Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perataan A968c611

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 ± 9875

Vol. 21, No. 1a-1, Nov 2019, Hlm. 73-82 E-ISSN: 2656 ± 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

FAKTOR ² FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA


PERUSAHAAN NON KEUANGAN

MONICA NOVIA GUNAWATI


YULIUS KURNIA SUSANTO

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20 Jakarta 11440, Indonesia
[email protected]

Abstract: The purpose of this study is to examine the factors that influence income smooting in non-financial
companies. These factors are size, leverage, profitability, ownership structure, institutional structure, firm value,
and dividend payout ratio Population of this research are non financial companies listed in Indonesian Stock
Exchange from 2014-2016. The samples are collected using purposive sampling method and there are 51
companies meet those criteria for samples. This research use logistic regression method for data analysis. The
result of this research indicate that profitability has influence to income smoothing. While size, leverage,
ownership structure, institutional structure, firm value and dividend payout ratio do not influence to income
smoothing..

Keywords: Income smoothing, size, leverage, profitability, ownership structure, institutional structure, firm
value, dividend payout ratio

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada
perusahaan non keuangan. Faktor-faktor tersebut adalah ukuran perusahaan, rasio utang, profitabilitas,
kepemilkan manajerial, kepemilikan institusional, nilai perusahaan dan dividend payout ratio. Populasi dari
penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2016.
Sampel diperoleh melalui metode purposive sampling dan ada 51 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.
Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas mempengaruhi perataan laba. Di sisi lain, ukuran perusahaan, rasio utang, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, dan nilai perusahaan dan dividend payout ratio tidak mempengaruhi perataan laba.

Kata kunci: Perataan Laba, Ukuran Perusahaan, Rasio Utang, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilkan Institusional, Nilai Perusahaan, Dividend Payout Ratio

PENDAHULUAN Menurut Ikatan Akuntan Indonesia


bagian laporan keuangan terdiri dari neraca,
Informasi akuntansi yang berhubungan laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
dengan kinerja perusahaan merupakan laporan arus kas, dan catatan atas laporan
kebutuhan yang paling mendasar dalam proses keuangan adalah keseluruhan laporan
pengambilan keputusan bagi investor atau keuangan yang disajikan. Laporan keuangan
pemegang saham yang memberikan dana disusun oleh pihak manajemen sebagai
dalam bentuk investasi ke perusahaan. Salah pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan
satu sumber informasi akuntansi adalah pengguna laporan keuangan (Herni dan
laporan keuangan (Gantino 2015). Susanto 2008).

73
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Kasus yang pernah terjadi di Monitoring cost adalah biaya ini


perusahaan yang melakukan tindakan perataan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk
laba PT. Kimia Farma Tbk diduga melakukan menilai, mengamati, dan mengawasi perilaku
markup laba bersih dalam laporan keuangan manajer, contohnya biaya audit. Bonding cost
tahun 2001. Dalam laporan tersebut dijelaskan adalah biaya ini dikeluarkan oleh manajer
bahwa PT. Kimia Farma berhasil memperoleh sebagai bukti agar dianggap telah
laba sebesar Rp 132 miliar. Namun, laba yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
dilaporkan berbeda dengan kenyataannya kepentingan pemegang saham. Residual loss
dimana hanya memperoleh keuntungan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
sebesar Rp 99 miliar. Kasus lainnya yaitu, PT pemegang saham dalam rangka untuk berjaga-
Indofarma Tbk. Pada tahun 2007 ditemukan jaga apabila manajer tidak bertindak sesuai
bukti bahwa nilai barang dinilai lebih tinggi dari keinginan pemegang saham (Jensen dan
seharusnya, akibatnya harga pokok yang Meckling 1976).
disajikan terlalu rendah dan berdampak bagi Dalam teori ini agen tidak selalu
laba yang disajikan menjadi lebih tinggi (Pratiwi bertindak sesuai kepentingan prinsipal,
dan Damayanthi 2017). manajemen bisa melakukan tindakan-tindakan
Penelitian ini merupakan yang tidak menguntungkan perusahaan secara
pengembangan dari penelitian Mohebi et al keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa
(2013), Husaini dan Sayunita (2016), Monalisa saja merugikan kepentingan perusahaan.
(2015). Tujuan utama dari penelitian ini adalah Bahkan untuk mencapai kepentingannya
untuk mendapatkan bukti empiris apakah sendiri, manajemen bisa menggunakan
ukuran perusahaan, rasio utang, profitabilitas, akuntansi sebagai alat untuk melakukan
kepemilikan manajerial, kepemilikan perataan laba dengan cara memanipulasi
institusional, nilai perusahaan dan dividend angka laba yang terdapat pada laporan
payout ratio berpengaruh terhadap perataan keuangan (Santoso dan Salim 2012).
laba.
Teori Sinyal
Teori Keagenan Teori sinyal (signalling theory) adalah
Teori keagenan merupakan teori yang suatu sinyal yang diberikan oleh pihak
menjelaskan suatu hubungan keagenan perusahaan seperti manajer kepada investor
sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih untuk menunjukkan bahwa perusahaan
orang seperti pemegang saham (principal) tersebut layak sebagai tempat investasi bagi
terlibat dengan orang lain seperti manajemen investor atau pemegang saham (Ross 1977).
dari suatu perusahaan (agent) untuk Teori yang mengemukakan bagaimana cara
melakukan praktik atau jasa dengan memberi manajemen perusahaan untuk menyampaikan
wewenang kepada agent agar dapat membuat sinyal-sinyal kepada para pengguna laporan
suatu keputusan yang menguntungkan pihak keuangan yang ditandai dengan adanya
principal (Jensen dan Meckling 1976). informasi mengenai langkah-langkah yang
Menurut Godfrey et al. (2010) ada tiga diambil oleh pihak manajemen dalam mencapai
konflik keagenan yang menyebabkan tujuan yang diinginkan oleh berbagai pihak
munculnya biaya keagenan (agency cost) yang terutama pemegang saham (Lokollo dan
berarti biaya yang dikeluarkan oleh pemegang Syafruddin 2013).
saham untuk mendorong manajer perusahaan Perusahaan harus dapat memberikan
dalam memaksimalkan kepentingan pemegang informasi yang lengkap serta relavan sebagai
saham daripada kepentingan manajer sendiri. alat analisis untuk mengambil keputusan
Biaya keagenan terdiri dari monitoring cost, investasi agar pihak eksternal yakin bahwa
bonding cost, dan residual loss. laba yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan adalah murni bukan hasil rekayasa

74
P-ISSN: 1410 ± 9875 Monica Novia Gunawati
E-ISSN: 2656 ± 9124 Yulius Kurnia Susanto

hanya untuk memberikan sinyal positif bagi Ukuran Perusahaan dan Perataan Laba
pihak internal (Lakollo dan Syarifruddin 2013). Dalam penelitian Mohebi et al. (2013)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
Perataan Laba memiliki pengaruh terhadap perataan laba.
Perataan laba atau income smoothing Menurut Parijan (2013) karena perusahaan
adalah salah satu strategi manajemen laba besar cenderung memiliki pengendalian
yang timbul dari pelaporan keuangan sebagai internal yang lebih ketat dibanding perusahaan
akibat diizinkannya manajemen untuk memilih kecil karena perusahaan dengan aset besar
berbagai metode akuntansi dengan tujuan akan lebih banyak mendapat perhatian oleh
untuk memberikan kesan baik dari kreditor publik dan pemerintah. Hal ini menunjukkan
terhadap kinerja manajemen, mencapai bahwa perataan laba di perusahaan besar lebih
keuntungan pajak, mengurangi fluktuasi pada sering terjadi. Hasil tersebut juga sejalan
pelaporan laba dan mengurangi risiko, bahkan dengan penelitian dari Peranasari dan
untuk menjaga posisi atau kedudukan mereka Dharmadiaksa (2014), Herni dan Susanto
dalam perusahaan (Suryandari 2012). (2008) serta Alexandri (2014).
Alasan dilakukannya perataan laba H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
menurut Hepworth (1953) dalam Budiasih perataan laba.
(2009), pertama sebagai rekayasa untuk
mengurangi laba dan menaikkan biaya pada Rasio Utang dan Perataan Laba
periode berjalan yang dapat mengurangi utang Dalam penelitian Husaini dan Sayunita
pajak. Kedua, dapat meningkatkan (2016) berpendapat bahwa rasio utang
kepercayaan investor karena kestabilan berpengaruh terhadap perataan laba. Menurut
penghasilan dan kebijakan dividen sesuai Oktyawati dan Agustia (2014) perusahaan yang
dengan keinginan. Ketiga, dapat mempererat memiliki rasio utang yang tinggi menandakan
hubungan antara manajer dan karyawan bahwa proporsi utangnya lebih tinggi
karena dapat menghindari permintaan dibandingkan dengan total asetnya sehingga
kenaikan upah atau gaji oleh menyebabkan laba yang dihasilkan akan
karyawan.Menurut Utomo dan Siregar (2008) berfluktuasi.
terdapat 2 tipe aliran perataan laba, yaitu Menurut Peranasari dan Dharmadiaksa
perataan laba alamiah dan perataan laba yang (2013) hal itu membuat perusahaan cenderung
disengaja oleh pihak manajemen. Pertama, melakukan perataan laba agar laba
perataan laba ilmiah (naturally income perusahaan terlihat stabil karena investor
smoothing) adalah sebuah proses yang cenderung mengamati perubahan laba yang
dilakukan oleh pihak manajemen secara dimiliki oleh perusahaan. hasil tersebut juga
langsung tanpa ada rekayasa. Kedua, perataan sejalan dengan penelitian dari Alexandri
laba yang disengaja (intentionally income (2014).
smoothing) adalah sesuatu yang terjadi karena H2: Rasio utang berpengaruh terhadap
adanya campur tangan dari pihak manajemen. perataan laba
Ada dua jenis perataan laba yang disengaja,
yaitu: perataan laba riil adalah tindakan Profitabilitas dan Perataan Laba
manajemen dalam mengendalikan peristiwa Dalam penelitian Peranasari dan
ekonomi yang secara langsung dapat Dharmadiaksa (2014) profitabilitas memiliki
mempengaruhi laba dimasa yang akan datang. berpengaruh terhadap perataan laba. Hal ini
Perataan laba artifisial adalah merupakan disebabkan karena tingkat profitabilitas yang
usaha yang dilakukan manajemen untuk stabil akan menarik minat investor untuk
meratakan laba dengan cara manipulasi. berinvestasi karena kinerja perusahaan
dianggap baik dalam menghasilkan laba,
sehingga mendorong manajemen untuk

75
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

melakukan praktik perataan laba. Pernyataan Nilai Perusahaan dan Perataan Laba
ini juga didukung oleh Maulana (2014), Melisa Dalam penelitian Pratiwi dan
et al (2015), Herni dan Susanto (2008) dan Damayanthi (2017) nilai perusahaan
Alexandri (2014). berpengaruh terhadap perataan laba. Hal ini
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap karena harga saham yang semakin tinggi
perataan laba menyebabkan semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
Kepemilikan Manajerial dan Perataan Laba menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
Dalam penelitian Herlina (2017) sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
perataan laba. Hal ini disebabkan oleh Menurut Peranasari dan Dharmadiaksa
kepemilikan manajerial disuatu perusahaan (2014) manajemen melakukan praktik perataan
akan mempermudah manajer yang juga laba untuk menjaga konsistensi atau kestabilan
berperan sebagai pemegang saham laba pada setiap periode. Selain itu jika nilai
melakukan perataan laba karena manejemen perusahaan baik maka citra perusahaan
mendapatkan informasi yang lebih banyak dianggap baik oleh investor, karena dengan
tentang perusahaan sehingga ingin melakukan praktik perataan laba menyebabkan
perusahaan terlihat memiliki kinerja yang baik penurunan valiabilitas laba dan risiko saham
agar dapat menarik investor untuk berinvestasi. dari perusahaan.
Pernyataan ini juga didukung oleh Mambraku H6: Nilai perusahaan dan perataan laba
dan Hadiprajitno (2014).
H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh Dividend Payout Ratio dan perataan laba
terhadap perataan laba Dalam penelitian Pratiwi dan Damayanthi
(2017) dividend payout ratio berpengaruh
Kepemilikan Institusional dan Perataan terhadap perataan laba. Menurut Monalisa
Laba (2015) besar kecilnya dividen tergantung oleh
Dalam penelitian Pratiwi dan besar kecilnya laba yang diperoleh sehingga
Damayanthi (2017) kepemilikan instusional perusahaan cenderung untuk melakukan
berpengaruh terhadap perataan laba. Hal ini praktik perataan laba. Hal ini yang
berupa saham yang ditanamkan oleh investor menyebabkan investor untuk melihat besarnya
mengharuskan manajemen untuk membuat pembagian dividen sebuah perusahaan dalam
pertanggungjawaban atas dana yang disetor proses pengambilan keputusannya.
oleh investor melalui RUPS, sehingga H7: Dividend Payout Ratio dan Perataan Laba
kepemilikan institusional dapat diterapkan
untuk membatasi perilaku opportunistik METODA PENELITIAN
manajer dalam melakukan teknik perataan
laba. Hal tersebut menyebabkan manajemen Populasi yang digunakan dalam
tidak leluasa untuk melakukan pengelolaan penelitian ini adalah perusahaan non keuangan
atas labanya. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
H5: Kepemilikan institusional dan perataan laba tahun 2014-2016. Sampel perusahaan dipilih
dengan metode purposive sampling. Hasil
pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini:

76
P-ISSN: 1410 ± 9875 Monica Novia Gunawati
E-ISSN: 2656 ± 9124 Yulius Kurnia Susanto

Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel


Jumlah Total
No Keterangan Pemilihan Sampel
Perusahaan Data
1 Perusahaan non keuangan yang terdaftar di 368 1104
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai
tahun 2016
2 Perusahaan non keuangan yang tidak konsisten (7) (21)
menyajikan laporan keuangan yang berakhir pada 31
Desember
3 Perusahaan non keuangan yang tidak konsisten (70) (210)
menggunakan mata uang Rupiah
4 Perusahaan non keuangan yang tidak menghasilkan (118) (354)
laba selama tahun 2011 sampai tahun 2016
5 Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki data (100) (300)
kepemilikan manajerial selama tahun 2014 sampai
2016
6 Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki data (3) (9)
kepemilikan institusional selama tahun 2014-2016
7 Perusahaan non keuangan yang tidak membagikan (19) (57)
dividen tunai
Data penelitian 51 153
Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Perataan laba merupakan praktik digunakan dalam penelitian ini adalah skala
manipulasi laba dengan menggunakan teknik- rasio yang mengacu pada penelitian Mohebi et
teknik akuntansi agar laba yang dilaporkan al. (2013) dengan rumus:
terlihat stabil dan tidak fluktuatif. Perataan laba SIZE = Ln (Total Aset)
diukur dengan menggunakan Indeks Eckel,
dimana pengukuran ini digunakan untuk Rasio utang diukur untuk mengetahui
membuktikan apakah perusahaan non- seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan
keuangan di Indonesia melakukan tindakan dapat dibiayai oleh pihak lain (Gitman dan
perataan laba atau tidak. Pengukuran ini Zutter 2013). Rasio utang digunakan dengan
menggunakan skala nominal yang mengacu menggunakan rumus DAR (Debt to Asset
pada penelitian Mohebi et al. (2013) dengan Ratio). Skala yang digunakan dalam penelitian
metode perhitungan sebagai berikut: ini adalah skala rasio yang mengacu pada
&9 ¨, penelitian Mohebi et al. (2013) dengan rumus:
Df = 7RWDO 8WDQJ
&9 ¨6 DAR =
7RWDO $VHW
Ukuran perusahaan adalah skala untuk Penelitian ini menggunakan Return On
mengklasifikasikan bentuk suatu perusahaan, Asset yaitu hasil bersih dari perhitungan atas
jika suatu ukuran perusahaan adalah besar aktifitas operasional perusahaan dalam suatu
berarti perusahaan baik karena banyak periode atas evaluasi laba investasi yang
informasi yang diberikan di pasar dan pasar dilakukan oleh perusahaan ( Priliyastuti, 2017).
bisa mengakses informasi tersebut. Skala yang Skala yang digunakan dalam penelitian ini

77
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

adalah skala rasio yang mengacu pada saham (Gantino 2015). Skala yang digunakan
penelitian Husaini dan Sayunita (2016) dengan dalam penelitian ini adalah skala rasio yang
rumus: mengacu pada penelitian Husaini dan Sayunita
1HW ,QFRPH (2016) dengan rumus:
ROA =
7RWDO $VVHW 6WRFN 0DUNHW 3ULFH
PER =
(DUQLQJV SHU 6KDUH
Kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham yang dipegang oleh pihak Dividend Payout Ratio menunjukkan
manajer atau manajemen. Skala yang proporsi dividen yang akan dibagikan kepada
digunakan dalam penelitian ini adalah skala para pemilik saham suatu perusahaan (Fiscal
rasio yang mengacu pada penelitian Mambraku dan Steviany 2015). Dividen adalah proporsi
dan Hadiprajitno (2014) dengan rumus: laba atau keuntungan yang dibagikan kepada
-XPODK VDKDP \DQJ GLPLOLNL SLKDN PDQDMHPHQ
MOWN = para pemegang saham dalam jumlah yang
7RWDO VDKDP \DQJ EHUHGDU
sebanding dengan jumlah lembar saham yang
dimilikinya. Rasio ini melihat bagian earnings
Menurut Mahariana dan Ramantha
(pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen
(2014) kepemilikan institusional merupakan
kepada investor. Skala rasio yang mengacu
saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi
pada penelitian Monalisa (2015) dengan rumus
atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,
yang digunakan dalam pengukuran ini:
perusahaan investasi dan kepemilikan institusi
lainnya). Skala yang digunakan dalam 'LYLGHQG SHU 6KDUH
penelitian ini adalah skala rasio yang mengacu DPR =
(DUQLQJ SHU 6KDUH
pada penelitian Husaini dan Sayunita (2016)
dengan rumus: HASIL
-XPODK VDKDP \DQJ GLPLOLNL LQYHVWRU LQVWLWXVL
IOWN =
7RWDO VDKDP \DQJ EHUHGDU
Hasil statistik deskriptif dan pengujian
hipotesis dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3
Penelitian ini menggunakan rumus
berikut ini:
Price Earnings Ratio (PER) yaitu perbandingan
antara harga saham dengan laba bersih per

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Statistik Deskriptif


Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IS 153 0 1 0,61 0,490
SIZE 153 25,6194831 33,1988120 29,280730469 1,6580907605
DAR 153 0,1013861 0,8374623 0,440019483 0,1881519632
ROA 153 0,0012749 0,3339924 0,074185475 0,0562774507
MOWN 153 0,0000002 0,4083591 0,030552120 0,0693441903
IOWN 153 0,2247840 0,9726847 0,635436003 0,1652521896
PER 153 4,2200000 299,3300000 24,328496732 32,3598483702
DPR 153 0,0001855 1,8081314 0,330471785 0,2260976459
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 19

78
P-ISSN: 1410 ± 9875 Monica Novia Gunawati
E-ISSN: 2656 ± 9124 Yulius Kurnia Susanto

Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis


Variabel B Signifikan Kesimpulan
Constant 7,483 0,098
SIZE -0,210 0,159 Ha1 tidak dapat diterima
DAR -1,647 0,141 Ha2 tidak dapat diterima
ROA -5,544 0,077 Ha3 dapat diterima
MOWN -2,716 0,423 Ha4 tidak dapat diterima
IOWN -0,329 0,799 Ha5 tidak dapat diterima
PER 0,022 0,188 Ha6 tidak dapat diterima
DPR 0,273 0,749 Ha7 tidak dapat diterima
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 19

Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki perusahaan yang dianggap baik dalam


nilai koefisien sebesar -0,210 dan nilai menghasilkan laba, sehingga mendorong pihak
signifikansi sebesar 0,159 lebih dari signifikansi manajemen untuk melakukan praktik perataan
0,10. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan laba.
tidak berpengaruh terhadap perataan laba (IS), Kepemilikan manajerial (MOWN)
sehingga dapat dinyatakan Ha1 tidak dapat memiliki nilai koefisien sebsar -2,716 dan nilai
diterima. Hal ini karena perusahaan tidak signifikansi 0,423 lebih besar dari 0,10. Hal ini
dipengaruhi atas besar kecilnya suatu menunjukkan kepemilikan manajerial tidak
perusahaan, tetapi bisa dipengaruhi oleh terdapat pengaruh terhadap perataan laba (IS),
perbedaan keinginan masing-masing manajer sehingga Ha4 tidak dapat diterima. Kepemilikan
perusahaan seperti menginginkan investasi saham dalam manajemen tidak dapat
yang lebih besar, yang berarti dalam mempengaruhi perataan laba karena sebagian
melakukan praktik perataan laba tergantung besar kepemilikan manajemen di perusahaan
pada para manajer itu sendiri bukan dari yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak
ukuran perusahaan. sebanding atas saham yang dimiliki oleh pihak
Rasio utang (DAR) memiliki nilai luar, sehingga manajemen tidak bisa
koefisien sebesar -1,647 dan nilai signifikan memberikan pengaruh dalam pengambilan
sebesar 0,141 lebih besar dari 0,10. Hal ini keputusan, sedangkan pemegang saham yang
menunjukkan rasio utang tidak terdapat lebih dominan mampu mengendalikan
pengaruh terhadap perataan laba (IS), kepentingan manajer secara individu.
sehingga Ha2 tidak dapat diterima. Hal ini Kepemilikan institusional (IOWN)
mengasumsikan perusahaan dapat melunasi memiliki nilai koefisien sebesar -0,329 dan nilai
kewajiban sesuai jatuh tempo yang telah signifikansi 0,799 lebih besar dari 0,10. Hal ini
disepakati, sehingga perusahaan tidak menunjukkan kepemilikan institusional tidak
mengalami kesulitan keuangan. terdapat pengaruh terhadap perataan laba (IS),
Profitabilitas (ROA) memiliki nilai sehingga Ha5 tidak dapat diterima. Kepemilikan
koefisien sebesar -5,544 dan nilai signifikan saham oleh pihak institusional belum bisa
sebesar 0,077 lebih kecil dari 0,10. Hal ini dijadikan sebagai badan pegawas yang dapat
menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh melakukan monitoring kinerja dari manajemen
terhadap perataan laba (IS), sehingga Ha3 perusahaan. Ada atau tidaknya kepemilikan
dapat diterima yang menunjukkan semakin saham institusional sebagai pemegang saham
tinggi profitabilitas maka akan semakin rendah tidak dapat berdampak pada manajemen untuk
perusahaan melakukan praktik perataan laba. melakukan perataan laba atau tidak.
Tingkat profitabilitas yang stabil akan menarik Nilai perusahaan (PER) memiliki nilai
investor untuk berinvestasi karena kinerja koefisien sebesar 0,022 dan nilai signifikansi

79
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

0,188 lebih besar dari 0,10. Hal ini terhadap perataan laba, sedangkan ukuran
menunjukkan tidak terdapat pengaruh nilai perusahaan, rasio utang, kepemilikan
perusahaan terhadap perataan laba (IS), manajerial, kepemilikan institusional, nilai
sehingga Ha6 tidak dapat diterima. Hal ini perusahaan dan dividend payout ratio tidak
menandakan bahwa harga saham perusahaan berpengaruh terhadap pertaan laba. Penelitian
tergolong kecil sehingga tidak akan ini memiliki keterbatasan yang dapat
berpengaruh terhadap praktik perataan laba berpengaruh terhadap hasil penelitian, yaitu
karena secara teori para investor akan lebih (1) Penelitian ini hanya menggunakan periode
memilih perusahaan yang memiliki harga pengamatan selama tiga tahun, yaitu dari tahun
saham yang tinggi. Namun apabila harga 2014 sampai dengan tahun 2016; (2) Penelitian
saham perusahaan selalu fluktuatif yang akan hanya menggunakan tujuh variabel
memengaruhi harga saham maka tidak independen, sedangkan masih terdapat
memengaruhi manajer untuk melakuan praktik variabel independen lainnya yang diduga dapat
perataan laba. mempengaruhi perataan laba; (3) Penelitian ini
Dividend payout ratio (DPR) memiliki menggunakan pendekatan indeks eckel untuk
nilai koefisien sebesar 0,273 dan nilai mengukur perataan laba, sedangkan masih
signifikansi sebesar 0,749 lebih besar dari 0,10. banyak metode pendekatan lainnya.
Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yaitu
dividend payout ratio terhadap perataan laba (1) Penelitian selanjutnya dapat menambah
(IS), sehingga Ha7 tidak dapat diterima. Hal ini atau memperpanjang waktu penelitian misalnya
menunjukkan bahwa besar kecilnya laba yang 5 sampai 10 tahun dengan alasan agar dapat
diperoleh perusahaan akan mempengaruhi menjelaskan keterkaitan antara variabel
dividen yang akan dibagikan, namun besar independen dengan perataan laba; (2)
kecilnya dividen tidak mempengaruhi Penelitian selanjutnya dapat menambah
pengambilan keputusan manajemen untuk variabel-variabel independen lain yang dapat
melaporkan laba yang lebih besar dari mempengaruhi perataan laba seperti
seharusnya karena dividen bukan merupakan kepemilikan publik, pertumbuhan perusahaan
pertimbangan utama bagi investor untuk dan pajak yang terdaftar di Bursa Efek
melakukan investasinya diperusahaan. Indonesia; (3) Penelitian selanjutnya bisa
menggunakan pendekatan untuk mengukur
PENUTUP perataan laba selain indeks eckel, seperti
specifics accruals dan aggregate accruals.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh

REFERENSI:

Alexandri, Benny Moh. 2014. Income Smoothing: Impact Factors, Evidence In Indonesia. International
Journal of Small Business and Entrepreneurship Research. Vol.3, No.1, pp. 21-27.
Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis. Vol.4, No.1:1-14.
Fiscal, Yunus dan Agatha Steviany. 2015. The Effect of Size Company, Profitability, Financial Leverage
And Dividend Payout Ratio on Income Smoothing In The Manufacturing Companies Listed In
Indonesia Stock Exchange. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6, No. 2: 11-24.
Gantino, Rilla. 2015. Effect of Managerial Ownership Structure, Financial Risk and Its Value on Income
Smoothing in the Automotive Industry and Food & Beverage Industry Listed in Indonesia
Stock Exchange. Research Journal of Finance and Accounting. Vol.6, No. 4.

80
P-ISSN: 1410 ± 9875 Monica Novia Gunawati
E-ISSN: 2656 ± 9124 Yulius Kurnia Susanto

Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2013. Principles of Managerial Finance. New Jersey:
Pearson Education Inc.
Godfrey, Jayne, Allan Hogson, Scott Holmes, dan Ann Tarca. 2010. Accounting Theory. Sixth Edition.
Australia: John Wiley & Sons Australia Ltd.
Herlina, 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2011-2014. JOM Fekon.Vol.4, No. 1: 601-613.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan
Perusahaaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan
Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris Pada Industri yang Listing Di Bursa Efek
Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 23, No. 3
Husaini dan Sayunita. 2016. Determinant of Income Smoothing at Manufacturing Firms Listed on
Indonesia Stock Exchange. International Journal of Business and Management Invention.
Vol. 5, Issue: 9, PP: 01-04.
Jensen, Michael C dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. PP: 305-360.
Lokollo, Anthonius dan Muchamad Syafruddin. 2013. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Efisien
Terhadap Profitabilitas Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2011. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.2, 1-13.
Mahariana, I Dewa Gede Pingga dan I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Manajamen Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 7, No. 3: 688-699.
Maulana, Al Adiyat. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Laba di Perbankan. Jurnal
Akuntansi dan Investasi. Vol. 15, No. 2: 137-150.
Mambraku, Milka Erika dan P. Basuki Hadiprajitrno. 2014. Pengaruh Cash Holding dan Struktur
Kepemilikan Manajerial Terhadap Income Smoothing (Studi Emipiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012). Diponegoro Journal of
Accounting. Vol. 3, No.2:1-9.
Melisa, Pan Budi Marwoto dan Lona Miranda. 2015. Analisis Pengaruh Perataan Laba, Pendanaan
Hutang, ROA dan Bonus Plan Terhadap Laba. Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan.
Vol. 3, No. 2: 9-17.
Mohebi, Fatemeh, Mohammad Mahmoodi, dan Naser Ail Yadollahzadeh. 2013. The Investigation of the
Effect of Firm-Specific Accounting Variables on Income Smoothing of Companies: Evidence
from Tehran Stock Exchange. Wold of Sciences Journal. Vol.1, Issue. 11: 109-116.
Monalisa. 2015. Income Smoothing In India- An Empirical Study Of BSE 200 Index Companies.
International Journal Of Business, Management And Allied Sciences. Vol. 2, Issue. 1.
Oktyawati, Dianila dan Dian Agustia. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Nilai Perusahaan
Terhadap Income Smoothing dan Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 10, No. 2: 195-214.
Parijan, Khadijeh Khodabakhshi. 2013. Income Smoothing Practice: An Empirical Investigation of
Listed Firms in Tehran Stock Exchange. Indian Streams Reseacrh Journal. Vol. 3, Issue. 5.
Peranasari, Ida Ayu Agung Istri dan Ida Bagus Dharmadiaksa. 2014. Perilaku Income Smoothing, dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 8, No.
1: 140-153.
Pratiwi, Herlinda dan Bestari Dwi Handayani,2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial dan
Pajak Terhadap Praktik Perataan Laba. Accounting Analysis Journal.
Priliyastuti, Nofa dan Stella. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity, Return On Assets dan Price
Earnings Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 19, No. 1a.

81
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Ross, Stephen A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-Signalling Approach.
The Bell Journal Of Economics, Vol. 8, No, 1, 23-40.
Santoso, Eko Budi dan Sherly Novia Salim. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, Dividen,
Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kelompok Usaha Terhadap Perataan
Laba Studi Kasus Pada Perusahaan Non-Finansial yang Terhadap di BEI. Proceedings of
Conference in Business, Accounting and Management. Vol. 1, No. 1: 185-200.
Suryandari, Ni Nyoman Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing.
Media Komunikasi. Vol. 11, No. 1: 1-15.
Utomo, Semcesen Budiman dan Baldric Siregar. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol. 19, No. 2: 113-
125.

82

Anda mungkin juga menyukai