712-Article Text-1927-1-10-20200529

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 – 9875

Vol. 21, No. 1a-1, Nov 2019, Hlm. 97-108 E-ISSN: 2656 – 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA
BRYAN SEBASTIAN
IRWANTO HANDOJO

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20 Jakarta 11440, Indonesia
[email protected]

Abstract: The aim of this study is analysing the impact of firm size, leverage, corporate growth, cash,
commissioner size, commissioner proportion, audit committee size, managerial ownership, profitability, and audit
size on earnings management in non-financial companies listed in Indonesian Stock Exchange. The earnings
management measurement is by using the ‘Modified Jones’ model, which is the ‘discretionary accruals’ as the
proxy of earnings management. The population of this study is the non-financial companies listed in Indonesian
Stock Exchange during 2013 - 2016. There are 100 companies used as sample which is obtained through
purposive sampling. Multiple regression is used for data analysis. The result of this research shows that leverage,
cash, commissioner size, and profitability have significant influence on earnings management, while firm size,
corporate growth, commissioner proportion, audit committee size, managerial ownership, and audit size have
insignificant influence on earnings management

Keywords: Discretionary Accruals, Modified Jones, Good Corporate Governance, and Multiple Regression.

Abstrak: Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan
perusahaan, kas, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan
manajerial, profitabilitas, dan ukuran KAP terhadap manajemen laba, pada perusahaan-non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengukuran untuk manajemen laba menggunakan ‘Modified Jones’ model,
dimana ‘discretionary accruals’ digunakan sebagai proksi manajemen laba. Populasi yang digunakan dalam studi
ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013 - 2016.
sebanyak 100 perusahaan digunakan sebagai sampel yang diperoleh melalui purposive sampling. Regresi
berganda digunakan dalam menganalisis data. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa leverage, kas, ukuran
dewan komisaris, dan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba, sementara ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, komposisi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan manajerial, dan ukuran
KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata Kunci: Discretionary Accruals, Modified Jones, Good Corporate Governance, and Multiple Regression.

PENDAHULUAN mereka dapat melakukan pengambilan


Laporan keuangan dibuat untuk keputusan dengan benar. Dalam menyusun
menyediakan informasi finansial kepada pihak laporan keuangan, basis akrual lebih relevan di
luar yang diharapkan dapat memberikan bandingkan basis kas karena lebih
informasi yang akurat sesuai dengan kondisi menggambarkan kondisi sebenarnya. basis
sebenarnya kepada kreditor dan investor agar akrual juga memberikan fleksibilitas kepada

97
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

manajemen untuk menggunakan metode manajemen laba menurunkan pendapatan


akuntansi yang masih dalam prinsip dan untuk mendapat perlakuan ekstra dari
standar akuntansi (Sirat 2012). pemerintah seperti, perlindungan dari
Suatu pilihan metode akuntansi yang kompetitor asing (Subramanyam 2015, 108-
dilakukan oleh manajemen untuk mencapai 110). Manajemen laba menjadi menarik karena
tujuan tertentu disebut dengan manajemen pentingnya arti laba bagi penilaian prestasi
laba. Ketika tujuan yang ingin dicapai tidak suatu usaha suatu unit operasi atau
tercapai, maka manajemen akan mengambil perusahaan secara keseluruhan.
kesempatan berupa fleksibilitas ini untuk
menyusun laporan keuangan. Hal ini dilakukan Teori Keagenan
dengan cara memodifikasi laporan keuangan Menurut Jensen dan Meckling (1976),
dengan cara memilih metode akuntansi yang Teori keagenan dapat terjadi bila adanya
masih diperbolehkan yang dapat menghasilkan hubungan antara agen dan prinsipal untuk
profit yang tinggi agar terlihat menghasilkan melakukan suatu jasa dimana melibatkan
kinerja yang baik (Sirat 2012). delegasi beberapa pengambilan keputusan
Manajemen laba adalah hasil yang oleh agen. Jika kedua pihak yang berkaitan ini
menimbulkan masalah dari akuntansi basis adalah pencari kepuasan maksimum, akan ada
akrual. Penggunaan perkiraan dan penilaian alasan untuk percaya bahwa agen tidak selalu
dapat membuat manajemen menarik informasi bertindak sesuai kepentingan prinsipal.
dalam untuk membuat angka akuntansi lebih Prinsipal dapat membatasi perbedaan
memikat. Manajemen laba dilakukan karena kepentinganya dengan cara memberikan
beberapa alasan diantaranya: menaikan insentif yang pantas untuk agen dan dengan
kompensasi, menghindari perjanjian hutang, mengawasi biaya untuk membatasi sebuah
dan dampak ke harga saham. Manajemen laba aktivitas agen.
dapat berupa penggantian metode akuntansi Dalam model Jensen dan Meckling,
dan mengganti kebijakan dan estimasi posisi perusahaan adalah sebagai kontrak
akuntansi yang dapat mempengaruhi angka persetujuan antara manajer, pemegang saham,
akuntansi. Manajemen laba adalah kenyataan supplier, pelanggan, dan pihak lain. Semua
yang enggan dianggap sebagai bagian dari pihak tersebut adalah orang dewasa yang
basis akrual akuntansi, hal ini dapat melukai bertindak sesuai dengan kepentingan sendiri,
kredibilitas informasi akuntansi (Subramanyam dan mengharapkan pihak lain juga bertindak
2015, 108). sesuai kepentingannya (Megginson 1996, 17).
Ada 3 strategi dalam manajemen laba. Teori agensi memperhatikan
Pertama manajer menaikan pendapatan tahun penyelesaian dua masalah yang dapat terjadi di
ini. Kedua, manajer melakukan big bath untuk dalam hubungan antara agen dan prinsipal.
menurunkan pendapatan periode ini. Ketiga, Masalah pertama muncul ketika adanya konflik
Manajer mengurangi volatilitas atas tujuan yang diinginkan oleh prinsipal dengan
pendapatan dengan cara perataan laba. agen dan sangat sulit atau mahal bagi prinsipal
Motivasi untuk melakukan manajemen laba untuk memverifikasi apa yang sebenarnya
antara lain: Contracting Incentives karena dilakukan oleh agen. Masalah ini adalah
kompensasi kontrak dapat melibatkan bonus prinsipal tidak bisa memverifikasi bahwa agen
berdasarkan pendapatan, Stock Price Effect telah bersikap sepantasnya. Masalah yang
terkadang manajer menaikan pendapatan kedua adalah risiko yang sama ditanggung oleh
secara sementara untuk meningkatkan harga prinsipal dan agen sedangkan pandangan
saham untuk beberapa event seperti merger mereka terhadap risiko berbeda-beda, mereka
atau penawaran sekuritas, Other Incentives akan melakukan tindakan yang berbeda karena

98
P-ISSN: 1410 – 9875 Bryan Sebastian
E-ISSN: 2656 – 9124 Irwanto Handojo

punya preferensi risiko yang berbeda dewan komisaris independen. (Sudjatna dan
(Eisenhardt 1989). Muid 2015).

Manajemen Laba Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba


Manajemen Laba merupakan tindakan Ukuran perusahaan merupakan ukuran
atau tehnik yang digunakan oleh manajemen yang mencerminkan besar kecilnya tingkat
untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan penjualan dan kontrol internal perusahaan,
pendapatan, menggunakan metode akuntansi perusahaan yang besar akan pengambilan
atau dengan pergantian kebijakan akuntansi, keputusannya akan berpengaruh terhadap
mepercepat atau menangguhkan beban atau persepsi publik (Arifin dan Destriana 2016).
pendapatan, atau menggunakan tehnik yang Penelitian Uwuigbe et al. (2015), Herlambang
dapat mempengaruhi laba secara jangka dan Darsono (2015) dan Agustia (2013),
pendek (Uwuigbe et al. 2015). Tujuan menyatakan bahwa ukuran perusahaan
melakukan manajemen laba antara lain: berpengaruh terhadap manajemen laba.
kompensasi bonus dalam kontrak, Penelitian Arifin dan Destriana (2016), Asward
meningkatkan harga saham untuk penawaran dan Lina (2015), dan Susanto (2013)
sekuritas, dan mendapat perlindungan ekstra menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
dari pemerintah, misalnya mendapat berpengaruh terhadap manajemen laba.
pelindungan dari Kompetitor asing H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
(Subramanyam 2015, 108-110). Manajemen Laba.
Manajemen laba merupakan salah satu
faktor yang mengurangi keandalan dan Leverage dan Manajemen Laba
kredibilitas laporan keuagan, mengakibatkan Leverage merupakan salah satu rasio
bias yang dapat menganggu para pengguna keuangan yang menggambarkan hubungan
laporan keuangan karena mereka antara hutang perusahaan terhadap modal
mempercayai angka-angka yang merupakan maupun aset perusahaan. Leverage melihat
hasil rekayasa. Salah satu cara untuk sejauh mana perusahaan dapat memenuhi
menangani hal tersebut adalah dengan kewajiban jangka panjangnya dengan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, kemampuan perusahaan yang digambarkan
yaitu sistem yang mengarahkan dan melalui aset dan modal yang dimiliki (Arifin dan
mengendalikan perushaan dengan tujuan Destriana 2016). Penelitian Arifin dan Destriana
mencapai keseimbangan antara keuatan untuk (2016), Pradipta dan Siswanto (2015),
menjamin kelasungan hidup perusahaan dan Mambraku dan Hadiprajitno (2014), Mahiswari
tanggun jawab pada stakeholders. Karena asas dan Nugroho (2014), Agustia (2013), Savitri
Good Coporate Governance yaitu transparansi, (2014), dan Susanto (2013), menyatakan
akuntabilitas, responsibilitas, independensi bahwa leverage berpengaruh terhadap
serta kewajaran dan kesetaraan untuk manajemen laba. Penelitian Uwuigbe et al.
mencapai kesinambungan usaha perusahaan (2015) dan Sirat (2012), menyatakan bahwa
dengan memperhatikan para pemangku leverage tidak berpengaruh terhadap
kepentingan (Komite Nasional Kebijakan manajemen laba.
Governance 2006 dalam Herlambang dan H2: Leverage berpengaruh terhadap
Darsono 2015), Good Coporate Governance Manajemen Laba.
diharapkan dapat mengurangi praktik
manajemen laba dengan cara seperti
membentuk komite audit independen, atau

99
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Pertumbuhan Perusahaan dan Manajemen manajemen laba (Sumanto dan Kiswanto


Laba 2014).
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur Penelitian Pradipta dan Siswanto
berdasarkan strategi pertumbuhan penjualan (2015), serta Sumanto dan Kiswanto (2014)
Shian dan Tam (2010) dalam Uwuigbe et al. menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
(2015). Perusahaan dengan pertumbuhan berpengaruh terhadap manajemen laba.
penjualan yang tinggi tidak termotivasi Penelitian Mahiswari dan Nugroho (2014), serta
melakukan manajemen laba, sedangkan Herlambang dan Darsono (2015) menyatakan
perusahaan dengan pertumbuhan penjualan bahwa ukuran dewan komisaris tidak
yang rendah akan cenderung memanipulasi berpengaruh terhadap manajemen laba.
laba (Kim et al. 2003 dalam Handayani dan H5: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh
Rachadi 2009). Penelitian Uwuigbe et al. terhadap Manajemen Laba.
(2015), Handayani dan Rachadi (2009), dan
Sari (2015) menyatakan bahwa pertumbuhan Komposisi Dewan Komisaris dan
perusahaan berpengaruh terhadap manajemen Manajemen Laba
laba. Penelitian Savitri (2014), Pradipta dan Dewan komisaris independen sebagai
Siswanto (2015), dan Sirat (2012), yang organ perusahaan bertugas dan bertanggung
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan jawab secara kolektif untuk melakukan
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. pengawasan dan memberikan nasihat kepada
H3: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh direksi serta memastikan bahwa perusahaan
terhadap Manajemen Laba. melaksanakan Good Corporate Governance.
Namun demikian dewan komisaris tidak boleh
Kas dan Manajemen Laba turut serta dalam mengambil keputusan
Kas bersifat likuid dan jangka pendek, operasional (KNKG 2006 dalam Herlambang
oleh karena itu kas sangat mudah dikendalikan dan Darsono 2015). Penelitian Herlambang dan
manajemen sehingga memotivasi manajer Darsono (2015), serta Arifin dan Destriana
untuk memanfaatkannya untuk kepentingan (2016), menyatakan bahwa komposisi dewan
pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya komisaris berpengaruh terhadap manajemen
manajemen laba (Mambraku dan Hadiprajitno laba. Penelitian Mahiswari dan Nugroho (2014),
2014). Penelitian Mambraku dan Hadiprajitno Agustia (2013), Anggana dan Prastiwi (2013),
(2014), menyatakan bahwa kas berpengaruh Guna dan Herawaty (2010), Pradipta dan
terhadap manajemen laba. Penelitian Uwuigbe Siswanto (2015), Rahardi dan Prastiwi (2014),
et al. (2015), menyatakan bahwa kas tidak Sirat (2012), dan Susanto (2013), menyatakan
berpengaruh terhadap manajemen laba. bahwa komposisi dewan komisaris tidak
H4: Kas berpengaruh terhadap Manajemen berpengaruh terhadap manajemen laba.
Laba. H6: Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh
terhadap Manajemen Laba.
Ukuran Dewan Komisaris dan Manajemen
Laba Ukuran Komite Audit dan Manajemen Laba
Dewan komisaris berfungsi untuk Keberadaan komite audit dalam suatu
memberi pengawasan dan nasehat kepada perusahaan adalah suatu sistem kontrol dan
manajer atas nama pemegang saham untuk sebagai penghubung antara pemegang saham
memastikan manajemen telah bertindak sesuai dengan dewan komisaris dalam menemukan
dengan kepentingan pemegang saham. Hal masalah kontrol. Komite audit diharapkan dapat
tersebut diharapkan dapat mengurangi praktik mengurangi adanya manajemen laba (Susanto
2013). Penelitian Rahardi dan Prastiwi (2014),

100
P-ISSN: 1410 – 9875 Bryan Sebastian
E-ISSN: 2656 – 9124 Irwanto Handojo

Asward dan Lina (2015), dan Susanto (2013), Pada perusahaan dengan profitabilitas
menyatakan bahwa komite audit berpengaruh tinggi, maka akan lebih besar kemungkinan
terhadap manajemen laba. Penelitian terjadinya manajemen laba dibandingkan
Herlambang dan Darsono (2015), Agustia dengan perusahaan yang berprofitabilitas kecil
(2013), Anggana dan Prastiwi (2013), (Arifin dan Destriana 2016). Penelitian Arifin
Mahiswari dan Nugroho (2014), serta Arifin dan dan Destriana (2016), Guna dan Herawaty
Destriana (2016), menyatakan bahwa ukuran (2010), Pradipta dan Siswanto (2015), serta
komite audit tidak berpengaruh terhadap Asward dan Lina (2015), menyatakan bahwa
manajemen laba. profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen
H7: Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap laba. Susanto (2013) dan Sari (2015),
Manajemen Laba. menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kepemilikan Manajerial dan Manajemen H9: Profitabilitas berpengaruh terhadap
Laba Manajemen Laba.
Kepemilikan manajerial adalah saham
yang dimiliki oleh manajemen perusahaan yaitu Ukuran KAP dan Manajemen Laba
manajer komisaris dan direksi. Kepemilikan Semakin baik auditor eksternal dalam
manajerial berhasil menangani masalah melakukan pemeriksaan laporan keuangan,
keagenan, karena agen juga merangkap maka independensi dalam menentukan
menjadi prinsipal, dimana agen memiliki rasa kewajaran laporan keuangan akan lebih baik.
memiliki perusahaan, sehingga agen akan Hal ini akan mendorong perusahaan membuat
bekerja dengan giat (Arifin dan Destriana laporan keuangan yang lebih baik sehingga,
2016). Penelitian Rahardi dan Prastiwi (2014), adanya praktik manajemen laba dapat
Anggana dan Prastiwi (2013), Mambraku dan minimalisir (Anggana dan Prastiwi 2013).
Hadiprajitno (2014), Sari (2015), Asward dan Penelitian Guna dan Herawaty (2010),
Lina (2015), Pradipta dan Siswanto (2015), Anggana dan Prastiwi (2013), serta Sudjatna
serta Sudjatna dan Muid (2015), menyatakan dan Muid (2015), menyatakan bahwa ukuran
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen
terhadap manajemen laba. Penelitian Arifin dan laba. Penelitian Arifin dan Destriana (2016),
Destriana (2016), Agustia (2013), Guna dan dan Sirat (2012), menyatakan bahwa ukuran
Herawaty (2010), Mahiswari dan Nugroho KAP tidak berpengaruh terhadap menajemen
(2014), dan Susanto (2013), menyatakan laba.
bahwa kepemilikan manajerial tidak H10: Ukuran KAP berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen Laba.
Ha8: Kepemilikan Manajerial berpengaruh
terhadap Manajemen Laba. METODE PENELITIAN
Sampel penelitian yang digunakan
Profitabilitas dan Manajemen Laba dalam penelitian ini adalah perusahaan non-
Profitabilitas menunjukkan kemampuan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
suatu perusahaan untuk memperoleh laba Indonesia dengan periode penelitian 2014-2016
dalam hubungannya dengan aset yang yang diseleksi dengan prosedur sebagai
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut berikut.
(Almalita 2017).

101
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel


Kriteria Sampel Jumlah Jumlah
Perusahaan Data
Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dari 402 1.206
tahun 2013-2016.
Perusahaan non-keuangan yang menerbitkan laporan (7) (21)
keuangan tidak berakhir per 31 Desember selama tahun
2013-2016.
Perusahaan non-keuangan yang menerbitkan laporan (78) (234)
keuangan non-Rupiah selama tahun 2013-2016.
Perusahaan non-keuangan yang tidak menghasilkan laba (125) (375)
positif selama tahun 2014-2016.
Perusahaan non-keuangan yang tidak memiliki (92) (276)
kepemilikan manajerial selama tahun 2014-2016.
Perusahaan dan Data yang dijadikan Sampel. 100 300
Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Manajemen laba diukur dengan skala TAit 1 (∆REVit -∆RECit )


rasio, diproksikan dengan Discretionary = β1 + β2 +
Ait-1 Ait-1 Ait-1
Accruals. Mengacu pada penelitian Uwuigbe et (PPEit )
al. (2015), menggunakan Modified Jones β3 +ε
Ait-1
Model, manajemen laba dihitung dengan skala Dimana:
rasio dengan Discretionary Accruals diperoleh TAit = Total Akrual perusahaan i
dengan langkah-langkah sebagai berikut: pada periode ke-t
1. TAit diperoleh dari OIit dikurangi Ait-1 = Total aset perusahaan i pada
CFOit periode ke-t
TAit = OIit - CFOit ΔREVit = Perubahan pendapatan perusahaan i
Dimana: pada periode ke-t
TAit = Total Akrual perusahaan i ΔRECit = Perubahan piutang
pada periode ke-t perusahaan i pada periode ke-t
OIit = Laba Operasi perusahaan i PPEit = Aset tetap perusahaan i
pada periode ke-t pada periode ke-t
CFOit = Arus kas operasi perusahaan β1, β2, β3 = koefisien regresi
i pada periode ke-t ε = error (Discretionary Accruals)
2. Setelah TAit diperoleh, TAit, Ukuran Perusahaan (FSE) adalah
(ΔREVit-ΔRECit), dan PPEit dibagi nilai atau skala pengukuran dimana
dengan Ait-1. lalu regress TA/Ait-1 perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
sebagai variabel dependen, perusahaan besar atau kecil. Ukuran tersebut
(ΔREVit-ΔRECit)/Ait-1, dan PPE/Ait-1 dapat didasarkan dengan total aset, penjualan,
sebagai variabel independen, dan kapitalisasi pasar (Arifin dan Destriana
sehingga diperoleh ε yang 2016). Mengacu pada penelitian Uwuigbe et al.
merupakan nilai Discretionary (2015), ukuran perusahaan dihitung dihitung
Accruals (DA). dari Logaritma total aset, ukuran perusahaan
diukur dengan skala rasio. Rumus ukuran
perusahaan adalah sebagai berikut:

102
P-ISSN: 1410 – 9875 Bryan Sebastian
E-ISSN: 2656 – 9124 Irwanto Handojo

Ukuran perusahaan = Log (Total Aset) komisaris yang ada dalam susunan
Leverage (LVR) digunakan untuk perusahaan. Mengacu pada penelitian
mengukur total aset yang diperoleh yang Herlambang dan Darsono (2015), komposisi
dibiayai dengan hutang (Uwuigbe et al. 2015). dewan komisaris dihitung dengan membagi
Mengacu pada penelitian Uwuigbe et al. jumlah anggota dewan komisaris independen
(2015), leverage dihitung dengan cara dengan jumlah anggota dewan komisaris.
membagi total debt dengan total aset. Leverage Komposisi dewan komisaris diukur dengan
diukur dengan skala rasio, pengukuran total skala rasio. Rumus komposisi dewan komisaris
debt diproksikan dengan menggunakan total adalah sebagai berikut:
liabilitas. Rumus leverage adalah sebagai Komposisi dewan komisaris =
berikut: Jumlah dewan komisaris independen
Total debt Jumlah seluruh dewan komisaris
Leverage = Ukuran Komite Audit (AUD) adalah
Total aset
Pertumbuhan Perusahaan (GRW) jumlah susunan komite audit berdasarkan pada
diukur berdasarkan strategi pertumbuhan data yang dicantumkan dalam laporan
penjualan (Shian dan Tam 2010 dalam keuangan perusahaan (Herlambang dan
Uwuigbe 2015). Mengacu pada penelitian Darsono 2015). Mengacu pada penelitian
Savitri (2014), Pertumbuhan perusahaan diukur Herlambang dan Darsono (2015), Ukuran
dengan skala rasio, dengan proksi komite audit diukur dengan skala rasio, variabel
pertumbuhan penjualan dan dihitung dengan ini ditentukan oleh jumlah komite audit
rumus sebagai berikut: berdasarkan data yang dicantumkan dalam
Penjualan tahun ini – Penjualan tahun lalu laporan keuangan perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan =
Penjualan tahun lalu Kepemilikan Manajerial (MOS)
Kas (CSH) merupakan proporsi antara adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh
kas dan setara kas dengan total aset pihak manajemen perusahaan baik direksi
perusahaan. Mengacu pada penelitian Uwuigbe maupun komisaris diluar saham yang dimiliki
et al. (2015), kas dihitung dengan cara prinsipal, masyarakat dan institusional (Warfield
membagi kas dan setara kas dengan total aset. 1995 dalam Anggana dan Prastiwi 2013).
Kas diukur dengan skala rasio. Rumus kas Mengacu pada penelitian Arifin dan Destriana
adalah sebagai berikut: (2016), kepemilikan manajerial dihitung dengan
Kas dan setara kas membagi jumlah saham manajemen degan
Kas =
Total aset total saham yang beredar lalu dikali seratus.
Ukuran Dewan Komisaris (KOM) Kepemilikan manajerial diukur dengan skala
yaitu jumlah total anggota dewan komisaris, rasio. Rumus kepemilikan manajerial adalah
baik yang berasal dari dalam perusahaan sebagai berikut:
maupun dari luar perusahaan (Herlambang dan Kepemilikan Manajerial =
Darsono 2015). Mengacu pada penelitian Lembar saham manajemen
Herlambang dan Darsono (2015), Ukuran x 100%
Total saham beredar
dewan komisaris diukur dengan skala rasio, Profitabilitas (ROA) adalah
ukuran dewan komisaris ditentukan dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
banyaknya anggota dewan komisaris dalam laba dalam hubungannya dengan aktiva yang
perusahaan. digunakan. Mengacu pada penelitian (Arifin dan
Komposisi Dewan Komisaris (IDK) Destriana 2016), profitabilitas diukur dengan
yaitu proporsi jumlah dewan komisaris skala rasio, diproksikan dengan Return on
independen terhadap jumlah total dewan Assets (ROA) yaitu dengan cara membagi laba

103
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

setelah pajak dengan total aset lalu dikali diukur dengan skala nominal menggunakan
seratus persen. Rumus profitabilitas adalah variabel dummy, yaitu:
sebagai berikut: 1. Nilai 0 untuk perusahaan yang
Laba setelah pajak diaudit KAP non-Big Four;
Profitabilitas = x 100% 2. Nilai 1 untuk perusahaan yang
Total asset
Ukuran KAP (KAP) adalah diaudit KAP Big Four.
probabilitas seorang auditor dapat menemukan
dan melaporkan pelanggaran dalam akuntansi HASIL PENELITIAN
perusahaan, Mengacu pada penelitian Arifin Gambaran statistik deskriptif adalah
dan Destriana (2016), variabel ukuran KAP sebagai berikut:

Tabel 2 Statistik Deskriptif


Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata Standar
Deviasi
DA 300 -0,24826 0,36311 -5,45214E-18 0,08191
FSE 300 10,66988 14,41806 12,44353 0,76469
LVR 300 0,06619 0,93124 0,43035 0,19152
GRW 300 -2,96067 8,04039 0,10215 0,54851
CSH 300 0,00130 0,53489 0,10168 0,09713
KOM 300 1,00000 22,00000 4,32667 2,35196
IDK 300 0,00000 1,00000 0,38425 0,09871
AUD 300 2,00000 6,00000 3,09000 0,49940
MOS(%) 300 0,0000007 66,40058 5,23616 10,27256
ROA(%) 300 0,01825 33,32452 6,36837 5,60894
KAP 300 0,00000 1,00000 0,43333 0,49636
Sumber: output data SPSS 19

Hasil uji statistik t adalah sebagai berikut:


Tabel 3 Hasil Uji Statistik t
Variabel B Sig. Kesimpulan
(Constant) -0,043
FSE 0,004 0,601 Ha1 tidak diterima
LVR 0,088 0,001 Ha2 diterima
GRW 0,004 0,601 Ha3 tidak diterima
CSH -0,156 0,004 Ha4 diterima
KOM -0,009 0,000 Ha5 diterima
IDK -0,084 0,070 Ha6 tidak diterima
AUD 0,004 0,710 Ha7 tidak diterima
MOS 3.672E-4 0,414 Ha8 tidak diterima
ROA 0,005 0,000 Ha9 diterima
KAP -0,018 0,096 Ha10 tidak diterima
Sumber: output data SPSS 19

104
P-ISSN: 1410 – 9875 Bryan Sebastian
E-ISSN: 2656 – 9124 Irwanto Handojo

Ukuran perusahaan (FSE) memiliki tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.


nilai signifikansi sebesar 0,601 dimana nilai Kepemilikan manajerial (MOS) memiliki nilai
tersebut lebih dari 0,05. Dengan demikian, Ha1 signifikansi sebesar 0,414 dimana nilai tersebut
tidak dapat diterima, ukuran perusahaan tidak lebih dari 0,05. Dengan demikian, Ha8 tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. dapat diterima, kepemilikan manajerial tidak
Leverage (LVR) memiliki nilai signifikansi berpengaruh terhadap manajemen laba.
sebesar 0,001 dimana nilai tersebut kurang dari Profitabilitas (ROA) memiliki nilai signifikansi
0,05. Dengan demikian, H2 dapat diterima, sebesar 0,000 dimana nilai tersebut kurang dari
leverage berpengaruh terhadap manajemen 0,05. Dengan demikian, Ha9 dapat diterima,
laba. Pertumbuhan perusahaan (GRW) profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,601 dimana laba. Ukuran KAP (KAP) memiliki nilai
nilai tersebut lebih dari 0,05. Dengan demikian, signifikansi sebesar 0,096 dimana nilai tersebut
Ha3 tidak dapat diterima, pertumbuhan lebih dari 0,05. Dengan demikian, Ha10 tidak
perusahaan tidak berpengaruh terhadap dapat diterima, ukuran komite audit tidak
manajemen laba. Kas (CSH) memiliki nilai berpengaruh terhadap manajemen laba.
signifikansi sebesar 0,004 dimana nilai tersebut
kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ha4 dapat PENUTUP
diterima, kas berpengaruh terhadap Leverage, kas, ukuran dewan
manajemen laba. komisaris, dan profitabilitas berpengaruh
Ukuran dewan komisaris (KOM) terhadap manajemen laba. Ukuran
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
nilai tersebut kurang dari 0,05. Dengan komposisi dewan komisaris, ukuran komite
demikian, Ha5 dapat diterima, ukuran dewan audit, kepemilikan manajerial, dan ukuran KAP
komisaris berpengaruh terhadap manajemen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
laba. Komposisi dewan komisaris (IDK) Keterbatasan penelitian ini adalah
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,070 dimana periode penelitian yang hanya tiga tahun yaitu
nilai tersebut lebih dari 0,05. Dengan demikian, 2014-2016, penelitian ini hanya menggunakan
Ha6 tidak dapat diterima, komposisi dewan sepuluh variabel independen, terdapat
komisaris tidak berpengaruh terhadap heteroskedastisitas dalam model penelitian.
manajemen laba. Ukuran komite audit (AUD) Memperpanjang periode penelitian
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,710 dimana menjadi empat atau lima tahun, penambahan
nilai tersebut lebih dari 0,05. Dengan demikian, variabel independen, dan penambahan data
Ha7 tidak dapat diterima, ukuran komite audit untuk mengatasi heteroskedastisitas.

REFERENSI:

Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1: 27-42.
Almalita, Yuliani. 2017. Pengaruh Corporate Governance dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 19, No. 2.
Anggana, Gea Rafdan, dan Andri Prastiwi. 2013. Analisis pengaruh Coporate Governance terhadap
Praktik Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3: 1-12.
Arifin, Lavenia, dan Nicken Destriana. 2016. Pengaruh Firm Size, Corporate Governance, dan
Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 18, No.
1: 84-93.

105
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Asward, Ismalia, dan Lina. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen
Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol.14 ,
No.1: 15-34.
Eisenhardt, Katleen M. 1998. Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of Management.
The Academy of Management Review. Vol. 14, No. 1: 57-74.
Guna, Welvin I, dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi
Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Vol. 12, No. 1: 53-68.
Handayani, RR. Sri, dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11, No. 1: 33-56.
Herlambang, Setyarso, dan Darsono. 2015, Pengaruh Good Coporate Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4, No. 3: 1-11.
Mahiswari, Raras, dan Paskah Ika Nugroho. 2014. Pengaruh Mekanisme Coporate Governance,
Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 17 No.1: 1-20.
Mambraku, Milka Erika, dan P. Basuki Hadiprajitno. 2014. Pengaruh Cash Holding dan Struktur
Kepemilikan Manajerial terhadap Income Smoothing (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012). Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 3, No. 2: 1-9.
Megginson, William L. 1996. Corporate Finance Theory. Addison-Wesley Educational Publisher Inc.
Pradipta, Arya, dan Teguh Siswanto. 2015. Pengaruh Penerapan Tata Kelola dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17, No. 1a.
Rahardi, Teguh, dan Andri Prastiwi. 2014. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012).
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 1: 1-14.
Sari, Sesti Yurfita. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jom FEKON, Vol. 2, No. 2: 1-
15.
Savitri, Enni. 2014. Analisis Pengaruh Leverage dan Siklus Hidup terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi, Vol. 3, No. 1: 72-89.
Shian, Gi Su, and Hong Tam Vo. 2010. The Relationship Between Corporate Strategy, Capital Structure
and Firm Performance: An Empirical Study of the Listed Companies in Vietnam. International
Research Journal of Finance and Economics. Issue 50: 62-71.
Sirat, Hadi. 2012. Corporate Governance Practices, Share Ownership Structure, and Size on Earnings
Management. Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura, Vol. 15, No. 1: 145-
156.
Siregar, S. V., dan S. Utama. 2005. Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek
corporate governance terhadap pengelolaan laba (earnings management). Simposium Nasional
Akuntansi VIII: 475-490
Subramanyam, K R. 2015. Financial Statement Analysis. New York. McGraw-Hill Education.
Sudjadna, Indiferent, dan Dul Muid. 2015, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Keaktifan Komite Audit, dan
Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4, No. 4: 1-8
Sumanto, Bowo, dan Asrori Kiswanto. 2014. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Dewan
Komisaris Terhadap Manajemen Laba. Accounting Analysis Journal, Vol. 3, No. 1 :44-52.

106
P-ISSN: 1410 – 9875 Bryan Sebastian
E-ISSN: 2656 – 9124 Irwanto Handojo

Susanto, Yulius Kurnia. 2013. The Effect of Corporate Governance Mechanism on Earnings
Management Practice (Case Study on Indonesia Manufacturing Industry). Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 15, No. 2: 157-167.
Uwuigbe, Uwalomwa, Olubukunola Ranti, and Okorie Bernard. 2015. Assestment of the Effects of Firm’
Characteristics on Earnings Management of Listed Firms in Nigeria. Asian Economic and
Financial Review, Vol. 5, No. 2: 218-228.

107
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

108

Anda mungkin juga menyukai