Tugas 1 Kombis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Bisnis Nama : Ayudia Fahrina

NIM : 042482649
Tugas 1 Prodi : Manajemen
UPBJJ : Yogyakarta

1. Buatlah Sebuah Pesan Bisnis dengan menggunakan format makalah!


Jawab:
Untuk Nomor 1 file terlampir terpisah.

2. Bagaimana tindakan anda dalam melakukan komunikasi antar budaya agar


tercipta hubungan yang baik?
Jawab:
Menurut L. A. Samovar dan R. E. Porter (1972), Komunikasi antarbudaya adalah
sebagai komunikasi yang terjadi ketika orang-orang yang terlibat dalam komunikasi
tersebut melibatkan latar belakang pengalaman budaya yang berbeda yang menunjukkan
nilai-nilai yang dianut oleh kelompoknya yang berupa pengalaman, pengetahuan, dan
nilai-nilai. Komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 budaya yang berbeda dan
kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Proses komunikasi antar
budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan
oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (Liliweri,
2003, p. 13).
Komunikasi antar budaya terjadi karena orang yang terlibat dalam komunikasi
tersebut membawa serta pengalaman, pengetahuan dan nilai-nilai dalam budayanya dalam
berkomunikasi. Orang yang berkomunikasi akan membawa sistem kognitif, sistem etik
dan sistem estetiknya masing-masing saat berkomunikasi. Sistem kognitif adalah yang
berkaitan dengan pengetahuan yang dipergunakan untuk menilai salah atau benar. Sistem
etik merupakan sistem yang berkenaan dengan baik buruk, patut dan tidak patut,
sedangkan sistem estetika merupakan apa yang berkenaan dengan keindahan dan apa
yang disebut tidak indah.
Perbedaan dari komunikasi antar budaya dan komunikasi lintas budaya adalah
komunikasi antar budaya berlangsung diantara 2 orang yang berbeda budayanya,
sedangkan komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang berlangsung di antara
beberapa orang atau lebih dari 2 orang yang berbeda budaya. Saat melakukan komunikasi
antar budaya hal yang terpenting yang perlu dikembangkan adalah kesadaran adanya
perbedaan. Perbedaan bukan hal yang harus dipermasalahkan, tapi kita harus menghargai
dan mengapresiasi perbedaan-perbedaan tersebut. Apabila kita mampu menyadari,
menghargai adanya perbedaan, selanjutnya kita mampu berusaha memahami perbedaan-
perbedaan tersebut, maka kita akan memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
antar budaya.
Salah satu dampak sosial dari mobilitas sosial adalah berhimpunnya orang dari
berbagai macam suku bangsa, sehingga komunikasi antar budayapun menjadi bagian dari
kehidupan sosial masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan munculnya kecerdasan
budaya. Kecerdasan budaya merupakan kemampuan untuk berkembang secara personal
melalui belajar berkesinambungan dan pemahaman yang baik terhadap keragaman
warisan budaya, kearifan dan nilai-nilai serta secara efektif bisa berhadapan dengan orang
dari latar belakang budaya dan pemahaman berbeda (Bibikovs dsn Kotelnikov, 2006).
Manfaat dari kecerdasan budaya, menurut Bibikova dan Kotelnikov, yaitu:
 Memperkecil kendala budaya yang disebabkan oleh dikotomi kami dan mereka dan
memungkinkan kita untuk memperkirakan apa yang mereka pikirkan dan
bagaimana reaksinya terhadap pola perilaku kita.
 Dapat memanfaatkan kekuatan keragaman budaya

Kecerdasan budaya merupakan perangkat penting bagi setiap manajer dalam menghadapi
staf, pelanggan, mitra bisnis, kompetitor, staf pemerintah dan pelaku-pelaku bisnis lain.
Dalam melakukan komunikasi bisnis antar budaya, pemahaman kita atas budaya konteks-
tinggi dan konteks-rendah sebagai kecerdasan budaya sangat penting. Banyak kasus yang
menunjukkan kegagalan komunikasi bisnis, karena aspek budaya yang diabaikan. Gaya
komunikasi dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
a. Komunikasi konteks-tinggi.
Gaya komunikasi konteks tinggi banyak terjadi pada masyarakat homogen.pesan yang
disampaikan kebanyakan ada dalam konteks fisik, sehingga pesan yang disampaikan
kebanyakan ada dalam konteks fisik. Orang yang berasal dari budaya konteks tinggi
lebih memiliki kemampuan nonverbal, sehingga mereka berbicara lebih sedikit
daripada masyarakat yang dikriteriakan berbudaya konteks rendah. Komunikasi nya
cenderung menggunakan bahasa yang implisit dan tidak langsung.
Contoh: Indonesia, Korea, Jepang dan Cina
b. Komunikasi konteks rendah.
Komunikasi konteks cepat berjalan cepat dan mudah berubah. Budaya komunikasi
konteks rendah biasanya memberi perhatian pada spesifikasi, rincian dan jadwal
waktu yang mengabaikan konteks. Dalam komunikasi konteks rendah pesan verbal
menjadi sangat penting, karena banyak yang hal yang dikemukakan secara verbal.
Contoh: orang-orang dari negara Eropa dan Amerika.

Agar kita bisa menjadi komunikator antarbudaya yang berhasil, ada beberapa saran menurut
Lee (2006) :
 Hendaknya ingat bahwa budaya kita sendiri sebenarnya memberikan kerangka
perilaku dan keyakinan yang bisa diterima.
 Hendaknya menyadari bahwa perilaku dan preferensi kita didasarkan pada budaya
dan bukanlah “yang paling benar” dan hanya satu-satunya.
 Hendaknya peka terhadap rentang perilaku verbal dan nonverbal.
 Hendaknya berjiwa terbuka terhadap pandangan dan cara orang lain berperilaku
 Hendaknya ingat bahwa tidak ada bahasa tubuh yang universal.
Menurut McNab (2006), untuk dapat melaksanakan komunikasi antar budaya yang efektif,
ada beberapa saran, yaitu:
1. Mengembangkan pengertian mendasar tentang keragaman budaya
2. Keterbukaan terhadap perspektif berbeda
3. Bisa menerima dan menyesuaikan dengan berbagai komunikasi
4. Memiliki ketrampilan menyimak dan bertanya yang efektif.

Ada 10 karakteristik komunikasi lintas budaya, yaitu:


1. Komunikasi dan bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal merupakan satu unsur yang membedakan satu
kelompok dengan kelompok lainnya. Ada sekitar 15 bahasa utama atau lebih, dalam
setiap bahasa terdapat dialek, logat, jargon dan ragam lainnya. Belum lagi gerak gerik
bahasa tubuh yang mungkin universal, tetapi beda makna secara lokal atau kultural.
2. Pakaian dan penampilan
Meliputi: pakaian, perhiasan dan dandanan. Pakaian ini akan menandakan seseorang
berasal dari daerah mana ataupun ciri lukisan pada muka dan badan orang Papua, serta
orang Indian yang ada saat akan berperang menandakan keberanian.
3. Makanan dan kebiasaan makan
Menyangkut hal dalam pemilihan, penyajian, dan cara makan. Misalnya seorang muslim
dilarang untuk mengkonsumsi daging babi, tidak berlaku bagi mereka orang Cina.
Orang Sunda terkesan senang makan tanpa alat sendok (tangan saja), akan terlihat
kurang sopan bagi mereka orang – orang barat.
4. Waktu dan kesadaran akan waktu
Hal ini menyangkut pandangan orang akan waktu. Sebagian orang tepat waktu dan
sebagian lain berpandangan merelatifkan waktu.
5. Penghargaan dan pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan
metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian
atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
6. Hubungan-hubungan
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia serta hubungan-hubungan
organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan,
dan kebijaksanaan.
7. Nilai dan norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan norma-norma
perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan dengan berbagai
hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan
8. Rasa diri dan ruang
Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara berbeda
oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan formal, sementara
budaya lainnya lebih fleksibel dan informal. Beberapa budaya sangat tertutup dan
menentukan tempat seseorang secara persis, adapun budaya-budaya lain lebih terbuka
dan berubah.
9. Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek lainnya
sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara
orang-orang berpikir dan belajar.
10. Kepercayaan dan sikap
Setiap budaya memiliki perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam
agama-agama dan praktek keagamaan / kepercayaan mereka.

Sumber:
BMP EKMA4159
Materi inisiasi: 1, 2 dan 3
https://www.banksinarmas.com/id/personal/produk/simpanan/simas-tara

Anda mungkin juga menyukai