Paper Daun Pepaya Doni Pramono

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

1

PAPER PESTISIDA

PESTISIDA EKSTRAK DAUN PEPAYA

KELOMPOK 2

DONI PRAMONO
194110307

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021
ii

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

Rahmat-Nyalah sehingga kita masih diberi kesehatan untuk dapat menyusuan

paper mengenai “Pengertian Fungisida dan contoh Produk Fungisida Serta

Bahaya Fungisida Dalam Kehidupan” ini yang Insyaallah dapat bermanfaat. Tak

lupa pula kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Nabi Muhammad S.A.W

karena berkat Beliau-lah sehingga umat manusia dapat terlepas dari zaman jahilia

ke zaman modern seperti saat ini.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moral maupun material sehingga makalah ini

dapat tersusun dengan baik. Penulis menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan

pada Laporan ini masih jauh dari tingkat sempurna baik menyangkut isi, teknis,

maupun bahasa.

Oleh karena itu, Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran untuk

kedepan nya. Agar laporan yang dibuat dapat lebih baik lagi. Semoga laporan

yang telah saya susun dapat memberikan manfaat bagi orang yang membacanya.

Pekanbaru, Maret 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................5

1.1 Latar Belakang...............................................................................................6


1.2 Tujuan............................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7

BAB III BAHAN DAN METODE............................................................................11

3.1 Alat Dan Bahan..............................................................................................11


3.2 Cara pembuatan..............................................................................................11

BAB IV kKESIMPULAN .........................................................................................12

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................12


4.2 Saran ..............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini memang sangat pesat. Salah satunya

di bidang pertanian. Banyaknya pestisida yang dipakai oleh petani

membuat semakin banyak pula residu yang dihasilkan oleh pestisida ke

lingkungan. Residu pestisida tersebut terdapat dalam berbagai komponen

lingkungan baik itu di tanah, udara, maupun perairan. Residu pestisida

pada akhirnya akan lebih dominan terakumulasi di perairan. Pestisida

tersebut memiliki zat aktif tersendiri sesuai dengai kegunaannya dalam

memberantas hama pertanian.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berupa

tumbuhan. Penggunaan pestisida nabati telah berlangsung dari sejak tahun

1690 oleh para petani di Perancis dengan menggunakan perasan daun

tembakau untuk mengendalikan hama kepik pada tanaman buah persik.

Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran

lingkungan harganya relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan

pestisida kimia (Sudarmo, 2005).

Menurut Kardinan (2002), pestisida nabati mudah terurai di alam

karena terbuat dari bahan alami. Pada saat diaplikasikan pestisida nabati

akan dapat mengendalikan hama dan penyakit secara spesifik dan

kemudian dengan cepat akan terurai oleh lingkungan sehingga tidak ada

residu pada tanaman dan tanaman aman untuk dikonsumsi. Cara kerja

pestisida nabati sangat spesifik yaitu : merusak perkembangan telur, larva

dan pupa, menghambat pergantian kulit serangga, menyebabkan serangga


5

menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi

nafsu makan pada serangga, mengusir serangga dan menghambat

perkembangan patogen.

Sayur-sayuran bagi kelangsungan hidup manusia sangatlah penting

untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan gizi, karena

sayuran yaitu sumber mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan

manusia (Riyadi, 2006). Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.)

ialah salah satu tanaman sayuran yang potensial untuk dikembangkan

sebagai usahatani karena tidak membutuhkan modal yang besar, pangsa

pasarnya juga cukup tinggi (Haryanto et al., 1999).

Pestisida kimia yang dipergunakan selain memiliki manfaat untuk

menambah hasil produksi pertanian serta penggunaannya yang tidak

terkendali akan berakibat pada kesehatan petani itu sendiri dan lingkungan

pada umumnya, sehingga akan merugikan. Untuk menanggulangi atau

mengurangi dampak negatif dari pestisida tersebut, cara alternatif

pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan pestisida

alami. Pestisida alami adalah alternatif yang bisa digunakan untuk

mengatasi kekurangan pestisida kimia (Nasution, 2019).

a (Nasution, 2019). Diketahui ada beberapa tumbuhan yang memiliki

kandungan zat-zat kimia yang berpotensi untuk pengendalian hama pada

tanaman (Dono et al., 2012). Memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan aktif

pestisida mulai banyak digunakan untuk mengendalikan hama dan

penyakit. Wiratno & Trisawa, (2012) menyatakan bahwa hal ini

dikarenakan tumbuhan merupakan sumber bahan kimia potensial yang


6

dapat dimanfaatkan sebagai pestisida yang ramah lingkungan dan sangat

aman secara kesehatan. Di Indonesia bahan pestisida nabati banyak

tersedia di alam.

Salah satu bagian tanaman yang bisa dijadikan pestisida alami yaitu

daun pepaya. Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kandungan

senyawa toksik seperti saponin, alkaloid karpain, papain, flavonoid.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman

atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendailkan

serangan hama pada tanaman, mengandung banyak senyawa bioaktif

seperti senyawa alkaloid, terpenoid, fenolik, dan juga zat-zat kimia

sekunder yang lain. Senyawa bioaktif tersebut bila kita aplikasikan ke

tanaman yang terinfeksi Organisme Penggagu Tanaman (OPT), tidak

berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek fisiologis

tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot,

keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan

dan sistem pernafasan hama (Setiawati dkk, 2008). Pestisida daun pepaya

diyakini mempunyai efektifitas yang tinggi dan dampak spesifik terhadap

organisme pengganggu. Bahan aktif daun pepaya juga tidak berbahaya

bagi manusia dan hewan

B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan pestisida nabati?

 Bagaimana kriteria tanaman yang bisa digunakan untuk pestisida nabati?

 Apa kandungan pestisida nanabti daun pepaya?

 Bagaimana cara membuat pestisida nabati daun pepaya?


7

C. Tujuan Penulisan

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasinya

 Mengetahui apa itu pestisida nabati

 Mnegetahui kriteria tanaman yang baik untuk pembuatan pestisida nabati

 Mengetahui kandungan pestisida nabati daun pepaya

II. TINJAU PUSTAKA

Pestisida hayati (pestisida nabati dan pestisida mikroba) merupakan

salah satu komponen dalam konsep PHT yang ramah lingkungan. Menurut

Schumann dan D’Arcy (2012 dalam Sumartini 2016), pestisida hayati

(biopestisida) adalah senyawa organik dan mikroba antagonis yang

menghambat atau membunuh hama dan penyakit tanaman. Biopestisida

memiliki senyawa organik yang mudah terdegradasi di alam. Namun di

Indonesia jarang dijumpai tanaman yang berkhasiat menghambat atau

mematikan hama dan penyakit tanaman. Penggunaan biopestisida kurang

disukai petani karena efektivitasnya relatif tidak secepat pestisida kimia.

Biopestisida cocok untuk pencegahan sebelum terjadi serangan hama dan

penyakit (preventif) pada tanaman (Sumartini 2016).

Indonesia mempunyai sumberdaya alami melimpah yang bilamana

dikelola berpotensi sebagai proteksi hayati. Menurut Heyne (1987),

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk tumbuhan yang

mengandung bahan aktif pestisida. Tidak kurang dari 2.000 jenis dapat

digunakan sebagai pestisida nabati yang keberadaannya tersebar di seluruh

dunia. Setiap daerah mempunyai jenis dan karakteristik tanaman

berpotensi pestisida nabati yang berbeda-beda, oleh karena itu penggunaan


8

bahan alami berpotensi digunakan sebagai bahan baku pestisida berbasis

sumberdaya lokal. Bahan alami berbasis sumberdaya lokal dapat

digunakan sebagai bahan pestisida hayati untuk mengendalikan hama

utama tanaman pangan yang murah, mudah, tidak meninggalkan residu,

dan ramah lingkungan. Persistensi singkat dan cepat terdegradasi

merupakan salah satu keuntungan dari insektisida nabati (Murray et al.

2013).

Menurut Suryaningsih dan Hadisoeganda (2004), kriteriatumbuhan

sumber bahan bahan pestisida nabati yang baik meliputi (i) toksisitas

terhadap OPT bukan sasaran nol atau rendah, (ii) biotoksin lebih dari satu

cara kerja, (iii) diekstrak dari tumbuhan yang mudah diperbanyak, tahan

terhadap kondisi suboptimal, dan tidak menjadi inang alternatif OPT, (iv)

tumbuhan sumber tidak berkompetisi dengan tanaman budidaya, (v)

tumbuhan sumber berfugsi multiguna, (vi) biotoksin efektif pada

konsentrasi kurang dari 10 ppm (3-5% bobot kering bahan), (vii) sebagai

pelarut digunakan air, (viii) bahan baku dapat digunakan baik kondisi

segar atau kering, (ix) teknologi pestisida nabati bersifat sederhana dan

mudah dipahami, dan (x) murah, bahan baku mudah diperoleh, dan

tersedia secara berkesinambungan.

Salah satu bagian tanaman yang bisa dijadikan pestisida alami yaitu

daun pepaya. Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kandungan

senyawa toksik seperti saponin, alkaloid karpain, papain, flavonoid.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman

atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendailkan


9

serangan hama pada tanaman, mengandung banyak senyawa bioaktif

seperti senyawa alkaloid, terpenoid, fenolik, dan juga zat-zat kimia

sekunder yang lain. Senyawa bioaktif tersebut bila kita aplikasikan ke

tanaman yang terinfeksi Organisme Penggagu Tanaman (OPT), tidak

berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek fisiologis

tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot,

keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan

dan sistem pernafasan hama (Setiawati dkk, 2008). Pestisida daun pepaya

diyakini mempunyai efektifitas yang tinggi dan dampak spesifik terhadap

organisme pengganggu. Bahan aktif daun pepaya juga tidak berbahaya

bagi manusia dan hewan.

Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak

dan basah, bunganya berwarna putih, dan buahnya yang masak berwana

kuning kemerahan. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 6-8 meter

dengan akar tunggang yang kuat, helaian daunnya menjari menyerupai

telapak tangan manusia dan tanaman ini telah dibudidayakan di kebun-

kebun yang luas karena buahnya tersebar dimana-mana dan bahkan telah

menjadi tanaman pekarangan, dan sentra tanaman pepaya di Indonesia

terdapat di daerah Sukabumi, Malang, Sleman, Lampung, Toraja dan

Manado (Rahayu, 2012).

Daun pepaya mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin

A, Vitamin B, Vitamin C, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,

fosfor, besi, air, papayotin, kautsyuk, karpain, karposit. Daun pepaya

mengandung bahan aktif “papain” sehingga efektif untuk mengndalikan


10

ulat dan hama pengisap dan kandungan carposide pada daun pepaya

berkhasiat sebagai obat cacing. Papain adalah enzim hidrolase sistein

protease yang ada pada getah pepaya baik di daun, batang maupun

buahnya. Getah pepaya mengandung sedikitnya tiga jenis enzim yaitu

papain (10%), khimopapain (45%), dan lisozim (20%). Komponen paling

aktif dari getah pepaya adalah khimopapain yaitu enzim yang mampu

menggumpalkan susu dan mengempukkan daging (Suhartono, 1992).

Menurut Suprapta (2014) pestisida nabati memiliki beberapa kelebihan

dan kekurangan, kelebihan pestisida nabati diantaranya pestisida nabati

mengandung senyawa fenol, alkaloid, saponin, quinon, xanthone yang

mudah terurai di alam sehingga tidak mengandung bahaya residu yang

besar baik hasil pertanian maupun pada lingkungan; pestisida nabati tidak

berbahaya bagi organisme bukan target karena pestisida nabati bersifat

spesifik terhadap hama dan patogen tertentu; persistensi pestisida nabati

relatif singkat sehingga dapat digunakan beberapa saat menjelang panen;

pestisida nabati mengandung senyawa aktif dan senyawa kurang aktif

sering keberadaannya bersifat sinergis dan patogen tidak mudah menjadi

resisten terhadap pestisida nabati karena pestisida nabati bersifat komplek.

Sedangkan beberapa kekurangan pestisida nabati diantaranya persistensi

pestisida nabati umumnya sangat singkat sehingga harus diaplikasikan

secara berulang-ulang; biaya produksi yang tinggi sehingga tidak dapat

bersaing dengan pestisida sintetis dan kosistensi pestisida nabati umumnya

kurang dibandingkan dengan pestisida sintetis karena bahan aktif pestisida


11

nabati dari ekstrak tumbuhan sangat bervariasi menurut musim dan tempat

tumbuh.

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di lantai 2 Fakultas Pertanian Jurusan

Agroteknologi Universitas islam Riau pada bulan April 2022

B. Alat dan Bahan


12

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati

ekstrak daun pepaya adalah:

 Daun Pepaya

 Minyak Goreng

 Detergen

 Sendok makan

 Toples

 Blender

 Pisau

 Pena

 Kertas HVS

C. Metode Pembuatan Pestisida Daun Pepaya

 Siapkan 2 ikat daun pepaya.

 Buang kotoran yang ada pada daun dan cuci hingga bersih.

 Campurkan dengan 1/2 liter air.

 Biarkan campuran tersebut terendam setidaknya selama enam jam.

 Tambahkan beberapa sabun cuci piring. Sebaiknya gunakan sabun

berbahan dasar kalium, karena yang terlalu keras akan merusak

tanaman.

 Saring campuran tersebut menggunakan kain.

 Tempatkan dalam botol kaca dan tutup.

 Bila sudah siap digunakan, encerkan campuran dalam 4 liter air.


13

iapan alat dan bahan Daun pepaya di blender Pestisida di masukkan ke


dalam toples

Pestisida di tambahkan Pestisida di tambahkan Pestisida setelah di aduk


dengan getergen dengan minyak goreng rata

D. Pengaplikasian Pestisida Daun Pepaya

Pengaplikasian pestisida daun pepaya dilakukan pada tanaman kacang

tanah dan tanaman jagung dengan cara:

 Siapkan alat semprot dan pestisida ekstrak daun pepaya

 Masukkan pestisida daun pepaya sebanyak 150 mili liter dan

tambahkan dengan 1 liter air


14

 Semprot ke bagian tanaman kacang tanah dan jagung sampai merata

 Sebaiknya waktu pemyemprotan pada jam 7-8 wib atau sore hari

setelah jam 16.00 wib

Penyemrotan pestisida ekstrak


daun pepaya

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pestisida adalah bahan kimia yang penggunaannya dekat dekat

kehidupan manusia. Salah satu jenis pestisida yaitu fungisida yang

berguna untuk membasmi cendawan. Salah satunya yaitu benlox 50 wp

yang mengandung benomyl. Selain manfaat menguntungkan, bahan aktif


15

pestisida juga menjadi sumber racun yang membahayakan kesehatan

manusia. Keracunan pestisida berpengaruh terhadap kerja organ dan

sistem organ. Intake racun pestisida dapat terjadi secara sadar maupun

tidak sadar melalui kulit, pernafasan dan secara oral. Keracunan pestisida

ditandai dengan gejala penurunan kondisi kesehatan level ringan hingga

berat, meskipun demikian diagnosis yang akurat memerlukan proses medis

baku.

B. Saran

Saran untuk petani yang akan menggunakan pestisida agar membaca

tata cara penggunaan sebelum melakukan pengaplikasian ke tanaman,

karena jika salah dosis dapat menyebabkan kerusakan polusi lingkungan

bahkan keracunan pada manusia.

Daftar pustaka

Sutriadi T. 2019. Prospek pengendalian hama ramah lingkungan: The Prospect of


Environmentally Friendly Pest Control. Balai penelitian lingkungan
pertanian. Jawa Tengah.

Sumartini. 2016. Biopestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman


aneka kacang dan umbi. Iptek Tanaman Pangan 11(2): 159-166.
16

Murray T, Miles C, Daniels C. 2013. Natural insecticides. A Pacific Northwest


Extension Publication, PNW 649. Washington State University.

Setiawati, W. Dkk. 2008. Tumbuhan bahan pestisida nabati dan cara


pembuatannya untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Balai penelitian tanaman sayuran. Bandung

Jujuaningsih. Dkk. 2021. Penggunaan Pestisida Nabati Ekstrak Daun Pepaya


(Carica Papaya L.) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.)
untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Lingkungan di Desa Gunung
Selamat, Kec. Bilah Hulu, Kab. Labuhanbatu. Jurnal Pengabdian Magister
Pendidikan IPA. 4 (3): 1-4

Nasution, M, Taufiqurrahman. 2019. Uji efektivitas beberapa konsentrasi ekstrak


daun pepaya terhadap kutu daun Aphis craccivora Koch.
(HIMEPTERA:APHIDIDAE) pada tanaman kacang panjang (vigna
sinensis L.)

Muksin I. 2017. Potensi Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Dan
KulitBuah Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C) Sebagai Insektisida Nabati
Untuk Mengendalikan Ulat Bulu Tanaman Hias. Laporan
penelitian. Universitas Udaya.

Suprapta, D.N. 2014. Pestisida Nabati Potensi dan Prospek Pengembangan. Edisi
Pertama. Pelawa Sari. Denpasar.

Romadhona Riski. Dkk. 2018. Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya Dalam


Pengendalian Kutu Daun Pada Fase Vegetatif Tanaman Terung. Jurnal
ilmu pertanian Indonesia. Universitas Bengkulu.

Lafyati. Dkk. 2013. Pemanfaatan Daun Pepaya (Carica Papaya) Untuk Pembuatan
Pestisida Nabati. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 1:2 13-24. Universitas
Malikuasaleh.

Anda mungkin juga menyukai