Isim Ghairu Munsharif
Isim Ghairu Munsharif
Isim Ghairu Munsharif
Pengertian
Isim ghairu munsharif yaitu isim yang tidak boleh diberi harkat tanwin. Di dalam isim ini ada dua
i'llat dari i'llat yang sembilan, atau satu i'llat yang menduduki kawasan dua i'llat.
'Illat yang sembilan itu ialah jamak (sighat muntahal jumuk), wazan fi'il, 'adl, ta'nists, ta'rif, tarkib
majzi, zaidah (tambahan) alif dan nun 'ajam, dan sifat yang semuanya terhimpun dalam perkataan
ِامْج َ ْع َو َو ِز ْن عَا ِد ًال َأ ِن ّ ْث ِب َم ْع ِرفَ ٍة * َر ِكّ ْب َو ِز ْد جُع ْ َم ًة فَ ْا َلو ْص ُف قَدْ مَك ُاَل
seorang penyair:
Jamakkanlah dan wazankanlah a'dl, tatsniyahkanlah dengan ma'rifat; tarkibkanlah dan ziyadkanlah
wazan َمفَا ِع ُل . Contoh: َغنَاِئ ُم- َد َرا ِه ُم- ُارس ِ َ َمف Contoh: صابِ ْي ُح
ِ َم َد atau berwazan اع ْي ُل َ َم
انِ ْي ُر َ َدن- ُاريْب
ِ َم َح-
'Illat ini yaitu 'illat pertama dari dua 'illat yang masing-masing mampu melarang atau mencegah
Penjelasan:
Disebutkan satu 'illat yang menduduki daerah dua 'illat. Atau dengan kata lain, satu 'illat bernilai
2. Wazan fi'il, makna yang yang dimaksud ialah semestinya isim itu berwazankan khusus bagi fi'il,
lafaz ب
َ ُر
ِ ض dengan mabni lil maf'ul (bentuk pasif), atau lafaz َ َاِ ْنطَل dan
ق lafaz yang serupa
dengannya dari fi'il-fi'il madhi yang dimulai dengan hamzah washal apabila lafaz-lafaz itu
Atau hendaknya isim itu pada permulaannya ada karakter suplemen seakan-akan halnya aksesori
fi'il, yaitu bersekutu dengan fi'il dalam hal wazannya, seakan-akan lafaz - ُ تَ ْغلِب- يَ ِز ْي ُد- َأحْ َم ُد
ُرْ ِجس َن .
3. 'Adl, yaitu isim yang berubah dari bentuk asalnya, adakalanya berubah secara bahwasanya
(tahqiq), seolah-olah lafaz:
ث ُ َ َم ْثل asalnya ٌة
ُ ثُاَل- ث َثَاَل ث
ُ ا
ع َ ُرب- ُع َ َمرْ ب asalnya ٌع ََأرْ ب
Begitu juga selanjutnya hingga hingga jikalaungan sepuluh. Sesungguhnya contoh-contoh tersebut
Demikian pula asal lafaz َم ْو َح ُد . Sedangkan lafaz َجا َء ْالقَ ْو ُم َم ْثنَى asalnya yaitu َجا َء ْالقَ ْو ُم
اِ ْثنَي ِْن اِ ْثنَ ْي ِن = Kaum itu telah tiba dua-dua atau dua orang-dua orang, demikian pula sisanya.
Adakalanya berubah secara asumsi (taqdir), seperti nama-nama yang berwazan فُ َع ٌل seperti
lafaz ٌل ُز َخ- ٌر ُع َم- ٌر َ ُزف .
Sesungguhnya contoh-contoh tersebut ketika terdengar tidak boleh memakai tanwin, sedangkan
tiada 'illat yang tampak selain dipakai nama. mereka (ahli Nahwu) menakdirkan (memperkirakan)
adanya 'adl, dan bantu-membantu lafaz-lafaz tersebut merupakan 'adl dari lafaz-lafaz - َزافِ ٌر
ٌل َزا ِخ- ا ِم ٌر َع .
4. Ta'nits, yang mecegah tanwin terbagi atas tiga cuilan, yaitu ta'nits dengan memakai alif, ta'nits
Ta'nits dengan memakai alif mampu mencegah tanwin secara mutlak, (baik dalam keadaan
nakirah, ma'rifah, mufrad, jamak, isim, ataupun sifat), sama saja apakah alif maqshurah, seperti
lafazh: ضى َ ْ َمر ، ُح ْبلَى dan ِذ ْك َرى atau alif mamdudah, seperti lafazh: َز َك ِريَّا ، َح ْم َرا ُء ،صحْ َرا ُء َ
ُء، dan يَا ُء َأ ْش.
Alif ta'nits ini yaitu 'illat yang kedua dari dua 'illat yang masing-masing mampu mencegah tanwin
Ta'nits dengan memakai ta mampu mencegah tanwin bila disertai 'alamiyyah (dijadikan nama),
sama saja apakah nama bagi muzakkar (laki-laki), seolah-olah lafazh: ُطَ ْل َح ة , atau bagi
tanwin beserta 'alamiyyah, tetapi dengan syarat hendaknya isim itu melebihi tiga karakter, seolah-
olah lafazh: ُس َعا ُد atau tiga huruf yang di tengahnya berharkat, seperti lafazh َسقَ َر , atau
karakter ditengahnya disukunkan secara 'ajam (asing), seperti lafazh ج ُْو َر . Atau dipindahkan
dari lafazh-lafazh mudzakkar ke lafazh muannats, sebagaimana bila seorang wanita diberi nama
Zaid.
Apabila tidak terdapat sesuatupun dari syarat-syarat tersebut, seakan-akan lafazh ِه ْن ٌد dan َد ْع ٌد ,
boleh ditanwinkan (sebab dianggap ringan mengucapkannya) dan boleh tidak ditanwinkan (karena
memandang kepada dua alasannya, yaitu 'alamiyyah dan ta'nits), tetapi tidak ditanwinkan yaitu
lebih baik.
5. Ta'rif, makna yang dimaksud ialah 'alamiyyah. Ta'rif dapat mencegah tanwin beserta wazan fi'il,
Contoh 'alamiyyah beserta wazan fi'il, seperti lafazh يَحْ ي ،َأحْ َم ُد, beserta 'adl seperti lafazh ُع َم ُر,
dan beserta ta'nits seakan-akan lafazh ُ ة طَ ْل َح.
lafazh ُ ) ُع ْث َم,
ان atau beserta nama 'ajam (seperti lafazh )اِب َْرا ِه ْي ُم, sebagaimana yang akan
dijelaskan.
6. Tarkib, makna yang dimaksud ialah tarkib majzi (dua lafazh disatukan) diakhiri dengan lafazh
Keadaan isim itu 'alamiyyah (sering digunakan nama) dalam bahasa 'ajam. Karena itu lafazh لِ َجا ٌم
dan yang serupa dengannya harus ditanwinkan (sebab lafazh lijam itu isin jinis yang sering dipakai
Keadaan isim itu melebihi tiga huruf. Karena itu lafazh ُ نُ ْو ٌح dan ٌلُ ْوط harus ditanwinkan (sebab
hanya tiga karakter).
9. Washfiyyah (sifat), dapat mencegah tanwin beserta tiga 'illat, yaitu:
lafazh َم ْثنَى dan ثَ ثُاَل. Kedua, jikalau beserta alif dan nun zaidah (tambahan), dengan syarat
hendaknya sifat itu berwazan ن ُ فَ ْعاَل dengan menggunakan harakat fathah di atas aksara fa dan
keberadaan muannatsnya tidak berwazan ُ عاَل نَ ة َ َس ْك َر, karena
ْ َف, seakan-akan lafazh ان
muannatsnya رى َ س ْك
َ dan seperti lafazh ان ٌ نَ ْد َم menerima tanwin, lantaran muannatsnya
ٌنَ ْد َمانَة apabila berasal dari lafazh ٌ ُمنَا َد َم ة. Ketiga, kalau beserta wazan fi'il, dengan syarat
hendaknya sifat berwazan ل ُ َأ ْف َع dan muannatsnya tidak menggunakan ta, seakan-akan
lafazh ر ُ أحْ َم, karena bergotong-royong muannatsnya َح ْم َرا ُء. Sedangkan lafazh َأرْ َم ٌل adalah
munsharif (menerima tanwin), alasannya adalah muannatsnya ٌ ة ََأرْ َمل.
Diperbolehkan mentanwinkan lafazh ghairu munsharif (yang tidak menerima tanwin) demi