Makalah Forensik - Muh Fiqri Maarif - C30119012
Makalah Forensik - Muh Fiqri Maarif - C30119012
Makalah Forensik - Muh Fiqri Maarif - C30119012
C 301 19 012
PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita
ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada
Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak, yang telah membawa
umat manusia dari alam yang tidak berilmu pengetahuan ke alam yang berilmu
pengetahuan,seperti sekarang ini. Serta para sahabat yang telah mendahului.
Akhirnya kami dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Kecurangan
Wassalamualaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
Fraud atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah kecurangan,
merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Fraud dalam banyak jenis dan modus sudah menjadi permasalahan klasik di dalam
aktivitas bisnis. Kecurangan dapat terjadi di sektor privat maupun juga pada sektor
publik sejak bertahun-tahun yang lalu hingga sekarang. Segala cara telah dilakukan
guna mencegah dan mengatasi serangkaian kecurangan yang terjadi. Mulai dari
meningkatkan pengawasan, memperkuat fungsi pada setiap bagian, memberikan
sanksi hukum yang berat kepada pelakunya, namun hal itu masih saja tidak membuat
kecurangan menjadi berkurang.
Dari beberapa kasus yang muncul di Indonesia, auditor internal sering juga
tidak bisa mendeteksi adanya fraud dan ada pula yang ditemukan melakukan
kerjasama atau kolusi dengan beberapa klien yang terlibat guna beberapa kasus
kecurangan yang dilakukan tidak dilaporkan. Hingga saat ini Indonesia masih
bermasalah dengan yang namanya kecurangan atau sering disebut dengan masalah
korupsi. Pemerintah telah mengembangkan berbagai cara guna mengatasi serta
menanggulangi hal ini. Namun, berbagai cara yang ditempuh oleh pemerintah belum
sepenuhnya berhasil mengungkap.
PEMBAHASAN
Menurut Arens dan Loebbecke (2003), kecurangan terjadi ketika salah saji
dibuat dalam suatu keadaan yang mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kepalsuan
dan dilakukan dengan maksud untuk melakukan kecurangan.
Menurut Steve dikutip oleh Nguyen (2008), fraud diklasifikasikan menjadi lima
jenis, yaitu:
Fraud Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Jenis
fraud ini dilakukan bawahan dengan melakukan kecurangan pada atasannya secara
langsung maupun tidak langsung.
2) Management fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak kepada pemegang
saham, kreditor dan pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan. Jenis fraud ini
dilakukan manajemen puncak dengan cara menyediakan penyajian yang keliru,
biasanya pada informasi keuangan.
3) Investment scams
4) Vendor fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perorangan yang
menjual barang atau jasa kepada organisasi atau perusahaan yang juga menjual
barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan organisasi dengan memasang harga terlalu
tinggi untuk barang dan jasa atau tidak adanya pengiriman barang meskipun
pembayaran telah dilakukan.
5) Customer fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi atau
perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan pelanggan
melalui cara membohongi penjual dengan mengatakan barang yang diberikan kepada
pelanggan tersebut tidak seharusnya atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit
dari yang sebenarnya.
Kecurangan ini biasanya didesain untuk secara langsung mengonversi kas atau aset
lainnya demi keuntungan pribadi karyawan terkait.
Kecurangan ini lebih tidak tampak daripada kecurangan oleh karyawan, karena
sering kali kecurangan semacam ini lolos dari deteksi sampai terjadinya kerusakan
atau kerugian besar yang menyulitkan perusahaan.
2.3 Bentuk – bentuk fraud
Korupsi (Corruption) yaitu jenis fraud yang paling sulit dideteksi karena
menyangkut kerja sama dengan pihak lain dan saling menikmati
keuntungan. Fraud jenis ini banyak terjadi di negara-negara berkembang
yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata
kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan.
Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik
kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang
tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi
(economic extortion).
Contoh studi kasus tetang kecurangan (fraud) seperti yang terjadi pada PT.
Waskita Karya (Persero) Tbk.
· Profil Perusahaan
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk berdiri sejak 1 Januari 1961. Perusahaan yang
membidangi usaha Jasa Konstruksi, Industri, Realty, dan Perdagangan. Kepemilikan
saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,33% dan Masyarakat sebesar
32,77%. Saham perseroan yang telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 19 September 2012 dengan kode saham WSKT. Perusahaan ini juga
merupakan perusahaan BUMN yang memiliki Market Cap terbesar diantara
perusahaan BUMN lainnya.
Kasus penggelumbungan aset di PT Waskita Karya Persero ini mencuat ketika terjadi
pergantian direksi. Direktur Utama pengganti tidak menerima begitu saja laporan
keuangan manajemen lama dan kemudian meminta pihak ketiga lain untuk
melakukan audit mendalam atas akun tertentu.
Dalam laporan keuangan tahun 2008, diungkapkan bahwa terdapat salah saji atau
penggelumbungan aset di tahun 2005 sebesar Rp5 miliar. Nilai Rp5 miliar tersebut
terdiri dari dua proyek yang sedang berjalan, proyek yang pertama adalah proyek
renovasi Kantor Gubernur Riau. Proyek ini dimulai pada tahun 2004 dan sudah
selesai 100%, nilai kontrak sebesar Rp13,8 miliar. Namun pada akhir tahun 2005
terdapat pekerjaan tambah kurang senilai Rp3 miliar. Sampai dengan akhir tahun
2008 saldo tersebut masih muncul di neraca perusahaan sebagai tagihan bruto pada
pemberi kerja.
Proyek yang kedua adalah proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bulian
Jambi. Nilai kontrak sebesar Rp33.998.000.000 dan PT Waskita Karya Persero
mengakui pendapatan kontrak dari progress tersebut sebesar Rp2 miliar. Saldo
tersebut masih outstanding sampi dengan akhir tahun 2008. Kontrak itu diputus oleh
Pemda Batang Hari karena dianggap ditandatangani oleh pihak yang tidak
berwenang, ada kasus pergantian bupati.
Sebagai gambaran tentang seberapa besar materi kas nilai dugaan penggelumbungan
aset pada tahun 2005. Tahun 2005 nilai aset PT Waskita Karya Persero adalah
sebesar Rp1,6 triliun, dan nilai yang diduga digelembungkan oleh manajemen pada
tahun 2005 adalah sebesar Rp5 miliar atau sebesar 0,3% dari nilai aset tersebut.
Dalam laporan keuangan PT Waskita Karya, tercatat pada tahun 2008 memperoleh
laba sebesar Rp 163,4 Milyar dan pada tahun 2009 memperoleh laba sebesar Rp
307,1 Milyar. Berdasarkan data tersebut angka laba yang diperoleh oleh PT Waskita
Karya masih relatf kecil jika dibandingkan dengan perushaan lain yang sejenis. Jadi
PT Waskita Karya harus terus melakukan pembenahan manajemen sehingga akan
menghasilkan kinerja yang lebih baik, salah satu contoh yaitu melakukan
restrukrisasi. Perusahaan ini memiliki prosepek yang baik kedepannya apabila
perusahaan memperbaiki kinerja perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.
Umar T.A
Bambang Marsono
Kiming Marsono
Kantor Akuntan Ishak, Saleh, Soewondo dan rekan yang melakukan audit laporan
keuangan pada tahun 2006 dan 2007.
Kementerian Negara BUMN sudah menonaktifkan dua direksi dan satu mantan
direksi Waskita terkait dengan kasus kelebihan pencatatan pada laporan keuangan
2004-2007.
Dua Direksi Waskita yang sudah dinonaktifkan antara lain Bambang Marsono dan
Triatman. Sementara satu mantan direksi Waskita yang dinonaktifkan adalah Kiming
Marsono yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Nindya Karya.
Memanipulasi laporan keuangan merupakan salah satu tindakan pindana yang dapat
merugikan orang banyak selain itu juga akan mencorengan nama baik perusuhaan.
dalam memanipulasi suatu laporan keuangan pasti akan melibat seorang akuntan
publik. pengauditan yang dilakukan oleh Akuntan Publik diharapkan dapat
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan bukan malah membantu
perusahaan untuk melakukan kecurangan atau sampai membantu menutupi terjadi
kecurangan didalam perusahaan . pada kasus ini juga melibatkan para auditor
internal dan eksternal pada PT Waskita Karya.
Kementerian Negara BUMN sudah menonaktifkan dua direksi dan satu mantan
direksi Waskita terkait dengan kasus kelebihan pencatatan pada laporan keuangan
2004-2007.
Dua Direksi Waskita yang sudah dinonaktifkan antara lain Bambang Marsono dan
Triatman. Sementara satu mantan direksi Waskita yang dinonaktifkan adalah Kiming
Marsono yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Nindya Karya. Ini
merupakan kasus kriminal yang harus diselsaikan di pengadilan guna mendaptkan
sanksi hukum. Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil juga telah mengirimkan surat
kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait sanksi kepada akuntan
publik yang diduga terlibat dalam penilaian laporan keuangan Waskita.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kennedy, Posma Sariguna Johnson, and Santi Lina Siregar. "Para Pelaku Fraud di
Indonesia Menurut Survei Fraud Indonesia." Buletin Ekonomi FEUKI ISSN-
14103842 Vol 21 (2017): 50-58.
Kennedy, P. S. J., & Siregar, S. L. (2017). Para Pelaku Fraud di Indonesia Menurut
Survei Fraud Indonesia. Buletin Ekonomi FEUKI ISSN-14103842 Vol, 21,
50-58.
Sari, Yeni Priatna, Hetika Hetika, and Aryanto Aryanto. "Metode Pendeteksian
Fraud di Indonesia." Journal of Applied Accounting and Taxation 4.2 (2019):
241-248.
Sari, Y. P., Hetika, H., & Aryanto, A. (2019). Metode Pendeteksian Fraud di
Indonesia. Journal of Applied Accounting and Taxation, 4(2), 241-248.