Analisis Kinerja Keuangan
Analisis Kinerja Keuangan
Analisis Kinerja Keuangan
A. Laporan Keuangan
C. Analisi Index
Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan modal Pemilik
4. Cash Flow
Neraca
Neraca menunjukan posisi kekayaan perusashaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan
pada waktu tertentu
Laporan ini menunjukan laba atau rugi yang diperoleh dalam periode waktu tertentu (misalnya satu
tahun)
PT. “TSR”
Neraca
Pertanyaan :
PT TSR
Penjualan 2.200
Bunga 56
Pajak 78
Pada Neraca 31/12/2002 laba yang ditahan naik Rp 79 = (138 – 217), berarti laba yang dibagikan sebagai
dividen sebesar 166 – 79 = Rp 87
Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam Nraca dan Laporan Rugi Laba menjadi
persentase berdasarkan dasar tertentu
Neraca : Common Basenya adala total aktiva, artinya total aktiva dipergunakan sebagai 100%.
Rugi laba : penjualan netto dipergunakan sebagai 100%.
Analisi Index
Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasasr menjadi
100.
Analisis inin dilakukan untuk membandingkan perkemangan dari waktu kewaktu
PT. TSR
PT. TSR
Neraca Index
Keterangan : hamper semua komponen aktiva lancer meniggkat., keccuali persediaan sebaliknnya
aktiva tetap netto menurun. Karena adanya pembebanan penyusutan. Di sisi pasiva, yang mencolok
adalah peningkatan labba yang ditahan, Nampak ada updaya perusahaan untuk memperkecil beban
hutang japan. Kesimpulannya, yaitu menguatnya permodalan perusahaan
Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca sasja,
dalam laporan rugi laba saja, atau pada neraca dan rugi laba.
Tujuannya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan
Aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek Leverage, aspek Liquiditas,
aspek profitabilitas atau efisiensi dan rasio-rasio nilai pasar
1. Rasio-rasio Leverage
Rasio Hutang
Rasio hutang dihitung berdasarkan atas hutang jangka panjang (termasuk kewajiban membaar
sewa guna atau leasing), atau juga seluruh hutang. Rasionya dinyatakan sebagai berikut:
Rasio Hutang = Hutang jangka panjang + sewa guna
Hutang japan + sewa guna + modal sendiri
Atau Total Hutang / Total Hutang + Modal Sendiri
Untuk PT. TSR pada tahun 2002,
Rasio hutang = 100/(100+517) = 0,162 atau 16,2%
Atau = 361/(361+517) = 0,411 atau 41,1%
Rasio ini menukur seberapa banyak laba operasi (kadang juga ditambah dengan penyusutan)
mampu membayar beban bunga hutang, dinyatakan dalam rumus:
Time interest earned = laba operasi + (penyusutan)
Bunga
Apabila penyusutan tidak dimasukan, maka
Times Interest Earned = 300/56 = 536%
Kewajiban financial yang timbul karena menggunakan hutang tidak hanya karena membayar
bunga dan sea guna (leasing). Ada juga kewajiban dalam bentuk pembayaran angsuran pokokk
pinjaman. Debt Service Coverage (DSC) dirumuskan:
DSC = (laba operasi + penyusutan)
---------------------------------------------------------------
Bunga + sewa guna + Angsuran pokok pinjaman
----------------------------------
(1-t)
t = tariff pajak penghasilan (income tax)
misalkan angsuran pokok pinjaman per tahun yang harus dibayar perusahaan adalah Rp. 50 dan
t = 35%, maka DSR PT.TSR adalah,
DSC = (300+50)/(56+(5-/1-0,35)) = 263,3%
2. Rasio-rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.
Rasio-rasio yang dipergunakan adalah :
- Modal Krja Netto dengan total Aktiva
- Current ratio
- Quick atau Acid Test Ratio
Peredaan antara aktiva lancer dengan kewajiban lancer disebubt sebagai modal kerja netto.
Modal kerja etto menunjukan potensi cadangan kas dari perusahaan. Rasio inin dinyatakan
sebagai :
Nwc –TA = Modal Kerja netto
Total Aktiva
Untuk PT TSR , rasio ini (disingkat NWC-TA) adalah,
NWC-TA = (328 – 261)/878 = 0,076
Dengan demikian kira-kira 7,6% dari total aktiva bisa dirubah menjadi modal kerja dalam waktu
pendek setelah dipakai melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Current Rasio
Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancer perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Rasio ini dinyatakan sebagai:
Current ratio = Aktiva lancar
Utang lancer
Untuk PT.TSR, rasio ini adalah
Current ratio = 328/361
= 1,26
Karena persediaan merupakan rekening yang palig lama untuk berubah menjadi, maka rekening
persediaan dikeluarkan dari perehitungan. Maka, rasionya dinyatakan seagai berikut
Quick ratio = (aktiva lancar – persediaan)
Kewajiban lancar
Untuk PT.TSRm rasio ini adalah,
Quick ratio = (328-112)/261
= 0,83
Rentabilitas Ekonomi
Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan.
Rentabilitas ekonomi = laba operasi x 100%
(rata-rata) aktiva
Untuk PT TSR pada tahun 2002,
Rentabilitas Ekonomi = (300/{{919+878}/2}) x 100%
33,39%
Rasio ini mengukur seberapa banyak kekuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Rentabilitas ekonomi = laba setelah pajak x 100%
(rata-rata) modal sendiri
Untuk PT TSR pada tahun 2002,
ROE = (166/{{438+517}/2}) x 100%
33,39%
Return on Investment
Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari
seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
ROI = laba setelah pajak x 100%
(rata-rata) kekayaan
Untuk PT. TSR pada tahun 2002
ROI = {166/(919 + 878)} x 100%
o = 18,5%
Profit Margin
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa diperoleh dari setiap rupiah
penjualan.
Profit Margin =( Laba Operasi / Penjualan ) x 100%
Bagi PT. TSR, profit margin selama tahun 2002 adalah:
Profit Margin = (300/2,200) x 100%
= 13,6%
Perputaran Aktiva
Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari satu rupiah aktiva yang
dimiliki.
Perputaran Aktiva = ( Penjualan /Rata-Rata Aktiva ) x 100%
Bagi PT. TSR, dlam tahun 2002 rasionya adalah :
Perputaran aktiva = 2.200/( 919 + 878 )/21
= 2,45x
Perhatikan bahwa :
Rentabilitas ekonomi = Profit margin x perputaran aktiva
= 13,6% x 2,45 = 33,4%
(Selisih yang terjadi hanya karena pembulatan )
Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur seberapa cepat piutang dilunasi dalam satu tahun apabila perputaran
piutang sebesar 4x, maka berarti bahwa rata-rata piutang tersebut dilunasi dalam jangka waktu
360 hari / 4 = 90 hari.
Perputaran piutang = ( penjualan kredit / rata-rata piutang ) x 100%
Apabila kita asumsikan seluruh penjualan PT.TSR adalah penjualan kredit, maka perputaran
piutang PT. TSR adalah:
Perputaran piutang = 2.200/ (170 + 176/2)
= 12,7x
Rata-rata periode pengumpulan piutang = 360 hari / 12,7
= 28,3 hari
Perputaran Persediaan
Rasio-rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuanga dan pasar modal.
Beberapa rasio tersebut adalah :
PRICE EARNINGS RATIO
MARKET TO BOOK VALUE RATIO
Rasio ini membandingkan antara harga saham ( yang diperoleh dari pasar modal ) dan laba per
lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan.
Price Earning Ratio = ( Harga Saham / Lembar per saham ) x 100%
Misalkan diketahui bahwa jumlah lembar saham yang ada adalah 1000 lembar saham. Dengan
demikian, maka Earnings Per Share (EPS), atau laba per lembr saham adalah Rp.166 juta/1 juta
=Rp. 166 misalkan lebih lanjut bahwa harga saham PT. TSR di bursa adalah Rp.1.000. Dengan
demikian, maka Price Earnings Ratio ( PER ) = 1000/66 =6x
Tabel rasio keuangan beberapa jenis industry dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada BEJ, Juni
1993
Dengan asumsi bahwa metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan konsisten dari
waktu ke waktu, dan sama dengan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan, maka
rasio-rasio keuangan yang dihitung bisa ditafsirkan dengan :
Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan dimasa yang lalu
Membandingan dengan rasio keuangan perusahaan – perusahaan lain dalam satu
industry
Cara kedua relative lebih baik karena bisa mengetahui kedudukan related perusahaan kita
dibandingan dengan perusahaan-perusahaan lain. Apakah kita berada diatas rata-rata, di
bawah rata-rata atau termasuk rata-rata. Cara lain adalah dengan membandingkan rasio
keuangan dengan kebijakan yang diambil suatu perusahaan.