Laporan Praktek Kerja Lapangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

No.

KP 01/S1-AGR/2018

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pembuatan Bioposka dan Pupuk Organik Cair

di Pusat Konservasi Tumbuhan Ex Situ

Kebun Raya Bogor-LIPI.

Oleh :

Nama: Thesa Rizkia

NIM: 1610212035

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pembuatan Bioposka dan Pupuk Organik Cair

di Pusat Konservasi Tumbuhan Ex Situ

Kebun Raya Bogor-LIPI.

Oleh :

Nama: Thesa Rizkia

NIM: 1610212035

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Irawati M. Rur Sc

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

iv
Pembuatan Bioposka dan Pupuk Organik Cair

di Pusat Konservasi Tumbuhan Ex Situ

Kebun Raya Bogor-LIPI.

Lulus Ujian Kerja Praktek tanggal :

Disetujui Oleh :

Pembimbing
Dr. Ir. Irawati M. Rur Sc
NIP. 197012172000122001

vi
RINGKASAN

Kerja praktek atau magang ini dilaksanakan mulai pada tanggal 26 Desember
2018 sampai dengan tanggal 25 Januari 2019 di sub bidang Kompos Pemeliharaan
Koleksi Tumbuhan Ex Situ Kebun Raya, LIPI yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda
No. 13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan kerja praktek di sub bidang Kompos dilakukan secara sistematis
dimulai dari perkenalan terhadap sarana prasarana di unit kerja Kompos Setelah
itu, melakukan pembuatan kompos dari memilah sampah, fermentasi, penyaringan
hingga pengemasan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan
judul “PEMBUATAN BIOPOSKA DAN PUPUK ORGANIK CAIR”, yang mana
berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Ucapan terima kasih jua penulis ucapkan kepada :
1. Kepada orang tua beserta keluarga penulis, yang telah banyak mendukung
penulis selalu mendoakan agar berhasil di dunia dan akhirat, maupun
membantu dalam bentuk materi.
2. Ibu Dr.Ir. Irawati selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi
Agroteknologi Universitas Andalas yang telah banyak memberi saran dan
bimbingan pengarahan dalam Kerja Praktek, serta telah memberikan
arahan dan motivasi dalam pelaksanaan Kerja Praktek .
3. Bapak Dr. Ir. Munzir Busniah M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Andalas yang telah memberikan izin Kuliah Praktek.
4. Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI Dr. Didik
Widyatmoko, M.Sc yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Kuliah Praktek.

v
5. Bapak Mujahiddin serta seluruh staf di sub bidang Kompos Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI – Bogor yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan Kuliah Praktek.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.
Semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi
pendidikan dan masyarakat luas.
Padang, 31 Januari 2019

THESA RIZKIA

DAFTAR ISI

Halaman

vi
RINGKASAN ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang Kegiatan ..................................................................................... 1

B. Tujuan Kegiatan ............................................................................................2

C. Lingkup Kerja Praktek ..................................................................................2

BAB II DATA KEGIATAN ....................................................................................3

A. Nama Kegiatan ..............................................................................................3

B. Waktu dan Tempat ........................................................................................3

C. Manfaat Kegiatan ..........................................................................................3

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................................4

A. Organisasi Dan Personil ..................................................................................... 4

B. Peralatan ........................................................................................................8

C. Pelaksanaan Kegiatan....................................................................................8

D. Pengawasan .................................................................................................10

E. Manajemen Kegiatan.................................................................................................10

BAB IV TUGAS KHUSUS ...................................................................................11

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................13

A. Hasil ............................................................................................................13

vii
B. Pembahasan ......................................................................................................... 13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................15

A. Kesimpulan .................................................................................................21

F. Saran ............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16

LAMPIRAN ...........................................................................................................17

A. Absensi serta Aktivitas Magang ....................................................................... 17

B. Dokumentasi ...............................................................................................18

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Struktur organisasi PKT Kebun Raya-LIPI.................................................7
2. Bioposka.....................................................................................................13
3. Pupuk Organik Cair....................................................................................13

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

x
1. Absensi Aktivitas Magang........................................................................17
2. Dokumentasi.............................................................................................18

xi
xii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Pelaksanaan pendidikan meliputi proses pembelajaran di kampus dan


juga proses pelatihan dunia kerja di dunia kerja sesungguhnya. Proses
pembelajaran yang didapatkan di kampus bertujuan untuk mengembangkan
potensi akademis dan kepribadian mahasiswa agar menjadi sumber daya
mahasiswa yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
mengembangkan diri dan memiliki daya saing.

Proses pelatihan di dunia kerja ditujukan agar mahasiswa mampu


menguasai kompetensi pada bidang kajian masing-masing, serta
mengembangkan dan melatih sikap profesionalisme sebagai tenaga kerja
yang berkualitas.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga


Pemerintah Non-Kementerian Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh
Kementerian Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KMNRT). Pada
bulan Agustus 1967 pemerintah membubarkan LEMRENAS dan MIPI dengan
SK Presiden RI no. 128 tahun 1967, kemudian berdasarkan Keputusan MPRS no.
18/B/1967 pemerintah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
dan menampung seluruh tugas LEMRENAS dan MIPI, dengan tugas pokok
sebagai berikut; (1) Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berakar di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya; (2) Mencari
kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian serta
kebebasan mimbar diakui dan dijamin, sepanjang tidak bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945; (3) Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia (sejak 1991 tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh
Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Keppres no. 179 tahun 1991). Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI juga melayani permintaan Pelaksanaan

1
Kerja Lapangan (magang) siswa dan mahasiswa. Tujuan dari layanan ini adalah
memberikan kesempatan bagi siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan kerja
lapangan dalam rangka program praktek kerja sesuai dengan bidang ilmunya.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa dihadapkan pada


pekerjaan nyata yang harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh selama kuliah dengan harapan mahasiswa dapat
bekerja dengan terampil, disiplin, kreatif, tekun, jujur sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dihadapi.

Program ini adalah untuk pengembangan bakat dan kemampuan yang


didapat dalam berbagai mata kuliah dan kemudian merealisasikan dasar teori
keilmuan ke dalam bentuk kerja praktek nyata, yang tentunya program ini
ditujukan untuk menciptakan bibit - bibit tenaga profesional serta terampil
dalam bidang kerja yang tentunya berguna untuk kemajuan pertanian.
Untuk itu aktivitas kerja praktek ini, kami selaku mahasiswa akan berusaha
untuk mempelajari, dan memahami tentang reintroduksi tanaman langka
yang ada di PKT Kebun Raya Bogor, LIPI.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari mengikuti Kerja Praktek (magang) adalah

1. Memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala


sesuatu yang menyangkut kegiatan observasi, perencanaan
dan pelaksanaan, dan sistem pengelolaan lingkungan dalam
bidang pertanian.
2. Membentuk pola pikir mahasiswa dalam melihat suatu masalah
dan memberikan solusinya.

3. Menambah ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan


khususnya tentang reintroduksi tanaman langka mulai dari
pembuatan media tanam, pembibitan, penyemaian, penanaman,
hingga panen.

2
C. Lingkup Kerja Praktek

Pada kerja praktek di Pusat Konservasi Konservasi Tumbuhan


ex situ Kebun Raya Bogor, LIPI yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 13,
Paledang, Bogor Tengah, Koto Bogor, Jawa Barat. Pusat Konservasi
Tumbuhan Ex situ memiliki tugas dalam mendistribusikan dan
mengkoordinasikan kegiatan fungsi pemeliharaan Koleksi, Registrasi Koleksi,
Seleksi dan Pembibitan, dan Reintroduksi Tumbuhan langka.

BAB II DATA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan

Kerja praktek atau magang merupakan salah satu program dari Fakultas
Pertanian Universitas Andalas tahun 2018. Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan
mahasiswa yang dilakukan di masyarakat maupun perusahaan atau instansi untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mendapat pndidikan di kampus serta
melihat relevansinya di masyarakat. Kerja Praktek menyangkut kegiatan
observasi, perencanaan dan pelaksanaan, dan sistem pengelolaan lingkungan
dalam bidang pertanian, dengan bimbingan seorang dosen pembimbing. Lokasi
kerja praktek ini dipilih sesuai dengan kajian ilmu yang sedang tekuni.

B. Waktu dan Tempat

Kerja praktek atau magang ini dilaksanakan mulai pada tanggal 26 Desember

3
2018 sampai dengan tanggal 10 Februari 2019 di Pusat Konservasi Tanaman
Kebun Raya, LIPI yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 13, Paledang, Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.

C. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat kegiatan dari pelaksanaan Kerja praktek (KP) antara lain:

1. Bagi PKT KR-LIPI untuk membantu kegiatan yang dikerjakan oleh para
staf PKT KR – LIPI terkait pembuatan bioposka dan pupuk cair organik
serta mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja praktek
sebagai masyarakat.
2. Bagi peserta kerja praktek untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dan
mengetahui dan memperdalam cara membuat bioposka dan pupuk cair
organik.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Organisasi dan Personil

1. Sejarah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI-Bogor


Berdirinya PKT kebun raya, LIPI-Bogor diawali dari peperangan bangsa
eropa yang menyebabkan Belanda mengalami kekalahan. Kerajaan Belanda pun

4
mengembangkan ilmun pengetahuan, maka dikirimlah Cornelis Theodorus Elout,
dan G.A.G.P. Baron van der Capellen ke Indonesia dengan Prof. Caspar George
Carl Reinwardslaku penasihat berkebangsaan Jerman. Tahun 1816, Prof.
Reinward diangkat menjadi direktur pertanian, seni, dan pendidikan untuk pulau
jawa dan mengawali kiprahnya dengan melakukan riset dalam bidang ilmu
tumbuh-tumbuhan. Prof. Reinward tertarikmenyelidiki berbagai tanaman yang
digunakan untuk pengobatan dan mengumpulkan semua tanaman ini disebuah
kebun botani disekitar halaman istana bogor yang sebelumnya didiami oleh
Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles bersama isterinya Olivia Mariamne
Raffles selama masa peralihan dari pemerintah inggris ke kerajaan Belanda di
pulau jawa pada tahun 1811 sampai 1816. Bersama dengan raffles, halaman istana
disulap menjadi tanaman bergaya inggris klasik. Inilah awal mula kebun raya
bogor dalam bentuknya yang sekarang.

Tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jendral G.A.G.P Van der Capellen secara
resmi mendirikan sebuah kebun raya di kota Bogor, yang saat itu disebut
Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”), dengan
nama ‘s Lands Plantetiun te Buitenzorg, stelah Prof. Reinward kembali ke
belanda, beliau digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan
inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Dr. Carl juga menyusun
katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)
tanaman. Pelaksaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan
dana tetapi kemudian dirintis oleh Johannes Elias Teijsmann (1831), seorang ahli
kebun istana Gubernur Jendral Johannes Van den Bosch. Teijssmann melakukan
pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku
(familia). Ini merupakan sebuah kerja keras dimana sebagian koleksi kebun raya
bogor harus ditanam ulang dan memindahkan beberapa pohon yang terlalu besar,
serta memberi label merah unutk menandai tanggal penanamannya. Pada masa
kepemimpinan Teijsmann, prestasi kebun raya bogor yang paling diingat adalah
diabawanya ribuan spesies tumbuhan ke kebun raya bogor dari perjalanan-
perjalanannya ke berbagai negara. Atas jasanya, pihak kebun raya bogor
memberikan penghargaan berupa tugu peringatan di taman Teijsmann dengan
menanam empat spesies pohon Jati dan verbena dari marga Teijsmaniodendron

5
yang diambil dari namanya. Teijsmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph
Herman Christian Carel Scheffer, pada tahun 1867 ia menjadi direktur dan
digantikan oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Setahun kemudian pada tanggal 30 mei
1868 kebun raya bogor secara resmi terpisah kepengurusannya dengan halaman
istana bogor.

Awalnya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi
tanaman perkebunan yang akan diperkenalakan di hindia belanda. Namun pada
perkembangannya kebun raya bogor bisa dikatakan mengwali perkembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuan terutama di bidang
botani di indonesia secara terorganisai pada zaman itu (1880-1905).

Tahun 1949 kebun raya bogor beralih kepemimpinan kepada orang


indonesia, yaitu Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Nama dari ‘s Lands Plantetiun te
Buitenzorg berganti nama menjadi jawatan penyelidikan alam, kemudian
menjadai lembaga pusat penyelidikan alam (LLPA). LPPA punya 6 anak
lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis,
Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Museum Zoologicum Bogoriensis
dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Pada tahun 1956 untuk pertama kalinya
pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa idonesia yaitu Sudjana Kassan
menggantikan J. Douglas.

2. Tujuan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI-Bogor


Tujuan yang diusung oleh PKT Kebun Raya, LIPI-Bogor adalah sebagai
lembaga konservasi ex-situ yang memiliki fungsi konservasi, penelitian,
pendidikan, pariwisata dan jasa lingkungan.

3. Visi dan Misi PKT Kebun Raya, LIPI-Bogror


Visi PKT Kebun Raya, LIPI-Bogor:

“Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan
penelitian tumbuhan tropica, pendidikan lingkungan dan pariwisata”.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan PKT Kebun Raya, LIPI-Bogor
menetapkan misinya sebagai berikut:

6
1. Memperkuat bobot ilmiah didalam pengelolaan koleksinya.
2. Mengembangkan model pengelolaan tumbuhan secara ex-situ dalam
bentuk kebun raya.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan teknis atas pembangunan kebun
raya di indonesia.
4. Meningkatakan mutu penelitian di bidang konservasi, domestikasi,
ekonomi botani, dan reintroduksi tumbuhan Indonesia.
5. Melakukan diseminasi dan komesialisasi produk hasil penelitian.
6. Memperkuat manajemen kelembagaan menuju reformasi birokrasi,
wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani
(WBBM).
7. Meningkatkan mutu pelayanan publik, termasuk mutu pendidikan
lingkungan dan penyediaan informasi ilmiah .
8. Memperkuat jaringan kerjasama dengan para pemangku kepentingan, baik
dari dalam maupun luar negeri.
9. Meningkatakan dan meperkuat capacity building sumber daya manusia.
10. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana yang dibutuhkan,
khusunya sarana prasana yang menunjang pelayanan publik dan penelitian.

4.Struktur Organisasi PKT Kebun Raya, LIPI-Bogor

Kebun Raya didefinisikan sebagai sebuah lembaga atau institusi yang


memiliki suatu lahan yang ditanami koleksi tumbuhan dan ditujukn untuk tujuan
penelitian imiah, konservasi, tampilan atau display dan pendidikan. Adapun tugas
pokok dan fungsi dari PKT Kebun Raya-LIPI, yaitu penyiapan bahan perumusan
kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan
rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan
tropika serta evaluasi dan penyusunan laporan. PKT Kebun Raya – LIPI juka
memiliki fungsi di antaranya:
 Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang konservasi ex-situ
tumbuhan tropika.
 Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberia bimbingan teknis
penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.

7
 Penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan penelitian bidang
konservasi ex-situ tumbuhan tropika. Pemantauan pemanfaatan hasil
penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
 Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknlogi bidang konservasi ex-situ
tumbuhan tropika.
 Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang konservasi ex-situ
tumbuhan tropika.
 Pusat konservasi tanaman kebun raya, LIPI-Bogordipimpin oleh seorang
kepala yang membawahi dua bidang (bidang konservasi tumbuhan ex-situ
dan bidang pengembangan kawasan konservasi ex-situ) dan satu bagian
tata usaha, tiga bkt kebun raya (cibodas, purwodadi dan eka karya bali)
dan satu kelompok jabatan fungsional (Gambar 1). Unit kerja pembibitan
II berada dibawah sub Bidang registrasi dan pembibitan yang ada di dalam
bidang konservasi tumbuhan ex-situ.

Gambar 1. Struktur organisasi PKT Kebun Raya-LIPI

Dalam unit kerja subbidang Reintroduksi Tanaman Langka memiliki peran dan
kinerjanya masing-masing:

NO. NAMA GOL KELAS KETERANGAN


JABATAN

8
1. Dodo, S.P III/c 9 Kepala Subbidang
Reintroduksi
Tanaman Langka

2. Danang Wahyu III/b 9 Peneliti Muda


Purnomo

3. Ahmad Supyan III/b 5 Teknisi Pembibitan

4. Sri Wahyuadi III/b 5 Teknisi Pembibitan

5. Ridwan Hamzah, A.Md III/a 7 Teknisi Litkayasa


Pelaksana Lanjutan

6. Rubono III/a 7 Teknisi Litkayasa


Pelaksana Lanjutan

7. Maksum II/d 5 Pemelihara Bibit


Tumbuhan

8. Rosita II/d 5 Pemelihara Bibit


Tanaman

9. Sapei II/c 5 Pemelihara Bibit


Tanaman

10. Suherman II/c 5 Pemelihara Bibit


Tanamaan

11. Marhawi II/b 5 Pemelihara Bibit


Tanaman

12. Endeh II/a 5 Pemelihara Bibit


Tanaman

13. Lili II/a 5 Pemelihara Bibit


Tanamana

9
Tabel 1. Daftar Tabel Pegawai/Staff Subbidang Reintroduksi Tanaman Langka

2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan selama kerja praktek pembuatan


bioposka dan pupuk organik cair antara lain yaitu: Mesin pencacah sampah
organik 1, Mesin pengayak sampah organik 1, Sekop 8, Garpu 2, Gentong besar 2,
Roli 2, terpal 1,Timbangan 1, Mesin press plastik 1, dan lain-lain.
Adapun logistik yang digunakan selama kerja praktek adalah sampah
organik,PDH, Air, dan lain-lain.
Untuk operasional dan pengorganisasian semua peralatan di subbidang
reintroduksi tanaman langka dilakukan oleh Teknisi Litkayasa Pelaksana
Lanjutan

3.Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada Sub bidang Kompos meliputi kegiatan


penelitian, kegiatan rutin, pelayanan mahasiswa magang, serta penelitian dan
pelatihan. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah bioposka dan Pospure yang
masih dalam tahap pengembangan. Sedangkan kegiatan rutinnya adalah
Pengumpulan sampah organik, Pencacahan sampah organik, Fermentasi,
Pemanenan, Penyaringan, Pengayakan, dan Pengemasan.

1. Pengumpulan Sampah Organik

Pengumpulan sampah organik dilakukan dengan memisahkan antara


sampah organik dan non-organik yang telah dikumpulkan oleh sub bidang sampah
Pusat konservasi Tanaman Kebun Raya Bogor.

2. Pencacahan Sampah Organik

Pada proses ini pencacahan dilakukan menggunakan mesin pencacah


sampah organik. Mesin pencacah sampah organik ini berfungsi untuk mencacah
berbagai jenis sampah organik seperti rumput, limbah sayur, daun, ranting kecil,
dan sampah organik lainnya menjadi ukuran yang kecil-kecil.

3. Fermentasi

10
Proses fermentasi diawali dengan penumpukan sampah organik
yang telah dicacah, sampah organik tersebuk ditumpuk dengan ukuran 1,5 x 2 m
dan ketebalan 2 m. Setiap 100 kg sampah organik disiram dan diberikan PDH
yang diperkaya oleh mikroba. Selanjutnya, tumpukan tesebut ditutupi dengan
terpal, pada tahap ini suhu harus dipantau. Suhu tumpukan perlahan-lahan akan
meningkat mencapai 65 0C. Suhu setinggi ini selama 1-2 hari diperlukan untuk
mematikan gulma dan mikroba patogen, serta membantu memperlunak bahan
yang dikomposkan. Suhu tinggi ini tidak boleh dipertahankan lama (lebih dari 2
hari), karena akan mematikan jasad renik yang diperlukan untuk proses
pengomposan. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari, dan dipertahankan antara
40 – 50 0C. Bila suhu mencapai lebih dari 50 0C, maka karung penutup harus
dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian ditutup kembali
menggunakan terpal. Perlakuan ini berlangsung selama  2 minggu, sampai suhu
mendekati suhu kamar dan stabil.

4. Pematangan Kompos

Untuk meyakinkan bahwa kompos telah matang dan dapat menjamin


bahwa kompos benar-benar aman ketika dipakai oleh pengguna kompos, maka
perlu dilakukan langkah pematangan kompos. Pematangan ini ditandai dengan
suhu rata-rata tumpukan semakin menurun dan stabil mendekati suhu kamar ( 27
– 30 0
C), bahan telah lapuk dan menyerupai tanah dengan warna coklat
kehitaman. Tahap pematangan memerlukan waktu 5 – 7 hari dan suhu tumpukan
tetap diukur.

5. Pemanenan

Setelah seluruh tahapan proses dilakukan dan sampah organik sudah


menjadi kompos matang, maka kompos sudah bisa dipasarkan. Untuk itu kompos
perlu dikemas dalam ukuran yang sesuai dengan kehendak pembeli.

6. Penyaringan dan Pengayakan

Kegiatan penyaringan berfungsi untuk mendapatkan butiran- butiran

11
kompos yang diinginkan. Untuk mendapatkan ukuran butiran kompos yang
diinginkan, maka kompos tersebut harus disaring atau diayak menggunakan
saringan kawat secara manual.

7. Pengemasan
Kompos yang sudah diayak dan disaring kemudian dikemas ke dalam
kantung atau kemasan dengan berat bersih 12,5 Kg dan 20 Kg.
Kegiatan dilakukan setiap Senin sampai Jumat dimulai dengan pengerahan
dan praktek Pencacahan sampah organik, dilanjutkan dengan melakukan
fermentasi, dilanjutkan pada siang hari untuk pengemasan kompos yang sudah
matang.

4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan cara mengawasi langsung pada beberapa
waktu dan pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan kerja setiap 3
bulan sekali atau laporan tri wulan yang berkaitan pencapaian kerja selama 3
bulan serta dengan pengisian logbook atau formulir kegiatan pegawai dan
pengawas yang rutin diisi setiap harinya. Untuk program mahasiswa magang,
pengawasan diamanahkan melalui pembimbing yang telah dipilih dan teknisi
yang ada di lapangan sesuai job desk tugas yang diberikan.

5. Manajemen Kegiatan
Manajemen perencanaan pada subbidang bagian Kompos menggunakan
pedoman, pembinaan dan pemberia bimbingan teknis penelitian bidang konservasi
tumbuhan ex – situ dibawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI. PKT
KR-LIPI

Manajemen kegiatan pada bagian Kompos perencanaan disusun setiap


tahun dan dilaksanakan berdasarkan rencana kerja selama satu tahun, untuk
Manajemen pelaksanaan diilakukan sesuai dengan target pesanan yang ada dan
dilakukan secara berkala dalam satu minggu oleh semua pengawai dan mahasiswa
magang.

12
BAB IV TUGAS KHUSUS

Salah satu komponen penting dalam kegiatan pertanian adalah


pengolahan pertanian yang meliputi pengolahan tanah dan tanamannya. Dalam
pengolahan pertanian, sesuatu yang tidak bisa dilepaskan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasil pertanian itu adalah pupuk dan pemupukan.
Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia
merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif
pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau
pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran
ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat padat.Akan tetapi, pupuk organik juga
dapat berupa pupuk cair.

Proses pembuatan Bioposka terlebih dahulu dilakukan dengan


pengumpulan sampah organik dan memisahkan antara sampah organik dan non-
organik yang telah dikumpulkan oleh sub bidang sampah Pusat konservasi
Tanaman Kebun Raya Bogor. Selanjutnya, pencacahan sampah organik dilakukan
menggunakan mesin pencacah sampah organik. Mesin pencacah sampah organik
ini berfungsi untuk mencacah berbagai jenis sampah organik seperti rumput,

13
limbah sayur, daun, ranting kecil, dan sampah organik lainnya menjadi ukuran
yang kecil-kecil. Setelah proses pencacahan selanjutnya dilakukan fermentasi
dengan penumpukan sampah organik yang telah dicacah, sampah organik
tersebuk ditumpuk dengan ukuran 1,5 x 2 m dan ketebalan 2 m. Setiap 100 kg
sampah organik disiram dan diberikan PDH yang diperkaya oleh mikroba.
Selanjutnya, tumpukan tesebut ditutupi dengan terpal, pada tahap ini suhu harus
dipantau. Untuk meyakinkan bahwa kompos telah matang dan dapat menjamin bahwa
kompos benar-benar aman ketika dipakai oleh pengguna kompos, maka perlu dilakukan
langkah pematangan kompos. Pematangan ini ditandai dengan suhu rata-rata tumpukan
semakin menurun dan stabil mendekati suhu kamar ( 27 – 30 0C), bahan telah lapuk dan
menyerupai tanah dengan warna coklat kehitaman. Tahap pematangan memerlukan
waktu 5 – 7 hari dan suhu tumpukan tetap diukur.setelah kompos matang, selanjutnya
dilakukan kegiatan penyaringan yang berfungsi untuk mendapatkan butiran-
butiran kompos yang diinginkan.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan
mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu pupuk organik cair adalah
MOL (Mikro Organisme Lokal).
Proses pembuatan Pupuk Organik Cair dimulai dengan perendaman
sampah organik selama beberapa jam di dalam sebuah tangki besar. Selanjutnya,
dilakukan penyaringa terhadap sampah organik yang sudah direndam. Air hasil
rendaman tersebut kemudian dicampurkan dengan larutan gula, air kelapa, dan
agar. Tambahkan bioaktifator seperti EM4 yang berfungsi sebagai pemicu awal
terjadinya reaksi fermentasi. Tutup rapat tangki lalu diamkan selama 8-10 hari dan
tempatkan di daerah yang tidak terkena matahari secara lansung. Pastikan
membuka tutup tangki sekali sehari untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dari
campuran bahan- bahan pupuk tersebut dengan cara mengaduknya, kemudian
tutup rapat kembali penutup tangki.
Untuk mengecek tingkat kematangan, cium bau adonan. Apabila wanginya
seperti wangi tape berarti adonan sudah matang dan siap digunakan. Sebaliknya,

14
jika yang tercium adalah bau busuk seperti limbah/comberan berarti proses
pembuatan pupuk cair organik gagal, dan cairan tersebut harus dibuang.

15
BAB V PEMBAHASAN

A. Hasil
Pengomposan merupakan proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.

Gambar 2. Bioposka

Gambar 3. Pupuk Organik Cair

B. Pembahasan
Pengomposan dilakukan pada tanggal 11 Januari 2019 di sub bidang Kompos
Konservasi Tumbuhan Ex situ Kebun Raya LIPI. Hal pertama yang dilakukan
yaitu sampah organik dikumpulkan kemudian dicacah menggunakan mesih
pencacah. Sampah organik yang telah dicacah selanjutnya difermentasi, sampah
organik sebanyak 1 ton ditumpuk pada satu bidang lahan yang telah dialasi terpal
berukuran 1,5 x 2 m. Setiap 100 kg sampah diberikan PDH yang diperkaya oleh
mikroba. Selanjutnya tumpukan tersebut ditutup kembali dengan terpal, suhu

16
tumpukan perlahan-lahan akan meningkat mencapai 65 0C. Suhu setinggi ini
selama 1-2 hari diperlukan untuk mematikan gulma dan mikroba patogen, serta
membantu memperlunak bahan yang dikomposkan. Suhu tinggi ini tidak boleh
dipertahankan lama (lebih dari 2 hari), karena akan mematikan jasad renik yang
diperlukan untuk proses pengomposan. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari,
dan dipertahankan antara 40 – 50 0C. Bila suhu mencapai lebih dari 50 0C, maka
terpal penutup harus dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian
ditutup kembali menggunakan terpal. Perlakuan ini berlangsung selama  2
minggu, sampai suhu mendekati suhu kamar dan stabil. Kompos yang sudah
matang siap untuk dipanen dan selanjutnya dilakukan pengayakan dan
penyaringan sebelum dikemas ke dalam karung atau kemasan dengan berat bersih
12,5 Kg dan 20 Kg.
Keunggulan bioposka dari kompos organik lainnya adalah Bioposka murni
terbuat dari sampah daun dan rumput kebun raya bogor, diperkaya
mikroorganisme azotobacter yang mampu mengikat nitrogen dari udara untuk
memacu pertumbuhan tanaman, serta kaya akan hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman. Komposisi hara pada Bioposka yaitu N- total 0,66-0,84%,
Mn 330-651 ppm, p205 0,15-0,18%, Cu 6,16 ppm, Zn 56-65 ppm, dengan Ph 6,7-
7,3 dan kadar air 18,07 – 20,53%.
Pembuatan pupuk organik cair bertujuan untuk mengurangi penggunaan
pupuk kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi
rawan hama. Menurut Djuarni (2006), berbagai akibat yang ditimbulkan dari
penggunaan pupuk kimia tersebut antara lain: 1) Tanaman menjadi sangat rawan
terhadap hama, meskipun produktivitasnya tinggi namun tidak memiliki
ketahanan terhadap hama, 2) Pembodohan terhadap petani yang diindikasikan
dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan pertanian dan
ketergantungan petani terhadap paket teknologi pertanian produk industri.
Pada pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dimulai dengan mempersiapkan
bahan hingga tahapan formulasi. Pertama bahan – bahan yang telah disiapkan
seperti ekstrak kompos, gula merah 3 Kg, air perasan kecambah tauge, air kelapa
muda, agar- agar sebanyak 4 bungkus dan tepung ikan 3-6 gram, serta starter POC

17
sebanyak 1 liter yang dicampur menjadi satu dan didiamkan dalam kondisi
anaerob selama kurang lebih 8-10 hari.
Penempatan dilakukan di daerah yang tidak terkena matahari secara
lansung, serta tutup tangki dibuka sekali sehari untuk mengeluarkan gas yang
terbentuk dari campuran bahan- bahan pupuk tersebut dengan cara mengaduknya,
kemudian penutup tangki ditutup kembali.

BAB VI PENUTUP

18
A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan Kerja praktek ini penulis mendapatkan banyak ilmu serta
pengetahuan dan secara lansung dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan.
Selain itu Kerja praktek adalah sarana bagi mahasiswa untuk mengetahui
profesionalisme di dunia kerja serta dapat mengenal lingkungan dan kondisi kerja
yang nantinya akan dihadapi mahasiswa setelah lulus kuliah.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diperoleh dari praktek kerja lapangan adalah peserta
magang selanjutnya agar dapat lebih memahami dan menguasai bagaimana cara
pembuatan kompos dari proses pemisahan sampah organik hingga pengemasan
dan tak lupa pula menguasai pembuatan pupuk organik cair.

19
DAFTAR PUSTAKA

Djuarni, Nan. Ir., M.Sc., Kristian, Setiawan Budi. 2006. Cara Cepat
Membuat Kompos. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal 36-38

Parnata, Ayub. S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agromedia Pustaka.


Hal 15-18

Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta,


Sebuah Prosiding. Bogor, 17 Februari 2005.

Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006). Pupuk Organik dan


Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2

Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan


Berkelanjutan. Jakarta:Kanisius.

20
LAMPIRAN

A. Absensi serta Aktivitas Magang

21
B. Dokumentasi
Gambar Keterangan

22
Pengumpulan sampah organik

Pencacahan sampah organik

Proses Fermentasi

Pemanenan

Pengayakan

Penyaringan menggunakan
mesin

23
Pengemasan

Pengmpulan sampah organik


untuk pembuatan POC

Pengambilan ekstraksi sampah


organik

Fermentasi

24

Anda mungkin juga menyukai