Laporan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
KP 01/S1-AGR/2018
Oleh :
NIM: 1610212035
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh :
NIM: 1610212035
Dosen Pembimbing
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
iv
Pembuatan Bioposka dan Pupuk Organik Cair
Disetujui Oleh :
Pembimbing
Dr. Ir. Irawati M. Rur Sc
NIP. 197012172000122001
vi
RINGKASAN
Kerja praktek atau magang ini dilaksanakan mulai pada tanggal 26 Desember
2018 sampai dengan tanggal 25 Januari 2019 di sub bidang Kompos Pemeliharaan
Koleksi Tumbuhan Ex Situ Kebun Raya, LIPI yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda
No. 13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan kerja praktek di sub bidang Kompos dilakukan secara sistematis
dimulai dari perkenalan terhadap sarana prasarana di unit kerja Kompos Setelah
itu, melakukan pembuatan kompos dari memilah sampah, fermentasi, penyaringan
hingga pengemasan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan
judul “PEMBUATAN BIOPOSKA DAN PUPUK ORGANIK CAIR”, yang mana
berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Ucapan terima kasih jua penulis ucapkan kepada :
1. Kepada orang tua beserta keluarga penulis, yang telah banyak mendukung
penulis selalu mendoakan agar berhasil di dunia dan akhirat, maupun
membantu dalam bentuk materi.
2. Ibu Dr.Ir. Irawati selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi
Agroteknologi Universitas Andalas yang telah banyak memberi saran dan
bimbingan pengarahan dalam Kerja Praktek, serta telah memberikan
arahan dan motivasi dalam pelaksanaan Kerja Praktek .
3. Bapak Dr. Ir. Munzir Busniah M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Andalas yang telah memberikan izin Kuliah Praktek.
4. Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI Dr. Didik
Widyatmoko, M.Sc yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Kuliah Praktek.
v
5. Bapak Mujahiddin serta seluruh staf di sub bidang Kompos Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI – Bogor yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan Kuliah Praktek.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.
Semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi
pendidikan dan masyarakat luas.
Padang, 31 Januari 2019
THESA RIZKIA
DAFTAR ISI
Halaman
vi
RINGKASAN ........................................................................................................ iv
B. Peralatan ........................................................................................................8
C. Pelaksanaan Kegiatan....................................................................................8
D. Pengawasan .................................................................................................10
E. Manajemen Kegiatan.................................................................................................10
A. Hasil ............................................................................................................13
vii
B. Pembahasan ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................21
F. Saran ............................................................................................................21
LAMPIRAN ...........................................................................................................17
B. Dokumentasi ...............................................................................................18
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur organisasi PKT Kebun Raya-LIPI.................................................7
2. Bioposka.....................................................................................................13
3. Pupuk Organik Cair....................................................................................13
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
1. Absensi Aktivitas Magang........................................................................17
2. Dokumentasi.............................................................................................18
xi
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1
Kerja Lapangan (magang) siswa dan mahasiswa. Tujuan dari layanan ini adalah
memberikan kesempatan bagi siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan kerja
lapangan dalam rangka program praktek kerja sesuai dengan bidang ilmunya.
B. Tujuan Kegiatan
2
C. Lingkup Kerja Praktek
A. Nama Kegiatan
Kerja praktek atau magang merupakan salah satu program dari Fakultas
Pertanian Universitas Andalas tahun 2018. Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan
mahasiswa yang dilakukan di masyarakat maupun perusahaan atau instansi untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mendapat pndidikan di kampus serta
melihat relevansinya di masyarakat. Kerja Praktek menyangkut kegiatan
observasi, perencanaan dan pelaksanaan, dan sistem pengelolaan lingkungan
dalam bidang pertanian, dengan bimbingan seorang dosen pembimbing. Lokasi
kerja praktek ini dipilih sesuai dengan kajian ilmu yang sedang tekuni.
Kerja praktek atau magang ini dilaksanakan mulai pada tanggal 26 Desember
3
2018 sampai dengan tanggal 10 Februari 2019 di Pusat Konservasi Tanaman
Kebun Raya, LIPI yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 13, Paledang, Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
C. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat kegiatan dari pelaksanaan Kerja praktek (KP) antara lain:
1. Bagi PKT KR-LIPI untuk membantu kegiatan yang dikerjakan oleh para
staf PKT KR – LIPI terkait pembuatan bioposka dan pupuk cair organik
serta mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja praktek
sebagai masyarakat.
2. Bagi peserta kerja praktek untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dan
mengetahui dan memperdalam cara membuat bioposka dan pupuk cair
organik.
4
mengembangkan ilmun pengetahuan, maka dikirimlah Cornelis Theodorus Elout,
dan G.A.G.P. Baron van der Capellen ke Indonesia dengan Prof. Caspar George
Carl Reinwardslaku penasihat berkebangsaan Jerman. Tahun 1816, Prof.
Reinward diangkat menjadi direktur pertanian, seni, dan pendidikan untuk pulau
jawa dan mengawali kiprahnya dengan melakukan riset dalam bidang ilmu
tumbuh-tumbuhan. Prof. Reinward tertarikmenyelidiki berbagai tanaman yang
digunakan untuk pengobatan dan mengumpulkan semua tanaman ini disebuah
kebun botani disekitar halaman istana bogor yang sebelumnya didiami oleh
Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles bersama isterinya Olivia Mariamne
Raffles selama masa peralihan dari pemerintah inggris ke kerajaan Belanda di
pulau jawa pada tahun 1811 sampai 1816. Bersama dengan raffles, halaman istana
disulap menjadi tanaman bergaya inggris klasik. Inilah awal mula kebun raya
bogor dalam bentuknya yang sekarang.
Tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jendral G.A.G.P Van der Capellen secara
resmi mendirikan sebuah kebun raya di kota Bogor, yang saat itu disebut
Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”), dengan
nama ‘s Lands Plantetiun te Buitenzorg, stelah Prof. Reinward kembali ke
belanda, beliau digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan
inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Dr. Carl juga menyusun
katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)
tanaman. Pelaksaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan
dana tetapi kemudian dirintis oleh Johannes Elias Teijsmann (1831), seorang ahli
kebun istana Gubernur Jendral Johannes Van den Bosch. Teijssmann melakukan
pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku
(familia). Ini merupakan sebuah kerja keras dimana sebagian koleksi kebun raya
bogor harus ditanam ulang dan memindahkan beberapa pohon yang terlalu besar,
serta memberi label merah unutk menandai tanggal penanamannya. Pada masa
kepemimpinan Teijsmann, prestasi kebun raya bogor yang paling diingat adalah
diabawanya ribuan spesies tumbuhan ke kebun raya bogor dari perjalanan-
perjalanannya ke berbagai negara. Atas jasanya, pihak kebun raya bogor
memberikan penghargaan berupa tugu peringatan di taman Teijsmann dengan
menanam empat spesies pohon Jati dan verbena dari marga Teijsmaniodendron
5
yang diambil dari namanya. Teijsmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph
Herman Christian Carel Scheffer, pada tahun 1867 ia menjadi direktur dan
digantikan oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Setahun kemudian pada tanggal 30 mei
1868 kebun raya bogor secara resmi terpisah kepengurusannya dengan halaman
istana bogor.
Awalnya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi
tanaman perkebunan yang akan diperkenalakan di hindia belanda. Namun pada
perkembangannya kebun raya bogor bisa dikatakan mengwali perkembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuan terutama di bidang
botani di indonesia secara terorganisai pada zaman itu (1880-1905).
“Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan
penelitian tumbuhan tropica, pendidikan lingkungan dan pariwisata”.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan PKT Kebun Raya, LIPI-Bogor
menetapkan misinya sebagai berikut:
6
1. Memperkuat bobot ilmiah didalam pengelolaan koleksinya.
2. Mengembangkan model pengelolaan tumbuhan secara ex-situ dalam
bentuk kebun raya.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan teknis atas pembangunan kebun
raya di indonesia.
4. Meningkatakan mutu penelitian di bidang konservasi, domestikasi,
ekonomi botani, dan reintroduksi tumbuhan Indonesia.
5. Melakukan diseminasi dan komesialisasi produk hasil penelitian.
6. Memperkuat manajemen kelembagaan menuju reformasi birokrasi,
wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani
(WBBM).
7. Meningkatkan mutu pelayanan publik, termasuk mutu pendidikan
lingkungan dan penyediaan informasi ilmiah .
8. Memperkuat jaringan kerjasama dengan para pemangku kepentingan, baik
dari dalam maupun luar negeri.
9. Meningkatakan dan meperkuat capacity building sumber daya manusia.
10. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana yang dibutuhkan,
khusunya sarana prasana yang menunjang pelayanan publik dan penelitian.
7
Penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan penelitian bidang
konservasi ex-situ tumbuhan tropika. Pemantauan pemanfaatan hasil
penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknlogi bidang konservasi ex-situ
tumbuhan tropika.
Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang konservasi ex-situ
tumbuhan tropika.
Pusat konservasi tanaman kebun raya, LIPI-Bogordipimpin oleh seorang
kepala yang membawahi dua bidang (bidang konservasi tumbuhan ex-situ
dan bidang pengembangan kawasan konservasi ex-situ) dan satu bagian
tata usaha, tiga bkt kebun raya (cibodas, purwodadi dan eka karya bali)
dan satu kelompok jabatan fungsional (Gambar 1). Unit kerja pembibitan
II berada dibawah sub Bidang registrasi dan pembibitan yang ada di dalam
bidang konservasi tumbuhan ex-situ.
Dalam unit kerja subbidang Reintroduksi Tanaman Langka memiliki peran dan
kinerjanya masing-masing:
8
1. Dodo, S.P III/c 9 Kepala Subbidang
Reintroduksi
Tanaman Langka
9
Tabel 1. Daftar Tabel Pegawai/Staff Subbidang Reintroduksi Tanaman Langka
2. Peralatan
3.Pelaksanaan Kegiatan
3. Fermentasi
10
Proses fermentasi diawali dengan penumpukan sampah organik
yang telah dicacah, sampah organik tersebuk ditumpuk dengan ukuran 1,5 x 2 m
dan ketebalan 2 m. Setiap 100 kg sampah organik disiram dan diberikan PDH
yang diperkaya oleh mikroba. Selanjutnya, tumpukan tesebut ditutupi dengan
terpal, pada tahap ini suhu harus dipantau. Suhu tumpukan perlahan-lahan akan
meningkat mencapai 65 0C. Suhu setinggi ini selama 1-2 hari diperlukan untuk
mematikan gulma dan mikroba patogen, serta membantu memperlunak bahan
yang dikomposkan. Suhu tinggi ini tidak boleh dipertahankan lama (lebih dari 2
hari), karena akan mematikan jasad renik yang diperlukan untuk proses
pengomposan. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari, dan dipertahankan antara
40 – 50 0C. Bila suhu mencapai lebih dari 50 0C, maka karung penutup harus
dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian ditutup kembali
menggunakan terpal. Perlakuan ini berlangsung selama 2 minggu, sampai suhu
mendekati suhu kamar dan stabil.
4. Pematangan Kompos
5. Pemanenan
11
kompos yang diinginkan. Untuk mendapatkan ukuran butiran kompos yang
diinginkan, maka kompos tersebut harus disaring atau diayak menggunakan
saringan kawat secara manual.
7. Pengemasan
Kompos yang sudah diayak dan disaring kemudian dikemas ke dalam
kantung atau kemasan dengan berat bersih 12,5 Kg dan 20 Kg.
Kegiatan dilakukan setiap Senin sampai Jumat dimulai dengan pengerahan
dan praktek Pencacahan sampah organik, dilanjutkan dengan melakukan
fermentasi, dilanjutkan pada siang hari untuk pengemasan kompos yang sudah
matang.
4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan cara mengawasi langsung pada beberapa
waktu dan pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan kerja setiap 3
bulan sekali atau laporan tri wulan yang berkaitan pencapaian kerja selama 3
bulan serta dengan pengisian logbook atau formulir kegiatan pegawai dan
pengawas yang rutin diisi setiap harinya. Untuk program mahasiswa magang,
pengawasan diamanahkan melalui pembimbing yang telah dipilih dan teknisi
yang ada di lapangan sesuai job desk tugas yang diberikan.
5. Manajemen Kegiatan
Manajemen perencanaan pada subbidang bagian Kompos menggunakan
pedoman, pembinaan dan pemberia bimbingan teknis penelitian bidang konservasi
tumbuhan ex – situ dibawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI. PKT
KR-LIPI
12
BAB IV TUGAS KHUSUS
13
limbah sayur, daun, ranting kecil, dan sampah organik lainnya menjadi ukuran
yang kecil-kecil. Setelah proses pencacahan selanjutnya dilakukan fermentasi
dengan penumpukan sampah organik yang telah dicacah, sampah organik
tersebuk ditumpuk dengan ukuran 1,5 x 2 m dan ketebalan 2 m. Setiap 100 kg
sampah organik disiram dan diberikan PDH yang diperkaya oleh mikroba.
Selanjutnya, tumpukan tesebut ditutupi dengan terpal, pada tahap ini suhu harus
dipantau. Untuk meyakinkan bahwa kompos telah matang dan dapat menjamin bahwa
kompos benar-benar aman ketika dipakai oleh pengguna kompos, maka perlu dilakukan
langkah pematangan kompos. Pematangan ini ditandai dengan suhu rata-rata tumpukan
semakin menurun dan stabil mendekati suhu kamar ( 27 – 30 0C), bahan telah lapuk dan
menyerupai tanah dengan warna coklat kehitaman. Tahap pematangan memerlukan
waktu 5 – 7 hari dan suhu tumpukan tetap diukur.setelah kompos matang, selanjutnya
dilakukan kegiatan penyaringan yang berfungsi untuk mendapatkan butiran-
butiran kompos yang diinginkan.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan
mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu pupuk organik cair adalah
MOL (Mikro Organisme Lokal).
Proses pembuatan Pupuk Organik Cair dimulai dengan perendaman
sampah organik selama beberapa jam di dalam sebuah tangki besar. Selanjutnya,
dilakukan penyaringa terhadap sampah organik yang sudah direndam. Air hasil
rendaman tersebut kemudian dicampurkan dengan larutan gula, air kelapa, dan
agar. Tambahkan bioaktifator seperti EM4 yang berfungsi sebagai pemicu awal
terjadinya reaksi fermentasi. Tutup rapat tangki lalu diamkan selama 8-10 hari dan
tempatkan di daerah yang tidak terkena matahari secara lansung. Pastikan
membuka tutup tangki sekali sehari untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dari
campuran bahan- bahan pupuk tersebut dengan cara mengaduknya, kemudian
tutup rapat kembali penutup tangki.
Untuk mengecek tingkat kematangan, cium bau adonan. Apabila wanginya
seperti wangi tape berarti adonan sudah matang dan siap digunakan. Sebaliknya,
14
jika yang tercium adalah bau busuk seperti limbah/comberan berarti proses
pembuatan pupuk cair organik gagal, dan cairan tersebut harus dibuang.
15
BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengomposan merupakan proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.
Gambar 2. Bioposka
B. Pembahasan
Pengomposan dilakukan pada tanggal 11 Januari 2019 di sub bidang Kompos
Konservasi Tumbuhan Ex situ Kebun Raya LIPI. Hal pertama yang dilakukan
yaitu sampah organik dikumpulkan kemudian dicacah menggunakan mesih
pencacah. Sampah organik yang telah dicacah selanjutnya difermentasi, sampah
organik sebanyak 1 ton ditumpuk pada satu bidang lahan yang telah dialasi terpal
berukuran 1,5 x 2 m. Setiap 100 kg sampah diberikan PDH yang diperkaya oleh
mikroba. Selanjutnya tumpukan tersebut ditutup kembali dengan terpal, suhu
16
tumpukan perlahan-lahan akan meningkat mencapai 65 0C. Suhu setinggi ini
selama 1-2 hari diperlukan untuk mematikan gulma dan mikroba patogen, serta
membantu memperlunak bahan yang dikomposkan. Suhu tinggi ini tidak boleh
dipertahankan lama (lebih dari 2 hari), karena akan mematikan jasad renik yang
diperlukan untuk proses pengomposan. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari,
dan dipertahankan antara 40 – 50 0C. Bila suhu mencapai lebih dari 50 0C, maka
terpal penutup harus dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian
ditutup kembali menggunakan terpal. Perlakuan ini berlangsung selama 2
minggu, sampai suhu mendekati suhu kamar dan stabil. Kompos yang sudah
matang siap untuk dipanen dan selanjutnya dilakukan pengayakan dan
penyaringan sebelum dikemas ke dalam karung atau kemasan dengan berat bersih
12,5 Kg dan 20 Kg.
Keunggulan bioposka dari kompos organik lainnya adalah Bioposka murni
terbuat dari sampah daun dan rumput kebun raya bogor, diperkaya
mikroorganisme azotobacter yang mampu mengikat nitrogen dari udara untuk
memacu pertumbuhan tanaman, serta kaya akan hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman. Komposisi hara pada Bioposka yaitu N- total 0,66-0,84%,
Mn 330-651 ppm, p205 0,15-0,18%, Cu 6,16 ppm, Zn 56-65 ppm, dengan Ph 6,7-
7,3 dan kadar air 18,07 – 20,53%.
Pembuatan pupuk organik cair bertujuan untuk mengurangi penggunaan
pupuk kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi
rawan hama. Menurut Djuarni (2006), berbagai akibat yang ditimbulkan dari
penggunaan pupuk kimia tersebut antara lain: 1) Tanaman menjadi sangat rawan
terhadap hama, meskipun produktivitasnya tinggi namun tidak memiliki
ketahanan terhadap hama, 2) Pembodohan terhadap petani yang diindikasikan
dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan pertanian dan
ketergantungan petani terhadap paket teknologi pertanian produk industri.
Pada pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dimulai dengan mempersiapkan
bahan hingga tahapan formulasi. Pertama bahan – bahan yang telah disiapkan
seperti ekstrak kompos, gula merah 3 Kg, air perasan kecambah tauge, air kelapa
muda, agar- agar sebanyak 4 bungkus dan tepung ikan 3-6 gram, serta starter POC
17
sebanyak 1 liter yang dicampur menjadi satu dan didiamkan dalam kondisi
anaerob selama kurang lebih 8-10 hari.
Penempatan dilakukan di daerah yang tidak terkena matahari secara
lansung, serta tutup tangki dibuka sekali sehari untuk mengeluarkan gas yang
terbentuk dari campuran bahan- bahan pupuk tersebut dengan cara mengaduknya,
kemudian penutup tangki ditutup kembali.
BAB VI PENUTUP
18
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Kerja praktek ini penulis mendapatkan banyak ilmu serta
pengetahuan dan secara lansung dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan.
Selain itu Kerja praktek adalah sarana bagi mahasiswa untuk mengetahui
profesionalisme di dunia kerja serta dapat mengenal lingkungan dan kondisi kerja
yang nantinya akan dihadapi mahasiswa setelah lulus kuliah.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diperoleh dari praktek kerja lapangan adalah peserta
magang selanjutnya agar dapat lebih memahami dan menguasai bagaimana cara
pembuatan kompos dari proses pemisahan sampah organik hingga pengemasan
dan tak lupa pula menguasai pembuatan pupuk organik cair.
19
DAFTAR PUSTAKA
Djuarni, Nan. Ir., M.Sc., Kristian, Setiawan Budi. 2006. Cara Cepat
Membuat Kompos. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal 36-38
20
LAMPIRAN
21
B. Dokumentasi
Gambar Keterangan
22
Pengumpulan sampah organik
Proses Fermentasi
Pemanenan
Pengayakan
Penyaringan menggunakan
mesin
23
Pengemasan
Fermentasi
24