Label Dan Iklan Pangan Pangan Olahan Editok

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

SOSIALISASI & ADVOKASI

PERATURAN DI BIDANG PANGAN OLAHAN


2022

LABEL DAN IKLAN


PANGAN OLAHAN
01 LABEL PANGAN OLAHAN
Agenda
02 IKLAN PANGAN OLAHAN
LABEL PANGAN OLAHAN
DASAR HUKUM
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan BPOM Nomor 31
Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
Undang-Undang No.18/2012 tentang Pangan
Peraturan Pemerintah
No.69/1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
PELABELAN PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan

DICETAK PADA
DITEMPEL PADA
KEMASAN
KEMASAN
DISERTAKAN
PADA PANGAN
Ketentuan Umum, Ukuran Huruf/Angka

Keterangan yang berbentuk


tulisan wajib dicantumkan Kemasan kecil (≤ 10
Menggunakan secara teratur, jelas, mudah cm2) : ukuran huruf
bahasa Indonesia dibaca, dan proporsional tidak boleh lebih
dengan luas permukaan kecil dari 0.75 mm.
label

Istilah asing dapat Ukuran huruf


digunakan sepanjang minimal = huruf
keterangan tersebut kecil “o” huruf
telah terlebih dahulu Arial 1 mm
dicantumkan dalam
(ukuran font 6)
bahasa Indonesia
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan mengenai:
Informasi huruf a, c, d, e, g, h
wajib dicantumkan pada
bagian label yang paling
mudah dilihat dan dibaca

a. nama produk;
b. daftar bahan;
c. berat/isi bersih
d. nama & alamat pihak bagian satu sisi pandang yang terlihat
yang memproduksi/ ketika produk dipajang (di-display)
mengimpor; dan memuat keterangan yang sangat
e. halal bagi yang penting diketahui oleh konsumen
dipersyaratkan;
f. tanggal & kode
sesuai ketentuan peraturan yang
produksi; berlaku.
g. keterangan
kedaluwarsa;
h. nomor izin edar; dan
i. asal usul bahan
Pangan tertentu
PELABELAN PRODUK BUSINESS-TO-BUSINESS (B-to-B)
1. Nama Produk
Jika telah diatur dalam SNI
wajib maka nama jenis harus
Nama Dagang sesuai SNI
Dapat berupa dapat berupa gambar,
kata, huruf, angka, susunan warna,
dan/atau bentuk lain tersebut yang
memiliki daya pembeda

Nama Jenis*
pernyataan/keterangan tentang identitas
pangan olahan.

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada


Label Pangan Olahan
2. Daftar Bahan
Pencantuman
Bahan yang digunakan: Daftar Bahan
Didahului dengan tulisan
Bahan Baku “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
Bahan Tambahan
Pangan Nama bahan
merupakan nama lazim yang
lengkap dan tidak berupa
singkatan
Urutan
disusun secara berurutan
dimulai dari bahan yang
digunakan paling banyak.
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas pada


pangan olahan Roti Manis dengan Cokelat Chips
Contoh: Daftar Bahan: Tepung Terigu, Gula,
Daging pada “Bakso Sapi” Garam, Susu Bubuk, Lemak Reroti,
Cokelat Bubuk, Cokelat Chips (5%),
Cokelat Pasta, Pengemulsi, Ragi,
Pengawet Kalium Propionat.
Bahan baku ditekankan pada pelabelan
(dalam bentuk kata-kata atau gambar )
Contoh:
Abon Pedas pada produk “Krekers dengan
Taburan Abon Pedas” dengan penekanan
“dengan taburan abon pedas”.

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan
Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan: BAHAN TAMBAHAN
PANGAN ( BTP )
❑ Nama Golongan BTP
❑ Khusus untuk BTP: BTP ikutan (Carry Over)* harus
⮚ Antioksidan dicantumkan setelah bahan yang
⮚ Pemanis (Alami atau Buatan) mengandung BTP
⮚ Pengawet Komposisi :
⮚ Pewarna (Alami atau Sintetik) dan Tepung terigu, telur, gula
⮚ Penguat Rasa (mengandung pengawet sulfit),
harus dicantumkan Nama Jenis. Khusus Pewarna sintetik eritrosin CI No
untuk BTP Pewarna disertai Nomor Indeks. 45430, Perisa sintetik sapi panggang
❑ nama kelompok perisa untuk BTP perisa
meliputi perisa alami dan/atau perisa *) Khusus untuk BTP golongan antioksidan,
sintetik pemanis, pengawet, pewarna, penguat rasa
PENCANTUMAN INFORMASI TANPA BTP

❖ Pada label dicantumkan setelah daftar bahan yang


digunakan dan Ukuran huruf sama dengan komposisi,
tidak di bold/highlight)
❖ Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis BTP
Informasi tanpa BTP ❖ Tidak diizinkan jenis BTP yang beririsan fungsi dengan
hanya diizinkan untuk
jenis BTP
zat gizi
a. Pemanis Buatan
b. Pengawet
c. Pewarna sintetik
d. Antioksidan
e. Penguat Rasa

Informasi tanpa BTP pada


Label Pangan hanya dapat
contoh dicantumkan berupa
a. Tanpa Pemanis Buatan
b. Tanpa Pengawet
c. Tanpa Pewarna Sintetik
d. Tanpa Antioksidan
e. Tanpa Penguat Rasa
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pemanis Penderita Aspartam Poliol


buatan Diabetes

Pangan Olahan untuk Pangan Olahan yang Pangan Olahan yang


Pangan Olahan yang mengandung
penderita diabetes menggunakan Aspartam mengandung Poliol
Pemanis buatan

“Mengandung pemanis ”Untuk penderita diabetes “Mengandung fenilalanin, “Konsumsi berlebihan


buatan, disarankan tidak dan/atau orang yang tidak cocok untuk penderita mempunyai efek laksatif”
dikonsumsi oleh anak di membutuhkan makanan fenilketonurik”
bawah 5 (lima) tahun, ibu berkalori rendah”
hamil dan ibu menyusui”
4. Nama dan Alamat
3. Berat Bersih Produsen / pengimpor
Pangan PRODUK DALAM NEGERI
Olahan Alamat paling sedikit meliputi nama kota,
kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh ...”
• “Diproduksi oleh ... untuk ...”
• ”Dikemas oleh ... untuk ... ”
Padat Cair Semi padat
(untuk yang mempunyai kontrak)

Berat Bersih Isi Bersih Berat Bersih


- miligram (mg) atau PANGAN OLAHAN IMPOR
- mililiter (ml atau mL)
- gram (g) - liter (l atau L) Isi Bersih • Alamat produsen paling sedikit
- kilogram (kg) meliputi nama kota dan negara.
• Alamat pengimpor/distributor.
Pangan olahan yang menggunakan medium paling sedikit meliputi nama kota,
cair harus dicantumkan juga Bobot Tuntas kode pos, dan Indonesia.
atau Berat Tuntas. “Diimpor/didistribusikan oleh ... “
5. Halal 6. Tanggal dan Kode Produksi

Dicantumkan pada pangan olahan wajib diletakkan pada bagian yang


yang mempunyai sertifikat Halal dari mudah dilihat dan dibaca.
lembaga yang berwenang di
Indonesia. memuat informasi mengenai riwayat
Logo Halal produksi pangan
yang berlaku secara
nasional
berupa nomor bets (batch) dan/atau
▪ Penetapan logo halal berdasarkan
Keputusan Kepala BPJPH Nomor waktu produksi
40 Tahun 2022 tentang Penetapan
Label Halal
▪ Berlaku per 1 Maret 2022
▪ Label halal yang ditetapkan MUI
Isi bersih: 2 Liter
MD 12345678910
masih dapat digunakan dalam
jangka waktu 5 tahun terhitung
sejak PP 39/2021 diundangkan
(sampai dengan 2 Februari 2026) 16
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar
Batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya
PRODUK DALAM NEGERI
01 mengikuti petunjuk produsen. “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan PRODUK IMPOR


“Baik digunakan sebelum :
02 tanggal, bulan, tahun”
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan > 3 bulan


“Baik digunakan sebelum :
tanggal, bulan, tahun” atau
03 “bulan, tahun”
PANGAN OLAHAN INDUSTRI RUMAH
Pengecualian: TANGGA
a. minuman yang mengandung alkohol paling “P-IRT”
sedikit 7% (tujuh persen); Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
b. roti dan kue yang mempunyai masa simpan tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun
kurang dari atau sama dengan 24 (dua 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
puluh empat) jam; dan Pangan Industri Rumah Tangga
c. cuka.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu
Pangan yang Diproduksi Melalui Peringatan untuk Pangan
Asal Bahan Pangan Tertentu dari
Proses Khusus Olahan Berasal dari Babi
Hewan atau Tanaman

✔ asal usul bahan Pangan dari hewan wajib


disertai dengan pencantuman jenis Produk Rekayasa Genetik Pangan Olahan yang mengandung bahan
hewan diikuti dengan asal bahan berasal dari babi
✔ asal usul bahan Pangan dari tanaman Wajib
Wajib dicantumkan:
dicantumkan:
dapat disertai pencantuman jenis “PRODUK
“PRODUK REKAYASA
REKAYASA GENETIK”
GENETIK”
tanaman
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati, Produk Iradiasi Pangan olahan yang proses pembuatannya
protein kedelai, lemak kakao bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas
bersama dengan bahan bersumber babi
Wajib
Wajib dicantumkan:
dicantumkan:
Daftar bahan :
“IRADIASI”
“IRADIASI”
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu,
isolat protein kedelai, bawang putih, gula,
garam, lada, penguat rasa monosodium
glutamate, penstabil fosfat.
Keterangan tentang
2D Barcode Alergen
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua) Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:
dimensi (2D Barcode).
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi Pangan olahan yang mengandung alergen
pelacak yang digunakan untuk Pangan olahan yang diproduksi
identifikasi, penjejakan dan pelacakan menggunakan sarana produksi yang sama
kebenaran produk. dengan pangan olahan yang mengandung
alergen.

QR code memuat informasi:


Daftar bahan:
▪ nomor Izin Edar Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
▪ masa berlaku Izin Edar kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang


dicetak tebal.

Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak


tebal, karena hasil analisa sulfit dalam produk melebihi
10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk alergen
Alergen (bahan atau hasil olahan dari bahan)

serealia mengandung gluten, yaitu


gandum, rye, barley, oats, spelt
atau strain hibrida

telur
ikan, krustase (udang,
lobster, kepiting), moluska
Susu, termasuk (tiram, kerang, bekicot, atau
laktosa siput laut

Sulfit* dengan kandungan


paling sedikit 10 mg/kg kacang pohon (tree nuts)
dihitung sebagai SO2 untuk termasuk kacang kenari,
produk siap konsumsi almond, hazelnut, walnut,
kacang pecan, kacang Brazil,
kacang pistachio, kacang
kacang tanah Macadamia atau kacang
(peanut), kedelai Queensland; kacang mede

* sulfit (dapat berupa belerang dioksida, natrium sulfit, natrium


bisulfit, natrium metabisulfit, kalium sulfit, kalium bisulfit, kalium
metabisulfit, dan kalsium bisulfit)
Keterangan tentang Peringatan
Tulisan, Logo/Gambar terkait Kelestarian Lingkungan

LOGO TARA PANGAN


INFORMASI NILAI GIZI

KEWAJIBAN PENCANTUMAN
1 Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun
2018 tentang Label Pangan Olahan 2
Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan

PASAL 43 PASAL 2
Keterangan tentang kandungan Gizi Setiap Orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan
dan/atau non Gizi Pangan Olahan wajib mencantumkan ING pada Label.
WAJIB dicantumkan untuk semua
pangan olahan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR
KANDUNGAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
pangan olahan sebagaimana produk pangan
Dicantumkan dalam bentuk olahan dijual sesuai dengan format yang dibakukan
TABEL INFORMASI NILAI GIZI

ING berlaku wajib untuk semua pangan, KECUALI: Informasi Nilai Gizi Dilarang
Kopi bubuk, Teh bubuk/ serbuk, Teh celup, AMDK untuk dicantumkan pada label
(air embun, air mineral, air demineral), Herba, minuman beralkohol
rempah – rempah, bumbu, kondimen
Alami
• Pangan Olahan yang tidak dicampur
dan tidak diproses; atau Dari (diikuti nama bahan)
• Pangan Olahan yang diproses Bahan merupakan bahan baku utama
secara fisika tetapi tidak merubah (kandungan bahan tersebut minimal 50%)
sifat dan kandungannya

Keterangan untuk
Segar
Murni atau 100% Membedakan tidak boleh digunakan pada Label
Pangan Olahan yang tidak
ditambahkan/dicampur dengan bahan Mutu Pangan yang terbuat dari Pangan
Olahan antara atau Pangan Olahan
lain lainnya

Dengan (diikuti nama bahan)


Bahan merupakan salah satu bahan baku yang Asli
digunakan tidak dapat digunakan untuk Pangan
Olahan yang dicampur dengan bahan yang
dapat mengaburkan keasliannya, seperti
penggunaan perisa.
> Contoh Label
Halal Nama Dagang Nama Produk Informasi Nilai Gizi (ING)

Daftar
Daftar bahan:
bahan Tempe (mengandung kedelai) (63%),
tepung beras, minyak goreng, daun
jeruk purut, telur, garam, penguat rasa
Informasi dinatrium inosinate
alergen Mengandung alergen, lihat daftar
bahan yang dicetak tebal

Cara
penyimpanan Nomor izin edar

Berat bersih
2D
barcode Nama & Alamat
Produsen

Kode Keterangan
produksi kedaluwarsa
LARANGAN
Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan BPOM
Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
Pasal 6:
Persyaratan label untuk pangan
olahan yang dijual kepada pelaku
usaha untuk diolah kembali menjadi
pangan olahan lainnya (produk
business-to-business/B to B)

Pasal 21:
Keterangan yang harus
dicantumkan pada label Bahan
Tambahan Pangan (BTP) yang
dijual dalam kemasan eceran

Pasal 23A:
Pelabelan BTP tunggal dan BTP
Campuran yang diperdagangkan
secara B-to-B.

Diundangkan pada tanggal


2 Agustus 2021
Pedoman yang diterbitkan terkait implementasi
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Buku pedoman dapat diunduh di subsite : standarpangan.pom.go.id


IKLAN PANGAN OLAHAN
E-COMMERCE
Undang-Undang No
18 tahun 2012
tentang Pangan
Pasal 108 ayat (3) b.

INTERNET SHOPPING Dasar Hukum


PRE
TEST

Merupakan revisi dari Peraturan Kepala Badan POM Nomor 2


PerBPOM No 6 Tahun 2021 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengawasan
tentang Pengawasan Periklanan Pangan Olahan yang sudah tidak sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
Periklanan Pangan Olahan periklanan pangan olahan.
Iklan Pangan Olahan
adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Pangan Olahan
dalam bentuk gambar, tulisan, suara, audio visual atau bentuk lain yang
dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan/atau
perdagangan pangan olahan.

Iklan :
Konsekuensi dari ketatnya
▪ Strategi pemasaran agar produk cepat persaingan dalam beriklan:
dikenal, diterima & menaikkan omset
penjualan Pesan/klaim yang disampaikan
seringkali :
▪ Sarana untuk meningkatkan brand • berlebihan
awareness • melanggar etika iklan
• melanggar peraturan
Tujuan iklan : merangsang perhatian, • membingungkan konsumen
persepsi, sikap dan perilaku konsumen • mengelabui konsumen
sehingga tertarik untuk membeli
SUBSTANSI
Peraturan Badan POM No.6 tahun 2021
Informasi pada Iklan Pangan Olahan

Setiap Orang yang mengiklankan Pangan


Olahan wajib bertanggung jawab terhadap
informasi yang disampaikan dalam Iklan.

Informasi yang benar, jujur, dan tidak


menyesatkan

Informasi iklan sebelum dipublikasikan dalam


bentuk Iklan wajib disampaikan kepada
pemegang izin edar

Sesuai dengan informasi label Pangan Olahan


yang disetujui pada saat mendapatkan izin
edar atau sertifikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Ketentuan Penggunaan
Bahasa pada Iklan Pangan Olahan

❑Iklan wajib menggunakan bahasa Indonesia.


❑Bahasa Asing, bahasa daerah, dan/atau istilah
asing yang sudah dipahami secara umum, baik
yang ada atau tidak ada padanannya dalam
bahasa Indonesia dapat digunakan
❑Dalam hal Iklan secara khusus disampaikan di
suatu daerah atau ditujukan untuk konsumen
dari daerah tertentu, Iklan dapat menggunakan
bahasa daerah
Ketentuan Penggunaan Simbol
pada Iklan Pangan Olahan

❑Simbol berupa tanda bintang (*) atau tanda


pagar (#)
❑Digunakan untuk penjelasan lebih lanjut dari
informasi yang disampaikan
Media Periklanan

1 3 4 Media Sosial
Media Cetak Media Daring Instagram, facebook, dan twitter
Surat kabar, majalah, tabloid, buletin, Aktivitas (seperti pencarian (situs
kalender, poster atau selebaran, leaflet, dan laman)), e-commerce, game,
Media Luar Ruang (Media Luar-
brosur, stiker, buklet, pamflet, halaman media sosial, aplikasi, publisher, 5 Griya/Out-Of-Home Media)
kuning (Yellow Pages) transportation on demand,
hiburan) dan berupa format Papan reklame, papan nama, iklan cetak
(seperti video, audio, teks, dan yang ditempel/digantung di luar ruang,
banner) spanduk, transit ad (iklan yang
2 diletakkan pada obyek bergerak),
Media Penyiaran videotron, sarung ban mobil, backdrop
Televisi, radio, layar lebar termasuk
di dalamnya penempatan atau
penyisipan iklan dalam alur cerita 6 Komunikasi tatap muka
suatu film, sandiwara, acara Sales Promotion Person
Ketentuan Pencantuman Undian, Sayembara, dan/atau Hadiah

Iklan harus mencantumkan tanggal penarikan undian


dan cara pengumuman pemenang.

Iklan dapat Jika mencantumkan


menyertakan pernyataan “syarat dan
undian, ketentuan berlaku” maka:
sayembara, a.Pernyataan “syarat
dan/atau hadiah. dan ketentuan berlaku”
harus mudah dibaca.
b.Harus menjelaskan
persyaratan dan
ketentuan tersebut.

Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pencantuman Pernyataan
“Baca Peringatan Pada Label”

❑ Berlaku untuk pangan


olahan yang mencantumkan
peringatan pada label,
misalnya pemanis buatan
dan alergen
❑ Pencantuman pernyataan
ini dimaksudkan agar
konsumen lebih
memperhatikan peringatan
yang tercantum pada label
Ketentuan Pencantuman Pesan Bagi Masyarakat

Pencantuman pesan Berupa:


dimaksudkan agar
masyarakat berhati-hati a) “teliti sebelum membeli”
dalam membeli dan b) “baca label sebelum
membeli”; atau
mengonsumsi pangan olahan
a) pernyataan lain yang
bermakna sama
Ketentuan Iklan PKGK

PDK (Formula Bayi dan PKMK dilarang


Formula Lanjutan) diiklankan pada media
dilarang diiklankan pada massa apapun kecuali
media massa apapun dalam media khusus
kecuali dalam media tentang kesehatan
cetak khusus tentang
kesehatan
Larangan Iklan Pangan Olahan

memuat pernyataan pangan olahan dapat menyehatkan dan dapat


meningkatkan kecerdasan dengan hanya mengonsumsi oangan olahan
yang diiklankan tersebut.
Contoh:
Pernyataan “Makan Roti AA dong biar pinter kaya kakak”

memuat pernyataan “penemuan baru”, “ajaib/keajaiban alami”, “keramat”,


“keajaiban dunia”, “agar lebih efektif”, “agar lebih berprestasi”, “modern”,
atau “canggih”
Contoh:
“Pernyataan “Sistem penyaringan sempurna, teknologi “ABCD”nya mampu
mengunci nutrisi”
Larangan Iklan Pangan Olahan

menggunakan pernyataan dan visualisasi yang bermakna hiperbola dan


berpeluang untuk ditiru dan membahayakan.
Contoh:
“Visualisasi tubuh membeku, visualisasi orang berkendara dengan tidak sepatutnya,
visualisasi adegan seorang anak melompat dari gedung tinggi dan dapat mendarat
dengan selamat”

memuat pernyataan “satu-satunya”, “hanya”, “cuma”, atau yang bemakna


sama, kecuali jika memiliki data yang dapat dipertanggungjawabkan
Contoh:
- Minuman A air minum dalam kemasan no. 1 di dunia”
- Pernyataan “Terbukti satu-satunya yang memiliki komposisi terlengkap”, atau “Satu-
satunya susu pilihan anak Indonesia”, atau ”Anak Indonesia hanya memilih snack A”
Pengawasan Iklan Pangan Olahan

Memeriksa dan/atau mengambil data, informasi dan/atau


dokumen meliputi gambar, foto, dan/atau video serta data,
informasi dan/atau dokumen lain yang patut diduga merupakan
Dilakukan oleh kegiatan yang berkaitan dengan iklan, termasuk menggandakan
atau mengutip keterangan tersebut;
Pengawas ASN
berdasarkan surat perintah tugas

Melakukan pemeriksaan fasilitas yang berhubungan dengan iklan


termasuk media periklanan;

Mengakses data identitas, nama dan alamat pemasang iklan;


dan/atau

Melakukan evaluasi iklan yang beredar.

Apabila ditemukan pelanggaran, dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan Iklan Pangan Olahan

Masyarakat dapat berperan serta dalam


pengawasan Iklan dengan memberikan Disampaikan kepada Kepala Badan, melalui:
informasi dan/atau laporan atas dugaan a. alamat email resmi layanan pengaduan
pelanggaran Iklan. masyarakat BPOM [email protected];
b. telepon pengaduan masyarakat dengan
Apabila pemegang izin edar nomor 1500533.
mengetahui dugaan pelanggaran c. Surat tertulis
Iklan pemegang izin edar wajib
memberikan informasi dan/atau
laporan atas dugaan pelanggaran
Laporan harus disertai:
Iklan.
a. data mengenai identitas pelapor, pimpinan
organisasi masyarakat, atau pimpinan lembaga
swadaya masyarakat dengan melampirkan
fotokopi kartu tanda penduduk atau identitas diri
lain; dan
b. keterangan mengenai dugaan adanya
pelanggaran Iklan dan dilengkapi dengan bukti-
bukti permulaan.
TERIMA KASIH

#TetapLakukan5M
Subsite Facebook Instagram
www.standarpangan.pom.go.id Standar Pangan BPOM standarpanganbpom

Anda mungkin juga menyukai