Full
Full
Full
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
FINAL PROJECT
By
ii
iii
iv
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Apa yang kita peroleh sampai dengan hari ini adalah suatu hal yang
berharga tapi bagaimana cara kita memperolehnya
adalah sesuatu yang lebih berharga”
Pada Tuhan Yesus Kristus atas hidup, rahmat, penyertaan, mukjizat dan
penebusan-Nya untukku dan Bunda Maria atas doa dan bimbingan yang selama ini
menyertai langkahku.
atas dukungan dana, doa, dan bimbingan yang tiada henti, pembelajaran atas hidup dan
Untuk Kakakku dan keponakanku tersayang : Mas Budi, Mbak Retno, Mbak Sari,
Mas jimmy, steven, Krisna, Lintang. Yang kita perlukan hanyalah kebersamaan kita,
vi
Intisari
vii
Abstract
Definition of terms / Key word : rotation speed control, pulse width, PWM.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatnya dari awal hingga akhir penulisan ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana teknikdi jurusan Teknik
Persoalan Tugas Akhir ini adalah pengendalian kecepatan putar motor dc 100 volt
dengan menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM). Tugas akhir ini bertujuan
Banyak bantuan yang penulis dapatkan dalam penyusunan tugas akhir ini, maka
boleh kiranya dengan rendah hati penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada :
akhir ini.
memberikan kasih dan sayangnya, doa, dorongan, semangat, biaya yang tiada
5. Kakak-kakakku, Mas Budi dan Mbak sari, Mas Jimmy dan Mbak Retno atas
ix
6. Semua keponakanku, Steven, Krisna, Lintang, jangan nakal.
Ikun, Agus BBC, Andre, Marcel “Boli”, Suryo, K-cap, Sigit, Koko, Cah
8. Segenap dosen-dosen Teknik Elektro atas segala bantuan yang telah diberikan
mas Mardi dan mas Hardi atas bantuan yang telah diberikan.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, karena
keterbatasan tempat, atas saran, ide dan dukungan yang diberikan hingga
Dengan segala kerendahan hati juga, penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini
masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
Akhir kata penyusun mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
1.7 Sistematika Penulisan ………………………………………………….. 4
xii
3.2.1 Catu Daya ………………………………………………………. 27
39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Bentuk pulsa PWM dengan masukan Vdc1 dan Vdc2……...………….. 13
xiv
Gambar 3.4 Rangkaian Pembentuk Gelombang Segitiga...………….………………. 33
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 1 KHz.
Tabel 4.3 Pengaruh Duty Cycle terhadap kecepatan putaran Motor DC untuk
Frekuensi 1 KHz.
Tabel 4.4 Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 1 KHz.
Tabel 4.6 Pengaruh Duty Cycle terhadap kecepatan putaran Motor DC untuk
Frekuensi 2 KHz.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I :
Gambar rangkaian
LAMPIRAN II :
LAMPIRAN III :
Data Sheet
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul
karenakan hampir sebagian besar industri semuanya menggunakan motor dalam salah
satu bagian prosesnya. Hal ini disebabkan mekanik-mekanik yang tersusun dari gear-
gear mesin digerakkan dengan menggunakan motor listrik. Begitu juga dengan
conveyor belt yang menggerakkan berbagai peralatan mesin juga digerakkan dengan
yang menggunakan sistem robotik juga banyak menggunakan motor listrik sebagai
sehingga alat dapat bekerja dengan baik tanpa adanya gangguan. Oleh karena itu di
Secara garis besar ada dua macam motor menurut catu dayanya yaitu motor
Motor DC mudah cara pengendaliannya, namun dalam hal perawatan agak rumit.
motor AC maupun motor DC maka penulis lebih tertarik untuk membahas mengenai
pengendalian motor DC. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan biaya, juga
tinggi nilai tegangan jangkar maka semakin cepat putaran yang dihasilkan oleh motor
DC.
metode Pulse Width Modulation (PWM ) adalah sistem pengaturan tegangan dan
arus yang masuk ke motor DC, yaitu dengan memberi masukan tegangan ke motor
DC berupa pulsa yang memiliki karakteristik lebar denyut (duty cycle) tertentu. Lebar
denyut akan berpengaruh pada nilai arus yang masuk ke motor DC, yang berarti
mempengaruhi kecepatan putaran motor DC. Oleh karena itu di dalam penulisan
Agar tidak melebarnya pembahasan pada penulisan laporan tugas akhir, maka
1.5. Tujuan
1.6. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dan diharapkan dengan adanya alat ini adalah :
2. Alat ini bisa digunakan sebagai alat bantu pada proses belajar mengajar
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perancangan dan pembuatan
BAB II
DASAR TEORI
Kecepatan adalah perpindahan yang dialami oleh suatu obyek tiap satu
satuan waktu. Misalkan suatu obyek memiliki kecepatan 5 m/s, artinya tiap satu
lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek tiap satu satuan waktu, dimana untuk
satu putaran, lintasan obyek yang berputar sama dengan keliling lingkaran itu
sendiri.
Kecepatan sudut objek berputar atau disebut juga kecepatan anguler objek
berputar, didefinisikan sebagai besar perubahan sudut yang terjadi tiap satu satuan
waktu.
objek tiap satu satuan waktu. Misalkan suatu objek mempunyai percepatan
sebesar 3 m/s² artinya, tiap 1 second kecepatan objek itu bertambah 3 m/s.
6
Mempunyai ciri-ciri :
1. Lintasannya lurus
3. Percepatannya tetap.
Mempunyai ciri-ciri :
3. Percepatannya tetap
berikut:
1. Percepatan Sentripetal
sudut.
dengan besaran linier yang nilainya sebanding. Jika dalam gerak melingkar
percepatan liniernya.
pada motor DC. Pengaturan lebar pulsa akan memberikan efek seperti pengaturan
Rangkaian
Pensaklaran Motor
Agar rangkaian elektronika bekerja dengan baik maka diperlukan catu daya,
tetapi catu daya memiliki keterbatasan mengenai berapa besar daya yang dapat
dihasilkannya untuk membuat rangkaian elektronika dapat bekerja dengan baik. Hal
ini menyangkut tahanan dalam catu daya. Rangkaian penyearah gelombang penuh
penyearah yang terdiri dari dua rangkaian penyearah setengah gelombang yang
penuh masih belum rata, akan tetapi berbentuk gelombang sinus yang selalu positif
(Searah). Untuk mendapat tegangan yang lebih rata, maka setelah keluar dari
penyearah, tegangan tersebut akan dilewatkan melalui suatu filter. Filter yang paling
J1
D8
DIODE
J2
R +
C
J3 -
D9
DIODE
Selain menggunakan trafo tap tengah, dapat pula menggunakan empat buah diode
Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu harga,
dapat di buat suatu penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita dapat
turunnya tegangan keluaran dapat kita hindari dalam batas-batas arus beban tertentu.
Untuk tujuan tersebut kita dapat memasang dioda zener dalam rangkaian catu daya.
jembatan. Dua diode akan berkondusi (berpanjar mundur) saat isyarat positif
dan dua diode akan berkonduksi (berpanjar maju) saat isyarat negatif.
polaritas tegangan yang terjadi pada masukan. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar 2.4.
J1
3
U1
LM7815/TO J3
4 2 1 2
- + VIN VOUT
GND
J2
LED
C1 C2 C3
1
3
R
J4
GND
± 15V dc, maka kita dapat menggunakan rangkaian regulator dalam bentuk
kemasan IC. Namun, apabila kita ingin merancang sebuah catu daya dengan
seri. Sebuah rangkaian regulator seri sederhana yang terdiri atas komponen
dioda zener, hambatan dan sebuah transistor dapat di lihat pada gambar 2.5.
2 3
IN OUT
Q1
R1 R2
1
D1
Untuk mencari besarnya tegangan antara kaki kolektor dan kaki emitor
didapat dengan persamaan 2.1.
Sedangkan untuk mencari tegangan keluaran dari catu daya didapat dengan
persamaan 2.2.
Vo = Vz − V BE ............................................................................................... (2.2)
maka dapat di buat rangkaian yang digunakan sebagai sumber tegangan 100
V I − VZ
IZ = ............................................................................................. (2.3)
R1
Sedangkan untuk mencari besarnya arus emitor pada catu daya dapat dicari
I E = I E 2 + I E 3 ............................................................................................. (2.4)
DC yang bervariasi. Dengan PWM akan didapatkan nilai duty cycle yang berubah-
ubah tergantung dari masukan DC-nya. Pada prinsipnya PWM ini membandingkan
tegangan segitiga yang berperiode konstan tertentu dengan perbandingan periode on-
off yang berubah, yaitu berupa tegangan referensi. Misalkan suatu gelombang
positif maka akan dihasilkan gelombang kotak dengan duty cycle diatas 50 % dan jika
Vdc1
0
Vdc2
Vsat
Vsat
Gambar 2.7 Bentuk pulsa PWM dengan masukan Vdc1 dan Vdc2
Berdasarkan gambar 2.7, maka kita dapat mencari besarnya nilai duty cycle
gambar 2.8 .
Vcc
Vpp
Vref
0
1/2Toff Ton T
1 T
Vpp 2
= .......................................................................................... (2.5)
Vref 1 Toff
2
14
Sehingga :
Ton
δ= ........................................................................................... (2.6)
Ton + Toff
Satu hal penting yang harus diperhatikan pada PWM ini adalah bahwa variasi
lebar pulsa mempunyai batas secara praktiknya, dimana lebar pulsa tidak bisa
melebihi jarak antar pulsa. Apabila ini terjadi maka akan terjadi saling menutupi dan
akan terjadi hubungan yang sebanding antara lebar pulsa dengan amplitudo sinyal
yang tidak panjang. Ketika lebar pulsa negatif menjadi tidak berarti, maka sebagian
besar ayunan negatif pada sinyal yang dicontohkan bisa untuk memproduksi lebar
pulsa nol. Hal yang perlu diperhatikan juga dalam PWM ini adalah bahwa lebar pulsa
terlebar tidak akan melebihi 80 % dari lebar pulsa maksimum, dan lebar pulsa
tersempitnya tidak akan kurang dari 20 % dari lebar pulsa maksimumnya. Hal ini
A
m Mini
p Maximum mum
Maximum Possible Pract
l Practical
i
Pulse Width (100%) ical(
(80%)%)
t 20%)
u
d
o
Op-amp mempunyai lima terminal dasar : dua untuk mensuplai daya, dua
untuk isyarat masukan, dan satu untuk keluaran. Dalam pengendalian kecepatan
(Comparator).
pengertiannya bisa disederhanakan jika kita ikuti dalam tiga langkah yang logis.
dapat dibuat dengan menambahkan satu saklar dan tegangan pengendali DC lain
ke pembangkit tanjakan tunggal. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada
gambar 2.10.
maka kita bisa menggantikannya dengan sebuah pembanding. Untuk itu kita harus
16
keluaran integrator, yaitu perubahan dari tegangan ambang atas menuju tegangan
ambang bawah. Ini berarti tergantung pada nilai hambatan dan kapasitor yang
⎛R ⎞
Vthreshold = Vsat ± ⎜⎜ 5 ⎟⎟ ............................................................................... (2.7)
⎝ R4 ⎠
Pada persamaan 2.7, nilai dari Vsat dapat berarti Vsat+ atau Vsat- ( dalam
perancangan ini nilai Vsat- = 0). Sedangkan untuk mencari nilai tegangan puncak
⎛R ⎞
Vp − p = 2 × Vsat × ⎜⎜ 5 ⎟⎟ .................................................................................... (2.8)
⎝ R4 ⎠
17
persamaan 2.9.
R4
ftriangle = ......................................................................................... (2.9)
4 R5 R3C
2. Pembanding (Comparator)
membalik dan membalik) dan satu tegangan keluaran. Apabila tegangan tak
menghasilkan tegangan keluaran yang tinggi. Bila masukan tak membalik lebih
dengan memasang Op-amp tanpa hambatan umpan balik seperti yang ditunjukkan
Vcc
Vin Vout
Pada gambar 2.12. jika ada tegangan masuk pada masukan tak membalik
yang amat kecil sudah cukup membuat op-amp menjadi jenuh. Misalnya, apabila
sampai 13 V. Bati tegangan simpal terbuka (A) pada Op-amp biasanya tinggi.
18
13V
Vtn = .........………………………………………………………........... (2.10)
A
13V
Vin = = 0,13mV
100000
tegangan yang diinginkan dari suatu sumber yang besar. Gambar 2.13
sumber VI dengan memasang dua resistor R1 dan R2. Untuk lebih jelasnya
Berdasarkan gambar 2.1. Nampak bahwa arus i mengalir lewat R1 dan R2,
sehingga :
Vi = Vo + Vs .................................................................................................... (2.11)
Vs = i × R1 ....................................................................................................... (2.12)
Vo = i × R2 ....................................................................................................... (2.13)
Vi = (i × R2 ) + (i × R2 ) ...................................................................................... (2.14)
VO R2
= ......................................................................................................... (2.15)
VS R1
Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian (Vo , Vs),
tersebut. Dari persamaan 2.13 dan 2.114 kita peroleh persamaan 2.16.
R2
Vo = Vi × ............................................................................................ (2.16)
(R1+ R2 )
yang lebih tinggi, dapat menurunkan efek dari hambatan sumber pada penguatan
dan hambatan keluaran. Untuk mencapai maksud tersebut, maka bisa dilakukan
dengan menghubungkan dua transistor seperti yang terlihat pada gambar 2.14.
Apabila besar arus dari kaki kolektor nilai β diketahui, maka nilai R6 dapat
IC
β= ............................................................................................................ (2.17)
IB
Sehingga :
V − V BE
R6 = .................................................................................................. (2.18)
IB
21
pengatur lebar pulsa berfungsi sebagai pembanding antara tegangan keluaran dari
osilator dengan tegangan dari Vcc. Sebuah rangkaian pengatur lebar pulsa yang
terdiri dari sebuah potensiometer dan rangkaian op-amp dapat di lihat pada
gambar 2.14.
(R pot − Rref )
Vref = × Vcc .......................................................................... (2.19)
R pot
22
Motor adalah suatu mesin listrik yang menghasilkan gerak mekanis dengan
motor AC atau DC seri ini adalah motor yang dalam bekerjanya dapat disuplai
dengan menggunakan baik arus AC maupun DC. Motor ini memiliki konstruksi yang
hampir sama dengan konstruksi motor AC pada umumnya. Motor ini terdiri dari
stator sebagai pembangkit putaran fluk, dan rotor sebagai magnet putarnya. Bentuk
konstruksi dari motor universal ini dapat dilihat pada gambar 2.16.
Karakteristik operasi dari motor universal ini adalah sama seperti pada operasi
motor dengan arus DC dimana torsi startnya tinggi dan kecepatan yang sangat tinggi
akan membahayakan jika beban motor dilepas. Motor universal memiliki putaran
yang sangat tinggi yaitu antara 1500 sampai 15000 rpm jika dibebankan pada
peralatan-peralatan rumah tangga, apalagi saat kondisi tanpa beban maka kecepatan
akan lebih tinggi lagi. Motor universal akan memiliki kecepatan yang lebih tinggi jika
23
disuplai dengan arus AC dibanding dengan suplai dengan arus DC sehingga biasanya
dalam operasinya motor universal diberi kopel langsung dengan beban. Karakteristik
kecepatan terhadap beban yang dikopel dapat dilihat dari gambar 2.17.
rpm
Beban
sehingga memiliki kekuatan yang rendah. Jenis ini memiliki pelat-pelat dinamo
pada inti kutubnya, kumparan rotor sama seperti kumparan motor DC, dan alur
2. Kutub terbagi, yaitu dengan kumparan stator seri fase biasanya dilengkapi
kumparan kompensasi sehingga memiliki kekuatan yang tinggi. Pada jenis ini
kumparan magnet sama seperti kumparan stator satu fase dan kumparan rotor
umumnya, yaitu dengan memperhatikan rumus pada persamaan 2.20 dan persamaan
2.21.
Er
n= ..........................………………………………………………………. (2.20)
CΦ
120 f
n= .............................................................................................................. (2.21)
Ρ
ƒ = frekuensi (Hz)
P = jumlah kutub
seperti motor mesin jahit, motor bor, mixer, motor vacum cleaner, serta peralatan
Pengendalian yang lain juga dapat dilakukan pada motor universal, contohnya
saja untuk membalik arah putaran motor yaitu dengan menukar kawat yang
putaran motor yang dihasilkan dengan mengubah nilai setting point pada pemilih
Penampil akan menampilkan kecepatan motor dalam tiga digit, yaitu sepersepuluh,
Prinsip kerja alat ini sama dengan LED biasa. Saat menghantar arus LED infra merah
juga memancarkan cahaya. Perbedaan cahaya yang dipancarkan berupa cahaya tidak
tampak, sedangkan pada LED biasa cahaya yang dipancarkan berupa cahaya tampak.
Informasi yang ditampilkan pada tachometer sangat tergantung pada kecepatan motor
perubahan kecepatan yang dialami oleh kendaraan tiap satu satuan waktu memiliki
BAB III
PWM, dengan cara melakukan perubahan terhadap duty cyle. Keluaran dari
pembangkit PWM digunakan sebagai Pemicu driver / penggerak motor DC. Proses
dalam membuat alat ini memerlukan suatu konsep yamg merupakan bagian-bagian
dalam pembuatan alat, terutama konsep bagian-bagian dari alat yang harus dipenuhi
Secara keseluruhan sistem tersebut dapat digambarkan dalam diagram kotak seperti
RANGKAIAN MOTOR
PENSAKLARAN DC
POWER RANGKAIAN
SUPPLY 15 V PWM
sumber yang berasal dari PLN sebesar 220 Volt AC. Sumber tegangan yang di
butuhkan ada dua, yaitu catu daya dengan tengangan keluaran sebesar 100 Volt
DC sebagai sumber catu daya motor dan catu daya dengan tegangan keluaran
sebesar 15 volt DC sebagai sumber catu daya Pulse width Modulation (PWM)
J1
18V AC
3
U1
LM7815/TO J3
4 2 1 2
- + VIN VOUT
GN D
+15V
J2
LED
C1 C2 C3
1
1K3
R
J4
GND
Sebagai indikator pada catu daya 15 Volt, kita dapat menggunakan LED. LED
akan menyala jika mendapat tegangan 1,8 Volt. Apabila tegangan maju untuk
LED lebih besar dari 1,8 Volt, maka diperlukan adanya resistor sebagai pembagi
tegangan.
Vresistor
Besarnya hambatan : R=
I
13,2volt
=
10mA
= 1K3 Ω
Pada rangkaian catu daya 100 volt ini, memiliki rangkaian yang hampir
sama dengan rangkaian catu daya 15 Volt DC, yaitu dengan menggunakan
penyearah model jembatan. Perbedaan antara kedua rangkaian ini hanya terletak
pada transistor dan dioda zener yang terdapat pada catu daya 100 Volt DC. Pada
Jembatan penyearah tegangan ini dua diode akan berkonduksi pada saat isyarat
positif dan akan berkonduksi pada saat isyarat negatif. Selain dapat merakit
sendiri secara manual, untuk catu daya yang menggunakan jembatan penyearah
tegangan ini, biasanya rangkaian jembatan empat diode ini dapat ditemukan di
pasaran dalam bentuk paket dalam berbagai kemasan. Namun, secara prinsip
29
Pada Rangkaian Catu Daya 100 Volt DC, kita menggunakan Dioda Zener
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya drop tegangan apabila Catu Daya di
hubungkan dengan beban. Agar stabil pada tegangan 100 Volt, maka kita dapat
menggunakan dioda zener 100 Volt dengan daya sebesar 1 watt, yang
dihubungkan pada kaki basis transistor. Sehingga besar arus yang mengalir pada
P =V ×I
1watt = 100V × I
I = 10mA
30
Untuk mencari besarnya arus basis pada kaki transistor Q1 dapat di cari
dengan cara :
VI − VZ
IB =
R1
IB =
(85 × 2 ) − 100
3k 3Ω
= 6,1 mA
bawah ini :
I C1 = β 1 × I B1
= 10 × 6,1mA
= 61mA(I C1 ≈ I E1 )
Maka :
I E1
I B 2 = I B3 =
2
61mA
=
2
= 30,5mA
Sehingga :
I E 2 = I E 3 = (β 2 + 1)I B 2
= 21× 30,5mA
= 640,5 mA
31
I E = I E 2 + I E3
= 640,5 mA + 640,5 mA
= 1,281 A
tegangan catu daya 15 Volt dan bekerja dengan menggunakan gelombang kotak,
sampai 100%.
2 × Vsat × R5
Vp − p =
R4
Jika besar tegangan Vsat, Vp-p dan salah satu hambatan diketahui, maka
2 × Vsat × R5
R4 =
Vp − p
32
Jika diketahui :
14 × 100 KΩ
R4 =
10Vp − p
= 140 KΩ
R4
R6 =
4 R1 ftriangle × C
280 KΩ
=
4 × 100 KΩ × 1KHz × 10μF
= 35 KΩ
adalah :
R4
R5 =
4 R1 ftriangle × C
140 KΩ
=
4 × 100 KΩ × 2 KHz × 10μF
= 17,5KΩ
Setelah kita mengetahui besar nilai hambatan R2 dan R3, maka kita telah
tegangan +Vsat = +15 Volt dan –Vsat = 0 Volt. Untuk lebih jelasnya mengenai
rangkaian pembangkit gelombang segitiga ini dapat kita lihat pada gambar 3.4.
menggunakan potensiometer untuk mengatur variasi lebar pulsa untuk beban kecil
dan besar. Sebagai bagian dari rangkaian pembangkit variabel lebar pulsa, maka
Rangkaian pembagi tegangan ini berfungsi sebagai sumber catu daya untuk
R1
Vout = × Vin
R1 + R2
34
Jika besar tegangan Vout, Vin, dan salah satu hambatan diketahui. Maka besar
Jika diketahui :
100 K × 15
R1 = − 100 K
7,5V
R1 = 200 K − 100 K
R1 = 100 K
IC LM 324N. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 3.6.
35
Saat nilai Rpot = 0, maka besarnya tegangan pada kaki inverting adalah :
(R pot − Rref )
Vref = × Vcc
R pot
=
(100 K − 0) × 15V
100 K
= 15 Volt
Saat nilai Rpot = 100 K, maka besarnya tegangan pada kaki inverting adalah :
(R pot − Rref )
Vref = × Vcc
R pot
=
(100 K − 100k ) × 15V
100 K
= 0 Volt
36
Sinyal pada kaki non inverting (dari osilator) akan dibandingkan dengan
tegangan pada kaki inverting. Hasilnya berupa pulsa dengan lebar pulsa
tergantung dari hasil perbandingan antara tegangan sumber (Vcc) dan tegangan
referensi (Vref).
transistor apabila terjadi arus balik yang besar. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar 3.7.
VCC
1n4007 M
2
Q1
BD 679
Dari Komparator R6 10 K
Ic
β=
IB
37
1mA
750 =
IB
IB = 1,3mA
V − V BE
R6 =
IB
15V − 2,5V
=
1,3mA
= 9615,385 Ohm
BAB IV
digunakan dalam membuat alat pengendali kecepatan putar motor dc. Bab ini akan
akan menampilkan data hasil pengamatan yang ditampilkan dalam bentuk gambar
dan tabel. Selain itu, bab ini juga disertai pembahasan mengenai data hasil
pengamatan dengan membandingkan dengan data hasil perhitungan secara teori yang
gambar 4.1.
rangkaian motor ke rangkaian catu daya 100 volt dan catu daya 15 volt yang
Semakin besar nilai tegangan referensi maka semakin kecil nilai dari duty
cycle tersebut.
frekuensi yang berbeda, yaitu pada frekuensi 1 KHz dan frekunsi 2 KHz. Di dalam
melakukan pengamatan, alat mulai bekerja pada level tegangan referensi antara 2,4
Volt sampai dengan 12 Volt. Agar dapat mencapai ketelitian yang tinggi, maka
dilakukan pengamatan dengan tingkat ketelitian sebesar 0,2 Volt untuk tiap masing –
masing frekuensi. Di bawah ini akan di tampilkan gambar hasil pengamatan dengan
disajikan dalam bentuk tabel yang terdapat pada tabel 1 dan tabel 2 di lampiran 2.
40
Berdasarkan gambar 4.2. Kita dapat mengetahui bahwa untuk tegangan referensi 12
Volt kita belum dapat membedakan antara periode waktu on dan periode waktu off
sehingga kita belum dapat mencari besarnya nilai duty cycle (δ = 0 %).
Berdasarkan gambar 4.3, dapat terlihat adanya gelombang kotak dengan waktu
periode on sebesar 76,7 µs. Sedangkan untuk mengetahui besarnya waktu periode off
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, tampak bahwa pada layar osiloskop digital
dapat dilhat adanya bentuk gelombang kotak dengan waktu periode off = 933,5µs.
Pada pengamatan dengan menggunakan osiloskop digital ini, dapat terlihat bahwa
semakin kecil nilai tegangan referensi maka periode waktu on semakin besar dan
periode waktu off semakin kecil sehingga nilai duty cycle semakin besar. Setelah
mengetahui besarnya nilai waktu periode on dan waktu periode off, maka dapat di
4.3. Pembahasan
Setelah diketahui besarnya nilai waktu periode on dan waktu periode off
nilai duty cycle. Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4. dapat dicari besarnya nilai duty
cycle untuk tegangan referensi 11 volt pada frekuensi 1 KHz. Untuk lebih jelasnya
Maka :
Ton
Duty cycle (δ) =
Ton + Toff
76.7
=
(76.7 + 933.5)
= 7,592 %
Pada bab 2, sebelumnya telah dijelaskan bagaimana cara mencari besar nilai
duty cycle dengan menggunakan teorema phytagoras. Untuk mencari nilai duty cycle,
maka di bawah ini disajikan perhitungan untuk mengetahui besar nilai duty cycle
frekuensi 1 KHz. Untuk menghitung besarnya nilai duty cycle berdasarkan teori dapat
Maka :
1 T
Vpp 2
=
Vref 1 Toff
2
1 (1000 )ms × 8,5V
1 Toff = 2
2 10Vp
= 425 µs (Toff = 950 µs)
Sehingga :
Setelah kita mengetahui besar nilai periode waktu on dan periode waktu off
maka nilai duty cycle dapat diperoleh berdasarkan persamaan 2.10.
Ton
Duty cycle (δ) = × 100%
Ton + Toff
50V
= × 100%
(950V + 50V )
= 5%
bahwa besarnya nilai duty cycle berbanding terbalik dengan nilai tegangan referensi.
Untuk mengetahui secara lengkap mengenai data hasil perhitungan berdasarkan teori
(f = 1 KHz dan f = 2 KHz) secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 yang
terdapat di lampiran 2.
44
beberapa kesalahan. Untuk mencari besarnya nilai kesalahan, maka dapat dicari
dan
Galat
ε= .100% ……………………………………………………………. (4.2)
NilaiSejati
Keterangan:
Aproksimasi =0V
Nilai sejati =5V
Maka:
E = 5V − 0V = 5V
Sehinga :
5V
ε= .100% = 100%
5V
Setelah dihasilkan nilai kesalahan dari hasil pengukuran dapat dihasikan juga
nilai rata-rata dari kesalahan alat ukur ini. Untuk menghitung nilai rata-rata tersebut
Rata-rata kesalahan =
∑ kesalahan ………………………...…………………... (4.2)
n
45
879,297
= ; n = jumlah pengukuran
49
= 17,945%
berikut akan disajikan data hasil perhitungan nilai kesalahan yang ditampilkan
dalam bentuk tabel dan grafik untuk frekuensi 1 KHz dan 2 KHz.
Tabel 4.1. Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 1 KHz.
Tegangan Referensi Duty cycle (%) Duty Cycle (%) Galat Galat
No (V) pengamatan teori (V) (%)
1 12 0 5 5 100
2 11.8 1.267 7 5.733 81.9
3 11.6 2.534 9 6.466 71.844
4 11.4 3.791 11 7.209 65.536
5 11.2 5.059 13 7.941 61.084
6 11 7.592 15 7.408 49.387
7 10.8 8.859 17 8.141 47.888
8 10.6 11.394 19 7.606 40.031
9 10.4 13.805 21 7.195 34.262
10 10.2 15.185 23 7.815 33.978
11 10 17.497 25 7.503 30.012
12 9.8 19.249 27 7.751 28.707
13 9.6 22.5 29 6.5 22.414
14 9.4 24.052 31 6.948 22.413
15 9.2 26.579 33 6.421 19.457
16 9 28.203 35 6.797 19.42
17 8.8 30.77 37 6.23 16.838
18 8.6 32.467 39 6.533 16.751
19 8.4 35.445 41 5.555 13.549
20 8.2 37.177 43 5.823 13.542
21 8 39.743 45 5.257 11.682
22 7.8 41.027 47 5.973 12.708
46
Tabel 4.1. Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 1 KHz (Lanjutan).
Tegangan Referensi Duty cycle (%) Duty Cycle (%) Galat Galat
No (V) pengamatan teori (V) (%)
23 7.6 43.589 49 5.411 11.043
24 7.4 45.57 51 5.43 10.647
25 7.2 48.717 53 4.283 8.081
26 7 50 55 5 9.09
27 6.8 54.429 57 2.571 4.51
28 6.6 56.411 59 2.589 4.388
29 6.4 58.973 61 2.027 3.322
30 6.2 60.257 63 2.743 4.353
31 6 62.823 65 2.177 3.349
32 5.8 64.555 67 2.445 3.649
33 5.6 67.533 69 1.467 2.126
34 5.4 71.813 71 0.813 1.132
35 5.2 73.421 73 0.421 0.573
36 5 75.948 75 0.948 1.248
37 4.8 77.499 77 0.499 0.643
38 4.6 80.77 79 1.77 2.191
39 4.4 82.502 81 1.502 1.82
40 4.2 84.814 83 1.814 2.138
41 4 86.257 85 2.257 2.616
42 3.8 88.606 87 1.606 1.812
43 3.6 91.14 89 2.14 2.348
44 3.4 92.407 91 1.407 1.522
45 3.2 94.941 93 1.941 2.044
46 3 96.209 95 1.209 1.256
47 2.8 97.466 97 0.466 0.478
48 2.6 98.729 99 0.271 0.273
49 2.4 100 100 0 0
Pada tabel 4.1. di atas tampak perbedaan data antara hasil pengukuran
besar. Setelah di hasilkan nilai kesalahan dari hasil pengukuran dapat dihasilkan
juga nilai rata-rata dari kesalahan alat ukur ini. Untuk menghitung nilai rata-rata
Rata-rata kesalahan =
∑ kesalahan
n
47
879,297
= ; n = jumlah pengukuran
49
= 17,945 %
kesalahan alat ukur ini sebesar 17,945 %,. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil
perbandingan data hasil pengamatan dan teori dapat dilihat dalam Gambar 4.5.
Dari Gambar 4.5. dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai tegangan
referensi maka akan semakin tinggi pula nilai dari duty cycle. Dari grafik
tersebut dapat dilihat pula bahwa nilai duty cycle hasil pengamatan dengan nilai
duty cycle hasil perhitungan secara teori tidak terlalu jauh perbedaannya.
Sehingga dapat di katakan data hasil pengamatan hampir mendekati data hasil
B. Tegangan Motor
Di dalam alat pengendali kecepatan putar motor dc ini, pengukuran
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas kita dapat menghitung besarnya nilai
rata-rata kesalahan dari data tersebut melalui perhitungan dengan menggunakan
persamaan 4.2.
Rata-rata kesalahan =
∑ kesalahan
n
654,885
= ; n = jumlah pengukuran
49
= 13,365 %
Maka besarnya rata-rata kesalahan alat ukur ini adalah sebesar 13,365 %,
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik perbandingan duty cycle
Dari Gambar 4.6. dapat dilihat pula bahwa besarnya nilai tegangan motor
secara teori. Di dalam alat pengendali tegangan motor dc ini, besarnya nilai
C. Kecepatan Motor
dilakukan pengamatan terhadap duty cycle dan tegangan motor juga dilakukan
yaitu semacam alat untuk mengukur kecepatan putar sebuah motor. Untuk dapat
piringan Compact Disc (CD) yang di beri warna berupa bagian warna gelap dan
terang . Hal ini dikarenakan alat ukur tachometer hanya dapat bekerja apabila
sinar inframerah mengenai media yang berwarna gelap. Untuk lebih jelasnya
mengenai pengaruh duty cycle terhadap kecepatan putaran motor dapat di lihat
Tabel 4.3. Data hasil pengamatan pengaruh duty cycle terhadap kecepatan
putaran motor untuk frekunsi 1 KHz.
No Duty Cycle (%) Kecepatan Motor (Rpm)
1 0
2 1.267
3 2.534
4 3.791
5 5.059
6 7.592
7 8.859
8 11.394
9 13.805
51
Tabel 4.3. Data hasil pengamatan pengaruh duty cycle terhadap kecepatan
putaran motor untuk frekunsi 1 KHz (Lanjutan).
No Duty Cycle (%) Kecepatan Motor (Rpm)
10 15.185
11 17.497
12 19.249
13 22.5 199.725
14 24.052 589.25
15 26.579 896.475
16 28.203 1355.875
17 30.77 1758
18 32.467 2106.625
19 35.445 2534.625
20 37.177 2903
21 39.743 3299.375
22 41.027 3557.75
23 43.589 3681.875
24 45.57 3826.5
25 48.717 3910.625
26 50 4206.375
27 54.429 4796.25
28 56.411 4908.375
29 58.973 5204.625
30 60.257 5522.75
31 62.823 5809.375
32 64.555 6188
33 67.533 6702.375
34 71.813 7048.75
35 73.421 7462.625
36 75.948 8161.625
37 77.499 8436.375
38 80.77 8610.75
39 82.502 8786.375
40 84.814 8949.875
41 86.257 9124
42 88.606 9259.25
43 91.14 9398.375
44 92.407 9552..375
45 94.941 9868.375
46 96.209 9973.375
47 97.466 10306.125
48 98.729 10407.375
49 100 10610.375
52
Pada tabel 4.3. di atas tampak bahwa nilai duty cycle berpengaruh
terhadap besarnya nilai kecepatan putaran motor. Motor mulai bergerak pada
pengamatan kecepatan putaran motor DC, dapat diketahui bahwa semakin besar
nilai duty cycle maka kecepatan motor DC juga semakin tinggi. Untuk
12000
K e c e p a ta n M o to r
10000
8000
(R p m )
6000
4000
2000
0
0 50 100 150
Duty cycle (%)
bertambah dengan semakin besarnya nilai duty cycle. Motor mulai bergerak
pada level duty cycle 22,5 % sampai dengan 100 % dengan kecepatan motor
A. Duty Cycle
yaitu dengan memberikan perubahan pada nilai duty cycle. Untuk lebih
Tabel 4.4. Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 2 KHz.
Tegangan Duty cycle (%) Duty Cycle (%) Galat Galat
No Referensi (V) Teori Pengamatan (V) (%)
1 12 0 5 5 100
2 11.8 2.502 7 4.498 64.257
3 11.6 5.005 9 3.995 44.388
4 11.4 7.7 11 3.3 30
5 11.2 10.267 13 2.773 21.33
6 11 12.83 15 2.17 14.467
7 10.8 15.38 17 1.62 9.53
8 10.6 17.943 19 1.057 5.563
9 10.4 20.513 21 0.487 2.32
10 10.2 23.08 23 0.08 0.346
11 10 25.647 25 0.647 2.522
12 9.8 26.836 27 0.164 0.607
13 9.6 30.009 29 1.009 3.362
14 9.4 33.34 31 2.34 7.018
15 9.2 35.893 33 2.893 8.06
16 9 38.46 35 3.46 8.996
17 8.8 41.019 37 4.019 9.797
18 8.6 43.593 39 4.593 10.536
19 8.4 45.217 41 4.217 9.326
20 8.2 47.366 43 4.366 9.217
21 8 50.01 45 5.01 10.017
22 7.8 52.634 47 5.634 10.704
23 7.6 54.773 49 5.773 10.539
24 7.4 56.407 51 4.407 7.812
25 7.2 58.981 53 5.981 10.14
26 7 61.528 55 6.528 10.609
54
Tabel 4.4. Perbandingan duty cycle hasil pengamatan dengan perhitungan untuk
frekunsi 2 KHz (Lanjutan).
Tegangan Duty cycle (%) Duty Cycle (%) Galat Galat
No Referensi (V) Teori Pengamatan (V) (%)
27 6.8 64.25 57 7.25 11.284
28 6.6 66.653 59 7.653 11.481
29 6.4 69.99 61 8.99 12.844
30 6.2 73.614 63 10.614 14.418
31 6 74.358 65 9.358 12.585
32 5.8 75.014 67 8.014 10.683
33 5.6 79.487 69 10.487 13.193
34 5.4 79.49 71 8.49 10.68
35 5.2 82.036 73 9.036 11.014
36 5 82.053 75 7.053 8.595
37 4.8 84.593 77 7.593 8.976
38 4.6 84.988 79 5.988 7.045
39 4.4 87.507 81 6.507 7.435
40 4.2 87.809 83 4.809 5.476
41 4 90.253 85 5.253 5.82
42 3.8 92.512 87 5.512 5.958
43 3.6 92.695 89 3.695 3.986
44 3.4 95.136 91 4.136 4.347
45 3.2 97.498 93 4.98 5.082
45 3.2 97.498 93 4.98 5.082
46 3 97.559 95 2.559 2.623
47 2.8 98.567 97 1..567 1.59
48 2.6 99.885 99 0.215 0.217
49 2.4 100 100 0 0
Berdasarkan pada tabel dapat terlihat bahwa untuk frekuensi 2 KHz, kita
dapat melihat bahwa pada tegangan referensi 2,4 Volt besarnya kecepatan
motor mulai stabil (linier). Artinya, kecepatan motor pada level tegangan
tersebut sudah tidak dapat di tambah lagi. Berdasarkan tabel 4.3. Untuk mencari
nilai rata-rata dari data tersebut dapat dilakukan menurut perhitungan dibawah
ini.
Rata-rata kesalahan =
∑ kesalahan
n
55
600,405
= ; n = jumlah pengukuran
48
= 12,51 %
perhitungan secara teori dengan hasil pengamatan secara lengkap dapat dilihat
Berdasarkan gambar 4.8, terlihat perbedaan data antara nilai duty cycle
hasil pengamatan dan nilai duty cycle hasil dari perhitungan secara teori.
B. Tegangan Motor
lakukan dengan cara yang hampir sama dengan pengambilan data untuk
dibawah ini.
Rata-rata kesalahan =
∑ kesalahan
n
455,158
= ; n = jumlah pengukuran
48
= 9,482 %
alat dengan pengukuran menurut teori. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
C. Kecepatan Motor
pengaruh duty cycle terhadap besarnya nilai kecepatan hampir sama dengan
duty cycle terhadap kecepatan putaran motor dapat di lihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Data hasil pengamatan pengaruh duty cycle terhadap kecepatan
putaran motor untuk frekunsi 2 KHz.
No Duty cycle (%) Kecepatan Motor (rpm)
1 0
2 2.502
3 5.005
4 7.7
5 10.267
59
Tabel 4.6. Data hasil pengamatan pengaruh duty cycle terhadap kecepatan
putaran motor untuk frekunsi 2 KHz (Lanjutan).
No Duty cycle (%) Kecepatan Motor (rpm)
6 12.83
7 15.38
8 17.943
9 20.513
10 23.08
11 25.647
12 26.836 264.925
12 26.836 264.925
13 30.009 439.675
14 33.34 964.025
15 35.893 1348.625
16 38.46 1656.25
17 41.019 2043.5
18 43.593 2349.5
19 45.217 2822.625
20 47.366 3135.625
21 50.01 3733.125
22 52.634 3981
23 54.773 4355.375
24 56.407 4612.5
25 58.981 4734.75
26 61.528 4950.375
27 64.25 5364.75
28 66.653 5622.125
29 69.99 5800.375
30 73.614 5905.5
31 74.358 6300.125
32 75.014 0.625
33 79.487 6944.375
34 79.49 7035.625
35 82.036 7146.375
36 82.053 7552.75
37 84.593 7674.375
38 84.988 7836.875
39 87.507 7964.625
40 87.809 8214.625
41 90.253 8314.25
42 92.512 8441.5
43 92.695 8646.5
44 95.136 8917.875
45 97.498 9090.875
46 97.559 9168.625
47 98.567 9299.375
48 99.885 9390.625
49 100 9480.375
60
Pada tabel 4.6. di atas tampak bahwa nilai duty cycle berpengaruh
terhadap besarnya nilai kecepatan putaran motor. Motor mulai bergerak pada
4.6.Dapat diketahui bahwa semakin besar nilai duty cycle maka kecepatan motor
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 50 100 150
Duty Cycle ( % )
bertambah dengan semakin besarnya nilai duty cycle. Motor mulai bergerak pada
level duty cycle 26,836 % sampai dengan 100 % dengan kecepatan motor 264,925
rpm sampai dengan 9480,375 rpm..Di dalam melakukan pengamatan alat pengendali
kecepatan putar motor DC ini, dapat di ketahui bahwa motor DC yang digunakan
memiliki karakteristik yang tidak linier. Hal ini dapat diketahui berdasarkan
perubahan kecepatan putaran motor DC yang dipengaruhi oleh perubahan dari duty
cycle.
61
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan percobaan yang telah di uraikan pada bagian
modulation.
referensi maka nilai duty cycle dan kecepatan putaran motor semakin
c. Alat ini mulai bekerja pada level tegangan referensi antara 2,4 Volt
5.2. Saran
Alat ukur yang dibuat masih jauh dari sempurna maka penulis mencoba
memberikan saran bagi pengembangan yang lebih lanjut agar bisa menjadi lebih baik.
Yaitu :
a. Alat ini masih dapat dikembangkan dengan aplikasi dan fasilitas yang
dari satu kali. Hal ini dikarenakan apabila user mengalami kelelahan
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, Robert. Electronic Devices and Circuit Theory, Sixth Edition. Prentice
Hall, New Jersey.
Honeycutt, Richard A. Op Amps & Linear Integrated Circuit. Delmar Publishing Inc.
New York. 1988.
http://www.national.com
D2
1
J1 1 T1 5
2 4 - + 2
1
4 8
220 Vac
TRANSFORMER 330 ohm
3
2c1242
330 uF/200 V 330 uF / 200 V
2sc3039
1N4764
0.22 ohm
Q3
C3 2sc3039 100 Volt DC
CAP
J2
0.22 ohm 1
CAP 2
3.3 uF / 200 V
Title
CATU DAYA 100 VOLT DC
18V AC
3
U1
LM7815/TO J3
4 2 1 2
- + VIN VOUT
J2 GND +15V
LED
C1 C2 C3
1
1K3
R
J4
GND
Title
Catu Day a 15 Volt DC
C
+15 Vdc 10 nF
R1
100 K
4
3 1
3 1
+
1 CON2 R6 +15 Vdc
2 1 35 K
2
-
R2 U1A CON1
100 K TL 074 3 1 JP2
1
4
11
CON3 R5 3
+
17.5 K 1
2
2
-
U2A
TL 074
1
11
R3 140 K
D1
1n4007
M
R4 100 K
+15 Vdc
2
+15 Vdc
4
2
1
3 R6 Q1
+
1 1 BD679
2 2
-
2
U3A 10 K
POT TL 074
11
100K 1
3
Q2
3
BD679
Title
Rangkaian Pulse Width Modullation (PWM)
1 12 5 5 --
2 11.8 7 7 --
3 11.6 9 9 --
4 11.4 11 11 --
5 11.2 13 13 --
6 11 15 15 --
7 10.8 17 17 --
8 10.6 19 19 --
9 10.4 21 21 --
10 10.2 23 23 --
11 10 25 25 --
12 9.8 27 27 --
13 9.6 29 29 199.725
14 9.4 31 31 589.25
15 9.2 33 33 896.475
16 9 35 35 1355.875
17 8.8 37 37 1758
18 8.6 39 39 2106.625
19 8.4 41 41 2534.625
20 8.2 43 43 2903
21 8 45 45 3299.375
22 7.8 47 47 3557.75
23 7.6 49 49 3681.875
24 7.4 51 51 3826.5
25 7.2 53 53 3910.625
26 7 55 55 4206.375
27 6.8 57 57 4796.25
28 6.6 59 59 4908.375
29 6.4 61 61 5204.625
30 6.2 63 63 5522.75
31 6 65 65 5809.375
32 5.8 67 67 6188
33 5.6 69 69 6702.375
34 5.4 71 71 7048.75
35 5.2 73 73 7462.625
36 5 75 75 8161.625
37 4.8 77 77 8436.375
38 4.6 79 79 8610.75
39 4.4 81 81 8786.375
40 4.2 83 83 8949.875
41 4 85 85 9124
42 3.8 87 87 9259.25
43 3.6 89 89 9398.375
44 3.4 91 91 9552..375
Tegangan Referensi Duty Cycle Tegangan Motor Kecepatan Motor
No (V) (%) (V) (Rpm)
45 3.2 93 93 9868.375
46 3 95 95 9973.375
47 2.8 97 97 10306.125
48 2.6 99 99 10407.375
Features
• Low forward voltage drop.
DO-41
COLOR BAND DENOTES CATHODE
Thermal Characteristics
Symbol Parameter Value Units
PD Power Dissipation 3.0 W
RθJA Thermal Resistance, Junction to Ambient 50 °C/W
Typical Characteristics
Average Rectified Forward Current, IF [A]
1.6 20
1.4 10
1.2 4
30 1000
Peak Forward Surge Current, IFSM [A]
24 100 TJ = 150ºC
Reverse Current, IR [mA]
18 10
TJ = 100ºC
12 1
6 0.1 T J = 25ºC
0 0.01
1 2 4 6 8 10 20 40 60 100 0 20 40 60 80 100 120 140
Number of Cycles at 60Hz Percent of Rated Peak Reverse Voltage [%]
Figure 3. Non-Repetitive Surge Current Figure 4. Reverse Current vs Reverse Voltage
FAIRCHILD’S PRODUCTS ARE NOT AUTHORIZED FOR USE AS CRITICAL COMPONENTS IN LIFE SUPPORT
DEVICES OR SYSTEMS WITHOUT THE EXPRESS WRITTEN APPROVAL OF FAIRCHILD SEMICONDUCTOR CORPORATION.
As used herein:
1. Life support devices or systems are devices or 2. A critical component is any component of a life
systems which, (a) are intended for surgical implant into support device or system whose failure to perform can
the body, or (b) support or sustain life, or (c) whose be reasonably expected to cause the failure of the life
failure to perform when properly used in accordance support device or system, or to affect its safety or
with instructions for use provided in the labeling, can be effectiveness.
reasonably expected to result in significant injury to the
user.
PRODUCT STATUS DEFINITIONS
Definition of Terms
Advance Information Formative or This datasheet contains the design specifications for
In Design product development. Specifications may change in
any manner without notice.
No Identification Needed Full Production This datasheet contains final specifications. Fairchild
Semiconductor reserves the right to make changes at
any time without notice in order to improve design.
Rev. H4
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com
1N4728A - 1N4764A
Zeners
2 www.fairchildsemi.com
1N4728A - 1N4764A Rev. G2
1N4728A - 1N4764A Zeners
Top Mark Information
Device Line 1 Line 2 Line 3 Line 4 Line 5
1N4728A LOGO 47 28 A XY
1N4729A LOGO 47 29 A XY
1N4730A LOGO 47 30 A XY
1N4731A LOGO 47 31 A XY
1N4732A LOGO 47 32 A XY
1N4733A LOGO 47 33 A XY
1N4734A LOGO 47 34 A XY
1N4735A LOGO 47 35 A XY
1N4736A LOGO 47 36 A XY
1N4737A LOGO 47 37 A XY
1N4738A LOGO 47 38 A XY
1N4739A LOGO 47 39 A XY
1N4740A LOGO 47 40 A XY
1N4741A LOGO 47 41 A XY
1N4742A LOGO 47 42 A XY
1N4743A LOGO 47 43 A XY
1N4744A LOGO 47 44 A XY
1N4745A LOGO 47 45 A XY
1N4746A LOGO 47 46 A XY
1N4747A LOGO 47 47 A XY
1N4748A LOGO 47 48 A XY
1N4749A LOGO 47 49 A XY
1N4750A LOGO 47 50 A XY
1N4751A LOGO 47 51 A XY
1N4752A LOGO 47 52 A XY
1N4753A LOGO 47 53 A XY
1N4754A LOGO 47 54 A XY
1N4755A LOGO 47 55 A XY
1N4756A LOGO 47 56 A XY
1N4757A LOGO 47 57 A XY
1N4758A LOGO 47 58 A XY
1N4759A LOGO 47 59 A XY
1N4760A LOGO 47 60 A XY
1N4761A LOGO 47 61 A XY
1N4762A LOGO 47 62 A XY
1N4763A LOGO 47 63 A XY
1N4764A LOGO 47 64 A XY
3 www.fairchildsemi.com
1N4728A - 1N4764A Rev. G2
1N4728A - 1N4764A Zeners
Top Mark Information (Continued)
36 3rd line: Device Name - 5th to 6th characters of device name for 1Nxx series
or Voltage rating for BZXyy series
A
4th line: Device Name - 7th to 8th characters of device name for 1Nxx series
or Large Die identification only for BZXyy series
XY 5th line: Date Code - Two Digit - Six Weeks Date Code
F
General Requirements:
1.0 Cathod Band
2.0 First Line: F - Fairchild Logo
3.0 Second Line: Device name - For 1Nxx series: 3rd to 4th characters of the device name.
For BZxx series: 4th to 6th characters of the device name.
4.0 Third Line: Device name - For 1Nxx series: 5th to 6th characters of the device name.
For BZXyy series: Voltage rating
5.0 Third Line: Device name - For 1Nxx series: 7th to 8th characters of the device name.
(the 8th character is the large die identification)
For BZXyy series: Large Die Identification character
6.0 Fourth Line: Date Code - Two Digit - Six Weeks Date Code
Where: X represents the last digit of the calendar year
Y represents the Six weeks numeric code
7.0 Devices shall be marked as required in the device specification (PID or FSC Test Spec).
8.0 Maximum no. of marking lines: 5
9.0 Maximum no. of digits per line: 3
10.0 FSC logo must be 20 % taller than the alphanumeric marking and should occupy the 2 characters of the specified line.
11.0 Marking Font: Arial (Except FSC Logo)
12.0 First character of each marking line must be aligned vertically
4 www.fairchildsemi.com
1N4728A - 1N4764A Rev. G2
1N4728A - 1N4764A Zeners
TRADEMARKS
The following are registered and unregistered trademarks Fairchild Semiconductor owns or is authorized to use and is not intended to
be an exhaustive list of all such trademarks.
ACEx™ FAST® IntelliMAX™ POP™ SPM™
ActiveArray™ FASTr™ ISOPLANAR™ Power247™ Stealth™
Bottomless™ FPS™ LittleFET™ PowerEdge™ SuperFET™
CoolFET™ FRFET™ MICROCOUPLER™ PowerSaver™ SuperSOT™-3
CROSSVOLT™ GlobalOptoisolator™ MicroFET™ PowerTrench® SuperSOT™-6
DOME™ GTO™ MicroPak™ QFET® SuperSOT™-8
EcoSPARK™ HiSeC™ MICROWIRE™ QS™ SyncFET™
E2CMOS™ I2C™ MSX™ QT Optoelectronics™ TinyLogic®
EnSigna™ i-Lo™ MSXPro™ Quiet Series™ TINYOPTO™
FACT™ ImpliedDisconnect™ OCX™ RapidConfigure™ TruTranslation™
FACT Quiet Series™ OCXPro™ RapidConnect™ UHC™
OPTOLOGIC® µSerDes™ UltraFET®
Across the board. Around the world.™
OPTOPLANAR™ SILENT SWITCHER® UniFET™
The Power Franchise®
PACMAN™ SMART START™ VCX™
Programmable Active Droop™
DISCLAIMER
FAIRCHILD SEMICONDUCTOR RESERVES THE RIGHT TO MAKE CHANGES WITHOUT FURTHER NOTICE TO ANY
PRODUCTS HEREIN TO IMPROVE RELIABILITY, FUNCTION OR DESIGN. FAIRCHILD DOES NOT ASSUME ANY LIABILITY
ARISING OUT OF THE APPLICATION OR USE OF ANY PRODUCT OR CIRCUIT DESCRIBED HEREIN; NEITHER DOES IT
CONVEY ANY LICENSE UNDER ITS PATENT RIGHTS, NOR THE RIGHTS OF OTHERS.
FAIRCHILD’S PRODUCTS ARE NOT AUTHORIZED FOR USE AS CRITICAL COMPONENTS IN LIFE SUPPORT DEVICES OR
SYSTEMS WITHOUT THE EXPRESS WRITTEN APPROVAL OF FAIRCHILD SEMICONDUCTOR CORPORATION.
As used herein:
1. Life support devices or systems are devices or systems which, 2. A critical component is any component of a life support device
(a) are intended for surgical implant into the body, or (b) support or system whose failure to perform can be reasonably expected
or sustain life, or (c) whose failure to perform when properly used to cause the failure of the life support device or system, or to
in accordance with instructions for use provided in the labeling, affect its safety or effectiveness.
can be reasonably expected to result in significant injury to the
user.
Advance Information Formative or In This datasheet contains the design specifications for
Design product development. Specifications may change in
any manner without notice.
No Identification Needed Full Production This datasheet contains final specifications. Fairchild
Semiconductor reserves the right to make changes at
any time without notice in order to improve design.
Rev. I15
5 www.fairchildsemi.com
1N4728A - 1N4764A Rev. G2
This datasheet has been downloaded from:
www.DatasheetCatalog.com
LIMITING VALUES
SYMBOL PARAMETER CONDITIONS MIN MAX UNIT
VCESM Collector-emitter voltage peak value VBE = 0V - 500 V
VCEO Collector-emitter voltage (open base) - 300 V
VEBO Emitter-base oltage (open colloctor) 5 V
IC Collector current (DC) - 7 A
IB Base current (DC) - 2 A
Ptot Total power dissipation Tmb 25 - 50 W
Tstg Storage temperature -55 150
Tj Junction temperature - 150
ELECTRICAL CHARACTERISTICS
SYMBOL PARAMETER CONDITIONS TYP MAX UNIT
ICBO Collector-base cut-off current VCB=400V - 0.2 mA
IEBO Emitter-base cut-off current VEB=5V - 0.2 mA
V(BR)CEO Collector-emitter breakdown voltage IC=1mA 300 V
VCEsat Collector-emitter saturation voltages IC = 2.0A; IB = 0.5A - 2 V
hFE DC current gain IC = 0.8A; VCE = 5V 15 100
fT Transition frequency at f = 5MHz IC = 1A; VCE = 12V 25 - MHz
Cc Collector capacitance at f = 1MHz VCB = 10V 120 - pF
ton On times IC=3A,IB1=-IB2=0.3A,VCC=60V 1.0 us
ts Tum-off storage time IC=3A,IB1=-IB2=0.3A,VCC=60V 2.5 us
tf Fall time IC=3A,IB1=-IB2=0.3A,VCC=60V 0.4 1.0 us
Wing Shing Computer Components Co., (H.K.)Ltd. Tel:(852)2341 9276 Fax:(852)2797 8153
Homepage: http://www.wingshing.com E-mail: [email protected]
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com
■ STMicroelectronics PREFERRED
SALESTYPES
■ COMPLEMENTARY PNP - NPN DEVICES
■ MONOLITHIC DARLINGTON
CONFIGURATION
■ INTEGRATED ANTIPARALLEL
COLLECTOR-EMITTER DIODE
APPLICATION 1
■ LINEAR AND SWITCHING INDUSTRIAL 3
2
EQUIPMENT
SOT-32
DESCRIPTION
The BD677, BD677A, BD679, BD679A and
BD681 are silicon epitaxial-base NPN power
transistors in monolithic Darlington configuration
mounted in Jedec SOT-32 plastic package.
They are intended for use in medium power linar INTERNAL SCHEMATIC DIAGRAM
and switching applications
The complementary PNP types are BD678,
BD678A, BD680, BD680A and BD682
respectively.
THERMAL DATA
o
R thj-case Thermal Resistance Junction-case Max 3.12 C/W
o
R thj-amb Thermal Resistance Junction-ambient Max 100 C/W
2/6
BD677/677A/678/678A/679/679A/680/680A/681/682
Collector-Emitter Saturation Voltage (NPN type) Collector-Emitter Saturation Voltage (PNP type)
Base-Emitter Saturation Voltage (NPN type) Base-Emitter Saturation Voltage (PNP type)
3/6
BD677/677A/678/678A/679/679A/680/680A/681/682
Freewheel Diode Forward Voltage (NPN types) Freewheel Diode Forward Voltage (PNP types)
4/6
BD677/677A/678/678A/679/679A/680/680A/681/682
mm inch
DIM.
MIN. TYP. MAX. MIN. TYP. MAX.
e 2.2 0.087
F 3.8 0.150
H 2.54 0.100
H2
c1
0016114
5/6
BD677/677A/678/678A/679/679A/680/680A/681/682
Information furnished is believed to be accurate and reliable. However, STMicroelectronics assumes no responsibility for the consequences
of use of such information nor for any infringement of patents or other rights of third parties which may result from its use. No license is
granted by implication or otherwise under any patent or patent rights of STMicroelectronics. Specification mentioned in this publication are
subject to change without notice. This publication supersedes and replaces all information previously supplied. STMicroelectronics products
are not authorized for use as critical components in life support devices or systems without express written approval of STMicroelectronics.
The ST logo is a trademark of STMicroelectronics
http://www.st.com
6/6
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com
LM78XX
Series Voltage Regulators
General Description put, although this does improve transient response. Input by-
passing is needed only if the regulator is located far from the
The LM78XX series of three terminal regulators is available filter capacitor of the power supply.
with several fixed output voltages making them useful in a
For output voltage other than 5V, 12V and 15V the LM117
wide range of applications. One of these is local on card
series provides an output voltage range from 1.2V to 57V.
regulation, eliminating the distribution problems associated
with single point regulation. The voltages available allow
these regulators to be used in logic systems, instrumenta- Features
tion, HiFi, and other solid state electronic equipment. Al- n Output current in excess of 1A
though designed primarily as fixed voltage regulators these n Internal thermal overload protection
devices can be used with external components to obtain ad- n No external components required
justable voltages and currents.
n Output transistor safe area protection
The LM78XX series is available in an aluminum TO-3 pack- n Internal short circuit current limit
age which will allow over 1.0A load current if adequate heat
n Available in the aluminum TO-3 package
sinking is provided. Current limiting is included to limit the
peak output current to a safe value. Safe area protection for
the output transistor is provided to limit internal power dissi- Voltage Range
pation. If internal power dissipation becomes too high for the
LM7805C 5V
heat sinking provided, the thermal shutdown circuit takes
over preventing the IC from overheating. LM7812C 12V
Considerable effort was expanded to make the LM78XX se- LM7815C 15V
ries of regulators easy to use and minimize the number of
external components. It is not necessary to bypass the out-
Connection Diagrams
DS007746-3
DS007746-2
Top View
Bottom View Order Number LM7805CT,
Order Number LM7805CK, LM7812CT or LM7815CT
LM7812CK or LM7815CK See NS Package Number T03B
See NS Package Number KC02A
DS007746-1
www.national.com 2
LM78XX
Absolute Maximum Ratings (Note 3) Maximum Junction Temperature
If Military/Aerospace specified devices are required, (K Package) 150˚C
please contact the National Semiconductor Sales Office/ (T Package) 150˚C
Distributors for availability and specifications. Storage Temperature Range −65˚C to +150˚C
Input Voltage Lead Temperature (Soldering, 10 sec.)
(VO = 5V, 12V and 15V) 35V TO-3 Package K 300˚C
Internal Power Dissipation (Note 1) Internally Limited TO-220 Package T 230˚C
Operating Temperature Range (TA) 0˚C to +70˚C
3 www.national.com
LM78XX
Electrical Characteristics LM78XXC (Note 2) (Continued)
www.national.com 4
LM78XX
Typical Performance Characteristics
Maximum Average Power Dissipation Maximum Average Power Dissipation
DS007746-5 DS007746-6
DS007746-7
DS007746-8
DS007746-9 DS007746-10
5 www.national.com
LM78XX
Typical Performance Characteristics (Continued)
DS007746-11 DS007746-12
DS007746-13 DS007746-14
Quiescent Current
DS007746-15
www.national.com 6
LM78XX
Physical Dimensions inches (millimeters) unless otherwise noted
7 www.national.com
LM78XX Series Voltage Regulators
Physical Dimensions inches (millimeters) unless otherwise noted (Continued)
National does not assume any responsibility for use of any circuitry described, no circuit patent licenses are implied and National reserves the right at any time without notice to change said circuitry and specifications.
TL074
TL074A - TL074B
LOW NOISE J-FET QUAD OPERATIONAL AMPLIFIERS
ORDER CODE
DESCRIPTION
Package
The TL074, TL074A and TL074B are high speed Part Number Temperature Range
N D
J–FET input quad operational amplifiers incorpo-
TL074M/AM/BM -55°C, +125°C • •
rating well matched, high voltage J–FET and bipo-
TL074I/AI/BI -40°C, +105°C • •
lar transistors in a monolithic integrated circuit.
TL074C/AC/BC 0°C, +70°C • •
The devices feature high slew rates, low input bias Example : TL074IN
and offset currents, and low offset voltage temper-
N = Dual in Line Package (DIP)
ature coefficient. D = Small Outline Package (SO) - also available in Tape & Reel (DT)
Output 1 1 14 Output 4
VCC + 4 11 VCC -
Output 2 7 8 Output 3
SCHEMATIC DIAGRAM
VCC
1 0 0Ω 1/4 TL074
30k
8.2k
VCC
2/11
TL074 - TL074A - TL074B
ELECTRICAL CHARACTERISTICS
VCC = ±15V, Tamb = +25°C (unless otherwise specified)
TL074I,M,AC,AI,AM,
TL074C
Symbol Parameter BC,BI,BM Unit
Min. Typ. Max. Min. Typ. Max.
Input Offset Voltage (Rs = 50Ω) mV
Tamb = +25°C TL074 3 10 3 10
TL074A 3 6
Vio TL074B 1 3
Tmin ≤ Tamb ≤ Tmax TL074 13 13
TL074A 7
TL074B 5
DV io Input Offset Voltage Drift 10 10 µV/°C
Input Offset Current - note 1)
Iio Tamb = +25°C 5 100 5 100 pA
Tmin ≤ T amb ≤ T max 4 10 nA
Input Bias Current -note 1
Iib Tamb = +25°C 20 200 30 200 pA
Tmin ≤ Tamb ≤ Tmax 20 20 nA
Large Signal Voltage Gain (R L = 2kΩ, Vo = ±10V) V/mV
Avd Tamb = +25°C 50 200 25 200
Tmin ≤ Tamb ≤ Tmax 25 15
Supply Voltage Rejection Ratio (RS = 50Ω) dB
SVR Tamb = +25°C 80 86 70 86
Tmin ≤ T amb ≤ Tmax 80 70
Supply Current, no load, per amplifier mA
ICC Tamb = +25°C 1.4 2.5 1.4 2.5
Tmin ≤ T amb ≤ T max 2.5 2.5
tr
Rise Time (Tamb = +25°C) µs
Vin = 20mV, RL = 2kΩ, C L = 100pF, unity gain 0.1 0.1
Overshoot (Tamb = +25°C) %
Kov
Vin = 20mV, RL = 2kΩ, C L = 100pF, unity gain 10 10
Gain Bandwidth Product (Tamb = +25°C) MHz
GBP
Vin = 10mV, R L = 2kΩ, CL = 100pF, f= 100kHz 2 3 2 3
Ri Input Resistance 1012 1012 Ω
3/11
TL074- TL074A - TL074B
TL074I,M,AC,AI,AM,
TL074C
Symbol Parameter BC,BI,BM Unit
Min. Typ. Max. Min. Typ. Max.
Total Harmonic Distortion (Tamb = +25°C)
%
THD f= 1kHz, R L = 2kΩ,CL = 100pF, A v = 20dB,
0.01 0.01
Vo = 2V pp
Equivalent Input Noise Voltage nV
en ------------
R S = 100Ω, f = 1KHz 15 15 Hz
∅m Phase Margin 45 45 degrees
Channel separation dB
Vo1/Vo2
Av = 100 120 120
1. The input bias currents are junction leakage currents which approximately double for every 10°C increase in the junction temperature.
4/11
TL074 - TL074A - TL074B
30
MAXIMUM PEAK-TO-PEAKOUTPUT
RL = 10 kΩ
25
Tamb = +25°C
20
VOLTAGE (V)
15
10
0 2 4 6 8 10 12 14 16
SUPPLY VOLTAGE ( V)
5/11
TL074- TL074A - TL074B
INPUT BIAS CURRENT versus FREE AIR LARGE SIGNAL DIFFERENTIAL VOLTAGE
TEMPERATURE AMPLIFICATION versus FREE AIR TEMP.
100 1000
V CC = 15V
400
INPUT BIAS CURRENT (nA)
10 200
DIFFERENTIAL VOLTAGE
AMPLIFICATION (V/V)
100
1 40
20
10 V CC = 15V
0.1 VO = 10V
4
2 R = 2k Ω
L
0.01 1
-75 -50 -25 0 25 50 75 100 125
-50 -25 0 25 50 75 100 125
TEMPERATURE (°C)
TEMPERATURE (°C)
LARGE SIGNAL DIFFERENTIAL VOLTAGE TOTAL POWER DISSIPATION versus FREE AIR
AMPLIFICATION AND PHASE SHIFT versus TEMPERATURE
FREQUENCY
250
DIFFERENTIAL VOLTAGE
100
AMPLIFICATION (V/V)
DIFFERENTIAL 180
VOLTAGE 200 No signal
PHASE SHIFT AMPLIFICATION
(right s ca le) (left scale) 175 No load
150
10 90
125
R = 2 kΩ 100
L
C L = 1 00p F 75
1 V CC = 15 V 0 50
T amb = +125 C 25
SUPPLY CURRENT PER AMPLIFIER versus COMMON MODE REJECTION RATIO versus
FREE AIR TEMPERATURE FREE AIR TEMPERATURE
2.0 89
1.8 V CC = 15V R L = 10 kΩ
COMMON MODE MODE REJECTION
1.6 No signal 88
V C C= 15V
SUPPLY CURRENT (mA)
1.4 No load
87
1.2
RATIO (dB)
1.0 86
0.8
0.6 85
0.4
84
0.2
0 83
-75 -50 -25 0 25 50 75 100 125
-75 -50 -25 0 25 50 75 100 125
TEMPERATURE (°C)
TEMPERATURE (°C)
6/11
TL074 - TL074A - TL074B
VOLTAGE FOLLOWER LARGE SIGNAL PULSE OUTPUT VOLTAGE versus ELAPSED TIME
RESPONSE
28
INPUT AND OUTPUT VOLTAGES
6
24
4 OUTPUT OVERSHOOT
2 16
(V)
0 12
VCC= 15V
8
-2 R L = 2 kΩ V = 15V
CC
C L= 100pF 4 R L = 2k Ω
-4 10%
Ta mb = +25 C 0 Tamb = +25°C
-6 t r
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 -4
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
TIME (µs ) TIME ( µs)
70 1
VCC = 15V V VCC = = 15V15V
TOTAL HARMONIC DISTORTION
60 CC
A = 10 0.4
EQUIVALENT INPUT NOISE
V AAV V= =11
50 R S = 100 Ω VV
VOLTAGE (nV/VHz)
O (rms)
O
= 6V
(rms) = 6V
0.1
T amb = +25°C
40 T amb
T amb= =
+25°C
+25°C
0.04
(%)
30
20 0.01
0.004
10
0 0.001
10 40 100 400 1k 4k 10k 40k 100k 100 400 1k 4k 10k 40k 100k
FREQUENCY (Hz) FREQUENCY (Hz)
7/11
TL074- TL074A - TL074B
10k Ω
1k Ω
eI -
1/4
TL074 eo
RL CL = 100pF
TYPICAL APPLICATIONS
AUDIO DISTRIBUTION AMPLIFIER
fO = 100 kHz
1/4
Output A
1M Ω T L074
1/4 -
1 µF T L074
1/4
Input TL074
Output B
100k Ω 100k Ω
100k Ω
V CC+
1OO µF -
100k Ω
1/4
Output C
T L074
8/11
TL074 - TL074A - TL074B
16 k Ω 16 k Ω
22 0p F 2 20 pF
43 k Ω 43 k Ω
43 k Ω 30k Ω 43 k Ω 30 k Ω
Input - -
22 0p F 1/4 1/4 43 k Ω
- 22 0p F -
TL 07 4 TL 07 4
43 k Ω 1/4 1/4
TL 07 4 TL 07 4
Output B
1.5 k Ω 1 .5 k Ω
Ground
Output A
OUTPUT A OUTPUT B
9/11
TL074- TL074A - TL074B
Millimeters Inches
Dim.
Min. Typ. Max. Min. Typ. Max.
a1 0.51 0.020
B 1.39 1.65 0.055 0.065
b 0.5 0.020
b1 0.25 0.010
D 20 0.787
E 8.5 0.335
e 2.54 0.100
e3 15.24 0.600
F 7.1 0.280
i 5.1 0.201
L 3.3 0.130
Z 1.27 2.54 0.050 0.100
10/11
TL074 - TL074A - TL074B
L G
c1
C
a2
A
b e
b1
a1
s
e3 E
D
M
14 8
F
1 7
Millimeters Inches
Dim.
Min. Typ. Max. Min. Typ. Max.
A 1.75 0.069
a1 0.1 0.2 0.004 0.008
a2 1.6 0.063
b 0.35 0.46 0.014 0.018
b1 0.19 0.25 0.007 0.010
C 0.5 0.020
c1 45° (typ.)
D (1) 8.55 8.75 0.336 0.344
E 5.8 6.2 0.228 0.244
e 1.27 0.050
e3 7.62 0.300
F (1) 3.8 4.0 0.150 0.157
G 4.6 5.3 0.181 0.208
L 0.5 1.27 0.020 0.050
M 0.68 0.027
S 8° (max.)
Note : (1) D and F do not include mold flash or protrusions - Mold flash or protrusions shall not exceed 0.15mm (.066 inc) ONLY FOR DATA BOOK.
Information furnished is believed to be accurate and reliable. However, STMicroelectronics assumes no responsibility for the consequences
of use of such information nor for any infringement of patents or other rights of third parties which may result from its use. No license is granted
by implication or otherwise under any patent or patent rights of STMicroelectronics. Specifications mentioned in this publication are subject
to change without notice. This publication supersedes and replaces all information previously supplied. STMicroelectronics products are not
authorized for use as critical components in life support devices or systems without express written approval of STMicroelectronics.
The ST logo is a registered trademark of STMicroelectronics
11/11
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com