 477,70 BCM/Shift

Jadi total produksi untuk 4 alat angkut pershift yaitu : 477,70

BCM/shift + 482,29 BCM/Shift +478,66 BCM/Shift + 477,85

BCM/Shift = 1.916,5 BCM/Shift x 30 = 57.495 BCM/Bulan.

4.1.1. Faktor Keserasian (Match Factor) Aktual


Faktor keserasian (Match factor) ini digunakan untuk mengetahui jumlah
Untuk mengetahui faktor keserasian antara alat gali muat Komatsu PC 400
dan alat angkut Fuso 220 PC maka dapat dihitung dengan data-data sebagai
berikut :
Jumlah alat angkut (NT) = 4 Fuso 220 PC
Jumlah alat muat (nL) = 1 excavator Komatsu PC 400

Cycle time alat angkut (CT) = 521 detik Jumlah siklus alat muat (n)
= 6
Cycle time alat muat (Ctm ) = 30 detik

Waktu edar alat muat untuk mengisi penuh 1 bak truck (CL) = n x Ctm = 6
x 30 detik = 180 detik

NT x CL 4 x 180 detik
MF= = =1,4
nL x cT 1 x 521 detik

MF > 1, maka alat angkut akan menunggu sedangkan alat muat


akan bekerja penuh.

4.3. Pembahasan
1. Analisa produksi alat gali muat Excavator Komatsu PC 400 dan alat
angkut .

Dump Truck Fuso 220 PC secara aktual.

Tabel 4.5
Produksi Aktual Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Jumla Produks Target
No Nama alat Pencapaia
h i Produks
n
Unit Aktual i
Excavator 44.343,6 60,000
1. 1 101 %
Komatsu PC BCM/Bula BCM/
500 n Bulan
Dump Truck 57.495 60.000
2. 4 131%
Fuso 220 PS BCM/Bula BCM/
n Bulan

Target produksi yang ditentukan untuk alat gali muat dan alat angkut adalah
50.150 BCM/Bulan. Berdasarkan perhitungan aktual didapatkan 50.801
BCM/Bulan untuk alat gali muat excavator Doosan PC 500 dan alat angkut
Dump Truck Fuso 220 PS dengan jumlah 4 unit didapatkan produksi aktual
sebesar 65.742,9 BCM/Bulan. Hal ini menunjukkan bahwa produksi alat
gali muat dan alat angkut tercapai dikarenakan keserasian kerja alat gali
muat dan alat angkut besar dari 1.
1. Analisis Macth Factor Alat Gali Muat Excavator Doosan PC 500 dan
Alat Angkut Dumptruck Fuso 220 PS
Nilai keserasian alat gali muat dan alat angkut berdasarkan perhitungan
adalah 1,4 > 1 yang artinya alat angkut menunggu dan alat gali muat bekerja
penuh. Ketidakserasian ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jarak jalan dari front kerja ke disposal cukup dekat
2. Penggunaan alat angkut terlalu banyak dan tidak sesuai dengan jarak
menyebabkan delay time
BAB V
PENUTUP

1.1

2.1

3.1

4.1

5.1 Kesimpulan

1.1
Dari hasil analisis dan pengamatan di lapangan selama mengikuti kerja
praktek dalam pengupasan overburden maka dapat disimpulkan :
1. Target rencana produksi alat gali muat dan alat angkut sebesar 50.150
BCM/Bulan. Berdasarkan perhitungan, pencapaian produksi aktual alat gali
muat sebesar 50.801,4 BCM/Bulan dan alat angkut sebesar 65.742,9
BCM/Bulan yang artinya produksi tercapai.
2. Faktor yang mempengaruhi target produksi pengupasan overburden
yaitupenggunaan alat angkut yang terlalu banyak dengan jarak yang cukup
dekat sehingga menyebabkan delay time dan faktor keserasian besar dari 1.

5.2 Saran

1.2
2.2
3.2
4.2

Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu :


1. Penggunaan jumlah alat angkut harus lebih diperkirakan lagi dan
disesuaikan dengan jarak sehingga lebih optimal dan efisien.
2. Pengawasan lebih ditingkatkan lagi pada saat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesianto.Yanto, 2005, Pemindahan Tanah Mekanis, UPN “Veteran”


Yogyakarta.

Komatsu, 2009, Specification and Application Hand Book 30th edition,


Japan. Nurhakim, 2004, Program Study Teknik Pertambangan. Universitas
Lampung Mangkurat, Banjar Baru.
Prodjosumarto. Partanto, 1996, Pemindahan Tanah Mekanis, Institut
Teknologi Bandung.
Tenrisukki. A, 2003, Seri Diktat Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis,
Jakarta :Guna Darma.
Martin sokop, Ronald., Arsjad, Tisano Tj., dan Malingkas, Grace.
(2018):Analisa Perhitungan Produktivitas Alat Berat Gali Muat
(Excavator) Dan Alat Angkut (Dumpt Truck) Pada Pekerjaan Pematangan
Lahan Perumahan Residence Jordan Sea.Jurnal Tekno,16,70.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai