Draft Laporan PKP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH METODE BERNYANYI DALAM PROSES

MENGHAPAL RUMUS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV


SDN 93 SELUMA.

Oleh :

YEDA MARITA

NIM: 835959982

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BENGKULU
TAHUN 2022.1
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL :
PENGARUH METODE BERNYANYI DALAM PROSES MENGHAPAL
RUMUS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SDN 93 SELUMA.
Nama : Yeda Marita
Nim : 835959982
Program Studi : S-1 Pgsd
Masa Ujian : 2022.1
Semester : Viii (Delapan)
Pokjar : Seluma
Tutor : Drs. Suharto,M.Pd
Tempat Mengajar : Sdn 93 Seluma
Jumlah Siklus : 2 Siklus (Siklus I Dan Siklus Ii)
Siklus I ,Kamis 10 Maret 2022
Siklus Ii, Kamis 17 Maret 2022
Masalah yang merupakan focus perbaikan :
1. Siswa kelas IV SDN 93 Seluma kurang memahami materi mata
pelajaran Matematika.
2. Siswa tidak tertarik dengan materi dan rumus pada mata pelajaran
Matematika.

Menyetujui Seluma , Mei 2022


Supervisor/Pembimbing Mahasiswa Praktikum

Drs. SUHARTO,M.Pd YEDA MARITA


NIP: 19652131994121001 NIM: 835959982
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan
salam penulis sampaikan hanya bagi tokoh dan Teladan Nabi Muhammad SAW yang
telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, serta limpahan karunianya berupa
kesehatan sehingga dalam penyusunan pembuatan Laporan PKP yang berjudul
(Pengaruh Metode Bernyanyi Dalam Proses Menghapal Rumus Matematika Pada
Siswa Kelas Iv Sdn 93 Seluma) . dalam membuat Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan ,bantuan, saran
serta bimbingan dari berbagai pihak , sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Yusrizal,M.Pd selaku Direktur UPBJJ-UT Bengkulu.
2. Bapak Drs. Suharto,M.Pd selaku Tutor (Supervisor) dalam Mata Kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional.
3. Bapak, Rihim,S.Pd Selaku pengelola Pokjar Seluma
4. Orang tua saya yang senantiasa berdoa dan mendukung semua kegiatan
saya.
5. Suami dan keluarga saya yang selalu membantu terselesaikannya laportan
PKP ini
6. Teman-teman seperjuangan yang saling membantu demi
terselesainyalaporan ini.
Laporan PKP ini telah disusun dengan semaksimal mungkin. Meskipun tidak
menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan di dalam Laporan ini. Kritik dan
saran penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang dalam membangun
untuk kesempurnaan laporan ini.
Demikian Laporan PKP ini di buat ,semoga dapat bermanfaat dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Tais ,18 Mei 2022
Penulis

YEDA MARITA
Nim : 835959982
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
Daftar Tabel..................................................................................................
Daftar Gambar.............................................................................................
Daftar Lampiran..........................................................................................
Abstrak
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah......................................................................... 2
C. Rumusan Masalah............................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 4
A. Kajian Teori...................................................................................... 4
B. Psikolagi Pembelajaran Matematika.............................................. 4
C. Bermain Permainan......................................................................... 5
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN................................................ 7
A. Tempat, Subjek Penelitian,dan waktu .......................................... 7
F. Prosedur penelitian ......................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi tempat penelitian
a. Sejarah SDN 93 Seluma.......................................................
b. Visi, Misi dan Tujuan SDN 93 Seluma...............................
c. Data pendidik dan kependidikan........................................
d.
LAMPIRAN.................................................................................................. 19
BIOGRAFI.................................................................................................... 20
DAFTAR TABEL
TABEL 1.......................................................................................................
TABEL 2.......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan.
Hasil belajar siswa dikatakan baik apabila peserta didik telah melampaui
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Menjadi acuan dalam hasil belajar
akhir semester . KKM merupakan kriteria paling rendah dalam
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.peserta didik yang belum
menguasai dapat memperdalam yang belum dikuasai melalui remidi.hal
ini penting demi menunjukan kepentingan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika SDN 93 Seluma.
KKM mata pelajaran SDN 93 dapat dilihat pada table berikut.

Table 1.1 : KKM mata Pelajaran SDN 93 Seluma

Mata Pelajaran KKM


Agama dan Budi Pekerti 70
PPKn 75
Matematika 70
Bahasa Indonesia 70
IPA 80
IPS 75
SBDP 70
PJOK 75

Di sekolah guru dan peserta didik merupakan yang terpenting. Guru


merupakan seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan
peserta didik sebagai fasilitator, sebagai pembimbing dan orang tua siswa
disekolah. Maka dari itu guru diibaratkan sebagai ujung tombak yang
selalu berada didepan untuk berhadapan langsung dengan peserta didik.
Selain membimbing guru juga harus bisa menghadapi masalah atau
permasalahan yang ada dilingkungan belajar siswa seperti kelas dan
lingkungan luas dihalaman sekolah. Atau bahkan pada saat pembelajaran
berlangsung. Banyak sekali permasalahan yang dapat ditemui dijenjang
pendidikan, salah satunya yaitu pada mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan pembelajaran yang berhubungan dngan berfikir
(nalar), struktur-struktur abstrak, dan b hubungan diantara hal-hal itu.
Bagi sebagian besar peserta didik pelajaran matematika dianggap cukup
sulit. Salah satunya dengan hasil survey yang dilakukan oleh PISA
(Program for International Student Assesment) tahun 2018. Indonesia
berada diperingkat 37 dengan skor rata-rata 379. Lalu untuk peringkat satu
diduduki oleh cina dengan skor rata-rata 591. Berikut data peringkat
Matematika Indonesia pada studi PISA.

Table 1.2 : Peringkat Matematika Indonesia studi PISA.

No Negara Skor
1 B-S-J-Z (China) 591
2 Singapore 569
55 Malaysia 440
73 Indonesia 379
74 Morocco 368
75 Cosovo 366

Lalu factor lain yang menyebabkan rendahnya nilai matematika


menurut Tuti Tuarsih , seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Lebak
akibat guru kurang kreatifitas dalam proses pengajaran kepada peserta
didiknya.. selain itu penyampaian pelajaran matematika tidak
menggunakan metode menyenangkan.menurut wawancara terhadap guru
kelas tiga SDN 93 Seluma proses menghitung pada pembelajaran
matematika itu paling sulit dikelas 3 Sd, dan siswa kelas 4 sekarang pada
saat proses belajaran pada kelas 3 berlangsung sedang terjadi pandemic
covid-19 pada saat itu, jadi banyak peserta didik tidak diizinkan datang
kesekolah, sehingga pembelajaran dialih kan pada pembelajaran jarak
jauh,jam pembelajaran pun jadi berkurang.
Dari sekian banyak siswa kelas 4 yang berada dikelas hanya 1 % nya
saja yang paham dengan materi pelajaran matematika yang di ajarkan.
Karena materi yang ajarkan sebelumnya dikelas 3 belum dipahami serta
sudah lama . seperti keterbatasan ruang dan waktu.
Salah satu cara untuk mengendalikan peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia yaitu dengan aturan pembelajaran yang berpusat pada siswa itu
sendiri hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk matematika.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam segala
jenjang pendidikan. Keberadaan mata pelajaran matematika dalam dunia
pendidikan sangatlah penting ,karena matematika merupakan salah satu
ilmu dasar yang memiliki banyak keterkaitan dengan berbagai bidang ilmu
lainya.
Matematika merupakan suatu alat yang dapat mengembangkan pola
pikir dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga matematika
perlu dibekalkan kepada peserta didik sejak anak berada pada tingkat
sekolah dasar (SD). Hal ini sependapat dengan yang dikemukaakan
(Prihndhoko, 2005:1).
Matematika merupakan ilmu dasar yang sudh menjadi alat untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain, oleh karena itu penguasaan terhadap
matematika perlu dilakukan.
Matematika pada tingkat Sd merupakan tahap dasar penyampaian konsep
yang nantinya akan digunakan peserta didik dalam jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan
mudah memahami materi matematika jika penanaman konsep mereka
dapat menerima dan memahami dengan baik. Pada tingkat sekolah dasar
dikenal sulit karena materi matematika pada dasarnya bersifat
abstrak ,sedangkan peserta didik kelas IV masih pada tahap perkembangan
oprasional konkret. Sifat materi matematika adalah berjenjang,maksudnya
materi dikelas sebelumnya merupakan materi yang harus dikuasai untuk
belajar materi dikelas berikutnya . hal ini termasuk sifat atau karakteristik
“Konsisten dalam Sistemnya” (Adjie dan Sabarti,2004:2).
Peserta didik sekolah dasar(SD) umumnya berkisar antara 7 tahun
sampai 12 tahun , mereka berada pada fase oprasional konkret,
kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika, meskipun msih
terikat dengan objek yang bersifat konkret (Piaget dalam
Heruman ,2007:1). Peserta didik pada tahap oprasional konkret
membutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah mereka untuk
memahami apa yang disampaikan guru. Proses penyampaian
pembelajaran pada oprasional konkret meiliki beberapa tahapan
diantaranya , tahap kokret, semi abstrak, dan selanjutnya tahapan abstrak
(piaget dalam Heruman,2007:1).
Pembelajaran matematika menurut Brunner (Herman
Hudoyo,2000:56) adalah belajar tentang konsep dan struktur
matematikayang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari
hubungan antara konsep dan struktur. Banyak siswa yang kurang tertarik
dengan pembelajaran matematika karena merasa sulit , dan rumus yang di
gunakan sukar untuk dihapal , tetapi jika dengan mengajarkan siswa
matematika dengan konsep yang benar,menggunakan media/alat praga
yang benar, serta penggunaan model pembelajran dan metode yang tepat,
dapat mengukur pemahaman siswa , dengan begitu guru bisa dengan
mudah menemukan kelemaha siswa saat belajar matematika.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajarai mulai dari
sekolah dasar menengah hingga perguruan tinggi. Pendidikan matematika
di sekolah dasar bertujuan membekali mereka dengan kemampuan berfikir
logis, analitis,sistematis, dan kritis, dan kreatif siswa.
Menurut Cornelius dalam Abdurahman (2003:253) mengemukakan
lima alasan belajar matematika karena matematka merupakan sarana
berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman. Bagaimana kita sebagai guru bisa mengajak
siswa untuk menyukai matematika, terlepas dari rumusnya, pertama
tanamkan rasa percaya diri pada anak sejak dini,berilah motivasi, dan
ungkap fakta-fakta menarik mengenai matematika, jangan membuat
suasana tegang,buatlah pelajran matematika lebih sanati dan
menyenangkan.

1. Analisis Masalah
Tahap penghapalan rumus sebenranya tidak serumit yang dipikirkan,
tetapi pada kelas IV sd 93 seluma tempat saya mengajar,sangat kesulitan
dalam menghapal rumus matematika,dan tidak bersemangat saat proses
pembelajran berlangsung, hampir 90 % siswa tidak mengerti sama sekali
soal perkalian, penjumlahan , pengurang, soal cerita, bangun ruang,
pengukuran berat, dan panjang, sheingga mereka terkadang kesulitan
dalam mengerjakan soal yang memiliki rumus , bahkan rumus sederhana
sekalipun, karena pada umumya banyak siswa yang berpikir bahwa rumus
itu sulit maka akan sulit selalu, apalagi pada anak sekolah dasar di kelas
IV yang perkembangan otaknya masih bersifat oprasional konkret, dimana
mereka belum menangkap sesuatu yang abstrak seperti pelajaran
matematika, yang memiliki banyak rumus.
Perlu diketahui banyak siswa malas belajar matematika karena
memiliki rumus yang rumit, sukar, dan sulit bagi siswa sekolah dasar.
Padahal pada kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan yang
berkaitan dengan proses berhitung. Tetapi hal tersebut tidak lepas dari cara
guru mengajar dan menggunakan model, alat praga, media dan metode
pembelajaran. Adapun saya sebagai tenaga pendidik masih menggunakan
cara kuno dalam mengajar dan menghapal, siswa menjadi lebih terdoktrin
sehingga malas untuk menghapal rumus,bahkan perkalian.

2. Alternatif dan Pemecahan masalah


Untuk itu sebagai guru perlu teliti dan kreatif dalam memilih metode
pembelajaran yang menarik bagi siswa untuk tertarik belajar matematika.
Salah satunya dengan metode yang dapat digunakan dalam menghapal
rumus matematika yaitu dengan metode bernyanyi. Kita sadari atau tidak
beberapa siswa lebih mudah untuk menghapal beberapa lagu
dibandingkan menghapal pelajaran , oleh karena itu hal tersebut bisa
diterapkan dengan mengubah isi sebuah lagu dengan atau lirik lagu
dengan rumus matematika. Diawali dengan pemberian materi secara
umumdilanjutkan dengan menghapal dengan bernayanyi bersama 2
samapi 3 kali. Menurut Mutia Ayu ( Mi Ma’arif Al Falah Joyokusumo)
menyebutkan belajar menghapal dengan bernyanyi akan semakin mudah
melekatdi imgatan anak. Menyanyi dengan menggunakan gaya akan
semakin memperkaya bekal materi pengingat karena semua gaya belajar
terakomodasi didalamnya, yakni visual, auditori, kinestetis, cara ini
semakin membuat anak mudah dan cepat menghapal.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Bedasarkan Latar belakang masalah maka penulis mengidentifikasi masalah
yang terjadi seperti berikut.
1. Siswa kurang memahamai materi pembelajaran matematika
2. Pemahaman peserta didik sudah terlalu lama , akibat pembelajaran jarak
jauh sebelumnya.
3. Guru belum pernah menggunakan metode bernyanyi sebelumnya pada
pembelajaran matematika.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan Identifikasi maslah yang
diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh metode bernyanyi dalam proses menghapal rumus
matematika pada siswa kelas IV SDN 93 Seluma.

D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini bertujuan baik untuk mengetahui sampai
mana metode yang kreatif bisa menggubah pandangan anak terhadap rumus
dari pelajaran matematika yang rumit dan sulit, menjadi lebih menyenangkan.

E. MANFAAT PENELITIAN PEMBELAJARAN


Kegunaan yang diharapkan oleh peneliti terhadap penelitian ini :
1. Bagi Siswa
Bagi siswa kontribusi manfaat yangdiharapkan dapat diberikan dari
hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTk ini adalah:
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pada mata pelajaran
Matematika.
b. Memotivasi minat belajar siswa
c. Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa.
2. Bagi Guru
Secara lebih khusus kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaranyang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi.
c. Mengembangkan keterampilan, ketelitian, dan pengetahuan guru
dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil Tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah ,antara lain yaitu:
a. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainyakurikulum dan daya serap siswa
seperti yang diharapkan .
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d. Proses belajar mengajar jadi lebihmenarik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. HAKIKAT BELAJAR

1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses pendalaman,penggalian, perumusan
kemampuan ilmu pengetahuan,keterampilan, kebiasaan, dan
keingintahuan. Belajar akan selalu kita alami sepanjang hidup kita, dan
terjadi terus meneus dalam kehidupan dan keseharian kita. Belajar itu
sendiri tidak hanya ,melibatkan kemampuan kognitif, melainkan emosi,
interaksi, sikap, kepribadian, dan masih banyak lagi yang dapat
dikembangkan dalam diri melalui kegiatan belajar.
Sering orang menganggap belajar sama dengan menghapal ,banyak orang
tua mentyuruh anaknya untuk belajar dan banayak anak berpikir bahwa
belajar merupakan proses menghapal suatu materi, atau keterampilan,
apakah belajar sama dengan menghapal.? Adakah konsep bermakna dari
sekedar menghapal? Apakah dengan hanya sekedar menghapal seseorang
akan menjamin menjadi lebih baik dan lebih pintar.,tentu tidak. Seseorang
yang mampu menhapal semua materi pelajaran belum tentu pintar.
Definisi belajar Whitherington dan Cronbach (1982:11), belajar
merupakan suatu perbuatan yang dilakukan terus menerus sepanjang
hidup manusia dan sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap manusian ,
sehingga belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
Menurut Piaget (Jarvis .M 2000) perkembangan kognitif anak usia
SD/MI (sekitar usia 7-12) tahun berada pada tahap oprasional konkrit .
pada tahap ini anak telah telah dapat memahami “oprasi”. Penalaran logika
menggantikan penalaran intuitif(dalam situasi konkrit). Tetapi belum
mampu memecahkan problem-problem abstrak. Penggunaan benda-benda
nyata disekitar akan membantu anak memahami konsep-konsep
matematika.
Seiring masuknya ank ke SD/MI, kemampuan kognitifnya turut
mengalami perkembangan yang pesat .dengan masuk sekolah ,berarti dunia
dan minat anak bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah
pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang
berarti bagi anak.
Dalam keadaan normal ,kemampuan berfikir anak usia SD/MI
berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa seblumnya daya
fikir anak masih imajinatifdan egosentris maka pada amsa ini daya piker
anak berkembang kearah berpikir konkrit ,rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangt kuat sehingga nak benar-benar berada dalam
kesiaan belajar.
a. Teori belajar Behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan
perilaku yang perlu diamati da diukur dan dinilai secara konkret.
Melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku
rektif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulus tidak
lain adalah lingkungan belajar anak,baik yang internal maupun yang
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah
akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap stimulant. Belajar
berarti penguatan ikatan,asosiasi,sifat dan kecenderungan perilakuS-R
(stimulus-respon).
b. Teori Koneksionisme menurut Edwarrd Edward Lee
Thorndeike(1874-1949),belajar merupakan peristiwa terbentuknya
asosiasi –asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus(s),
respon (R) . stimulus adalah perubahan dari lingkungan eksternal yang
menjadi tanda untuk mengaktifkan organism untuk berkasi atau
berbuat sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang
dimunculkan karena adanya perangsang.
c. Dalam Teori belajar Gestald ( Surya .M.S 2003) mengemukakan
bahwa belajar bukan hanya hubungan antar stimulus dan respon tetapi
terdapat tujuan yang harus dicapai yakni dalam mendapatkan
pemahamn terhadap apa yang dipelajari. Proses pembelajran dapat
terlaksana secara efektif jika siswa mengetahui tujuan belajar yang
akan dicapainya. Oleh karena itu teori Gestald dpat menunjang
pemahamn siswa terhadap pembelajarn yang berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.melalui pembelajaran dilingkungan sekitar
siswa mampu dan lebih mudah dalam mencerna pelajaran yang
diajarkan dari pada hanya sekedar pengalaman dan hapalan.jika
pembelajaran matematika menggunakan teori Gestald maka siswa kan
menjadi tertarik dlam belajar karena dengan teori tersebut siswa akan
dibiarkan mmecahkan masalah dan memhamai konsep dari materi
yang diajarkan dengan berinteraksi engan lingkunganya sehingga
siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. 5 pengaplikasian
proses belajar menurut teori Gestald : 1). Insight /pengalaman
tilikan,2). Meaningful learning/pembelajaran bermakna,3). Purposive
behavior/perilaku bertujuan,4). Life spece/prinsip ruang hidup,5).
Transfer dalam belajar.

2. Mengajar
Sejak tahun 1500 definisi mengajar mengalami perkembangan secara
terus menerus . secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengetahuan dri guru kepada siswa.
Menurut Smith Mengajar ialah menanamkan pengertian atau keterampilan
( Teaching Is Imparting Knowledge Or Skill),(1987). Kemudia pengertian
mengajar juga diungkapkan oleh Gagne yang menyatakan bahwa
“instruction is a set event that effect learners in such a way that learning
is fassilitated”. Sehingga mengajar atau teaching , yaitu guru berperan
penting selama mengajar dimana guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing selama terjadinya pembelajaran. Dari pengertian mengajar
dapat disimpulkan bahwa mengajar ialah adnaya komunikasi dari pendidik
ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan informasi
baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik
mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui.

3. Pembelajaran
Dalam implementasinya walaupun istilah yang digunakan pembelajran
, tidak berarti guru harus menghilangkan peranya sebagai pengajar, sebab
sebagai konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga
bermakna mebelajarkan siswa. Mengajar belajar adalah dua istilah yang
memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Tidak aka nada
perbuatan mengajar manakala tidak membuat seorang mengajar.
Menurut UU No.20/2003, Bab I Pasal I,Ayat 20, pembelajran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajara pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajra ini terdapat usaha siswa dalam
mempelajari materi bahan pelajaran juga usaha guru dalam
menyampaikan materi tersebut. Sehingga proses pembelajran terjadi
antara siswa dan guru, kedua hal ini saling berkesinmbungan untuk
menciptakan pembelajaran.
Dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik yang salaing beresinambungan yang
disertai dengan adnaya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pembelajran.
B. BELAJAR MATEMATIKA
1. Konsep belajar matematika
Menurut Brunner (Hudojo,1990:48),yang menyatakan bahwa belajar
matematika ialah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang
terdapat dalam materi yang dipelajari , serta mencari hubungan-hubungan
antara konsep dan struktur matematika itu. Konsep matematika adalah
segala sesuatu yang berwujud pengertian –pengertian ,cirri khusus hakikat
dan isi dari materi matematika Budiono(dalam Gusniwati,2015:28) sejalan
dengan pendapat tersebut, menurut Winkel( dalam Rahmawat,2015:2)
konsep dapat diartikan sebagai system satuan arti.
Beberapa konsep matematika yang perlu diajarkan kepada anak usia
dini yaitu, konsep angka,konsep pola dan hubungan , konsep hubungan
geometrid dan ruang, konsep memilih dan mengelompokan, konsep
pengukuran, pengumpulan,pengaturan ,dan tampilan data.

- Psikologi pembelajaran matematika


Psikologi pembelajaran adalah teori yang mempelajari perkembangan
intelektual(mental) siswa. Teori ini meliputi apa yang terjadi dan
diharapkan terjadi pada intelektual anak, dan tentang kegiatan intelektual
anak pada usia tertentu. Berikut ini beberapa teori terkait dengan
pembelajaran Matematika.
Edward L Thomas (1874-1949) menegemukakan teori yang
disebutsebagai teori stimulus-respon. Latihan yang seringkali dilakukan
pada pembelajaran matematika pada dasarnya menggunakan dasar bahwa
stimulus dan respon akan memiliki hubungan yang kuat jika proses
pengulangan sering terjadi. Akan tetapi pengulangan yang memberikan
dampak positif adlah pengulangan yang frekuensinya tratur ,bentuk
pengulangan yang tidak membosankan ,dan disajikan dengan cara yang
menarik.
Menurut Gagne (1998) akan didapat dua obyek yang diperoleh dari
belajar matematika, yaitu obyek langsung dan obyek tak langsung. Obyek
tak langsung berupa kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah ,
belajar mandiri dan sikap positif terhadap matematika,dan tahu
bagaimana mestinya belajar. Obyek langsung berupa fakta,keterampilan,
konsep dan aturan matematika.

2. Rumus Matematika
Apa itu rumus matematika.? ,rumus matematika adalah cara singkat
untuk mencari informasi tertentu dengan cara menggunakan patokan, yang
dilambangkan dengan huruf,angka, ataupun tanda. Di sekolah dasar
pembelajaran matematika biasnya dimulai dari rumus-rumus yang mudah
dipelajari, misalnya penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Kemudia akan berlanjut kemateri yang elbih kompleks seperti
menghitung pecahan , mengenal bilangan romawi, hingga rumus
perhitungan luas dan keliling bangun datar.lalu apa saja rumus matematika
yang dipelajri kelas 4 sd.
Table 1.3 : Rumus matematika Sederhana
RUMUS MATEMATIKA SEDERHANA KELAS 4
sifat komutatif b. Sifat komutatif perkalian
Sifat komutatif penjumlahan axb=bxa
a+b=b+a Contoh:
Contoh: 3 x 5 = 5 x 3 = 15
2+3=3+2=5

2. Sifat Asosiatif 3. Sifat Distributif

a. Sifat asosiatif penjumlahan a. Sifat distributif perkalian terhadap


a + (b + c) = (a + b) + c penjumlahan
Contoh: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
2 + (3 + 4) = (2 + 3) + 4 = 9 Contoh:
2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4) = 6 + 8 = 14
b. Sifat asosiatif perkalian
a x ( b x c) = (a x b) x c b. Sifat distributif perkalian terhadap
Contoh: pengurangan
2 x (3 x 5) = (2 x 3) x 5 = 30 a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
Contoh:
2 x (4 – 3) = (2 x 4) – (2 x 3) = 8 – 6 = 2

Rumus Perbandingana lebih besar dari b, maka Rumus Perkalian Bilangan Bulat a x b = ab
a>b (-a) x (-b) = ab
a lebih kecil dari b, maka a < b a x (-b) = (-ab)
a sama dengan b, maka a = b (-a) x b = (-ab)

B.rumus pembagian bilangan a.membulatkan kebilangan terdekat


a:a=a angka dibelakang koma kurang dari 0,5 maka
a:(-a)=(-a) dibulatkan menjadi 0
(-a):(-a)=a
(-a):a=(-a)

- Rumus pembulatan bilangan a.


membulatkan kepuluhan
Angka dibelakang koma lebih dari 0,5 atau sama terdekat
dengan 0,5 maka dibulatkan menjadi 1 angka satuan kurang dari 5
dibulatkan menjadi 0.
- Angka satuan yang lebih
dari atau sama dengan 5
dibulatkan menjadi 1.
b. Membulatkan keratusan Menentukan kelipatan dan factor bilangan
terdekat angka puluha kurang a. Kelipatan bilangan
dari 50 dibulatkan menjadi 0. Kelipatan adalah deret bilangan yang
- Jika angka puluha lebih diperoleh dengan cara menambahkan
dari atau sama dengan 50 bilangan itu sendiri atau mengalihkan
di bulatkan menjadi 1 bilangan tersebut dengan 1,2,3,4 dan
angka puluhan, seterusnya.
- Jika angka ratusan lebih b. Factor bilangan
dari 5 atau sama dengan 5 Factor bilangan adalah satu bilangan
maka dibulatkan menjadi 1 yang membagi bilanganlain sehingga
ratusan terdekat. menghasilkan bilangan asli bilangan.
Mengukur Besar Sudut Rumus Matematika Kelas 4 Hubungan Antar Satuan
a. Satuan Waktu
Sudut adalah suatu daerah yang dibentuk dari 1 jam = 60 menit
pertemuan dua garis pada satu titik 1 menit = 60 detik
Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan 1 jam = 3.600 detik
menggunakan busur derajat b. Satuan Berat
1 kg = 10 hg
 Sudut lancip adalah sudut yang kurang 1 kg = 100 dag
dari 90º 1 kg = 1.000 g
 Sudut tumpul adalah sudut yang lebih 1 kg = 10.000 dg
dari 90 derajat dan kurang dari 180º 1 kg = 100.000 cg
1 kg = 1.000.000 mg
 Sudut siku-siku adalah sudut yang c. Satuan Panjang
besarnya 90º 1 km = 10 hm
 Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 1 km = 100 dam
1 km = 1.000 m
180º 1 km = 10.000 dm
 Sudut refleks adalah sudut yang lebih 1 km = 100.000 cm
dari 180º dan kurang dari 360º 1 km = 1.000.000 mm
Rumus Matematika Luas Dan Keliling d. Satuan Kuantitas
1 lusin = 12 buah
Bangun Datar Kelas 4 1 gros = 12 lusin
Bangun datar yang dilepajari di kelas 4 SD yaitu 1 gros = 144 buah
segitiga dan jajar genjang 1 kodi = 20 helai
1 rim = 500 lembar
a. Segitiga
Rumus luas segitiga (L) = 1/2 x alas x tinggi
Rumus keliling segitiga = sisi + sisi + sisi
b. Jajar Genjang
Rumus luas jajar genjang (L) = alas x tinggi
Rumus keliling jajar genjang = sisi + sisi + sisi +
sisi

Rumus Operasi Hitung Campuran Rumus Matematika Kelas 4 Pecahan


Operasi hitung campuran bilangan bulat adalah sebuah 1. Rumus Penjumlahan Pecahan
perhitungan yang melibatkan gabungan berbagai jenis operasi a. Penjumlahan pecahan berpenyebut sama
hitung (penambahan, pengurangan, perkalian, dan a/b + c/b = (a + c)/b
pembagian). Aturan untuk melakukan operasi hitung Contoh:
campuran pada bilangan bulat adalah sebagai berikut: 1/4 + 2/4 = (1 + 2)/4 = 3/4
 Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, 2/6 + 3/6 = (2 + 3)/6 = 5/6
maka dikerjakan mulai dari kiri b. Penjumlahan pecahan beda penyebut
a/b + c/d = (a x d) + (b x c)/(b x d)
 Pembagian dan perkalian adalah setara, maka Contoh:
dikerjakan dimulai dari kiri 1/2 + 1/3 = (1 x 3) + (2 x 1)/(2 x 3) = (3 + 2)/ 6 = 5/6
 Perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnnya 2/3 + 1/5 = (2 x 5) + (3 x 1)/(3 x 5) = (10 + 3)/ 15 = 13/15
daripada penjumlahan dan pengurangan, sehingga
dikerjakan terlebih dahulu Contoh:
100 – 50 + 60 = 50 + 60 = 110

2. Rumus Pengurangan Pecahan Rumus Lambang Bilangan Romawi


a. Pengurangan pecahan berpenyebut sama  I=1
a/b – c/b = (a – c)/b  V=5
Contoh:
3/4 – 2/4 = (3 – 2)/4 = 1/4  X = 10
5/6 – 3/6 = (5 – 3)/6 = 2/6 = 1/3  L = 50
b. Pengurangan pecahan beda penyebut  C = 100
a/b – c/d = (a x d) – (b x c)/(b x d)
Contoh:  D = 500
1/2 – 1/3 = (1 x 3) – (2 x 1)/(2 x 3) = (3 – 2)/ 6 = 1/6  M = 1000
2/3 – 1/5 = (2 x 5) – (3 x 1)/(3 x 5) = (10 – 3)/ 15 = 7/15 Contoh:
3. Rumus Perkalian Pecahan 7 = VII
a/b x c/d = (a x c)/(b x d) 9 = IX
Contoh: 15 = XV
1/2 x 1/3 = (1 x 1)/(2 x 3) = 1/6 51 = LI
3/4 x 2/5 = (3 x 2)/(4 x 5) = 6/20 = 3/10 1150 = MCL
4. Rumus Pembagian Pecahan
a/b : c/d = a/b x d/c
Contoh:
1/8 : 1/4 = 1/8 x 4/1 = (1 x 4)/(8 x 1) = 4/8 = 1/2
1/2 : 1/4 = 1/2 x 4/1 = (1 x 4)/(2 x 1) = 4/2 = 2

Bangun Ruang Kubus Dan Balok Nama Bangun Simetri Lipat Simetri Putar
a. Sifat-Sifat Kubus Persegi 4 4
 Memiliki 6 sisi berbentuk persegi Persegi Panjang 2 2
 Memiliki 12 rusuk sama panjang Segitiga Sama Kaki 1 –
 Memiliki 8 titik sudut Segitiga Sama Sisi 3 3
b. Sifat-Sifat Balok Jajar Genjang – 2
Memiliki 6 sisi berbentuk persegi dan persegi panjang Trapesium Sama Kaki 1 –
Memiliki 12 rusuk, terdiri dari 4 rusuk panjang, 4
Layang-layang 1 –
rusuk lebar, 4 rusuk tinggi
Memiliki 8 titik sudut Belah Ketupat 2 2
c. Jaring-Jaring Kubus Dan Balok Lingkaran tak terhingga tak terhingga
Jaring-Jaring Kubus Dan Balok Elips 2 2
d. Simetri Lipat Dan Simetri Putar Segi Lima Beraturan 5 5
Segi Enam Beraturan 6 6
Sgi Delapan Beraturan 8 8

3. Menghapal
Menghapal merupakan proses mental untuk menyiapkan kesan-kesan
yang suatu waktu dpat diingat kembali kealam sadar. Menurut Suryabarata
istilah menghapal disebut juga mencamkan dengan sengaja dan
dikehendaki , maksudnya adlah dengan sadar dan sungguh-sungguh
mencamkan sesuatu.
Metode menghapal memiliki kelebihan dapat menumbuhkan minat
baca siswa , pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidak akan mudah
hilang karena sudah dihapalnya, peserta didik berkesempatan untuk
memupuk perkembangan dan keberanian bertanggung jawab ,
membangkitkan percaya diri. Tetapi juga memiliki kelemahan yaitu
timbulnya penyakit verbalisme, yaitu peserta didik tau menyebutkan kata-
kata ,definisi, rumus ,dan sebagainya tetapi mereka tidak memahaminya.
Peserta didik agak kesulitan menuangkan ide dan gagasan karena tidak
terbiasa serta peserta didik menjadi tidak berani berargumen.
Begitupula dengan menghapal rumus matematika,hal ini bukan hal
mudah bagi siswa sekolah dasar terlebih menghapal rumus matematika tak
semudah menghapal kalimat dalam pelajaran lain. Kesulitan menghapal
rumus matematika inilah yang sering membuat siswa kesulitan dalam
mengerjakan tugas atau ujian.oleh karena itu cara menghapal rumus
matematika sangat penting diketahui oleh siswa bahkan tenaga pendidik,
khususnya sisiwa yang kesulitan dalam menghitung: familiarkan otak
dengan rumus matematika, jangan hanya menghapal rumus tanpa
makna,latihan,buat daftar symbol,gunakan teknik memori pahami
rumus ,tidur yang cukup, terakhir jika dalam proses pembeljaran dikelas,
siswa bisa meminta atau guru yang lebih teliti memilah bahan ajar dan
metode pengajaran yaitu , menjadikan metode bernyanyi sebgai bahan ajar
dalam metode hapalan rumus matematika bagi siswa khussnya siswa kelas
4.

C. METODE BERNYANYI
a. Hakikat metode bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajran yang menggunakan
syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan oleh pendidik. Pada dasrnya bernyanyi
emmpunyai manfaat yang baik bagi perkembangan anak atau peserta
didikbernyanyi bisa melatih kecerdaan musical anak, dapat
mengembangkan kecerdasan verbal dan emosi anak , daya imajinasi anak
keampuan berkreasi , kemampuan meniru, serta kemampuan mengingat
juga dapat dilatih dengan lagu termasuk rumus matematika.
Belajar dengan menggunakan etode bernyanyi sungguh tidak asing
ditelinga masyarakat umum di lingkungan sekolah, karena pada Taman
kanak-kanan (TK), atau play group sering digunakan metode bernyanyi.
Dengan metode bernyanyi belajar menjadi lebih riang . kegiatan bernyanyi
disukai banyak orang mulai anak-anak samapi orang dewasakegiatan
bernyanyi dalam proses belajar sering ditemui pada pelajaran seni budaya.
Sepertinya anak lebih senang bernyanyi , dan semangat dalam belajar.
Lalu “bagaimana dengan pelajaran matematika, apakah metode
bernyanyi dapat digunkan dengan baik.?”
Pembelajaran yang menarik membuat siswa senang dalam belajar
yang akan berdampak baik pada hasil belajar. Dalam pembelajaran siswa
harus berperan aktif , dan guru hanya sebagai fasilitator. Guru
memerlukan media untuk membantu dalam proses pembelajaran. Nah
tujuan dari metode pmbelajaran bernyanyi agar siswa tidak bosan dalam
pelajaran yang diberikan oleh guru dan lebih mengingat dengan apa yang
diajarkan oleh guru disekolah.
Belajar matematika dengan metode bernyanyi pada pengenalan rumus
sangat bermanfat bagi ingatan siswa, agar lebih berkesan dan bermakna,
contohnya pada rumus bangun datar, guru harus menciptakan lagu yang
mudah dikaitkan dengan rumus bangun datar. Contoh mencari Luas
bangun datar. (Nada : lagu bintang kecil). “Aku tahu luas bangun datar .
perseginya sisi kali sisi. Segitiga stengah alas kaki tinggi. Phi r kuadrat
luasnya lingkaran. A kali t luas jajar genjang. Belah ketupat sma laying-
layang. D kali d perdua rumusnya”.
Menyanyi merupakan hal yang asyik bagi anak-anak , tanpa disuruh
anak dengan sendirinya akan bernyanyi sesuai yang sudah diajarkan .
pembelajaran yang menyenangkan membuat anak terbawa oleh suasana
yang sudah dialaminya. Setelah anak dikenlakan konsep matematika
dengan metode bernyanyi , pastilah sambil bermain bernyanyi. Dengan
sendirinya akan mengingat konsep matematika yang diajarkan. Dengan
mengemas rumus-rumus matematika dalam bentuk lagu , siswa mudah
menerima materi dan tidak merasa bosan lagi dengan bidang matematika.
(radarsemarang.jawapos.som)(M Ali Tifrozi S,Pd.SD.
Metode sangat diperlukan dalam pembelajarn ,agar peserta didik lebih
aktif pada saat pembelajaran tergantung pada metode memiliki peranan
penting karena berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran tergantung
pada metode ynag digunakan dalam proses pembelajaran tersebut,oleh
karena itu guru diminta lebih kreatif dan bervariasi dalam pemilihan
metode belajar.
Bernyanyi merupakan kegiatan mengeluarkan suara/bunyi yang
berasal dari mulut yang dihasilkan dari nafas perut dan hidung biasanya.
Bernyanyi juga sebagai senandung dari suara bernada serta memiliki lirik .
b. Manfaat dari metode bernyanyi:
- Meningkatkan perkembangan intelektual
- Meningkatkan keaktifan dan kepercayaan diri anak
- Meningkatkan mutu siswa
- Meningkatkan perkembangan emosional (rasa
senang,tertarik,minat)siswa
- Meningkatkan perkembangan mutu belajar siswa
- Mengembangkan keterampilan dan hapalan siswa
- Meningkatkan kualitas siswa dalam bernyanyi dan bergaya
- Meningkatkan keaktifan guru
- Meningkatkan perkmbangan kekreatifan serta variasi guru dalam
mengajar
- Menjadi salah satu metode yang menjanjikan dalam belajar
- Manambah pengetahuan siswa dan guru
c. Kelemahan dan kelebihan metode bernyayi
1. Menambah sumber pengetahuan dan keragaman siswa dan guru secara
langsung.
2. Member manfaat penghapalan yang baik bagi siswa
3. Metode yang menyenangkan serta tidak membosankan
4. Memotivasi siswa dan guru, siswa akan lebih tertarik dalam belajar ,
dan guru menjadi lebih kreatif., dan efektif.
5. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media
6. Materi pembelajaran lebih menarik dan nyata
7. Menstimulus siswa dalam perkembangan otaknya, baik itu sikap,
pemikirannya, emosionalnya,penalaranya, dan kekreatifan siswa pula.
8. Hasil yang dicapai dalam metode bernyanyi lebih memuaskan karena
meningkatkan rasa percaya diri dan keektifan siswa, dan siswa
menjadi lebih kreatif, serta motorik siswa menjadi berkembang.
Kelemahanya ;
1. Kurang pas dilakukan pada kelas dengan kapasitas besar
2. Hasilnya kurang maksimal pada anak yang kurang aktif atau pendiam
dan tidak suka bernyanyi
3. Karena kegiatan ini bernyanyi jelas lebih mengeluarkan suara ,
sehingga takut mngganggu kelas lain yang sedang beraktifitas juga.
4. Kebanyakan siswa jika lagi tidak minat memperhatikan menjadi sibuk
sendiri saat teman lain bernaynyi.

d. Langkah-langkah metode bernyanyi


1. Guru bisa menjelaskan materi secara umum terlebih dahulu seperti
biasanya
2. Guru sebelumnya sudah menyiapkan bahan dan media yang
diperlukan
3. Guru menarik perhatian siswa dengan mengajak nya bernyanyi
4. Setelah itu guru menjelaskan materi bersamaan dengan
menyanyikannya dengan lagu sederhana dan materi yang pas dalam
lagu tersebut.
5. Guru menjelaskan materi atau rumus hapalan yang akan dinyanyikan
6. Guru menyanyikan lagu materi pembelajaran secara menyeluruh
7. Setelah itu guru mengajak siswa bernyanyi kembali seperti guru di
awal
8. Setelah dua kali berlatih guru, member kesempatan siswa
menyanyikanya tanpa di iringi oleh guru.
9. Siswa dapat bernyanyi dengan lancar
10. Guru menjelaskan tujuan bernyanyi menggunakan lirik rumus atau
materi matematika saat belajar
11. Dengan giat siswa bernyanyi, dan menghapal materi/rumus didalam
lagu tersebut.
12. Sembari bernyanyi guru menyelipkan beberapa gerakan yang
berhubungan dengan materi nya.
13. Setelah itu guru dan siswa bernyanyi bersama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN ,PIHAK YANG


MEMBANTU
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian. Menurut kamus besar (Bahasa Indonesia: 1989:862)
subjek penelitian adalah orang,tempat,atau benda yang diamati dalam
rangka pembubutan sebagai sasaran. Subjek penelitian juga merupakan
suatu responden yang menjadi sampel dalam sebuah penelitian . subjek
penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam
penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi,sampel dan tekhnik
sampling yang digunakan.Subjek dalam penelitian ini sudah di tetapkan
peneliti yaitu kelas IV peserta didik dari SDN 93 Seluma, di, dengan
keterangan siswa laki-laki 11 orang ,perempuan 9 orang.

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di lingkungan sekolah SDN 93
Seluma, di Kelurahan Bungamas rt 4, rw3. Tepatnya diruang kelas IV.

3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada Hari dan tanggal : Kamis, 10 Maret
2022, dan Kamis 17 Maret 2022. Semester Genap tahun ajaran 2021/2022.
No Hari/tanggal Pembelajaran Materi Siklus

1. Kamis ,10 Maret Matematika Pengukuran I


2022 Sudut
Kamis, 17 Maret Pengukuran
2. Matematika II
2022 Sudut

4. Pihak yang Membantu


Dalam pelaksanaan penelitian serta simulasi ini peneliti di bantu oleh
3 orang supervisor 1 dan Supervisor 2,serta kepala sekolah yang
merupakan guru di sekolah tempat peneliti mengajar.sebagai
mentor/pembimbing, dan mengamati proses pelaksanaan penilitian yang
berlangsung selama 2 waktu tersebut.di SDN 93 Seluma.
5. Deskripsi pelaksanaan
Deskripsi pelaksanaa dilihat pada gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas dilakukan 2 siklus . setiap siklus penelitian tindakan
terdiri dari empat tahap 1). Perencanaan(planning), 2). Pelaksanaan(acting),
3). Observasi/Pengamatan, 4). Refleksi(Reflecting)

Gambar 3.1 Siklus Penelitian


B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Siklus I
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut diatas menunjukan
bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode bernyanyi dalam
pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajarn yang maksimal dan efektif
berikut langkah-langkahyang perlu dipersiapkan guru.
- Menempatkan Supervisor I ibu Suyanti,S.Pd sebagai pengamat.
Dengan kesepakatan supervisor II ,yang disesuaikan dengan
(APKG).
- Menenmpatkan Supervisor II Bapak Kardi, S,Pd,MTPd sebagai
pembimbing.
- Membuat scenario pembelajaran.
- Pelaksanaan siklus I dilakukan guru dengan menggunakan Metode
Bernyanyi .
- Mempersiapkan tempat dan fasilitas yang mendudukung kegiatan
pelaksanaan .
- Mempersiapkan format observasi yang sudah disepakati oleh
Seperviso I dan Supervisor II.melaksanakan simulasi rencana
perbaikan pembelajaran siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui PTK,dan saat
pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata
pelajaran Matematika Siklus 1 di lakukan melalui 4 tahapan :
1. Perencanaan
2. Pelaksaaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Siklus I dilakukan pada Hari Kamis, 10 Maret 2022 Dengan
Kompetensi Pengukuran Sudut.Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiata
- Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan awal
1. Guru membuka dan memulai dengan slam serta mengajak
siswa berdoa sebelum memulai kegiatan belajar.
2. Guru member mengamati kesiapan siswa , dan member
apresepsi, srta motivasi, dan penguat dalam pembelajaran di
awal.
 Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran
2. Guru membagi siswa dalam kelompok
3. Guru meminta siswa berdiskusi, dan guru mengamati
kegiatan belajar
4. Siswa diminta mempersentasikan hasil diskusi
5. Guru member siswa kesempatan bertanya jawab
6. Guru mengevaluasi kegiatan belajar siswa
7. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
 Kegiatan Penutup
1. Guru mengevaluasi pembelajaran siswa
2. Guru member siswa tugas rumah
3. Guru mengajak siswa melakukan hal
menyenangkan(bernyanyi).
4. Guru mengakhiri pelajran dengan mengucap slam dan
berdoa.

c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan siswa dibantu oleh supervisor I sebagai
pengamat, menilai perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
I, yang dibuat oleh peneliti.

d. Refleksi
Proses refleksi dilakukan oleh Supervisor, berdasarkan
pengamatan pada video simulasi perbaikan pembeljaran siklus I,
dengan menggunakan format penilaian yang didisiapkan oleh
pengamat, berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan tutor
sebelumnya (APS).. dari proses refleksi inilah supervisor dan peneliti
berdiskusi mengenai aspek yang belum tercapai. Dimana hasil refleksi
ini akan menjadi acuan perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut diatas menunjukan
bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode bernyanyi dalam
pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajarn yang maksimal dan efektif
berikut langkah-langkahyang perlu dipersiapkan guru.
- Menempatkan Supervisor I ibu Suyanti,S.Pd sebagai pengamat.
Dengan kesepakatan supervisor II ,yang disesuaikan dengan
(APKG).
- Menenmpatkan Supervisor II Bapak Kardi, S,Pd,MTPd sebagai
pembimbing.
- Membuat scenario pembelajaran.
- Pelaksanaan siklus I dilakukan guru dengan menggunakan Metode
Bernyanyi .
- Mempersiapkan tempat dan fasilitas yang mendudukung kegiatan
pelaksanaan .
- Mempersiapkan format observasi yang sudah disepakati oleh
Seperviso I dan Supervisor II.melaksanakan simulasi rencana
perbaikan pembelajaran siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui PTK,dan saat
pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata
pelajaran Matematika Siklus II di lakukan melalui 4 tahapan :
1. Perencanaan
2. Pelaksaaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Siklus II dilakukan pada Hari Kamis, 17 Maret 2022 Dengan
Kompetensi Pengukuran Sudut.Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiata
- Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan awal
1. Guru membuka dan memulai dengan slam serta mengajak
siswa berdoa sebelum memulai kegiatan belajar.
2. Guru member mengamati kesiapan siswa , dan member
apresepsi, srta motivasi, dan penguat dalam pembelajaran
di awal.
 Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran
2. Menggunakan media pembelajaran
3. Guru menggunakan metode bernyanyi selama proses
pembelajarn untuk hapal rumus matematika pengukuran
sudut.
4. Guru membagi siswa dalam kelompok
5. Guru meminta siswa berdiskusi, dan guru mengamati
kegiatan belajar
6. Siswa diminta mempersentasikan hasil diskusi
7. Melakukan Tanya jawab guru dan siswa, siswa dan
siswa.
8. Guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok belajar siswa
9. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
 Kegiatan Penutup
1. Guru mengevaluasi pembelajaran siswa
2. Guru member siswa tugas rumah
3. Guru mengajak siswa melakukan hal
menyenangkan(bernyanyi).
4. Guru mengakhiri pelajran dengan mengucap slam dan
berdoa.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan siswa dibantu oleh supervisor I sebagai
pengamat, menilai perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
I, yang dibuat oleh peneliti.

d. Refleksi
Sama seperti sebelumnya Proses refleksi dilakukan oleh
Supervisor, berdasarkan pengamatan pada video simulasi perbaikan
pembeljaran siklus II, dengan menggunakan format penilaian yang
didisiapkan oleh pengamat, berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
tutor sebelumnya (APS).. dari proses refleksi inilah supervisor dan
peneliti berdiskusi mengenai aspek yang dalam kegiatan pembelajaran
ini sesuai dengan keinginan tutor dan keberhasilan penelitian.
Sehingga hasil refleksi ini dinyatakan berhasil , dan dinyatakan baik.
Jadi perbaikan pembelajaran dicukupkan sampai siklus II saja.

C. TEKNIK ANALISIS DATA


1. Analisis data hasil pengamatan
Produk dari data hasil pengamatan adalah aktifitas guru dan siswa.
Data tentang aktifitas guru dan siswa dianalsis dengan menggunakan
analisis kualitatif deskriptif naratif. Analisis tentang aktifitas guru dan
siswa didasarkan pada lembar pengamatan selama proses pembelajaran
dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan
tindakan serta kelemahan yang terdapat selama proses pembelajaran .
lembar pengamatan dianalisis dan jika pada siklus pertama terdapat
ketidaksesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan ,
diperbaiki pada siklus kedua. Begitu juga dengan kelemahan-kelemahan
yang ada pada siklus pertama akan diperbaiki di siklus kedua.

2. Analisis data hasil Belajar


Analisis data ketercapaian KKM untuk setiap indicator pada
Pengukuran Sudut dilakukan dengan menghitung persentase siswa yang
mencapai KKM pada setiap indicator. Ketercapaian untuk setiap Indikator
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SP
Nilai per indicator = x 100
SM
Ket : SP = Skor Yang Diperoleh Siswa
SM = Skor Maksimum
Siswa yang dikatakan mencapai KKM indicator jika telah memperoleh
nilai ≥70 .
3. Analisis Data tentang keberhasilan Tindakan
Analsis data tentang hasil belajar Matematikasiswa pada materi
Pengukuran Sudut dilakukan dengan melihat nilaihasil belajar Matematika
siswa secara individu yang dipeoleh dari ulangan harian, selanjutnya
dibandingkan dengan nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70 . peningkatan
belajar siswa dapat dilihat dari skor dasarnilai ulangan harian I dan
ulangan harian II.
Menurut Suyanto (1997) tindakan dikatakan berhasil apabila keadaan
setelah tindakan lebih baik dari pada sebelum tindakan. Dengan kata lain
frekuensi siswa yang mencapai KKm dari skor awal ke skor ulangan
harian 1, dari skor ulangan harian 1 ke skor ulangan harian ii meningkat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dengan pembelajaran menggunakan metode
bernyanyi dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan bahan ajar seperti RPP, buku
Matematika, catatan lagu pada papan with board , serta menyiapkan media
pembelajaran seperti : tiga gambar jam dengan berbagai sudut, busur
buatan, dan alat bantu tulis seperti spidol, penggaris, dan polpen. Dan
daftar hadir . peneliti juga menyiapkan skor dasar dari materi Pengukuran
sudut, dan dilanjutkan dengan menginformasikan strategi yang digunakan
dalam pertemuan berikutnya.
2. Tahap Penyajian Kelas
Tahap pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan ,
terdiri dari Siklus I, dan Perbaikan Siklus II.
a. Pertemuan sebelum Penelitian
Pada pertemuan biasa di awal guru menggunakan RPP 1 tanpa
menggunakan metode bernyanyi , hasilnya siswa kurang
memahami materi serta rumus yang digunakan.
b. Pertemuan Pertama (Siklus I, Kamis /10 Maret 2022).
Sebelum proses belajar dimulai, masing-masing siswa telah
duduk dikelompoknya untuk menerima pelajaran. Alat peraga
yang diperlukan berupa busur, kotak pensil, meja di kelas, buku,
papan tulis,serta alat tulis telah tersedia dikelas.Pada pertemuan
Siklus I ini proses pembelajaran dilaksanakan dengan materi yang
berpedoman pada RPP 1, dan buku Matematika pengukuran sudut,
serta rumus pada buku, dan lagu yang telah di tulis di papan tulis.
Awalnya guru menyampaikan pendahuluan seperti biasa, mulai
dari doa, absen, kesiapan, tujuan, dan apersepsi. Guru juga
meningkatkan konsentrasi siswa dengan mengajak siswa bernyanyi
tentang pengukuran sudut sebagai pengenalan materi yang akan
dibahas, kemudian bertanya tentang isi lagu tersebut.
Dalam kegiatan Inti guru mulai menjelaskan tentang materi
pengukuran sudut, guru menjelaskan bagaimana memakai alat dan
media praga yang disiapkan , guru menjelaskan satu persatu cara
mengukur sudut, dan pengertian sudut,derajat, dan nama-nama
sudut. Setelah itu guru yang telah membagi kelompok
sebelumnya , dan diindahkan oleh siswa dengan duduk bersama
kelompoknya, diperintahkan untuk menuliskan nama kelompok,
dan mempersiapkan alat dan bahan yang tersedia, didepan meja
kelompok masing-masing. Siswa diberi nama kelompok
berdasarkan nama barang dan media yang di pilih oleh guru
sebelumnya.
Pertama guru menjelaskan cara kerjanya bagaimana
mengitung, dan mengukur sudut pada benda. Setelah itu siswa di
minta berdiskusi untuk mengukur benda pada setiap kelompok,
dan menuliskan hasil diskusinya di kertas yang sudah tersedia.
Guru melakukan kegiatan berkeliling sambil mengamati kerja
siswa, dan sesekali guru mengajak siswa untuk kembali mengingat
lagu yang berisi tentang rumus pengukuran sudut agar siswa tidak
kesulitan mencari nama, dan mengingat ukuran sudut pada benda
milik kelompoknya.
Setelah itu guru meminta siswa mempersentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan teman sekelas dan guru. Guru juga
meminta setiap kelompok menyanyikan lagu tentang pengukuran
sudut sebagai bahan ingat dalam menghapal rumus matematika.
Secara umum dapat peneliti simpulkan bahwa pada pertemuan
pertama (Siklus I) ini, keunggulanya pembelajaran berlangsung
dengan lancar, siswa juga cepat mengingat lagu sebagai metode
yang diterima siswa dengan baik. Adapun kelemahanya pada
siklus I ini siswa yang sudah hapal cenderung tidak mendengarkan
penjelasan guru, dan siswa yang memang belum hapal lagu
menjadi tidak tertarik lagi terhadap lagu tersebut padahal materi
pembelajaran ada pada lagu yang di berikan. Siswa juga walaupun
sudah hapal dengan lagunya tidak semuanya paham jika sudah di
gabungkan dengan soal yang diberikan.
c. Pertemuan Kedua (Siklus II, Kamis/ 17 Maret 2022).
Sebelum proses belajar dimulai, masing-masing siswa telah
duduk dikelompoknya untuk menerima pelajaran. Alat peraga
yang diperlukan berupa busur, kotak pensil, meja di kelas, buku,
papan tulis,serta alat tulis telah tersedia dikelas.Pada pertemuan
Siklus II ini proses pembelajaran dilaksanakan dengan materi yang
berpedoman pada RPP 2, dan buku Matematika pengukuran sudut,
serta rumus pada buku, dan lagu yang telah di tulis di papan tulis.
Awalnya guru menyampaikan pendahuluan seperti biasa, mulai
dari doa, absen, kesiapan, tujuan, dan apersepsi. Guru memberi
motivasi dan penguat untuk siswa agar termotivasi,Guru juga
meningkatkan konsentrasi siswa dengan mengajak siswa bernyanyi
tentang pengukuran sudut sebagai pengenalan materi yang akan
dibahas, kemudian bertanya tentang materi yang akan dibahas,
didalam lagu yang dinyanyikan siswa.
Dalam kegiatan Inti guru menjelaskan tentang materi
pengukuran sudut, guru memberikan siswa lagu sebagai metode
bernyanyi lengkap dengan gerakan dan media pada lagu. Lagu
yang diberikan sebagai bahan hapalan siswa untuk mencari
jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, guru
menjelaskan bagaimana memakai alat dan media praga yang
disiapkan , guru menjelaskan satu persatu cara mengukur sudut,
dan pengertian sudut,derajat, dan nama-nama sudut. Setelah itu
guru yang telah membagi kelompok sebelumnya , diindahkan oleh
siswa dengan duduk bersama kelompoknya, siswa diminta menulis
biodata kelompok masing-masing lengkap alat, dan media milik
kelompoknya. Siswa diberi nama kelompok berdasarkan nama
barang dan media yang di pilih oleh guru sebelumnya.
Pertama guru menjelaskan cara kerjanya bagaimana
mengitung, dan mengukur sudut pada benda. Setelah itu siswa di
minta berdiskusi untuk mengukur benda pada setiap kelompok,
dan menuliskan hasil diskusinya di kertas yang sudah tersedia.
Guru memberi kesempatan siswa bertanya, dan melakukan
Tanya jawab dengan guru, agar siswa dapat memhami kerja dari
diskusi yang berlangsung. Guru melakukan kegiatan berkeliling
sambil mengamati kerja siswa, dan sesekali guru mengajak siswa
untuk kembali mengingat lagu yang berisi tentang rumus
pengukuran sudut agar siswa tidak kesulitan mencari nama, dan
mengingat ukuran sudut pada benda milik kelompoknya.
Setelah itu guru meminta siswa mempersentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan teman sekelas dan guru. Guru juga
bertanya tentang hasil diskusi siswa sebagai bahan latihan
kerjasama kelompoknya. Diakhir guru meminta setiap kelompok
menyanyikan lagu tentang pengukuran sudut sebagai bahan ingat
dalam menghapal rumus matematika.
Secara umum pada pertemuan kedua (Siklus II) ini peneliti
menganggap kegiatan tersebut berjalan dengan lancar karena
sebelumnya siswa sudah mengerti bahan ,dan materi yang di
berikan lewat pemahaman gerak serta lagu yang diberikan .
metode bernyanyi sangat bermanfaat bagi siswa dan guru sebagai
metode penyampaian yang baik dan mudah diterima siswa, alat
dan media juga guru pakai dalam memahami rumus didalam lagu ,
sehingga kelebihan dari pembelajaran ini sudah terlihat karena
siswa sudah banyak yang memahami materi pada mata pelajaran
matematika.

d. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan analisisdata hasil belajar siswa mata pelajaran
Matematika kelas IV SDN 93 Seluma dengan menggunakan
Metode Bernyanyidapat meningkatkan hasil belajar dan
bermanfaat sebagai media penyamapaian pesan materi , siswa juga
betah menghapal rumus dengan menggunakan metode bernyanyi
ini,pada pertemuan awal sebelum penelitian ini dimulai siswa
belum bisa mengerti materi rumus dalam pembelajaran
matematika, karena tidak mneggunakan metode . Pada pertemuan
pertama (Siklus I) metode bernyanyi diterapkan tetapi masih
berupa lagu yang menyangkut materi matematika, tanpa gerakan
jadi peningkatan hasil belajar belum terlalu tampak, hanya sekitar
45% .
Pada pertemuan kedua (Siklus II) pmetode bernyanyi kembali
digunkan dengan materi yang sama , hanya dilengkapi gerakan dan
penunjukan media yang digunakan sebagai alat peraga, dan siswa
menjadi lebih tertarik dan lebih memahami isi materi . dan hasil
belajar siswa menjadi lebih meningkat sigifikan sebesar 90%.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analsis data yang diperoleh pada proses
pembelajaran dan perbaikan proses pembelajaran maka kesimpulan untuk
pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
“Dengan menggunakan Metode Bernyanyi dalam menghapal
rumus Matematika , ketertarikan dan hasil belajar meningkat
bagi siswa kelas IV SDN 93 seluma Tahun ajaran 2021-2022.”

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan pengalaman melaksanakan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ada beberapa hal yang sebaiknyadilakukan
oleh gurudalam mengupayakan peningkatan keaktifan dan meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
1. Guru hendaklah selalu aktif, kreatif, dan bekerja sama dengan
teman sejawat dalam menemukan dan memecahkan masalah
bersama.
2. Guru harus menguasai materi dan media belajar selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Guru harus memiliki sterategi , pendekatan , dan metode dalam
mengajar siswa.
4. Guru harus selalu member motivasi dan arahan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
5. Siswa yang kurang dalam segala hal tentang materi harus
mendapat perhatian dari guru.
6. Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana, missal alat
praga dan media yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Fathurohman(2015) :Model-model Pembelajaran. Yogjakarta;
Ar-ruzz media.
Sarah Andrianti (2014) : Pendekatan Pembelajaran berpusat pada siswa ;
Jurnal Antusias 3(5),2014
Schoolar : Yeni Yiniarti : Pengembangan kemampuan komunikasi matematis
dalam pembelajaran matematika disekolah dasar ,EduHumaniora /
Jurnal pendidikan dasar kampus ; Cibiru 6(2) ,2014.
Candra Chisara,Dori lukman hakim ,Hendra kartika(2019): Implemesntasi
pendekatan realistic Mathematics Education (RME) dalam
pembelajaran Matematika.;Prossiding Sesiomadika 1(1b).
Ali Mahmudi (2009): Pengembangan Pembelajaran Matematika; online )
Maulana (2006): Pemecahan Masalah Matematika; UPI Press ; Bandung
N.adjie ,SU Putri , F dewi (2020): Peningkatan kemampuan koneksi
matematika melalui pendidikan matematika realistic (PMR), pada
anak usida dini; Metodik dedaktik ;Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini.
Heruman (2007); Model pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Desmita(2012): Psikologi Perkembangan . : Bandung PT Remaja
Rosdakarya.
Susanto,A(2013) : Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar:
Jakarta; Prenadamedia Group.
Sugiyono,D. (2009): Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D :
Bandung; Alfabeta.
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi,(2011); Penelitian Tindakan Kelas :
Jakarta ; Bumi Aksara.
Herman Hudoyo (2000); Pembelajaran Matematika: pendapat Brunner .
Cornelius dalam Abdurahman (2003:253) : Lima alsana Belajar Matematika.
N. Nidawati (2013) : Definisi belajar ( Learning is shown by change in
behavior as an result of experience”)Whitherington dan Cronbach
(1982:11).
Edwarrd Lee Thorndike(1874-1949); Teori Koneksionisme : Amerika,
Rumpun Behaviorisme.
Hidayati et al (2020): Definisi Belajar :Menurut Gestalt,
Smith (1987) : Teaching Is Imparting Knowledge Or Skill :
T. Julaeh (2019) : Metode Pmebelajaran Bernyanyi : Yogyakarta : Ar-Ruzz .
Rahmita Yuliana Gazali (2016): Pembelajran Matematika yang bermakna :
Math Didactic ; Jurnal Pendidikan Matematika.
Sri Indah Pujiastuti (2006): Perspektif Ilmu Pendidikan : Journal.unj.ac.id.
Irwan Akib ( 2016): Implementasi teori belajar Robert Gagne dalam
pembelajaran konsep matematika: Makasar ; Lembaga
perpustakaan dan penerbitan universitas muhammadiyah Makasar.
Ridho Agung Juwantara (2019); Analsisi Perkembangan Kognitif Piaget
pada tahap anak usia oprasional konkret .: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Akbar Sutawidjaja, Jarnawi Afgani (2015): Konsep Dasar Pembelajaran
Matematika .

Anda mungkin juga menyukai