Wirudiono Lumbantobing 198210022
Wirudiono Lumbantobing 198210022
Wirudiono Lumbantobing 198210022
DISUSUN OLEH :
Berdasarkan Road Map Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) tahun 2012-2014
menuju surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014, dengan sasaran produksi padi pada
tahun 2013 sebesar 72.064 juta ton gabah kering giling (GKG). Produksi ini meningkat 4.239
juta ton (6.25%) dari tahun 2012 sebesar 67.825 juta ton.
Pengaturan jarak tanam erat hubungannya dengan persaingan antara tanaman untuk
mendapatkan air, unsur hara dan cahaya matahari yang pada hakekatnya adalah merupakan
pengaturan ruang lingkup sehingga persaingan antara individu bisa ditekan menjadi sekecil
mungkin. Pengaturan jarak tanam dilapangan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
varietas, system tanam, dan keadaan tanahnya.
Menurut Harjadi (1991), salah satu faktor teknik budidaya yang berpengaruh terhadap
besarnya tingkat produksi adalah penggunaan jarak tanam yang teratur. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan tanaman selama pertumbuhan
berlangsung.Peningkatan populasi atau kepadatan tanaman akan diikuti oleh peningkatan
produksi persatuan luas, kemudian lewat titik maksimal akan turun secara terus menerus
dengan bertambahnya tanaman akan terjadi kompetisi.
Pengaturan jarak tanam yang optimum dapat meningkatkan produksi, sedangkan kepadatan
tanaman persatuan luas diatas atau dibawah optimum akan menyebabkan turunnya
produksi. Pengolahan lahan untuk produksi, unsur cahaya harus diperhatikan, karena bagian
tanaman yang berhijau daun memiliki kegiatan fotosintesa. Prinsipnya, makin besar energy
matahari yang tertangkap, maka makin besar produksi yang akan diperoleh. Begitu juga
unsur udara yang terpenting adalah oksigen dan karbondioksida, melalui kegiatan
fotosintesa.
Untuk memberikan lingkungan yang ideal maka disusunlah sistem jarak tanam yang tepat
(Jumin, 2002). Selanjutnya ditambahkan bahwa kerapatan tanaman mempunyai hubungan
yang tak dapat dipisahkan dengan produksi yang akan diperoleh. Produksi tanaman
merupakan hasil resultante dari faktor reproduksi dan hasil pertumbuhan vegetatif.
Selanjutnya ditambahkan bahwa kerapatan tanaman penting untuk diketahui karena untuk
menentukan sasaran agronomi, yaitu produksi maksimum. Dari berbagai jarak tanam yang
digunakan dapat terjadi pendataran garis grafik dari produksi yang didapatkan, artinya pada
jarak tanam tertentu atau populasi tertentu tidak lagi meningkatkan produksi, karena terjadi
persaingan yang pada akhirnya terjadi penurunan produksi.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua
buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau
ungu. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung Serbuk, yang kemudian
menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung
serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari
ke kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah
pembuahan yang menghasilkan lembaga dan
endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber makanan cadangan bagi
tanaman yang baru tumbuh (Herawati, 2012).
Tanaman padi dapat tumbuh dalam iklim yang beragam, tumbuh di daerah tropis
dan subtropis pada 45o LU dan 45o LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi
dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau
maupun pada musim hujan. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian Tempat
0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 oC sedangkan di dataran tinggi 650- 1500 m
dpl dengan temperatur 19-23 oC (Norsalis, 2011).
Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Penyinaran
matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis dan terutama pada
saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan
pemasakan buah berkaitan erat dengan intensitas penyinaran dan keadaan awan.
Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi. Pengaruh
positifnya, terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan.
Pengaruh negatifnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur
dapat ditularkan melalui angin dan saat terjadi angin kencang pada saat tanaman
berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh (Hasanah, 2007)
Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi yaitu 20-35 oC
Temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan
akan mengganggu proses pembuahan dan pembentukan biji. Padi gogo dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Faktor tanah yang lebih berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil adalah tingkat kesuburannya. Struktur tanah yang
sesuai untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Kemasaman (pH)
tanah bervariasi dari 5,5-8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya
dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al, sedangkan bila pH
lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn (Norsalis, 2011).
Tanaman padi memiliki lebih kurang 25 spesies yang banyak dikenal adalah O.
sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia
dan Sinica/japonica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering
(gogo) yang ditanam di lahan kering, sistem pengairannya hanya berasal dari air
hujan dan padi sawah dataran rendah yang memerlukan penggenangan (Norsalis,
2011). Menurut BPTP (2012) bahwa varietas pada tanaman padi mempunyai
pengaruh besar terhadap tingkat produktivitas. Varietas padi gogo yang banyak
dikembangkan saat ini antara lain (a) Varietas Situ Patenggang merupakan
komoditas padi gogo yang dilepas pada tahun 2003 mempunyai kisaran hasil ± 3,6-
5,6 ton/ha gabah kering giling. Varietas Situ Patenggang ini memiliki umur 110-
120 hari, tahan terhadap penyakit blas dan sesuai di kembangkan di lahan kering,
tumpangsari, lahan tipe tanah aluvial dan podsolik, sesuai di lahan sawah pada
musim kemarau, respon terhadap pemupukan dan mampu dikembangkan di sawah;
(b) Varietas Situ Bagendit dikembangkan pada tahun 2003. Varietas ini
mempunyai hasil sekitar 3-5 ton/ha pada lahan kering 5 s/d 6 ton/ha pada lahan
sawah, umur varietas ini 110-120 hari, rasa nasi yang pulen dan agak tahan
terhadap penyakit blas, bakteri hawar daun strain III dan IV, varietas ini cocok
ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah; (c) Towuti merupakan varietas
yang dilepaskan pada tahun 1999, hasil yang diperoleh mencapai 3,5 ton/ha
untukvhasil di lahan kering dan memiliki umur tanaman selama 115-125 hari.
3. Penanaman
Menurut (Saleh et al., 2012) Penanaman padi pada dasarnya dapat dilakukan
dengan tiga macam cara yaitu (1) Cara tanam disebar yaitu dengan menyebar di
permukaan tanah yang sudah disiapkan; (2) Cara tanam alur yaitu tanah yang
sudah dipersiapkan dibuat alur-alur selebar 3-4 cm, dengan jarak alur 20-25 cm,
kemudian padi ditanam pada alur tersebut dan (3) Cara tanam tugas yaitu lahan
yang sudah disiapkan dibuat lubang lubang tanam dengan tugal.
a. Waktu tanam
b. Varietas/klon
d. Jarak tanam
f. Pelaksanaan budidaya tan. dari persiapan tanam /pengolahan tanah hingga umur
tanaman saat disurvey.
g. Ada /tidak serangan penyakit, jika ada sebut nama penyakitnya dan cara
pengendalian yg dilakukan pemilik/petani
Padi (Oryza sativa L) varietas IR-64 ditanam pada hari Kamis, tanggal 31 maret 2022
atau sudah berumur 52 hst (hari setelah tanam)
b. Varietas :
Peletakan benih sedalam 3,5 cm/ peletakan bibit ( masa proses pemindahan kelahan
sedalam 8 cm )
d. Jarak tanam :
Ukuran lahan seluruhnya 40x40 m . Penanaman padi dilakukan di dalam 2 plot yaitu
23x30 m dan 7x10 m sedangkan jarak tanam yang dilakukan petani dalam plot pertama sama
dengan jarak tanam plot kedua yaitu 30x20 cm. jarak tepian garis ke tanaman pertama yaitu
15x10 cm.
2. Rendam benih padi selama 2x24 jam setelah itu kemudian dikeringkan selama 2x24 jam
3. Sediakan satu petak lahan ukuran 6x6 m tergenang air ( tinggi air sekitar 3 cm ) untuk
tempat pembenihan nantinya
5. Setelah benih tumbuh menjadi bibi padi maka dapat dilakukan pemindahan ke lahan siap
pakai ukuran 22x30 m dibagi 2 plot dengan ukuran plot 15 x20 m dan 7x10 m
7. Kemudian setelah berumur 2 minggu tanaman padi diberi pupuk Npk Phonska
B. Pengolahan tanah :
1. Lahan sawah dialiri air oleh petani (dilakukan keseimbangan irigasi dan drainase) 2.
Kemudian lahan ditraktor atau di olah dengan mesin bajak (setelah itu tanah dibiarkan
terendam selama 3 minggu atau 21 hari )
3. Tanah yang terendam kemudian di ratakan dengan mesin traktor lagi
4. Setelah tanah rata petani melakukan penanaman/pemindahan bibit dari lahan
pembenihan.
5. Penanaman bibit padi dilakukan berdasarkan jarak tanam yang sudah ditentukan oleh
petani.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang saya peroleh dari praktikum ini yaitu :
1. Penyesuaian kedalaman tanam dan menyesuaikan waktu penanaman dalam prinsip-
prinsip pengelolaan penyakit tanaman untuk pertanian berkelanjutan sangat berpengaruh
terhadap pembudidayaan dan perkembangan pada tanaman padi (oryza sativa L) varietas
gogo.
2. Peletakan benih sedalam 3,5 cm (masa pembenihan ) dan peletakan bibit ( masa
proses pemindahan kelahan sedalam 8 cm ) dapat membantu pertumbuhan tanaman padi
dengan maksimal
3. Penyakit tungro pada tanaman padi dapat dikendalikan dengan cara memberi
biowasil pada tanaman padi
4. Penyakit hawar daun dapat dikendalikan dengan cara memberi bakterisida AGREPT
20 WP pada tanaman padi yang terserang
5. Penyakit bercak coklat dapat dikendalikan dengan memberi fungisida nordox pada
padi yang terserang.
5.2 Saran
Alangkah baiknya kita memakai bahasa yang efektif dan mudah dipahami oleh petani
ketika mewawancarai petani komoditi yang kita survey agar praktikum berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi,S,S,1991. Pengantar agronomi. Departemen Agronomi. Departemen Agronomi IPB,
Gramedia, Jakarta.
https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/download/25_066a42
9b8647e662727d0b24b6c57a39 diakses pada tanggal 22 mei 2022
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/agrotechbiz/article/download/279/287/ diakses
pada tanggal 22 mei 2022
Khanafi, Ahmad, Yafizham Yafizham, and Didik Wisnu Widjajanto. Uji efektivitas
kombinasi pupuk bio-slurry dengan pupuk npk terhadap pertumbuhan dan
produksi dua varietas padi sawah (oryza sativa L.). Diss. Fakulty of
Animal and Agricultral Sciences, 2018. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/61521/3/BAB_II.pdf pada tanggal 22 mei 2022
Mamarimbing, R. 2003. Hasil padi gogo (Oryza sativa,L) varietas kalimutu pada beberapa
Konsentrasi Paclobutrazol Eugenia, 9 (4) : 265 – 268 hal
Muliasari, A dan Sugiyanta, 2009. Optimasi jarak tanam dan umur bibit pada padi sawah
(Oryza sativa ,L). Makalah seminar Departemen Agronomi dan Holtikultura
IPB – Bogor.
Nurmalina R. 2007. Model ketersediaan beras yang berkelanjutan untuk mendukung
ketahanan pangan nasional [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN