PKP Bab 1 SD 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran matematika memiliki peran penting dalam perkembangan
hidup manusia. Matematika merupakan cabang ilmu yang menjadi dasar dalam
perkembangan teknologi dan informasi. untuk menguasai dan menciptakan
teknologi dimasa yang akan datang diperlukan penguasaan matematika yang
kuat sejak dini. Namun mata pelajaran matematika disekolah Dasar merupakan
mata pelajaran yang dianggap paling sulit oleh peserta didik sehingga berakibat
pada rendah nya hasil belajar mata pelajaran tersebut. Padahal matematika
merupakan mata pelajaran yang wajibdiberikan bagi peserta didik sejak sekolah
dasar [SD] untuk peserta didik di Sdkelas 1 masihbbanyakyang kesulitan dalam
mempelajari matematika terutama dalam hal berhitung pada operasi
bilangan,yaitu dalam penjumblahan ,pengurangan.
Mulyono abdurrahman [2003;252] berpendapat bahwa matematika adalah suatu
cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia ,
suatu cara yang menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran
,menggunakan pengetahuan teentang menghitung dan yang paling penting
adalahpemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
hubungan hubungan. Standar kopetansi matematika yang tertuang dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan pada tingkat sekolah dasar, khususnya pada
kelas 1,di semester 1 adalah [a] bilangan, melakukan penjumblahan dan
pengurangan bilangan sampai 100, [b] Geometri dan pengukuran, mengunakan
pengukuran waktu, panjang dan berat dalampemecahan masalah.Sedangkan
standar kompetasi matematika kelas 1 SD di semester II adalah [c] bilangan
,melakukan penjumblahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka, [d]
mengenal tanda penjumblahan dan pengurangan.
pada kenyataannya di SD NO. 213/VII sepintun II kecamatan pauh, sebrlum
diadakan tindakan banyakpeserta di dik mengalami kesulitan dalam pelaaran
matematika dan tidak dapat mencapai standar kopatensi yang telah di tetapkan
serta kriteria ketuntasan minimal [KKM] yang telah di tetapkan yaitu 70.dari
jumblah peserta didik 11 hanya 7 peserta didik yang tuntas belajarnya mencapai
KKM dan masih terdapat 4 peserta didik yang belum tuntas.

untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika terutama pada materi


pengurangan dan penjumblahan maka peneliti mengajukan satu metode
pembelajaran yaitu mengajar matematika pada operasi pejumbelahan dan
pengurangan dengan mengunakan alat media realite. alat peraga merupakan
bagian dari media pembelajaran. media bukan hanya alat atau bahan saja,akan
tetapi hal –hal lain yang memungkinkan peserta didik untuk dapat memperoleh
pengetahuan.
dengan alasan tersebut dan uga mengingat begitu penting penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran matematika maka penulis akan melak sanakan
penelitian tindkan kelas dalam mata pelajaran matematika pada operasi
pejumlahan dan penguranngan yang berupaya untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaranmatematika di SD NO.213/VII SEPINTUN
Kec.Pauh Kab.Sarolangun.

B.Rumusab masalah
pemersalahan mendasar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana
meningkat kan kemampuan berhitung pada siswa kelas 1 SDN 213/VII
SEPINTUN, bertolak dari pemersalahan ini maka di butuh kan suatu metode
yang tepat yang mampun meningkatkan daya serap anak terhadap mata pelajaran
berhitung.

C.Tujuan peneliti
1. tujuan utama peneliti ini adalah sebagai berikut;
a.untuk mengingatkan prestasi belajar siswa kelas 1 melalui penerapan
pengenalan angka, penjumblahan dan pengurangan
b. untuk mengunakan daya serap anak mata pelajaran berhitung.

D. Manfaat penelitian

hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
bagi peserta didik,guru, dan sekolah.

1. Bagi peserta didik


a. meningkatnya hasil belajar pada pokok baahasa operasi pejumlahan dan
pengurangan.
b. meningkat nya motifasi belajar matematika.
c. meningkatnya rasa percaya diri.
d. menumbuh keaktifan dan perestasi belajar peserta didik secara optimal dalam
pelaksanaan perosesbelajar sehingga lebih bermakna.
e. mempermudah peserta didik dalam memahami materi operasi penjumlahan dan
pengurangan.

2.Bagi guru
a. meningkat kan gairah dalam pelaksanaanperoses belajar mengajar.
b. merypakan umpan balik keberhasilan peserta didik dalam menguasai pokok
bahasa operasi penjumlahan dan pengurangan.
c. meningkatkan kualitas pembelajarabn karena dengan kegiatan PTKini guru lebih
terampil mengunakan alat peraga.
d mempermudah dalam penyampayan mata pelajaran kepada peserta didik
3.Bagi sekolah
hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan kontri busi positif bagi
sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat
dijadikan modal pembelajaran oleh guru sekolah dasar dalam pembelajaran
pokok bahasa operasi penjumklahan dan pengurangan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.Hakikat Belajar dalam dan hasil belajar

1. Pengertian belajar
pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkalai sering di artikan
yang kurang tepat, biasanya orang awam mengartikan belajar identik dengan
membaca, belajar identik dengan mengerjakan soal-soal. pengertian belajar
seperti tersebut masih sempit. belajar sebagai berikut. Menurut Suhermen, dkk,
[2003; 32], teori Ausubel terkenal dengan belajar bermakna nya dan penting nya
pengulangan sebelum belajar di mulai. Bermakna yang di maksud adalah materi
yang telah di peroleh itu di kembngkan dengan keadaan lain sehingga belajar
nya lebih di mengerti. bermakna yang di maksud adalah materi yang telah di
poroleh itu dikembngkan dengan keadaan lain sehinga belajar di mengerti.
Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) mengemukakan belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik,
sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Gagne (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan devinisi belajar. Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian belajar adalah perubahan –perubahan yang relatif konstan dan
berbekas menyangkut pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap.

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Hasil belajar setiap individu dipengaruhi oleh belajar peserta didik. Syah
(2008: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu
faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari peserta didik belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua
aspek, fisiologi dan psikologis.
1) Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi
panca indra.
2) Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi,
emosi dan kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar peserta didik yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan
sosial dan lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia,
baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir.
Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar peserta didik ini
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.
2) Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca,
lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.

3. Kerangka Konseptual / Definisi Operasional


A. Prinsip-prinsip pengajaran berhitung
Dengan pedoman pada prinsip tersebut pengajar bisa menyampaikan mata
pelajaran matematika dengan berhitung, menjumlahkan dan
mengurangkan dengan baik, jelas dan benar, sehingga anak dapat mudah
memahami. Dengan demikian anak dapat mengerjakan tugas dengan baik
dan benar pula. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Menggunakan metode yang tepat
Pendidikan harus tau bahwa tidak ada satupun metode yang paling
baik,tanpa didukung metode yang lain dalam proses belajar mengajar .
Misalkan dalam pendidikan menggunakan metode ceramah. Dalam
pengajaran berhitung, menjumlahkan dan mengurangkan hendaknya
pendidik menggunakan beberapa metode “Multi Metode” Yaitu
menggabungkan beberapa metode sesuai dengan kebutuhan. metode
tersebut antara lain ; metode ceramah, , metode tanya jawab, metode
pemberian tugas, metode exsperimen.
Dalam menggunakan metode disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
dalam pembelajaran membuat siswa tertarik. Sehingga dapat menimbulkan
minat belajar siswwa yang aktif.
C. Hambatan-hambatan dalam pembelajaran berhitung
Pelajaran hitung adalah pelajaran yang menurut sejumlah individu serta
berbagai unsur pendidikan lainya yang memiliki kemampuan berfikir, latar
belakang pendidikan karakter dan temperamen yang berbeda. sehingga suatu
sistem hambatan-hambatan pelajaran berhitung pada dasarnya terdapat unsur-
unsur yang saling berinteraksi didalamnya.
Unutk meningkatkan hambatan-hambatan itu harus mengetahui kelemahan
yang terdapat pada unsur-unsur tersebut :
1. Guru menguasai materi
Dengan daya perubahan kurikulum yang baru, mau tidak mau
guru harus bisa menyesuaikan diri.
2. Potensi Anak Kurang Terbina
Menurut teori tabolarasa , anak diibaratkan kertas putih yang
bersih , jadi tergantung apa yang kita gorekan, itulah nanti
hasilnya. Disini orang tua, guru, lingkungan memegang peran
yang penting. Bagaimana kita mengembangkan potensi anak
dengan baik.
3. Pendidikan orang tua rendah
Dengan mayoritas pendidikan orang tua yang mayoritas hanya
tamatan SD akan berpengaruh besar pada anak. Orang tua
adalah guru yang utama, sebab waktu yang terbanyak adalah
dengan orang tua (rumah).
4. Lingkungan sosial kurang mendukung.
Pengaruh yang jelek dari lingkungan anak akan cepat berpengaruh pada
diri anak dari pada pengaruh yang baik. Anak yang belum kuat
pendiriannya akan mudah terbawa oleh lingkungan yang jelek.

D. Upaya-upaya peningkatkan daya serap terhadap pembelajaran


berhitung
Menyadari kelemahan-kelemahan tersebut diatas maka dituntut adanya
upaya peningkatan daya serap berhitungUpaya nyata untuk mengatasi
hambatan tersebut ialah ;
1. Guru sering mencari informasi untuk menigkatkan kemampuan
dalam mengajar.
2. Guru rajin mengadakan evaluasi yang selanutnya mengadakan
perbaikan dan pengayaan.
3. Guru melakukan bimbingan dan penyuluhan pada anak .
4. Guru melakukan komunikasi dengan wali murid dan lingkungan
sekolah mengenai pendidikan.
Pada akhirnya, betapapun sempurnanya sistem dan mutu guru dalam
mengajar dan mengarah pada peningkatan mutu pendidikan tetapi sebenarnya
keberhasilan pendidikan disekolah tidak hanya ditentukan oleh guru,
melainkan ditentukan oleh semua pihak .
4.Prinsip penggunaan alat peraga
Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran akan membeantu
kelancaran efektivitas dan efisiean dalam pembelajaran untuk mencapai suatu
tujuan. Alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik , yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menyadari bahwa
pentingnya alat peraga untuk keberhasilan proses pembelajaran, guru dituntut untuk
menguasai keterampilan pengembangan dan kegunaan alat peraga. serta
keterampilan memilih alat peraga yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.
Pada penggunaan alat peraga terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar
penggunaan alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip
penggunaan alat peraga menurut Hermawan (2007: 88) diantaranya:
a. Tidak satupun sarana alat peraga dan alat praktik yang dapat sesuai dengan
segala macam kegiatan belajara mengajar
b. Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu
pelajaran tertentu daripada sarana lainnya.
c. Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum
tentu akan memperjelas konsep. Bahkan sebaliknya dapat mengalihkan
perhatian peserta didik.
d. Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus bagian-bagian integral
dari pelajaran yang akan disampaikan.
e. Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat mengaktifkan
peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik diperlukan sebagai peserta yang
aktif.
f. Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi
waktu tapi untuk memperjelas konsep.
g. Alat peraga meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir.
h. Alat peraga bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Pada umumnya hasil belajar peserta didik dengan menggunakan alat peraga
akan bertahan lama pada ingatan peserta didik sehingga pembelajaran memiliki
kualitas yang tinggi. Sudjana (dalam Sundayana, 2014: 16) menyatakan,
penggunaan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu
agar penggunaan alat peraga mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
b. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat
c. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, apakah sesuai dengan
tingkat kematangan/kemampuan peserta didik
d. Menyajikan alat peraga dengan tepat, yaitu disesuaikan dengan tujuan, bahan,
metode, waktu dan sarana yang ada.
e. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi
yang tepat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan
alat peraga terdapat prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga
dapat secara optimal sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Alat
peraga sebagai media pembelajaran dapat menjadikan materi pelajaran yang
disampaikan lebih konkret sehingga mudah dicerna peserta didik. Alat peraga
menambah konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi kehidupan peserta didik.
Karena itulah guru matematika yang dalam pembelajaran menggunakan alat peraga
akan memperoleh keuntungan sebagai berikut.
1. Peserta didik dan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar lebih
termotivasi.
Baik peserta didik maupun guru, terutama peserta didik menjadi tumbuh
minatnya terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan karena
itu lebih dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-
tingkat yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di
alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam pembelajaran. Dalam praktik
kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula disebut dengan media
pembelajaran. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti tidak akan
mempersoalkan penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media
memiliki arti “perantara” atau “pengantar” atau peraga.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas 1 SD
No.213/VII Sepintun II Desa Sepintun Penelitian dilaksanakan karena
peneliti menemukan permasalah sekaligus bahwa peneliti merupakan
pengajar di SD No.213/VII Sepintun II kecamatan Pauh. Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan agar tidak ada lagi permasalahan yang
muncul yang dihadapi peserta didik, sehingga dapat dengan mudah untuk
mngenali operasional berhitung selanjutnya dengan baik.
B Deskripsi persiklus
Berdasarkan analisis masalah maka perlu dibuat rencana perbaikan
pembelajaran melalui Pemantapan Kemampan Profesional (PKP) yaitu :
a. Guru menjelaskan materi dengan metode yang bervariasi ( ceramah,
tanya jawab, pelatihan, dan penugasan.
b. Guru menjelaskan cara menggunakan Alat media yang digunakan.
c. Guru memperbanyak pemberian latihan
Dalam prosedur pelaksanaaan pembelajran dilaksanakan melalui
langkah –langkah diantaranya ; merencanakan, mengamati,merefleksi
. Pada pelaksanaan prosedur umum pembelajaran meliputi :

Kegiatan awal :
Bertanya Jawab tentang operasional penjumlahan dan pengurangan
Kegiatan inti :
Guru memberikan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Kegiatan akhir :
Guru memberikan Penugasan
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 213 / VII Sepintun II Kec.Pauh pada tanggal 18
Mei 2022 s/d 22 Mei 2022.

1. Jadwal Perbaikan Per Siklus

Tabel 3.1 Jadwal Perbaikan Per Siklus mata pelajaran IPA


Hari/Tgl Uraian
Materi Pelajaran Keterangan
Pelaksanaa Kegiatan

Rabu,27-April- Mengenal angka serta


Pra Siklus
2022 Penjumlahan

Jumat,18 April - Mengenal angka serta


Siklus 1
2022 Penjumlahan

Kamis,12-Mei- Mengenal angka serta


Siklus 2
2022 Penjumlahan

A. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi.
Siklus 1
a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar


yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah

2) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.


3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PKP.

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario;


1) Mempelajari subyek (area) yang akan dikerjakan.

2) setiap siswa menghitung dari urutan 1-20

3) Mementukan angka yang sesuai dengan banyak nya gambar

4) Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta


(apakah konsep,prinsip, dan lain-lain)..

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen


yang telah tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan
sesuatu yang sesuai dengan skenario pembelajaran.
d. Refleksi

Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari


tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus
menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.

Siklus 1i
a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar


yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode diskusi.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PKP

5) Menyusun media pembelajaran

b. Tindakan

Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario;


1) Mempelajari subyek yang dipelajari.

2) Membagi peserta didik sebuah media supaya dapat meragakan


3) Mementukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam
pembelajaran

4) Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta


(apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).

5) Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang


akan dipergunakan.

6) Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada point-point yang


penting yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan.

7) Memberikan ilustrasi, diskusi atau bentuk lain yang dapat menarik perhatian
peserta

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen


yang telah tersedia. Dalam memberikan pertanyaan selalu memberikan hasil yang bagus
pada setiap siswa
d. Refleksi

Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari


tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus
menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.

D. Observasi
Di tahap observasi, peneliti mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan
kriteria keberhasilan. Untuk mengumpulkan data tersebut, peneliti menggunakan
instrument penelitian. Instrument terdiri dari dua, yaitu lembar observasi guru/ peserta
didik, dan lembar soal matematika

D Refleksi
Dari data yang terkumpul di tahap observasi melalui instrumen yang telah
disiapkan, peneliti merefleksikan pelaksanaan implementasi pengajaran operasi
Penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi strategi yang dijalankan
berhasil atau tidak.

Apabila berhasil maka peneliti menghentikan penelitian, tetapi apabila


gagal maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya. Berhasil artinya nilai peserta
didik telah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang dituangkan dalam bentuk
kriteria keberhasilan penelitian.

E Teknik Pengumpulan Data


Peneliti menggunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes matematika untuk kelas 1 sekolah dasar dan lembar
observasi. Untuk mendapatkan data mengenai kemampuan peserta didik maka digunakan
tes matematika sedangkan untuk mendapatkan data mengenai proses pembelajaran digunakan
lembar observasi.

F Teknik Analisis Data


Data dianalisis untuk melihat apakah pelaksanaan pengajaran matematika di kelas 1 SD
No 213/VII Sepintun II Kecamatan Pauh dengan menggunakan alat peraga telah berhasil
atau tidak. Data penelitian yang didapatkan dari hasil observasi kelas menggunakan lembar
observasi merupakan data yang dianalisa secara kualitatif. Sedangkan data yang berkaitan dengan
kemampuan matematika didapatkan dari pelaksanaan tes matematika adalah data yang dianalisa

F
P 100
N

secara kuantitatif. Untuk menganalisa hasil tes kemampuan peserta didik dalam menjawab
soal matematika digunakan formula:

P : Nilai Matematika
F : Jawaban Benar
N : Jumlah Soal

G Indikator Keberhasilan Penelitian

Penulis menetapkan tuntas atau berhasil apabila peserta didik pada Pokok

Bahasan Operasi Penjumlahan dan pengurangan yaitu mencapai KKM 70,

Anda mungkin juga menyukai