Makalah Terapi Kognitif Pada Lansia
Makalah Terapi Kognitif Pada Lansia
Makalah Terapi Kognitif Pada Lansia
Disusun Oleh :
1. Putri Ayu Purwitasari (20015)
2. Rosita Anjani (20018)
3. Bagas Trianggono (20022)
2. Tujuan
Menurut Setyoadi (2011) beberapa mekanisme koping dengan menggunakan terapi kognitif
adalah sebagai berikut:
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakuratan
kognisi negative klien.
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah
4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive,
pikiran yang mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang
dibesar-besarkan.
5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
6. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan
mempertahankan panik atau kecemasan.
7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan
obsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah responsnya.
8. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki situasi fobia,
dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap
mempertahankan respons rileksasi.
9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup
dan bukan sebagai korban.
10. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system keyakinan yang
salah.
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
meningkatkan aktivitas sosialnnya.
12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
3. Manfaat
1. Menurunkan cemas
2. Tehnik relaksasi
3. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon
perilaku.
4. Systematic desenzatization, untuk menurunkan perilaku yang berhubungan dengan
stimulus spesifik.
B. Gangguan Kepribadian
1. Pengertian
Menurut Maramis (2005) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di
mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari sifat
karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika
sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan
kepribadian.
2. Macam – Macam Gangguan Kepribadian
a. Kelompok A
Penderita ketiga jenis gangguan ini berperilaku eksentrik, ditambah beberapa kekhususan.
Orang dengan gangguan seperti ini sering kali tampak aneh dan eksentrik. Jenis ini adalah
gangguan kepribadian yang ditandai oleh berpikir atau berperilaku aneh dan eksentrik yang
mencakup:
1) Gangguan kepribadian paranoid
2) Ketidakpercayaan dan kecurigaan orang lain
3) Percaya bahwa orang lain berusaha untuk menyakiti
4) Emosional
5) Mengembangkan sikap permusuhan
Kelompok A ini terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan skizotipal.
1) Gangguan Kepribadian Paranoid
Bentuk gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang berlebihan atau menonjol. Orang
dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan :
a. Kecurigaan yang bersifat pervasive bahwa dirinya sedang dicelakai, dikhianati
b. Keraguan yang tidak berdasar terhadap kesetiaan temanteman
c. Enggan mempercayai orang lain
d. Memberikan makna tersendiri terhadap berbagai tindakan orang lain yang tidak
mengandung maksud apapun
e. Mendendam atas berbagai hal yang dianggap sebagai kesalahan
f. Reaksi berupa kemarahan terhadap apa yang dianggapnya sebagai serangan terhadap
karakter atau reputasi
g. Hipersensitif atau sangat perasa
h. rigid atau kaku
i. mudah iri dan sangat egois
j. argumentatif atau suka menentang
k. suka menyalahkan orang lain dan suka menuduh orang lain jahat.
2) Gangguan Kepribadian Skizoid
Gangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka menyendiri, perasa, pendiam, dan
menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain. Orang dengan gangguan
kepribadian schizoid ditandai dengan :
a. Kurang berminat ataau kurang menyukai hubungan dekat
b. Hampir secara eksklusif lebih menyukai kesendirian
c. Kurangnya minat untuk berhubungan seksual
d. Kurang memiliki teman
e. Bersikap masa bodoh terhadap pujian atau kritik dari orang lain
f. Afek datar atau acuh/ tak peduli, emosi dingin
g. Tidak terampil bergaul dan suka menyendiri.
h. Preokupasi (berulangulang memikirkan isi pikiran) dengan fantasi dan intropeksi
yang berlebihan
3) Gangguan Kepribadian Skizotipe
Orang dengan gangguan skizotipal ditandai dengan :
a) Ideas of Reference (keyakinan bahwa berbagai kejadian memiliki makna yang khusus
dan tidak biasa bagi orang yang bersangkutan)
b) Keyakinan yang aneh atau pemikiran magis
c) Persepsi yang tidak biasa
d) Dihantui oleh pikiranpikiran autistik, yaitu pikiranpikiran, dan takhayultakhayul
e) Pola bicara yang aneh
f) Kecurigaan yang ekstrem
g) Afek yang tidak sesuai
h) Perilaku atau penampilan yang aneh
i) Kurang memiliki teman akrab
j) Rasa tidak nyaman yang ekstrem
b. Kelompok B
Jenis ini adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan terlalu emosional berpikir atau
berperilaku yang mencakup:
1) Antisosial (sebelumnya, sosiopat)
2) Mengabaikan orang lain
3) Terus menerusn berbohong atau mencuri
4) Berulang kali bermasalah dengan hokum
5) Berulang kali melanggar hak orang lain
6) Agresif, sering berperilaku keras
7) Mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain
Terdiri dari gangguan kepribadiaan antisosial, ambang, histrionic dan narsistik. Orang dengan
gangguan ini sering tampak dramatic, emosional, dan tidak menentu.
1) Gangguan Kepribadian Antisosial
Orang dengan gangguan kepribadian antisocial ditandai :
a) Berulang kali melanggar hokum dan hak orang lain lewat perilaku agresif
b) Menipu, berbohong
c) Impulsivitas
d) Mudah tersinggung dan agresif
e) Tidak memperdulikaan keselamatan diri sendiri daan orang lain
f) Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan
g) Kurang memiliki rasa penyesaalaan
h) Tidak sedikit diantara penderita cukup cerdas dan pandai menampilkna diri secara
meyakinkan untuk menjadi penipu ulung.
2) Gangguan Kepribadian Histrionik
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik ditandai :
a) Kebutuhan besar untuk menjadi pusat perhatian
b) Perilaku tidak senonoh, secara seksual yang tidak pantas
c) Perubahan ekspresi emosi secara cepat
d) Memanfaatkan penampilan fisik untuk menarik perhatian orang lain pada dirinya
e) Bicaranya sangat tidak tepat
f) Ekspresi emosional yang berlebihan
g) Sangat mudah sugesti
h) Menyalahartikan hubungan sebagai lebih intim dari yang sebenarnya
i) Emosinya labil; haus akan halhal yang serba menggairahkan
(excitement)
j) Senang mendramatisasi diri secara berlebihan untuk mencari
perhatian
k) Tergantung, tak berdaya, dan mudah ditipu
l) Egois, congkak, sangat haus akan pengukuhan orang lain
m) Sangat reaktif; dangkal atau picik, dan tudal tulus.
3) Gangguan Kepribadian Ambang/ Bordeline
Orang dengan gangguan kepribadian ambang ditandai :
a) Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan
b) Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal
c) Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
d) Perilaku impulsive, termasuk sangat boros, perilaku seksual yang tidak pantas
e) Perilaku bunuh diri dan mutilasi diri yang berulang
f) Kelabilaan emosional yang ekstrem
g) Perasaan kosong yang kronis
h) Sangat sulit mengendalikan kemarahan.
4) Gangguan Kepribadian Narsistik
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik ditandai :
a) Pandangan yang dibesarbesarkan mengenai pentingnya diri sendiri
b) Terfokus pada kebersihan, kecerdasan dan kecantikan diri
c) Kebutuhan ekstrem untuk dipuja
d) Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu
e) Kecenderungan memanfaatkan orang lain
f) Iri pada orang lain
g) Merasa diri penting dan haus akan perhatian dari orang lain
h) Selalu menuntut perhatian dan perlakuan istimewa dari oran lain
c. Kelompok C
Terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif kompulsif. Orang
dengan gangguaan ini sering tampak cemas dan ketakutan
1) Gangguan Kepribadian Menghindar/ Avoid
Orang dengan gangguan kepribadian menghindar ditandai :
a) Menghindari kontak interpersonal karena takut pada kritikan
b) Keengganan untuk menjalin hubungan dengan orang lain kecuali dirinya pasti akan
disukai
c) Membatasi diri dalam hubungan intim
d) Penuh kekhawatiran akan dikritik
e) Merasa tidak adekuat
f) Ketidakmampuan bergaul tersebut menjadi sumber kesusahan
dan penyebab harga dirinya yang rendah.
g) Keengganan ekstrem untuk mencoba halhal baru
2) Gangguan Kepribadian Dependen
Orang dengan gangguan kepribadian dependen ditandai :
a) Sulit mengambil keputusan tanpa saran dari orang lain
b) Membutuhkan orang lain untuk mengambil tujuan atas sebagian aspek
kehidupannya yang utama
c) Sulit tidak menyetujui orang lain karena takut kehilangan dukungan mereka
d) Sulit melakukan segala sesuatu sendiri karena kurangnya percaya diri
e) Melakukan hal hal yang tidak menyenangkan sebagai suatu cara untuk mendapatkan
persetujuan dan dukungan orang lain.
f) Merasa tidak berdaya bila sendirian karena kurangnya rasa percaya pada
kemampuannya untuk menangani segala sesuatu tanpa intervensi dari orang lain
g) Berupaya untuk sesegera mungkin menjalin hubungan baru bila hubungan yang
dimilikinya saat ini berakhir
h) Dipenuhi ketakutan bila harus mengurus diri sendiri
3) Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif ditandai :
a) Terfokus secara berlebihan pada aturan dan detail sehingga poin utama suatu
aktivitas terabaikan
b) Perfeksionis ekstrem hingga ke tingkat yang membuat berbagai proyek jarang
terselesaikan
c) Menganut norma etik dan norma yang tinggi serta patuh secara berlebihan
d) Pengabdian berlebihan padaa pekerjaan hingga mengabaikaan
kesenangan dan persahabatan
e) Tidak fleksibel
f) Sulit membuang bendabenda yang tidak berarti
g) Kikir dan keras kepala
h) Bila dipaksa bekerja tanpa pengawasan akan cemas, marah, benci, dan curiga
terhadap atasannya.
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian
1. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan pasien mengungkapkan hasil
b. Pasien mampu menyelesaikan masalah
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran negatif otomatis
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari
awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional
2) Beri umpan balik
3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional
4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
5) Tanyakan hambatan yang dialami
6) Beri persepsi perawat
7) Diskusiakan cara mengatasi masalah
8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh
10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan rasionalnya atau
membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan rasional
11) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional dalam
menyelesaikan masalah
b) Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakuakan pada buku kegiatan
harian
3) Kontrak akan dating
a) Menyepakati topic yang akan dating
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
Sesi 9 : Support system
1. Tujuan
Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien Pasien mendapat support system
Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien
2. Setting
Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik dengan
berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Da[am terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah dilakukan untuk mengatasi perasaannya
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan bersosialisasi pasien
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari
awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif
2) Libatkan keluarga
3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien
4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan mendengarkan masalah pasien
5) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah setelah menjalani terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat pasien dirumah
b) Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah dibuat bersama
pasien
3) Kontrak akan dating
a) Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi support system bagi
pasien
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan
C. KESIMPULAN
Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien untuk
mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami
kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di
mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Gangguan kepribadian dikelompokkan menjadi 3 kelompok meliputi kelompok A,B, dan C
a) Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan skizotipal.
b) Kelompok B terdiri dari gangguan kepribadiaan antisosial, ambang, histrionic dan
narsistik.
c) Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan
obsesif kompulsif
DAFTAR PUSTAKA
Darmajo B. 2009. Teori Proses Menua. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Gunarsa, Singgih D.
2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Setyoadi, dkk. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, dan Laraia. 2005, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 7 ed.
Mosby Koswara. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco Townsend, M. C. 2009.
Psychiatric Mental Healt Nursing : Concepts of Care in
Evidence-BasedPractice (6th ed.). Philadelphia : F.A. Davis.