Fraud Accounting
Fraud Accounting
Fraud Accounting
Disusun Oleh :
Hodoifah (150810301002)
Universitas Jember
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fraud
Accounting dengan lancar. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas ini dapat
terlaksana berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Agung Budi
selaku pembimbing sekaligus dosen pengampu mata kuliah Seminar Akuntansi
yang sudah membimbing jalannya perkuliahan.
Penulis meminta maaf apabila masih ada bayak kekurangan dalam laporan
penilitian ini, karena penulis adalah manusia yang jauh dari kata sempurna.
Penulis juga menerima kritik dan saran yang diberikan. Semoga laporan penelitian
ini memberikan manfaat kepada pembaca.
Penulis,
20 Maret 2018
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang Masalah 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Fraud (Kecurangan) 5
2.2 Jenis Fraud (Kecurangan) 5
2.3 Pencegahan Kecurangan 6
2.4 Mendeteksi Kecurangan 8
BAB III RINGKASAN JURNAL 11
BAB IV KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
ii2
BAB I
PENDAHULUAN
3
penipuan, telepon panas garis, cek referensi karyawan, ulasan kerentanan kecurangan,
ulasan kontrak vendor dan sanksi, tinjauan analitis (analisis rasio keuangan), proteksi
password, firewall, analisis digital dan bentuk teknologi perangkat lunak lainnya, dan
penemuan sampling (Carpenter dan Mahoney, 2001; Thomas dan Gibson, 2003).
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu arti kecurangan
2. Mengetahui jenis-jenis kecurangan
3. Mengetahui cara mencegah kecurangan
4. mengetahui cara mendeteksi kecurangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan
yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial
atau kecurangan non financial.
b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)
Penyalahagunaan aset dapat digolongkan ke dalam ‘Kecurangan Kas’ dan
‘Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya’, serta pengeluaran-pengeluaran
biaya secara curang (fraudulent disbursement).
c. Korupsi (Corruption)
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya
pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di
Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan
(conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan
pemerasan (economic extortion).
6
tugas, proses otorisasi, dan rekonsiliasi saldo. Pengendalian internal dalam ISA
315 terdiri atas lima komponen, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
sistem informasi, standar pengendalian, dan pemantauan. Dengan adanya
pengendalian internal yang baik oleh perusahaan, maka risiko terjadinya
kecurangan akan menurun.
2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
Efektivitas kegiatan pengendalian yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya :
a. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini dilakuan dengan mereview
kinerja yang sesungguhnya yang sebelumnya sudah ada dalam anggaran,
prakiraan, dan periode kinerja sebelumnya.
b. Pengendalian fisik. Pengendalian ini dapat mencakup keamanan fisik aktiva
yang dimiliki perusahaan, penjagaan yang memadai atas fasilitas yang
terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan, otorisasi untuk akses ke
program komputer dan data file, dan juga perhtungan secara periodik dan
pembandingan dengan jumlah yang tercantum dalam catatan.
c. Pemisahan tugas. Pemisahan tugas dilakukan guna untuk mengurangi
kesempatan bagi seseorang untuk berbuat kecurangan dan sekaligus
menyembunyikan kesalahan atau kecurangan dalam menjalankan tugasnya.
Pemisahan tugasnya misalnya dilakukan pada bagian otorisasi yang berbeda
dengan bagian penyimpanan aktiva dan pencatatan transaksi.
3. Meningkatkan kultur organisasi
Kultur perusahaan dapat dicerminkan dari implementasi prinsip-prinsip GCG
(Good Corporate Governance). Pengimplementasian prinsip GCG ini dapat
mendorong kinerja para anggota organisasi untuk bekerja secara efisien,
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang dapat menghasilkan timbal
balik bagi para pemegang saham atau investir maupun masyarakat sekitar.
Adapun prinsip GCG menurut Saifuddien Hasan, 2000 adalah keadilan,
transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, moralitas, kehandalan, dan komtmen.
4. Mengefektifkan kinerja audit internal
Beberapaa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar fungsi internal audit
bisa efektif membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan
memeberikan analisa, penilaian, saran dan komitmen mengenai kegiatan yang
diperiksanya adalah sebagai berikut.
7
1. Departemen internal auditor harus mempunyai kedudukan yang independen
dalam perusahaan. Artinya, ia tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan dan melaporkan kegiatannya kepada top manajemen.
2. Departemen internal auditor harus memiliki uraian tugas secara tertulis,
sehingga setiap auditor mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
3. Auditor internal harus memiliki audit internal manual yang bergna untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dan pelaksanaan tugas
4. Departemen audtor internal harus memiliki sumber daya yang profesional,
capable, objective, dan memiliki integritas tinggi.
8
berbeda dari kode etik perusahaan. Berbagai cara komunikasi dilakukan untuk
menerapkan kebijakan penipuan pada setiap karyawan di perusahaan, seperti seminar
pelatihan karyawan dan evaluasi kinerja tahunan.
Membangun hotline telepon. Sebuah hotline memungkinkan karyawan untuk
memberikan rahasia perusahaan. Dengan membangun hotline, merupakan cara yang
efektif untuk mendeteksi penipuan kerja dan penyalahgunaan. Hotline mungkin dapat
disediakan oleh pihak ketiga.
Cek refrensi karyawan. Sebelum menerima seorang karyawan, perusahaan dapat
melakukan cek riwayat perbuatan karyawan tersebut pada organisasi lain. Perusahaan
juga diharapkan melakukan cek refrensi karyawan pada saat karyawan mulai bekerja
atau sekitar enam bulan setelah ia bekerja.
Ulasan kerentanan kecurangan. Reiew untuk menyelidiki bagian yang renta
dengan adanya kecurangan pada perusahaan perlu dilakukan. Hal ini mencakup
penilaian aset apa yang diadakn dan bagaimana mereka bisa disalahgunakan.
Review kontrak vendor. Review kontrak perjanjian perusahaan yang dilakukan
bersama dengan vendor dapat memberikan indikasi penipuan kontrak. Penipuan
kontrak oleh vendor yang dapat terjadi misalkan suap menyuap maupun konflik
kepentingan oleh karyawan. Penipuan juga dapat terjadi ketika vendor ingin
mengambil keuntungan secara ilegal. Dalam hal ini, penipuan dapat melibatkan
manajemen perusahaan dan vendor yang bersangkutan.
Hal yang dapat dilakukan oleh auditor dalam pemeriksaan selanjutnya yakni dengan
menganalisa file kontrak ketika terjadi penawaran terakhir. Kontrak yang diberikan
juga dapat diteliti untuk bukti dari pemasok secara teratur tanpa ada indikasi untuk
menerima penghargaan ataupun hal lain yang berbau suap.
Tinjauan analitis. Suatu review atas berbagai akun yang mungkin menunjukkan
ketidakbiasaan atau kegiatan-kegiatan yang tidak diharapkan. Sebagai contoh
adalah perbandingan antara pembelian barang persediaan dengan penjualan bersihnya
yang dapat mengindikasikan adanya pembelian yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
biala dibandingkan dengan tingkat penjualannya.
Proteksi password. Auditor harus bisa memastikan bahwa hanya pengguna yang
sah yang memiliki akses ke jaringan komputer dan data pusat pada IT perusahaan.
Seiring dengan majunya teknologi, proteksi password dapat dibuat dengan
menggunakan fitur baru yang lebih canggih, yakni sidik jari, voice prints, pola wajah
atau retina, dan tanda tangan digital.
9
Perlindungan firewall. Salah satu teknik yang diperlukan untuk mengontrol
akses yang tidak sah adalah penggunaan firewall. Firewall dapat digunakan pada
perangkat lunak atau perangkat keras. Pada software, ada program tertentu yang
dapat dikoordinasikan dengan internet terkait program software untuk melindungi
data yang dikirim atau melalui program software tersebut. Hardware firewall dapat
menyembunyikan alamat IP sehingga hacker tidak dapat menemukan dan
mengaksesnya.
Analisis digital. Tes ini mengacu pada hukum Benford yang didasarkan pada
apakah angka yang muncul di tempat tertentu sudah dalam jumlah dan proporsi yang
diharapkan.
Penemuan sampel. Penemuan sampel merupakan sarana statistik untuk
memperkirakan persentase populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Hal ini
digunakan ketika akuntan perlu mengetahui apakah populasi mengandung indikasi
kecurangan. Misalkan persediaan, dokumen dasar pembelian dapat diuji secara
sampling untuk menentukan ketidakbiasaan (irregularities), metode deteksi ini akan
efektif jika ada kecurigaan terhadap satu attributnya, misalnya pemasok fiktif.
10
BAB III
RINGKASAN JURNAL
Terdapat dua isu penting dalam penelitian ini, yakni pertama, untuk memahami
mengapa dan bagaimana perusahaan berkomitmen untuk melakukan praktik penipuan
pelaporan keuangan. Kedua, studi kasus yang dilakukan sebagai bagian dari penelitian
ini, secara khusus melihat kasus penipuan terbesar di India yang melibatkan Satyam
Layanan Computer (Satyam). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk: 1) menyoroti
Skandal akuntansi Satyam Computers Limited dengan menggambarkan urutan kejadian,
kejadian yang terjadi, pihak-pihak kunci yang terlibat, dan tindak lanjut yang dilakukan di
India; dan 2) pelajaran apa yang bisa dipelajari skandal Satyam.
Tuan Raju dan kepala perusahaan global Audit internal PwC menggunakan
sejumlah teknik yang berbeda dalam melakukan penipuan "Menggunakan komputer
pribadinya, Tuan Raju membuat banyak laporan bank untuk memajukan penipuan. Tuan
Raju memalsukan rekening bank untuk meningkatkan saldo neraca yang tidak ada. Dia
11
membesarkan laporan laba rugi dengan mengklaim pendapatan bunga dari rekening bank
palsu. Tuan Raju juga mengungkapkan bahwa dia membuat 6000 rekening gaji palsu
selama beberapa tahun terakhir dan mengambil alih uang setelah perusahaan menyetor.
Kepala internal perusahaan internal audit membuat identitas pelanggan palsu dan faktur
palsu yang dihasilkan terhadap nama mereka untuk meningkatkan pendapatan. Kepala
global Audit internal juga menempa resolusi dewan dan secara ilegal memperoleh
pinjaman untuk perusahaan. Hal itu juga muncul bahwa uang yang didapatkan
perusahaan melalui Penerimaan Deposito di Amerika Serikat tidak pernah dibuat di
neraca.
12
PERSEPSI AKUNTAN TENTANG METODE DETEKSI DAN PENCEGAHAN
KECURANGAN
Peserta penelitian ini terdiri dari 86 akuntan, auditor internal dan bersertifikat
pemeriksa kecurangan dengan rata-rata (standar deviasi) 13,94 (10,97) tahun pengalaman.
Dalam upaya untuk mendapatkan tanggapan sebanyak mungkin, beberapa metode
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Dari 86 tanggapan yang bisa digunakan,
sekitar 40 persennya diterima melalui survei surat yang dikirim ke praktisi akuntan di AS,
15% diperoleh dari individu dalam program MBA eksekutif di universitas New England,
15% dilengkapi oleh sukarelawan yang direkrut dari situs web IIA dan ACFE dan 30%
dikumpulkan dari situs web IIA yang berpartisipasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan memahami persepsi akuntan tentang berbagai teknik yang
digunakan untuk memerangi penipuan, menjelaskan apakah teknik yang benar-benar
digunakan oleh perusahaan dianggap paling efektif dan menawarkan saran kepada
praktisi mengenai pencegahan dan pendeteksian terbaik.
Penelitian ini meneliti sejauh mana akuntan, auditor internal, dan Penguji
kecurangan bersertifikat menggunakan berbagai metode pencegahan dan deteksi
kecurangan perangkat lunak, serta persepsi mereka tentang keefektifan teknik tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa firewall, proteksi virus dan password, dan pengendalian
internal review dan perbaikan cukup umum digunakan untuk memerangi kecurangan.
13
Namun, audit berkelanjutan, sampling penemuan, data mining, akuntan forensik, dan
perangkat lunak analisis digital kurang sering digunakan, meski mendapat peringkat
tinggi efektivitas. Secara khusus, penggunaan organisasi akuntan forensik adalah yang
paling sedikit digunakan untuk metode pencegahan kecurangan, namun memiliki tingkat
efektivitas rata-rata tertinggi.
Penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi praktisi akuntansi, auditor internal,
dan pemeriksa penipuan. Ini memberikan informasi preskriptif tentang deteksi
kecurangan dan metode pencegahan bekerja paling baik, dan menunjukkan bahwa banyak
metode yang efektif namun sering tidak digunakan praktisi dan manajemen, mungkin
mereka mempertimbangkannya berinvestasi dalam metode ini untuk mencegah penipuan
dirasa sangat mahal dan juga merekamenanggapi tuntutan badan pengatur dan
persyaratan hukum seperti itu yang dipaksakan oleh Sarbanes-Oxley Act of 2002.
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16