Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
dalam membentuk kepribadian, dan tumbuh atau berkembang karena proses berpikir, oleh
karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya Matematika. Matematika sangat berguna
bagi kehidupan manusia,karena dapat menjadikan seseorang berpikir logis serta kritis, dan
Matematika juga berguna dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Matematika yang diajarkan di sekolah pada umumnya dianggap sukar dan kurang
diminati oleh sebagian siswa. Hal ini terlihat rendahnya motivasi belajar siswa, dikarena
dalam pelajaran Matematika tidak termotivasinya siswa untuk belajar serius, dan bisa juga
disebabkan karena terlalu sulit, kurang banyak latihan atau guru kurang bisa menyajikan
materi dengan baik. Karena kurang termotivasinya siswa untuk belajar, untuk itu penulis
merasa perlu adanya perbaikan dengan memberi latihan yang bervariasi, supaya siswa tidak
merasakan pelajaran Matematika tidak terlalu sulit. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata
pengantarnya menyatakan bahwa nilai Matematika berada pada posisi yang paling bawah,
sehingga tidak heran kalau nilai Matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan
siswa.
Menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam
membelajarkan Matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah (1)
Dalam membelajarkan Matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2)
Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas II SDN 10 Muara Panas semester I
melibatkan bilangan cacah sampai dengan angka 999 menunjukkan bahwa 20% siswa
menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal
pada pembelajaran Matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di
papan tulis, memberi contoh, Bahkan memberikan soal -soal latihan tentang penjumlahan
dan pengurangan berulang bilangan cacah sampai dengan angka 999, dan juga siswa sudah
diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang
mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat
menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di
kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam
pembelajaran. Siswa kelas II cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru
penjumlahan dan pengurangan berulang dengan metode Quantum Teaching pada siswa kelas
II SDN 10 Muara Panas. Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan hitung penjumlahan dan pengurangan lebih aktif, kreatif sehingga
lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalam menjumlahkan dan mengurangkan
terdekat pada pelajaran Matematika siswa kelas II SDN 10 Muara Panas. Dengan demikian
Penjumlahan dan pengurangan berulang dengan melibatkan bilangan cacah sampai dengan
999 pada Siswa Kelas II SDN 10 Muara Panas Melalui Metode Quantum Teaching?
C. TujuanPenelitia
Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai
berulang dengan melibatkan bilangan cacah sampai dengan 999 pada siswa kelas II SDN 10
D. ManfaatPenelitian
1. BagiGuru
Dengan dilaksanakan perbaikan pembelajaran ini guru dapat sedikit mengetahui
strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
2. BagiSiswa
Hasil perbaikan pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah
di kelas dalam meningkatkan hasil belajar dan banyak mendapat pengalaman cara
3. Bagi Sekolah
Dapat membantu kepercayaan masyarakat terhadap sekolah karena siswa belajar
(1997:1). Bertolak dari definisi tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian
fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran Matematika adalah kegiatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tujuan belajar
pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat membekali dirinya
kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam
umum pendidikan Matematika di sekolah dasar adalah belajar bernalar, pembentukan sikap
Jadi dalam setiap pembelajaran Matematika di sekolah dasar guru tidak cukup hanya
memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih dapat membuat
bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk. untuk itu guru wajib berupaya mengembangkan
Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa untuk
Pengertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat melainkan
hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari adanya bermacam-
macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu dirumuskan dengan maksud
terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik berangkat guna pembahasan lebih
lanjut.
Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif,
fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya
1. Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba,
4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun
di luar kelas.
5. Media pendidikan mengandung aspek-aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat
Media merupakan alat bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar
kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka
suatu variasi yang luas dan berjumlah besa rmemang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa
melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggung
jawabkan.
Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswa dan citra diri mereka,
jika media tersebut dipilih secara tepat dan cermat dengan mempertimbangkan ciri-ciri media
dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika
Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar mengajar
pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek
yang saling berkaitan.Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Thurney
Untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan
penuh partisipasi maka guru harus menguasai keterampilan variasi dalam pembelajaran.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
2. Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru
dalam pembelajaran.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat dan
kemampuannya.
Variasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu
variasi dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan sumber balajar, variasi dalam
pola interaksi, dan variasi dalam kegiaran, Mulyasa (2005:79).Dalam penggunaan media dan
bilangan berulang melibatkan bilangan cacah sampai pada angka 999 siawa diminta untuk
membuat penjumlahan atau pengurangan berulang sesaui dengan soal yang mereka dapatkan
tanpa adanya teknik menyenangkan hanya dengan metode ceramah diharapkan siswa sudah
mampu lam materi ini apadahal materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
merupakan materi esensial yang merupakan konsep awal dari materi perkalian dan
pembagian. Hal tersebut berdampak siswa mudah bosan dan jenuh begitu pula faktor
media dan pengalaman langsung kenapa hasil dari penjumlahan atau pengurangan berulang
merupakan suatu perkalian maka kelak di kelas lanjut mereka akan mudah dalam materi
perkalian, salah satunya adalah menggunakan media belajar yang ada di sekitar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut Puspita (2003:1) mengemukakan adanya“KalkulatorJari”
Pada dasarnya perkalian dengan menggunakan jari ini disajikan dalam tiga tahap
yaitu perkalian dengan penjumlahan berulang atau kelipatan, perkalian dengan faktor 6
sampai dengan 10, dan perkalian dengan faktor bilangan 11 dan seterusnya.
Perkalian ini pada umumnya digunakan pada tema 2 disemester 1 kelas 2 yang
b. Siswa melakukan hitungan meloncat-loncat mulai loncat dua sampai dengan loncat
10.
Artinya melakukan hitungan lompat empat sampai pada hitungan jari ketiga 4+8+12.
Jadi 3x4 = 12
Pengurangan berulang merukan bentuk dari pembagian sama halnya dengan penjumlahan
berulang yang merupakan perkalian berulang, maka dalam pengurangan berulang konsep
awal dari pembagian suatu bialangan yang diajarkan pada Tema 2 kelas 2 yang
a. Siswa dikenalkan dan jari-jari mereka sebagai alat yang membantu mereka dalam
berhitung.
b. Siswa melakukan pengurangan angka terbesar yang dikurangkan sesuai angka kecil
15 : 3 = 15-3-3-3-3-3=0