Laporan Anyaman Satin
Laporan Anyaman Satin
Laporan Anyaman Satin
Anyaman ini mempunyai silangan
yang paling sedikit dan cucukan merata,sehingga
anyaman ini menghasilkan kain yang permukaannya rata. Titik silang pada anyaman s
atin
letaknya tersebar tidak bersinggungan satu sama lain dan Setiap benang lusi dalam sat
u rapot hanya mempunyai satu titik silang.
Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kain, yaitu
efek lusi atau efek pakan. Anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi, sedangka
n anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan (Pada satin lusi, tetal lusi > tet
al pakan, sedangkan pada satin pakan tetal pakan > tetal lusi).
Anyaman satin dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu satin teratur dan satin
tidak teratur. Macam anyaman mempengaruhi juga sifat-sifat kain yang dihasilkan, m
aka kadang-kadang faktor anyaman turut diperhitungkan dalam mengevaluasi selemb
ar kain.
a. Kain dengan anyaman satin tidak menonjolkan garis miring pada permukaannya
dengan efek lusi yang menyebar rata dan tidak bersinggungan seperti halnya pada
anyamankeeper, dibuat dengan menggunakan tetal benang yang tinggi sehingga
mempunyai permukaankain yang rata,padat dan mengkilat
b. Anyaman satin dibagi kedalam 2 jenis, yaitusatin teratur yang dibuat dengan
memenuhi aturan angka loncat (v) dengan gun minimal 5 gun dan anyaman satin yang
tidak memenuhi aturan angka loncat yaitu satin tidak teratur atau biasa disebut
satinette.
Angka loncat (v) pada anyaman satin:
a. Angka loncat harus lebih besar dari 1 (v>1)
b. Angka loncat tidak sama ddengan jumlah benang lusi/pakan dalam 1 rapot
dikurangi 1
A. Anyaman satin teratur : anyaman satin yang besarnya angka loncat memenuhi
ketentuan diatas a sampai dengan dpada permukaan kain dengan anyaman satin
teratur akan terbentuk garis-garis miring seperti pada anyaman keper, tetapi garis
tersebutkurang jelas. Sudut yang terbentuk pada masing-masing satin berlawanan
besarnya, tergantung dari besarnya angka loncat dan tetal benangnya.
Rapot terkecil pada anyaman satin teratur ialaha satin 5 gun, dan anyamansatin ini
paling seringdigunakan, terutama pada kain-kain damast, kain lapis (voering stotten),
dan lain-lain, baik dalam katun, wol, ulas, maupun sutera dan rayon.
Anyaman satin tidak teratur yang terpenting ialah satin 4 gun dan satin6 gun, Hal iini
disebabkan keduanya tidak mempunyai angka loncat yang memnuhi syarat seperti
tercantum pada nomor 3. Pada anyaman ini letaknyatitik-titik silang tidak termasuk
atau tidak rapi karena angka loncat yang disgunakan lebih dan satu angka.
4. LANGKAH KERJA
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. (Beri tanda panah pada arah lusi)
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 tempat yang berbeda . (Hitung rata-
rata tetal dalam satuan helai/inchi)
3. Potong kain dengan ukuran (10 cm x 10 cm).
4. Timbang kain yang telah dipotong. (gram)
5. Tiras benang lusi dan benang pakan pada sisi yang berbeda masing-masing
10 helai dan total menjadi 20 helai.
6. Timbang benang lusi dan benang pakan yang telah ditiras.
7. Hitung panjang lusi dan panjang pakan. (Hitung rata-rata panjang)
8. Hitung mengkeret lusi.
Panjang rata rata benang lusi = Pbl
Panjang kain = Pk
Pbl−Pk
Mengkeret lusi (Ml) = x 100%
Pbl
9. Hitung mengkeret pakan.
Panjang rata rata benang pakan = Pbk
Panjang kain = Pk
Pbk −Pk
Mengkeret lusi (Mp) = x 100%
Pbk
Tetal ( helai
cm )
x 90 cm×
90
90−M
×90 cm ¿ ¿
Nm( m/g) x 90(cm/m)
Berat kain/m2 (BP) = Berat lusi/m2 + Berat pakan/m2
c. Selisih penimbangan
BP−BK
×100 %
BP
12. Hitung Fabric Cover Factor
CF% = [(Cw + Cf) – (Cw × Cf)] × 100%
- Cw = Nw x Dw (lusi)
- Nw = X tetal lusi
- Dw = diameter benang lusi
1
Dw =
28 √ Ne1
- Cf = Nf x Df (pakan)
- Nf = X tetal pakan
- Df = diameter benang pakan
1
Df =
28 √ Ne1
13. Gambar anyaman
5. DAFTAR PUSTAKA
http://kbbi .web.id/dekomposisi
wikipedia.anyamansatin.2013
Jumaeri,dkk.Textiledesign.Institut Teknologi Tekstil.Bandung.1974
6. DATA LAMPIRAN