Lingkup Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik
Lingkup Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik
Lingkup Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik
GERONTIK
Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan. Penuaan didalam
masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Constantinides, 1994). Menua bukanlah suatu
penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai
Tiga dari empat penyebab kematian yang paling sering terjadi di kalangan lansia, penyakit
jantung, kanker dan stroke, merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat. Namun,
gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang mengalamai penyakit
kronis secara bertahap telah di gantikan oleh konsep baru seperti masa tua yang penuh
kesuksesan (misalnya, kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap proses penuaan). Dan
penurunan morbiditas (misalnya, penundaan awitan, terjadinya penyakit kronis dan melemahkan
sampai pada tahap akhir kehidupan). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan
hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk perawat lansia. Perawat
profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun, yang
dapat di harapkan hidup 20 tahun lagi, merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.
Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan di sesuaikan pada kelompok lanjut usia,
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang perosnal
hygiene; kebersiha gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu , kebersihan diri termasuk kepala,
rambut, badan, kuku, mata serta telinga, kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan,
makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan mudah dicerna.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal ini perlu di
perhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama
seperti pada lanjut usia aktif dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas.
Khususnya bagi yang lumpuh, perlu di cegah agar tidak terjadi dekubitus
Apa yang merupakan tanggung-jawab etis khusus perawat yang merawat perempuan
lansia? Beberapa pendapat menyatakan bahwa masyarakat dan anggotanya membawa tanggung-
jawab khusus untuk menanggapi kebutuhan populasi yang rentan. Menurut salah satu pendapat
suatu kewajiban untuk melindungi seseorang di bawah ancaman bahaya diterapkan tidak hanya
untuk kesejahteraan material yang berbahaya, tetapi terhadap perasaan, citra diri, atau
kehormatan diri terutama yang rentan terhadap cedera. Berkembangnya argumentasi ini pada
pelayanan kesehatan, bisa menjadikan anggapan bahwa perawat dan para tenaga kesehatan
lainnya mempunyai kewajiban lebih kuat terhadap pasien lansia. Mengingat semua pasien rentan
karena penyakit mereka, pasien lansia berada pada risiko ganda. Mereka mudah terkena serangan
tidak hanya berdasarkan keadaan sakit, tetapi juga karena menjadi lebih tua di dalam suatu
lebih peka karena stereotip negatif penuaan, mungkin lebih kasar berlaku untuk mereka dan
memungkin lebih berbahaya ketika diterapkan. Keadaan pasien seperti itu didasarkan kepada
diskriminasi jenis kelamin dalam masyarakat yang lebih besar dan dalam lingkungan pelayanan
kesehatan.
tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien lansia
lanjut usia.
o Memurnikan suatu konsep kesehatan fungsional dengan mengetahui pribadi, juga sumber daya
lingkungan dan menekankan potensi pertumbuhan penuaan wanita pada semua tingkat
kesehatan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan
informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan
rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari
penyakit tertentu, sekalipun pemberi ketrampilan tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik
merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan klien secara holistik, meliputi gaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan
sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan
dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal.
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima
sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien lansia
Perawat menjalankan peran sebagai pendidik ketika klien, keluarga atau kelompok
masyarakat dianggap memerlukan pengajaran. Hubungan pengajar - orang yang belajar adalah
tingkatan lebih lanjut dari hubungan pertolongan perawatan. Di dalam hubungan saling
ketergantungan ini akan terbangun suatu kepercayaan. Perawat membangun rasa percaya tersebut
Peran ini, dapat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, maupun bentuk desiminasi ilmu
kepada klien
Setiap perawat yang berkeinginan menjadi perawat yang memberikan perawatan secara
efektif, hal pertama yang harus dipelajari adalah cara berkomunikasi. Komunikasi yang baik
menjadikan perawat mengetahui tentang klien mereka yang akhirnya mampu mendiagnosa dan
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun
kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun
tumpang tindih.
Dalam menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut :
kesehatan
6. Rehabilitator
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali
klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka dan perawat
membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. Rentang aktivitas
rehabilitatif dan restoratif mulai dari mengajar klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai
membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis.
secara kritis melalui proses keperawatan. Perawat membuat keputusan ini sendiri atau
berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama
dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya ( Keeling dan
Ramos, 1995 )
8. Sebagai Caring
Tanggung-jawab etis seorang perawat secara umum telah diuraikan dalam kaitannya
dengan caring dan perlindungan. Reverby melacak sejarah keperawatan Amerika pada awal abad
ke-19. Selama waktu tersebut, hampir tiap-tiap perempuan menghabiskan sebagian dari hidupnya
untuk memperhatikan macam-macam penyakit dan kelemahan teman-teman dan sanak keluarga.
Pada saat keperawatan dikenal sebagai suatu pekerjaan professional dan tempat dalam merawat
dipindahkan dari rumah sakit, tugas merawat ditafsirkan berarti ketaatan terhadap perintah
dokter. Menurut Reverby, caring keperawatan baru-baru ini telah mengalami suatu perubahan
bentuk. Berbeda dari sebelumnya, sekarang akan ditemui perawat menuntut hak untuk
menentukan bagaimana tugas merawat didapatkan. Sekarang perawat menginginkan suatu model
caring yang menyertakan hak-hak terhadap otonomi dengan nilai-nilai ideal tradisional mengenai
Pakar teori ilmu perawatan modern yang melanjutkan untuk mengidentifikasi caring
sebagai hal yang utama untuk merawat juga menekankan bahwa teori ilmu keperawatan itu harus
dibangun dari praktek keperawatan dibandingkan dengan gambaran ideal dalam keperawatan.
Benner dan Wrubel sebagai contoh, mengembangkan penafsiran teori caring keperawatan dari
pengamatan empiris dalam praktik keperawatan. Mereka mendefenisikan caring sebagai suatu
perhatian kepada orang lain, peristiwa, pekerjaan, dan hal-hal lain. Oleh karena itu, dapat
perasaaan, dan tindakan serta memberikan arah dan motivasi untuk perawat.
Swanson juga mengemukan suatu model induktif caring. Menurut model ini, caring
memberikan bantuan dengan suatu cara yang memelihara martabat manusia, mempertahankan
kemanusiaan, dan menghindari penurunan status moral seseorang. Caring, menurut Swanson,
Mengetahui atau berusaha keras untuk memahami suatu peristiwa sebagai sesuatu yang yang
mungkin.
Memungkinkan atau memudahkan orang lain melalui pergantian hidup dan peristiwa yang
lazim.
Mempertahankan kepercayaan yang mengisyaratkan kepercayaan dalam kapasitas lain untuk
melalui suatu pergantian atau peristiwa untuk menghadapi masa depan yang terpenuhi.
Walupun sebagai keperawatan sering dihubungkan dengan fungsi pelayanan, baik dokter
maupun perawat peduli tentang dan untuk pasien dan caring adalah pusat tujuan pelayanan
kesehatan yang etis. Selain itu, karena keterampilan untuk perawat secara medis dan secara
teknis lompleks. Praktek keperawatan telah meningkat dari keperawatan domestik yang lebih
sederhana di dalam rumah menjadi pembedahan dan anastesi didalam unit perawatan intensif
(UFI) yang modern. Akhirnya, caring dan tidak hanya meliputi membantu orang lain, tapi juga
9. Sebagai Advokasi
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
Bertentangan dengan beberapa ahli yang memandang caring sebagai pusat keperawatan.
Anas membantah bahwa suatu kiasan baru mengenai keprawatan sebagai advokasi harus
memberikan respon terhadap rasa sakit dan penderitaan, advokasi, menekankan rasa hormat pada
pasien dan mempertahankan hak hukum pasien. Pada model ini, perawat secara ideal memiliki
pengetahuan tentang hak-hak pasien dan bersiap untuk meredam perselisihan dengan maksud
untuk perlindungan dan melindungi pasien terhadap penyalahgunaan hak-hak. Secara khusus,
hak-hak yang harus dilindungi oleh perawat meliputi hal-hal yang dilindungi oleh perawat
meliputi hal-hal yang termaksud dalam American hospital Ascociation Bill of Right yang
1. Pasien mempunyai hak untuk mendapat perhatian dan pelayanan yang terhormat.
2. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang lengkap yang berdasarkan hasil
medik sendiri.
6. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua percakapan dan catatan yang
mampu memberikan tanggapan yang beralasan terhadap permintaan pasien untuk jasa pelayan
yang diperlukan.
8. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi seperti hubungn rumah sakit terhadap
pelayanan kesehatan lain dan instusi pendidikan sepanjang perawatan nya diperhatikan.
9. Pasien mempunyai hak untuk di berikan pertimbangan jika rumah sakit mengusulkan untuk
mengikut sertakan dalam percobaan manusia yang mempengaruhi perawatan atau pengbatan.
10. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan perawatan yang berkesinambungan.
11. Pasien mempunyai hak untuk memeriksa dan menerima suatu penjelasan secara terperinci
international Council of Nurses Code of Etic yang menekankan tanggunag jawab perawat yang
dikosentrasikan terhadap kebutuhan untuk meninjau kembali status hukum untuk mendukung
advokasi perawat dan kebutuhan untuk memperluas pendidikan yang memungkinkan perawat
untuk menyelesaikan suatu peran advokasi yang lebih efektif. Pengkajian lainnya, membantah
bahwa advokasi itu harus ditafsirkan dalam arti untuk membantu orang lain untuk melatih
kebebasan untuk benar-benar menentukan nasibnya sendiri. Maka dapat dipahami advokasi
berbeda dari kedua-duanya baik praktek paternalisti yang membantasi kebebasan individu
maupun dari perlindungan konsumen, yang menyiratkan nasehat hanya secara teknis untuk
memberikan informasi yang diperlukan untuk pemilihan pasien diantara berbagai macam
dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang
masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas bagian yakni:
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu
mengingat umber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Disamping itu
kemunduran kondisi fidik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap
gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan
bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku
dan rambut, kebersihan temopat tidur serta posisinya, hal makan, cara memakan obat, dan cara
pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Komponen pendekatan fisik yang lebih
mendasar adalah memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar,
tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan
untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan
bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang
lain. Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda
mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau hiburan-
hiburan lain karena mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa
pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan
sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga
yang dirumah, sehingga menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa
kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian
terhadap sekelilingnya perlu diberikan kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut
menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar. Tidak
jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka (terutama bagi yang tinggal di panti
werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak
sesama mereka, makan dan duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib
dan sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap
mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara
lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing
sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya
memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada dasarnya klien lansia
membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya termasuk perawat yang
memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh,
membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia dalam memecahkan dan
mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan, sebagai akibat dari
ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan
psikologi
meninggal.
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan
lanjut.
Menolong dan merawat klien usia lanjut yang menderita penyakit atau mengalami gangguan
gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu petolongan
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
Independent/ mandiri artinya asuhan keperawatan dilakukan secara mandiri oleh profesi
Keperawatan dalam membantu lanjut usia dalam pemenuhan kebutuhan dasar lanjut usia
Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang
2. Interdependent
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim
satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama
tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan
pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
Independent atau kolaboratif artinya saling menunjang dengan disiplin lain dalam
Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen dalam
bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiawai adalah empati, simpati, terharu,
dan menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang khusus dalam keperawatan.
memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor
tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat yang menggunakan pendekatan
humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang
Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujud
orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. Prasyarat bertindak
adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk
Holistik lanjut usia merupakan bagian masyarakat dan keluarga sehingga asuhan
keperawatan gerontik harus memperhatikan aspek sosial budaya keluarga dan masyarakat.
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima
dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan.
Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap
stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam
beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan
adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik biologis, psikologis maupun sosial (holistik). Sebagai
pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di
pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien.
Dengan semakin besarnya kebutuhan untuk pemberian perawatan kesehatan bagi lansia
berkualitas untuk populasi ini? Lesage menyatakan bahwa perawat harus mengidentifikasi
bukti-bukti ilmiah tentang hubungan antara proses perawatan dengan hasilnya. Implementasi
dan komunikasi hasil pengukuran seperti itu akan meningkatkan kontribusi perawat terhadap
kualitas perawatan. Dengan cara ini, lansia akan menyadari bahwa hasil positif yang mereka
rasakan seringkali merupakan hasil dari asuhan keperawatan secara spesifik, terutama perawatan
Praktik dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi sebagai respon yang
jelas tentang gambaran seorang perawat dalam situasi yang spesifik. Standar tersebut merupakan
kerangka kerja yang memberikan gambaran tentang perawat gerontik, apa yang dapat mereka
Standar praktik berfokus pada isi praktik tersebut. Standar praktik memberikan orientasi
yang berharga tentang hal yang penting atau esensial untuk praktik yang akan dinilai dengan
tingkat kualitas tertentu, seperti aman, baik, sangat baik. Beckman mengatakan bahwa standar
adalah petunjuk yang sangat berguna bagi perawat dari tingkat pemula sampai setidaknya pada
tingkat mahir menguasai praktik keparawatan seperti yang dijelaskan oleh Banner. Sebagian
besar perawat yang berpengalaman dapat secara sadar merujuk pada standar tertulis hanya
sebagai perubahan praktik yang terpantul dari dalam diri mereka karena mereka sudah
Standar keperawatan dapat digunakan untuk membantu perawat dalam mengevaluasi dan
meningkatkan praktik mereka sendiri, memuji perawat ketika mereka memberikan asuhan
keperawatan yang sangat baik, memberikan kriteria objektif untuk mengkaji penampilan
perawat, menentukan kebutuhan staf dalam satu unit klinik, mengidentifikasi kebutuhan dan isi
orientasi dan program pengembangan staf. Mengganbarkan isi kurikulum dan kriteria evaluasi
Setiap standar akan digambarkan lebih lanjut dengan struktur, proses, dan kriteria hasil.
Beckhman mengatakan :
memberikan kualitas keperawatan. Standar hasil menggambarkan hasil akhir yang diharapkan,
yaitu berupa: status kesehatan, pengetahuan, penampilan, atau karakteristik lain dari klien yang
diharapkan sebagai hasil perawatan yang telah dilakukan.Dalam model keperawatan kepada
pada penyakit dan kecelakaan yang banyak dialami oleh lansia. Peran dokter dan paramedis
sangat dominan dalam model ini. Pusat-pusat medis dan rehabilitasi menjadi tempat
diyakini sebagai salah satu salah dari keseluruhan sistem dukungan kepada lansia. Di samping
terapi kesehatan digunakan juga pendekatan psikologis dan lansia diupayakan sedapat mungkin
masih berada di dalam keluarga dan masyarakatnya. Para profesional lintas disiplin banyak
tingkah laku/sikap hidup sehat dan perbaikan lingkungan. Banyak pihak termasuk lembaga dan
yayasan keperawatan lansia masih secara parsial menggunakan model tersebut. Padahal di
negara-negara maju, kolaborasi dari ketiga model tersebut sudah diterapkan. Hal ini penting
tingkat kesakitan tinggi, norma keluarga dan masyarakat yang sudah bergeser pada jaminan pada
lansia. Keadaan ini tentu cukup menjadi gambaran sebuah tantangan keperluan panti pelayanan-
keperawatan bagi lansia yang memadai dalam masyarakat. Demikian pula Pemerintah Indonesia
sumber:
Alimul, Aziz H. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stanley, Mickey dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik edisi 2. Jakarta : EGC
Diposkan oleh yuneezone