Mulya Suderajat PKL I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) I

AGRIBISNIS TANAMAN KUBIS


DI BALAI PENELITIAN SAYURAN
DESA TONGKOH KECAMATAN BERASTAGI
KAB TANAH KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :
ARDIANSYAH PUTRA
01.01.20.173

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JUDUL : AGRIBISNIS TANAMAN KUBIS


NAMA : ARDIANSYAH PUTRA
NIRM : 01.01.20.173
PROGRAM STUDI : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
JURUSAN : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Nurliana Harahap, SP. M.Si Tience E. Pakpahan, SP., M.Si


NIP. 19751001 200312 2 001 NIP. 19810903 201101 2 006

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Tience E. Pakpahan, SP., M.Si Tience E. Pakpahan, SP., M.Si


NIP. 19810903 201101 2 006 NIP. 19810903 201101 2 006
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I dengan judul Agribisnis Tanaman Kubis yang berlokasi di
Balai Penelitian Sayuran Desa Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang merupakan salah satu dari mata kuliah yang
sesuai dengan kurikulum Tahun 2022 yang digunakan Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan. PKL I ini wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa/i Program
Diploma-IV Polbangtan Medan pada semester IV guna membekali mahasiswa/i
dalam kegiatan praktik nyata dilapangan.
Laporan ini disusun untuk syarat mengikuti ujian PKL I yang akan
dilaksanakan pada 14 Maret 2022 s.d 14 April 2022. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas terselesainya proposal ini
kepada:
1. Ir. Yuliani Kansrini, M Si selaku Direktur Polbangtan Medan
2. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan
3. Nurliana Harahap, SP. M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
4. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing II.
5. Panitia Pelaksana PKL I dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan proposal ini.
Demikian penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kebaikan proposal ini. Terima kasih.

Medan, 14 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
C. Manfaat.............................................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tanaman Labu Siam............................................................................................4
B. Proses Produksi Agribisnis Labu Siam.................................................................4
C. Teknologi Produksi Agribisnis Labu Siam...............................................5
D. Organisasi Perusahaan...............................................................................8
E. Pemasaran..................................................................................................9
F. Analisis Usaha Tani...................................................................................10

III. METODE PELAKSANAAN


A. Waktu dan Tempat............................................................................................13
B. Materi Kegiatan.................................................................................................13
C. Prosedur pelaksanaan.......................................................................................13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL ................................................................................................................16
B. PEMBAHASAN...................................................................................................24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.....................................................................................................26
B. SARAN...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
LAMPIRAN.........................................................................................................28

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapang (PKL) I merupakan salah satu srategi yang dilakukan guna
memperkuat SDM pertanian dalam mengembangkan usaha agribisnis dari
subsistem hulu sampai hilir yang akan memberikan peluang kerja dan peluang
usaha yang sangat luas, menumbuhkan jiwa kewirausahaan dibidang pertanian
agar mahasiswa mampu menciptakan lapangan pekerjaan, kegiatan PKL I berguna
untuk mendidik mahasiswa sebagai wirausahawan muda pertanian (Agripreneur)
yang bersinergi dengan capaian pembelajaran yang ada pada kurikulum
Polbangtan Medan.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk meningkatkan generasi muda yang
memiliki minat dan mencintai usaha berbasis pertanian (agribisnis). Maka salah
satu kegiatan agribisnis yang akan dilakukan mahasiswa saat PKL I adalah upaya
peningkatan produksi tanaman Kubis di Balai Penelitian Sayuran Desa Tongkoh,
Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang merupakan salah satu
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dari Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian yang bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hortikultura.
Kebun Percobaan Berastagi terletak di Desa Tongkoh Kecamatan
Berastagi Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara. Dengan luasan lahan 25.000m²,
Kebun Percobaan Berastagi terletak di ketinggian 1300 mdpl dan aktif dalam
melakukan percobaan pertanaman hortikultura terutama sayur-sayuran yang
berupa tanaman Kubis.

Kubis menjadi salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan di


Indonesia, terutama pada daerah dataran tinggi. Kubis sangat potensial untuk
dikembangkan, karena selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kubis
juga berpotensi sebagai komoditas ekspor. Indonesia menjadi negara kelima
terbesar dalam hal pemasok sayuran untuk Singapura setelah Malaysia, Cina,
Australia dan India (Bisnis UKM, 2009). Pada tahun 2009 volume ekspor untuk
tanaman kubis mencapai 44.904 ton, paling besar dibandingkan dengan volume

1
ekspor sayuran seperti jamur, bawang merah dan kentang (Kementerian Pertanian
Republik Indonesia, 2010). Kementrian Pertanian mencatat pada periode Januari
sampai September 2013, ekspor kubis segar Indonesia sebesar 42.680 ton (Respati
dkk., 2013).
Hal ini berkaitan dengan kebun percobaan berastagi tempat pkl yang yang
bergerak di bidang tanaman hortikultura terutama di bidang sayur-sayuran yang
memberi peluang bagi mahasiswa Polbangtan Medan untuk menimba ilmu
tentang tanaman hortikultura terutama di bidang sayur-sayuran. Sehingga dapat
berguna bagi mahasiswa Polbangtan Medan untuk dapat di terapkan di kampus
dan juga mahasiswa dapat menerapkan untuk usaha sendiri serta juga dapat di
sampaikan kepada petani.

B. Tujuan
Adapun tujuan khusus dari kegiatan PKL 1 yaitu :
a. Agar Mahasiswa mampu melakukan wirausaha di bidang agribisnis di
tanaman hortikultura tanaman labu siam
b. Agar meningkatkan keterampilan, sikap kreatif dan inovatif mahasiswa
dalam budidaya labu siam
c. Agar menumbuhkan jiwa wirausaha muda dibidang agribisnis dalam tanaman
hortikultura labu siam
d. Memahami perencanaan, proses produksi dan kualitas produk yang di
hasilkan
e. Mengenal dan segmen pasar dari produk yang di hasilkan.

2
C. Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
a. Menigkatkan pengetahuan Mahasiswa dalam budidaya tanaman labu siam
b. Menigkatkan keterampilan Mahasiswa dalam system budidaya tanaman labu
siam.
c. Mewujudkan mental jiwa wirauusaha Mahasiswa dalam budidaya tanaman
labu siam.
d. Mahasiswa terlatih untuk berpikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komrntar logis terhadap kegiatan yang di kerjakan
dalam bentuk lapoaran kegiatan yang sudah di bakukan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Labu Siam (Sechium Edule)


Labu Siam atau jipang (Sechium edule, bahasa Inggris: chayote) adalah
tumbuhan suku labu-labuan (Cucurbitaceae) yang dapat dimakan buah dan pucuk
mudanya. Tumbuhan ini merambat di tanah atau agak memanjat dan biasa
dibudidayakan di pekarangan, biasanya di dekat kolam. Buah menggantung dari
tangkai. Daunnya berbentuk mirip segitiga dan permukaannya berbulu.Costa Rica
adalah pengekspor utama di dunia. (Wibowo, 2017: 11).
Di Indonesia, labu siam merupakan sayuran sekunder namun hampir
selalu dapat dijumpai di pasar. Buahnya biasa direbus sebentar untuk
menghilangkan getahnya lalu dimakan bersama sambal terasi sebagai lalap atau
menjadi campuran sayur bening dan sayur bobor. Buahnya dapat juga dirajang
dan menjadi campuran untuk melunakkan siomay. Pucuk yang masih muda dapat
dimakan, biasanya dibuat cah, disayur (seperti sayur bobor), atau direbus lalu
dimakan dengan sambal.

Buahnya merupakan sayuran penting di masakan Meksiko. Di Australia,


buahnya diiris, dibaluri tepung panir, lalu digoreng.Orang Indonesia mengenalnya
sebagai labu siam karena tumbuhan ini didatangkan dari Thailand (Siam waktu
dulu) oleh orang Belanda. Orang Sunda menamakannya lèjèt dan orang Jawa
mengenalnya sebagai jipang atau jepan atau manisah
B. Perencanaan Agribisnis Labu Siam
Usaha tani yang berhasil merupakan buah dari kehati – hatian, ketelitian
dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pada saat yang
tepat. Beberapa teknik pengambilan keputusan untuk waktu yang akan datang.
Perencanaan tersebut disertai pertimbangan atas hasil – hasil di masa lalu.
Kegagalan maupun keberhasilan yang dialami dapat menjadi bekal untuk
perencanaan selanjutnya. Catatan keberhasilan dan kegagalan tersebut merupakan
informasi yang penting dalam perencanaan agar usaha tani yang akan datang
menjadi lebih baik.

4
Perencanaan ini memperhatikan keseluruhan sumber daya yang dimiliki
dan  yang akan digunakan dalam usaha tani. Perencanaan menyeluruh memiliki
tujuan sebagai berikut :
1) Merumuskan keuntungan yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usaha
tani.
2) Menentukan sumber daya yang akan digunakan, meliputi lahan, tenaga
kerja, modal dan peralatan.
3) Identifikasi kendala – kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya untuk
mengatasinya.
4) Perkiraan kebutuhan modal dan upaya untuk pengadaannya.
5) Perkiraan biaya dan pendapatan.
6) Perkiraan arus uang tunai.
C. Proses Produksi Agribisnis Labu Siam
1. Pengolahan tanah
Labu siam ditanam dengan menggunakan para-para. Tinggi para–para
sekitar 220 cm dan dengan tiang pancang setiap 3 mx 5 m. Bagian
atas memakai anyaman bambu. Panjang dan lebarnya disesuaikan
dengan keadaan lahan serta jumlah tanaman yang di tanam.
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam berukuran
40 cm x 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak antar lubang 3 m dan
antar baris 5 m. Kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per
hektar.
2. Persiapan bibit
Labu siam diperbanyak dengan menggunakan labu yang sudah tua.
Buah yang akan dijadikan bibit terlebih dahulu disimpan pada tempat
yang lembab. Apabila tunas telah tumbuh kurang lebih 30 cm, baru
dipindahkan ke lapangan. Benih yang telah disebar ditutup tipis
dengan media persemaian, kemudian ditutup dengan daun pisang atau
karung plastik yang bersih. Setelah tiga sampai empat hari benih
berkecambah, penutup (daun pisang atau karung plastik) dibuka
sampai berumur tujuh hari hingga terbentuk lembaga. Selain itu bibit
dipindahkan satu per satu pada bumbungan daun pisang dengan media

5
yang sama dan dipelihara di persemaian sampai berumur kira-kira tiga
sampai empat minggu dan siap ditanam di lapangan.
3. Penanaman
Cara menanam labu siam bissa menggunakan biji.Caranya adalah
dengan mengambil biji dari tanaman yang telah tua.Lalu anda peram di
tempat yang lembab sampai tunas keluar.Kebutuhan benih untuk cara
menanam labu siam sekitar650 biji/ha.Sebelum melakukan penanaman
hendaknya tanah di olah terlebih dahulu dengan mencangkulnya
hingga gembur kemudian diberikan pupuk kandang.Pupuk kandang
diberikan disekitar lubang tanam,dan lubang tanam bisa anda buat
dengan tugal.
4. Penyiraman
Manfaat penyiraman adalah agar labu siam tersuplai air dengan baik,
Dalam kurun waktu satu bulan pertama kegiatan ini dapat dilakukan
sebanyak tujuh hari sekali atau menyesuaikan keadaan cuaca sekitar.
Apabila tanaman beranjak dewasa, maka waktu penyiraman harus
semakin dekat yaitu empat hari sekali, terutaman saat tanaman mulai
berbuah. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyiram labu siam
adalah :
- Waktu menyiram di pagi hari
- Jika tanah masih dalam keadaan basah dikarenakan air hujan maka
bisa dihentikan dulu untuk jadwal penyiraman
- Bisa menggunakan selang/ mesin pompa dalam mengalirkan air ke
sela-sela bedengan agar mempercepat proses penyiraman
5. Pemupukan
Pemupukan susulan digunakan untuk memaacu pertumbuhan tanaman
atau menambah nutrisi tanah setelah panen labu siam. Pemupukan
susulan dapat dilakukan pada bagian akar maupun daun tanaman. Pada
bagian akar maka gunakan larutan NPK 15-15-15 dengan air (setiap 35
Liter air dapat dilarutkan satu gelas NPK 15-5-15). Kocorkan pada
bagian akar dengan interval 10 hari sejak hari pertama bibit ditanam ke
bedengan.Pemupukan pada daun dilakukan dengan bantuan sprayer

6
(alat semprot) yaitu dengan menambahkan pupuk organik cair dengan
dosis sesuai keterangan pada kemasannya. Lakukan dengan interval 7-
10 hari sekali. Hal penting yang harus diperhatikan adalah memantau
kondisi tanaman. Biasanya pada musim hujan tanaman akan tumbuh
subur karena air hujan mengandung banyak nitrogen. Untuk itu
penggunaan pupuk susulan dapat dihemat alias dikurangi jika tanaman
sudah terlihat subur.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang sering menyerang tanaman labu siam adalah ulat
grayak.Ulat ini biasanya menyerang daun labu siam.Tanda serangan
ulat ini dapat dilihat pada bekas gigitan yang sering meninggalkan
tulang daun saja..Serangan ulat grayak biasanya sering terjadi pada
malam hari dan di waktu siang hari ulat akan bersembunyi ke dalam
tanah.Untuk mengatasinya anda bisa memberikan azordin dengan
dosis sekitar 2cc/liter dan bersihkan secara rutin gulma yang tumbuh
disekitar tanaman labu siam.
Selain ulat grayak ada pula kepik yang kadang menyerang pada
budidaya labu siam.Kepik akan meninggalkan luka pada buah yang
bisa menyebabkan tumbuhnya cendawan.Akibatnya buah menjadi
lembek dan membusuk.Bila kepik menyerang daun maka akan
mengakibatkan bagian tengah tanaman atau seuruh tanaman akan
menjadi kering.Untuk penanganannya anda bisa menggunakan azordin
dengan dosis yang sama dengan penanganan ulat grayak
7. Pemberian ajir
Tanaman labu siam tergolong tanaman merambat dengan buah
tergantung. Maka dari itu kita perlu memberikan ajir bagi tanaman
yang sudah berumur sekitar 2 minggu setelah tanam. Ajir dapat dibuat
menggunakan bambu atau kayu yang disusun sedemikian rupa dan
dihungkan dengan jaring tali agar area rambat tanaman labu siam
semakin luas. Buah yang dihasilkan pun akan dalam kondisi sempurna
dan tidak mudah busuk ketimbang pada tanaman labu yang dibiarkan
menjalar di tanah

7
8. Panen
Tanaman mulai berbunga pada umur 3–5 bulan setelah tanam. Buah
dipanen setelah berumur 3 bulan, kemudian panen berikutnya
dilakukan satu minggu sekali. Tanaman labu siam biasanya produktif
selama 3–4 tahun. Setelah itu dilakukan peremajaan dengan menanam
tanaman baru, untuk menjaga produktivitas. Satu tanaman dapat
menghasilkan sebanyak 500 buah. Produksi labu siam dapat mencapai
8–10 ton/ha per tahun. Kulit labu siam halus dan mudah lecet.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan pisau, tapi harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai buah labu siam.
D. Teknologi Produksi Agribisnis Labu Siam
1. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya dengan cara
dibajak sedalam 20-30 cm. Pembajakan di lakukan 2-3 kali dengan selang
waktu sabtu minggu. Selanjutnya, lahan dibuat bedengan-bedengan dengan
lebar 60-150 cm dan tinggi 20-50 cm, sementara panjannya disesuaikan
dengan kondisi lahan. Di antara bedengan dibuat parit untuk keperluan
irigasi/pengairan. Lebar parit 30-40 cm , sementara dalamnya disesuaikan
dengan musim tanam. Pada musim hujan, parit dibuat lebih dalam agar dapat
menampung dan mengalirkan kelebihan air hujan.
2. varietas
Kultivar Labu siam yang dapat digunakan adalah kultivar unggul lokal
yang tentunya telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat.
3.Penanaman
Cara menanam labu siam bissa menggunakan biji.Caranya adalah
dengan mengambil biji dari tanaman yang telah tua.Lalu anda peram di tempat
yang lembab sampai tunas keluar.Kebutuhan benih untuk cara menanam labu
siam sekitar650 biji/ha.Sebelum melakukan penanaman hendaknya tanah di
olah terlebih dahulu dengan mencangkulnya hingga gembur kemudian
diberikan pupuk kandang.Pupuk kandang diberikan disekitar lubang tanam,dan
lubang tanam bisa anda buat dengan tugal.

8
4. Pemupukan
Pemupukan susulan digunakan untuk memaacu pertumbuhan tanaman
atau menambah nutrisi tanah setelah panen labu siam. Pemupukan susulan
dapat dilakukan pada bagian akar maupun daun tanaman. Pada bagian akar
maka gunakan larutan NPK 15-15-15 dengan air (setiap 35 Liter air dapat
dilarutkan satu gelas NPK 15-5-15). Kocorkan pada bagian akar dengan
interval 10 hari sejak hari pertama bibit ditanam ke bedengan.Pemupukan pada
daun dilakukan dengan bantuan sprayer (alat semprot) yaitu dengan
menambahkan pupuk organik cair dengan dosis sesuai keterangan pada
kemasannya. Lakukan dengan interval 7-10 hari sekali. Hal penting yang harus
diperhatikan adalah memantau kondisi tanaman. Biasanya pada musim hujan
tanaman akan tumbuh subur karena air hujan mengandung banyak nitrogen.
Untuk itu penggunaan pupuk susulan dapat dihemat alias dikurangi jika
tanaman
E. Organisasi Perusahaan
a. Planning (Perencanaan)
Sebelum memulai kegiatan budidaya Tanaman Labu siam,
perencanaan merupakan salah satu kegiatan awal yaitu proses menentukan arah
yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan
kedepannya dalam tanaman Labu siam, kapan dan bagaimana melakukan
budidaya Labu siam,berapa besar biaya yang akan dibutuhkan dalam
pelaksanaannya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing merupakan proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan di tiap unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas
antar tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan
sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

9
c. Actuating (Pelaksanaan)
Merupakan proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam
organisasi. Dalam menjalankan kegiatan harus sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak yang telah disepakati sebelumnya.
d. Controlling (Pengawasan)
Merupakan proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Jika dalam
proses tersebut ada hal yang mneyimpang atau tidak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan maka akan segera dikendalikan.
F. Pemasaran
1. Segmen Pasar
Target konsumen pasar adalah kalangan masyarakat menengah atas
sampai kalangan atas.
2. Strategi Pemasaran
a. Produk
Produk yang akan dipasarkan harus memiliki kualitas yang baik yang
sangat mempengaruhi kepuasaan dari pada konsumen terhadap produk.
Selai kualitas, kemasan dari pada produk harus dapat menarik minat dari
pada konsumen.
b. Harga
Harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk rupiah guna
pertukaran/transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar konsumen
untuk mendapatkan barang dan jasa. Harga harus disesuaikan dengan
target pasar yang telah kita tentukan, yaitu bisa dijangkau oleh konsumen.
c. Promosi
Untuk bisa mengenalkan Labu siam kepada konsumen, dilakukan
promosi-promosi untuk mengenalkan produk kepada konsumen dengan
tujuan menarik minat dari pada konsumen. Promosi dapat dilakukan
dengan memanfaatkan media sosial.
d. Saluran distribusi (Placement)
Sistem penjualan yang digunakan yaitu dengan penjualan secara langsung
kepada masyarakat dan juga mendistribusikannya keminimarket.

10
G. Analisis Usaha Tani
Analisis usaha tani penting dilakukan oleh seorang petani guna
menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha
tani. Secara finansial kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan
beberapa indikator pendekatan atau alat analisis, seperti menggunakan Titik
Pulang Pokok (Break Event Point/ BEP), Revenue-Cost ratio (R/C
ratio), Benefit-Cost ratio (B/C ratio), Payback Period, Retur of Investment,
dll.Pada usaha skala kecil (mikro) disarankan paling tidak menggunakan BEP
dan R/C ratio atau B/C ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis.

1.  Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP)


BEP adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan
keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian usaha.
Ditinjau dari sisi pengelola, situasi BEP bukan berarti merugi secara
keuangan, hanya saja dari segi waktu mereka rugi karena waktu selama
produsi (usaha) tidak memperoleh pendapatan lebih sebagai keuntungan
usaha.Ada 2 (dua) pendekatan penetapan BEP, yaitu :
a.  BEP Unit
Yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada
posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain BEP satuan
menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan oleh
produsen.
Ilustrasi :
Misalnya diketahui hasil perhitungan BEP Unit = 10 unit.  Maka apabila
produsen memproduksi kurang dari 10 unit, maka akan rugi atau tidak
layak, sebaliknya bila produksi lebih dari 10 unit, akan diperoleh
keuntungan atau layak.
b.  BEP Harga
Yaitu tingkat atau besarnya harga per unit suatu produk yang dihasilkan
produsen pada posisi tidak untung dan tidak rugi.  Dengan kata lain BEP
harga menjelaskan besarnya harga minimal perunit barang yang
ditetapkan produsen.  Dari pengertian ini maka besaran BEP harga
besaran nilainya sama dengan besaran HPP.

11
Ilustrasi :
Misal, diketahui hasil perhitungan BEP harga = Rp. 10,-. Maka apa bila
produsen memproduksi dengan HPP kurang dari Rp. 10,-, maka akan rugi
atau tidak layak, sebaliknya bila HPP lebih besar dari Rp. 10,-, akan
diperoleh keuntungan atau layak.
2.  R/C Ratio
R/C ratio adalah besaran nilai yang
menunjukan perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R)
dengan Total Biaya (Cost = C).  Dalam batasan besaran nilai R/C dapat
diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan.  Secara garis besar dapat dimengerti bahwa suatu usaha akan
mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan
dengan biaya usaha.
Ada 3 (tiga) kemungkinan yang diperoleh dari perbandingan antara
Penerimaan (R) dengan Biaya (C), yaitu : R/C = 1;  R/C > 1 dan  R/C < 1.
Namun demikian oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3
maka  analisis kelayakan dari R/C ratio adalah :
a.  R/C > 1,3 = Layak / Untung
b.  R/C = 1,3 = BEP
c.   R/C < 1,3 = Tidak Layak / Rugi.
3.  B/C Ratio
B/C ratio adalah besaran nilai yang
menunjukan perbandingan antara Laba Bersih (Benefit = B) dengan Total
Biaya (Cost = C).  Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah
suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis kelayakan
dari B/C ratio adalah :
a.  B/C > 0,3 = Layak / Untung
b.  B/C = 0,3 = BEP
c.   B/C < 0,3 = Tidak Layak / Rugi.

12
4.  Payback Period
Payback period adalah kemampuan suatu perusahaan didalam
mengembalikan semua modal/investasi yang ditanam. Payback Period
dinyatakan dalam satuan waktu, misal bulan atau tahun.Payback period
digunakan sebagai salah satu pertimbangan yang melengkapi dalam
menganalisis kelayakan suatu usaha, karena dari payback period dapat
diketahui jangka waktu pengembalian seluruh modal investasi.  Semakin
pendek waktu pengembalian maka semakin layak suatu usaha, hal ini berarti
pula karena semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.

13
III. METODA DAN BAHAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) 1 akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Senin, 9 Maret 2020 sampai Kamis, 7 Maret 2020.
Lokasi : Kebun Percobaan Berastagi, Desa Tongkohan Kecamatan
Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

B. Materi Kegiatan
Dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini, adapun materi kegiatan yang
dilakukan mahasiswa selama praktik yaitu:
1. Mahasiswa mempelajari tentang perawatan tanaman Labu Siam yang
dilaksanakan di Kebun Percobaan Berastagi.
2. Mahasiswa mempelajari tentang proses budidaya tanaman Labu Siam di
Kebun Percobaan Berastagi.
3. Mahasiswa menganalisa dan terlibat dalam penentuan kualitas Labu Siam
di Kebun Percobaan Berastagi
4. Mahasiswa mempelajari tegnologi yang digunakan di Kebun Percobaan
Berastagi proses budidaya Labu Siam
5. Mahasiswa belajar tentang manajemen organisasi di Kebun Percobaan
Berastagi
6. Mahasiswa mempelajari dan terlibat langsung dalam pemasaran Labu
Siam
7. Mahasiswa belajar secara langsung bagaimana mengatasi permasalahan
yang ada di lapangan serta pemecahan masalahnya.
8. Mahasiswa menjumpai wirausahawan Labu Siam yang ada di sekitar
lokasi praktik dan belajar untuk berwirausaha.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Observasi
Melakukan pengumpulan data dengan pengamatan langsung di lapangan.
Dengan cara terjun ke lapangan langsung dengan mengamati dan mencoba
melakukan pendataan di lapangan,dengan tujuan data diambil secara real
tidak di rekayasa .

14
2. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan melakukan
wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak–pihak yang
terkait, pegawai, staf di Kebun Percobaan Berastagi dengan Mencatat
data–data teknis yang diperlukan guna menunjang pengamatan di
lapangan.
3. Berpartisipasi aktif dan terjun langsung dalam kegiatan di lapangan. Coba
ikut serta di lapangan supaya tau apa kondisi yang terjadi di lapangan.
4. Studi Pustaka
Dilakukan untuk membandingkan masalah tentang budidaya tanaman
Labu siam dengan teori yang ada .

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Organisasi dan Manajerial
a. Planning ( Perencanaan)
Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Sayuran Kebun Percobaan Desa Tongkoh Berastagi,  Tanah Karo 
sampai kini masih berperan untuk melayani kebutuhan percobaan tanaman
sayuran untuk Sumatera. penelitian tentang tanaman sayuran yang dilakukan
satu upaya untuk mengembangkan agribisnis hortikultura kepada para
petani Indonesia umumnya dan khususnya di Sumatera.Posisi Balai
Penelitian Tanaman Sayuran sangat strategis dalam pengembangan tanaman
hortikultura yang kini memiliki lahan percobaan seluas 29 hektare berada
pada ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut.Berbagai percobaan
tentang tanaman sayuran atau tanaman hortikultura dilaksanakan untuk
menjawab permintaan perkembangan tanaman sayuran di Sumatera.
  Dengan posisi yang strategis dan didukung oleh kelengkapan
sarana prasarana yang ada, Kebun Percobaan Berastagi sangat
memungkinkan untuk dijadikan sebagai kebun percobaan untuk mendukung
gerbang ekspor di kawa Dalam Perencanaan di Kebun Percobaan yang
pertama dilakukan adalah persiapan lahan dan pengadaan sarana prasarana
seperti Traktor, cangkul, Pupuk kandang, Pupuk Buatan, Angklung dan
Benih.Bagian perencanaan selanjutnya yaitu mencari SDM yang akan
membantu dalam pengelolaan kegiatan produksi tanaman Kentang dan
menyusun tugas-tugas dari setiap SDM yang sesuai dengan jabatannya.
Selain hal itu yang menjadi bagian penting dalam perencanaan
adalah pemasaran produk. Produk yang dihasilkan harus memiliki target
pasar yang tepat dan harus memperhatikan apa kebutuhan konsumen. Dalam
hal ini, Kebun Percobaan Berastagi menargetkan masyarakat kalangan
bawah sampai kalangan atas dan produk yang di jual dimana harga dapat
dijangkau oleh masyarakat yaitu 1kg seharga Rp.3.000. Produk yang
dipasarkan merupakan produk dengankualitas yang baik, dari segi
pengemasan walau hanya dibungkus dengan menggunakan Karung atau
dalam bentuk rajut karna labu siam yang sudah panen akan langsung

16
kepasarkan kepasaran. Untuk pasar yang dituju yaitu Pajak terdekat dimana
akan di perjual belikan langsung ke pada masyarakat dan penjual dipajak
terasebut.
b. Pengorganisasian (Organizing)

YANTEK BALISTA

Kepala KP Berastagi
Fatiani Manik Sp. Msi

Koordinator Teknis Koordinator Administrasi


-Agus Dwijaya -J. Manurung
KkK Leonna Silalahi
-Parlindungan -Kartono
-Rut
-Kar

Sekretariat
Juliani
Leonna Silalahi
Penjab Rotasi Tanaman Penjab Persemaian Afriani Dwi Lestari
Emy Sajenita Josron Rajagukguk S.P
Josia

Penjab Alat Klimatologi


Josia Sembiring Penjab Keuangan
Penjab Alat Mekanisasi Imelda Sribanta Sembiring Marni Manurung
Josia Sembiring Juliani
Eko Nainggolan
Firman
Eri Kristanta Bangun
Penjab Gudang Bibit
Parlindungan Penjab Rumah Tangga dan
Emy Sajenita Perlengkapan
Penjab Gudang Saprotan Parlindungan
Petugas Teknis Evaluasi
Parlindungan Juliani
Lahan Elly Anna
Emy Sajenita
Emy Sajenita Firman
Eko Nainggolan
Penjab Laboratorium, Mandor
Renetson
Rumah Kaca dan Rumah
Bina br karo
Kasa susilawati Penjab Kepegawaian
Agus Dwijaya Leonna Silalahi
Mindawaty Apriani Dwi Lestari
Parlindungan
Rina C
Agustina Marpaaung
Satpam
Warnanta
Darson abnego ginting

17
c. Pelaksanaan (Actuating)
Setiap pegawai memiliki tugas dang tanggung jawab masing-
masing tenaga kerja di Kebun Percobaan Berastagi sebagai berikut:
1. Kepala KP Berastagi
Mengontrol, mengawasi dan mempertanggungjawabkan Kebun
Percobaan Berastagi.
2. Koordinator Teknis
Menghimpun data, mengkoordinir peningkatan sarana dan
prasarana
3. Penjab Rotasi Tanaman
Coordinator rotasi tanaman (pergantian tanaman) dan
mengkoordinir tanaman
4. Penjab Persemaian
Mengkoordinir persemaian
5. Penjab Alat Mekanisasi
Mengkoordinir semua alat-alat mekanisasi yang ada di bengkel.
6. Penjab Alat Klimatologi
Mengkoordinir klimatologi (BMKG) alat-alat klimatologi.
7. Penjab Gudang Bibit
Mengkoordinir gudang/ seluruh gudang benih.
8. Penjab Gudang Saprotan
Mengkoordinir alat-alat pertanian dan obat-obat (insektisida,
pestisida tanaman)
9. Petugas Teknisi Evaluasi Lahan
Mengkoordinir pemakaian lahan dan mengkroscek tanaman-
tanaman yang ada ataupun sebelumnya dan mengkoordinir
tanaman yang ada.
10. Penjab Laboratorium Rumah Kaca dan Rumah Kasa
Mengkoordinir rumah kaca, laboraturium, dan rumah kasa.
11. Mandor
Mengkoordinir tenaga-tenaga teknisi dilapangan.

18
12. Koordinator Administrasi
Mengkoordinir administrasi Kebun Percobaan.
13. Sekertariat
Humas (Sosial, Protokol) menghandle kegiatan atau tamu yang
dating (membantu kepala KP)
14. Penjab Keuangan
Mengkoordinir keuangan (dana kegiatan)
15. Penjab Rumah Tangga dan Perlengkapan
Mengkoordinir seluruh kebutuhan rumah tangga, emplasmen,
rumah kaca, kantor, dan gudang.
16. Penjab Kepegawaian
Mengkoordinir kepegawaian (naik pangkat, pension)
17. Satpam
Keamanan
d. Pengawasan (Controlling)
Merupakan proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan
tugas apakah telah sesuai dengan yang telah direncakan sebelumnya.
Jika dalam proses tersebut ada hal yang menyimpang atau tidak sesuai
dengan apa yang telah direncanakan maka akan segera dikendalikan.
Pada Kebun Percobaan Berastagi pengawasan dilakukan secara
continuitas, dimana Kepala Kebun Percobaan Berastagi mengawasi
dan mengontrol jalannya perusahaan, Kepala langsung turun ke
lapangan untuk melihat kondisi di lapangan.
e. Teknologi yang digunakan
1. Traktor Bajak
Fungsi utamanya adalah mengolah tanah. Namun
sebenarnya traktor bajak ini memiliki banyak banyak fungsi,
seperti pompa air, alat prosessing, trailer, dan sebagainya. Dari
pengolahan yang biasa mengggunakan cangkul, traktor bajak dapat
membantu mempercepat waktu pengolahan lahan Labu siam.

19
2. Traktor Rotari
Traktor Rotari adalah traktor yang multifungsi dengan
beragam implement. Mampu digunakan untuk membajak,
mencacah, dan membuat bedengan.
1. Pemasaran
a. Segmen Pasar
Target konsumen pasar adalah masyarakat kalangan bawah
hingga kalangan atas dan selain itu mahasiswa juga menjadi target
dengan produk yang dibuat menjadi olahan dalam bentuk manisan.
b. Strategi Pemasaran
1. Produk
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik
produk nyata maupun tidak nyata (jasa) sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan pasar. Strategi produk pada
penjualan labu siam yang digunakan Kebun Percobaan Berastagi
adalah:
a. Kualitas Produk
Kualitas produk labu siam di Kebun Percobaan
Berastagi sangat mempengaruhi minat dari pada konsumen
untuk tertarik pada produk yang dihasilkan karena labu siam
yang dijual memiliki kualitas yang cukup baik dan berbuah
besar.
b. Meningkatkan mutu labu siam
Bertujuan agar permintaan terhadap labu siam
semakin meningkat dan pasar labu siam tetap ada, sehingga
usahatani labu siam dapat berkembang
c. Memilih bibit yang baik
Untuk mendapat labu siam yang baik pilihlah varietas
jipang hijau, yang diambil dari buah labu siam yang telah tua.

20
2. Harga
Harga jual dari produk Labu siam sistem Agen panen Rp
3.000 per kg, Harga jual jika langsung ke warung adalah Rp 3.500
per kg
3. Promosi
Untuk promosi dilakukan dengan dua cara yaitu langsung
dan tidak langsung. Langsung yaitu dengan memperkenalkan
produk secara langsung kepada konsumen atau memanggil pembeli
ke lapangan dan secara tidak langsung dengan memanfaatkan
media social yaitu facebook dan instagram.
4. Saluran Distribusi (Placement)
Penjualan produk dipasarkan

2. Analisis Usaha Tani

Perkiraan analisis usahatani stroberi seluas 400 m2 (1 rantai)


selama satu musim ( 1 bulan) adalah sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
a. Sarana produksi
Pupuk Dasar
1. Pupuk kandang ayam 20 goni Rp. 300.000
20kg/goni harga @15.000/goni
2. Pupuk NPK 4 kg Rp. 36.000
1 kg harga @Rp. 9.000
3. Pupuk Amaphos 3 kg Rp. 21.000
1kg harga @Rp. 7000
Pupuk Susulan
4. Pupuk Amaphos 5 kg Rp. 35.000
1 kg harga @Rp. 7000/ goni
5. Pupuk NPK 5 kg Rp. 45.000
1 kg harga @Rp. 9000/ goni
6. Insektisida 2 bungkus Rp. 35.000
7. moliskisida 1 bungkus Rp. 30.000

21
8. Hand sprayer Rp. 550.000
9. Bambu Rp. 100.000
10. Gembor 2 Rp. 100.000
1 gembor @Rp. 50.000
11. Cangkul 3 Rp. 300.000
12. Tali plastic 5 gulung Rp. 75.000
13. Garu Rp. 50.000
b. Tenaga Kerja
1. Traktor bajak Rp 100.000
2. Traktor rotari Rp. 100.000
3. Pembuatan Bedengan Rp. 200.000
(2org/ 1 HK @100.000)
4. Upah Tanam Rp. 20.000
5. Upah pemupukan NPK Rp. 10.000
6. Upah penyebaran pupuk kandang Rp. 10.000
7. Upah pemupukan amaphos Rp. 10.000
8. Upah Insektisida Rp. 20.000
9. Upah moluskisida Rp. 20.000
10. Upah pemasangan Mulsa Rp. 20.000
c. Total biaya Rp.2.184.000
d. Biaya lain-lain (tidak terduga) 10% Rp. 284.000
e. Produksi dan Keuntungan
1. Produksi rata-rata 120 kg
2. Hasil penjualan 180kg x Rp. 3.000.00 Rp. 540.000
1 bulan 3 x panen Rp. 1.620.000
3. Biaya produksi Rp. 2.184.000
a. Analisis Titik Impas Pulang Modal (BEP)
Break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi yang
menggambarkan bahwa hasil usahatani yang diperoleh sama dengan
modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan
tidak menghasilkan keuntungan tetapi tidak juga mengalami kerugian.

22
1. BEP Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang
harus dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.
Total biaya produksi ( Rp)
BEP =
Harga di tingkat petani
Rp 2.612 .000
=
Rp 100.000
= 26,12 kg
Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat diperoleh produksi
sebesar 26,12 kg usaha tani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak
mengalami kerugian.
2. BEP Harga Produksi
BEP harga produksi menggambarkan harga terendah dari
produk yang dihasilkan. Apabila harga di tingkat petani lebih rendah
daripada harga BEP, maka usahatani akan mengalami kerugian.
Total biaya produksi ( Rp )
BEP =
Total Produksi
Rp 2.612 .00
=
60 kg
= Rp 43.530. per kg
Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat harga stroberi di
tingkat petani Rp. 45,530 usaha tani stroberi tidak menghasilkan
keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
a. Analisis Tingkat Kelayakan Usahatani atau B/C Ratio
Benefit Cost Ratio (B/C ratio) biasa digunakan dalam
analisis kelayakan usahatani, yaitu perbandingan antara total
pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
Jumlah Pendapatan
B/C Ratio =
Total biaya produkai
Rp 6.000 .000
=
Rp2.612 .000
= 2.29
B/C ratio > 1 maka usaha tersebut sebaiknya untuk
dilanjutkan, akan tetapi apabila B/C ratio < 1 maka usaha tersebut

23
tidak layak atau merugi. Maka usaha Labu siam diatas layak
untuk dilanjutkan.
b. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Return of Investment (ROI) adalah analisis untuk
mengetahui keuntungan usaha, berkaitan dengan modal yang
telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh
keuntungan yang dicapai dan perputaran modal.
(Total penjualan – investasi)
ROI = x 100%
investasi
Rp .3 .388 .000
= x 100%
Rp.2 .612.000
= 1.29 %
Dalam perhitungan diatas, diketahui bahwa tingkat ROI
adalah 1,29% yang artinya ROI bernilai positif. ROI yang bernilai
psitif menandakan bahwa total biaya investasidapat dikembalikan.
Namun jika ROI bernilai negative, artinya pendapatan yang
diperoleh tidak dapat menutup biaya investasi yang dikeluarkan.
B. PEMBAHASAN
Perencanaan adalah keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan diamsa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Tanti Prastuti, 2014). Secara
sederhana dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses
perumusan tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana pelaksanaannya.
Berdasarakan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kebun Percobaan
Berastagi sudah melakukan perencanan dengan baik. Dimana sebelum
memulai kegiatan produksi Kebun Percobaan sudah membuat rencana-rencana
yang harus dicapai dalam proses produksi.
Menurut George R. Terry (2012) pengorganisasian adala suatu proses
penentuan , pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut, Kebun
Percobaan sudah membentuk organisasi sesuai pengertian tersebut.
Menurut Tanti Prastuti (2014) yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah
tindakan untuk mengusahan untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai
dengan perencanaan dan usaha-usaha organisasi. Berdasarkan pengertian
tersebut, Kebun Percobaan dalam pelaksanaannya sudah langsung menyusun

24
tugas dan tanggungjawab setiap karyawan, dimana tugas dan tanggung
jawab mengacu kepada tujuan dan sasaran yang telah direncanakan di Kebun
Percobaan.
Menurut Rifki Faisal dan Jaka Sulaksana (2016), pengawasan dapat
didefinisikan sebagai proses mengikuti perkembangan kegiatan untuk
menjamin jalannya pekerjaan dengan demikian dapat selesai secara sempurna
sebagaimana yang direncanakan sebelumnya dengan pengoreksian beberapa
pemikiran yang saling berhubugan. Pada Kebun Percobaan untuk pengawasan,
Kepala Kebun melaksanakan pengawasan melalui para pekerja. Kepala hanya
melakukan pengawasan secara langsung ke lapangan dalam rentang waktu
perbulan. Walaupun demikian, proses produksi dalam Kebun Percobaan tetap
berjalan lancar.
Untuk pemasaran, Kebun percobaan sudah mengeluarkan produk yag
berkualitas dan juga sudah di kemas semenarik mungkin untuk menambah
daya tarik dan kepuasan konsumen terhadap produk keluaran dari Kebun
percobaan. Selain itu, harga yang diberikan untuk satu produk pun sangat
mudah di jangkau baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas.

25
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari kegiatan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL 1) bertempat di Kebun
Percobaan Berastagi maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu memahami perencanaan, proses produksi dan kualitas


produksi tanaman Labu siam
2. Mahasiswa mampu memahami metode yang diterapkembangkan, baik
dari aspek teknologi maupun organisasi dan atau manajerial
3. Mahasiswa mengenal segmen pasar dari produksi tanaman Labu siam
Mahasiswa mampu memahami permasalahan yang dihadapi dan strategis
atau cara mengatasi permasalahan para petani Labu siam di kebun
percobaan berastagi
4. Mahasiswa mampu mengembangkan sikap kreatif dan inovatif yang
mengarah pada penumbuhan budaya kewirausahan.
B. SARAN
1. Perlu pengembangan teknologi dan pengetahuan untuk meningkatkan
keefektifitasan baik dari segi waktu tenaga kerja serta kuantitas dan
kualitas yang dihasilkan.
2. Diharapkan kepada kepada seluruh organisasi di kebun percobaan
berastagi dapat menjalankan tugasnya dengan tupoksi masing masing.
3. Meningkatkan proses pemasaran dengan menambah jumlah produksi
tanaman Labu siam.
4. Kebun percobaan berastagi dapat bekerja sama dengan petani untuk
menciptakan dikem job creator ataupun job seekers. Dan mengurangi
jumlah pengannguran yang ada di berastagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Angkasa,Syah,”Labu Siam Dari Cikole”, Trubus, Agustus 2016.


Mappanganro N.Dkk.2011.Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Strawberrypada
Berbagai Jenis dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Urine Sapi
dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes.Jurnal Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.Makassar.

Panitia PKL I Polbangtan. 2020. Prosedur Praktik Kerja Lapangan I Tahun


Akademik 2019/2020. Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.
Abbas, Syahrizal.2018. Manajemen Perguruan Tinggi : Beberapa Catatan.
Jakarta: Kencana.
Anjeliza, Rispa Yeusy.2016. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi Hijau
Pada Berbagai Desain Hidropponik, Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengalaman Alam, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran.Rajawali Pers. Jakarta : 2017
Cahyono. 2016. Tanaman Hortikultura. Penebar Swadaya.Jakarta
Margiyanto E., 2018. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman Labu siam, Cahaya
tani.html
Susiana, N, (2015). Program Pembelajaran Kimia Untuk Menumbuhkan Sikap
Wirausaha Siswa. Jakarta: Universitas Pelita Harapan

27
DAFTAR LAMPIRAN

28
29

Anda mungkin juga menyukai